rangkuman anatomi

19
Nama : Ria Janita R. NPM : 1218011128 TUGAS PRAKTIKUM ANATOMI RANGKUMAN ANATOMI SISTEM GASTROINTESTINAL Sistem gastrointestinal atau saluran pencernaan adalah organ utama dari sistem pencernaan membentuk saluran yang melalui cavitas ventral dari tubuh, yang terbuka pada dua ujungnya (mulut hingga anus). Anatomi dari sistem gastrointestinal atau sistem pencernaan terdiri atas organ segmental dan organ-organ pencernaan aksesoris. Organ dari organ-organ segmental adalah rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan kanal anal. Organ aksesoris pencernaan adalah gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Sebelum masuk ke dalam organ-organ tersebut, akan dibahas terlebih dahulu membran serosa yang melapisi sebagian besar organ pencernaan. Membran Serosa organ-organ pencernaan di daerah abdomino pelvis dilapisi oleh membran serosa yang meliputi rongga pada batang tubuh dan melapisinya. Membran serosa tersusun oleh jaringan epitel skuamosa selapis yang diperkuat oleh jaringan penyokong. Membran serosa menghasilkan cairan serosa yang melubrikasi organ-organ yang dilapisi. Membran serosa terdiri dari dua bagian, yaitu bagian parietal yang bersinggungan dengan dinding tubuh dan bagian visceral yang bersinggungan dengan organ-organ dalam.Membran serosa yang melapisi rongga abdominal disebut peritoneum.Peritoneum parietal melapisi dinding rongga abdominal dan pada bagian posterior rongga abdomen membentuk pelipatan berlapis dua yang disebut mesenterium, yang berfungsi menahan saluran pencernaan sambil memungkinkan terjadinya gerakan peristaltik serta sebagai jalur persarafan dan pembuluh darah. Mesocolon adalah bagian

description

Rangkuman Anatomi

Transcript of rangkuman anatomi

Page 1: rangkuman anatomi

Nama : Ria Janita R.

NPM : 1218011128

TUGAS PRAKTIKUM ANATOMI

RANGKUMAN ANATOMI SISTEM GASTROINTESTINAL

Sistem gastrointestinal atau saluran pencernaan adalah organ utama dari sistem pencernaan membentuk saluran yang melalui cavitas ventral dari tubuh, yang terbuka pada dua ujungnya (mulut hingga anus). Anatomi dari sistem gastrointestinal atau sistem pencernaan terdiri atas organ segmental dan organ-organ pencernaan aksesoris. Organ dari organ-organ segmental adalah rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan kanal anal. Organ aksesoris pencernaan adalah gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Sebelum masuk ke dalam organ-organ tersebut, akan dibahas terlebih dahulu membran serosa yang melapisi sebagian besar organ pencernaan.

Membran Serosa organ-organ pencernaan di daerah abdomino pelvis dilapisi oleh membran serosa yang meliputi rongga pada batang tubuh dan melapisinya. Membran serosa tersusun oleh jaringan epitel skuamosa selapis yang diperkuat oleh jaringan penyokong. Membran serosa menghasilkan cairan serosa yang melubrikasi organ-organ yang dilapisi. Membran serosa terdiri dari dua bagian, yaitu bagian parietal yang bersinggungan dengan dinding tubuh dan bagian visceral yang bersinggungan dengan organ-organ dalam.Membran serosa yang melapisi rongga abdominal disebut peritoneum.Peritoneum parietal melapisi dinding rongga abdominal dan pada bagian posterior rongga abdomen membentuk pelipatan berlapis dua yang disebut mesenterium, yang berfungsi menahan saluran pencernaan sambil memungkinkan terjadinya gerakan peristaltik serta sebagai jalur persarafan dan pembuluh darah. Mesocolon adalah bagian dari mesenterium yang menyokong usus besar. Sementara, peritoneum viseral melapisi organ pencernaan. Rongga peritoneal merupakan ruang di antara peritoneum parietal dan visceral. Beberapa organ pencernaan berada posterior dari peritoneum parietal, sehingga disebut retroperitoneal, yang terdiri dari pankreas, ginjal, sebagian duodenum dan kolon, serta aorta abdominal.Ligamentum Falciformis, membran serosa yang didukung oleh jaringan penyokong menyambungkan hati ke diafragma dan dinding abdomen anterior. Omentum majus memanjang dari kurvatura mayor lambung ke kolon transversum, membentuk struktur yang menutupi hampir seluruh usus halus.Fungsi dari omentum majus ini adalah adalah menyimpan lemak, sebagai bantalan organ, menyokong nadus limfa, dan membatasi penyebaran infeksi.Pada inflamasi terlokalisir.Omentum ini mencegah penyebarannya terhadap rongga peritoneal lainnya.Omentum minus berawal dari kurvatura minor lambung dan duodenum atas sampai permukaan inferior hati. Fungsinya membungkus rongga abdomen itu adalah peritoneum

Page 2: rangkuman anatomi

parietal, yang menempel ke dinding abdomen. Pada daerah posterior(punggung), omentum ini seperti menjulur mengeluarkan perpanjangan ke dalam yang namanya mesenterium. Mesenterium ini memanjang sampai ke organ-organ intraperitoneal, dan begitu menyentuh organ, mesentrium menyelubungi organ tersebut, dan selubung tersebut namanya peritoneum visceral.

Dinding Saluran Pencernaan

Peritonium adalah selaput pembungkus dari organ-organ pencernaan. Peritonium adalah

membran serosa besar yang menyelubungi organ pencernaan. Membungkus seluruh organ

pada cavitas abdominal dengan lapisan parietal, dan membentuk selimut serosa organ

dengan lapisan viseral. Pada beberapa tempat, peritonium berfungsi sebagai penghubung

organ-organ pencernaan. Saluran Pencernaan adalah sebuah saluran yang struktur

dindingnya terdiri dari 4 jaringan; lapisan mukosa, lapisan submukosa yang menjadi jalur

pembuluh darah organ pencernaan, lapisan otot, dan lapisan fibroseus. Pembuluh darah

dan saraf berada pada jalur mesenter di hampir sepanjang saluran pencernaan.

Mukosa adalah lapisan terdalam dari dinding saluran pencernaan. Lapisannya menghadap

lumen, atau rongga terbuka dari saluran pencernaan. Mukosa dibentuk oleh 3 lapisan,

berturut-turut dari dalam keluar yaitu; Mukus Epitelium, Lamina Propia (jaringan ikat

longgar), dan Mukosa Muskularis (lapisan halus-tipis dengan sel otot polos). Pada lapisan

mukosa juga terdapat nodulus limfatikus, dan duktus-duktus pencernaan dari kelenjar

pencernaan.

Submukosa adalah lapisan ini terdiri dari jaringan ikat, dan lebih tebal dari lapisan mukosa.

Lapisan ini mengandung banyak kelenjar pencernaan kecil, pembuluh darah, dan saraf

parasimpatis yang membentuk perserabutan saraf submukosa (Meissner plexus)

Lapisan Otot adalah lapisan yang terdiri dari lapisan tebal jaringan otot yang membungkus

lapisan submukosa. Ciri khas pada lapisan ini adalah lapisan dalam yang membentuk lapisan

otot sirkuler dan lapisan luar membentuk lapisan otot longitudinal, kedua lapisan otot ini

sama sama terdiri atas lapisan halus otot polos. Pada lapisan ini, serabut persarafannya

membentuk myenteric plexus (Auerbach plexus). Serabut ini berada di antara 2 lapisan

tersebut. Myenteric plexus dan Meissner plexus bersama disebut Intramural plexus.

Page 3: rangkuman anatomi

Serosa merupakan lapisan terluar dari saluran pencernaan yang terdiri atas jaringan ikat dan

peritonium (selaput pembungkus). Serosa sendiri adalah sebuah lapisan yang melapisi

segmen saluran di sepanjang cavitas peritoneal. Serosa adalah sebuah lapisan viseral dari

peritonium, yang menjadi membran yang membatasi cavitas abdominopelvic dan

membungkus organ-organ didalamnya. Lapisan yang menempel dan melapisi dinding

cavitas abdominopelvic disebut lapisan parietal peritonium. Lapisan membran serosa yang

menghubungkan bagian parietal dan viseral disebut mesenter.

Walaupun keempat jaringan tersebut membentuk organ-organ berbeda dari saluran

pencernaan, struktur mereka terdiferensiasi lagi menurut daerah salurannya. Contohnya

adalah variasi pada lapisan epitelial dari mukosa yang terbagi menjadi sel squamosa yang

melindungi bagian atas esofagus hingga columnar epitelium dari abrasi, yang juga berfungsi

untuk absorbsi dan sekresi, yang ditemui hampir di sepanjang saluran.

Organ-organ gastrointestinal

1. Mulut

Fungsi dari mulut dan struktur yang berasosiasi dengan mulut adalah sebagai penerima pertama makanan, yang memulai pencernaan melalui proses mastikasi, kemudian menelan. Mulut, yang disebut juga oral cavity/rongga mulut dibentuk oleh pipi, bibir, palatum durum, dan palatum molle.Bagian vestibula dari rongga mulut merupakan struktur cekungan diantara pipi dan bibir dengan gigi dan gusi.Bukaan dari rongga mulut disebut juga orifisia oris (oral orifice), dan bukaan antara rongga mulut dengan faring disebut fauces. Mulut terbentang dari bibir sampai ke isthmus faucium, yaitu peralihan dari mulut dengan pharynk. Mulut dibagi dalam vestibulum oris, yaitu bagian antara bibir dan pipi di sebelah luar dengan gusi dan gigi di sebelah dalam; dan cavitas oris propria yang terletak di dalam arcus alveolaris, gusi, dan gigi. Mulut terdiri atas struktur-struktur yang membentuk cavitas oral (buccal cavity), yaitu; bibir yang membentuk bagian luar mulut dan batas anterior cavitas oral, pipi sebagai dinding samping, lidah dan otot lindah sebagai pondasi inferior, dan lapisan keras-lunak dari langit-langit (palatum) sebagai atap.

Bibir

Bibir dilapisi oleh lapisan integumenter (kulit) pada bagian luar, dan membran mukosa pada

bagian dalam. Celah antara kulir dan membran mukosa ini kaya akan serabut saraf, hingga

bibir menjadi organ yang sangat sensitif.

Page 4: rangkuman anatomi

Pipi

Pipi membentuk batas lateral dari cavitas oral. Posisi pipi segaris dengan bibir dan pada

bagian dalamnya dilapisi membran mukosa yang kemudian membentuk gusi, dan lapisan

halus pada langit-langit (palatum).

Lapisan Palatum

Lapisan keras dari palatum dibentuk oleh 4 tulang; 2 tulang maxilae dan 2 tulang palatine.

Sedangkan untuk lapisan halus palatum, dibentuk oleh partisi antara mulut dan nasofaring,

yang berupa otot yang membentuk busur.

Lidah

Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat mastikasi dan membantu dalam proses menelan. Lidah berupa otot rangka yang diselubungi oleh membran mukosa.Otot ekstrinsik lidah menggerakkan lidah dari sisi-ke-sisi dan keluar-masuk.Dua per tiga bagian lidah berada di rongga mulut, sementara sepertiganya berada di faring, melekat dengan tulang hioid.Tonsila lingualis berada pada permukaan superior dari pangkal lidah, dan bagian inferior lidah berhubungan dengan garis tengah dari dasar mulut dengan frenulum lingualis.Pada permukaan lidah terdapat papilla yang memberikan permukaan kasar pada lidah yang membantu pergerakan makanan dan sebagian memiliki kuncup pengecap. Lidah adalah massa padat yang terbentuk oleh komponen otot skeletal, yang diselimuti membran mukosa. Lapisan dalam pada lidah memiliki serabut otot yang terbentang dalam berbagai arah, sehingga dapat bergerak dalam berbagai gerakan.

Kelanjar saliva

Kelenjar saliva merupakan kelenjar pencernaan aksesoris yang menghasilkan saliva. Banyak kelenjar-kelenjar saliva minor yang berlokasi di membran mukosa daerah palatum di dalam rongga mulut, akan tetapi terdapat 3 pasang kelenjar saliva di luar rongga mulut yang memproduksi sebagian besar dari saliva yang dialirkan ke rongga mulut melalui saluran tertentu. Kelenjar parotid merupakan kelenjar saliva terbesar, yang berada di bagian depan-bawah dari daun telinga, di antara kulit dan otot masseter. Saliva yang diproduksi kelenjar ini dialirkan melalui duktus parotid(Stensen’s) yang keluar di rongga mulut berhadapan dengan gigi molar atas kedua. Kelenjar submandibular berada di bawah mandibula, di sisi dalam dari rahang, ditutupi otot mylohioid.Saliva dari kelenjar ini dialirkan melalui duktus submandibularis (Wharton’s), yang keluar di dasar mulut di bagian lateral dari frenulum lingualis.Kelenjar sublingualis berada di bawah membran mukosa dari bagian dasar mulut, dangan saliva yang dikeluarkan melalui duktus sublingual (Rivinus’ duct) yang keluar di dasar mulut pada area posterior dari papilla ductus submandibularis.

Page 5: rangkuman anatomi

Kelenjar saliva terbagi atas :

1. Kelenjar Parotid

Piramida Parotid adalah kelenjar saliva yang terbesar. Lokasi kelenjar parotid berada

diantara kulit dan dibawah otot masseter, pada bagian anterior dan inferior telinga. Kelenjar

parotid memproduksi saliva encer yang mengandung enzim, namun mengandung mukus.

Panjang duktus parotid kurang lebih 5 cm.

2. Kelenjar Submandibular

Kelenjar Submandibular disebut juga kelenjar campuran, karena saliva yang dihasilkan

mengandung enzim (serosa) dan elemen penghasil mukus. Kelenjar ini terletak dibawah

sudut mandibula.

3. Kelenjar Sublingual

Kelenjar Sublingual adalah kelenjar saliva terkecil. Letaknya ada di sisi anterior kelenjar

submandibular, dibawah memabran mukosa yang melapisi bagian dasar mulut. Kelenjar

sublingual hanya memproduksi saliva bermukus, yang tidak mengandung benzim

Gigi

Terdapat 4 jenis gigi, yaitu gigi seri/incisors, gigi taring/canines, dan gigi geraham premolar dan molar.Gigi geraham memiliki permukaan buccal yang bersinggungan dengan pipi, sementara gigi seri dan gigi taring memiliki permukaan labial yang bersinggungan dengan bibir.Semua gigi memiliki permukaan lingual yang bersinggungan dengan lidah. Gigi adalah organ yang berperan dalam proses mastikasi atau pengunyahan, yang terbagi menjadi incisors (gigi seri), canine (taring), premolar (geraham depan), dan molar (geraham). Bagian gigi dibagi menjadi 3, yaitu ;

1. Mahkota : 1.1. Cusp (cekung gigi) 1.3. Dentin

1.2. Enamel

2. Leher : 2.1. Gingiva (gusi)

2.2. Kuncup pembuluh darah dan saraf

3. Akar : 3.1. Kanal akar 3.4. Cementum

Page 6: rangkuman anatomi

3.2. Ligamen Periodontal 3.5. Rahang

3.3. Membran Periodontal

2. Faring

Faring berperan dalam aksi menelan (degluitisi), dengan mengubah makanan yang telah

dikunyah gigi menjadi bolus (struktur gumpalan makanan) dengan gerak peristaltik, dari

mulut menuju lambung.

3. Esofagus

Esofagus merupakan organ berbentuk tabung yang memiliki panjang kurang lebih 25 cm, berawal dari laring di vertebra servikal VI dan berada posterior dari trakea.Esofagus berada di dalam mediastinum dari toraks dan melewati diafragma melalui suatu lubang, yaitu esophageal hiatus menuju lambung.Esofagus dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis tanpa lapisan tanduk.Sepertiga bagian superiornya terdiri dari otot rangka, sepertiga tengah merupakan kombinasi otot rangka dan otot polos, dan sepertiga bawahn ya hanya dibentuk oleh otot polos. Pada persambungan antara lambung dan esofagus terdapat gastroesophageal sphincter, yang merupakan penebalan dari serat otot sirkular.Setelah makanan atau cairan masuk ke lambung, sphincter tersebut menyempit untuk mencegah isi perut mengalami regurgitasi kembali ke dalam esofagus akibat tekanan pada daerah toraks lebih rendah dibanding tekanan pada abdomen sebagai hasil dari paru-paru yang terisi udara. Berdasarkan posisinya, esofagus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pars servikalis, pars torakalis, dan pars abdominalis. Pada ujung-ujung esofagus, terdapat 2 otot sfingter, yaitu sfingter esofageal superior yang menjaga udara tidak masuk pada saat mencerna dan sfingter esofageal inferior, atau sfingter kardiak yang merupakan celah masuk makanan dari esofagus menuju gaster/lambung.

4. Lambung/Gaster

Lambung terletak pada bagian superior dari cavitas abdominal, inferior terhadap liver dan diafragma, dengan kurang lebih 5/6 berat totalnya berada pada sinister garis median. Lambung merupakan organ pada sistem GI yang memiliki kemampuan meregang paling tinggi, yang berada di regio hipokondria sinistra, epigastrikum, dan umbilikalis, tepat di bawah diafragma. Berbentuk seperti huruf J saat kosong, lambung berfungsi sebagai tempat penyimpanan bolus-bolus yang akan dicerna sementara bolus tersebut dicampur dengan sekret dari lambung untuk menjadi chyme, yang akan bergerak menuju usus halus. Lambung dibagi menjadi empat bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, dan pylorus. Cardia merupakan bagian atas yang langsung berhubungan dengan esofagus, tepat di bawah sphincter esofagus.Fundus merupakan bagian kubah di daerah sinistra yang langsung bersentuhan dengan diafragma.Corpus merupakan bagian tengah dari lambung yang berukuran paling

Page 7: rangkuman anatomi

besar, sementara pylorus merupakan bagian berbentuk saluran/cerobong pada bagian ujung dari lambung. Sphincter pylorus merupakan otot sirkular yang termodifikasi pada ujung pylorus yang bersambungan dengan usus halus. Persambungan ini mengatur pergerakan chyme menuju usus halus dan menghambat aliran balik ke arah lambung. Pylorus terbagi menjadi bagian antrum, canal, dan sphincter.

Lambung memiliki dua permukaan dan dua batas. Bagian permukaan terbagi menjadi permukaan anterior dan posterior. Batas medial yang berbentuk konkaf merupakan kurvatura minor, yan di bagian tersebut juga terdapat magenstrasse waldeyer, yang merupakan jalur khusus untuk air, sementara batas lateral yang berbentuk konveks disebut kurvatura mayor. Omentum minor membentang di antara kurvatura minor dengan hati, sementara omentum mayor melekat pada kurvatura mayor. Cekungan pada lambung yaitu lesser curvature yaitu cekungan yang dibentuk oleh sisi superior dekstra gaster, dan greater curvature yaitu cekungan yang dibentuk oleh sisi inferior sinistra gaster. Otot Sfingter terletak pada masing-masing pembukaan lambung. Sfingter terdiri atas serabut sirkular yang membentuk lubang saat relaksasi, dan menutup saat kontraksi. Sfingter Kardia adalah sfingter yang mengatur pembukaan esofagus ke lambung, Sfingter Pilorus adalah sfingter yang mengatur pembukaan lambung ke duodenum.

Dinding Lambung terdiri atas 4 lapisan sesuai dengan lapisan gastrointestinal, namun

terdapat beberapa modifikasi dinding saluran cerna. Modifikasi dinding saluran cerna

membagi dinding lambung menjadi 2 lapisan, yaitu mukosa gastrik yaitu lapisan epitelial

pada lambung, yang membentuk lipatan yang disebut rugae, yang ditandai oleh depresi

yang disebut celah gastrik, yang dibawahnya mengandung banyak kelenjar gastrik, terutama

pada bagian fundus dan corpus. Kelenjar-kelenjar ini menghasilkan cairan lambung, yang

terdiri atas enzim-enzim pencernaan dan HCl.

5. Usus Halus/ Intestinum Tenue

Usus halus merupakan bagian dari saluran GI di antara sphincter pylorus lambung dan katup ileocecal yang membuka ke usus besar. Usus halus berada di bagian tengah dan bawah dari rongga abdominal dan disokong oleh mesenterium, kecuali bagian awalnya. Mesenterium tersebut berfungsi untuk memberikan kemampuan bagi usus untuk bergerak namun mencegah usus menjadi terpilin atau bengkok. Di dalam mesenterium terdapat pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfa. Usus halus pada manusia hidup memiliki panjang kurang lebih 3m dengan diameter 2,4 cm, akan tetapi panjangnya akan menjadi dua kali lipat pada kadaver, dimana muskularis externanya mengalami relaksasi. Usus halus merupakan organ pencernaan utama dan daerah utama penyerapan nutrisi. Usus halus dipersarafi oleh pleksus mesenteria superior, diperdarahi oleh arteri mesenteria superior dan cabang-

Page 8: rangkuman anatomi

cabang dari arteri celiaca dan arteri mesenteria inferior, dan memiliki sistem drainase melalui vena mesenterika superior.

Usus halus terbagi menjadi 3 bagian:

1. Duodenum : Berbentuk C, dengan ukuran 25 cm, dari sphincter pylorus sampai fleksura duodenojejunum. Terkecuali sebagian kecil yang menempel dengan lambung, duodenum merupakan organ retroperitoneal. Bagian konkafnya yang menghadap sinistra menerima sekresi empedu dari hati dan kandung empedu melalui duktus koledokus dan sekresi pankreas melalui duktus pankreatikus major. Dua saluran ini menyatu membentuk jalan masuk ke duodenum yang disebut hepatopancreatic ampulla (ampulla Vater), yang menembus dinding duodenum, yang keluar di duodenum pada duodenal papilla.Di sanalah empedu dan enzim pankreas masuk ke dalam usus halus.Papilla duodenal dapat dibuka-tutup oleh sphincter ampulla (Oddi).

2. Jejunum : Merupakan terusan duodenum ke ileum, memiliki panjang 1 m dengan lumen yang lebih besar dan pelipatan internal yang lebih banyak dibandingkan ileum.

3. Ileum : Berukuran panjang 2 m, ujung terminal dari ileum mengarah ke bagian medial dari sekum melalui katup ileocecal.Pada ileum juga banyak ditemui Peyer’s patch. Perbedaan lainnya adalah mesenterium dari ileum memiliki vasa arcades yang lebih banyak dibanding jejunum disertai dengan vasa recta yang pendek.

Dinding Usus Kecil

Jalur-jalur pada dinding usus memiliki lipatan (plicae) sirkuler dengan banyak

tonjolan kecil yang disebut villi. Tiap villi mengandung arteriol, venula, dan saluran limfa.

Pada permukaan villi terdapat sel epitelial yang membentuk sikat yang halus. Adanya villi

pada permukaan internal usus kecil melebarkan permukaan serap hingga ratusan kali. Pada

villi dan selongsong dibawahnya juga ditemukan sel goblet penghasil mukus. Selongsong

dibawah villi ini berguna sebagai situs dimana mitosis sel berlangsung cepat, sehingga sel-sel

pada usus halus selalu diperbaharui.

6. Usus Besar/ Intestinum Crassum

Usus besar berukuran panjang 1,5 m dengan diameter 6,5 cm. Usus besar berawal dari ujung ileum di bagian dextra inferior dari abdomen, memanjang ke superior tepat di inferior liver, kemudian memotong ke kiri, turun menuju pelvis, dan berhenti pada anus. Bagian dari mesenterium, yaitu mesokolon menahan bagian transversum dari usus besar pada dinding

Page 9: rangkuman anatomi

abdomen posterior.Usus besar memiliki fungsi pencernaan yang tidak terlalu besar selain menyerap air dan elektrolit dari chyme yang tersisa dan membentuk, menyimpan, serta mengeluarkan feses.

Usus besar dibagi menjadi caecum, colon, rectum, dan anal canal.Caecum atau sekum merupakan kantong yang berada sedikit di bawah katup ileocecal yang merupakan pelipatan membran mukosa pada persambungan antara usus kecil dan usus besar yang berfungsi untuk mencegah aliran balik dari chyme.Appendiks , suatu struktur yang berupa proyeksi mirip jari menempel pada batas inferior medial dari sekum. Appendiks yang berukuran 8 cm mengandung jaringan limfa yang banyak, yang dapat berfungsi untuk melawan infeksi.

Bagian superior dari dari sekum berlanjut menjadi colon, yang terdiri dari kolon asendens, kolon transversum, kolon desendens, dan kolon sigmoid.Kolon asendens memanjang ke arah superior dari sekum di sepanjang dinding abdomen kanan menuju permukaan inferior hati.Kolon pada daerah ini membengkok tajam ke arah sinistra membentuk fleksura hepatika/ fleksura colic dekstra dan berlanjut melewati rongga abdomen atas sebagai kolon transversum.Pada bagian kiri rongga abdomen, kolon membengkok kembali, yang disebut fleksura splenic/ fleksura kolik sinistra, yang menandakan perubahan menjadi kolon desendens.Dari fleksura splenik, kolon desendens memanjang menuju inferior sepanjang dinding abdomen kiri ke regio pelvis.Kolon kemudian berbelok ke arah medial dari pinggir pelvis membentuk lekukan berbentuk S, yang disebut kolon sigmoid.

Ujung terminal 20 cm dari saluran GI adalah rektum, dengan 2-3 cm dari rektum merupakan canalis analis. Rectum berada pada anterior dari sacrum, dan terikat kuat dengan peritoneum.Anus merupakan bukaan keluar dari canalis analis.Dua otot sphincter menjaga bukaan anus, yaitu internal anal sphincter yang merupakan otot polos dan external anal sphincter yang merupakan otot rangka.Membran mukosa dari canalis analis tersusun dalam pelipatan longituinal yang memiliki vaskularisasi yang tinggi, yaitu kolum anal.

Pembagian Usus Besar

1. Sekum :

Bagian pertama dari usus besar yang panjangnya 5-8 cm. Berbentuk seperti

kantung buntu di bagian inferior-dexter dari quadran abdomen

2. Kolon :

2.1. Kolon Asendens :

Berada pada posisi vertikal dengan arah transfer ke atas, di sisi dexter abdomen, dan me-

manjang hingga batas inferior liver. Ileum bergabung dengan usus besar pada spasi antara

Page 10: rangkuman anatomi

sekum dan kolon asendens, tempat menempelnya berbentuk sepeti huruf T. Saluran

Ileocecal memungkinkan materi untuk berpindah dari ileum ke usus besar, namun biasanya

tidak sebaliknya.

2.2. Kolon Transversal :

Melintas di abdomen secara horizontal, inferior terhadap liver, lambung, dan limpa, dan

superior terhadap usus kecil. Kolon transversal membentang dari flexure hati hingga flexure

limpa. Di kedua ujung, kolon transversal membentuk sudut 90 derajat ke arah inferior.

2.3. Kolon Desendens :

Terletak pada posisi vertikal dengan arah transfer ke bawah, di sisi sinister abdomen, dan

membentang dari titik inferior lambung dan limpa menuju tingkat bangun iliac

2.4. Kolon Sigmoid :

Bagian dari usus besar yang menikung ke arah inferior dibawah bangun iliac. Nama sigmoid

diambil dari bentuknya yang menyerupai cekung huruf S. Bagian bawah, cekungan, yang

bergabung dengan rektum, membengkok kearah sinister

3. Rektum :

Saluran terakhir dari saluran pencernaan yang memiliki panjang 17-20 cm adalah rektum.

Celah ujung pada rektum disebut dengan kanal anal. Lapisan mukosa pada kanal anal

disusun dalam bentuk banyak lipatan vertikal yang disebut kolom anal, yang masing-masing

mengandung arteri dan vena. Pembukaan pada exterior kanal dibatasi oleh 2 otot sfingter,

bagian internal oleh otot polos dan bagian external oleh otot rangka. Pembukaan ini disebut

anus.

Dinding Usus Besar

Modifikasi dinding saluran cerna yang paling penting pada usus besar adalah adanya

kelenjar mukus intestinal, yang memproduksi mukosa lubrikan yang menyelimuti feses saat

pembentukannya. Kemudian ada juga modifikasi dinding saluran cerna berupa distribusi

serabut lapisan otot yang padat. Otot-otot longitudinal membentuk garis-garis yang disebut

Page 11: rangkuman anatomi

taeniae coli. Sedangkan otot-otot sirkuler membentuk cincin yang membentuk haustra

diantaranya yang bentuknya mirip kantung.

Appendix

Appendix adalah suatu organ tabung berbentuk mirip cacing dengan panjang 8-10

cm. Organ ini sering ditemui pada bagian dorsal dari sekum atau pada superior dari bagian

pinggir dari pelvis. Lumen umbai cacing berhubungan dengan sekum 3 cm dibawah saluran

ileocecal. Fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa ahli mengatakan bahwa

umbai cacing berfungsi sebagai tempat berkembangnya bakteri usus non-patogenik yang

membantu dalam pencernaan atau absorbsi dari nutrisi.

Hati/Liver

Hati merupakan organ dalam terbesar dengan berat 1,3 kg pada orang dewasa. Hati berada tepat di inferior diafragma, di regio epigastrikum dan hipkondrium dekstra. Hati berwarna merah-kecoklatan akibat banyaknya vaskularisasi. Hati memiliki 4 lobus dan dua ligamen penyokong.Di bagian anterior, lobus dekstra dipisahkan dari lobus sinistra oleh ligamentum falciformis yang menyambungkan hati ke dinding anterior abdomen.Di bagian inferior, lobus caudatus terletak di dekat vena kava inferior, sementara lobus quadratus terletak bersebelahan dengan kandung empedu. Ligamentum teres, yang merupakan sisa-sisa dari vena umbilikalis memanjang dari ligamentum falciformis ke umbilikus. Ligamentum triangular dan ligamentum koronaria menempelkan hati ke diafragma, sementara ligamentum hepatogastrikum dan hepatodeodenum masing-masing menempelkan hati ke lambung dan duodenum

Lobus dan Lobulus

Hati memiliki 2 lobus yang dipisahkan oleh ligamen falciformis, yaitu ;

1. Lobus Sinister : Membentuk 1/6 dari hati

2. Lobus Dexter : Membentuk 5/6 dari hati, dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

2.1. Lobus Dexter Menyeluruh

2.2. Lobus Caudatum : Bagian segi 4 kecil pada permukaan posterior

Page 12: rangkuman anatomi

2.3. Lobus Quadratus : Bagian persegi 4 dibawah lapisan

Tiap lobus dibagi oleh banyak pembuluh darah kecil dan serabut kecil sebagai

pondasi (kapsula Glisson) yang merupakan pemanjangan jaringan ikat padat yang

menyelubungi hati. Lobulus Hepatikus adalah unit anatomis hati, berbentuk segi 5-6 dengan

tinggi 2 mm dan diameter 1 mm. Isi dari lobulus hepatikus yaitu vena hati pada pusatnya

(intralobular), sedangkan di bagian luarnya (interlobular) adalah arteri hati, vena porta, dan

duktus hepatikus. Sedangkan duktus (saluran) empedu kecil pada hati bergabung

membentuk 2 duktus besar yang keluar dari bawah organ sinister-dexter duktus hepatikus.

Duktus ini kemudian bergabung menjadi 1 duktus hepatikus. Duktus hepatikus kemudian

bergabung lagi dengan duktus cystic dari kantung empedu membentuk duktus empedu,

yang membuka ke arah duodenum pada area kecil yang terangkat yang disebut papilla

mayor duodenal.

Kandung empedu

Kandung empedu merupakan organ seperti kantung yang menyerupai buah pir dengan luas

3 cm dan panjang 7-10 cm dan menempel pada permukaan inferior dari hati oleh jaringan

ikat longgar. Dapat menampung 30-50 ml empedu. Dinding kantung empedu terdiri atas

lapisan serosa, lapisan otot, dan lapisan mukosa. Organ ini menyimpan dan

mengonsentrasikan empedu.Sebuah katup sphincter pada pangkal leher kandung empedu

memungkinkan penyimpanan empedu sekitar 35-50 ml. Lapisan mukosa membentuk lipatan

yang disebut rugae, sama seperti di ginjal. Lapisan mukosa bagian dalam kandung empedu

memiliki pelipatan yang mirip dengan gastric folds pada lambung. Saat kandung empedu

terisi oleh cairan empedu, ukuran den bentuknya mengembang seperti buah pir kecil.

Empedu secara kontinu diproduksi oleh hati dan keluar melalui duktus hepatikus ke duktus

koledokus menuju duodenum. Saat usus halus kosong, sphincter ampulla menyempit dan

empedu akan masuk lewat duktus cystikus ke kandung empedu untuk disimpan. Kandung

empedu diperdarahi oleh arteri sistikus yang merupakan cabang arteri hepatika dekstra,

dengan sistem drainase lewat vena sistikus yang mengarah ke vena porta hepatica.

Pankreas

Page 13: rangkuman anatomi

Pankreas adalah suatu kelenjar berwarna coklat-merah muda dengan panjang 12-15 cm dan

berat 60 gr. Bagian tubuh pankreas membentang horizontal posterior terhadap ginjal, dan

bagian ekornya menyentuh limpa. Pankreas disebut juga kelenjar campuran/mixed glands

karena pankreas memiliki 2 kelenjar, yaitu endokrin dan eksokrin. Mayoritas jaringannya

didominasi oleh endokrin, dengan susunan seperti buah anggur (acinar).Sel-sel ini

mensekresikan hormon insulin dan glukagon. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas

mensekresikan cairan pankreas lewat duktus pankreatikus ke duodenum. Pankreas

merupakan organ retroperitoneal. Menempel diantara unit eksokrin pankreas, adalah

kumpulan sel endokrin yang membentuk struktur pulau yang disebut pulau pankreas.

Struktur ini terdiri atas sel Alpha dan Beta.