Referat Dehisensi (Sintia Dewi SMK)

5/14/2018 Referat Dehisensi (Sintia Dewi SMK) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-dehisensi-sintia-dewi-smk-55a8232c0daa3 1/38

REFERAT

Dehisensi Luka Pasca Operasi Laparotomi

dan Penanganannyadi RSUD Margono Soekarjo Purwokerto

Periode Januari 2008 – November 2011

Pembimbing :

dr. Hj. Fridayati Dewi Mustikawati, SpB

Disusun Oleh :

Sintia Dewi SMK (G1A210006)



I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

• Laparatomi insisi ke dalam rongga abdomen

• Berbagai indikasi: trauma abdomen, infeksi,perdarahan, sumbatan , massa

• Menimbulkan berbagai komplikasi

Komplikasi utama : Dehisensi• 0,25% - 3% dari seluruh laparotomi

• Angka kematian 10-20%



B. Tujuan

• Mengetahui materi mengenai Wound Dehiscence post Laparotomy

• Mengetahui jumlah penderita Wound Dehiscence post Laparotomy di RSMSPurwokerto periode 2008 – 2011.

• Mengetahui penanganan Wound Dehiscence post Laparotomy di RSMS Purwokerto periode2008 – 2011



C. Manfaat

• Sarana pembelajaran bagi penulis dan pembacakhususnya mengenai wound dehiscence.

• Sarana evaluasi mengenai penanganan pascaoperasi laparotomi di RSMS Purwokerto.



II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Fungsi :1. Proteksi2. Penerima rangsang 3. Thermoregulation

4. Ekskresi5. Penyimpanan6. Penyerapan7. Penunjang

penampilan



B. Luka dan Penyembuhan Luka

• Luka rusaknya struktur dan fungsi anatomiskulit normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal danmengenai organ tertentu.

• Etiologi : trauma tajam atau tumpul,

perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatanlistrik atau animal bite



• Berdasarkan waktu terjadinya : Akut dan Kronik

• Berdasarkan kedalaman luka : Luka Superfisial ,Luka Partial Thickness , Luka Full Thickness

• Berdasarkan tingkat kontaminasi: Luka bersih,luka bersih terkontaminasi, luka terkontaminasi,

luka kotor.• Berdasarkan Mekanisme terjadinya : luka insisi,

luka memar, luka lecet, luka tusuk, luka gores,luka tembus, dan luka bakar.



Penyembuhan luka

• Tahap : inflamasi Proliferasi Remodeling

1. Inflamasi

▫ Sejak terjadi luka. Berlangsung selama 3-7 hari

▫ Luka vasokontriksi PD + hemostasis

aktifkan sitokin aktifasi fibroblas sintesiskolagen



2. Proliferasi▫ hari ke-2 atau 3 - hari ke-21

▫ Migrasi fibroblas sintesa kolagen jar. Granulasi epitelisasi kontraksi penutupan luka



3. Remodeling▫ Minggu ke 3 - ±12 bulan

▫ deposisi kolagen selesaifibroblasmeninggalkan jaringan garunalasiPD luka

menurun pematangan serat kolagen



• Bentuk Penyembuhan Luka :



• Faktor yang berpengaruh• A. Eksternal : lingkungan, tradisi, pengetahuan,

sosial ekonomi, penanganan petugas, gizi

• B. Internal :

• 1. Faktor Lokal

• 2. Faktor Sistemik

•

3. Faktor Tekhnik



• Komplikasi:

• 1. Infeksi

• 2. Hemorragi

• 3. Dehisensi dan eviserasi



C. Laparotomi

suatu prosedur tindakan pembedahan denganmelibatkan suatu insisi pada dinding abdomen

Macam sayatan : midline, paramedian,transverse upper abdomen, transverse lower

abdomen Indikasi: terutama bidang digestif dan

kandungan



• Komplikasi :

• 1. Syok

• 2. Hemoragi

• 3. Tromboflebitis

• 4. Infeksi

• 5. Dehisensi dan eviserasi



c. Dehisensi

• Keadaan dimana terbukanya kembali sebagianatau seluruhnya luka operasi akibat kegagalan

proses penyembuhan luka operasi

• Klasifikasi : Dehisensi luka operasi dini,

dehisensi luka operasi lambat



Manifestasi klinis

• Anamnesis:

▫ Nyeri, demam, jahitan operasi terbuka,kemerahan dan bengkak pada daerah luka,keluar cairan atau pus dari jahitan luka,keluarnya jaringan dari luka insisi.

•

Pemeriksaan Fisik :▫ Tanda2 inflamasi, luka operasi yang terbuka



• Etiologi :

• 1. Mekanik

▫ Tekanan : batuk yang berlebihan, ileus obstruktif dan hematom serta teknik operasi yang kurang.

•

2. Metabolik ▫ Hipoalbuminemia, diabetes mellitus, anemia,

gangguan keseimbangan elektrolit serta defisiensi vitamin dapat mempengaruhi proses

penyembuhan luka.• 3. Infeksi

▫ Infeksi dini : streptococcus B haemolyticus

▫ Infeksi lanjut : Stafilococcus aureus



• Faktor resiko :

1. Pre operasi

• jenis kelamin , usia, operasi emergensi,obesitas, DM, gagal ginjal, anemia, malnutrisi,terapi radiasi dan kemoterapi, keganasan,sepsis, penyakit paru obstruktif serta pemakaianpreparat kortikosteroid jangka panjang

2. Operasi

▫

Jenis insisi, cara penjahitan, tekhnik penjahitan, jenis benang



3. Pasca operasi

▫ Peningkatan tekanan intra abdomen

▫ Infeksi

▫ Perawatan luka tidak adekuat

▫ Nutrisi

▫

Terapi radiasi



• Penanganan :

• 1. Non Operatif

Bed rest, perawatan luka, nutrisi yang adekuat

, antibiotik

• 2. Operatif

Debridemen, Rehecting, mesh repair, vacuum pack, bogota bag



III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

• Deskripsi retrospektif. Data diperoleh daridata sekunder

B. Waktu dan Tempat Penelitian

• November - Desember 2011 di bagian RekamMedik RSMS



C. Populasi dan Sampel Penelitian

• Populasi : semua pasien wound dehiscence pasca laparotomi di RSMS periode 1 Jan 2008 -31 Nov 2011

• Sampel : semua pasien wound dehiscence pasca

laparotomi di RSMS periode 1 Jan 2008 - 31Nov 2011 yang memenuhi kriteria inklusi daneksklusi.



• Kriteria Inklusi: Pasien wound dehiscence pascalaparotomi di RSMS periode 1 Jan 2008 - 31

Nov 2011

• Kriteria Eksklusi : Pasien wound dehiscence pasca laparotomi dengan data penunjang untuk

penelitian yang tidak lengkap



• Teknik Sampling : Sampel diambilmenggunakan metode Total Sampling.

• Jumlah Sampel : Total pasien 38, 4 pasien tidak memebuhi kriteria eksklusi, total 34 sampel.



• Rancangan Penelitian

• Deskripsi retrospektif : mengeksplorasi datasekunder dari data pasien wound dehiscence pasca laparotomi di bagian bedah RSMS periode1 Jan 2008 - 31 Nov 2011.



• Pengolahan Data

• Data yang sudah terkumpul diolah denganmenggunakan SPSS for Windows versi 16.0.

• Tata Urutan Kerja

• Pengambil data sekunder dari data rekam medis

pengumpulan data pengelompokan pelaporan dalam bentuk persentase.



IV. Hasil dan Pembahasan



2367%

1133%

Faktor resiko terjadinya dehisensi yaitu lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki (Yadi,2005)



1235%

1030%

514%

721%

Tidak sesuai dengan penelitian webster et al , afzal et al,dan spiloitis et al faktor resiko dehisensi yaitu usialanjut <penurunan imunitas, lebih mudah terkena infeksi>



•

Kelas ~ kondisi sosial ekonomi• kelompok sosial ekonomi rendah lebih rentan terkena

dehisensi post laparotomi karena asupan nutrisi yangtidak adekuat dan pengetahuan tentang perwatan luka yang kurang baik (Afzal, 2008)

1235%

412%

16

47%

24%



• salah satu faktor resiko dehisensi pascalaparotomi adalah tindakan emergensi. (websteret al afzal et al, dan spiloitis et al, Makela et al)

2162%

1338%



926%

1030%

15

44%



• Penatalaksanaan konservatif yang dilakukanantara lain dengan perawatan luka secara

berkesinambungan, pemberian antibiotik dannutrisi yang adekuat serta mobilisasi.

• Sedangkan untuk tindakan operatif dilakukan

rehecting dan wound repair atau penjahitanulang dan debridemen.



V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

• Jumlah pasien Dehisensi post laparotomi di RSMS

periode 1 Jan 2008-30 Nov 2011 sebanyak 38 pasien.• Distribusi sampel penelitian terbanyak laki-laki

sebanyak 67%, dan kelompok usia kurang dari 20tahun sebanyak 42%.

• Penatalaksanaan dehisensi post laparotomi di RSMSperiode 1 Jan 2008 - 30 Nov 2011 didominasi olehpenatalaksanaan konservatif sebanyak 70%. Sedangkanterapi operatif sebanyak 30%.



Saran

• Kelangkapan catatan medis mengenai diagnosis

pasien dan penatalaksanaan yang dilakukanperlu diperhatikan untuk memudahkanpenelitian.

•

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenaiDehisensi post laparotomi untuk melihat lebih jauh factor-faktor resiko pada pasien.



Terima Kasih

Referat Dehisensi (Sintia Dewi SMK)

Documents

Transcript of Referat Dehisensi (Sintia Dewi SMK)