Rangkuman Chapter 8 Scott Vidia

7
Nama : Vidia Alif Agrimahera Nim : 105020301111022 Kelas : CA Konsekuensi Ekonomi dan Teori Akuntansi Positif A. Konsekuensi Ekonomi Konsekuensi ekonomi adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa meskipun terdapat implikasi atas teori pasar sekuritas efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Munculnya konsekuensi ini diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Stephen Zeff (1978) dalam jurnalnya “The Rise of Economic Consequences”. Zeff mencontohkan tindakan beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang mengurangi laba yang dilaporkan dengan mengimplementasikan akuntansi biaya penggantian selama 1947 – 1948 atau selama periode inflasi tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari pajak serta menghindari persepsi publik terhadap laba tinggi perusahaan. Berbagai argumen muncul terkait intervensi tersebut dan akuntan khususnya para pembuat standar mengalami dilema terkait pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Oleh karena itu, otoritas pembuat standar akuntansi secara berkala juga membuka diskusi dengan berbagai pihak termasuk pihak perusahaan terkait standar baru yang diusulkan. Standar akuntansi juga mempengaruhi tindakan manajer dalam pengambilan keputusan ekonomi salah satunya terkait Opsi Saham Karyawan. Opsi Saham Karyawan merupakan Opsi Saham yang

Transcript of Rangkuman Chapter 8 Scott Vidia

Page 1: Rangkuman Chapter 8 Scott Vidia

Nama : Vidia Alif Agrimahera

Nim : 105020301111022

Kelas : CA

Konsekuensi Ekonomi dan Teori Akuntansi Positif

A. Konsekuensi Ekonomi

Konsekuensi ekonomi adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa meskipun terdapat

implikasi atas teori pasar sekuritas efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi

nilai perusahaan.

Munculnya konsekuensi ini diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Stephen Zeff

(1978) dalam jurnalnya “The Rise of Economic Consequences”. Zeff mencontohkan tindakan

beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang mengurangi laba yang dilaporkan dengan

mengimplementasikan akuntansi biaya penggantian selama 1947 – 1948 atau selama periode

inflasi tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari pajak serta menghindari persepsi publik

terhadap laba tinggi perusahaan. Berbagai argumen muncul terkait intervensi tersebut dan

akuntan khususnya para pembuat standar mengalami dilema terkait pemilihan kebijakan

akuntansi yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Oleh karena itu, otoritas pembuat standar

akuntansi secara berkala juga membuka diskusi dengan berbagai pihak termasuk pihak

perusahaan terkait standar baru yang diusulkan.

Standar akuntansi juga mempengaruhi tindakan manajer dalam pengambilan keputusan

ekonomi salah satunya terkait Opsi Saham Karyawan. Opsi Saham Karyawan merupakan

Opsi Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada manajemen atau dalam beberapa

kasus kepada karyawan dimana mereka diberikan hak untuk membeli saham perusahaan

dalam suatu periode waktu. Berdasarkan APB 25 perusahaan harus mencatat biaya jika

terjadi selisih antara harga pasar saham dengan harga opsi saham yang dipegang oleh

manajer. Pada kenyataannya, harga yang dipegang oleh manajer disesuaikan dengan harga

pasar saham sehingga tidak ada biaya yang timbul dari transaksi ini. Hal ini menyebabkan

pendapatan bersih perusahaan meningkat karena (seharusnya) ada biaya yang tidak dicatat.

Munculnya Konsekuensi Ekonomi (CE) Economic Consequences muncul karena

perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif dan kontrak hutang. Kebijakan

akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi investor.

Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang

dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari perusahaan. Teori pasar modal efisien

Page 2: Rangkuman Chapter 8 Scott Vidia

gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu perubahan

akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic Consequences

diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun

kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena

itu, Economic Consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori

Akuntansi Positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya Economic Consequences. PAT

adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanya pilihan kebijakan akuntansi

oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu standar baru.

B.     Teori Akuntansi Positif

Teori Akuntansi Positif adalah teori yang memprediksi tindakan-tindakan pemilihan

kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer merespon terhadap

usulan standar akuntansi yang baru.

Perusahaan menjalankan berbagai kontrak dalam operasinya seperti kontrak dengan

karyawan (manajemen), kontrak dengan pemasok, serta kontrak dengan penyedia modal.

Dalam hal ini akan muncul biaya kontrak termasuk biaya negosiasi, biaya untuk

mengantisipasi moral hazard, tekanan keuangan, dan lainnya. Kontrak dengan biaya yang

paling rendah disebut sebagai kontrak efisien.

Teori akuntansi positif berpendapat bahwa kebijakan akuntansi perusahaan akan

dipilih sebagai masalah yang lebih luas untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang

efisien. Manajer perusahaan yang diberikan kelonggaran untuk memilih kebijakan akuntansi

akan membuka kemungkinan perilaku oportuistik dimana kebijakan yang dipilih adalah yang

memenuhi tujuan mereka sehingga mengurangi kontrak efisien.

Prediksi yang dibuat dalam teori akuntansi positif sebagian besar meliputi tiga

hipotesis, sebagaimana diformulasikan oleh Watt dan Zimmerman (1986). Bentuk

oportunistik dari ketiga hipotesis ini berdasarkan dari Watt dan Zimmerman (1990) adalah

bentuk yang paling banyak diinterpretasikan.

1. Hipotesis Rencana Bonus

Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, manajer dengan rencana

bonus akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser laba yang

dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode sekarang.

2. Hipotesis Perjanjian Hutang

Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, perusahaan yang berada

dalam kondisi rawan melakukan pelanggaran perjanjian hutang, maka manajer

Page 3: Rangkuman Chapter 8 Scott Vidia

perusahaan akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser laba yang

dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode sekarang.

3. Hipotesis Biaya Politik

Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, semakin besar biaya

politik yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer perusahaan akan lebih memilih

prosedur akuntansi yang dapat menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode

sekarang ke periode yang akan datang.

 C.    Penelitian Empiris pada Teori Akuntansi Positif

Terdapat banyak penelitian empiris yang dilakukan untuk menguji tiga hipotesis dalam

Teori Akuntansi Positif. Beberapa diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan Lev (1979)

yang menghasilkan beberapa jawaban yaitu :

1. Mengapa perusahaan yang berbeda mungkin memilih kebijakan akuntansi berbeda

2. Mengapa ada manajer mungkin keberatan dengan perubahan dalam kebijakan

akuntansi

3. Mengapa investor bereaksi atas dampak potensial perubahan kebijakan akuntansi atas

laba bersih

4. Memasukkan hipotesis perjanjian utang dan rencana bonus sebagai alasan untuk

reaksi negatif pasar pada prospek perusahaan dengan biaya-penuh yang sedang

didorong untuk mengganti usaha-sukses.

5. Kemungkinan (extent) bahwa pengontrakan menjadi kurang efisien, dan bahwa

manajer akan berperilaku opotunistis untuk melindungi bonusnya dan menghindari

penyimpangan perjanjian utang, pasar diharapkan bereaksi negatif

Penelitian terhadap hipotesis rencana bonus yang dilakukan oleh Healy (1985)

menyatakan bahwa manajer dengan rencana bonus berdasarkan laba bersih secara sistematis

mengadopsi kebijakan akrual yang sedemikian rupa sehingga memaksimalkan bonus yang

diharapkan.

Penelitian terhadap hipotesis perjanjian utang yang dilakukan oleh Dichev dan Skinner

(2002) menyatakan bahwa manajer berusaha untuk mempertahankan level pelanggaran

perjanjian hutang (covenant slack) sebesar nol atau justru bernilai positif dengan mengatur

rasio utangnya (covenant ratio). Hasil ini konsisten dengan hipotesis perjanjian utang.

Hipotesis biaya politik yang memiliki arah berkebalikan dari dua hipotesis sebelumnya

dilakukan oleh Jones (1991) dimana hasilnya perusahaan melaporkan laba neto yang lebih

rendah dari seharusnya selama investigasi pembebasan impor.      

Page 4: Rangkuman Chapter 8 Scott Vidia

 Pada akhirnya, hipotesis pada teori akuntansi positif dapat dibagi ke dalam dua bentuk:

1. Teori Akuntansi Positif versi Oportunistik

Pada Teori Akuntansi Positif bentuk oportunistik, diasumsikan bahwa manajer akan

memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan tingkat utilitas yang diharapkan

sehubungan dengan upah yang diberikan, kontrak-kontrak hutang, dan biaya-biaya

politik.

2. Teori Akuntansi Positif versi Kontrak Efisien 

Pada Teori Akuntansi Positif bentuk kontrak efisien, diasumsikan bahwa kontrak stem

pengendalian internal, serta tata kelola yang baik dari perusahaan, dapat membatasi

munculnya sifat oportunistik dan sebaliknya dapat memotivasi manajer dalam

memilih kebijakan akuntansi untuk mengendalikan biaya-biaya kontrak, sehingga

dapat menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan para pemegang saham. 

Kritik Kritik Terhadap Teori Akuntansi Positif

1. TAP tidak memberikan ‘resep’ yang berarti tidak menyediakan alat untuk

meningkatkan praktek akuntansi

2. TAP tidak bebas nilai. Dalam TAP tidak ada panduan bagaimana apa yang

seharusnya seseorang lakukan. TAP hanya menyediakan informasi efek dari tindakan

tertentu dan menyerahkan kepada torang lain tindakan apa yang akan dilakukan.

3. Asumsi bahwa setiap orang bertindak hanya untuk memaksimalkan keuntungan

pribadi dianggap terlalu negatif dan terlalu menyederhanakan ditinjau dari sudut

pandang kemanusiaan.

4. Tidak ada perkembangan yang berarti sejak tahun 1070-an dengan tiga hipotesis

kunci (debt hypothesis, bonus hypothesis, dan political hypothesis)

5. TAP dianggap cacat secara ilmiah. Hipotesis yang dikemukakan TAP dianggap tidak

berdasar sehingga harus ditolak.

6. Peneliti TAP mengabaikan banyak hubungan organisasi-hubungan khusus dan

informasi yang digunakan hanya informasi yang dianggap peneliti relevan.