REFERAT Perawatan Respirasi

download REFERAT Perawatan Respirasi

of 20

Transcript of REFERAT Perawatan Respirasi

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    1/20

    1

    REFERAT

    Perawatan Respirasi

    Disusun oleh:

    Alfonso Anggriawan / 2010-061-067

    Oka Wilsen Joung / 2010-061-096

    Johan Indra / 2010-061-098

    Pembimbing:

    dr. Indra K. Ibrahim, Sp.An

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI

    RSUD R. SYAMSUDIN, SH

    2012

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    2/20

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas kesempatan

    menyusun referat ini, serta bimbingan dan berkatNya yang tiada habisnya bagi penulis,

    sehingga dapat menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya. Penulis juga ingin

    mengucapkan terimakasih kepada dr. Indra K. Ibrahim, Sp.An atas bimbingan dan arahan

    beliau sehingga penulis dapat menyusun referat ini dengan baik.

    Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,

    apabila terdapat kesalahan kata atau ketidaksempurnaan dalam referat ini, penulis memohon

    maaf yang sebesar-besarnya, dan penulis akan sangat berterimakasih apabila dokter-dokter

    konsulen, perawat dan rekan-rekan mahasiswa kepaniteraan memberi kritik dan saran yang

    membangun sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang disadari

    maupun yang tidak disadari.

    Akhir kata, penulis berharap referat ini dapat membantu pembaca dalam memahami

    lebih mendalam mengenai perawatan respirasi, sehingga dapat berguna dalam praktek klinis.

    Jakarta, 2 Oktober 2012

    Penulis

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    3/20

    3

    DAFTAR ISI

    Judul

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    Perawatan Respirasi ................................................................................................................ 4

    Terapi Gas Medis .................................................................................................................... 4

    Peralatan Terapi Oksigen ........................................................................................................ 7

    Peralatan Variable Performance ............................................................................................. 8

    Peralatan Fixed Performance ............................................................................ 12

    Bahaya dari Terapi Oksigen ............................................................................. 16Ventilasi Mekanik ............................................................................................. 18

    Daftar Pustaka

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    4/20

    4

    Perawatan Respirasi

    Perawatan respirasi (disebut juga terapi respirasi) merujuk pada pemberian terapi dan

    pemeriksaan diagnostik pulmonal yang merupakan bagian integral dari perawatan kritis dan

    diagnostik kardiopulmonal.

    Ruang lingkup perawatan respirasi mencakup:

    1. Terapi gas medis2. Pemberian obat-obatan aerosol3. Penanganan jalan napas4. Ventilasi mekanik5. Terapi tekanan udara jalan napas positif6. Pemantauan penanganan kritis7. Rehabilitasi kardiopulmonal8. Terapi fisik thoraks, meliputi:

    a. Pemberian terapi aerosolb. Pembersihan sekresi pulmonalc. Reekspansi atelektasis parud. Mempertahankan fungsi normal paru pasca operasi atau selama sakit

    Pemeriksaan diagnostik pulmonal meliputi:

    1. Tes fungsi paru2. Analisis gas darah arteri3. Elektrokardiografi4. Evaluasi gangguan pernapasan yang berhubungan dengan tidur

    Terapi Gas Medis

    Jenis gas medis terapeutik:

    1. Oksigen

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    5/20

    5

    Oksigen diindikasikan baik untuk gangguan pulmonal maupun nonpulmonal. Oksigen

    tersedia dalam bentuk tabung bertekanan tinggi, sistem pipa, konsentrator oksigen, serta

    dalam bentuk cair.

    2. Campuran Oksigen-Helium (Heliox)Heliox biasanya digunakan untuk mengatasi peningkatan kerja napas karena obstruksi

    saluran napas atas.

    3. Nitric OxideNO digunakan untuk mendilatasi vaskuler pulmonal.

    Tujuan primer terapi oksigen adalah untuk mencegah atau melakukan koreksi

    hipoksemia dan/atau hipoksia jaringan. Terapi oksigen sendiri belum tentu dapat

    mengkoreksi hipoksemia atau hipoksia. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) atau

    Positive End-Expiratory Pressure(PEEP) dibutuhkan untuk mengembangkan alveolus yang

    kolaps. Pasien dengan hiperkapnia biasanya membutuhkan bantuan ventilasi. Oksigen

    konsentrasi tinggi dapat diindikasikan untuk kondisi yang membutuhkan pembuangan gas

    yang terjebak (seperti nitrogen ) dari rongga tubuh atau vaskuler. Aplikasi jangka pendek

    dari oksigen konsentrasi tinggi umumnya relatif bebas dari komplikasi.

    Oksigen suplemental diindikasikan untuk dewasa, anak, dan bayi berusia >1 bulan

    ketika PaO2 < 60 mmHg (7,98 kPa) atau SaO2 atau SpO2

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    6/20

    6

    Klasifikasi Hipoksia

    Hipoksia Kategori Patofisiologi Contoh klinis

    Hipoksia Hipoksik Tekanan or FIO2(< 0.21) Ketinggian

    Kesalahan perlengkapan

    oksigen

    Hipoventilasi alveolar Overdosis obat

    Eksaserbasi PPOK

    Defek difusi pulmonal Emfisema

    Fibrosis paru

    Ketidakseimbangan

    ventilasi/perfusi pulmonal

    Asma

    Emboli paru

    Right to Left Shunt Atelektasis,

    Penyakit jantung kongenital

    sianotik

    Hipoksia Sirkulatorik Cardiac Output Gagal jantung kongestif

    Infark miokard

    Dehidrasi

    Hipoksia Hemik kadar hemoglobin Anemia

    fungsi hemoglobin Karboksihemoglobinemia

    Methemoglobinemia

    Hipoksia karena

    Peningkatan Kebutuhan

    Oksigen

    konsumsi oksigen Demam

    Kejang

    Hipoksia Histotoksik Ketidakmampuan sel

    menggunakan oksigen

    Keracunan sianida

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    7/20

    7

    Peralatan Terapi Oksigen

    Klasifikasi

    Oksigen murni atau campuran gas oksigen dengan udara, helium, atau nitric oxide

    dapat diberikan sebagai suplemen parsial terhadap volume tidal atau volume respirasi per

    menit atau sebagai total volume inspirasi. Cara pemberian tersebut dapat menjadi dasar

    untuk membuat klasifikasi alat atau sistem menurut kemampuan untuk memberikan tingkat

    aliran yang adekuat dan rentang fraksi oksigen yang diinspirasi (FIO2). Pertimbangan lain

    dalam memilih terapi meliputi kemampuan dan keinginan pasien, adanya serta tipe jalan

    napas artifisial, serta kebutuhan untuk humidifikasi atau sistem pemberian aerosol.

    1. PeralatanLow-Flow atauVariable-PerformanceOksigen (biasanya 100%) diberikan pada tingkat aliran yang tetap sebagai bagian gas

    yang diinspirasi. Peralatan ini biasanya digunakan pada pasien dengan pola respirasi yang

    stabil. Dengan berubahnya kebutuhan ventilasi, jumlah udara ruangan yang berdilusi

    dengan aliran oksigen juga akan bervariasi.

    SistemLow-Flow adekuat untuk pasien dengan :

    Volume respirasi per menit

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    8/20

    8

    Peralatan dan Sistem Penyuplai Oksigen

    Peralatan / Sistem Tingkat Aliran Oksigen (L/menit) Rentang FIO2

    Kanul Nasal 1 0.210.24

    2 0.230.28

    3 0.270.34

    4 0.310.38

    56 0.320.44

    Sungkup Simpel 56 0.300.45

    78 0.400.60

    Sungkup dengan Reservoir 5 0.350.50

    Partial Rebreathing Mask-Bag 7 0.350.75

    15 0.651.00

    Nonrebreathing Mask-Bag 715 0.401.00

    Venturi Masks & Jet Nebulizers 46 (total flow = 15) 0.24

    46 (total flow = 45) 0.28

    810 (total flow = 45) 0.35

    810 (total flow = 33) 0.40

    812 (total flow = 33) 0.50

    Peralatan Variable-Performance

    1. Kanul NasalKanul nasal tersedia dalam bentuk tabung yang terbuat dari plastik lembut dengan

    penyangga elastis melalui telinga atau aliran ganda dengan penyangga yang ditempatkan

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    9/20

    9

    di bawah dagu.Beberapa ukuran tersedia untuk dewasa, anak, dan bayi. Kanul

    dihubungkan dengan flowmeter melalui tabung berdiameter kecil dan dapat digunakan

    bersama bubble humudifier. Kanul nasal dapat dikenakan secara cepat dan nyaman pada

    sebagian besar pasien. Tingkat ketegangan penempelan harus pas dan cukup nyaman

    untuk menhindari terjadinya luka tekanan pada telinga, pipi, dan hidung. Sebagian besar

    pasien dengan terapi oksigen jangka panjang umumnya menggunakan kanul nasal.

    Pemakaian kanul nasal umumnya dapat ditoleransi dengan baik, memungkinkan pasien

    untuk bicara, makan dan minum, serta nonklaustrofobik. Kanul nasal yang dapat

    menampung oksigen dilengkapi dengan reservoir biasanya digunakan pada pasien

    dengan terapi oksigen jangka panjang. Sejak oksigen mengalir secara kontinu, sekitar

    80% gas dibuang selama ekspirasi. Konsep ini menghasilkan pengunaan reservoir

    berkatup yang memungkinkan penyimpanan oksigen hingga terjadinya inspirasi.

    FIO2aktual yang diberikan kepada dewasa dengan kanul nasal ditentukan oleh aliran

    oksigen, volume nasofaring, serta aliran inspirasi pasien (yang bergantung pada volume

    tidal dan periode inspirasi). Oksigen dari kanul dapat mengisi nasofaring selama

    ekshalasi serta, dengan inspirasi, oksigen dan udara yang terjebak dihirup ke trakea.

    Persentase oksigen yang diinspirasi meningkat sekitar 1-2% (>21%) per liter aliran

    oksigen dengan pernapasan sunyi pada dewasa. Kanul nasal dapat memberikan

    konsentrasi oksigen inspirasi hingga 30-35% dengan respirasi normal dan aliran oksigen

    3-4 L/menit. Namun, level 40-50% dapat dicapai dengan aliran oksigen >10 L/menit

    untuk periode yang singkat. Biasanya aliran > 5 L/menit kurang disukai pasien karena

    ketidaknyamanan akan semburan gas ke dalam rongga nasal dan karena membuat

    mukosa nasal kering.

    Data dari para subyek dengan pernapasan normal mungkin tidak akurat untuk

    pasien takipnea akut. Peningkatan volume tidal dan periode inspirasi yang singkat akan

    mendilusi aliran oksigen yang kecil. Tingkat yang berbeda dari pola respirasi hidung dan

    mulut dan tingkat aliran yang bervariasi dapat menyebabkan variasi FIO2hingga 40%.

    Pada praktek klinis, tingkata aliran harus dititrasi menurut tanda-tanda vital dan saturasi

    oksigen serta pengukuran gas darah arteri. Beberapa pasien dengan PPOK cenderung

    mengalami hipoventilasi dengan pemberian aliran oksigen yang tinggi. Mereka mungkin

    cocok dengan aliran kanul < 1-2 L/menit.

    Ukuran kanul nasal untuk anak juga tersedia, dan penggunaan klinisnya semakin

    umum. Beberapa kanul khusus memungkinkan bayi untuk menyusui dan lebih jarang

    menyebabkan trauma pada wajah dan hidung daripada sungkup oksigen, Akibat

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    10/20

    10

    penurunan ventilasi per menit pada bayi, kebutuhan tingkat aliran pada kanul juga harus

    dikurangi secara proporsional. Hal ini membutuhkan akurasi flowmeter dalam

    menyalurkan oksigen < 1-3 L/menit.

    Sampling oksigen hipofaringeal dari bayi yang bernapas dengan kanul nasal

    menunjukkan rata-rata FIO2masing-masing untuk setiap tingkat aliran oksigen :

    Tingkat Aliran Oksigen (L/menit) FIO2

    0,25 0,35

    0,5 0,45

    0,75 0,6

    1 0,68

    2. Sungkup HidungSungkup hidung merupakan perpaduan antara kanul nasal dengan sungkup wajah.

    Sungkup hidung ini dapat dikenakan pada wajah dengan penyangga telinga atau tali

    kepala. Tepi bawah sungkup terletak di bibir atas, mengelilingi hidung. Sungkup hidung

    menyalurkan oksigen suplemental setara dengan kanul nasal pada tingkat aliran rendah

    pada dewasa. Keuntungan utama sungkup hidung yaitu memberikan kenyamanan yang

    lebih bagi pasien. Luka tekanan dapat terjadi di sekeliling lubang hidung pada pemakaian

    kanul nasal jangka panjang. Oksigen tidak disemburkan ke dalam rongga hidung seperti

    kanul nasal. Sungkup hidung dapat dipertimbangkan untuk dikenakan jika hal tersebut

    meningkatkan kenyamanan pasien.

    3. Sungkup Oksigen NonreservoirSungkup oksigen simpel atau nonreservoir terbuat dari plastik ringan sekali pakai

    yang menutupi hidung dan mulut. Sungkup dapat diketatkan pada wajah pasien dengan

    mengatur tali elastisnya. Beberapa pabrik pembuatnya juga membuat penyangga hidung

    logam yang dapat dibentuk mengikuti bentuk hidung. Segel wajah jarang bebas dari

    kebocoran, oleh karena itu, pasien menghirup campuran oksigen murni dengan udara

    ruangan yang masuk ke dalam sungkup.

    Bagian sungkup berfungsi sebagai reservoir baik untuk oksigen maupun

    karbondioksida yang diekspirasi. Tingkat aliran oksigen minimum sekitar 5 L/menit

    dialirkan ke dalam sungkup untuk mencegah pasien menghirup kembali udara yang

    diekspirasi serta kerja pernapasan yang berlebihan. Pemakaian jenis sungkup apapun

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    11/20

    11

    untuk jangka panjang tidak nyaman karena bicara menjadi diredam serta kesulitan ketika

    makan dan minum.

    Jumlah oksigen yang diperkaya pada udara inspirasi bergantung pada volume

    sungkup, pola respirasi, dan tingkat aliran oksigen yang dialirkan ke dalam sungkup. Sulit

    untuk memprediksi FIO2 yang diberikan pada aliran tertentu. Selama bernapas normal,

    perkiraan FIO2 sebesar 0,3-0,6 dengan aliran 5-10 L/menit. Level oksigen dapat lebih

    tinggi dengan tidal volume yang kecil atau frekuensi napas yang lebih lambat. Dengan

    tingkat aliran yang lebih tinggi serta kondisi yang ideal, FIO2dapat mendekati 0,7-0,8.

    Sungkup nonreservoir paling cocok untuk pasien yang membutuhkan level oksigen

    yang lebih tinggi daripada yang diberikan kanul nasal, serta yang membutuhkan terapi

    oksigen jangka pendek seperti dalam transportasi pasien atau terapi pada perawatan pasca

    anesetesi atau kegawatdaruratan. Alat ini tidak cocok bagi pasien dengan penyakit

    respirasi berat yang mengalami hipoksemia, takipnea, atau memiliki resiko terjadinya

    aspirasi.

    4. Sungkup ReservoirMenambahkan beberapa jenis reservoir merupakan adaptasi yang logis terhadap

    sungkup simpel. Terdapat dua jenis sungkup reservoir yang umum digunakan, partial

    rebreathing maskdan nonrebreathing mask. Keduanya terbuat dari plastik ringan sekali

    pakai dengan reservoir yang terletak di bawah dagu. Perbedaan keduanya terletak pada

    penggunaan katup pada sungkup dan di antara sungkup dan kantung reservoir. Reservoir

    sungkup umumnya dapat menampung gas sekitar 600 ml atau kurang. Istilah partial

    rebreather merujuk pada sebagian dari volume tidal yang diekspirasi pasien mengisi

    kembali kantung reservoir. Biasanya gas tersebut sebagian besar berasal dari ruang rugi

    yang seharusnya tidak menyebabkan pasien menghirup kembali karbondioksida yang

    telah diekspirasi.

    Nonrebreathing mask menggunakan sistem dasar yang sama dengan partial

    rebreather namun dilengkapi dengan katup antara kantung reservoir dan sungkup dan

    setidaknya satu katup pada lubang ekshalasi sungkup. Kebocoran umum terjadi dan udara

    ruangan akan masuk saat aliran inspirasi tinggi, bahkan ketika kantung terisi gas. Tidak

    adanya sistem kedap udara serta kapasitas reservoir yang relatif kecil dapat berakibat

    pada konstentrasi oksigen yang disalurkan. Faktor kunci untuk keberhasilan penggunaan

    sungkup ialah dengan mengatur tingkat aliran oksigen yang adekuat sehingga kantung

    reservoir setidaknya penuh sebagian selama inspirasi. Tingkat aliran oksigen minimal

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    12/20

    12

    sebesar 10-15 L/menit. Pemakaian partial rebreathing mask yang benar akan

    menyediakan FIO2 dari 0,35-0,6 dengan aliran oksigen hingga 10 L/menit. Dengan aliran

    masuk 15 L/menit atau lebih serta kondisi respirasi yang ideal, FIO2dapat mendekati 1.

    Kedua tipe sungkup reservoir diindikasikan untuk pasien yang diduga mengalami

    hipoksemia signifikan, dengan ventilasi per menit spontan yang relatif normal. Pasien

    tersebut meliputi korban trauma, infark miokard, atau terekspos dengan

    karbonmonoksida. Pasien yang mengalami sesak napas berat dengan bernapas megap-

    megap lebih cocok memakai sistemHigh-Flow atauFixed-Performance.

    Peralatan Fixed Performance (High Flow)

    1.Anestesia Bag atau Bag-Mask-Valve SystemDasarnya mengikuti sungkup nonrebreathing reservoir namun dengan komponen

    yang lebih. Self-inflating bag terdiri dari kantung berukuran bola football, biasanya

    dengan reservoir oksigen. Sedangkan anesthesia bagberukuran 1, 2, atau 3 Liter yang

    reservoirnya bersifat non-self-inflating. Sungkup dibuat nyaman dan tidak bocor untuk

    ventilasi manual. Aliran menuju ke reservoir harus tetap tinggi supaya kantung tidak

    kempis. Ketika menggunakan anesthesia bag, operator harus sering melakukan

    penyesuain terhadap aliran oksigen dan mengeluarkan tekanan melalui katup sebagai

    respon dari perubahan pola nafas ataupun kebutuhan.

    Sistem paling sering untuk self-inflatingresuscitation bagataupun yang disposable

    menggunakan aliran udara satu arah. Walaupun alat tersebut dapat mencapai FiO 2 lebih

    dari 90% secara konstan, katup tidak akan membuka untuk nafas spontan. Pembukaan

    katup memerlukan rekoil tekanan negatif setelah kompresi. Jika situasi ini tidak

    diketahui, klinisi mungkin salah mengira berpikir bahwa pasien menerima konsentrasi

    oksigen yang spesifik padahal sebenarnya tidak.

    Terdapat beberapa keterbatasan dari kemampuan setiap sistem untuk

    mempertahankan performa yang tetap. Apabila pemakaian sungkup sudah rapat dan

    pemberian gas adekuat maka pernafasan spontan dapat dipertahankan.

    Perhatian utama klinisi dalam penggunaan mask-bag systemadalah resiko terjadinya

    aspirasi. Perhatian lain ditujukan terhadap aliran masuk dan suplai oksigen yang adekuat

    dalam reservoir. Katup anesthesia bag disesuaikan untuk mencegah regangan yang

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    13/20

    13

    berlebih dari kantung. Self-inflating bagstidak terlihat berbeda ketika aliran oksigen tidak

    adekuat, dan masukan udara luar ke dalam kantung menurunkan FiO2yang diberikan.

    2.Venturi MaskTujuannya untuk membuat sistem terbuka dengan aliran yang tinggi (high flow) pada

    hidung dan mulut, dengan FiO2 yang tetap, dikenal dengan sungkup Venturi atau

    Ventimask atau HAFOE (High-air-flow with oxygen-entraiment). Oksigen disalurkan

    melalui tabung berukuran kecil, akhirnya konsentrasi oksigen tergantung perbandingan

    udara ruangan yang tertarik ke dalam lubang masuk. Beberapa pabrikan mengeluarkan

    pilihan entrainment sesuai kebutuhan FiO2.

    Sungkup dengan air-entrainmentmerupakan pilihan yang logis untuk pasien dengan

    hipoksemia yang tidak dapat dikontrol menggunakan alat FiO2yang rendah seperti nasal

    canul. Pasien dengan PPOK cenderung hipoventilasi dengan FiO2 sedang merupakan

    kandidat pemakaian Venturi Mask. FiO2dapat meningkat apabila lubang masuk tertutup

    tangan pasien, selimut, atau kondensasi air. Klinisi harus mengedukasi pasien dan

    pengawas nya untuk menjagasungkup tetap di wajah. Interupsi dari oksigen adalah

    masalah serius pada pasien yang tidak stabil dengan hipoksemia dan atau hiperkarbia.

    Analisis langsung FiO2 selama pernafasan dengan air-entrainment mask adalah

    mungkin, namun kesulitan untuk mempekirakan secara akurat. Korelasi gas darah dengan

    beberapa patokan kebutuhan aliran inspirasi, seperti frekuensi nafas, menjadi

    pertimbangan klinisi kapan mencurigai kebutuhan pasien tidak tercapai dengan aliran

    tersebut. Jika terjadi, aliran oksigen yang masuk membutuhkan peningkatan atau bahkan

    pemilihan alat lain.

    Tabel. Aliran masuk Air-Entrainment Mask dan aliran total dengan beberapa variasi FiO2

    FiO2Aliran Oksigen Masuk

    (Minimal)Aliran Total (L/menit)

    0.24 4 97

    0.28 6 68

    0.3 6 54

    0.35 8 45

    0.40 12 50

    0.50 12 33

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    14/20

    14

    0.70 12 19

    0.80 12 16

    1.0 12 12

    3.Air Entrainment NebulizerBervolume besar, output yang tinggi dari nebulizer telah digunakan dalam

    respiratory care selama bertahun-tahun untuk memberikan terapi uap dengan kontrol

    FiO2. Unit ini biasanya digunakan pada pasien setelah ekstubasi memanfaatkan sifat

    penghasil aerosol. Seperti entraiment mask, nebulizer menggunakan pneumatic jet

    dengan pengaturan FiO2 level tetap berkisar 24% sampai 100%. Banyak alat di pasaran

    yang memiliki lubang masuk dengan diameter maksimal hanya melewatkan 15 L/min

    ketika tekanan adalah 50 psi. Ini berarti ketika pengaturan 100% (tidak ada udara luar

    yang masuk) aliran keluar hanya 15 L/menit. Pasien yang bernafas pelan dan volume tidal

    yang kecil akan mendapat 100% oksigen. Masalah ini terkait aliran yg tinggi dan FiO 2

    yang besar dari nebulizer. Untuk beberapa aplikasi yaang menggunakan FiO2 30% -

    50%, udara luar masuk, mengurangi FiO2dan meningkatkan total aliran keluar menjadi

    40-50 L/min.

    Perbandingan udara bebas dengan oksigen dan aliran masuk oksigen berdampak

    terhadap aliran keluar total. Sistem nebuliser dapat diaplikasikan ke pasien dengan alat-

    alat lain, termasuk aerosol, tracheostomy, face tent, dan T-piece. Klinisi sebaiknya

    mengobservasi uap sebagai tanda adekuatnya aliran. Jikaa T-piece digunakan, dan uap

    tang terlihat menghilang selama inspirasi, aliran tersebut tidak adekuat.

    Perhatian lain terhadap adanya air dalam tabung pengumpul dan dapat

    mengobstruksi aliran gas atau meningkatkan tahanan terhadap aliran. Selanjutnya dapat

    meningkatkan FiO2diatas nilai yang sudah di atur. Komplikasi lain adalah bronkospasme

    pada beberapa pasien akibat sterile water aerosol dapat mengiritasi. Pada keadaan ini,

    diganti dengan sistem pelembab non aerosol.

    4.High-Flow Air-oxygen systemSistem ini berlawanan dengan air-entrainment nebulizer, dimana total aliran keluar

    tidak menurun dengan FiO2 diatas 40%. Digunakan kantung reservoir yang besar atau

    aliran yang konstan antara 50 sampai lebih dari 100 L/min. Aliran udara tinggi

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    15/20

    15

    membutuhkaan pelembab. Pelembaban menguntungkan bagi pasien dengan saluran nafas

    yang hipereaktif. Karena aliran tinggi, beberapaa sistem digunakan untuk memberikan

    CPAP untuk nafas spontan pasien.

    5.Oxygen hoodsWalaupun kebanyakan alat memiliki ukuran untuk pediatrik, seperti canul dan

    sungkup, banyak infant dan neonatus tidak mentoleransi penggunaan di wajah. Oksigen

    hood hanya meliputi kepala. Hood tersebut ideal untuk oksigen terapi jangka pendek

    untuk bayi baru lahir dan infant yang tidak aktif. Bagaimana pun juga, untuk infant yang

    aktif dan membutuhkan terapi jangka lama, nasal canul, sungkup wajah dapat

    memberikan mobilitas yang lebih.

    Nebulizer sebaiknya dihindari sebagai sumber udara, pneumatic jet nya

    menimbulkan bising (> 65dB) yang menyebabkan kehilangan pendengaran, dan udara

    dinginnya menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen. Hood terdiri dari beberapa

    ukuran. Sistem tersebut tidak dicoba dirapatkan, aliran konstan gas dibutuhkaan untuk

    membuang karbondioksida (aliran minimum < 7L/min). Aliran masuk hood 10 15 L /

    min umumnya adekuat pada sebagian besar pasien.

    6.Helium oxygen therapyCampuran helium oxygen (heliox) penting, namun pemakaian klinis terbatas. Selain

    digunakan paada dunia industri dan diving, ada beberapa aplikasi heliox dalam dunia

    medis. Helium dicampur dengan oksigen, campuran paling sering adalah 80:20, dan

    70:30 helium:oksigen, dimana memiliki densitas masing-masing 1.805 dan 1.586 kali

    dibanding oksigen murni.

    Dalam praktek anestesi, tekanan yang dibutuhkan untuk memberikan ventilasi ke

    pasien dengan diameter tracheal tube yang kecil dapat dikurangi ketika campuran 80:20

    digunakan. Pasien dengan distress akut dari obstruksi saluran nafas atas seperti edema

    subglotis, benda asing, dan tumor trakea mungkin dapat hilang gejalanya sampai tindakan

    definitif selanjutnya dapat dilakukan. Bukti kurang dalam mengobati obstruksi saluran

    nafas bagian bawah pada PPOK, dan asma serangan akut. Campuran helium digunakan

    untuk nebulizer volume kecil sebagai bronkodilator pada pasien asma. Meskipun

    demikian, 80:20 aliran heliox, nebulizer ditingkatkan sampai 11 L/min dibanding

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    16/20

    16

    biasanya dengan 6-8 L / min dengan oksigen. Pasien tanpa intubasi umumnya menerima

    terapi heliox via sungkup dengan kantung reservoir.

    7.Hyperbaric OxygenTerapi oksigen hiperbarik menggunakan ruangan bertekanan untuk memberikan

    paparan kepada pasien dengan oksigen yang melebihi tekanan barometric sekitar (

    biasanya > 760 mmHg). Dengan ruangan hiperbarik untuk 1 orang, 100% oksigen

    digunakan untuk menekan ruangan. Ruangan besar bias digunakan untuk beberapa pasien

    dan bisa menghadirkan dokter pribadi di dalam ruangan bersama pasien. Namun pada

    ruangan besar (multiplace chamber) menggunakan udara untuk memberikan tekanan di

    ruangan, dan pasien menerima 100% oksigen melalui sungkup, hood, atau tracheal tube.

    Biasanya indikasi untuk oksigen hiperbarik termasuk decompression sickness, emboli

    udara,gas gangrene, keracunan karbonmonoksida, dan pengobatan luka tertentu.

    Bahaya dari Terapi Oksigen

    Terapi oksigen dapat menyebabkan keracunan sistem respirasi dan non respirasi.

    Yang menjadi faktor penting adalah kecenderungan dari pasien sendiri, FiO2, dan durasi

    dari terapi.

    HipoventilasiKomplikasi ini terutama terlihat pada pasien dengan COPD yang memiliki retensi

    CO2 kronis. Pasien ini dapat memiliki perubahan pencetus dalam sistem respirasi oleh

    karena terbiasa dengan kondisi hipoksemia relatif. Peningkatan tekanan oksigen artrial

    menjadi normal dapat menyebabkan hipoventilasi berat terhadap pasien ini.

    Atelektasis absorbsiKonsentrasi tinggi dari oksigen dapat menyebabkan atelektasis paru pada area yang

    rendah ratio V/Q. Ketika nitrogen diekskresi dari paru, penurunan tekanan udara di kapiler

    paru mengakibatkan peningkatan ambilan dari gas alveolar sehingga terjadi atelektasis

    absorbsi.

    Keracunan paruKonsentrasi tinggi yang berkepanjangan dari pemberian oksigen diketahui merusak

    paru. Keracunan bergantung dari tekanan parsial oksigen pada udara inspirasi dan durasi

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    17/20

    17

    paparannya. Meskipun oksigen 100% selama 10-20 jam diperhitungkan aman, konsentrasi

    lebih dari 50-60% untuk periode yang lebih lama dapat menyebabkan keracunan.

    Keracunan oksigen diperkirakan karena pembentukan intrasel dari reaktif tingkat

    tinggi metabolit O2 (radikal bebas) seperti superoksida, ion hidroksil teraktivasi dan

    hidrogen peroksida. Konsentrasi tinggi dari O2 meningkatkan kecenderungan untuk

    membentuk zat toksik. Metabolit ini sitotoksik karena langsung bereaksi dengan sel-sel

    DNA, protein sulfihidril, dan lemak.

    Dua enzim seluler, yaitu superoksida dismutase dan katalase, memberikan

    perlindungan dengan merubah superoksida menjadi hidrogen peroksida dan menjadikannya

    air. Perlindungan tambahan diberikan oleh antioksidan dan penahan radikal bebas seperti

    perioksidase glutation, asam askorbat (vitamin C), tokoferol (vitamin E), asetilsistein, dan

    manitol. Namun demikian bukti klinis yang mendukung penggunaan agen-agen ini dalam

    mencegah keracunan paru masih sedikit.

    Kerusakan membran alveoli-kapiler yang diperantarai oksigen menyebabkan

    sindrom yang secara patologis dan klinis tak dapat dibedakan denganARDS (sindrom distres

    pernafasan akut). Ini ditandai oleh peningkatan permeabilitas kapiler paru dan penebalan

    membran, serta penurunan sel alveolus tipe 1 dan proliferasi sel tipe 2.

    Pada bayi yang baru lahir, keracunan oksigen ditandai oleh manifestasi dari

    bronchopulmonary dysplasia.

    Retinopathy of PrematurityRetinopathy of prematurity (ROP), adalah gangguan neovaskular di retina yang

    berkembang pada 84% bayi prematur yang lahir dengan masa gestasi kurang dari 28

    minggu.

    Umumnya, ROP menghilang pada 80% kasus tanpa kehilangan penglihatan karena

    lepasnya atau timbulnya scar pada retina. ROP mencapai kejadian epidemik pada tahun

    1940-1950an karena pemberian oksigen tinggi yang tak termonitor (>0,5 FiO2) melalui

    inkubator. Terapi oksigen menyebabkan proliferasi vaskuler yang tak terorganisasi dan

    fibrosis serta lepasnya retina dan menyebabkan kebutaan. Neonatus risiko tinggi adalah

    dengan berat badan lahir rendah dan komorbiditas lain seperti sepsis.

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    18/20

    18

    Berbeda dengan keracunan paru, ROP berkorelasi dengan tekanan arteri daripada

    tekanan alveolar. Konsentrasi tekanan arteri yang direkomendasikan untuk bayi prematur

    yang menerima oksigen adalah 5080 mm Hg (6.610.6 kPa). Jika bayi membutuhkan

    saturasi O2 96-99% untuk alasan kardiopulmoner, ketakutan untuk perburukan dari ROP

    bukanlah alasan untuk menahan oksigen.

    Keracunan oksigen hiperbarikTekanan tinggi O2 yang diinspirasi berhubungan dengan terapi oksigen hiperbarik

    meningkatkan toksisitas oksigen. Risiko dan derajat toksisitas berhubungan langsung

    dengan tekanan yang digunakan dan juga durasi dari paparan. Paparan jangka panjang pada

    tekanan parsial O2 yang melebihi 0,5 atmosfer dapat menyebabkan toksisitas O2 pada paru.

    Ini terlihat pada awalnya sebagai retrosternal burning, batuk, dan rasa tertekan pada dada

    dan berakibat pada gangguan progresif fungsi paru pada paparan yang berlanjut. Pasien yang

    terpapar pada O2 pada 2 tekanan atmosfer atau lebih berisiko pada toksisitas sistem saraf

    pusat. Perubahan perilaku, mual, vertigo, dan/atau muscular twitching hingga kejang umum.

    KebakaranOksigen secara cepat menyebabkan kebakaran dan ledakan.

    VENTILASI MEKANIK

    Meskipun telah diberikan intervensi awal dan penanganan respirasi yang agresif,

    pasien di ICU seringkali membutuhkan ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik menggantikan

    atau mensuplementasi ventilasi normal dari sistem pulmoner. Pada kebanyakan instansi,

    masalah terutama adalah gangguan eliminasi dari CO2 (kegagalan ventilasi). Pada instansi

    lain, ventilasi mekanik digunakan sebagai tambahan (biasanya terapi tekanan-positif)

    sebagai terapi dari hipoksemia (kegagalan paru hipoksemik). Keputusan untuk memulai

    ventilasi mekanik adalah sesuai klinis, namun beberapa parameter digunakan sebagai

    panduan.

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    19/20

    19

    Tabel. Panduan untuk kebutuhan ventilasi mekanik.

    Dari dua teknik yang tersedia, ventilasi tekanan positif dan ventilasi tekanan negatif.

    Ventilasi tekanan positif memiliki aplikasi yang lebih luas dan digunakan secara universal.

    Meskipun ventilasi tekanan negatif tidak membutuhkan intubasi trakea, tapi ini tidak dapat

    mengatasi peningkatan substansial pada resistensi jalan nafas atau penurunan compliance

    paru, dan juga memiliki akses terbatas terhadap pasien.

    Selama ventilasi tekanan positif, inflasi paru didapatkan secara periodik dengan

    mengaplikasikan tekanan positif pada jalan nafas atas melalui masker ketat (ventilasi

    mekanik non-invasif) atau melalui trakea atau saluran trakeostomi. Peningkatan resistensi

    jalan nafas dan penurunan complianceparu dapat diatasi dengan memanipulasi aliran udara

    inspirasi dan juga tekanannya. Kerugian utama dari ventilasi tekanan positif adalah

    perubahan hubungan ventilasi-perfusi yang berpotensi memiliki efek samping sirkulasi, dan

    risiko barotrauma paru dan volutrauma.

    Ventilasi tekanan positif meningkatan ruang rugi fisiologis karena aliran udara lebih

    diarahkan pada bagian paru yang lebih compliance, area nondependen pada paru, dimana

    aliran darah (yang bergantung pada gravitasi) cenderung pada area dependen. Penurunan

    dari cardiac output terutama karena penurunan dari venous return ke jantung karena

    peningkatan tekanan intratorakal. Barotrauma berhubungan dekat pada inflasi tekanan tinggi

    yang berulang dan penyakit paru yang mendasari, dimana volutrauma berhubungan dengan

    kolaps dan reekspansi yang berulang dari paru yang sakit maupun normal.

  • 5/26/2018 REFERAT Perawatan Respirasi

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Morgan GE et al. Clinical Anesthesiology. 4thedition. New York: Lange Medical Book.

    2006.