Referat Perubahan Otak Pada Lansia

9
PENDAHULUAN Usia yang telah lanjut atau lebih popular dengan istilah lansia, adalah masa transisi kehidupan terakhir yang dijalani manusia. Seseorang yang usianya menuju pada fase lansia biasanya akan merasakan perubahan-perubahan bertahap pada dirinya. Meskipun perubahan yang terjadi pada setiap individu tersebut tidak selalu sama namun secara pelan dan bertahap seorang lansia akan mengalami kemunduran dan penurunan baik kondisi fisik maupun mentalnya. 1 Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-2005 Usia Harapan Hidup (UHH) adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%). 2 Pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1 tahun. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan sebesar

description

Jordy Bebek

Transcript of Referat Perubahan Otak Pada Lansia

Page 1: Referat Perubahan Otak Pada Lansia

PENDAHULUAN

Usia yang telah lanjut atau lebih popular dengan istilah lansia, adalah masa

transisi kehidupan terakhir yang dijalani manusia. Seseorang yang usianya menuju pada

fase lansia biasanya akan merasakan perubahan-perubahan bertahap pada dirinya.

Meskipun perubahan yang terjadi pada setiap individu tersebut tidak selalu sama namun

secara pelan dan bertahap seorang lansia akan mengalami kemunduran dan penurunan

baik kondisi fisik maupun mentalnya.1

Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-2005

Usia Harapan Hidup (UHH) adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun

2000 adalah 7,74%), angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang

diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045

adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi

peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan

persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun

pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011

menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%).2 Pada tahun

2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan

UHH sekitar 71,1 tahun. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Lansia yang tinggal di

perkotaan sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di perdesaan sebesar

15.612.232 (9,97%).3

Dalam beberapa dekade terakhir, para peneliti telah mengungkapkan apa yang

terjadi selama proses penuaan yang sehat. Struktur otak terus berubah sejak lahir

sepanjang masa, yang dimaksud di sini adalah penuaan normal, tidak mengidap

demensia, dan teori terkait dengan perubahan struktural otak.4,5

Page 2: Referat Perubahan Otak Pada Lansia

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut WHO (1999) lansia digolongkan berdasarkan usia kronologis/biologis

yaitu: usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun; lanjut usia

(elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun; lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun dan usia

sangat tua (very old) di atas 90 tahun.3

UU no 4 tahun 1965 memberikan pengertian bahwa lansia (lanjut usia) adalah

seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk

keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).

Sedangkan pada UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, yang menyatakan

bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos,

1999).3 Menurut Depkes umur lansia digolongkan menjadi:

a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun);

b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas); dan

c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

Penuaan pada lansia yang sehat akan menghasilkan tanda-tanda neurologis6,

sebagai berikut:

1. Neuroophthalmic sign: pupil yang semakin mengecil, berkurangnya reaksi

terhadap cahaya dan akomodasi

2. Pesbiakusis, terutama pada nada tinggi, serta sulit untuk mendengarkan kata-

kata

3. Berkurangnya indera penciuman dan pengecapan

4. Motorik: berkurangnya kecepatan dan aktivitas motorik

Semakin bertambah umur seseorang, perubahan terjadi di seluruh bagian tubuh

termasuk otak4, yaitu:

1. Beberapa bagian dari otak mengecil, terutama bagian korteks prefrontal( bagian

di depan dari lobus frontal) dan hippocampus. Keduanya penting untuk belajar,

memori, perencanaan dan aktivitas mental kompleks lainnya

2. Perubahan pada neuron dan neurontransmiter yang mempengaruhi komunikasi

diantara neuron. Di beberapa bagian otak, komunikasi diantara neuron dapat

Page 3: Referat Perubahan Otak Pada Lansia

berkurang karena substansia alba (akson dengan selubung mielin) berkurang

atau hilang

3. Perubahan terjadi pada pembuluh darah otak. Aliran darah dapat berkurang

karena arteri menyempit dan pertumbuhan kapiler baru yang berkurang

4. Pada beberapa orang, terbentuk struktur plak dan tangles di luar dan di dalam

neuron, meskupun lebih sedikit daripada pada penyakit alzheimer

5. Kerusakan akibat radikal bebas meningkat

6. Inflamasi meningkat

Tabel 1. Penurunan anatomi dan fisiologi tubuh pada usia 80 tahun6

Nukleus kaudatus, cerebellum, hippocampus dan korteks asosiasi menyusut

dengan signifikan. Perubahan minimal terjadi di korteks entorhinal dan tidak ada

perubahan pada korteks visual primer. Semua daerah kecuali lobulus parietalis inferior

Page 4: Referat Perubahan Otak Pada Lansia

menunjukkan perubahan yang berbeda pada setiap individu. Penyusutan cerebellum

menurun pada usia muda sampai pertengahan dewasa, kemudian meningkat dari

pertengahan dewasa ke usia tua. Penyusutan hippocampus, korteks entorhinal, korteks

temporal inferior dan substansia alba prefrontal meningkat dengan usia7.

Neurotransmitter yang sangat berkaitan dengan penuaan adalah dopamin dan

serotonin. Kadar dopamin menurun sekitar 10% per dekade dari awal masa dewasa dan

telah dikaitkan dengan penurunan kognitif dan motorik. Kemungkinan jalur

dopaminergik antara korteks frontal dan striatum berkurang dengan bertambahnya usia,

atau bahwa tingkat dopamin itu sendiri menurun, sinapsis / reseptor dikurangi atau

pengikatan pada reseptor berkurang. Serotonin dan faktor neurotropik otak juga

menurun dengan bertambahnya usia dan dapat terlibat dalam regulasi plastisitas sinaptik

dan neurogenesis pada orang dewasa. Monoamine oxidase, meningkat dengan usia dan

dapat melepaskan radikal bebas dari reaksi yang melebihi cadangan antioksidan8

Perubahan otak yang berkaitan dengan fungsi mental pada usia lanjut adalah

penurunan pada kemampuan untuk mempelajari hal baru dan memperoleh informasi.

Dapat memburuk untuk aktivitas yang lebih kompleks. Namun juga diberi waktu lebih

lama, maka akan sama dengan orang yang muda.4

Terdapat bagian tambahan dari otak yang dapat diaktifkan ketika melakukan

fungsi kognitif, seperti mengingat. Belum dapat diketahui lebih lanjut, namun

berkembangnya satu teori dimana otak melakukan mekanisme untuk mengkompensasi

kesulitan yang terjadi pada suatu bagian otak.4

Cadangan kognitif (cognitive reserve) adalah kemampuan otak untuk beroperasi

secara efektif walaupun ketika beberapa fungsi terganggu. Ini juga merujuk pada

kerusakan yang dapat ditahan oleh otak sebelum terjadi perubahan pada kemampuan

kognitif. Cadangan ini bervariasi karena perbedaan genetik, pendidikan, pekerjaan, gaya

hidup, dan pengalaman hidup. Perbedaan ini dapat meningkatkan toleransi dan

kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan kerusakan yang terjadi selama

penuaan.4

Ilmuwan telah menemukan beberapa kegiatan yang dapat membantu menjaga

penuaan otak yang sehat yaitu:

1. Kontrol faktor resiko terhadap penyakit kronik, seperti penyakit jantung dan

diabeter

Page 5: Referat Perubahan Otak Pada Lansia

2. Akitivas fisik dan regular exercise

3. Memakan makanan yang sehat (sayur dan buah)

4. Terlibat dalam aktivitas yang menstimulasi intelektual dan memelihara

hubungan dekat degan keluarga, teman, dan komunitas.

Page 6: Referat Perubahan Otak Pada Lansia

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Menuju lansia paripurna. (Accessed 2015 October 18). Available

from: http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=123

2. Kementerian Kesehatan RI. Gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia.

Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan 2013 Juli, Semester 1: 1

3. Anonymous. Lansia. (Accessed 2015 October 18). Available from:

https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=522

4. Anonymous. Alzheimer’s disease: unraveling the mystery. (Last Update: 2015

January Accessed 2015 October 18). Available from: https://www.nia.nih.gov/

alzheimers/publication/part-1-basics-healthy-brain/changing-brain-healthy-aging

5. Fjell AM, et al. Structural brain changes in aging: courses, causes and cognitive

consequences. Rev Neurosci. 2010; 21 (3): 187-221

6. Adam R.D., Victor M, Ropper AH, Samuels MA. The neurology of aging. In:

Adam R.D., Victor M, Ropper AH, Samuels MA. Principles of neurology 9th

ed. New york: McGraw-Hill. 2008

7. Raz N, et al. Regional brain changes in aging healthy adults: general trends,

individual differences and modifiers. Cereb. Cortex (November 2005) 15 (11):

1676-1689. doi: 10.1093/cercor/bhi044

8. Peters R. Ageing and the brain. Postgraduate Medical Journal. 2006;82(964):84-

88. doi:10.1136/pgmj.2005.036665.