rbd

16
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI A. Definisi - Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya (Keliat, 2009). - Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam kehidupan (Stuart, 2006). B. Klasifikasi Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri, meliputi: Bunuh diri anomik Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong seseorang untuk bunuh diri. Bunuh diri altruistic Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya. Bunuh diri egoistic Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor dalam diri seseorang seperti putus cinta atau putus harapan. C. Tanda dan gejala : Tanda dan gejala menurut Stuart (2006) :

description

r

Transcript of rbd

Page 1: rbd

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

A. Definisi

- Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh

pasien untuk mengakhiri kehidupannya (Keliat, 2009).

- Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang

dapat mengancam kehidupan (Stuart, 2006).

B. Klasifikasi

Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri, meliputi:

a. Bunuh diri anomik

Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh

faktor lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga

mendorong seseorang untuk bunuh diri.

b. Bunuh diri altruistic

Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan

kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya.

c. Bunuh diri egoistic

Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor

dalam diri seseorang seperti putus cinta atau putus harapan.

C. Tanda dan gejala :

Tanda dan gejala menurut Stuart (2006) :

- Mempunyai ide untuk bunuh diri.

- Mengungkapkan keinginan untuk mati.

- Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.

- Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat

patuh).

- Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.

- Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan

tentang obat dosis mematikan).

- Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic,

marah dan mengasingkan diri).

- Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang

depresi, psikosis dan menyalahgunakan alcohol).

Page 2: rbd

- Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau

terminal).

- Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau

mengalami kegagalan dalam karier).

- Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).

- Konflik interpersonal

- Sumber-sumber social.

- Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

D. Penyebab

o Faktor Genetik

- 1,5 – 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu

yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami

gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh

diri.

- Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar

dizigot.

o Faktor Biologis lain

Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:

- Stroke

- Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)

- DiabetesPenyakit arteri koronaria

- Kanker

- HIV / AIDS

o Faktor Psikososial & Lingkungan

- Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa

kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan

negatif thd diri, dan terakhir depresi.

- Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang

berkembang, memandang rendah diri sendiri.

- Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan,

kurangnya sistem pendukung sosial.

Page 3: rbd

E. Respon Protektif-diri dan Perilaku Bunuh Diri

Perilaku destruktif-diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak dicegah

dapat mengarah kepada kematian. Aktivitas ini dapat diklasifikasikan

sebagai langsung atau tidak langsung. Perilaku destruktif-diri langsung

mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri. Niatnya adalah kematian,

dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan. Lama

perilaku berjangka pendek, (Stuart, 2006).

Perilaku destruktif-diri tak langsung meliputi perilaku berikut :

1. Merokok

2. Mengebut

3. Berjudi

4. Tindakan criminal

5. Penyalahgunaan zat

6. Perilaku yang menyimpang secara sosial

7. Perilaku yang menimbulkan stress.

8. Ketidakpatuhan pada tindakan medis

Rentang respon protektif diri mempunyai peningkatan diri sebagai

respon paling adaptif, sementara perilaku destruktif-diri, pencederaan diri,

dan bunuh diri merupakan respon maladaptif.

Respon Adaptif Respon Maladapatif

Peningkatan Diri

Pertumbuhan Peningkatan

Berisiko

Perilaku Destruktif-diri tak langsung

Pencederaan Diri

Bunuh Diri

RENTANG RESPON PROTEKTIF-DIRI

Page 4: rbd

B. Pohon Masalah

C. Asuhan

Keperawatann

1. Pengkajian

Beberapa hal yang perlu dikaji terkait resiko bunuh diri yaitu:

Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria

Usia: lebih tua, masalah semakin banyak

Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup

sendiri merupakan masalah.

Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan

percobaan bunuh diri / penyalahgunaan zat.

Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang

yang dicintai, pengangguran, mendapat malu di lingkungan social.

Koping tidak efektif

Stresor internal dan eksternal berlebihan

Harga diri rendah

Isolasi sosial : menarik diri

Perubahan proses berpikir

Perubahan persepsi sensori

Resiko Bunuh Diri

Lesi pada daerah frontal, temporan dan limbik otak

Perilaku psikotik

Skizofrenia

Perubahan kimia otak

Masalah pada Dopamin

Page 5: rbd

Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/

menutup diri.

Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih

beresiko mengalami perilaku bunuh diri.

2. Masalah keperawatan

Resiko bunuh diri

DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada

gunanya hidup.

DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba

bunuhdiri.

Koping maladaptive

DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak

ada harapan.

DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat

mengontrol impuls.

3. Planning

Diagnosa 1 : Resiko bunuh diri

Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri

Tujuan khusus :

Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

Perkenalkan diri dengan klien

Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak

menyangkal.

Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.

Bersifat hangat dan bersahabat.

Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri

Tindakan :

Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan

(pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lain lain).

Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat

oleh perawat.

Page 6: rbd

Awasi klien secara ketat setiap saat.

Periksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya

jika pasien mendapatkan obat.

Klien dapat mengekspresikan perasaannya

Tindakan:

Dengarkan keluhan yang dirasakan.

Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan,

ketakutan dan keputusasaan.

Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan

bagaimana harapannya.

Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti

penderitaan, kematian, dan lain lain.

Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang

menunjukkan keinginan untuk hidup.

Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi

keputusasaannya.

Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.

Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal:

hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk

diselesaikan).

Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Tindakan:

Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman

yang menyenangkan setiap hari (misal: berjalan-jalan,

membaca buku favorit, menulis surat dll.)

Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia

sayang, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain,

mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.

Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain

yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang

sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam

mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif

Page 7: rbd

Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan umum : Klien tidak melakukan kekerasan

Tujuan khusus :

Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati,

sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

Tindakan:

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien

Utamakan pemberian pujian yang realitas

Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri

sendiri dan keluarga

Tindakan:

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah

pulang ke rumah

Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai

kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan.

Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

Page 8: rbd

Beri pujian atas keberhasilan klien

Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

merawat klien

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Diagnosa : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan umum :

Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan khusus :

- Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya

- Pasien mampu mengungkapkan perasaannya

- Pasien mampu meningkatkan harga dirinya

- Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang

baik

Tindakan :

- Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri,

orang lain dan lingkungan

- Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :

o Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan

perasaannya

o Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan

perasaan yang positif

o Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting

o Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri

oleh pasien

o Merencanakan yang dapat pasien lakukan

- Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :

o Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan

masalahnya

Page 9: rbd

o Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing

cara penyelesian masalah

o Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan

masalah yang lebih baik

STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Kondisi Klien

Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal

maupun non verbal

B. Diagnosa Keperawatan

Resiko Bunuh Diri

C. Tujuan

1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya

2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya

3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya

4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

D. Tindakan Keperawatan

1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu

dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.

2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:

a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.

b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang

positif.

c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting

d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh

pasien

e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan

3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:

a) Mendiskusikan dengan pasien cara

menyelesaikan masalahnya

b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas

masing-masing cara penyelesaian masalah

c) Mendiskusikan dengan pasien cara

menyelesaikan masalah yang lebih baik

Page 10: rbd

E. Strategi Pelaksanaan

SP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.

Orientasi:

1. Salam Terapeutik:

- Selamat pagi Pak, kenalkan saya Santi, yang bertugas di ruang

ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2 siang.

- Nama bapak siapa ?

2. Evaluasi/Validasi:

- Bagaimana perasaan Bpk.A hari ini?

3. Kontrak: topik, waktu, dan tempat

- Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang A

rasakan selama ini, setuju ya pak ?

- Kita bercakap-cakap 15 menit bagaimana pak ?

- Bapak ingin kita bercakap-cakap dimana ?

Kerja

1. Mengidentifikasi beratnya masalah resiko

bunuh diri

- Bapak A bisa ceritakan seberat apa masalah yang A alami?

Apakah dengan bencana ini A paling merasa menderita di dunia

ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A

merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang

lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri

sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi?

Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri

atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri?

Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?”

2. Mengidentifikasi benda-benda berbahaya dan

mengamankannya.

- Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena

ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa

seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda – benda

yang membahayakan A

3. Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar

aspek positif dari diri sendiri.

Page 11: rbd

- A, masih banyak hal-hal positif yang bisa disyukuri dari hidup A. A

masih punya dua tangan lengkap, padahal banyak orang yang

tidak punya tangan lengkap, kaki bapak juga lengkap bisa jalan

kemana-mana. Kira-kira apalagi aspek positif dari hidup bapak,

kan banyak.

4. Masukkan pada jadual latihan berpikir positif.

- Nah bagaimana kalau kita masukkan kegiatan berpikir positif ke

dalam jadwal harian A ? Jadi coba A renungkan aspek-aspek

positif dalam hidup A yang lain.

- A ingin kegiatan berpikir positifnya waktu kapan ? sebelum tidur

siang?

Terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

Subyektif:

- Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara

mengatasi perasaan ingin bunuh diri?

Obyektif:

- Coba A sebutkan lagi cara tersebut!

2. Tindak lanjut klien

- Jadi mulai sekarang A bisa renungkan aspek-aspek positif dalam

hidup A.

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

- Baik besok kita bercakap-cakap lagi ya bapak A ? Besok akan

saya kasih tau lagi bagaimana caranya agar bapak terhindar dari

keinginan bunuh diri

- Bapak ingin bertemu dimana ? jam berapa?

- Baik mbak, kita akhiri dulu pertemua kita kali ini. Besok kita akan

bertemu lagi jam 10 di taman ya pak.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta: EGC.

Page 12: rbd

Stuart, G. 2006. Keperawatan Jiwa, Ed: 5. Jakarta: EGC

Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama