REFERAT COVER KULIT.docx
-
Upload
okky-nafiriana -
Category
Documents
-
view
213 -
download
1
Transcript of REFERAT COVER KULIT.docx
REFERAT
ERUPSI OBAT ALERGIK
Pembimbing
dr Nurhasanah, Sp.KK
Oleh
Fadiah Marini
(030. 10. 099)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
PERIODE 5 JANUARI 2015 - FEBRUARI 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuniaNYA , saya dapat menyelesaikan penyusunan referat ini yang berjudul “
ERUPSI KULIT AKIBAT OBAT”. Penyusunan referat ini untuk melengkapi
persyaratan tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyususnan referat ini , terutama
kepada:
1. dr Hj. Nurhasanah, Sp.KK selaku pembimbing
2. Rekan Rekan koasisten Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
di RSUD Karawang periode 5 Januari- Februari 2015
3. Pihak pihak lain yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung
Demikian referat ini disusun , Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dan kesempurnaan referat ini di masa mendatang. Semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua
Jakarta, Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2
Definisi
Epidemiologi
Imunopatogenesis
Gambaran klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
Prognosis
BAB III KESIMPULAN
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit merupakan salah satu organ tubuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Erupsi obat alergik atau allergic drug eruption ialah reaksi alergik pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat yang biasanya sistemikErupsi Alergi Obat atau allergic drug eruption ialah reaksi alergik pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat yang biasanya sistemik. Erupsi Alergi Obat merupakan reaksi hipersensitivitas yang ditandai oleh satu atau lebih makula yang berbatas jelas, berbentuk bulat atau oval dengan ukuran lesi bervariasidari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Gambaran yang khas dari Erupsi Alergi Obat adalah kecenderungannya untuk berulang di tempat lesi yang sama bila terpapar kembali dengan obat yang sama. Diperkirakan kejadian alergi obat adalah 2% dari total pemakaian obat – obatan atau sebesar 15 – 20% dari keseluruhan efek samping pemakaian obat – obatan.
Jenis obat penyebab alergi sangat bervariasi dan berbeda menurut waktu, tempat dan jenis penelitian yang dilaporkan. Tingginya angka kejadian alergi obat tampak berhubungan erat dengan kekerapan pemakaian obat tersebut. Diduga risiko terjadinya reaksi alergi sekitar 1 – 3% terhadap sebagian besar jenis obat. Pada umumnya laporan tentang obat tersering penyebab alergi adalah golongan penisilin, sulfa, salisilat dan pirazolon. Obat lain yang sering pula dilaporkan adalah analgetik lain (asam mefenamat), antikonvulsan (dilantin, mesantoin, tridion), sedatif (terutama luminal) dan trankuilizer (fenotiazin, fenergan, klorpromazin, meprobamat). Tetapi, alergi obat dengan gejala klinis berat paling sering dihubungkan dengan penisilin dan sulfa.
Reaksi Erupsi Alergi Obat harus dipertimbangkan dalam setiap pasien yang menerima obat dan yang tiba-tiba mengakibatkan erupsi kulit simetris. Obat-obat yang dikenal untuk menyebabkan reaksi kulit termasuk agen antimikroba, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), sitokin, agen kemoterapi, antikonvulsan, dan agen psikotropika. Identifikasi dan penghentianm obat dapat membantu membatasi efek racun yang terkait dengan obat. Keputusan untuk menghentikan obat yang berpotensi penting sering menyajikan dilema.
FAKTOR RISIKO ALERGI OBAT
Jenis Kelamin Wanita mempunyai risiko untuk mengalami gangguan ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria.
Sistem ImunitasErupsi alergi obat lebih mudah terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan sistem imun.
Usia Alergi obat dapat terjadi pada semua golongan umur terutama anak – anak dan orang dewasa. Pada anak – anak disebabkan perkembangan sistem imunologi yang belum sempurna. Sebaliknya, pada orang dewasa disebabkan karena lebih seringnya berkontak dengan bahan antigenetik.
Dosis Pemberian obat yang intermitten dengan dosis tinggi akan memudahkan timbulnya sensitisasi. Tetapi, jika sudah melalui fase induksi, dosis yang sangat kecil sekalipun sudah dapat menimbulkan reaksi alergi.
Infeksi dan Keganasan Mortalitas tinggi lainnya juga ditemukan pada penderita erupsi obat berat yang disertai dengan keganasan.
Atopik Faktor risiko yang bersifat atopik ini masih dalam perdebatan.
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya erupsi alergi obat dapat terjadi secara nonimunologik dan imunologik (alergik), tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanisme imunologik, erupsi alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap (hapten). Obat atau metabolitnya yang berupa hapten ini harus berkonjugasi dahulu dengan protein, misalnya jaringan, serum atau protein dari membran sel untuk membentuk antigen yaitu kompleks hapten protein. Obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap. Sehingga mengakibatkan terjadinya erupsi obat