Referat - Gangguan Delusi

39
Referat Gangguan Delusional Oleh: Rini Maysarah Bantilan 14014101013 Masa KKM : 12 Januari – 08 Februari 2015 BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

description

kedokteran

Transcript of Referat - Gangguan Delusi

Referat

Gangguan Delusional

Oleh:

Rini Maysarah Bantilan

14014101013

Masa KKM : 12 Januari 08 Februari 2015

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iBAB IPENDAHULUAN 1BAB IITINJAUAN PUSTAKA 4I. Definisi......................................................................................4II. Epidemiologi4III. Etiologi 5IV. Perjalanan Penyakit7V. Tipe-tipe Gangguan Delusional 8VI. Gambaran Klinis 11VII. Diagnosis13VIII. Diagnosis Banding16IX. Terapi16X. Prognosis19BAB IIIPENUTUP 21DAFTAR PUSTAKA 22

BAB IPENDAHULUANGangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yang utama adalah waham. Waham pada gangguan delusional bersifat persekutorik, kebesaran, erotik, cemburu, somatik, dan campuran. Pasien dengan gangguan delusional memiliki mood yang konsisten dengan isi wahamnya, tetapi gejala afektif tidak terlihat pada gangguan mood. Pasien dengan gangguan delusional juga tidak memiliki gejala lain yang ditemukan pada skizofrenia, seperti halusinasi yang menonjol, pendataran afektif, dan gejala tambahan gangguan pikiran.1Jumlah penderita gangguan delusional pada populasi umumnya rata-rata 24-30 penderita per 100,000 orang jiwa.2 Di Amerika serikat pada saat ini diperkirakan 0,025-0,03% dari jumlah populasi. Onset rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onset adalah dari 18 tahun sampai 90 tahunan. Terdapat sedikit lebih banyak pasien wanita. Banyak pasien yang suah menikah dan bekerja, tetapi mungkin terdapat hubungan dengan imigrasi yang baru dan status sosial ekonomi yang rendah.1Penyebab gangguan delusional sampai pada saat ini tidak diketahui secara pasti. Gangguan delusional terjadi jauh lebih jarang daripada skizofrenia atau gangguan afektif, jadi menyatakan bahwa gangguan ini adalah gangguan yang terpisah. Di samping itu, gangguan delusional mempunyai onset yang lebih lambat daripada skizofrenia dan mempunyai predominasi perempuan yang jauh lebih kurang daripada yang ditemukan pada gangguan afektif. Gangguan ini bukan semata-mata suatu stadium dini dalam perkembangan salah satu atau kedua gangguan tersebut.1Gambaran klinis gangguan delusional adalah pada mood pasien konsisten dengan isi waham. Terdapat pula gangguan persepsi dimana pada beberapa pasien mengalami halusinasi yang rata-rata merupakan halusinasi auditorik. Pada isi pikir, didapatkan waham yang merupakan gejala utama dari gangguan. Waham biasanya sistematis. Tidak terdapat kelainan orientasi dan daya ingat pada pasien ini. Hampir semua pasien dengan gangguan delusional tidak memiliki tilikan pada penyakitnya.1Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke IV (DSM-IV), terdapat dua kriteria yang menggambarkan gejala klinis gangguan delusional. Kriteria A mengharuskan adanya waham untuk sekurangnya satu bulan dan menyatakan bahwa waham adalah tidak aneh dalam usaha membantu klinisi dalam membedakan waham tersebut dari waham yang ditemukan pada pasien skizofrenik. Kriteria B mengharuskan tidak ada gejala lain dari skizofrenia pada saat perjalanan gangguan.Pada umumnya, pasien dengan gangguan delusional dapat diobati atas dasar rawat jalan.1 Psikoterapi biasanya bantuan yang paling efektif dalam seseorang yang menderita gangguan delusional. Untuk farmakoterapi sendiri, obat yang digunakan adalah obat anti-psikotik.3Pada gangguan delusional, kira-kira 50% pasien pulih pada follow up jangka panjang; 20% lainnya mengalami penurunan gejala, dan 30% lainnya tidak mengalami perubahan dalam gejalanya. Pasien dengan waham kejar, somatik, dan erotik diperkirakan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan waham kebesaran dan cemburu.1

BAB III. DEFINISIGangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan yang diklasifikasikan karena tidak diketahui penyebabnya dan memiliki gejala utama adalah waham. Mekipun isi yang spesifik dari waham ini dapat bervariasi pada suatu kasus ke kasus yang lain, timbulnya waham, persistensi, pengaruhnya pada perilaku serta prognosisnya memberikan suatu diagnosa yang berbeda. Sebelumnya gangguan ini disebut juga sebagai gangguan paranoid atau paranoia. Namun sekarang tidak lagi digunakan karena isi waham pada gangguan ini ternyata bervariasi yaitu dapat bersifat kebesaran/grandiose, cemburu, kejar atau persekutorik, somatic campuran.1 Pada gangguan delusional, delusi biasanya bersifat persisten.4Gangguan delusional adalah suatu gangguan pada alam pikiran yaitu isi pikir, wahamnya biasanya bersifat sistematis yang biasanya berasal dari pola sentral dan bila ditentang, orang tersebut akan menunjukkan gejala waham non bizarre dengan paling sedikit durasi penyakitnya berlangsung selama 1 bulan yang tidak dapat digabungkan dengan gangguan psikiatri yang lain. Waham non-bizarre artinya adalah suatu waham yang harus dapat terjadi pada kehidupan yang nyata, seperti merasa diikuti, terinfeksi, dicintai dari kejauhan, dan mereka terlihat seolah-olah mempunyai fenomena yang meskipun tidaknyata tetapi juga tidak mustahil. Ada banyak tipe dari waham dan yang predominan itulah yang akan menentukan tipe dari waham pada diagnosis.1 Gangguan delusi memiliki karakteristik yang berbeda dari skizofrenia.5

II. EPIDEMIOLOGIJumlah penderita gangguan delusional pada populasi umumnya rata-rata 24-30 penderita per 100,000 orang jiwa.2 Di Amerika serikat pada saat ini diperkirakan 0,025-0,03% dari jumlah populasi. Onset rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onset adalah dari 18 tahun sampai 90 tahunan. Terdapat sedikit lebih banyak pasien wanita. Banyak pasien yang suah menikah dan bekerja, tetapi mungkin terdapat hubungan dengan imigrasi yang baru dan status sosial ekonomi yang rendah.1,5

III. ETIOLOGISeperti banyak gangguan psikotik lainnya, penyebab pasti gangguan delusional belum diketahui namun beberapa peneliti melakukan penelitian dengan melibatkan faktor-faktor sebagai berikut: 61. Genetik Fakta bahwa gangguan delusional lebih sering terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan delusi atau skizofrenia menunjukkan mungkin ada faktor genetik yang terlibat. Hal ini diyakini bahwa, seperti dengan gangguan mental lainnya, kecenderungan untuk mengembangkan gangguan delusi mungkin diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.Studi genetik atau keluarga yang telah mulai muncul dalam literatur menunjukkan kemungkinan transmisi gangguan delusi keluarga tertentu. Sebuah studi baru-baru ini menjelaskan variasi genetik dalam asam deoksiribonukleat (DNA) urutan coding untuk dopamin tipe 4 (D4) protein reseptor yang sangat menunjukkan keterlibatan gen yang relevan dalam memberikan kerentanan terhadap gangguan delusi. Subyek perbandingan baik memiliki skizofrenia atau yang kontrol normal.2. Biologi Para peneliti sedang mempelajari bagaimana kelainan daerah-daerah tertentu dari otak yang mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan waham. Ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak, yang disebut neurotransmitter juga telah dikaitkan dengan pembentukan gejala delusi. Neurotransmitter adalah zat yang membantu sel-sel saraf di otak mengirim pesan satu sama lain. Ketidakseimbangan dalam bahan kimia ini dapat mengganggu transmisi pesan, menyebabkan gejala.3. Lingkungan / psikologisBukti menunjukkan bahwa gangguan delusional dapat dipicu oleh stres. Alkohol dan penyalahgunaan narkoba juga mungkin berkontribusi terhadap kondisi tersebut. Orang-orang yang cenderung terisolasi, seperti imigran atau orang-orang dengan penglihatan yang buruk dan pendengaran, tampaknya lebih rentan untuk mengembangkan gangguan delusi.

Ada tiga kategori teori dalam pembentukan waham. 1. Waham timbul dalam sistem kognitif jika tidak utuh karena pola menyimpang dari kepentingan motivasi hadir (mekanisme psikodinamik, atribusi sosial teori).2. Waham timbul sebagai hasil dari cacat kognitif mendasar yang merusak kemampuan pasien untuk menarik kesimpulan yang valid dari bukti (gangguan penalaran). 3. Waham timbul dari proses kognitif yang normal diarahkan untuk menjelaskan pengalaman persepsi yang abnormal (mekanisme psychobiological, anomali pengalaman hipotesis).Proses terjadinya waham dapat diuraikan sebagai berikut :a. Seseorangmerasaterancamolehoranglainatauolehdirinyasendiri, mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi.b. Seseorangkemudianberusahaterhadappersepsidiridanobyekrealita melalui manifestasi, lisan terhadap suatu kejadian ayau suatu keadaan.c. Dilanjutkandenganmemperoykesikanpikirandanperasaaan lingkungannya, sehingga pikiran, perasaan, dan keinginan yang negatif, dantidak dapat diterima akan terlihat datangnya dari dirinya.d. Akhirnyaorangtersebutberusahanuntukmemberikanalasanatau rasional tentang interpretasi personal (diri sendiri) terhadap realita kepada diri sendiri dan orang lain.Walaupun patogenesis waham tidak diketahui dengan pasti, namun ada beberapa teori yang sudah dikembangkan. Pada hipotesis pembentukan waham, kiranya perlu dipertimbangkan beberapa hal yang berikut ini, yaitu :1. Waham terdapat pada penyakit-penyakit umum dan psikiatrik.2. Tidak semua orang dengan gangguan tersebut mengalami waham.3. Isi waham menentukan tipe-tipe waham.4. Waham dapat hilang bila diberi pengobatan terhadap gangguan yang mendasar.5. Waham dapat menetap atau menjadi sistematik.6. Waham dapat menyertai perubahan persepsi seperti halusinasi dan gangguan sensorik.7. Keberadaan waham dapat dikaburkan bila fungsi sosial, intelektual dan emosional tidak terganggu.

IV. PERJALANAN PENYAKITBeberapa klinisi dan beberapa data riset menyatakan bahwa stresor psikososial yang dapat diidentifikasi seringkali ditemukan pada saat onset gangguan. Sifat stresor dapat sedemikian rupa sehingga diperlukan suatu tingkat kecurigaan atau permasalahan pada pihak pasien. Contoh dari stresor tersebut adalah imigrasi yang baru dilakukan, konflik sosial dengan anggota keluarga atau teman, dan isolasi sosial. Pada umumnya, suatu onset yang tiba-tiba diperkirakan lebih sering terjadi daripada suatu onset yang perlahan-lahan. Beberapa klinisi percaya bahwa kepribadian pramorbid seorang pasien dengan gangguan delusional kemungkinan ekstrovert, dominan dan hipersensitif. Beberapa klinisi juga percaya bahwa seorang pasien dengan gangguan delusional kemungkinan memiliki kecerdasan yang dibawah rata-rata. Kecurigaan atau permasalahan awal pasien secara bertahap menjadi besar sehingga menyita sebagian besar perhatian pasien, dan akhirnya menjadi waham. Pasien mungkin mulai berselisihan dengan teman kerjanya, mungkin mencari perlindungan dari FBI atau polisi, atau mungkin mulai mendatangi banyak dokter medis atau bedah untuk berkonsultasi. Jadi, kontak awal dengan pasien mungkin bukan dengan seorang dokter psikiatrik, tetapi malahan dengan ahli hukum tentang gugatan, dokter pelayanan primer tentang keluhan medis, atau polisi tentang kecurigaan yang bersifat waham.1

V. TIPE-TIPE GANGGUAN DELUSIONAL Tipe ErotomaniaSeseorang dengan jenis gangguan waham ini percaya bahwa seseorang penting atau terkenal, jatuh cinta dengan dia. Bahkan tidak jarang mencoba untuk menghubungi obyek khayalan, dan perilaku menguntit.7,8Erotomania, yang passionelle psikosis, juga disebut sebagai sindrom de Clrambault untuk menekankan terjadinya gangguan dalam yang berbeda. Selain menjadi gejala utama dalam beberapa kasus gangguan waham, diketahui terjadi pada skizofrenia, gangguan mood, dan gangguan organik lainnya. Tidak disebutkan dari erotomania di DSM-III: kondisi itu disebut psikosis atipikal.6,9 Tipe kebesaran Tipe ini biasa juga disebut dengan megalomania.1 Seseorang dengan jenis gangguan delusional memiliki rasa berlebih tentang pengetahuan atau identitas. Orang mungkin percaya ia memiliki bakat besar atau telah membuat penemuan penting.7,8 Waham kebesaran mungkin memiliki isi religius, dan orang dengan waham dapat menjadi pemimpin sekte religius.1 Tipe cemburuSeseorang dengan jenis gangguan waham ini percaya bahwa suami atau istrinya tidak setia.7,8Waham tipe cemburu dengan perselingkuhan telah disebut paranoia suami-istri ketika terbatas pada khayalan bahwa pasangan tidak setia. The eponym sindrom Othello telah digunakan untuk menggambarkan kecemburuan morbid yang dapat timbul dari beberapa kekhawatiran. Khayalan ini biasanya menimpa pria, sering mereka yang tidak memiliki penyakit jiwa sebelumnya. Ini mungkin muncul tiba-tiba untuk menjelaskan sejumlah kejadian sekarang dan masa lalu yang melibatkan perilaku pasangan. Kondisi ini sulit untuk mengobati dan dapat berkurang hanya pada pemisahan, perceraian, atau kematian pasangan.6,9Richard Krafft-Ebing menggambarkan gejala waham cemburu pada pecandu alkohol pada tahun 1891 dan percaya bahwa kecemburuan ekstrim adalah patognomonik untuk alkoholisme. Gangguan lain dengan gejala ini kemudian dijelaskan. Sebuah analisis retrospektif terbaru dari 8134 pasien rawat inap psikiatri diungkapkan prevalensi kecemburuan delusional dari 1,1% di antara kelompok-kelompok diagnostik utama. Di antara ICD-9 gangguan paranoid, prevalensi titik seumur hidup 6,7% ditentukan. Gangguan delusi dengan ketergantungan alkohol sering menunjukkan delusi cemburu tunggal. Pada gangguan kepribadian gejala mungkin bingung dengan kecemburuan ekstrim, tetapi fitur psikotik lainnya harus tidak ada. Prevalensi kecemburuan waham antara pasien rawat inap dengan gangguan mood adalah mengejutkan rendah 0,1%. Sebuah studi dari 26.000 pasien rawat inap psikiatri menggunakan kriteria DSM-III-R menghasilkan angka 0,17% gangguan waham, tipe pencemburu.6Kecemburuan Ditandai (biasanya disebut patologis atau morbid kecemburuan) dengan demikian merupakan gejala dari gangguan, termasuk skizofrenia (di mana pasien wanita lebih sering menampilkan fitur ini), epilepsi, gangguan mood, penyalahgunaan narkoba, dan alkohol-yang pengobatan diarahkan pada gangguan primer . Kecemburuan adalah emosi yang kuat; ketika itu terjadi dalam gangguan delusional atau sebagai bagian dari kondisi lain bisa berpotensi berbahaya dan telah dikaitkan dengan kekerasan, terutama baik bunuh diri dan pembunuhan.6 Waham PersecutoryOrang dengan jenis gangguan waham percaya bahwa mereka (atau seseorang yang dekat dengan mereka) sedang dianiaya, atau bahwa seseorang memata-matai mereka atau berencana menyakiti mereka . Hal ini tidak biasa bagi orang-orang dengan jenis gangguan delusional untuk membuat keluhan berulang kepada otoritas hukum.7,8Waham persecutory penganiayaan adalah gejala klasik dari gangguan waham. Jenis persecutory dan jenis jealous mungkin bentuk waham yang paling sering terlihat oleh psikiater.9 Waham Tipe ini mungkin sederhana atau terperinci, dan biasanya berupa tema tunggal atau sejumlah tema yang berhubungan, seperti disengkokoli, dicurigai, dimata-matai, diikuti, diracuni, atau diberi obat, difitnah secara kejam, disuik, atau dihalang-halangi dalam mengejar tujuan jangka panjang.1 Berbeda dengan waham persecutory dalam skizofrenia, kejelasan, logika, dan elaborasi sistematis tema persecutory dalam gangguan delusional meninggalkan cap yang luar biasa pada kondisi ini. Tidak adanya psikopatologi lain, kerusakan kepribadian, atau kerusakan di sebagian besar wilayah fungsi juga berbeda dengan manifestasi khas skizofrenia.9Seringkali, orang dengan gangguan delusional tipe kejar menolak mencari bantuan. Tetapi, pasien tampaknya cukup ketakutan untuk didesak mencari bantuan.1

Tipe SomatikGangguan delusional tipe somatik juga dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik. Perbedaan antara hipokondriasis dan gangguan tipe somatik terletak pada derajat keyakinan yang dimiliki pasien dengan gangguan delusional tentang anggapan adanya penyakit pada dirinya.1,10Seseorang dengan jenis gangguan waham ini percaya bahwa ia memiliki cacat fisik atau masalah medis.7,8 Waham yang paling sering diderita adalah infeksi (sebagai contoh, bakteri, virus, parasit); infestasi serangga di atas atau di dalam kulit; dismorfofobia (sebagai contoh, bentuk yang tidak serasi pada hidung atau payudara); waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut, atau vagina; dan waham bahwa bagian tubuh tertentu, seperti usus besar, tidak berfungsi.1,11 Kategori yang terakhir ini, kadang-kadang disebut sindrom referensi sebagai penciuman, muncul agak berbeda dari kategori delusi infestasi di bahwa pasien dengan mantan memiliki usia lebih dini onset (rata-rata 25 tahun), dominasi laki-laki, status lajang, dan tidak adanya masa lalu perawatan psikiatris. Jika tiga kelompok, meskipun secara individual rendah prevalensi, tampak tumpang tindih.6Frekuensi kondisi ini rendah, tetapi mereka mungkin kurang terdiagnosis karena pasien datang ke ahli kulit, ahli bedah plastik, dan spesialis penyakit menular lebih sering daripada psikiater dalam pencarian tak henti-hentinya untuk pengobatan kuratif. Hal ini sebagian dapat menjelaskan skeptisisme Kraepelin tentang terjadinya bentuk paranoia.9

VI. GAMBARAN KLINISSTATUS MENTAL1Deskripsi UmumPasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tanpa adanya bukti-bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktifitas harian. Tetapi, pasien mungkin terlihat eksentrik, aneh, pencuriga atau bermusuhan. Pasien seringkali cerdik dan membuat kecenderungan yang jelas bagi pemeriksa. Apa yang biasanya paling luar biasa, tentang pasien dengan gangguan delusional adalah bahwa pemeriksaan status mental menunjukkan bahwa mereka adalah sangat normal kecuali adanya sistem waham abnormal yang jelas.

Mood, Perasaan, dan Afek Mood pasien sejalan dengan isi waham. Seorang pasien dengan waham kebesaran adalah euforik; seorang pasien dengan waham kejar adalah pencuriga. Adapun sifat sistem wahamnya, pemeriksa mungkin merasakan adanya kualitas depresif ringan.

Gangguan PersepsiMenurut definisinya, pasien dengan gangguan delusional tidak memiliki halusinasi yang menonjol atau menetap. Menurut DSM IV, halusinasi raba dan cium mungkin ditemukan jika hal tersebut adalah sejalan dengan wahamnya. Beberapa pasien dengan gangguan delusional mengalami halusinasi lain, hampir semua adalah halusinasi dengar, bukan visual.

PikiranGangguan isi pikiran terutama dalam bentuk waham merupakan gejala utama dari gangguan. Waham biasanya sistematis dan karakteristiknya adalah sesuatu yang mungkin, contohnya, waham dikejar-kejar, pasangan tidak jujur, terinfeksi oleh virus,dicintai orang terkenal. Contoh isi pikiran itu berbeda dengan waham bizzare pada pasien skizofrenia.

Sensorium dan kognisiOrientasi : Pasien dengan gangguan delusional biasanya tidak memiliki gangguan dalam orientasi, kecuali bila mereka memiliki waham spesifik tentang orang, tempat, waktu.Daya ingat : Daya ingat dan proses kognitif pada pasien dengan gangguan delusional tidak terganggu.

Pertimbangan dan tilikanPasien dengan gangguan delusional hampir seluruhnya tidak memiliki tilikan terhadap kondisi mereka dan hampir selalu dibawa ke rumah sakit oleh orang lain. Keputusan terbaik dapat diperoleh dengan menilai perilaku pasien di masa lalu, sekarang dan perilaku yang direncanakan.KejujuranPasien dengan gangguan delusional, biasanya dapat dipercaya informasinya, kecuali jika hal tersebut membahayakan sistem wahamnya.

Keluhan pasien biasanya diperhatian oleh dokter atau pihak ketiga, seperti polisi, keluarga, tetangga, atau seorang dokter berkonsultasi atau pengacara. Pasien mungkin telah menarik perhatian dengan meminta perlindungan, bertengkar dengan tetangga, mengunjungi terlalu banyak klinik, atau perilaku serupa. Keluhan ini berfokus pada perilaku menyedihkan dan mungkin pada gejala insidental. Pasien tidak akan mengeluhkan kondisi kejiwaan namun pada kenyataannya, ia akan menyangkal bahwa atau adanya gejala kejiwaan.Gejala yang paling jelas dari gangguan ini. Gejala lain yang perkasa muncul antara lain: Sebuah suasana hati mudah tersinggung, marah, atau rendah Halusinasi (melihat, mendengar, atau hal-hal perasaan yang tidak benar-benar ada) yang berhubungan dengan khayalan (Misalnya, orang yang percaya dia memiliki masalah bau mungkin mencium bau tak sedap.)7

VII. DIAGNOSISKriteria Diagnostik Untuk Gangguan Delusional berdasarkan DSM-IV:11. Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan nyata seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari infeksi, dicintai dari jarak jauh, atau dikhianati oleh pasangan atau kekasih, atau menderita suatu penyakit) selama sekurangnya satu bulan.2. Kriteria A untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi. Catatan : Halusinasi taktil dan cium mungkin ditemukan pada gangguan delusional jika berhubungan dengan tema waham.3. Terlepas dari pengaruh waham-waham atau percabangannya, fungsi adalah tidak terganggu dengan jelas dan perilaku tidak jelas aneh atau kacau.4. Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan waham, lama totalnya adalah relatif singkat dibandingkan dengan lama periode waham.5. Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.Tipe-tipe (Tipe berikut ini disusun berdasarkan tema waham yang menonjol :1. Tipe eritomatik : Waham bahwa orang lain, biasanya dengan status yang lebih tinggi adalah mencintai pasien.2. Tipe kebesaran : Waham peningkatan kemampuan, kek uatan, pengetahuan, identitas atau hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal.3. Tipe cemburu : Waham bahwa pasangan seksual pasien adalah tidak jujur.4. Tipe kejar : Waham bahwa pasien (atau seseorang dekat dengan pasien) adalah diperlakukan secara dengki.5. Tipe somatik : Waham bahwa pasien memiliki suatu cacat fisik atau kondisi medis umum.6. Tipe campuran : Karakteristik waham salahsatu atau lebih tipe diatas tetapi tidak ada satu tema yang menonjol.7. Tipe tidak ditentukan. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke IV (DSM-IV), terdapat dua kriteria yang menggambarkan gejala klinis gangguan delusional. Kriteria A mengharuskan adanya waham untuk sekurangnya satu bulan dan menyatakan bahwa waham adalah tidak aneh dalam usaha membantu klinisi dalam membedakan waham tersebut dari waham yang ditemukan pada pasien skizofrenik. Kriteria B mengharuskan tidak ada gejala lain dari skizofrenia pada saat perjalanan gangguan. Satu pengecualian adalah bahwa adanya halusinasi raba atau cium jika waham halusinasi tersebut adalah konsisten dengan sistem delusional. DSM-IV juga menyebutkan bahwa efek gangguan pada fungsi pasien adalah terbatas pada efek waham itu sendiri pada kehidupan pasien. Kriteria tersebut merupakan cara untuk menyingkirkan pasien yang memiliki fungsi karena gejala skizofrenik karakteristik, seperti ambivalensi.Kriteria diagnosis waham menurut ICD-10 sebagai berikut:9A. Sebuah waham atau satu set delusi terkait , selain yang terdaftar sebagai biasanya skizofrenia dalam kriteria G1 (1) b atau d untuk paranoid, hebephrenic, atau katatonik skizofrenia (yaitu, selain benar-benar tidak mungkin atau budaya yang tidak pantas), harus hadir . Contoh yang paling umum adalah persecutory,megah, hypochondriacal, cemburu ( zelotypic ), atau delusi erotis .B. Waham (s) dalam kriteria A harus hadir selama minimal 3 bulan .C. Kriteria umum untuk skizofrenia tidak dipenuhi .D. Jangan sampai ada halusinasi terus-menerus dalam setiap modalitas (tapi mungkin ada halusinasi pendengaran sementara atau kadang-kadang yang tidak dalam orang ketiga atau memberikan komentar-komentar).E. Gejala Depressive (atau bahkan episode depresi) dapat hadir sebentar-sebentar, asalkan waham bertahan pada saat-saat ketika tidak ada gangguan suasana hati .Karena gangguan waham langka, dokter harus mengevaluasi kemungkinan bahwa penyakit utama lainnya, seperti skizofrenia, gangguan mood atau masalah medis, yang menyebabkan gejala. Penyebab medis harus dipertimbangkan, terutama di kemudian hari. Orang-orang yang mengembangkan demensia (misalnya, penyakit Alzheimer) bisa menjadi gangguan waham.11

VIII. DIAGNOSIS BANDINGDelirium dan demensia perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis banding pasien dengan waham. Delirium dapat dibedakan dengan adanya fluktuasi tingkat kesadaran atau gangguan kemampuan kognitif. Waham pada awal perjalanan penyakit yang Alzheimer, dapat memberikan gambaran suatu gangguan delusional; tetapi, tes neurofisiologis biasanya mendeteksi gangguan kognitif. Walaupun penyalahgunaan alkohol adalah ciri penyerta pada pasien dengan gangguan delusional, gangguan delusional harus dibedakan dari gangguan psikotik akibat alkohol dengan halusinasi. Intoksikasi dengan simpatomimetik, marijuana, atau L-dopa kemungkinan menyebabkan gejala waham.Diagnosis banding psikiatrik untuk gangguan delusional adalah berpura-pura dan gangguan buatan. Gangguan yang bukan buatan di dalam diagnosis banding adalah skizofrenia, gangguan afektif, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan somatoform, atau gangguan kepribadian paranoid.1

IX. TERAPIPerawatan di rumah sakitPada umumnya pasien dengan gangguan delusional dapat diobati dengan rawat jalan, tetapi ada sejumlah alasan tertentu dimana diperlukan perawatan di rumah sakit . Yaitu : Pertama diperlukan pemeriksaan medis dan neurologis yang lengkap menunjukkan kondisi medis nonpsikiatris yang menyebabkan gangguan delusional. Kedua jika pasien tidak mampu mengendalikan impulsnya, sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan kekerasan. Ketiga, jika perilaku pasien tentang waham telah mempengaruhi fungsi kehidupannya, sehingga kemampuannya untuk dapat berfungsi dalam keluarga dan masyarakat berkurang. Dengan demikian memerlukan intervensi profesional untuk menstabilkan hubungan sosial atau pekerjaan.Jika dokter yakin bahwa pasien akan lebih baik jika diobati di rumah sakit, harus diusahakan untuk membujuk pasien supaya menerima perawatan di rumah sakit; jika hal tesebut gagal, komitmen hukum mungkin diindikasikan. Seringkali, jika dokter meyakinkan pasien bahwa diperlukan perawatan di rumah sakit, pasien akan secara sukarela masuk ke rumah sakit untuk menghindari komitmen hukum.1

Farmakoterapi(1,12-17)Obat anti-psikotik adalah obat pilihan yang digunakan, meskipum hanya sedikit efektif.4 Pada keadaan gawat darurat, pasien yang teragitasi parah harus diberikan suatu obat antipsikotik secara intramuskular. Walaupun percobaan klinik yang dilakukan secara adekuat dengan sejumlah pasien belum ada, sebagian besar klinisi berpendapat bahwa obat antipsikotik adalah obat terpilih untuk gangguan delusional. Pasien gangguan delusional kemungkinan menolak medikasi karena mereka dapat secara mudah menyatukan pemberian obat ke dalam sistem wahamnya. Dokter tidak boleh memaksakan medikasi segera setelah perawatan di rumah sakit, malahan, harus menggunakan beberapa hari untuk mendapatkan rapot dengan pasien. Dokter harus menjelaskan efek samping potensial kepada pasien, sehingga pasien kemudian tidak menganggap bahwa dokter berbohong.Riwayat pasien tentang respon medikasi adalah pedoman terbaik dalam memilih suatu obat. Biasanya obat diberikan dalam dosis rendah dan ditingkatkan secara perlahan-lahan. Jika respon gagal dalam masa percobaan selama 6 minggu, dapat dicoba antipsikotik dari golongan lain. Adakalanya pasien dengan gangguan psikotik menolak pemberian medikasi ini, karena mereka memasukkan hal ini ke dalam sistem wahamnya, misalnya pasien curiga ada racun di dalam obat yang diberikan. Dalam hal ini perlu kebijaksanaan dokter untuk menjelaskan kepada pasien secara perlahan-lahan, bahwa sama sekali tidak ada niat untuk berbuat jahat pada dirinya.Beberapa dokter menyatakan bahwa pimozide (oral) atau serotonin-dopamin antagonis mungkin efektif dalam mengatasi gangguan delusional terutama pada pasien dengan waham somatik. Penyebab kegagalan tersering adalah ketidakpatuhan. Jika pasien tidak merespon terhadap pengobatan antipsikotik, obat harus dihentikan. Dapat digunakan anti depresan atau anti konvulsan. Percobaan dengan obat-obat tersebut dipertimbangkan jika pasien memiliki ciri suatu gangguan afektif.Hasil dari pengobatan dengan serotonin-dopamin antagonis (contoh : clozapin [Clozaril] dan risperidone olanzapine [Zyprexa]) berhubungan dengan pengobatan sebelumnya. Pada beberapa kasus berespon baik terhadap SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors), terutama pada kasus-kasus gangguan morfologi tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Robert C Darwin, didapatkan 18% yang menggunakan anti-depresan.

PsikoterapiPsikoterapi biasanya bantuan yang paling efektif dalam seseorang yang menderita gangguan delusional.3 Elemen terpenting dari suatu psikoterapi adalah menjalin hubungan yang baik antar pasien dengan ahli terapinya. Terapi individual tampaknya lebih efektif daripada terapi kelompok. Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif dan perilaku seringkali efektf. Ahli terapi tidak boleh setuju atau menantang waham pasien, walaupun ahli terapi harus menanyakan waham untuk menegakkan diagnosis. Dokter dapat menstimulasi motivasi untuk mendapatkan bantuan dengan menekankan kemauannya untuk membantu pasien mengatasi kecemasan dan iritabilitasnya, tanpa menyatakan bahwa waham yang diobati. Ahli terapi tidak boleh secara aktif mendukung gagasan bahwa waham adalah kenyataan.1Kejujuran ahli terapi sangat penting. Ahli terapi harus tepat waktu dan terjadwal, tujuannya adalah agar tercipta suatu hubungan yang kuat dengan pasien dan pasien dapat percaya sepenuhnya pada ahli terapinya. Kepuasan yang berlebihan malahan dapat meningkatkan permusuhan dan kecurigaan pasien karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Ahli terapi dapat menghindari kepuasan yang berlebihan dengan tidak memperpanjang periode perjanjian yang telah ditentukan, dengan tidak memberikan perjanjian ekstra kecuali mutlak diperlukan, dan tidak toleran terhadap bayaran.Ahli terapi tidak boleh membuat tanda-tanda yang meremehkan waham atau gagasan pasien, tetapi dapat secara simpatik menyatakan pada pasien bahwa keasyikan mereka dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupannya yang konstruktif. Jika pasien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, ahli terapi dapat meningkatkan tes realitas dengan meminta pasien memperjelas masalah mereka.1

Terapi keluargaPasien dengan gangguan delusi kadangkala sering di diskriminasi oleh lingkungan sekitarnya sehingga membuat pasien tidak bersosialisasi.19 Jika anggota keluarga hadir, klinisi dapat memutuskan untuk melibatkan mereka di dalam rencana pengobatan, salah satunya adalah mengedukasi agar bagaimana pasien dapat bersosialisasi dengan baik. Tanpa menjadi terlihat berpihak pada musuh, klinisi harus berusaha mendapatkan keluarga sebagai sekutu di dalam proses pengobatan. Sebagai akibatnya, baik pasien dan anggota keluarganya perlu mengerti ahwa konfidensialitas dokter-pasien akan dijaga oleh ahli terapi dan dengan demikian membantu pasien. Terdapat pula keinginan bunuh diri pada pasien. Oleh karena itu, peran keluarga sangat dibutuhkan.1,20Hasil terapi yang baik tergantung pada kemampuan dokter psikiatrik untuk berespon terhadap ketidakpercayaan pasien terhadap orang lain dan konflik interpersonal, frustasi, dan kegagalan yang dihasilkannya. Tanda terapi yang berhasil mungkin adalah suatu kepuasan penyesuaian sosial, bukannya menghilangkan waham pasien.

X. PROGNOSISOnset gangguan waham dapat dimulai pada masa remaja tetapi umumnya terjadi dari pertengahan sampai akhir dewasa dengan pola variabel saja, termasuk gangguan seumur hidup dalam beberapa kasus. Studi menunjukkan bahwa secara umum gangguan waham tidak menyebabkan kerusakan parah atau perubahan kepribadian, melainkan untuk bertahap, keterlibatan progresif dengan perhatian delusional. Bunuh diri telah dikaitkan dengan gangguan tersebut, meskipun sebagian besar pasien menjalani hidup normal. Tingkat dasar pemulihan spontan mungkin tidak serendah yang diperkirakan sebelumnya, terutama karena hanya lebih parah menderita pasien dirujuk untuk perawatan psikiatris. Pribadi penyelidikan tindak lanjut Retterstol tentang serangkaian besar kasus telah memberikan banyak sudut pandang tentang sejarah alam dari gangguan tersebut.4

BAB IIIPENUTUP

Gangguan delusional adalah suatu jenis gangguan yang langka yang ditandai oleh adanya waham abnormal yang menonjol. Gangguan ini termasuk langka karena sukar untuk diidentifikasi, disebabkan oleh karena pasien ini jarang memiliki kesadaran bahwa ia sakit, biasanyaia juga tidak menunjukkan penampilan seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Gangguan ini disebabkan oleh adanya suatu stressor pada masa premorbid dengan ciri kepribadian tertentu. Contohnya : paranoid. Hal ini menyebabkan ego membentuk suatu defense mechanism yang berupa proyeksi, penyangkalan serta formasi reaksi. meKanisme pertahanan yang berlebihan inilah yang pada akhirnya menimbulkan gangguan. Gejala klinik yang utama pada pasien ini adalah terdapatnya gejala waham yang menonjol serta terdapatnya halusinasi yang berhubungan dengan wahamnya. Penampilan pada pasien ini tidak menunjukkan adanyakelainan. Hanya mungkin terdapat kelainan dalam kehidupan sosialnya karena pengaruh wahamnya sehingga mereka cenderung untuk menghindari pergaulan secara umum. Waham pada pasien ini sesuai dengan perilaku serta persaan yang ditampilkan oleh pasien, misalnya : seorang dengan waham paranoid memiliki perasaan yang distim, dan memiliki perilaku yang menunjukkan kalau dia seorang paranoid. Pengobatan pada penyakit ini didasarkan pada pengobatan dengan menggunakan obat antipsikotik, selain itu pada pasien ini digunakan juga pengobatan dengan menggunakan psikoterapi baik secara individual ataupun kelompok dan menggunakan terapi secara keluarga. Prognosis pada pasien ini didasarkan pada perjalanan penyakitnya dan tipe dari waham yang didapatinya. Dan biasanya memperlihatkan kesembuhan yang sempurna, hanya beberapa pasien diantara mereka yang berubah menjadi gangguan psikotik yang lain misalnya : skizofrenia dan gangguan afektif yaitu depresi.

DAFTAR PUSTAKA1. Kaplan, H.I., Shaddock B.J : Sinopsis Psikiatri, Jilid I. Binarupa Aksara, Jakarta, 2010: hal : 771-89.2. Grover S, Gupta N, Mattor S. Delusional Disorders : An overview, 2006: 62-73.3. Psych Central Staff. Delusional Disorder Treatment. [online] available from URL : http://psychcentral.com/disorders/sx11t.htm 4. Kepska A, Hawro T, et al. Somatic-type Delusional Disorder: A Case Report and Comments, 2010: 193-94.5. Morimoto K, Miyatake R, et al. Delusional Disorder : Molecular Genetic Evidence for Dopamine Psychosis, 2002;26:794-8016. Williams Lippincott, Wilkins, komprehensive text book of Psychiatry. 7th edition. In Kaplan & Sadocks; Philadelphia. Hal:2580-26067. IDRAAC, Delusional Disorder. [online] 6 mei 2014. Available from URL : www.webmd.com 8. Black D, Andreasen N. Introductory textbook of psychiatry fifth edition; Washington DC. London, England. Hal.47-519. Theo C. Manschreck. Delusion disorder and shared psychotic. Philadelphia; hal.23-3010. Baldwin R. Delusional disorder-somatic type (or body dysmorphic disorder) and schizophrenia: a case report, 2010;13:61-6311. Harvard Health Topic. Delusion Disorder. [online] 4 mei 2014. Available from URL: http://www.drugs.com/health-guide/delusional-disorder.html12. Baldwin R. Delusional and Non-delusional depression in Late life. British Journal of Psychiatry, 1998;152:39-44 13. Manschreck T, Khan N. Recent Advances in the Treatment of Delusional Disorder. Can J Psychiatry, 2006;51:114-11914. Alexandre G, et al. Delusional disorder : An overview of affective symptomps and antidepresant use. Europan Journal Psychiatry, 2003;27:265-276)15. Lepping P, et al. Antipsychotic treatment of primary delusional parasitosis : systematic review. BJP,2007;191:198-205.16. Duvar H, Herken H. Aripiprazole in Delusional Disorder. Europan Journal of General Medicine. 2010;7(4):433-435.17. Janssen I, Hanssen M. Discrimination anf delusional ideation. BJP, 2003;182:71-76.18. Rodrigues A, et al. Suicidal Ideation and Suicidal Behaviour in Delusional Disorder: A Clinical review. Hindawi Publishing Corporation, 2014;834901.19. Kantor S, Glassman A. Delusional depressions : natural history and response to treatment. BJP, 1997;131:351-360.20. Jhon RM, Dewey ME, et al. Schizophrenia and Delusional Disorder in Older Age : Community Prevalence, Incidence, Comorbidity, and Outcome. Schizophrenia Bulletin, 1998;24(1):153-161.

24