rangkuman kwn

3
Latar Belakang 1. Suatu negara dlm upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional tdk pernah lepas dari berbagai problema, atau kendala/resistensi, yg berupa tantangan, ancaman,hambatan, gangguan (TAHG); 2. TAHG bersifat alamiah dan kodrati (setiap perjuangan pasti menghadapi TAHG); 3. TAHG bersumber dr internal & external, langsung & tdk langsung, bentuknya pisik/material dan non pisik. 4. Untuk mengatasi TAHG, negara perlu memiliki kemampuan/ potensi untuk menangkal segala bentuk problema (TAHG), yg disebut ketahanan nasional; 5. TAHG sifatnya alamiah dan kodrati, sebaliknya Tannas harus diupayakan secara proaktif melalui Bangnas . 6. TAHG sangat komplek dan multi dimensional, dan terus berkembang, maka Tannas hrs dibangun secara dinamis, terus-menerus, menyeluruh (komprehensif) di segala segi kehidupan. 7. Ketidak mampuan membangun ketahanan yg kuat dan tangguh, secara implisit mengindikasikan negara tsb tdk akan mampu menghadapi/mengatasi TAHG, yg berakibat negara semakin terpuruk. Ketahanan Nasional (Tannas) adalah : kondisi dinamik suatu bangsa, meliputi keuletan dan ketangguhan yg mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dlm menghadapi dan mengatasi TAHG yg datang dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tdk langsung yg membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara dlm mewujudkan citap-cita dan tujuan nasional. Untk mewujudkan Tannas yg kuat, tangguh dan menyeluruh, bangsa Indonesia menyusun konsepsi yg disebut Metoda Astagatra, yaitu metoda dlm membina dan mengembangkan Tannas melalui delapan unsur (asta gatra), yaitu : 1. Trigatra meliputi; geografi, SDA dan penduduk (disebut aspek alamiah); 2. Pancagatra meliputi; ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam. Hubungan antar gatra: 1. Antar gatra memiliki hubungan yg bersifat holistik (menyeluruh) atau komprehensif (artinya merupakan satu kesatuan yg bulat dan utuh); 2. Antar gatra memiliki hubungan organis/ integral (satu kesatuan yg tdk bisa dipisahkan); 3. Hub. timbal-balik/ interdependensi (hubungan saling ketergantungan dan memiliki pengaruh timbal-balik); 4. Hubungan sinerji (hubungan yang saling memperkuat satu-sama lain). Implikasi hubungan antar gatra: Hub. Yg bersifat holistik dan organis (menyeluruh & tdk dpt dipisahkan) berimplikasi, bhw Bangnas untuk mewujudkan Tannas hrs dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan serempak, tdk boleh ada gatra yg ditinggalkan; Hub. interdependensi (saling ketergantungan, artinya kondisi satu gatra akan berpengaruh thd gatra yg lain), implikasinya setiap gatra hrs dibangun secara merata dan proporsional. Hub. sinerji (saling memperkuat, artinya kuat/lemahnya salah satu gatra berpengaruh thd kuat/lemahnya gatra yg lain) berimplikasi, bhw Bangnas hrs dilakukan secara terpadu (integral), yaitu memperhatikan keterkaitan satu sama lain. Hub. Antar gatra aspek alamiah; 1. Letak, posisi dan kondisi geografi berpengaruh thd perilaku penduduk; 2. Kualitas penduduk mempengaruhi kualitas SDA; 3. Nilai ekonomis SDA dipengaruhi oleh letak dan posisi geografi. Kesimpulan: 1) antar gatra ada hubungan yg saling terkait (integrated) dan saling berpengaruh (interdependensi). 2) kondisi geografi dan SDA sbg modal dasar yg hrs diterima apa adanya (taken for granted), shg faktor kualitas penduduk paling berpengaruh thd kondisi geografi dan kondisi SDA. Implikasinya : Pembangunan kualitas penduduk hrs diutamakan (mendapat prioritas yang tinggi). HUBUNGAN ANTAR GATRA ASPEK SOSIAL Aspek sosial (Ipoleksosbudhankam) tersusun secara herarkhis, artinya aspek yg menempati strata atas berpengaruh thd strata di bawahnya. Aspek ideologi yg menempati strata paling atas memiliki intensitas penaruh paling besar thd aspek di bawahnya. Bila aspek ideologi tererosi, maka berpengaruh thd aspek politik, ekonomi, sos-bud dan hankam. Aspek politik memiliki intensitas pengaruh yg lebih signifikan dari pada aspek ekonomi, dst…….Intensitas pengaruh tdk statis tapi dinamis, bisa berubah. Susunan herarkhis tsb berimplikasi, urutan strata bisa Hubungan aspek alamiah dan aspek social: Aspek alamiah akan memberi arti (makna) yg besar bagi Tannas bila aspek sosial dapat terselenggara dgn baik; Aspek sosial dpt terselenggara dgn baik bila didukung oleh kondisi alamiah yg memadai; Hal demikian menunjukan antara Trigatra dan Pancagatra memiliki hubungan timbal balik yg sinerji. Implikasinya adalah, dlm Bangnas aspek trigatra dan pancagatra hrs diselenggarakan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integral), serempak dan merata/proporsional. Fungsi metode astagatra: Metoda Astagatra berfungsi sbg doktrin (ajaran/pedoman) dlm Bangnas; artinya Bangnas hrs berpedoman pada Metoda Astragatra. Metoda Astagatra dirumuskan secara komprehensif dan integral (meliputi aspek alamiah dan aspek sosial), maka perumusannya memiliki landasan teoritis dan ilmiah shg metoda astagatra diyakini valid (sahih) sbg doktrin (pedoman) dlm perencanaan dan pelaksanaan Bangnas. Memperhatikan fungsi trsebut melahirkan suatu premis bhw; Bangnas yg berpedoman pada metoda astagatra akan menghasilkan Tannas yg kuat dan menyeluruh sbgmn yg diharapkan. Metoda Astagatra berfungsi sbg Konsepsi Penyelenggaraan Negara. Artinya; dlm penyelenggaraan bernegara haruslah berlandaskan pada metoda astagatra. Penyelenggaraan bernegara pd dasarnya adalah merupakan proses yg mengarah pada terwujudnya Tannas yg semakin kuat. Untuk mewujudkan Tannas yg semakin kuat maka penyelengaraan negara mpenyelenggaraan pemerintahan) harus dilandasi oleh konsepsi metoda astagatra. Maksudnya kebijakan dlm penyelenggaraan bernegara hrs mempertimbangkan aspek alamiah dan aspek sosial secara menyeluruh dan terpadu. Hubungan antara bangnas, wasantara, dan tannas: Wasantara sbg Doktrin Dasar Nasional, maka Wasantara hrs dijadikan landasan dlm merancang dan melaksanakan pembangunan nasional (bangnas); Bangnas yg berbasis Wasantara diyakini akan menghasilkan Tannas yang kuat; Tannas yang kuat akan mendorong lancarnya Bangnas;

Transcript of rangkuman kwn

Page 1: rangkuman kwn

Latar Belakang

1. Suatu negara dlm upaya mewujudkan cita-cita dan

tujuan nasional tdk pernah lepas dari berbagai

problema, atau kendala/resistensi, yg berupa

tantangan, ancaman,hambatan, gangguan (TAHG);

2. TAHG bersifat alamiah dan kodrati (setiap perjuangan

pasti menghadapi TAHG);

3. TAHG bersumber dr internal & external, langsung & tdk

langsung, bentuknya pisik/material dan non pisik.

4. Untuk mengatasi TAHG, negara perlu memiliki

kemampuan/ potensi untuk menangkal segala bentuk

problema (TAHG), yg disebut ketahanan nasional;

5. TAHG sifatnya alamiah dan kodrati, sebaliknya Tannas

harus diupayakan secara proaktif melalui Bangnas .

6. TAHG sangat komplek dan multi dimensional, dan terus

berkembang, maka Tannas hrs dibangun secara

dinamis, terus-menerus, menyeluruh (komprehensif) di

segala segi kehidupan.

7. Ketidak mampuan membangun ketahanan yg kuat dan

tangguh, secara implisit mengindikasikan negara tsb

tdk akan mampu menghadapi/mengatasi TAHG, yg

berakibat negara semakin terpuruk.

Ketahanan Nasional (Tannas) adalah : kondisi dinamik suatu

bangsa, meliputi keuletan dan ketangguhan yg mengandung

kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dlm

menghadapi dan mengatasi TAHG yg datang dari dalam maupun

dari luar, langsung maupun tdk langsung yg membahayakan

kelangsungan hidup bangsa dan negara dlm mewujudkan citap-

cita dan tujuan nasional.

Untk mewujudkan Tannas yg kuat, tangguh dan menyeluruh,

bangsa Indonesia menyusun konsepsi yg disebut Metoda

Astagatra, yaitu metoda dlm membina dan mengembangkan

Tannas melalui delapan unsur (asta gatra), yaitu :

1. Trigatra meliputi; geografi, SDA dan

penduduk (disebut aspek alamiah);

2. Pancagatra meliputi; ideologi, politik,

ekonomi, sosial-budaya, dan hankam.

Hubungan antar gatra:

1. Antar gatra memiliki hubungan yg bersifat holistik

(menyeluruh) atau komprehensif (artinya merupakan

satu kesatuan yg bulat dan utuh);

2. Antar gatra memiliki hubungan organis/ integral (satu

kesatuan yg tdk bisa dipisahkan);

3. Hub. timbal-balik/ interdependensi (hubungan saling

ketergantungan dan memiliki pengaruh timbal-balik);

4. Hubungan sinerji (hubungan yang saling memperkuat

satu-sama lain).

Implikasi hubungan antar gatra:

Hub. Yg bersifat holistik dan organis (menyeluruh & tdk

dpt dipisahkan) berimplikasi, bhw Bangnas untuk

mewujudkan Tannas hrs dilakukan secara menyeluruh

(komprehensif) dan serempak, tdk boleh ada gatra yg

ditinggalkan;

Hub. interdependensi (saling ketergantungan, artinya

kondisi satu gatra akan berpengaruh thd gatra yg lain),

implikasinya setiap gatra hrs dibangun secara merata

dan proporsional.

Hub. sinerji (saling memperkuat, artinya kuat/lemahnya

salah satu gatra berpengaruh thd kuat/lemahnya gatra

yg lain) berimplikasi, bhw Bangnas hrs dilakukan secara

terpadu (integral), yaitu memperhatikan keterkaitan

satu sama lain.

Hub. Antar gatra aspek alamiah;

1. Letak, posisi dan kondisi geografi berpengaruh

thd perilaku penduduk;

2. Kualitas penduduk mempengaruhi kualitas SDA;

3. Nilai ekonomis SDA dipengaruhi oleh letak dan posisi geografi.

Kesimpulan:

1) antar gatra ada hubungan yg saling terkait

(integrated) dan saling berpengaruh

(interdependensi).

2) kondisi geografi dan SDA sbg modal dasar yg

hrs diterima apa adanya (taken for granted), shg

faktor kualitas penduduk paling berpengaruh thd

kondisi geografi dan kondisi SDA.

Implikasinya :

Pembangunan kualitas penduduk hrs diutamakan

(mendapat prioritas yang tinggi).

HUBUNGAN ANTAR GATRA ASPEK SOSIAL

Aspek sosial (Ipoleksosbudhankam) tersusun secara

herarkhis, artinya aspek yg menempati strata atas

berpengaruh thd strata di bawahnya.

Aspek ideologi yg menempati strata paling atas memiliki

intensitas penaruh paling besar thd aspek di bawahnya.

Bila aspek ideologi tererosi, maka berpengaruh thd

aspek politik, ekonomi, sos-bud dan hankam. Aspek

politik memiliki intensitas pengaruh yg lebih signifikan

dari pada aspek ekonomi, dst…….Intensitas pengaruh

tdk statis tapi dinamis, bisa berubah.

Susunan herarkhis tsb berimplikasi, urutan strata bisa

Hubungan aspek alamiah dan aspek social:

Aspek alamiah akan memberi arti (makna) yg besar bagi

Tannas bila aspek sosial dapat terselenggara dgn baik;

Aspek sosial dpt terselenggara dgn baik bila didukung

oleh kondisi alamiah yg memadai;

Hal demikian menunjukan antara Trigatra dan

Pancagatra memiliki hubungan timbal balik yg

sinerji. Implikasinya adalah, dlm Bangnas aspek

trigatra dan pancagatra hrs diselenggarakan secara

menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integral),

serempak dan merata/proporsional.

Fungsi metode astagatra:

Metoda Astagatra berfungsi sbg doktrin (ajaran/pedoman) dlm

Bangnas; artinya Bangnas hrs berpedoman pada Metoda

Astragatra. Metoda Astagatra dirumuskan secara komprehensif

dan integral (meliputi aspek alamiah dan aspek sosial), maka

perumusannya memiliki landasan teoritis dan ilmiah shg metoda

astagatra diyakini valid (sahih) sbg doktrin (pedoman) dlm

perencanaan dan pelaksanaan Bangnas. Memperhatikan fungsi

trsebut melahirkan suatu premis bhw; Bangnas yg berpedoman

pada metoda astagatra akan menghasilkan Tannas yg kuat dan

menyeluruh sbgmn yg diharapkan.

Metoda Astagatra berfungsi sbg Konsepsi Penyelenggaraan

Negara. Artinya; dlm penyelenggaraan bernegara haruslah

berlandaskan pada metoda astagatra. Penyelenggaraan

bernegara pd dasarnya adalah merupakan proses yg mengarah

pada terwujudnya Tannas yg semakin kuat. Untuk mewujudkan

Tannas yg semakin kuat maka penyelengaraan negara

mpenyelenggaraan pemerintahan) harus dilandasi oleh konsepsi

metoda astagatra. Maksudnya kebijakan dlm penyelenggaraan

bernegara hrs mempertimbangkan aspek alamiah dan aspek

sosial secara menyeluruh dan terpadu.

Hubungan antara bangnas, wasantara, dan tannas:

Wasantara sbg Doktrin Dasar Nasional, maka Wasantara

hrs dijadikan landasan dlm merancang dan

melaksanakan pembangunan nasional (bangnas);

Bangnas yg berbasis Wasantara diyakini akan

menghasilkan Tannas yang kuat;

Tannas yang kuat akan mendorong lancarnya Bangnas;

Berhasilnya Bangnas akan memantapkan implementasi

Wasantara dlm kehidupan nasional.

Implikasi : Wasantara hrs dijadikan landasan Bangnas.

Kondisi tannas yang tangguh:

Mengacu pada Konsepsi Wasantara dan Metoda Astagrata, dpt

disimpulan bahwa kondisi Tannas yang tangguh akan dapat

diwujudkan bila :

1. Bangnas yg dilandasi Wasantara;

2. Bangnas dilaksanakan dgn metoda

astagatra, artinya Bangnas dilaksanakan meliputi seluruh aspek

kehidupan nasional (aspek alamiah danaspek sosial) secara

komprehensif dan integral.

Tannas bidang ideologi :adalah kondisi bangsa Indonesia yg

berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang

mengandung kemampuan :

1) menggalang dan memelihara Persatuan dan Kesatuan

Nasional;

2) menangkal penetrasi ideologi asing, serta nilai-nilai ideologi

yg tdk sesuai dg ideologi Pancasila.

Tannas bidang Politik : adalah kondisi kehidupan politik bangsa

yg demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yg

mengandung kemampuan :

1) memelihara stabilitas politik yg sehat dan dinamis;

2) menerapkan politik luar negara yg bebas dan aktif.

Tannas dibidang ekonomi adalah kondisi kehidupan ekonomi

bangsa yg berlandaskan demokrasi ekonomi berdasarkan

Pancasila yg mengandung kemampuan :

1) memelihara stabilitas ekonomi yg sehat dan dinamis;

2) mcptkn kemanirian ekmi nasional dg daya saing yg tinggi;

3) mewujudkan kemakmuran yg adil dan merata.

Tannas bidang Sosial-bidaya adalah kondisi sosial-budaya

bangsa yg dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila; yg

mengandung kemampuan :

1) membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial-budaya

manusia Indonesia yg iman dan taqwa kepadaTuhan YME, rukun,

bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera yg

selaras, serasi dan seimbang;

2) menangkal budaya asing yg tdk sesuai dg budaya nasional.

Tannas bidang Hankam adalah kondisi daya tangkal bangsa yg

dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat; yg mengandung

kemampuan :

1) memelihara stabilitas nasional yg dinamis;

2) mengamankan pembangunaan danhasil-hasilnya;

3) mempertahankaan kedaulatan negara dan menangkal sgl

bentuk ancaman

Ekonomi yg stabil; terwujud penawaran (supply) dan

permintaan (demand) barang dan jasa yang seimbang;

Perekonomian yg sehat; terwujudnya demokrasi ekonomi yg

berdasarkan Pancasila, shg tdk terjadi sistem kapitalisme,

monopoli, dan persaingan bebas (liberalisme);

Kemandirian ekonomi; produk nasional dpt memenuhi

kebutuhan, tdk tergantung negara lain;

Memiliki daya saing yg tinggi; kualitas produk lokal tdk kalah dg

produk LN (baik kualitas maupun harga);

Kemakmuran yg adil dan merata; kebutuhan barang dan jasa

terpenuhinya bagi segenap masyarakat

Faktor yg mempengaruhi ideologi: Sosialisasi idelogi Pancasila

kpd masyarakat; Kualitas pemahaman masyarakat thd ideologi

Pancasila; Tingkat kesadaran serta kepedulian masyarakat dlm

mengamalkan ideologi Pancasila (secara obyektif dan subyektif).

Faktor yg mempengaruhi politik:

1) Sistem kepartaian (mono partai, dwi partai,atau multi partai);

semakin banyak partai cenderung tdk stabil;

2) Moral/etika politik para elite politik dan masyarakat;

3) Semangat nasionalisme pelaku politik;

4) Sarana dan prasarana yg mendukung;

5) Peraturan hukum yg tegas/konkrit;

6) Penegakan hukum yg tegas;

7) Kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Page 2: rangkuman kwn

Faktor yg mempengaruhi ekonomi:

Faktor internal :

1) Kebijakan perekonomian (terbuka atau tertutup);

2) Struktur perekonomian: Agraris atau industri;

3) Potensi SDA dan SDM yg dimiliki;

4) Potensi & Pendanaan (modal).

Faktor external : dalam sistem globalisasi perdagangan situasi

politik dan ekonomi negara lain berpengaruh besar thd

perekonomian dalam negeri.

Faktor yg mempengaruhi sosbud: Kehidupan beragama

(masyarakat yg religius dpt mendorong budaya yg positf); Tradisi

(tertanamnya sistem nilai) sosial); Tingkat pendidikan (proses

pematanganmoralitas dan pemantapan rasionalitas);

Kepemimpinan (leadership dan keteladanan); Kondisi sosial

ekonomi (kebutuhan pisik berpengaruh thd aspek kehidupan yg

lain). Pelaksanaan HAM (merupakan indikator tinggi/rendahnya

moralitas masyarakat ybs).

Faktor yang mempengaruhi hankam:

1) Doktrin; azas/pedoman yg melandasi kebijakan Hankam

(sistem hankamrata).

2) Wawasan Nasional; implementasi Wasantara sangat

berpengaruh thd kondisi Tannas.

3) Sistem hankam;keterpaduan sistem senjata sosial (sisos) dan

sistem senjata teknologi (sistek).

4) Kondisi dan letak geografi; negara kepulauan lebih rawan thd

ancaman.

5) Perlengkapan/material; peralatan senjata, perlengkapan dan

sarana pendukung.

6) Penguasaan Iptek;

7) Manajeman dan profesionalisme.

Hukum Ohm : “Tegangan yang terjadi diberbagai jenis bahan

penghantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir

melalui resistansi bahan tersebut”

Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan

listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut

kapasitansi (C).

Kapasitor terbagi menjadi 2 kelompok :

1. Non polar, Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1

mF, terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain

2. Polar, Mempunyai terminal positif dan negatif, kapasitansinya

³ 1 mF, terbuat dari aluminium, tantalum.

Induktor adalah komponen yang terdiri dari satu atau lebih

lilitan kawat, yang mungkin pula mempunyai inti dari udara, besi,

ataupun ferit.

Arus bolak-balik dapat didefinisikan sebagai arus yang besar

maupun arahnya berubah terhadap perubahan waktu.

Nilai Tertinggi/puncak : Nilai maksimum dari arus bolak-balik

Nilai Rata-rata : Nilai rata-rata dari besar arus yang diambil

melalui suatu jangka waktu selama 1 perioda dari arus bolak-

balik tersebut.

Nilai efektif / root mean square (rms) : Suatu nilai arus yang

mengalir melalui hambatan R yang sama dengan bila arus searah

yg melalui R tsb.

Ketelitian (accuracy) : nilai terdekat / tingkat kedekatan

dengan mana suatu pembacaan meter mendekati nilai

sebenarnya dari yang diukur.

Kepresisian (precision) : kemampuan untuk mendapatkan hasil

pengukuran yang serupa.

Kepekaan (sensitivity) : respons instrumen terhadap

perubahan masukan atau variabel yang diukur

Daerah mati (dead zone): rentang daerah terbesar dari peubah

yang diukur, dimana alat ukur tidak memberikan tanggapan.

Jangkauan (range): nilai maksimum dan minimum dari

pembacaan meter

Span: selisih nilai maksimum ke minimum pembacaan meter