rangkuman kwn
-
Upload
redo-pariansah -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
Transcript of rangkuman kwn
Latar Belakang
1. Suatu negara dlm upaya mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional tdk pernah lepas dari berbagai
problema, atau kendala/resistensi, yg berupa
tantangan, ancaman,hambatan, gangguan (TAHG);
2. TAHG bersifat alamiah dan kodrati (setiap perjuangan
pasti menghadapi TAHG);
3. TAHG bersumber dr internal & external, langsung & tdk
langsung, bentuknya pisik/material dan non pisik.
4. Untuk mengatasi TAHG, negara perlu memiliki
kemampuan/ potensi untuk menangkal segala bentuk
problema (TAHG), yg disebut ketahanan nasional;
5. TAHG sifatnya alamiah dan kodrati, sebaliknya Tannas
harus diupayakan secara proaktif melalui Bangnas .
6. TAHG sangat komplek dan multi dimensional, dan terus
berkembang, maka Tannas hrs dibangun secara
dinamis, terus-menerus, menyeluruh (komprehensif) di
segala segi kehidupan.
7. Ketidak mampuan membangun ketahanan yg kuat dan
tangguh, secara implisit mengindikasikan negara tsb
tdk akan mampu menghadapi/mengatasi TAHG, yg
berakibat negara semakin terpuruk.
Ketahanan Nasional (Tannas) adalah : kondisi dinamik suatu
bangsa, meliputi keuletan dan ketangguhan yg mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dlm
menghadapi dan mengatasi TAHG yg datang dari dalam maupun
dari luar, langsung maupun tdk langsung yg membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara dlm mewujudkan citap-
cita dan tujuan nasional.
Untk mewujudkan Tannas yg kuat, tangguh dan menyeluruh,
bangsa Indonesia menyusun konsepsi yg disebut Metoda
Astagatra, yaitu metoda dlm membina dan mengembangkan
Tannas melalui delapan unsur (asta gatra), yaitu :
1. Trigatra meliputi; geografi, SDA dan
penduduk (disebut aspek alamiah);
2. Pancagatra meliputi; ideologi, politik,
ekonomi, sosial-budaya, dan hankam.
Hubungan antar gatra:
1. Antar gatra memiliki hubungan yg bersifat holistik
(menyeluruh) atau komprehensif (artinya merupakan
satu kesatuan yg bulat dan utuh);
2. Antar gatra memiliki hubungan organis/ integral (satu
kesatuan yg tdk bisa dipisahkan);
3. Hub. timbal-balik/ interdependensi (hubungan saling
ketergantungan dan memiliki pengaruh timbal-balik);
4. Hubungan sinerji (hubungan yang saling memperkuat
satu-sama lain).
Implikasi hubungan antar gatra:
Hub. Yg bersifat holistik dan organis (menyeluruh & tdk
dpt dipisahkan) berimplikasi, bhw Bangnas untuk
mewujudkan Tannas hrs dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan serempak, tdk boleh ada gatra yg
ditinggalkan;
Hub. interdependensi (saling ketergantungan, artinya
kondisi satu gatra akan berpengaruh thd gatra yg lain),
implikasinya setiap gatra hrs dibangun secara merata
dan proporsional.
Hub. sinerji (saling memperkuat, artinya kuat/lemahnya
salah satu gatra berpengaruh thd kuat/lemahnya gatra
yg lain) berimplikasi, bhw Bangnas hrs dilakukan secara
terpadu (integral), yaitu memperhatikan keterkaitan
satu sama lain.
Hub. Antar gatra aspek alamiah;
1. Letak, posisi dan kondisi geografi berpengaruh
thd perilaku penduduk;
2. Kualitas penduduk mempengaruhi kualitas SDA;
3. Nilai ekonomis SDA dipengaruhi oleh letak dan posisi geografi.
Kesimpulan:
1) antar gatra ada hubungan yg saling terkait
(integrated) dan saling berpengaruh
(interdependensi).
2) kondisi geografi dan SDA sbg modal dasar yg
hrs diterima apa adanya (taken for granted), shg
faktor kualitas penduduk paling berpengaruh thd
kondisi geografi dan kondisi SDA.
Implikasinya :
Pembangunan kualitas penduduk hrs diutamakan
(mendapat prioritas yang tinggi).
HUBUNGAN ANTAR GATRA ASPEK SOSIAL
Aspek sosial (Ipoleksosbudhankam) tersusun secara
herarkhis, artinya aspek yg menempati strata atas
berpengaruh thd strata di bawahnya.
Aspek ideologi yg menempati strata paling atas memiliki
intensitas penaruh paling besar thd aspek di bawahnya.
Bila aspek ideologi tererosi, maka berpengaruh thd
aspek politik, ekonomi, sos-bud dan hankam. Aspek
politik memiliki intensitas pengaruh yg lebih signifikan
dari pada aspek ekonomi, dst…….Intensitas pengaruh
tdk statis tapi dinamis, bisa berubah.
Susunan herarkhis tsb berimplikasi, urutan strata bisa
Hubungan aspek alamiah dan aspek social:
Aspek alamiah akan memberi arti (makna) yg besar bagi
Tannas bila aspek sosial dapat terselenggara dgn baik;
Aspek sosial dpt terselenggara dgn baik bila didukung
oleh kondisi alamiah yg memadai;
Hal demikian menunjukan antara Trigatra dan
Pancagatra memiliki hubungan timbal balik yg
sinerji. Implikasinya adalah, dlm Bangnas aspek
trigatra dan pancagatra hrs diselenggarakan secara
menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integral),
serempak dan merata/proporsional.
Fungsi metode astagatra:
Metoda Astagatra berfungsi sbg doktrin (ajaran/pedoman) dlm
Bangnas; artinya Bangnas hrs berpedoman pada Metoda
Astragatra. Metoda Astagatra dirumuskan secara komprehensif
dan integral (meliputi aspek alamiah dan aspek sosial), maka
perumusannya memiliki landasan teoritis dan ilmiah shg metoda
astagatra diyakini valid (sahih) sbg doktrin (pedoman) dlm
perencanaan dan pelaksanaan Bangnas. Memperhatikan fungsi
trsebut melahirkan suatu premis bhw; Bangnas yg berpedoman
pada metoda astagatra akan menghasilkan Tannas yg kuat dan
menyeluruh sbgmn yg diharapkan.
Metoda Astagatra berfungsi sbg Konsepsi Penyelenggaraan
Negara. Artinya; dlm penyelenggaraan bernegara haruslah
berlandaskan pada metoda astagatra. Penyelenggaraan
bernegara pd dasarnya adalah merupakan proses yg mengarah
pada terwujudnya Tannas yg semakin kuat. Untuk mewujudkan
Tannas yg semakin kuat maka penyelengaraan negara
mpenyelenggaraan pemerintahan) harus dilandasi oleh konsepsi
metoda astagatra. Maksudnya kebijakan dlm penyelenggaraan
bernegara hrs mempertimbangkan aspek alamiah dan aspek
sosial secara menyeluruh dan terpadu.
Hubungan antara bangnas, wasantara, dan tannas:
Wasantara sbg Doktrin Dasar Nasional, maka Wasantara
hrs dijadikan landasan dlm merancang dan
melaksanakan pembangunan nasional (bangnas);
Bangnas yg berbasis Wasantara diyakini akan
menghasilkan Tannas yang kuat;
Tannas yang kuat akan mendorong lancarnya Bangnas;
Berhasilnya Bangnas akan memantapkan implementasi
Wasantara dlm kehidupan nasional.
Implikasi : Wasantara hrs dijadikan landasan Bangnas.
Kondisi tannas yang tangguh:
Mengacu pada Konsepsi Wasantara dan Metoda Astagrata, dpt
disimpulan bahwa kondisi Tannas yang tangguh akan dapat
diwujudkan bila :
1. Bangnas yg dilandasi Wasantara;
2. Bangnas dilaksanakan dgn metoda
astagatra, artinya Bangnas dilaksanakan meliputi seluruh aspek
kehidupan nasional (aspek alamiah danaspek sosial) secara
komprehensif dan integral.
Tannas bidang ideologi :adalah kondisi bangsa Indonesia yg
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang
mengandung kemampuan :
1) menggalang dan memelihara Persatuan dan Kesatuan
Nasional;
2) menangkal penetrasi ideologi asing, serta nilai-nilai ideologi
yg tdk sesuai dg ideologi Pancasila.
Tannas bidang Politik : adalah kondisi kehidupan politik bangsa
yg demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yg
mengandung kemampuan :
1) memelihara stabilitas politik yg sehat dan dinamis;
2) menerapkan politik luar negara yg bebas dan aktif.
Tannas dibidang ekonomi adalah kondisi kehidupan ekonomi
bangsa yg berlandaskan demokrasi ekonomi berdasarkan
Pancasila yg mengandung kemampuan :
1) memelihara stabilitas ekonomi yg sehat dan dinamis;
2) mcptkn kemanirian ekmi nasional dg daya saing yg tinggi;
3) mewujudkan kemakmuran yg adil dan merata.
Tannas bidang Sosial-bidaya adalah kondisi sosial-budaya
bangsa yg dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila; yg
mengandung kemampuan :
1) membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial-budaya
manusia Indonesia yg iman dan taqwa kepadaTuhan YME, rukun,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera yg
selaras, serasi dan seimbang;
2) menangkal budaya asing yg tdk sesuai dg budaya nasional.
Tannas bidang Hankam adalah kondisi daya tangkal bangsa yg
dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat; yg mengandung
kemampuan :
1) memelihara stabilitas nasional yg dinamis;
2) mengamankan pembangunaan danhasil-hasilnya;
3) mempertahankaan kedaulatan negara dan menangkal sgl
bentuk ancaman
Ekonomi yg stabil; terwujud penawaran (supply) dan
permintaan (demand) barang dan jasa yang seimbang;
Perekonomian yg sehat; terwujudnya demokrasi ekonomi yg
berdasarkan Pancasila, shg tdk terjadi sistem kapitalisme,
monopoli, dan persaingan bebas (liberalisme);
Kemandirian ekonomi; produk nasional dpt memenuhi
kebutuhan, tdk tergantung negara lain;
Memiliki daya saing yg tinggi; kualitas produk lokal tdk kalah dg
produk LN (baik kualitas maupun harga);
Kemakmuran yg adil dan merata; kebutuhan barang dan jasa
terpenuhinya bagi segenap masyarakat
Faktor yg mempengaruhi ideologi: Sosialisasi idelogi Pancasila
kpd masyarakat; Kualitas pemahaman masyarakat thd ideologi
Pancasila; Tingkat kesadaran serta kepedulian masyarakat dlm
mengamalkan ideologi Pancasila (secara obyektif dan subyektif).
Faktor yg mempengaruhi politik:
1) Sistem kepartaian (mono partai, dwi partai,atau multi partai);
semakin banyak partai cenderung tdk stabil;
2) Moral/etika politik para elite politik dan masyarakat;
3) Semangat nasionalisme pelaku politik;
4) Sarana dan prasarana yg mendukung;
5) Peraturan hukum yg tegas/konkrit;
6) Penegakan hukum yg tegas;
7) Kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Faktor yg mempengaruhi ekonomi:
Faktor internal :
1) Kebijakan perekonomian (terbuka atau tertutup);
2) Struktur perekonomian: Agraris atau industri;
3) Potensi SDA dan SDM yg dimiliki;
4) Potensi & Pendanaan (modal).
Faktor external : dalam sistem globalisasi perdagangan situasi
politik dan ekonomi negara lain berpengaruh besar thd
perekonomian dalam negeri.
Faktor yg mempengaruhi sosbud: Kehidupan beragama
(masyarakat yg religius dpt mendorong budaya yg positf); Tradisi
(tertanamnya sistem nilai) sosial); Tingkat pendidikan (proses
pematanganmoralitas dan pemantapan rasionalitas);
Kepemimpinan (leadership dan keteladanan); Kondisi sosial
ekonomi (kebutuhan pisik berpengaruh thd aspek kehidupan yg
lain). Pelaksanaan HAM (merupakan indikator tinggi/rendahnya
moralitas masyarakat ybs).
Faktor yang mempengaruhi hankam:
1) Doktrin; azas/pedoman yg melandasi kebijakan Hankam
(sistem hankamrata).
2) Wawasan Nasional; implementasi Wasantara sangat
berpengaruh thd kondisi Tannas.
3) Sistem hankam;keterpaduan sistem senjata sosial (sisos) dan
sistem senjata teknologi (sistek).
4) Kondisi dan letak geografi; negara kepulauan lebih rawan thd
ancaman.
5) Perlengkapan/material; peralatan senjata, perlengkapan dan
sarana pendukung.
6) Penguasaan Iptek;
7) Manajeman dan profesionalisme.
Hukum Ohm : “Tegangan yang terjadi diberbagai jenis bahan
penghantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir
melalui resistansi bahan tersebut”
Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan
listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut
kapasitansi (C).
Kapasitor terbagi menjadi 2 kelompok :
1. Non polar, Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1
mF, terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain
2. Polar, Mempunyai terminal positif dan negatif, kapasitansinya
³ 1 mF, terbuat dari aluminium, tantalum.
Induktor adalah komponen yang terdiri dari satu atau lebih
lilitan kawat, yang mungkin pula mempunyai inti dari udara, besi,
ataupun ferit.
Arus bolak-balik dapat didefinisikan sebagai arus yang besar
maupun arahnya berubah terhadap perubahan waktu.
Nilai Tertinggi/puncak : Nilai maksimum dari arus bolak-balik
Nilai Rata-rata : Nilai rata-rata dari besar arus yang diambil
melalui suatu jangka waktu selama 1 perioda dari arus bolak-
balik tersebut.
Nilai efektif / root mean square (rms) : Suatu nilai arus yang
mengalir melalui hambatan R yang sama dengan bila arus searah
yg melalui R tsb.
Ketelitian (accuracy) : nilai terdekat / tingkat kedekatan
dengan mana suatu pembacaan meter mendekati nilai
sebenarnya dari yang diukur.
Kepresisian (precision) : kemampuan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang serupa.
Kepekaan (sensitivity) : respons instrumen terhadap
perubahan masukan atau variabel yang diukur
Daerah mati (dead zone): rentang daerah terbesar dari peubah
yang diukur, dimana alat ukur tidak memberikan tanggapan.
Jangkauan (range): nilai maksimum dan minimum dari
pembacaan meter
Span: selisih nilai maksimum ke minimum pembacaan meter