RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG...

21
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR… TAHUN.... TENTANG KEPALANGMERAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan kemanusiaan berupaya untuk mendukung tujuan negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk menciptakan ketertiban dunia dan berkeadilan sosial; b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan negara membentuk perhimpunan nasional yang menggunakan lambang kepalangmerahan sebagai tanda pelindung dan tanda pengenal; c. bahwa dengan telah diratifikasinya Konvensi Jenewa Tahun 1949 dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 yang mengatur tentang keikutsertaan negera Republik Indonesia dalam seluruh Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949, mewajibkan negara untuk menerapkannya dalam sistem hukum nasional; d. bahwa pengaturan mengenai kepalangmerahan belum diatur dalam suatu Undang-Undang; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Kepalangmerahan; Mengingat: 1. Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Keikutsertaan Negera Republik Indonesia Dalam Seluruh Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949 (Lembaran Negara Nomor 109 Tahun 1958); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG KEPALANGMERAHAN.

Transcript of RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG...

Page 1: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

1

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR… TAHUN....

TENTANG KEPALANGMERAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa kegiatan kemanusiaan berupaya untuk mendukung tujuan negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia untuk menciptakan ketertiban dunia dan berkeadilan sosial;

b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan negara

membentuk perhimpunan nasional yang menggunakan lambang kepalangmerahan sebagai tanda pelindung dan tanda pengenal;

c. bahwa dengan telah diratifikasinya Konvensi Jenewa Tahun

1949 dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 yang mengatur tentang keikutsertaan negera Republik Indonesia

dalam seluruh Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949, mewajibkan negara untuk menerapkannya dalam sistem hukum nasional;

d. bahwa pengaturan mengenai kepalangmerahan belum diatur dalam suatu Undang-Undang;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Kepalangmerahan;

Mengingat: 1. Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Keikutsertaan

Negera Republik Indonesia Dalam Seluruh Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949 (Lembaran Negara Nomor 109 Tahun 1958);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG KEPALANGMERAHAN.

Page 2: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

2

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Kepalangmerahan adalah seluruh bentuk kegiatan gerakan kemanusiaan.

2. Lambang Palang Merah adalah simbol berbentuk palang merah pada suatu

dasar putih dengan atau tanpa kata-kata palang merah.

3. Lambang Palang Merah Indonesia adalah suatu simbol yang berbentuk

palang merah dengan ciri-ciri tertentu yang digunakan secara resmi oleh perhimpunan nasional Indonesia.

4. Palang Merah Indonesia yang selanjutnya disingkat PMI adalah perhimpunan nasional yang bersifat independen dan nirlaba yang dibentuk

oleh Presiden.

5. Kegiatan Kemanusiaan adalah kegiatan yang bersifat meringankan

penderitaan sesama manusia yang dengan tidak membedakan agama atau kepercayaan, suku, jenis kelamin, kedudukan sosial, pandangan politik atau

kriteria lain yang serupa.

6. Konflik Bersenjata adalah suatu konflik yang terjadi ketika dikerahkannya

angkatan bersenjata antar Negara atau kekerasan bersenjata berkepanjangan antara pihak berwenang pemerintah dan kelompok-

kelompok bersenjata terorganisir, atau antar kelompok semacam itu dalam suatu Negara.

7. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

8. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

9. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan Walikota, serta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan.

10. Menteri adalah menteri yang bertanggungjawab menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pertahanan.

Pasal 2

Kepalangmerahan dilaksanakan berasaskan: a. kemanusiaan;

b. kesamaan; c. kenetralan; d. kemandirian;

e. kesukarelaan; f. kesatuan; dan g. kesemestaan.

Pasal 3

Pengaturan Kepalangmerahan bertujuan: a. mengatur penggunaan Lambang Palang Merah; b. menertibkan penggunaan Lambang Palang Merah pada masa konflik

bersenjata dan pada masa damai; c. mencegah dan menanggulangi peniruan serta penyalahgunaan Lambang

Palang Merah; dan d. mengatur tentang Perhimpunan Nasional.

Page 3: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

3

BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN

LAMBANG PALANG MERAH

Bagian Kesatu

Bentuk

Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di atas dasar putih

dengan ketentuan panjang palang horizontal dan panjang palang vertikal berukuran sama.

(2) Ketentuan mengenai spesifikasi teknis Lambang Palang Merah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

Bagian Kedua Penggunaan

Paragraf 1

Umum

Pasal 5

Lambang Palang Merah digunakan sebagai tanda pelindung dan tanda pengenal dalam kegiatan kemanusiaan.

Paragraf 2 Tanda Pelindung

Pasal 6 (1) Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung digunakan Tentara Nasional

Indonesia pada masa damai dan masa konflik bersenjata. (2) Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung oleh Tentara

Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya digunakan

oleh: a. dinas kesehatan;

b. tenaga kesehatan; c. rohaniwan; d. sarana atau unit transportasi kesehatan; dan

e. fasilitas dan peralatan medis.

Pasal 7

(1) Selain oleh Tentara Nasional Indonesia, Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung dapat digunakan oleh:

a. perhimpunan nasional; b. tenaga kesehatan sipil; c. rohaniwan sipil;

d. rumah sakit sipil; e. sarana atau unit-unit transportasi kesehatan sipil; dan f. organisasi kemanusiaan lainnya.

(2) Penggunaan Lambang Palang Merah oleh selain Tentara Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan setelah mendapat izin

Menteri. (3) Ketentuan mengenai tata cara pemberian izin sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 4: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

4

Pasal 8 (1) Tenaga kesehatan dan rohaniawan Tentara Nasional Indonesia, petugas PMI,

tenaga kesehatan dan rohaniawan sipil, serta organisasi kemanusiaan lain menggunakan tanda pelindung berbentuk kartu identitas dan ban lengan yang dikeluarkan oleh Menteri.

(2) Kartu identitas dan ban lengan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus selalu dibawa dan digunakan selama bertugas.

(3) Ketentuan mengenai bentuk, ukuran, bahan, dan spesifikasi kartu identitas dan ban lengan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 9

Tenaga kesehatan dan rohaniawan Tentara Nasional Indonesia, petugas PMI,

tenaga kesehatan dan rohaniawan sipil, serta organisasi kemanusiaan lain harus menggunakan Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung di dada dan/atau

ban lengan pada lengan kiri.

Pasal 10

Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung harus dibuat dalam ukuran yang memudahkan untuk diidentifikasi dari jarak jauh.

Pasal 11 Lambang Palang Merah yang digunakan sebagai tanda pelindung sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 tidak ditambah dengan gambar, tulisan, atau tanda dalam bentuk apa pun.

Pasal 12 (1) Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung pada bangunan

ditempatkan pada atap bangunan. (2) Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung pada kendaraan

darat, pesawat udara, dan kapal laut ditempatkan pada semua sisi kendaraan

dan dapat disertai dengan penggunaan sinyal yang biasa digunakan sesuai dengan ketentuan hukum atau kebiasaan internasional.

Pasal 13 Dalam hal terjadi konflik bersenjata, para pihak yang terlibat dalam pertikaian

wajib menghormati dan/atau memberikan perlindungan kepada objek yang menggunakan Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagai tanda pelindung sesuai dengan ketentuan hukum humaniter internasional.

Pasal 14

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dapat juga diberlakukan pada saat terjadi kerusuhan atau gangguan keamanan.

Paragraf 3 Tanda Pengenal

Pasal 15 Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal dapat digunakan

pada masa damai dan masa konflik bersenjata.

Pasal 16

(1) Lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal hanya digunakan untuk memberi tanda pengenal kepada anggota, tenaga kesehatan, unit atau sarana

tranportasi kesehatan, serta fasilitas dan peralatan medis dari perhimpunan nasional.

Page 5: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

5

(2) Lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan oleh pihak lain untuk tujuan yang mendukung

kegiatan kemanusiaan setelah mendapat persetujuan ketua perhimpunan nasional.

(3) Ketentuan mengenai penggunaan Lambang Palang Merah sebagai tanda

pengenal oleh pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi Komite Internasional Palang Merah, Federasi Perhimpunan Palang Merah

dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta perhimpunan nasional palang merah atau bulan sabit merah negara lain.

Pasal 17 (1) Perhimpunan nasional dapat menggunakan Lambang Palang Merah sebagai

tanda pengenal untuk mendukung:

a. penyebarluasan hukum humaniter internasional; dan b. kegiatan kemanusiaan.

(2) Tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan pada barang-barang bantuan yang diberikan kepada korban konflik bersenjata dan korban bencana.

Pasal 18

1. Lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal digunakan sebagai:

a. lambang pelengkap; b. lambang dekoratif; dan

c. lambang asosiatif. 2. Penggunaan Lambang Palang Merah sebagai Lambang asosiatif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c harus setelah mendapat ijin Ketua

Perhimpunan nasional.

Pasal 19 (1) Ukuran Lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal harus dibuat lebih

kecil daripada ukuran Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung.

(2) Lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal dapat digunakan secara bersamaan dengan tanda pelindung.

BAB III

PALANG MERAH INDONESIA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 20 PMI merupakan organisasi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menjalankan kegiatan kepalangmerahan menurut Konvensi Jenewa.

Pasal 21

Organisasi kemanusiaan selain PMI diakui keberadaannya dan dapat melakukan

kegiatan kemanusiaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Tugas

Pasal 22 PMI bertugas:

a. mempersiapkan dan melaksanakan pemberian bantuan dalam penanggulangan musibah dan/atau bencana di dalam dan di luar negeri;

Page 6: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

6

b. melakukan kerjasama dalam bidang kemanusian dengan organisasi kemanusian lain di dalam dan di luar negeri;

c. memberikan pelayanan sosial dan kesehatan, termasuk pelayanan transfusi darah;

d. memberikan bantuan kepada korban konflik bersenjata;

e. menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan Lambang Palang Merah dan kegiatan Kepalangmerahan; dan

f. melaksanakan tugas yang diberikan Pemerintah.

Pasal 23

Pelayanan tranfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bekerja sama dengan PMI.

Bagian Ketiga

Struktur Organisasi

Pasal 24

(1) Struktur organisasi PMI terdiri atas: a. PMI Pusat; b. PMI Provinsi;

c. PMI Kabupaten/Kota; dan d. PMI Kecamatan.

(2) Struktur Organisasi PMI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disesuaikan dengan kebutuhan PMI.

Pasal 25 (1) PMI Pusat meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia dan dibentuk oleh

Presiden. (2) PMI Provinsi meliputi wilayah provinsi dibentuk dan disahkan oleh PMI Pusat. (3) PMI Kabupaten/Kota meliputi wilayah kabupaten/Kota dibentuk oleh PMI

provinsi dan disahkan oleh PMI Pusat. (4) PMI Kecamatan meliputi wilayah kecamatan dibentuk oleh PMI

kabupaten/kota dan disahkan oleh PMI Provinsi.

Bagian Keempat

Kepengurusan

Pasal 26

Syarat untuk menjadi pengurus PMI: a. Warga Negara Indonesia yang setia kepada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. sehat jasmani dan rohani; c. bukan pengurus partai politik di setiap tingkatan;

d. tidak boleh merangkap jabatan publik; dan e. bersedia tidak menduduki jabatan politik, jabatan di pemerintahan, dan Badan

Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah selama masa

kepengurusan.

Bagian Kelima Koordinasi

Pasal 27 (1) PMI berkoordinasi dengan pihak lain yang berwenang dalam melakukan

kegiatan kemanusiaan.

Page 7: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

7

(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada masa damai dan masa konflik bersenjata.

Bagian Keenam

Kerja Sama

Pasal 28

Dalam melaksanaan kegiatan Kepalangmerahan PMI bekerja sama dengan: a. Komite Internasional Palang Merah; b. Federasi Internasional dan organisasi kemanusiaan internasional;

c. perhimpunan nasional negara lain: d. organisasi internasional; dan e. organisasi kemanusiaan lainnya.

Bagian Ketujuh Lambang Palang Merah Indonesia

Pasal 29 (1) Lambang Palang Merah Indonesia adalah Lambang Palang Merah yang

dilingkari garis merah berbentuk bunga melati berkelopak lima di atas dasar putih.

(2) Lambang Palang Merah Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berfungsi sebagai tanda pengenal. (3) Ketentuan mengenai spesifikasi teknis Lambang Palang Merah Indonesia

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

Pasal 30 Lambang Palang Merah Indonesia hanya digunakan oleh komponen, fasilitas dan

peralatan medis, bangunan, sarana atau unit-unit transportasi kesehatan, dan sarana lain yang berkaitan dengan kegiatan PMI.

Pasal 31

(1) Lambang Palang Merah Indonesia hanya dapat digunakan oleh pihak lain

untuk tujuan yang mendukung kegiatan kemanusiaan setelah mendapat persetujuan Ketua Umum PMI.

(2) Dalam hal pihak lain menggunakan Lambang Palang Merah Indonesia

bersama dengan logo atau merek suatu produk barang atau jasa untuk kepentingan mendukung kegiatan kemanusiaan, persetujuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PMI.

Bagian Kedelapan Pendanaan

Pasal 32

(1) Pendanaan PMI diperoleh dari:

a. sumbangan masyarakat dan sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat sepanjang waktu melalui berbagai usaha; dan

b. usaha-usaha lain yang tidak mengikat sah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. (2) Selain pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan

Pemerintah Daerah dapat memberikan dukungan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Page 8: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

8

Pasal 33 (1) Pengelolaan pendanaan PMI dilaksanakan secara transparan, tertib, dan

akuntabel sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pengelolaan pendanaan PMI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)

diaudit secara berkala oleh akuntan publik dan diumumkan kepada

masyarakat. (3) Pengelolaan pendanaan PMI yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diaudit secara berkala oleh Badan yang memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang pemeriksaaan keuangan Negara.

Pasal 34

Ketentuan mengenai struktur organisasi, komponen, wewenang, dan tanggung

jawab PMI ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 35

Peran serta masyarakat dalam kegiatan Kepalangmerahan dapat dilakukan melalui:

a. pemberian bantuan tenaga, dana, fasilitas, serta sarana dan prasarana dalam kegiatan Kepalangmerahan;

b. partisipasi dalam kegiatan Kepalangmerahan; dan

c. pengawasan terhadap kegiatan Kepalangmerahan.

BAB V

LARANGAN

Pasal 36

Setiap Orang dilarang menggunakan Lambang Palang Merah pada ban lengan

dan/atau ditempatkan pada atap bangunan dengan tujuan sebagai tanda pengenal.

Pasal 37

Setiap Orang dalam konflik bersenjata dilarang menyalahgunakan Lambang

Palang Merah untuk tujuan mengelabui pihak lawan yang mengakibatkan luka berat atau matinya orang.

Pasal 38

Setiap Orang dilarang menggunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang

Palang Merah Indonesia yang berdasarkan bentuk dan/atau warna, baik sebagian maupun seluruhnya dapat menimbulkan kerancuan dan kesalahmengertian terhadap penggunaan Lambang Palang Merah dan/atau

Lambang Palang Merah Indonesia.

Pasal 39 Setiap Orang dilarang menyalahgunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang Palang Merah Indonesia sebagai tanda pengenal untuk kegiatan yang

bertentangan dengan Hukum humaniter internasional dan prinsip dasar Gerakan kemanusiaan internasional.

Page 9: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

9

Pasal 40 Setiap Orang dilarang menggunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang

Palang Merah Indonesia pada benda, bangunan, dan sarana transportasi yang digunakan untuk kegiatan diluar kegiatan Kepalangmerahan.

Pasal 41 Setiap Orang dilarang: a. menggunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang Palang Merah

Indonesia sebagai merek suatu produk barang, jasa, atau nama suatu badan hukum tertentu; dan/atau

b. menggunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang Palang Merah

Indonesia untuk reklame atau iklan komersial.

Pasal 42 Anggota Tentara Nasional Indonesia dilarang menggunakan Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat

(2) dengan maksud untuk memperoleh keuntungan atau kepentingan militer.

BAB VI KETENTUAN PIDANA

Pasal 43

Setiap Orang yang tidak menghormati dan/atau tidak memberikan perlindungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 yang mengakibatkan: a. orang yang menggunakan lambang tersebut luka-luka, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

b. matinya orang yang menggunakan lambang tersebut, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

c. rusak atau hancurnya bangunan, sarana, atau fasilitas yang menggunakan

lambang tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

Pasal 44

Setiap Orang yang menggunakan Lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal

selain anggota, tenaga kesehatan, sarana atau unit transportasi kesehatan, serta fasilitas dan peralatan medis yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan tanpa

mendapat persetujuan ketua perhimpunan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

Pasal 45

Setiap Orang yang menggunakan Lambang Palang Merah pada ban lengan

dan/atau ditempatkan pada atap bangunan dengan tujuan sebagai tanda pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara

paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

Pasal 46 Setiap Orang yang dalam konflik bersenjata menyalahgunakan Lambang Palang

Merah untuk tujuan mengelabui pihak lawan yang mengakibatkan luka berat atau matinya orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dipidana dengan

Page 10: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

10

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 47

Setiap Orang yang menggunakan Lambang Palang Merah yang berdasarkan

bentuk dan/atau warna, baik sebagian maupun seluruhnya menimbulkan kerancuan dan kesalahmengertian terhadap penggunaan Lambang Palang Merah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

Pasal 48

Setiap Orang yang menyalahgunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang

Palang Merah Indonesia sebagai tanda pengenal untuk kegiatan yang bertentangan dengan Hukum humaniter internasional dan prinsip dasar

Gerakan Kemanusiaan Internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 49

Setiap Orang yang menggunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang

Palang Merah Indonesia pada benda, bangunan, dan sarana transportasi yang digunakan untuk kegiatan di luar kegiatan kemanusiaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 40 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000(dua ratus juta rupiah).

Pasal 50 Setiap orang yang menggunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang

Palang Merah Indonesia sebagai merek suatu produk barang, jasa, atau nama suatu badan hukum tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana

denda paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 51 Setiap Orang yang menggunakan Lambang Palang Merah dan/atau Lambang

Palang Merah Indonesia untuk reklame atau iklan komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus

juta rupiah).

Pasal 52

Anggota Tentara Nasional Indonesia yang menggunakan Lambang Palang Merah sebagai tanda pelindung selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)

dengan maksud untuk memperoleh keuntungan atau kepentingan militer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000 (dua

ratus juta rupiah).).

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 53 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, penggunaan Lambang Palang Merah dan Lambang Palang Merah Indonesia yang telah digunakan oleh Setiap

Page 11: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

11

Orang yang tidak berhak berdasarkan Undang-Undang ini wajib diganti dalam waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak mulai berlakunya Undang-Undang ini.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 54 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-

udangan yang mengatur tentang penggunaan Lambang Palang Merah atau Lambang Palang Merah Indonesia, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 55

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar Setiap Orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang

Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal …

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal …

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR …

Page 12: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

12

PENJELASAN ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR… TAHUN…. TENTANG

KEPALANGMERAHAN

I. UMUM Salah satu tujuan pembangunan nasional yang tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendukung ketertiban dunia adalah melalui kegiatan Kepalangmerahan, baik di dalam maupun di luar negeri. Kegiatan

Kepalangmerahan merupakan salah satu pelaksanaan perikemanusiaan yang adil dan beradab, wajib mendapatkan perlindungan. Perlindungan tersebut,

terutama untuk menjamin penggunaan Lambang Kepalangmerahan oleh pihak-pihak yang melakukan kegiatan Kepalangmerahan.

Secara internasional, Konvensi Jenewa telah menetapkan tanda

pembeda yang digunakan oleh para petugas penolong korban peperangan, yaitu dalam: a. Konvensi Jenewa I Tahun 1949;

b. Konvensi Jenewa II Tahun 1949; c. Protokol Tambahan I Tahun 1977;

d. Ketetapan Konferensi Internasional Palang Merah XX Tahun 1965; dan e. Hasil kerja Dewan Delegasi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional Tahun 1991.

Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi

tersebut telah diratifikasi oleh kurang lebih 192 negara, termasuk Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958 tentang Pengesahan Konvensi-Konvensi Jenewa Tahun 1949. Konvensi tersebut tidak memberikan

pengesahan terhadap peperangan, tetapi untuk menetapkan ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh negara-negara untuk mengurangi penderitaan akibat perang.

Pengaturan penggunaan Lambang Kepalangmerahan dalam sebuah Undang-Undang merupakan salah satu kebutuhan hukum masyarakat yang

mendesak untuk diimplementasikan, karena pada saat ini penggunaan Lambang Kepalangmerahan di Indonesia rancu dan tidak dapat dipastikan bahwa Lambang tersebut sebagai tanda pembeda bagi petugas dan sarana

relawan kemanusiaan tertentu sebagaimana telah ditetapkan oleh Konvensi Jenewa Tahun 1949.

Saat ini tidak jarang ditemukan berbagai pihak yang menggunakan Lambang Kepalangmerahan sebagai merek suatu produk barang, jasa, nama suatu badan hukum tertentu, reklame dan/atau iklan komersial tanpa

konsekuensi sanksi hukum dari aparat yang berwenang. Beberapa kejadian penyalahgunaan tersebut turut menyebabkan terganggunya perlindungan, kepercayaan, dan dukungan dari aparat keamanan terhadap kegiatan yang

sedang dilakukan oleh Perhimpunan Nasional. Dengan demikian, untuk memberikan arah, landasan, dan kepastian

hukum kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Kepalangmerahan, maka diperlukan pengaturan yang komprehensif dalam suatu Undang-Undang yang mengatur mengenai Kepalangmerahan.

Undang-Undang ini memuat 8 (delapan) bab dan 55 (lima puluh lima) Pasal yang memuat Ketentuan Umum, Bentuk dan Penggunaan Lambang

Palang Merah, PMI, Peran Serta Masyarakat, Larangan, Ketentuan Pidana, Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup.

Page 13: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

13

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Huruf a Yang dimaksud dengan ”asas kemanusiaan” adalah bahwa

Kepalangmerahan dilaksanakan atas dasar keinginan memberi

pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam

pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama

manusia yang terjadi dimana pun. Tujuan Gerakan adalah

melindungi hidup dan kesehatan serta menjamin penghargaan

kepada umat manusia.

Huruf b

Yang dimaksud dengan ”asas kesamaan” adalah bahwa

Kepalangmerahan tidak membuat perbedaan atas dasar

kebangsaan, ras, agama atau pandangan politik. Tujuanya

semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan

kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.

Huruf c Yang dimaksud dengan ”asas kenetralan” adalah bahwa

Kepalangmerahan senantiasa mendapat kepercayaan dari semua

pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri

dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.

Huruf d

Yang dimaksud dengan ”asas kemandirian” adalah bahwa

Kepalangmerahan bersifat mandiri. Perhimpunan nasional

disamping membantu pemerintahannya dalam bidang

kemanusiaan, juga harus menaati peraturan negaranya, harus

selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan

dengan prinsip-prinsip gerakan kemanusiaan.

Huruf e Yang dimaksud dengan ”asas kesukarelaan” adalah bahwa

Kepalangmerahan adalah gerakan pemberi bantuan sukarela,

yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan

apa pun.

Huruf f

Yang dimaksud dengan ”asas kesatuan” adalah bahwa

Kepalangmerahan terbuka untuk semua orang dan

melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah. Dalam

satu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah.

Huruf g Yang dimaksud dengan ”asas kesemestaan” adalah bahwa

Gerakan Kepalangmerahan bersifat semesta serta berbagi hak

dan tanggung jawab yang setara dalam menolong sesama

manusia.

Pasal 3 Cukup jelas.

Page 14: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

14

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Huruf a.

Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c Yang dimaksud dengan ”Rohaniwan” adalah pemimpin agama yang memperoleh tugas dalam melakukan

pelayanan kerohanian sesuai dengan agama yang dianut [Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hindu, dan Kongfucu] yang ditugaskan dalam membantu tugas-

tugas kemiliteran Tentara Nasional Indonesia. Huruf d

Cukup jelas. Huruf e

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas. Pasal 8

Cukup jelas. Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10 Yang dimaksud dengan “Ukuran yang mudah untuk diidentifikasi

dari jarak jauh” adalah ukurannya harus dibuat besar, sehingga jelas

terlihat dari jarak pandang darat, laut, dan udara.

Pasal 11 Cukup jelas.

Pasal 12 Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “ketentuan hukum atau kebiasaan

Internasional” adalah sesuai dengan ketentuan Hukum humaniter internasional, namun jika belum diatur dalam Hukum humaniter internasional, maka digunakan kebiasaan

internasional. Pasal 13

Yang dimaksud dengan “objek” adalah Tenaga kesehatan dan rohaniawan Tentara Nasional Indonesia, petugas PMI, tenaga kesehatan

Page 15: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

15

dan rohaniawan sipil serta organisasi kemanusiaan lain, unit dan tranportasi kesehatan, serta fasilitas dan peralatan medis.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup jelas.

Pasal 17 Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b

Kegiatan kemanusiaan antara lain: membantu korban bencana, donor darah, pencarian orang hilang.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 18 Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “lambang pelengkap” adalah lambang yang digunakan oleh perhimpunan nasional yang

dapat diterapkan pada bendera, papan alamat, pelat kendaraan, emblem staf, yang menunjukan bahwa seseorang atau objek tersebut mempunyai keterkaitan

dengan perhimpunan nasional. Huruf b

Yang dimaksud dengan “lambang dekoratif” adalah

lambang yang digunakan oleh perhimpunan nasional yang tampak pada medali, kancing atau penghargaan

lainnya, publisitas atau gambaran dekoratif. Huruf c

Yang dimaksud dengan “lambang asosiatif”, adalah

lambang yang tampak pada pos Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, seperti di pinggir jalan, di dalam stadion

atau ruang-ruang publik lainnya atau pada unit transportasi bukan milik Perhimpunan nasional tetapi dicadangkan untuk tindakan darurat yang bebas biaya

kepada warga sipil yang cedera atau sakit. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Penunjukkan PMI oleh Pemerintah sebagai organisasi yang melaksanakan kegiatan Kepalangmerahan di Indonesia didasarkan

pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No. 25 Tahun

Page 16: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

16

1950 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 246 Tahun 1963.

Yang dimaksud dengan Konvensi Jenewa adalah Konvensi Jenewa tahun 1949 beserta protokol tambahan I dan II yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958.

Pasal 21

Cukup jelas. Pasal 22

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas. Huruf c

Yang dimaksud dengan ”transfusi darah” adalah tugas dari setiap unit-unit transfusi darah, termasuk didalamnya adalah tugas PMI, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 1980 tentang Transfusi Darah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah.

Huruf d

Cukup jelas. Huruf e

Cukup jelas. Huruf f

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas. Pasal 24

Cukup jelas. Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26 Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “jabatan publik” adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada Badan Publik.

Huruf e Cukup jelas.

Pasal 27

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “Pihak lain” antara lain: instansi yang bertanggung jawab dalam bidang penanggulangan bencana,

instansi yang bertanggung jawab dalam bidang pencarian dan

Page 17: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

17

pertolongan, dan institusi pemerintah yang lainnya yang bekerjasama dengan PMI.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 28 Huruf a

Cukup Jelas Huruf b

Cukup Jelas

Huruf c Cukup Jelas

Huruf d

Cukup Jelas Huruf e

Yang dimaksud dengan “organisasi kemanusiaan lainnya” antara lain: Bulan Sabit Merah Indonesia, Mercy Corps dan lain-lain.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30 Yang dimaksud dengan “sarana lain” misalnya barang bantuan

kemanusiaan.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32 Cukup jelas.

Pasal 33 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Audit secara berkala dilakukan oleh akuntan publik paling

sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Ayat (3)

Badan yang memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang

pemeriksaan keuangan negara termasuk BPK, Inspektorat Wilayah Provinsi, Inspektorat wilayah Kabupaten/Kota.

Pasal 34

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas. Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38 Cukup jelas.

Page 18: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

18

Pasal 39

Cukup jelas. Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41 Cukup jelas.

Pasal 42 Cukup jelas.

Pasal 43 Cukup jelas.

Pasal 44 Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas. Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48 Cukup jelas.

Pasal 49 Cukup jelas.

Pasal 50 Cukup jelas.

Pasal 51 Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas. Pasal 53

Cukup jelas. Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ...

Page 19: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

19

LAMPIRAN I LAMBANG PALANG MERAH (TANDA PELINDUNG)

a b

k l c d

j i f e

h g

Penjelasan: 1. Umum

a. Tanda Palang Merah berwarna merah di atas dasar putih.

b. Ukuran panjang palang horizontal sama dengan panjang palang vertikal. 2. Perbandingan ukuran

a. Ukuran jarak antara titik-titik: a s/d b = b s/d c = c s/d d = d s/d e = e s/d f = f s/d g = g s/d h = h s/d i = i s/d j = j s/d k = k s/d l = l s/d a

b. Apabila ditarik garis imajinasi dari titik-titik: l s/d c; c s/d f; f s/d i; i s/d l; maka seakan-akan diperoleh lima buah bujur sangkar yang sama.

Page 20: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

20

LAMPIRAN II

LAMBANG PALANG MERAH INDONESIA

Penjelasan:

1. Umum Tanda Palang Merah dengan Lingkaran Bunga harus selalu berwarna merah dan terletak di atas dasar warna putih.

2. Perbandingan ukuran a. Perbandingan ukuran Palang Merah sama seperti pada ketentuan

Lampiran I; b. Lingkaran Bunga dibuat dengan menggabungkan lima buah busur dan

lingkaran bulat seperti membentuk gambar bunga berkelopak lima;

c. Perbandingan antara lebar bidang palang dengan kontur bunga (A:B) adalah 5:1.

A B

Page 21: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK · PDF file3 BAB II BENTUK DAN PENGGUNAAN LAMBANG PALANG MERAH Bagian Kesatu Bentuk Pasal 4 (1) Lambang Palang Merah dibuat dengan warna merah di

21