Rangkuman ekonomi koperasi

40
1. PENGERTIAN KOPERASI, GOTONG ROYONG, DAN PERUSAHAAN Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berikut ini adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk mengenal Koperasi lebih jauh : Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada Koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954). Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1966 dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993). Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa Koperasi setidak-tidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua adalah unsur sosial. Keuntungan bukanlah tujuan utama Koperasi, yang

Transcript of Rangkuman ekonomi koperasi

Page 1: Rangkuman ekonomi koperasi

1. PENGERTIAN  KOPERASI, GOTONG ROYONG, DAN

PERUSAHAAN

  

           Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri

untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui

pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis.

            Berikut ini adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk

mengenal Koperasi lebih jauh : Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang

lemah untuk membela keperluan hidupnya. mencapai keperluan hidupnya  dengan

ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada Koperasi didahulukan

keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954). Koperasi adalah suatu

perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang

melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-

masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan

bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang

mereka lakukan (ILO, 1966 dikutip dari Edilius dan Sudarsono, 1993).

            Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa Koperasi setidak-

tidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur pertama

adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua adalah unsur sosial. Keuntungan

bukanlah tujuan utama Koperasi, yang lebih diutamakan dalam Koperasi adalah

peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.

Perbedaan Koperasi dengan Gotong-royong

             Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut dapat disaksikan bahwa Koperasi

pada dasarnya adalah perkumpulan orang. Walaupun demikian, ia bukanlah sebuah

perkumpulan yang semata-mata didasarkan atas hobby atau kegemaran seperti

perkumpulan olah raga atau perkumpulan pramuka. Koperasi juga bukan perkumpulan

modal yang semata-mata bertujuan mengejar keuntungan seperti Perseroan Terbatas,

Firma, atau Perusahaan Komanditer (CV).

            Selain itu, Koperasi tidak dapat pula disamakan dengan lembaga gotong-

royong. Dalam memperjuangkan pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya,

Page 2: Rangkuman ekonomi koperasi

Koperasi bertindak berdasarkan prinsip-prinsip berusaha yang jelas, yaitu dengan

mempertimbangkan asas biaya-manfaat dengan sebaik-baiknya (Efisien), guna

mencapai tujuan secara optimal (Efektif). Dengan kata lain, sebagai suatu bentuk

perusahaan, kegiatan Koperasi bersifat lebih rasional daripada gotong-royong.

 Pengertian Koperasi Di Indonesia

            Dasar hukum keberadaan Koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945

dan Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam penjelasan pasal

33 UUD 1945 antara lain dikemukakan: “…perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dngan itu

ialah Koperasi.” Sedangkan menurut pasal 1  UU No. 25/1992, yang dimaksud dengan

Koperasi di Indonesia adalah :

...badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

 Berdasarkan kutipan penjelasan pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 dan

pasal 1 UU No. 25/1992 tersebut, dapat diketahui bahwa Koperasi di Indonesia tidak

semata-mata dipandang sebagai bentuk perusahaan sebagaimana halnya Perseroan

Terbatas, Firma atau Perusahaan Komanditer (CV). Selain dipandang sebagai bentuk

perusahaan yang memiliki asas dan prinsip tersendiri, Koperasi di Indonesia juga

dipandang sebagai alat untuk membangun system perekonomian. Hal itu sejalan

dengan tujuan Koperasi sebagaimana dikemukakan di dalam pasal 3 UU No. 25/1992

berikut: Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Pengertian Gotong Royong

Adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-

sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan

yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas

kemampuannya masing-masing.

Page 3: Rangkuman ekonomi koperasi

Pengertian atau definisi Perusahaan 

ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini

disebabkan karena ‘ kebutuhan ‘ manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan

harus melewati sebuah ‘ proses ‘ di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah

‘tempat melakukan proses ‘ sampai bisa langsung digunakan oleh manusia.

Untuk menghasilkan barang siap konsumsi, perusahaan memerlukan bahan – bahan

dan faktor pendukung lainnya, seperti bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan

tenaga kerja. Untuk memperoleh bahan baku dan bahan pembantu serta tenaga kerja

dikeluarkan sejumlah biaya yang disebut biaya produksi.

Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah yang akan

dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang

atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut

memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa

lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusaahaan tersebut akan

mengalami kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang perusahaan

menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu keuntungan.

Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa.

Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan

faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan

alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau

lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha

berusaha dibidang usaha yang beragam.

Page 4: Rangkuman ekonomi koperasi

2 . S E J A R A H K O P E R A S I D I I N D O N E S I A

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang selanjutnya

berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di

Indonesia mengalami pasang naik dan turun dengan titik berat lingkup kegiatan usaha

secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan iklim

lingkungannya.

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih

di Purwokerto Tahun 1896, mendirikan koperasi yang bergerak dibidang simpan

pinjam. Untuk memodali koperasi simpan- pinjam tersebut di samping banyak

menggunakan uangnya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid yang

dipegangnya. Setelah beliau mengetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka uang

kas mesjid telah dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya. Kegiatan R

Aria Wiriatmadja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf Van Westerrode asisten

Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika ia cuti ke Eropa dipelajarinya cara

kerja wolksbank secara Raiffeisen (koperasi simpan-pinjam untuk kaum tani) dan

Schulze-Delitzsch (koperasi simpan-pinjam untuk kaum buruh di kota) di Jerman.

Setelah ia kembali dari cuti memulai ia mengembangkan koperasi simpan-pinjam

sebagaimana telah dirintis oleh R. Aria Wiriatmadja . Dalam hubungan ini kegiatan

simpan pinjam yang dapat berkembang ialah model koperasi simpan-pinjam lumbung

dan modal untuk itu diambil dari zakat.

Selanjutnya Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan

berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikian pula Sarikat Islam yang

didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang bergerak di bidang

keperluan sehari-hari dengan cara membuka tokotoko koperasi. Perkembangan yang

pesat dibidang perkoperasian di Indonesia yang menyatu dengan kekuatan social dan

politik menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda. DR. J.H. Boeke yang

dulunya memimpin “Komisi Koperasi” 1920 ditunjuk sebagai Kepala Jawatan

Koperasi yang pertama. Atas dasar catatan sejarah, terjadilah perkembangan koperasi.

Selanjutnya pada tahun 1933 diterbitkan Peraturan Perkoperasian dalam berntuk

Gouvernmentsbesluit no.21 yang termuat di dalam Staatsblad no. 108/1933 yang

menggantikan Koninklijke Besluit no. 431 tahun 1915. Peraturan Perkoperasian 1933

ini diperuntukkan bagi orang-orang Eropa dan golongan Timur Asing. Dengan

Page 5: Rangkuman ekonomi koperasi

demikian di Indonesia pada waktu itu, berlaku 2 Peraturan Perkopersian, yakni

Peraturan Perkoperasian tahun 1927 yang diperuntukan bagi golongan Bumi Putera

dan Peraturan Perkoperasian tahun 1933 yang berlaku bagi golongan Eropa dan Timur

Asing.

Kongres Muhamadiyah pada tahun 1935 dan 1938 memutuskan tekadnya

untuk mengembangkan koperasi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di lingkungan

warganya. Diharapkan para warga Muhammadiyah dapat memelopori dan bersama-

sama anggota masyarakat yang lain untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi.

Berbagai koperasi dibidang produksi mulai tumbuh dan berkembang antara lain

koperasi batik yang diperlopori oleh H. Zarkasi, H. Samanhudi dan K.H. Idris.

Perkembangan koperasi semenjak berdirinya Jawatan Koperasi tahun 1930

menunjukkan suatu tingkat perkembangan yang terus meningkat.

Perkembangan Pemerintahan pendudukan bala tentara Jepang dikarenakan

masalah ekonomi yang semakin sulit memerlukan peran “Kumiai” (koperasi).

Pemerintah pada waktu itu melalui kebijaksanaan dari atas menganjurkan berdirinya

“Kumiai” di desa-desa yang tujuannya untuk melakukan kegiatan distribusi barang

yang jumlahnya semakin hari semakin kurang karena situasi perang dan tekanan

ekonomi Internasional (misalnya gula pasir, minyak tanah, beras, rokok dan

sebagainya). Di lain pihak Pemerintah pendudukan bala tentara Jepang memerlukan

barang-barang yang dinilai penting untuk dikirim ke Jepang (misalnya biji jarak, hasil-

hasil bumi yang lain, besi tua dan sebagainya) yang untuk itu masyarakat agar

menyetorkannya melalui “Kumiai”. Kumiai (koperasi) dijadikan alat kebijaksanaan

dari Pemerintah bala tentara Jepang sejalan dengan kepentingannya. Peranan koperasi

sebagaimana dilaksanakan pada zaman Pemerintahan pendudukan bala tentara Jepang

tersebut sangat merugikan bagi para anggota dan masyarakat pada umumnya.

Gerakan koperasi di Indonesia yang lahir pada akhir abad 19 dalam suasana

sebagai Negara jajahan tidak memiliki suatu iklim yang menguntungkan bagi

pertumbuhannya. Baru kemudian setelah Indonesia memproklamasikan

kemerdekaannya, dengan tegas perkoperasian ditulis di dalam UUD 1945. DR. H.

Moh Hatta sebagai salah seorang “Founding Father” Republik Indonesia, berusaha

memasukkan rumusan perkoperasian di dalam “konstitusi”. Sejak kemerdekaan itu

pula koperasi di Indonesia mengalami suatu perkembangan yang lebih baik. Pasal 33

UUD 1945 ayat 1 beserta penjelasannya menyatakan bahwa perekonomian disusun

Page 6: Rangkuman ekonomi koperasi

sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Dalam penjelasannya

disebutkan bahwa bangun perekonomian yang sesuai dengan azas kekeluargaan

tersebut adalah koperasi. Di dalam pasal 33 UUd 1945 tersebut diatur pula di samping

koperasi, juga peranan daripada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik

Swasta.

Selanjutnya pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan

kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah

Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi

Indonesia (DKI). Di samping itu mewajibkan DKI membentuk Lembaga Pendidikan

Koperasi dan mendirikan Sekolah Menengah Koperasi di Provinsi-provinsi.

Keputusan yang lain ialah penyampaian saran-saran kepada Pemerintah untuk segera

diterbitkannya Undang-Undang Koperasi yang baru serta mengangkat Bung Hatta

sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Pada tahun 1956 tanggal 1 sampai 5 September

diselenggarakan Kongres Koperasi yang ke III di Jakarta. Keputusan Kongres di

samping hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan perkoperasian di Indonesia, juga

mengenai hubungan Dewan Koperasi Indonesia dengan International Cooperative

Alliance (ICA). Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan

Koperasi No. 79 Tahun 1958 yang dimuat di dalam Tambahan Lembar Negara RI No.

1669. Undang-Undang ini disusun dalam suasana Undang-Undang Dasar Sementara

1950 dan mulai berlaku pada tanggal 27 Oktober 1958. Isinya lebih biak dan lebih

lengkap jika dibandingkan dengan peraturan-peraturan koperasi sebelumnya dan

merupakan Undang-Undang yang pertama tentang perkoperasian yang disusun oleh

Bangsa Indonesia sendiri dalam suasana kemerdekaan. Perlu dipahami bersama

perbedaan sikap Pemerintah terhadap pengembangan perkoperasian atas dasar

perkembangan sejarah

Pembangunan koperasi dalam sistem demokrasi terpimpin

Dalam tahun 1959 terjadi suatu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah

bangsa Indonesia. Setelah Konstituante tidak dapat menyelesaikan tugas menyusun

Undang-Undang Dasar Baru pada waktunya, maka pada tanggal 15 Juli 1959 Presiden

Soekarno yang juga selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang mengucapkan Dekrit

Presiden yang memuat keputusan dan salahsatu daripadanya ialah menetapkan

Undang-Undang Dasar 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

Tanah Tumpah Darah Indonesia, terhitung mulai dari tanggal penetapan dekrit dan

Page 7: Rangkuman ekonomi koperasi

tidak berlakunya kembali Undang-Undang Dasar Sementara. Pada tanggal 17 Agustus

1959 Presiden Soekarno mengucapkan pidato kenegaraan yang berjudul “Penemuan

Kembali Revolusi Kita”, atau lebih dikenal dengan Manifesto politik (Manipol).

Dalam pidato itu diuraikan berbagai persoalan pokok dan program umum Revolusi

Indonesia yang bersifat menyeluruh. Berdasarkan Ketetapan MPRS No. 1/MPRS/1960

pidato itu ditetapkan sebagai Garis-garisBesar Haluan Negara RI dan pedoman resmi

dalam perjuangan menyelesaikan revolusi. Dampak Dekrit Presiden dan Manipol

terhadap Undang-Undang No. 79 Tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi adalah

undang-undang yang belum berumur panjang itu telah kehilangan dasar dan tidak

sesuai lagi dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol. Karenanya untuk

mengatasi keadaan itu maka di samping Undang-Undang No. 79 Tahun 1958 tentang

Perkumpulan Koperasi dikeluarkan pula Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959

tentang Perkembangan Gerakan Koperasi (dimuat dalam Tambahan aLembaran

Negara No. 1907). Peratuarn ini dibuat sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-

Undang No. 79 Tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi dan merupakan

penyempurnaan dari hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang tersebut.

Page 8: Rangkuman ekonomi koperasi

3 . L A N D A S A N A Z A S D A N T U J U A N K O P E R A S I

Landasan Azas Koperasi :

(1) Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

(2) Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan.

Tujuan Koperasi

(1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

khususnya, masyarakat pada umumnya serta untuk meningkatkan kesejahteraan

kesejahteraan ekonomi dan sosial.

(2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kulitas kehidupan anggota

dan,masyarakat.

(3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasonal dengan koperasi sebagai soko gurunya.

(4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi.

Koperasi bertujuan

Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar tahun 1945.

Page 9: Rangkuman ekonomi koperasi

4 . P E N G G O L O N G A N K O P E R A S I

Pengelompokan koperasi kedalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan

kriteria penggolongannya,. Dalam pekembangannya jenis koperasi yang berkembang

cenderung bervariasi. Koperasi dapat digolongkan kedalam kelompok besar

berdasarkan pendekatan, dan dalam kelompok besar dapat digolongkan kedalam

kelompok kecil yang lebih khusus.

1. Pengelompokan Koperasi berdasarkan bidang usaha yaitu :

Koperasi Asumsi adalah Koperasi yang berusaha dalam bidan penyediaan

barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Jenis koperasi

yang dilayani oleh koperasi konsumsi sangat tergantung pada ragam anggota

dan daerah kerja tempat koperasi didirikan

Koperasi Produksi adalah

Memproses bahan baku menjadi barang jadi. Untuk menyatukan kemampuan

dan modal para anggotanya guna meningk atkan barang-barang tertentu

melalui proses yang meratakan pengelolaan dan memiliki sendiri.

Koperasi Pemasaran adalah Koperasi yang terutama membantu para anggota

dalam memasarkan barang-barangyang dihasilkannya. Untuk

menyederhanakan rantai tata niaga, dan mengurangi keterlibatan perantara di

dalam memasarkan produk.

Koperasi Kredit (Simpan pinjam) adalah Koperasi yang bergerak dalam

simpan dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggotanya

yang membutuhkan bantuan modal untuk usahanya. Koperasi ini bersifat

hemat, mendidik anggotanya untuk menabung.

2. Koperasi berdasarkan jenis komoditi yaitu :

Koperasi Ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan

memanfaatkan sumber alam secara langsung.

Koperasi Pertanian dan Perternakan adalah Koperasi yang melakukan usaha

tertentu. Koperasi ini beranggotakan petani, dan buruh tani.

Koperasi Jasa-jasa adalah Usahanya dalam memproduksi dan memasukan

kegiatan tertentu. Contohnya koperasi audit, koperasi jasa angkutan.

Demikian macam-macam penggolongan koperasi yang dapat digunakan untuk

kepentingan bersama untuk membangun kesejahteraan rakyat dalam

berkembangnya prekonomian nasional akan menjadi kuat dan stabil.

Page 10: Rangkuman ekonomi koperasi

5. PENDIRIAN KOPERASI

Tata Cara Pendirian Koperasi

A. Persiapan Mendirikan Koperasi

1. Anggota masyarakat yang akan mendirikan koperasi harus mengerti maksud

dan tujuan berkoperasi serta kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh

koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan manfaat yang sebesar-besarnya

bagi anggota. Pada dasarnya koperasi dibentuk dan didirikan berdasarkan

kesamaan kepentingan ekonomi.

2. Agar orang-orang yang akan mendirikan koperasi memperoleh pengertian,

maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan

prospek pengembangan koperasinya, maka mereka dapat meminta penyuluhan

dan pendidikan serta latihan dari Kantor Departemen Koperasi, Pengusaha

Kecil dan Menengah setempat.

B. Rapat Pembentukan Koperasi

1. Proses pendirian sebuah koperasi diawali dengan penyelenggaraan Rapat

Pendirian Koperasi oleh anggota masyarakat yang menjadi pendirinya. Pada

saat itu mereka harus menyusun anggaran dasar, menentukan jenis koperasi

dan keanggotaannya sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan

dibentuknya, menyusun rencana kegiatan usaha, dan neraca awal koperasi.

Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan

kebutuhan ekonomi anggotanya. Misalnya, Koperasi Simpan Pinjam (KSP),

Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Pemasaran dan Koperasi

Jasa.

2. Pelaksanaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan

dalam Berita Acara Rapat Pembentukan dan Akta Pendirian yang memuat

Anggaran Dasar Koperasi.

3. Apabila diperlukan, dan atas permohonan para pendiri, maka Pejabat

Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dalam wilayah domisili

Page 11: Rangkuman ekonomi koperasi

para pendiri dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat

dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.

C. Pengesahan Badan Hukum

1. Para pendiri koperasi mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian

secara tertulis kepada Pejabat, dengan melampirkan:

2 (dua) rangkap akta pendirian koperasi satu di antaranya bermaterai

cukup (dilampiri Anggaran Dasar Koperasi).

Berita Acara Rapat Pembentukan.

Surat bukti penyetoran modal.

Rencana awal kegiatan usaha.

2. Permohonan pengesahan Akta Pendirian kepada pejabat, tergantung pada

bentuk koperasi yang didirikan dan luasnya wilayah keanggotaan koperasi

yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Kepala Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah

Kab/Kodya mengesahkan akta pendirian koperasi yang anggotanya

berdomisili dalam wilayah Kabupaten/Kodya.

Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan

Menengah Propinsi/DI mengesahkan akta pendirian koperasi Primer

dan Sekunder yang anggotanya berdomisili dalam wilayah Propinsi/DI

yang bersangkutan dan Koperasi Primer yang anggotanya berdomisili

di beberapa Propinsi/DI, namun koperasinya berdomisili di wilayah

kerja Kanwil yang bersangkutan.

Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan

Menengah (Pusat) mengesahkan akta pendirian Koperasi Sekunder

yang anggotanya berdomisili di beberapa propinsi/DI.

3. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan

diberitahukan oleh Pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu

paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan.

Page 12: Rangkuman ekonomi koperasi

4. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan

permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya

penolakan.

5. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka

waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan

ulang.

6. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)

bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.

7. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Page 13: Rangkuman ekonomi koperasi

6. PEMBUBARAN KOPERASI

Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan kepada  :

Keputusan Rapat Anggota.

1.  Keputusan Pemerintah

2. Pembubaran koperasi atas kehendak anggota harus diadakan Rapat Anggota

khusus mengenai pembubaran koperasi yang persyaratannya sebagaimana

diatur dalam Pasal  16  ayat  (2).

3. Pembubaran koperasi atas kehendak anggota didasarkan kepada

a. Jangka waktu berdirinya koperasi telah berakhir.

b. Koperasi telah tidak ada kegiatan usahanya lagi serta tidak akan melanjutkan

kegiatan usahanya lagi.

c. Keputusan pembubaran koperasi oleh Rapat Anggota diberitahukan secara

tertulis oleh kuasa Rapat Anggota kepada semua kreditor dan

pemberitahuan/pejabat.

d. Pembubaran koperasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal  41

huruf b,  dilakukan apabila  :

a . Terdapat bukti-bukti bahwa kopeasi tidak memenuhi ketentuan undang-

undang perkoperasian yang berlaku.

b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan.

c . Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi diharapkan.

Page 14: Rangkuman ekonomi koperasi

7. PENGURUS KOPERASI

a. Persyaratan sebagai pengurus

Pengurus koperasi adalah orang-orang yang dipilih untuk masa jabatan paling lama lima tahun sesuai dengan anggaran koperasi. Sepertiga anggota pengurus koperasi dapat dipilih dari orang-orang yang bukan anggota koperasi, sedangkan sisanya sebesar dua pertiga adalah harus benar-benar berasal dari anggota koprasi.

Persyaratan :

(1) a. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota

 b. Pemilihan Pengurus diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur

dalam Anggaran Rumah Tangga.

2) Pengurus merupakan pemegang Kuasa Rapat Anggota.

3) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

 a. Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja serta perilaku yang baik di

dalam maupun di luar koperasi.

       b. Mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas tentang perkoperasian

c. Sudah menjadi anggota koperasi minimal  3  (tiga) tahun dan memperlihatkan

kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi dalam mengembangkan koperasi serta

pernah mengikuti pendidikan perkoperasian.

d. Tidak menjadi anggota organisasi yang dilarang larang oleh pemerintah (G 30 S

PKI) dan tidak pernah dihukum akibat perbuatan tercela

 e. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tercela.

(4) Pengurus dipilih untuk masa jabatan  :  3  (tiga)  tahun.

(5) Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah lampau dapat dipilih kembali.

(6) Bilamana seorang anggota Pengurus meninggal dunia atau berhenti sebelum masa

jabatannya habis, maka Rapat Pengurus dapat mengangkat penggantinya dari

Pengurus lainnya atau dari kalangan anggota dengan persyaratan sesuai Pasal 19

ayat 3  (tiga) diatas. Untuk menduduki jabatan Pengurus sampai batas waktu

jabatannya berakhir, akan tetapi pengangkatan itu harus disampaikan pada Rapat

Anggota berikutnya untuk mendapat pengesahan.

(5) Pengurus setiap waktu dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota apabila  :

a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan koperasi.

b. Pengurus tidak mentaati Undang-Undang Perkoperasian serta

Page 15: Rangkuman ekonomi koperasi

peraturan/ketentuan pelaksanaannya dan Anggaran Dasar koperasi dan

keputusan Rapat Anggota.

c. Pengurus, baik dalam sikap dan tindakannya menimbulkan pertentangan dalam

gerakan koperasi.

d. Pengurus tidak loyal lagi kepada Koperasi dan Anggota.

b. Tugas dan wewenang pengurus koperasi

Pengurus bertugas dan berkewajiban untuk  :

(1) Memimpin organisasi dan usaha koperasi, melakukan segala perbuatan

hukum untuk dan atas nama koperasi serta mewakili koperasi di hadapan

dan di luar Pengadilan.

(2) Menyelenggarakan Rapat Anggota dan Rapat Penurus serta

mempertanggungjawabkan kepada Rapat Anggota mengenai

Pelaksanaan tugas kepengurusannya.

(3) Menyelenggarakan administrasi organisasi antara lain  :

a. Melakukan pencatatan dan memelihara buku Daftar Anggota, Daftar

Pengurus, Daftar Pengawas, Notulen Rapat Anggota dan Rapat Pengurus

dan buku-buku lainnya yang diperlukan.

b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan

teratur.

 c. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja

koperasi.

(4) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian

anggota.

(5) Membantu Pengawas dalam melakukan pengawasan dengan memberikan

keterangan, memperlihatkan segala buku, warkat, persediaan barang alat-alat

perlengkapan dan sebagainya yang diperlukan.

(6) Memberikan penjelasan kepada Anggota agar supaya segala ketentuan rumah

tangga, peraturan khusus dan keputusan rapat anggota dan lain-lain diketahui

dan dimengerti oleh segenap anggota.

(7) Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala hal-hal yang

menyebabkan timbulnya perselisihan paham.

(8) Menanggung segala kerugian yang diderita oleh koperasi sebagaimana akibat

karena,kelalaiannya  :

 

Page 16: Rangkuman ekonomi koperasi

a. Jika kerugian yang timbul akibat kelalaian seorang atau beberapa

orang anggota Pengurus, maka kerugian ditanggung oleh anggota

Pengurus yang bersangkutan.

b.Jika kerugian yang timbul akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan

oleh Rapat Pengurus, maka semua anggota Pengurus tanpa kecuali

menanggung kerugian yang diderita koperasi.

c. Wewenang pengurus

Mewakili koperasi di dalam maupun diluar pengadilan

Memutuskan penerimaan atau penolakan anggota baru serta pemberhentian

anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar

Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi

d. Tata tertib pengurus

1. Menetapkan tata tertib Rapat Pendirian Koperasi Oi 2. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Oi3. Menetapkan Garis Besar Haluan Koperasi Oi dan program kerja Koperasi Oi

selama 3 tahun.4. Membuat Administrasi keuangan dan Administrasi keanggotaan.5. Menetapkan Anggaran Belanja Koperasi Oi.6. Menetapkan Rekomendasi.

Page 17: Rangkuman ekonomi koperasi

8. PENGAWAS KOPERASI

Pengawas :

(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.

(2) Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.

(3) Yang dapat dipilih menjadi anggota Pengawas adalah anggota koperasi yang

memenuhi syarat sebagai berikut  :

a. Mempunyai sifat kejujuran dan peilaku yang baik, di dalam maupun di luar

koperasi .

b. Mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan kerja di bidang

perkoperasian, terutama di bidang pengawasan

   c. Sudah menjadi Anggota koperasi minimal  3  (tiga) tahun dan memperlihatkan

kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi dalam mengembangkan koperasi serta

pernah mengikuti pendidikan perkoperasian.

d. Tidak menjadi anggota organisasi yang dilarang oleh Pemerintah (G 30 S PKI)

dan tidak pernah dihukum akibat perbuatan tercela.

e. Tidak pernah melakukan perbuatan yaang tercela.

(4) Pengawas dipilih untuk masa jabatan  :  3  (tiga)  tahun.

Tugas Pengawas :

Pengawas bertugas untuk  :

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi

sekurang-kurangnya  3  (tiga) bulan sekali.

2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada

Pengurus dan dilaporkan kepada Rapat Anggota.

Wewenang Pengawas

1. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.

2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

3. Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada Pengurus.

Page 18: Rangkuman ekonomi koperasi

Pemilihan Pengawas

(1) Pemilihan Pengawas diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur

dalam Anggaran Rumah Tangga.

(2) Sebelum memangku jabatannya Pengawas dapat mengucapkan sumpah/janji

Pengawas di hadapan Rapat Anggota.

(3) Janji/sumpah Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Masa Tugas pengawas

(1) Pengawas yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali oleh Rapat

Anggota.

(2) Pengawas sebanyak-banyaknya  3  (tiga) orang, terdiri dari  :

a. Seorang ketua.

b. Dua orang anggota.

Tata Tertib Pengawas

(1) Pengawas tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan

keputusan Rapat Anggota.

(2) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Pengawas berwenang menggunakan

fasilitas sarana yang tersedia sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya Pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan,

berkas, barang-barang, uang, serta bukti lainnya yang diperlukan yang ada pada

koperasi.

(4) Dalam hal-hal tertentu Pengawas bisa meminta bantuan Kantor Akuntan

Publik/Koperasi  Jasa Audit dengan persetujuan Pengurus.

(5) Biaya Jasa Audit ditanggung oleh koperasi dan dianggarkan dalam Rencana

Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) Koperasi.

(6) Terhadap pihak ke  3  (tiga) diharuskan merahasiakan hasil pemeriksaannya.

Page 19: Rangkuman ekonomi koperasi

9. Kebijakan Pemerintah Dalam Pembangunan Koperasi

Selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama, pembangunan

kopersi di Indonesia telah menunjukkan hasil-hasil yang cukup memuaskan. Selain

mengalami pertumbuhan secara kuantitatif, secara kualitatif juga berhasil mendirikan

pilar-pilar utama untuk menopang perkembangan koperasi secara mandiri. Pilar-pilar

itu meliputi antara lain: Bank Bukopin, Koperasi Asuransi Indonesia, Kopersi Jasa

Audit, dan Institut Koperasi Indonesia.

Walaupun demikian, pembangunan koperasi selama PJP I masih jauh dari

sempurna. Berbagai kelemahan mendasar masih tetap mewarnai wajah koperasi.

Kelemahan-kelemahan mendasar itu misalnya adalah: kelemahan manajerial,

kelemahan sumber daya manusia, kelemahan modal, dan kelemahan pemasaran.

Selain itu, iklim usaha yang ada juga terasa masih kurang kondusif bagi

perkembangan koperasi. Akibatnya, walaupun secara kuantitatif an kualitatif koperasi

telah mengalami perkembangan, namun perkembangannya tergolong masih sangat

lambat.

Bertolak dari pengalaman pembagunan koperasi dalam era PJP I itu, maka

pelaksanaan pembangunan koperasi dalam era PJP II diharapkan lebih ditingkatkan,

sehingga selain koperasi tumbuh menjadi bangun perusahaan yabg sehat dan kuat,

peranannya dalam berbaai aspek kehidupan bangsa dapat lebih ditingkatkan pula. Hal

itu sejalan dengan salah satu sasaran pembangunan ekonomi era PJP II, yaitu

pertumbuhan koperasi yang sehat dan kuat.

Untuk mencapai sasaran itu, maka sebagaimana dikemukakan dalam GBHN,

kebijakan umum pembangunan koperasi yang dijalankan oleh pemerintah dalam Pelita

VI ini diarahkan untuk mengembangkan koperasi menjadi makin maju, makin

mandiri, dan makin berakar dalam masyarakat, serta menjadi badan usaha yang sehat

dan mampu berperan di semua bidang usaha, terutama dalam kehidupan ekonomi

rakyat, dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945. Untuk itu, maka pembangunan koperasi diselenggarakan melalui

peningkatan kemampuan organisasi, manajemen, kewiraswastaan, dan permodalan

dengan di dukung oleh peningkatan jiwa dan semangat berkoperasi menuju

pemantapan perannya sebagai sokoguru perekonomian nasional.

 

Page 20: Rangkuman ekonomi koperasi

2.2.    Sasaran Pembangunan Koperasi

Agar dapat bersikap proaktif, koperasi tentu dituntut untuk memiliki rumusan strategi

yang jelas, artinya selain harus memiliki tujuan dan sasaran usaha yang berorientasi ke

depan, koperasi juga dituntut untuk merumuskan strategi yang tepat dalam mencapai

tujuan dan sasaran tersebut. Sebagaimana misal, guna mendukung peningkatan

profesionalitas usahanya, maka setiap koperasi harus secara tegas menentukan misi

usahanya. Kecenderungan koperasi untuk melakukan diversifikasi usaha semata-mata

untuk melayani kebutuhan anggota sebagaimana berlangsung selama ini, tentu perlu

dikaji ulang secara sungguh-sungguh. Selain itu agar masing-masing unit usaha

koperasi benar-benar memiliki keunggulan kompetitif terhadap pelaku-pelaku

ekonomi yang lain, maka setiap unit usaha koperasi tidak bisa tidak harus memilih

apakah akan bersaing dengan menonjolkan aspek keunikan produk, harga murah, atau

focus pada sasaran pasar tertentu.

Sehubungan dengan itu, maka beberapa sasaran utama pengembangan koperasi yang

hendak ditempuh pemerintah dalam era PJP II ini adalah sebagai berikut:

a)     Pengembangan Usaha

b)    Pengembangan Sumber Daya Manusia

c)     Peran Pemerintah

d)    Kerja sama Internasional

 

2.3.    Pola Pembangunan Koperasi

Peran koperasi dalam era PJP I setidak-tidaknya meliputi tiga hal sebagai berikut:

Pertama, koperasi diharapkan mampu mengakomodasi dan menggerakan

potensi masyarakat golongan ekonomi lemah.

Kedua, koperasi adalah lembaga yang keberadaannya sangat diperlukan oleh

sebagian besar bangsa Indonesia.

Ketiga, koperasai adalah lembaga ekonomi yang diharapkan dapat berperan utama

sebagai agen pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.

Beberapa kriteria kualitatif tentang pola pembangunan koperasi dalam era PJP II, yaitu

sebagaimana diusulkan oleh Lembaga Manajemen UI (1994), adalah sebagai berikut:

a)    Koperasi harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kecenderungan

perubahan lingkungan.

b)   Koperasi harus mampu bersaing dengan kekuatan ekonomi bukan koperasi.

c)   Pengurus dan manager koperasi harus berjiwa wiraswasta.

d)   Koperasi harus mampu mengembangkan sumber daya manusia

Page 21: Rangkuman ekonomi koperasi

10. Bagan Organisasi Koperasi

a. Bagan Organisasi Koperasi Kecil

Rapat Anggota

Pembina Pengurus Pengawas

Unit Usaha

Anggota

Page 22: Rangkuman ekonomi koperasi

b. Bagan Organisasi Koperasi Menengah

RAT

DEWAN PENGURUS DEWAN PENGAWAS

MANAJER

UNIT USAHA

ANGGOTA

Page 23: Rangkuman ekonomi koperasi

C. Bagan Organisasi Koperasi Besar

Page 24: Rangkuman ekonomi koperasi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia Nya , sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

pembuatan rangkuman ini.

Tujuan menyusun makalah ini adalah memenuhi tugas Ekonomi Koperasi, dan

dalam penyelesaian tugas ini kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penyusunan rangkuman ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa rangkuman ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan rangj ini.

Brebes, Mei 2010

Penyusun

Page 25: Rangkuman ekonomi koperasi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

1. Pengertian Koperasi , Gotong Royong, dan Perusahaan 1

2. Sejarah Koperasi di Indonesia 4

3. Landasan Azas dan Tujuan Koperasi 8

4. Penggolongan Koperasi 9

5. Pendirian Koperasi 10

6. Pembubaran Koperasi 13

7. Pengurus Koperasi 14

a. Persyaratan sebagai pengurus 14

b. Tugas, fungsi pengurus 15

c. Wewenang pengurus 16

d. Tata tertib pengurus 16

8. Pengawas Koperasi 17

9. Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Koperasi 19

10. Buatlah Bagan Organisasi 21

a. Bagan koperasi yang masih kecil 21

b. Bagan koperasi yang sedang 22

c. Bagan koperasi yang besar 23

DAFTAR PUSTAKA 24

Page 26: Rangkuman ekonomi koperasi

DAFTAR PUSTAKA

Chapra, M.Umer, 2000, Masa Depan Ekonomi Islam, ter. Ikhwan Abidin Bisri,

Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

Hill, Hal, 2001, Ekonomi Indonesia, ter. Tri Wibowo Budi Santoso, Jakarta :

Rajagrafindo Persada.

Aminudin, 1999, Ekonomi Koperasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Page 27: Rangkuman ekonomi koperasi

RANGKUMAN

MATA KULIAH EKONOMI KOPERASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

EKONOMI KOPERASI

Dosen : Dra. Lely Mulyani, M.Pd.

Oleh :

Petty Oktavianti

NIM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE )

WIDYA MANGGALIA BREBES

Page 28: Rangkuman ekonomi koperasi