rbd digilib
-
Upload
ramadhan-agung -
Category
Documents
-
view
16 -
download
1
description
Transcript of rbd digilib
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -27-
BAB III
TINJAUAN RAM
III.1 Tinjauan Umum Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM)
Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) merupakan tiga karakteristik
dalam suatu sistem yang berhubungan dengan operasionalnya. Dalam program
teknik rekayasa sistem (system engineering), Reliability, Availability, dan
Maintainability (RAM) merupakan salah satu tinjauan yang sangat penting untuk
memastikan bahwa sistem berada pada tingkat kondisi yang diinginkan seperti
tingkat keselamatan (safety), performance, lingkungan, batasan waktu, dan tujuan
ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya RAM antara lain adalah
desain sistem, mutu manufaktur, lingkungan dimana sistem dioperasikan,
ditangani, disimpan, desain dan pengembangan sistem pendukung, tingkat
pelatihan dan kemampuan dari personel yang mengoperasikan dan memelihara
sistem, ketersediaan material yang dibutuhkan untuk merepair sistem, serta tujuan
diagnosa dan peralatan yang tersedia. Pencapaian tingkat RAM yang spesifik
pada suatu sistem sangat penting berkaitan dengan kesiapan (readiness),
keselamatan sistem (system safety), kesuksesan misi (mission success), alokasi
biaya (total cost), dan dukungan logistik (logistic support).
Bab 3 ini menguraikan konsep dan landasan teori yang mendasari RAM,
pendefinisian sistem dan sub sistem, serta diagram blok kehandalan (Reliability
Blok Diagram/RBD). Sebagai pendukung analisis digunakan Unavailability
system dan Fault Tree Analysis (FTA).
III.2 Analisis Kehandalan (Reliability Analysis)
Metode analisis kehandalan dalam tesis ini berdasarkan pada analisis kualitatif
atau analisis kuantitatif dengan mengacu kepada metode diagram blok kehandalan
(Reliability Block Diagram/RBD). Diagram blok kehandalan diturunkan dari
diagram blok fungsional yang telah dibangun dalam bab 2.
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -28-
III.2.1 Dasar-dasar Reliability
Reliability didefinisikan sebagai suatu peluang bahwa suatu sistem atau komponen
akan berfungsi selama rentang waktu t (Ref. 4). Ekspresi hubungan secara
matematis, didefinisikan sebagai variabel acak kontinyu (continous random
variable) T menjadi waktu kegagalan sistem atau komponen ; T ≥0. Reliability
dapat dinyatakan sebagai :
R (t) = Pr {T ≥t} (3-1)
dimana R(t)≥0, R(0) = 1
Untuk nilai t yang diberikan, R(t) adalah peluang bahwa waktu kegagalan adalah
lebih besar atau sama dengan t, sehingga :
F (t) = 1 – R (t) = 1 - Pr {T ≥t} = Pr {T < t} (3-2)
dimana F(t) ≥0, F(0) = 0
F(t) adalah peluang dimana suatu kegalan terjadi sebelum waktu t. Dengan
mengacu kepada R(t) sebagai suatu fungsi reliability dan F(t) sebagai fungsi
distribusi kumulatif (Cumulative Distribution Function/CDF) dari distribusi
kegagalan. Fungsi ketiga disebut dengan fungsi kerapatan peluang (Probability
Distribution Function/PDF) dan didefinisikan sebagai :
0( ) 1f t dt
(3-3)
Fungsi ini menjabarkan bentuk karakteristik distribusi kegagalan. PDF atau f(t)
mempunyai dua komponen :
f(t) ≥0 dan0
( ) 1f t d t
Dengan demikian :
0( ) ( ') '
tF t f t dt (3-4)
( ) ( ') 't
R t f t dt
(3-5)
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -29-
Dengan kata lain, baik fungsi kehandalan dan CDF merepresentasikan daerah di
bawah kurva yang didefinisikan oleh f(t). Karena daerah di bawah seluruh kurva
adalah sama dengan 1, kehandalan dan peluang kegagalan keduanya akan
didefinisikan sebagai :
0 ≤R(t) ≤1 dan 0 ≤F(t) ≤1
Kedua fungsi R(t) dan F(t), digunakan saat dilakukan analisis kehandalan dan
peluang kegagalan. Grafik PDF atau f(t), merupakan representasi visual dari
distribusi kegagalan. Karakteristik kehandalan umumnya dihitung sebagai waktu
rata-rata kegagalan sistem/komponen atau Mean Time Between Failure (MTBF).
(Ref. 16 ). MTTF dirumuskan seperti persamaan 3-6 (Ref. 4).
0( ) ( )M T T F E T tf t d t
(3-6)
Dimana rata-rata (mean) adalah nilai yang diharapkan (expected value), dari
distribusi peluang f(t), atau dapat juga menggunakan persamaan 3-7 :
( )o
M T T F R t d t
(3-7)
Selain fungsi peluang yang sudah disebutkan di atas, ada fungsi yang lain yang
disebut dengan laju kegagalan (failure rate) atau hazard rate. Fungsi laju
kegagalan memungkinkan untuk menetapkan jumlah kegagalan yang terjadi per
unit waktu (Ref. 4).
Laju kegagalan secara matematis dinyatakan dengan persamaan :
( )( )( )
f ttR t
(3-8)
Laju kegagalan suatu sistem pada awal periode operasi tinggi, kemudian menurun
dengan nilai konstan, dan ditahap akhir meningkat kembali. Secara umum kurva
laju kegagalan komponen yang berhubungan dengan waktu digambarkan dengan
kurva bak mandi (bathtub curve). Tren kecenderungan kurva menurun
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optim
menggambarkan laju kegagalan komponen yang relatif tinggi pada awal
dioperasikan/usia pakai (Life Cycle). Kegagalan prematur atau awal biasanya
sering disebabkan oleh kesalahan dalam desain, pemasangan yang tidak tepat,
pengoperasian oleh operator yang tidak terlatih dan lain-lain. Fase ini sering
disebut dengan fase ’Burn-in’. Tahapan berikutnya adalah fase ’Useful Life’
atau sering disebut sebagai laju kegagalan konstan. Tahap ketiga adalah fase
’Wear-out’, dimana laju kegagalan meningkat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan pemeliharaan komponen.
Secara singk
lebih banyak
relatif lebih
III.2.2 Siste
Pesawat me
pandang sis
dan mempre
Untuk itu d
merepresent
hubungan m
merespon (
beberapa fitu
alisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -30-
Gambar III.1. Bathtub Curve (Ref. 4)
at dapat dikatakan bahwa ketika suatu sistem bekerja, fase 1 dan 3
membutuhkan perawatan dan sumber daya, sedangkan fase 2 secara
sedikit membutuhkan perawatan dan sumber daya yang dibutuhkan.
m dan Subsistem
rupakan suatu sistem yang kompleks, sehingga perlu digunakan cara
tem (System View) untuk menggambarkan hubungan antar komponen
diksi prestasi sistem dalam kondisi tertentu yang dipertimbangkan.
iperlukan suatu pemodelan sistem yang dapat mendefinisikan atau
asikan sistem sedemikian rupa, sehingga dapat menjelaskan suatu
atematis atau hubungan logika tentang bagaimana suatu sistem
input dan output). Karakteristik model sistem hanya mewakili
r dan karakteristik dari sistem nyata.
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -31-
Sistem didefinisikan sebagai suatu himpunan bagian yang saling berhubungan dan
bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan bersama. Elemen dari sistem terdiri
dari komponen, atribut dan hubungan (relasi). Sistem dapat diklasifikasikan
dalam 2 kelompok, yaitu sistem statis yang keadaannya tidak berubah terhadap
waktu, dan sistem dinamis yang keadaannya berubah terhadap waktu (kontinyu,
diskrit dan kombinasi). Berdasarkan definisi di atas, maka pesawat merupakan
suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang membentuk sistem,
kemudian hubungan antar subsistem melahirkan suatu fungsi.
III.2.3 Metode Diagram Blok Kehandalan (Reliability Block Diagram/RBD)
Dalam analisis Reliability, teknik yang paling banyak dipakai adalah menentukan
kehandalan sistem dalam bentuk kehandalan komponennya. Metode diagram
kehandalan merupakan metode yang menerapkan fungsi atau persamaan hukum-
hukum logika kegagalan tiap-tiap komponen dan direpresentasikan dalam bentuk
diagram blok. Diagram blok kehandalan bisa disusun secara seri, paralel ataupun
standby. Pada sistem dengan beberapa komponen yang kompleks, diagram blok
kehandalan merupakan diagram blok fungsional yang menggambarkan hubungan
antar komponen dalam membentuk fungsi kerja dari sistem dan subsistem yang
ada di pesawat secara keseluruhan. Diagram menyatakan suatu proses yang
terjadi antara komponen-komponen utama terdiri dari masukan (input), proses
rangkaian dan keluaran (output). Pembuatan diagram blok kehandalan dari sistem
pesawat, dapat diturunkan dari prinsip kerja komponen dan sistem yang ada di
pesawat, dengan asumsi sebagai penyederhanaan dari diagram blok fungsional.
Penyusunan reliability block diagram dari komponen/sistem Pesawat C-130
Hercules selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.
Analisis Reliability Block Diagram mengikuti pendekatan umum sebagai berikut :
a. Menetapkan kriteria kegagalan
b. Menentukan Diagram Blok Reliability
c. Menganalisis modus kegagalan
d. Perhitungan Reliability sistem
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -32-
III.2.4 Markov Model untuk Sistem yang Dapat Diperbaiki (Repairable
Systems)
Dalam suatu analisis sering diasumsikan bahwa kegagalan komponen dan properti
repair adalah saling independen. Pada kenyataannya, ini bukanlah keadaan yang
sesungguhnya. Interaksi banyaknya komponen yang gagal (kegagalan
independen), akan lebih efektif menggunakan proses markov, dimana laju
kegagalan dan laju repair menggunakan pendekatan sebagai waktu independen.
Teknik analisis markov, mengasumsikan bahwa laju kegagalan (λ) dan laju repair
(μ) adalah konstan (Constant failure rate and constant repair rate). Untuk kasus
distribusi lain (misalnya proses kegagalan Weibull atau waktu repair Log
Normal), metode simulasi Monte Carlo lebih tepat digunakan.
Formulasi Markov didesain untuk semua kemungkinan tingkat keadaaan (t.k.)
sistem (State). Tingkat keadaan didefinisikan menjadi suatu kombinasi sebagian
dari komponen yang beroperasi dan yang gagal. Sebagai contoh jika sistem terdiri
dari tiga komponen, maka ada 8 kombinasi t.k. yang berbeda untuk komponen
yang beroperasi dan gagal. Tabel III.1 menyatakan t.k. markov (Markov state)
untuk sistem dengan tiga komponen. Di mana O menunjukkan komponen yang
beroperasi dan X adalah komponen yang gagal. Secara umum, sistem dengan N
komponen akan mempunyai 2N tingkat keadaan, sehingga jumlah t.k. meningkat
lebih cepat dibandingkan jumlah komponen.
Tabel III.1 Peluang Tingkat Keadaan Markov Sistem dengan 3 Komponen
State (Tingkat Keadaan)Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8
a O X O O X X O Xb O O X O X O X Xc O O O X O X X X
Dalam melakukan analisis maka harus diketahui, mana t.k. yang berhubungan
dengan kegagalan sistem. Hal ini tergantung kepada konfigurasi komponen yang
digunakan, yaitu seri, paralel, atau kombinasi keduanya. Objek dari analisis
Markov adalah menghitung Pi (t), yaitu peluang bahwa sistem dalam kondisi t.k i
pada waktu t. Untuk menentukan Pi (t), diturunkan suatu set persamaan
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -33-
differensial, satu untuk tiap t.k. sistem. Terkadang mengacu kepada persamaan
transisi t.k. karena persamaan mengijinkan Pi (t) untuk ditentukan dalam bentuk
laju dimana transisi dibuat dari satu t.k. ke t.k. lainnya. Laju transisi terdiri dari
superposisi dari laju kegagalan komponen, laju repair atau keduanya. Dalam
analisis Markov, peluang perubahan tingkat keadaan hanya bergantung pada
tingkat keadaan itu sendiri. Jadi peluang kegagalan atau peluang reparasi tidak
bergantung pada sejarah masa lalu sistem.
III.3 Maintainability Analysis
Maintainability didefinisikan sebagai jumlah kegiatan perawatan korektif dalam
selang waktu tertentu dibagi dengan jumlah waktu perawatan total yang
diperlukan untuk memperbaiki sistem. Dari definisi tersebut terlihat bahwa
maintainability berbanding terbalik dengan Mean Time To Repair (MTTR).
Dengan demikian dalam hubungannya untuk meningkatkan availability, kedua
faktor reliability dan maintainability harus diperbaiki. Hal ini mengasumsikan
bahwa hal-hal lain yang mungkin menyebabkan waktu penundaan (delay time)
yang berlebihan dapat dihilangkan.
III.3.1 Dasar-dasar Maintainability
Tujuan dari analisis maintainability adalah meningkatkan efisisensi dan safety
serta mengurangi biaya pemeliharaan peralatan berdasarkan kondisi, prosedur dan
sumber daya yang telah ditetapkan. Persyaratan maintainability antara lain :
a. Penentuan definisi perencanaan yang meliputi seluruh dokumentasi
perencanaan untuk program yang ditentukan.
b. Dikhususkan bagi kategori top-level dengan produk/sistem yang dapat
diaplikasikan.
c. Didesain melalui proses iteratif dari analisi fungsional, alokasi persyaratan,
trade-off dan optimasi, sintesis dan pemilihan komponen.
d. Diukur dalam bentuk kecukupan melalui sistem uji dan evaluasi.
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi
Untuk menentukan waktu repair, tentukan T sebagai variabel acak kontinyu yang
merepresentasikan waktu repair suatu unit kegagalan yang mempunyai fungsi
kerapatan kegagalan h(t). Fungsi distribusi kumulatif dirumuskan (Ref. 4) :
0P r{ } ( ) ( ') '
tT t H t h t d t (3-9)
Persamaan yang menyatakan bahwa waktu suatu repair akan diselesaikan dalam
waktu t (MTTR), selanjutnya dirumuskan dalam persamaan :
0( ) {1 ( )}
tM T T R th t d t H t d t
(3-10)
Maintainability mempunyai lingkup definisi yang paling luas, dapat diukur dalam
bentuk kombinasi dari beberapa faktor yang berbeda. Dari perspektif sistem,
pemeliharaan diasumsikan menjadi 2 kategori :
a. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance), yaitu melakukan
pemeliharaan tidak terjadwal, untuk mengembalikan suatu sistem/produk
ke kondisi semula setelah terjadi kegagalan, termasuk kemungkinan
melakukan modifikasi.
b. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance), yaitu melakukan
pemeliharaan terjadwal untuk menjaga suatu sistem pada tingkat performa
yang diinginkan melalui serangkaian tindakan sistematis seperti, inspeksi,
deteksi, servicing, atau pencegahan kegagalan melalui penggantian
komponen secara periodik.
Gambar III.2
Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -34-
. Fitur desain Inherent and secondary maintainability (Ref. 4)
Bab 3 Tinjauan RAM
Ada beberapa konsep yang harus diikuti sebagai bagian dari aktifitas desain yang
mendukung untuk mengurangi waktu repair. Lingkaran dalam pada gambar III.2
merupakan fitur desain inherent maintainability dan lingkaran luar merupakan
fitur sekunder yang mempengaruhi total downtime sistem. Faktor-faktor sekunder
yang mempengaruhi maintainability difokuskan pada pemeliharaan dan suplai
komponen yang dibutuhkan untuk mendukung proses repair. Memelihara suplai
komponen pada tingkat yang tepat merupakan bagian dari proses logistik.
III.3.2 Down Time Analysis
Downtime merupakan total waktu yang dibutuhkan (ketika sistem tidak
beroperasi) untuk merepair dan mengembalikan sistem kepada status operasi
sepenuhnya. Dalam prakteknya dow time mempunyai paling tidak dua komponen.
Komponen pertama adalah waktu tunggu datangnya sukucadang melalui rantai
suplai (logistic downtime). Komponen kedua adalah waktu repair, yang terdiri
dari waktu maintenance. Sedangkan Mean Downtime (MDT) didefinisikan
sebagai selang waktu tak beroperasi rata-rata, yaitu jumlah waktu yang diperlukan
untuk memperbaiki produk sampai mencapai kondisi yang dapat dirawat. Gambar
III.3 dan III.4 menggambarkan hubungan variasi faktor downtime dalam konteks
total waktu serta pernjelasan dari elemen dan aktifitas downtime.
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -35-
Gambar III.3 Faktor-faktor Uptime/Downtime (Ref. 18)
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -36-
Gambar III.4 Elemen Down Time dan Repair Time (Ref. 6)
a. Realization Time, waktu yang hilang sebelum kondisi kegagalan menjadi
kenyataan. Elemen ini termasuk pada availability, akan tetapi bukan
merupakan bagian dari repair time.
b. Access Time, termasuk waktu dari realisasi bahwa suatu kegagalan terjadi,
untuk membuat kontak antara displai dan titik pengujian serta menemukan
kegagalan, yang berhubungan dengan peralatan uji dan faktor desain.
c. Diagnosis Time, mengacu pada penemuan kegagalan dan termasuk
pengaturan peralatan uji, pengecekan, interpretasi dari informasi yang
didapat, verifikasi kesimpulan dan keputusan tindakan korektif.
d. Spare Part Procurement, penyiapan komponen berupa ’Tool Box’, baik
kanibalisasi atau mengambil komponen identik dari bagian sistem lain.
Waktu untuk memindahkan komponen dari suatu depot atau gudang
kepada sistem tidak termasuk, karena merupakan bagian dari logistic time.
e. Replacement Time, pembongkaran sistem LRA (Least Replaceable
Assembly) dan sambungan/wiring, sebagai bagian dari penggantian. LRA
adalah item yang dapat diganti setelah diagnosis kesalahan tidak berlanjut.
Waktu penggantian sebagian besar tergantung pada pemilihan LRA dan
fitur desain mekanis, seperti pemilihan connector.
f. Checkout Time, kondisi dimana kegagalan sudah teratasi dan sistem mulai
beroperasi. Pengembalian sistem ke operasi sebelum penyelesaian
pengecekan merupakan aktivitas repair, dan tidak secara keseluruhan
merupakan bagian dari downtime.
Bab 3 Tinjauan RAM
g. Alignment Time, hasil dari memasukkan suatu modul baru kedalam
pengaturan sistem yang mungkin disyaratkan. Seperti kasus checkout,
beberapa atau seluruh alignment tidak termasuk downtime.
h. Logistic Time, waktu yang dikonsumsi untuk menunggu spares,
penambahan peralatan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan sistem.
i. Administrative Time, adalah suatu fungsi organisasi pengguna sistem. Jenis
aktifitas termasuk pelaporan kegagalan (berdampak pada downtime),
alokasi tugas-tugas repair, pergantian sumber daya manusia yang
melakukan pengaturan demarkasi, official breaks, disputes, dan lain-lain.
Banyak parameter digunakan untuk maintainability, seperti maximum time to
repair (MTTR), dan maintenance ratio (MR). Tabel III.2 berisi daftar beberapa
pengukuran kuantitatif yang berkaitan dengan waktu. Maintainability merupakan
suatu fungsi menemukan kegagalan dimana diagnosis itu penting, pengukurannya
seperti, efektifitas pengujian, deteksi kesalahan, dan laju kesalahan
sinyal/indikator. Selain itu faktor ekonomis dan kemudahan pemeliharaan yang
secara tidak langsung diukur dengan aksessibilitas, keakuratan diagnosa, tingkat
standarisasi, dan hal-hal yang berkaitan dengan faktor manusia.
Tabel III.2 Pengukuran Kuantitatif Maitainability
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -37-
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -38-
III.4 Availability Analysis
Pengukuran reliability memang memberikan petunjuk yang jelas tentang frekuensi
kesuksesan komponen/sistem dalam menjalankan fungsinya, akan tetapi interval
waktu produk tak dapat dipakai setelah kegagalan tidak dapat diukur. Konsep
availability dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan ini, dengan mengukur
jumlah waktu produk dalam keadaan operasional.
III.4.1 Dasar-dasar Availability
Availability adalah peluang suatu sistem/komponen untuk melaksanakan
fungsinya berdasarkan periode waktu yang ditetapkan ketika dioperasikan dan di
maintain sesuai tatacara yang telah ditentukan (Ref. 4). Seperti halnya reliability,
availability menentukan peluang suatu sistem yang dinyatakan dalam satu dari
dua kondisi, yaitu : ‘uptime (on)’ dan ‘downtime (off)’. Uptime berarti bahwa
sistem masih berfungsi dan downtime berarti bahwa sistem tidak berfungsi, dalam
hal ini diperbaiki atau diganti tergantung pada apakah sistem dapat diperbaiki atau
tidak. Kondisi sistem dinyatakan dalam variabel biner :
1, Jika sistem beroperasi pada waktu tX(t) =
0, sebaliknya
Ada 4 hal penting dalam mengukur tingkat availability, yaitu : fungsi availability,
batasan availability, rata-rata fungsi availability, dan batasan rata-rata availability.
Keempat hat tersebut berdasarkan pada fungsi X(t), yang menyatakan status
sistem dapat direpair dalam waktu t. ( ) ( ( ) 1)A t P X t
III.4.2 Inherent Availability (Ai)
Inherent Availability adalah peluang bahwa suatu sistem, ketika dioperasikan
sesuai dengan kondisi yang ditentukan serta ideal (tools, sukucadang, dan personel
pemeliharaan tersedia), akan beroperasi dengan baik pada waktu yang ditentukan.
Termasuk tindakan preventif atau pemeliharaan terjadwal, waktu tunda logistik,
dan waktu tunda administrasi.
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis O
Inherent Availability didasarkan kepada distribusi kegagalan dan distribusi waktu
repair, atau dapat dipandang sebagai suatu parameter desain peralatan, yang
menghubungkan antara reliability dan maintainability.
( )it
MTBFA LimA tMTBF MTTR
(3-11)
III.4.3 Achieved Availability (Aa)
Achieved Availability adalah peluang bahwa suatu sistem atau peralatan, ketika
digunakan sesuai dengan kondisi yang ditetapkan yaitu dukungan lingkungan
yang ideal (tools, sukucadang, dan personel pemeliharaan tersedia), akan
beroperasi dengan baik disetiap waktu.
a
MTBMA
MTBM M
(3-12)
Dimana : MTBM adalah pemeliharaan terjadwal dan tidak terjadwal,
M adalah waktu rata-rata pemeliharaan aktif.
Jika preventive maintenance dilakukan terlalu sering dapat berdampak negatif
pada Aa, meskipun itu meningkatkan MTBF. Gambar III.5 menunjukkan
perubahan Aa sebagai suatu fungsi interval pemeliharaan preventif untuk suatu
kasus yang spesifik. Interval pemeliharaan preventif yang terlalu singkat
menaikkan frekuensi downtime sehingga availability lebih rendah dari inherent
availability. Peningkatan interval pemeliharaan preventif, maka Aa akan
mencapai titik maksimum dan secara umum mendekati Ai.
ptimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -39-
Gambar III.5 Ai vs Preventive maintenance Interval (Ref. 4)
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -40-
III.4.4 Operasional Availability (Ao)
Pengukuran yang tepat sebagai dampak dimasukkannya faktor desain dan sistem
pendukung pada availability adalah operasional availability (A0). Operational
availability didefinisikan sebagai peluang bahwa suatu sistem, ketika digunakan
sesuai kondisi yang ditetapkan dalam lingkungan operasional sesungguhnya, akan
beroperasi dengan baik (Ref. 16). Persamaan yang berhubungan dengan A0
diberikan seperti table III.3. Persamaan ini disebut dengan persamaan kondisi
tunak (steady state) untuk operasional availability. Persamaan steady state hanya
terjadi pada waktu yang sangat lama atau ketika sistem mencapai kondisi steady.
Jika berhubungan dengan durasi waktu yang sangat singkat, seperti 3 atau 7 hari
misi, maka availability tidak akan mencapai kondisi steady. Simulasi digunakan
untuk menghitung operasional availability. Setelah suatu sistem digunakan,
jumlah jam dimana sistem dinyatakan ‘Up’ (mampu melaksanakan semua
fungsi/misi yang disyaratkan) dan total jumlah jam yang hilang untuk menjadikan
system ‘Up’ dalam setiap interval kalender dapat diukur.
Operasional availability dapat dinyatakan dengan persamaan berikut (Ref. 8) :
o
MTBMA
MTBM MDT
(3-13)
atau :
Dimana : Mean Downtime (MDT) adalah rata-rata downtime pemeliharaan,
termasuk waktu pemeliharan (M ), waktu penundaan logistik, dan
waktu penundaan administratif
Total Time adalah waktu total yang dibutuhkan sistem untuk Up
selama interval kalender yang diberikan. (Total Time = Uptime +
Downtime)
UptimeA0 =
Total Time(3-14)
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -41-
Tabel III.3 Perbandingan Inherent Availability (Ai) dan OperasionalAvailability (A0) (Ref. 8)
Tabel III.4 Dampak R&M pada Operasional Availability [Ref. 8]
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -42-
III.5 Unavailability System
Teknik analisis Markov juga dapat diterapkan untuk menghitung unavailability
sistem pada kondisi tunak (steady state), dengan memperhitungkan pemulihan
dari kondisi tingkat keadaan sistem yang gagal. Unavailability sistem adalah
peluang berada pada tingkat keadaan yang gagal. Unavailability system dapat
diformulasikan dari ringkasan hasil dan pendekatan (approximation) untuk
lingkup kasus redundan dan repair. Kasus n crew repair MDT system adalah unit
MDT dibagi dengan jumlah item yang diperlukan untuk gagal. Tabel III.5
didapatkan dengan mengalikan laju kegagalan (λ) sistem dengan MDT/(jumlah
kegagalan). Untuk kasus single repair crew MDT sistem akan sama seperti unit
MDT. Tabel III.6 didapatkan dengan mengalikan laju kegagalan sistem (1 crew)
dengan MDT.
Tabel III.5 Unavailability System (n Crew) (Ref. 6)1 λ MDT
Total 2 λ2 MDT2 2λ MDT
number 3 λ3 MDT3 3λ2 MDT2 3λ MDT
of units 4 λ4 MDT4 4λ3 MDT3 6λ2 MDT2 4λ MDT
1 2 3 4Number of units required to operate
Tabel III.6 Unavailability System (1 Crew) (Ref. 6)1 λ MDT
Total 2 2λ2 MDT2 2λ MDT
number 3 6λ3 MDT3 6λ2 MDT2 3λ MDT
of units 4 24λ4 MDT4 24λ3 MDT3 12λ2 MDT2 4λ MDT1 2 3 4
Number of units required to operate
Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa kedua tabel diatas dikembangkan atas
dasar asumsi bahwa system MDT adalah sama dengan unit MDT, karena pada
kenyataanya kasusnya akan berbeda. Terkadang kegagalan sistem adalah skenario
yang berbeda secara total untuk unit kegagalan yang direparasi.
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -43-
III.6 Fault Tree Analysis (FTA)
Analisis pohon kesalahan (Fault Tree Analysis/FTA) adalah suatu metode grafis
untuk menggambarkan kombinasi kejadian-kejadian (events) yang memicu suatu
kegagalan sistem. Dalam terminologi pohon kesalahan modus kegagalan sistem
disebut sebagai kejadian puncak (Top Event). FTA secara khusus melibatkan tiga
kemungkinan logis dan dua simbol utama. Input dibawah gate merepresentasikan
kegagalan. Ouput (at the top) gate merepresentasikan suatu propagasi kegagalan
tergantung pada bentuk dasar gate. Tiga tipe gate adalah :
Or Gate : Setiap input yang menyebabkan output terjadi
And gate : Semua input yang dibutuhkan terjadi agar output terjadi
Voted Gate : Sama dengan and gate, menggambarkan dua atau lebih
input dibutuhkan agar output terjadi.
Failure Rate “And Gate” : sebenarnya adalah Voted gate sebagai contoh 2 dari 3.
λ1 x λ2 x ……..λn (MDT1 + MDT2 + ………..MDTn) (3-15)
Failure Rate “OR Gate” : Menambahkan laju kegagalan pada input, dimanapeningkatan dari output OR gate akan menjadi input yang meningkat bagi gateyang lain
λ1 + λ2 + ……..λn (3-16)
MDT “And Gate” : Adalah perkalian dari individu MDT dibagi denganpenjumlahannya
(MDT1 x MDT2 x ……..MDTn)(MDT1 + MDT2 + ……..MDTn)
MDT “OR Gate” : Jika MDT dari dua input gate dibawahnya tidak identik maka
diperlukan untuk menghitung MDT ekuivalen. Pembobotan rata-rata dari dua
MDT oleh laju kegagalan
(MDT1 x λ1) + (MDT2 x λ2) + ………… + (MDTn x λn)(λ1 + λ2 + ……..λn)
(3-17)
(3-18)
Bab 3 Tinjauan RAM
Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -44-
Tabel III.7 FTA Symbols (Ref. 8)