Reef Manta Ray

4
Reef Manta Ray: Kondisi Sekarang dan Tantangan Konservasi Oleh: Mhd Fauzi Ramadhani Nasution Satu tahun yang lalu, pada tanggal 14 September, CITES (Convention on international Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) secara resmi menetapkan 5 spesies hiu dan 2 spesies pari manta yang terancam punah menjadi spesies yang dilindungi. Enam dari tujuh spesies ikan bertulang rawan tersebut terdapat di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah reef manta ray (WWF Indonesia, 2014). Selain itu, berdasarkan penilaian yang dilakukan IUCN (International Union for the Conservation of Nature) pada tahun 2010, reef manta ray dimasukkan ke dalam kategori vulnerable (Marshall et al., 2011). Reef manta ray (Manta alfredi) dikelompokkan ke dalam kelas Chondrichthyes, subkelas Elasmobranchii, bersama dengan hiu dan pari lainnya (Hickman et al., 2008). Dalam tingkatan takson famili, pari raksasa ini dikelompokkan ke dalam famili Mobulidae. Reef manta ray, bersama giant oceanic manta ray (Manta birostris), merupakan anggota genus Manta. Bagian dorsal reef manta ray berwarna hitam, sedangkan bagian ventral berwarna

description

Artikel tentang kondisi reef manta ray (Manta alfredi) saat ini dan tantangan konservasi

Transcript of Reef Manta Ray

Page 1: Reef Manta Ray

Reef Manta Ray: Kondisi Sekarang dan Tantangan Konservasi

Oleh: Mhd Fauzi Ramadhani Nasution

Satu tahun yang lalu, pada tanggal 14 September, CITES (Convention on international Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) secara resmi menetapkan 5 spesies hiu dan 2 spesies pari manta yang terancam punah menjadi spesies yang dilindungi. Enam dari tujuh spesies ikan bertulang rawan tersebut terdapat di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah reef manta ray (WWF Indonesia, 2014). Selain itu, berdasarkan penilaian yang dilakukan IUCN (International Union for the Conservation of Nature) pada tahun 2010, reef manta ray dimasukkan ke dalam kategori vulnerable (Marshall et al., 2011).

Reef manta ray (Manta alfredi) dikelompokkan ke dalam kelas Chondrichthyes, subkelas Elasmobranchii, bersama dengan hiu dan pari lainnya (Hickman et al., 2008). Dalam tingkatan takson famili, pari raksasa ini dikelompokkan ke dalam famili Mobulidae. Reef manta ray, bersama giant oceanic manta ray (Manta birostris), merupakan anggota genus Manta. Bagian dorsal reef manta ray berwarna hitam, sedangkan bagian ventral berwarna krem hingga putih dengan corak warna gelap tertentu. Lebar pari pemakan plankton (planktivor) ini berkisar antara 1,5 – 5 m dengan berat dapat mencapai 105 kg. Pari yang memiliki ekor seperti cambuk ini tersebar di laut dangkal di daerah tropis dan subtropis, sepanjang Samudera Pasifik, Hindia, dan Atlantik (Marshall et al., 2009).

Page 2: Reef Manta Ray

Populasi reef manta ray cenderung terfragmentasi menjadi subpopulasi. Hal ini disebabkan karena reef manta ray membutuhkan habitat dan sumberdaya yang spesifik. Secara keseluruhan, ukuran populasi reef manta ray di seluruh dunia tidak diketahui. Subpopulasi reef manta ray cenderung berukuran kecil, terdiri dari 100 – 2000 individu. Populasi reef manta ray cenderung stabil di beberapa negara yang melakukan monitoring, seperti Australia, Jepang, Hawaii, dan Maladewa. Di beberapa negara, seperti Indonesia, Thailand, dan Mozambik, ukuran populasi reef manta ray menurun (Marshall et al., 2011).

Penurunan ukuran populasi reef manta ray di beberapa negara tersebut terutama disebabkan oleh perilaku manusia yang mengganggu keberlangsungan hidup reef manta ray. Reef manta ray banyak ditangkap untuk diambil insangnya. Dari tahun 2007-2010, telah terjadi peningkatan penangkapan reef manta ray dari 900 ton menjadi 3300 ton. Selain tingginya permintaan terhadap insang, peningkatan penangkapan reef manta ray juga disebabkan oleh kecenderungan reef manta ray untuk mudah ditemukan. Hal ini dikarenakan reef manta ray memiliki kecepatan berenang yang rendah, hidup berkelompok, berukuran besar, beraktivitas di dekat permukaan laut, memiliki pola perilaku yang dapat ditebak, dan cenderung tidak menjauhi manusia. Di pasar Asia, insang reef manta ray dijual sebagai tonik, disebut peng yu sai, yang bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kulit dan kartilago (rawan) reef manta ray juga diminati masyarakat. Selain itu, kerusakan terumbu karang juga berkontribusi terhadap penurunan ukuran populasi reef manta ray (Dulvy et al., 2014). Terumbu karang yang merupakan habitat reef manta ray banyak mengalami kerusakan akibat ulah manusia, seperti penangkapan ikan, pembuangan limbah ke laut, dan aktivitas yang menimbulkan efek rumah kaca (Wielgus et al., 2003). Pemanfaatan sebagai ikan hias, tertabrak oleh boat, dan perilaku turis yang tidak bertanggung jawab merupakan aktivitas lain yang dapat mempercepat laju penuruan populasi reef manta ray (Marshall et al., 2011).

Life history pari raksasa ini tidak dapat mengembalikan ukuran populasinya di saat masa penurunan ini. Reef manta ray merupakan ikan yang berumur panjang dengan usia reproduktif umumnya dimulai pada usia 8-10 tahun. Di antara semua anggota subkelas Elasmobranchii, reef manta ray merupakan salah satu ikan yang memiliki fekunditas terendah, yaitu 1 anak dalam sekali melahirkan. Periode reproduksi ikan vivipar ini biasanya terjadi setiap 2 tahun (Marshall et al., 2011; Dulvy et al., 2014).

Penjelasan di atas semakin menguatkan bahwa reef manta ray membutuhkan bantuan manusia agar reef manta ray tidak mengalami kepunahan. Akibat yang ditimbulkan oleh punahnya reef manta ray adalah perubahan struktur komunitas laut dangkal secara signifikan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif lainnya (Dulvy et al., 2014). Hal ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat global untuk melakukan konservasi reef manta ray. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kepunahan reef manta ray adalah regulasi pemanfaatan reef manta ray, ekoturisme, pendidikan konsumen, moratorium perdagangan, proteksi internasional, dan proteksi daerah (Heirinchs et al., 2011).

Page 3: Reef Manta Ray

Referensi:

Dulvy, N. K., S. A. Pardo, C. A. Simpfendorfer, & J. K. Carlson (2014). Diagnosing the Dangerous Demography of Manta Rays Using Life History Theory. PeerJ 2:e400.

Heinrichs, Shawn, Mary O’Malley, Hannah Medo, & Paul Hilton (2011). The Global Threat to Manta and Mobula Rays. Wildaid.

Hickman, C. P., L. S. Roberts, S. L. Keen, A. Larson, H. l’Anson, & D. J. Eisenhour (2008). Integrated Principles of Zoology, 14th Edition. New York: McGraw-Hill.

Marshall, A. D., L. J. V. Campagno, & M. B. Bennett (2009). Redescription of the Genus Manta with Resurrection of Manta alfredi (Krefft, 1868) (Chondrichthyes; Myliobatoidei; Mobulidae). Zootaxa 2301: 1-28.

Marshall, A., T. Kashiwagi, M. B. Bennett, M. Deakos, G. Stevens, F. McGregor, T. Clark, H. Ishihara, & K. Sato (2011). Manta alfredi. The IUCN Red List of Threatened Species 2011:e.T195459A8969079. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2011-2.RLTS.T195459A8 969079.en

Wielgus, J., N. E. Chadwick-Furman, N. Zeitouni, & M. Shechter (2003). Effects of Coral Reef Attribute Damage on Recreational Welfare. Marine Resource Economics 18: 225-237.

WWF Indonesia. 2014. “Hiu dan Pari Manta Kini Resmi Dilindungi!” htttp://www.wwf.or.id/?35242/Hiu-dan-Pari-Manta-Kini-Resmi-Dilindungi diakses pada tanggal 7 Oktober 2014.

Foto: Shiyam ElkCloner, 2012