Reaksi saponifikasi
-
Upload
riska-purwanti -
Category
Documents
-
view
136 -
download
2
description
Transcript of Reaksi saponifikasi
Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa kuat (misalnya
NaOH). Sabun terutama mengandung c12 dan c16 selain itu juga mengandung asam karboksilat.
Saponifikasi antara trigliserida dan basa kuat menghasilkan produk berupa sabun dan gliserol.
Sabun dihasilkan dari proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol dalam NaOH sampai terhidrolisis sempurna. Asam lemak yang berikatan dengan natrium
ini dinamakan sabun. Dalam pembuatan sabun kali ini bahan baku yang digunakan adalah CPO
(crude palm oil), NaOH, dan bahan tambahan lainnya. CPO (crude palm oil) adalah sejenis
minyak yang diperoleh dari hasil pengolahan kelapa sawit. Kadar maksimum asam lemak bebas
dalam CPO adalah kurang lebih 5%. Pemilihan basa kuat NaOH pada praktikum ini didasari
karena produk sabun yang akan dibuat adalah jenis sabun padat.
Pertama-tama larutan NaOH 30% dipanaskan sampai suhu ±80oC. Pemanasan tersebut
dilakukan agar reaksi dapat berlangsung dengan cepat. Kemudian dilakukan pengadukan sampai
campuran terlihat seperti susu. Setelah pengadukan tersebut, terbentuklah sabun yang terpisah
dengan gliserol. Kemudian ditambahkan NaCl kedalam campuran, penambahan NaCl tersebut
dilakukan untuk mempermudah pemisahan sabun dengan gliserol. Gliserol yang terbentuk
tersebut dibuang, karena gliserol adalah hasil samping dari pembuatan sabun, selain itu gliserol
berlebih akan membuat sabun menjadi sangat licin.Sabun yang terbentuk tersebut kemudian
ditambahkan amilum. Penambahan amilum tersebut bertujuan untuk memadatkan produk yang
terbentuk.
Kemudian sabun yang dihasilkan, ditambahkan parfum, fungsi dari parfum itu senri
adalah sebagai zat tambahan. Setelah itu sabun tersebut dicetak kedalam sebuah wadah yang
sebelumnya telah diolesi parafin. Penambahan parafin tersebut bertujuan agar sabun tidak
lengket dengan cetakan kegtika sabun sudah kering dan mengeras. Berikut adalah perasamaan
reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan sabun :
Dari hasil praktikum dapat ditentukkan yield sabun hasil percobaan adalah 32,67 %.
Setelah itu dilakukan uji analisa terhadap produk. Uji analisa tersebut adalah analisa asam lemak
bebas dan analisa alkali bebas.
Asam lemak bebas
Kadar asam lemak bebas adalah jumlah yang menunjukkan jumlah asam yang tidak
tersabunkan oleh NaOH. Uji analisa ini dilakukan dengan metoda asidimetri. Sabun
dilarutkan dalam alcohol netral. Alkohol netral dipilih agar tidak mempengaruhi proses
titrasi. Uji uda. Hal ini analisa ini juga dilakukan pada sabun merk lux sebagai
pembanding dari saun yang telah dibuat. Saat sabun sudah larut sempurna dalam alkohol.
Kemudian kedua sampel ini ditambahkan indicator. Saat ditambahkan indicator, larutan
sabun lux tetap tidak berwarna (tidak ada perubahan warna) sedangkan larutan sabun
yang dibuat berubah warna menjadi merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sabun
yang dibuat memiliki pH basa, sedangkan sabun Lux memiliki pH yang asam. Maka uji
titrasi yang dilakukan hanya kepada sabun lux.
Setelah dilakukan titrasi didapat hasil bahwa nilai asam lemak bebas dalam sabun adalah
0,721 %. Sedangkan menurut data SNI, kadar asam lemak pada sabun maksimal adalah
70%. Maka dapat disimpulkan bahwa sabun lux memiliki kualitas yang baik.
Alkali bebas
Kadar alkali bebas adalah jumlah NaOH yang tidak berikatan dengan asam lemak pada
sabun. Metoda yang dilakukan adalah titrasi alkali metri. Dari keterangan diatas, pada
analisa asam lemak bebas bahwa yang bersifat basa hanya sabun yang dibuat, maka pada
analisa ini yang dititrasi hanyalah sabun yang dibuat. Setelah dilakukan titrasi, dapat
ditentukan kadar alkali bebas pada sabun hasil percobaan adalah 0,392 %, sedangkan
menurut literatur bahwa kadar alkali bebas maksimal 0,22%, hal ini menunjukkan bahwa
sabun hasil percobaan memiliki kualitas yang rendah. Apabila sabun bersifat basa, maka
sabun tersebut dapat mengakibatkan iritasi pada tubuh kita.\