RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
Transcript of RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN TENTANG YAYASAN
RAN CAN GAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
YAYASAN
DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa pendirian Y ayasan di Indonesia
selama ini hanya berdasarkan pa9a kebiasaan
dalam masyarakat, karena belum ada
peraturan perundang-undangan yang
mengatur ten tang Y ayasan;
b. bahwa Yavasan di Indonesia telah .;
berkembang dengan pesat, dengan berbagai
kegiatan, maksud, dan tuj uan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dirnaksud dalarn huruf a dan b ·
serta untuk menjamin kepastian dan
ketertiban hukum serta berfungsinya
Yayasan sesua1 dengan maksud dan
tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan
RALAT TERHADAP RUU TENTANG YAYASAN
No. Pasal Tertnlis Halaman/Baiis
1. Pasal 15 hal.9 bertempat kedudukan 2. Pasal 48 ayat putusan tersebut memperleh
(3) hal.24 3. Penjelasan
um.um pembubaran Yayasan hal.3 baris 9
4. Penjelasan Pasal 9 hal.5 ditujukan mereka
1----+---
5. P en j el as an hun1f e,(,g,h,i,dan j Pasal 13 ayat cukup jelas (2) hal. 6
6. Penjelasan belum diberikan penjelasan PasaJ 28 ayat (5) hal. 10
Sehamsnya
bertempat kedudukan dalam putusan tersebut memperoleh
penggabungan dan pembubaran Yayasan
ditu_iukan terhadap mereka hw-uf e,f,g,h,i,j_,dan k cukup jelas
Ayat. (5) Cukup jelas
7. PenjeJasan Y ayasan sendiri maupun dengan Yayasan send.hi maupun dengan
8.
Pasal 51 ayat pihak luar pihak lain (2) hal. 14 Penjelasan Pasal 54 ayat (3)
Pengesahan laporan tahunan Yayasan oleh rapat pembina berarti pemberian Pelunasan dan Pem.bebasan tanggungjawab kepada penguns untuk kepengurusan dan kepada pengawas untuk kepengawasan mereka selama tahun buku yang bersangkutan
Ayat (3) Lllkup jelas
ayat (4) s/d belum diberikan penjelasan ayat (4) ~d ayat (6) ayat (6) Cukup jelas
t--~+-&-.---"-..__~~-+-~~~~~~~~~~~--+-~~--'----~~~~~-~--1·
9.
10.
Penjelasan Berakhimya proses likuidasi Pasal 68 Pasal 68 Yayasan, bila neraca akhir Cukup jelas hal.19 likuidasi t.elah diset.ujui Ment.eri
dan rapat Yayasan telah menerima pertanggungjawaban likuid ator.
Penjelasan Pasal 69 hal.19
Cukup jelas Pasal 69 Berakhimya proses likuidasi Yayasan, bila neraca akhir likuidasi telah disetujui Menteri dan rapat Yayasan telah menerima
---~-----__.__ ___________ _.._..&..i-_1e&~---""'11.K;p2iawaban likuidator .
• !<~Id !V.ef ,:U.resu.t/2's ~A, /UtrhA ~ f ~tto
dan akuntabilitas kepada masyarakat, perlu
dibentuk Undang·undang tentang Yayasan;
Mengingat: Pasal 5 ayat (l) dan Pasal 20 ayat (2) Undang- ...
Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah
dengan Perubahan Pertama Tahun 1999;
Dengan persetujuan bersama antara
DEWAN PERW AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
rvtEMUTUSKAN :
~tenetapkan : UNDAi~G-UNDAi'IG TENT ANG YA Y ASAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam l!ndang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Yayasat) adalah · badan hukum yang tidak mempunyai
anggota, didirikan dengan pernisahan kekayaan
pendirinya untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
2
2. Menteri adalah Menteri Hukum dan Perundang-undangan
Republik lndonesia.
3. Pengadilan adalah Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Y ayasan.
4. Kejaksaan adalah Kejaksaan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan Y ayasan.
5. Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin untuk
menjalankan pekerjaan sebagai akuntan publik.
6. Hari adalah hari kerja.
Pasal 2
Yayasan mempunyai organ y~g terdiri atas :
a Pembina;
b. Pengurus;dan
c. Pengawas.
Pasal 3
( 1) Y ayasan dapat melakukan kegiatan us aha untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya.
(2) Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha
kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
Pasal 4
Kekayaan Y ayasan baik berupa uang atau barang serta kekayaan
lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan undang-undang ini
3
dilarang dialihkan atau dibagikan baik secara· langsung atau
tidak langsung kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, karyawan
atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap Yayasan.
Pasal 5
Yayasan wajib membayar segala biaya atau ongkos yang
dikeluarkan oleh organ Yayasan dalam rangka menjalankan
tugas Y ayasan.
Pasal 6
Y ayasan dapat mendirikan badan usaha dengan ketentuan
penyertaan kekayaan Y ayasan paling banyak ~5 % ( dua puluh
lima )persen dari seluruh kekayaan Y ayasan.
Pasal 7
Kegiatan usaha Y ayasan hams sesuai dengan maksud dan
tujuannya serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4
BABll
PEND IR.IAN
Pasal 8
(I) Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan
memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai
kekayaan awal.
(2) Pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I)
dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa
Indonesia.
(3) Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.
( 4) Biaya pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) ditetapkan dengan Perattmm Pemerintah.
Pasal 9
(1) Dalam pembuatan akta pendirian Yayasan, pendiri dapat
diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa.
(2) Dalam hal pendirian Y ayasan dilakukan berdasarkan
surat wasiat, penerima wasiat bertindak mewakili pemberi
wasiat.
(3) Dalam hal surat wasiat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) tidak dilaksanakan, maka atas pennintaan pihak yang
berkepentingan, pengadilan dapat memerintahkan ahli
5
wans atau penenma wasiat yang bersangkutan untuk
melaksanakan wasiat tersebut.
Pasal 10
(I) Y ayasan memperoleh status badan hukum setelah akta
pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2)
memperoleh pengesahan dari Menteri.
(2) Apabila dianggap perlu, Menteri dapat meminta
pertimbangan dari instansi terkait
Pasal 11
(1) Pengesahan akta pendirian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) diajukan oleh pendiri atau kuasanya
dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri.
(2) Pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( l) . diberikan dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap.
(3) Dalam hal diperlukan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), pengesahan diberikan
atau tidak diberikan dalam jangka waktu paling lama 14
( empat belas) hari terhitung sejak tanggal jawaban
permintaan pertimbangan diterima dari instansi terkait,
atau setelah lewat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
6
tanggal jawaban permintaan pertimbangan dari instansi
terkait tidak diterima
Pasal 12
( l) Dalam hal permohonan pengesahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat ( l) ditolak, Menteri waj ib
menyampaikan kepada pemohon mengenai penolakan
pengesahan tersebut secara .tertulis disertai dengan
alasannya.
(2) Alasan penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah bahwa pemohon tidak mengajukan
pennohonannya sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini dan peraturan pelaks~aannya.
Pasal 13
(1) Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan
lain yang dianggap perlu.
(2) Anggaran Dasar Yayasan sekurang-kurangnya memuat :
a nama dan tempat kedudukan;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai
maksud tujuan tersebut;
c. j angka waktu pendirian;
d. jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari
kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uang atau
benda;
7
e. cara memperoleh dan penggunaan kekayaan~
f. tata cara pengangkatan, pemberhentian,
penggantian anggota Pembina, Pengurus, dan
Pengawas;
g. hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus,
dan Pengawas;
h. tata cara penyelenggaraan rapat organ Y ayasan;
t. ket~ntuan mengenai pengubahan Anggaran Dasar;
J. penggabungan dan pembubaran Y ayasan; dan
k. penggunaan kekayaan s1sa lik'llidasi, atau
penyaluran kekayaan Y ayasan setelah pembubaran.
(3) Keterangan lain sebagaimana dirnaksud dalam ayat (1)
memuat sekurang-kurangnya nama, alamat, pekerjaan,
tempat dan tanggal lahir, serta kewarganegaraan pendiri,
Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
(4) Jumlah minimum harta kekayaan awal yang dipisahkan
dari kekayaan pribadi pendiri sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf d ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 14
(I) Yayasan tidak boleh memakai nama yang :
a secara sah telah dipakai oleh Y ayasan lain; atau
b. bertentangan dengan ketertiban umum dan atau
kesusilaan
8
(2) Nama Yayasan harus didahului dengan kata "Yayasan".
(3) Dalam hal kekayaan Yayasan berasal dari wakaf, kata
"wakaf' dapat ditambahkan setelah kata "Yayasan".
( 4) Ketentuan mengenai pemakaian nama Y ayasan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 15
Yayasan .-h~~~~~~~~i!c!~~~-~_al~ wilayah Negara Republik
Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar.
Pasal 16
(1) Yayasan dapat didirikan unrukjangka waktu tertentu atau
tidak tertentu yang diatur dalam Anggaran Dasar.
(2) Dalam hal Yayasan didirikan untuk jangka waktu
tertentu, maka pengurus dapat mengajukan perpanjangan
jangka waktu pendirian kepada Menteri, paling lambat I
(satu) tahun sebelum berakhimya jangka waktu pendirian
Yayasan.
9
BAB III
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 17
Anggaran Dasar dapat diubah, kecuali mengenai maksud dan
tujuan Yayasan.
Pasal 18
( l) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan
berdasarkan keputusan rapat Pembina.
(2) Rapat Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat (l)
hanya dapat dilakukan, apabila dihadiri oleh paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) darijumlah anggota Pembina
(3) Perubahan sebagairnana dimaksud dalam ayat ( l) dibuat
dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.
Pasal 19
(I) Keputusan rapat Pembina sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (I) ditetapkan berdasarkan musyawarah
untuk muf ak.at.
(2) Dalam hal keputusan rapat berdasarkan musyawarah
untuk rnufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat ( l)
tidak tercapai, maka keputusan ditetapkan berdasarkan
persetujuan paling sedikit 2/3 ( dua per tiga) dari seluruh
Jumlah anggota Pembina yang hadir.
IO
Pasal 20
( I) Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2) tidak tercapai, maka rapat Pembina kedua dapat
diselenggarakan paling cepat 3 ( tiga) hari setelah rapat
pertama
(2) Rapat Pembina kedua sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) sah, apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per
dua) dari seluruhjumlah anggota Pembina
(3) Keputusan rapat Pembina kedua sah, apabila diambil
berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari jumlah
anggota Pembina yang hadir.
Pasal 21
( l) Perubahan Anggaran Dasar yang meliputi nama dan
kegiatan Yayasan harus mendapat persetujuan Menteti.
(2) Perubahan Anggaran Dasar mengenai hal lain cukup
diberitahukan kepada Menteri.
Pasal 22
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12
secara mutatis mutandis berlaku bagi permohonan perubahan
Anggaran Dasar, pemberian persetujuan, dan penolakan atas
perubahan Anggaran Dasar.
11
Pasal 23
Perubahan Anggaran Dasar tid~ dapat dilakukan pada saat
Yayasan dinyatakan dalam keadaan pailit, kecuali atas
persetujuan kmator.
BAB IV
PENGUMUMAN
Pasal 24
Pengurus atau kuasanya wajib mengumumkan akta pendirian
Yayasan atau perubahannya dalam Tambahan Serita Negara
Republik Indonesia, dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah akta pendirian disahkan atau perubahannya
dilaksanakan.
Pasal 25
Selama pengumum~ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
belum dilakukan, Pengurus Yayasan bertanggung jawab secara
. tanggung renteng atas seluruh kerugian Y ayasan.
12
BABV
KEKAYAAl"f
Pasal 26
(l) Kekayaan Yayasan berasal dari sejumlah kekayaan
pendiri yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang.
(2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( l )~
kekayaan Yayasan dapat diperoleh dari:
a sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
b. wakaf;
c. hibah;
d. hibah wasiat; dan
e. perolehan lain yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar Y ayasan dan atau peraturan
perundang-undangan yang berlak"U.
(3) Dalam hal kekayaan Yayasan berasal dari wakaf, maka
berlak-u ketentuan huk"Ulll perwakaf an.
( 4) Kekayaan Y ayasan sebagaimana dirnaksud dalam ayat ( l)
dan ayat (2) dipergunakan untuk mencapai maksud dan
tujuan Yayasan.
13
Pasal 27
(I) Dalam hal-hal tertentu Negara dapat memberikan bantuan
kepada Yayasan untuk menambah kekayaan Yayasan
· sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26.
(2) Ketentuan mengenai syarat-syarat dan tata cara pemberian
bantuan negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (I)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI
ORGAN YA YASAN
Bagian Kesatu
Pembina
Pasal 28
( l) Pembina adalah organ Y ayasan yang mempunyai
kewepangan yang oleh undang-undang atau Anggaran
Dasar tidak diserahkan kepada Pengurus atau
Pengawas.
(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I)
meliputi:
a. keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
14
b. PenoanS!katan e ..... anggota Pengurus anggota
Pengawas;
c penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan
Anggaran Dasar Y ayasan;
d. pengesahan program kerja dan rancangan anggaran
tahunan Y ayasan; dan
e. penetapan keputusan mengenai penggabungan atau
pembubaran Yayasan.
(3) Yang dapat diangkat menjadi anggota Pembina
sebagaimana dimaksud dalam ayat ( l) adalah orang
perseorangan sebagai pendiri Y ayasan dan atau mereka
yang berdasarkan keputusan rapat . anggota Pembina
dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai
maksud dan tujuan Yayasan.
(4) Dalam hal Yayasan karena sebab apapun tidak lagi
mempunyai Pembina, paling lama dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sej ak kekosongan terse but, berdasarkan
keputusan rapat gabungan anggota Pengurus dan anggota
Pengawas wajib mengangkat anggota Pembina dengan
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3).
(5) Keputusan rapat sebagaimana dirnaksud dalam ayat (3)
dan ayat (4) sah apabila dilakukan sesuai dengan
ketentuan mengenai korum kehadiran dan korum .....
keputusan untuk perubahan Anggaran Dasar sesuai
15
dengan ketcntuan <lalam Undang-undang m1 dan atau
Anggaran Dasar.
Pasal 29
Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota
Pengurus clan atau anggota Pengawas.
Pasal 30
( l) Pembina mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali
dalam l (satu) tahWl.
(2) Dalam rapat tahunan, Pembina melakukan evaluasi
tentang kekayaan, hak dan kewajiban Y ayasan tahllll
yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan
mengenai perkembangan Yayasan untuk tahun yang akan
datang.
Bagian Kedua
Pen gurus
Pasal 31
( l) Pengurus adalah organ yang melaksanakan kepengurusan
Yayasan.
(2) Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang
perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum.
16
(3) Pengurus ticlak boleh merangkap sebagai Pembina atau
Pengawas.
Pasal 32
( l) Pengurus Yayasan diangkat dan sewak1u-waktu dapat
diberhentikan berdasarkan keputusart rapat Pembina.
(2) Susunan Pengurus sek-urang-h."Urangnya terdiri atas:
a seorang ketua;
b. seoran~ sekretaris: dan ..... ,
c. seorang bendahara.
Pasal 33
(l) Pengurus diangkat untuk jangka wak.1u sehuna 5 (lima)
tahun dengan kemungkinan dapat diangkat kembali.
(2) Ketentuan mengenai susunan, pengangkatan,
pemberhentian, dan pengga..11tian Pengurus diatur dalam
Anggaran Dasar.
Pa~al 34
Penggantian Pengurus Y ayasan diberitahukan kepada Menteri
da11 instansi terkait oleh Pembina
Pasal 35
Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian
Pengurus dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran
17
Dasar, maka atas permohonan yang berkepentingan atau atas
permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum.,
Pengadilan dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian
atau penggantian tersebut.
Pasal 36
(1) Pengurus Yayasan bertanggung jawab penuh atas
kepengurusan Y ayasan untuk kepentingan clan tujuan .
Y ayasan serta berhak mewakili Y ayasan baik di dalam
maupun di luar Pengadilan .
. (2) Setiap Pengurus menjalankan tugas dengan itikad baik,
clan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan
Yayasan.
(3) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2), Pengurus dapat mengangkat dan
memberhentikan pelaksana kegiatan Y ayasan.
(4) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengangkatan
dan pemberhentian pelaksana kegiatan Y ayasan diatur
dalam Anggaran Da~ar Yayasan.
( 5) Setiap Pengurus bertanggung j awab pen uh secara pribadi
apabila yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya
tidak: sesuai depgan ketentuan Anggaran Dasar, yang
mengakibatkan kerugian Yayasan atau pihak ketiga.
18
Pasal 37
( I) Setiap anggota Pengun1s tidak berwenang mewakili
Yayasan apabila:
a terj adi perkara di depan pengadilan antara Y ayasan
dengan anggota Pengurus yang bersangkutan; atau
b. anggota Pengurus yang bersangkutan mempwiyai
kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
Yayasan.
(2) Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), Anggaran Dasar menetapkan yang berhak
mewakili Y ayasan.
Pasal 38
( l) Pengurus tidak berwenang :
a mengik:at Yayasan sebagai penjamin utang;
b. mengalihkan kekayaan Yayasan kecuali dengan
persetujuan Pembina; dan
c. membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan
pihak lain.
(2) i-\nggaran Dasar dapat membatasi kewenangan Pengurus
dalam melakukan perbuatan huk~ untuk dan atas nama
Yayasan.
19
Pasal 39
(I) Pengurus dilarang mengadakan perJanJtan dengan
orgamsas1 yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,
Pengurus, dan atau Pengawas Y ayasan, atau seseorang
yang bekerja pada Yayasan.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
berlaku dalam hat perjanjian tersebut menguntungkan
Yayasan.
(3) Anggota Pengurus yang dinyatakan bersalah dalam
melakukan pengurusan Yayasan yang menyebabkan
kerugian bagi Y ayasan, masyarakat, atau negara
berdasarkan putusan pengadilan, dalam. jangka wak.w 5
(lima) tahun sejak putusan tersebut memper'?leh kekuatan
hukum yang tetap, tidak dapat diangkat menjadi Pengurus
Yayasan manapun.
Pasal 40
(l) Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau
kelailaian Pengurus dan kekayaan Y ayasan tidak cukup
untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, maka
setiap anggota. Pengurus secara tanggung renteng
bertanggungjawab atas kerugian itu.
(2) Anggota Pengurus yang dapat membuk..1:ikan bahwa
kepailitan bukan karena kesalahan atau kelailainnya tidak
20
bertanoouna J. awab secara tanooun° rentcnu alas keruoian eo e - ee o e o
terse but.
Bagian Ketiga
Pengawas
Pasal 41
(1) Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas
melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada
Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
(2) Yayasan memilil(i Pengawas sekurang-kurangnya 1 (satu)
orang pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung
jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar.
(3) Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang
perseorangan yang mampu melak-ukan perbuatan hukum.
(4) Pengawa5 tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau
Pengurus.
Pasal 42
(I) Pengawas Yayasan diangkat dan sewaktu-wak1u dapat
diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina.
(2) Dalam hal . pengangkatan, pemberhentian, dan
penggantian Pengawas dilakukan tidak sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar, maka atas permohonan yang
berkepentingan atau atas permintaan Kej aksaan datam hal
21
mewakili kepcntingan umum., penga<lilan dapat
membatalkan Penooanakatan bb b "
pemberhentian, a tau
penggantian tersebut.
Pasal 43
Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan Yayasan.
Pasal 44
(I) Pengawas dapat memberhentikan sementara anggota
Pengurus dengan menyebutkan alasannya.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) paling lambat 7 (tujuh ) h~ terhitung sejak
tanggal pemberhentian sementara, waj ib dilaporkan
secara tertulis kepada Pembina
(3) Dalamjangka wak-ru 7 (tujuh) hari sejak laporan diterima,
Pembina wajib memanggil anggota Pengurus yang
bersangkutan untuk diberi kesempatan untuk membela
diri.
( 4) Dalam j angka waktu paling lamb at 7 ( tuj uh) hari setelah
pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (3),
Pembina wajib memutuskan:
a mencabut keputusan pemberhentian sementara,
atau
22
b. membcrhentikan
bersangkutan.
an°0 ota ee Pcnourus e yang
(5) Apabila Pembina tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4 ), maka
pemberhentian sementara tersebut batal demi hukum ~
Pasal 45
(1) Pengawas Yayasan diangkat unrukjangka waktu 5 (lima)
tahun dengan keniungkinan untuk dapat diangkat
kembali ..
(2) Ketentuan mengenai susunan, pengangkatan,
pemberhenti~ dan penggantian Pengawas diatur dalam
Anggaran Dasar.
Pasal 46
Penggantian Pengawas Y ayasan diberitahukan kepada
Menteri dan instansi terkait oleh Pembina
PasaJ 47
Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan
penggantian Pengawas dilakukan tidak sesuai dengan
ketentuan Anggcu-an Dasar, maka atas permohonan yang
berkepentingan atau atas permintaan Kej aksaan dalam hal
mewakili kepentingan umum, Pengadilan dapat
'23
membatalkan Penoanokatan e e , pembcrhentian .. dan
penggantian Pengawas tersebut.
Pasal 48
( l) Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau
kelalaian Pengawas dalam melakukan tugas pengawasan
dan kekayaan Yayasan tidak cukup untuk menutup
kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota
Pengurus secara tanggung renteng bertanggung jawab
atas kerugian tersebut.
(2) Anggota Yayasan yang dapat membuktikan bahwa
kepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya tidak
bertanggung jawab secara tanggung rent~g atas kerugian
terse but.
(3) Setiap anggota Pengawas yang dinyatakan bersalah dalam
melakukan pengawasan Yayasan yang menyebabkan
kerugian bagi Yayasan, masyarakat, atau Negara
berdasarkan putusan pengadilan paling lama dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun sejak putusan tersebut
mem1,eroleh kekuatan hukum yang tetap, tidak dapat
diangkat menjadi Pengawas Yayasan
Pasal 49
Setiap anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas tidak
bertanggung jawab terhadap perbuatan huk.lllTl yang dilakukan
24
kecuali apabila terbukti karena akibat kesalahan atau kclalainnya
perbuatan tersebut menimbulkan kerugian bagi Y ayasan atau
pihak ketiga
BAB VII
LAPORAN TAHUNAN
· Pasal 50
(1) Pengurus wajib membuat dan menyimpan catatan atau
tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan
kewajiban serta hal lain yang berkaitan dengan kegiatan
usaha Y ayasan.
(2) Selain dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) Pengurus wajib membuat dan menyimpan dokumen
keuangan Y ayasan berupa bukti pembuk'Uan dan data
pendukung administrasi keuangan.
Pasal 51
(l) Dalam jangka wal.'Ul paling lama 5 (lima) bulan sesudah
tahun buku Yayasan ditutup, Pengurus wajib menyusun
laporan tahunan . secara tertulis y~'1g memuat sek.'UI'ang
kurangn ya:
a. laporan keadaan dan kegiatan Y ayasan selama tahun
buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai.
25
b. perhitungan tahunan yang terdiri atas neraca akhir
tahun buku yang baru lampau serta penjelasan atas
dokumen tersebut.
(2) DaJam hal Yayasan mengadakan transaksi dengan pihak
lain yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi Yayasan,
mak.a transaksi tersebut waj ib dicantumkan dalam laporan
tahunan.
Pasal 52
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
ditandatangani oleh Pengurus dan Pengawas yang
berwenang sesuai dengan Anggaran Dasar.
(2) Dalam hal terdapat anggota Pengurus . atau Pengawas
tidak menandatangani laporan sebagaimana dimaksud
dalam ayat ( 1 ), maka yang bersangkutan hams
menyebutkan alasannya secara tertulis.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disahkan
oleh rapat Pembina.
Pasal 53
Dalarn hal dokumen laporan tahunan temyata tidak benar dan
menyesatkan, maka P.engurus dan Pengawas secara tanggung
renteng bertanggungjawab terhadap pihak yang dirugikan.
26
Pasal 54
( l) lkhtisar laporan tahunan Y ayasan diumumkan pada papan
pengumuman di kantor Yayasan.
(2) Yayasan yang kekayaannya berasal dari negara, atau
memperoleh bantuan Pemerintah, atau memiliki kekayaan
dalam jumlah tertentu, ikhtisar laporail sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib diumumkan dalam 2 (dua)
surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu di antaranya
yang beredar secara nasionaL
(3) Ketentuan mengenai jumlah tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
(4) Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib
diaudit oleh Akuntan Publik.
(5) Hasil audit terhadap Laporan Tahunan Yayasan
sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 4) disampaikan
kepada Pembina Yayasan yang bersangkutan dan
tembusannya kepada Menteri dan instansi terkait.
( 6) Bentuk ikhtisar laporan tahunan sebagaimana dimaksud
dalam ayat ( l) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
27
BAB VITI
PEMERJKSAAN TERHADAP YA Y ASAN
Pasal 55
( l) Pemeriksaan terhadap Y ayasan untuk mendapatkan data
atau keterangan dapat dilakukan dalam hal terdapat
dugaan bahwa organ Yayasan :
a melakukan perbuatan melawan hukum atau
bertentangan dengan Anggaran Dasar;
b. lalai dalam melaksanakan tugasnya;
c. melakukan perbuatan yang merugikan Y ayasan
atau pihak ketiga; atau
d. melakukan perbuatan yang merugikan negara
(2) Pemeriksaan sebagaimana dirnaksud dalam ayat (1) huruf
a, b, dan c hanya dapat dilakukan berdasarkan penetapan
Pengadilan atas permohonan tertulis pihak ketiga yang
berkepentingan disertai alasan.
(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
d dapat dilakukan berdasarkan penetapan Pengadilan atas
permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan
urn um.
28
Pasal 56
( l) Pengadilan dapat menolak atau mengabulkan pemohonan
pennintaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 ayat (2).
(2) Dalam hal Pengadilan mengabulkan pennohonan
pemeriksaan terhadap Y ayasan, maka Pengadilan
mengeluarkan penetapan bagi pemeriksaan dan
mengangkat paling banyak 3 (tiga) orang ahli sebagai
pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan.
(3) Pembina, Pengurus, dan Pengawas serta pelaksana
kegiatan atau karyawan Y ayasan tidak dapat diangkat
menjadi pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2).
Pasal 57
(I) Pemeriksa berwenang memeriksa semua dokumen dan
kekayaan Y ayasan untuk kepentingan pemeriksaan.
(2) Pembina, Pengurus, Pengawas dan pelaksana kegiatan
serta karyawan Yayasan, wajib memberikan keterangan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeri..l(saan.
(3) Pemeriksa dilar~g mengumumkan atau memberitahukan
hasil pemeriksaannya kepada pihak lain.
29
Pasal 58
(I) Pemeriksa wajib menyampaikan laporan hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ketua
Pengadilan di tempat kedudukan Y ayasan.
(2) Ketua Pengadilan memberikan salinan laporan hasil
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1)
kepada pemohon atau Kejaksaan atau Yayasan yang
bersangkutan.
BAB IX
PENGGABUNGAN
Pasal 59
(1) Perbuatan hukum penggabungan Yayasan dapat
dilakukan dengan menggabungkan satu Y ayasan
dengan Yayasan lain yang telah ada dan mengakibatkan
Yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
(2) Penggabungan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat ( l) dapat dilak-ukan dengan memperhatikan:
a ketid.akm~puan Y ayasan melaksanakan kegiatan
usaha tanpa dukungan Y ayasan Iain;
b. Yayasan yang menerima penggabungan dan yang
bergabung kegiatannya sej enis.
3'0
c. Yay·asan yann menaoabunokan diri tidak pemah e ee e
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
Anggaran Dasarnya, ketertiban umum, dan
kesusilaan.
(3) Usul penggabungan Yayasan dapat disampaikan oleh
Pengurus kepada Pembina.
( 4) Penggabungan Y ayasan hanya dapat dilak-ukan
(1)
berdasarkan keputusan rapat Pembina yang dihadiri oleh
paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota
Pembina dan disetujui paling sedikit oleh 3/4 (tiga per
empat) dari seluruh jumlah anggota yang hadir.
Pasal 60
Pembina dari Yayasan yang akan . .
masmg-masmg
menggabungkan diri dan yang menerima penggabungan
menyusun usul rencana penggabungan.
(2) Usul penggabungan sebagairnana dimaksud dalam ayat
( l) disusun bersama oleh Pembina dan Pengurus dari
Y ayasan yang bersangkutan.
Pasal 61
Pengurus Yayasan h~il penggabungan wajib mengumumkan
basil penggabungan dalam 2 ( dua) surat kabar harian paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penggabungan selesai
dilakukan.
31
Pasal 62
( l) Rancangan akta penggabungan Y ayasan dan ak""ta
perubahan Anggaran Dasar Yayasan yang menenma
penggabungan wajib disampaikan kepada Nfenteri untuk
memperoleh persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( l)
diberikan dalam waktu paling lama 60 ( enam puluh) hari
setelah permohonan diterima.
(3) Dalam hal pennohonan ditolak maka penolakan tersebut
harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis
beserta alasannya dalam jangka wak."tu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2).
Pasal 63
Setiap anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas tidak
bertanggung jawab terhadap perbuatan hukum yang dilakukan
kecuali apabila terbukti karena akibat kesalahan atau
kelalaiannya perbuatan tersebut menimbulkan kerugian bagi
Yayasan atau pihak ketiga.
Pasal 64
Ketentuan mengena1 tata cara penggabungan Y ayasan diatur
lebih lanjut dengan Per~turan Pemerintah.
32
Y ayasan bubar karena:
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 65
a jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
berakhir;
b. tujuan Y ayasan yang ditetapkan dalam. Anggaran Dasar
telah tercapai atau tidak tercapai;
c. putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap berdasarkan alasan:
1) Yayasan melanggar ketertiban umwn dan
kesusilaan;
2) tidak mampu membayar utangnya setelah
dinyatak.an pailit. atau
3) harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk
melunasi utangnya setelah pemyataan · pailit
dicabut.
Pasal 66
(I) Dalam hat Y ayasan bubar karena alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65 huruf a dan b, maka Pembina
33
menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan
Yayasan.
(2) Dalam hal tidak ditunjuk lik.~idator, maka Pengurus
bertindak selaku likuidator.
(3) Dalarn hal Yayasan bubar, maka Yayasan tidak dapat
melakukan perbuatan huk~, kecuali untuk
membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.
(4) Dalam hal Yayasan sedang dalam proses likuiclasi, maka
semua surat keluar di belakang nama Y ayasan
dicantumkan frasa "dalam likuidasi".
Pasal 67
(1) Dalam hal Yayasan bubar karena pu~an pengadilan
mak.a pengadilan menunjuk likuidator.
(2) Dalam hal pembubaran Yayasan karena pailit, berlaku
peraturan perundang-undangan di bidang Kepailitan.
(3) Ketentuan mengemu penunjukan, pengangkatan,
pemberhentian, pemberhentian sementara, wewenang,
kewajiban, tugas, dan tanggung jawab, dan pengawasan
terhadap Pengurus, berlaku juga bagi likuidator.
Pasal 68
Likuidator atau kurator yang ditunjuk wituk melakukan
pemberesan kekayaan Y ayasan yang bubar atau dibubarkan,
paling lambat 5 (lll:na) hari terhitung sejak tanggal penunjukan,
34
wajib mengumumkan pembubaran Yayasan dan proses
likuidasinya dalam 2 ( dua) surat kabar harian satu di antaranya
berperedaran nasional.
Pasal 69
Likuidator atau kurator dalam jangka waktu paling lambat 30
( tiga puluh) hari terhitung sej ak tanggal berakhirnya proses
likuidasi, wajib mengumumkan basil likuidasi dalam 2 (dua)
surat kabar harian satu di antaranya berperedaran nasional.
Pasal 70
( 1) Likuidator atau kurator dalam waktu paling lambat 7
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal be~akhimya proses
Iikuidasi wajib melaporkan pembubaran Yayasan kepada
Pembina.
(2) Dalani hal laporan mengenai pembubaran Yayasan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan pengumuman
basil lik-uidasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
tidak dilakukan, maka bubamya Yayasan tidak berlaku
bagi pihak ketiga,
Pasal 71
(I) Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan
lain yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama
dengan Yayasan yang bubar.
35
(2) Dalam hal sisa hasil likuidasi tidak discrahkan kepada
Yayasan lain yang mempunyai maksud dan tujuan yang
sama sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ), maka sisa
kekayaan tersebut diserahkan kepada negara dan
penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud clan
tuj uan Yayasan tersebut.
BABXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 72
( l) Pada saat U ndang-undang In.l mulai berlaku, Yayasan
yang telah:
a. didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan
dalam Tambahan Serita ' Negara Republik
Indonesia; atau
b. didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai
izin operasional dari instansi terkait;
dinyatakan sebagai badan huk."Um, dengan ketentuan
dalam waktu paling lambat 5 (lima) tahun sejak mulai
berlakunya Und~g-undang ini Yayasan tersebut wajib
menyesuaikan anggaran Dasamya dengan ketentuan
Undang-undang ini.
36
(2) Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) wajib
didaftarkan di Departemen Hukum dan Perundang
undang paling lambat 1 (satu) tahun setelah pelaksanaan
penyesuaian.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 73
Y ayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan
Pemerintah dan atau sumbangan masyarakat yang diperolehnya
sebagai akibat berlakunya suatu peraturan pe~dang-undangan,
dalamjangka waktu 3 (tiga) tahun sebelum berlakunya Undang
undang ini, wajib mengumumkan ikhtisar laporan tahunan
selama 3 (tiga) tahun berturut-turut d.alam 2 (dua) Surat kabar
sesuai dengan ketentuan Pasal 54 ayat (2).
Pasal 74
Batas penyertaan kekayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 tidak berlaku terhadap badan usaha yang telah didirikan oleh
Yayasan 2 (dua) tahun ~ebelum undang-undang ini berlaku.
Pasal 75
Undang-undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal diundangkan.
37
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Diundangkan di 1 akarta
pada tanggal
Disahkan di Jakarta
pada tanggal
PRESIDEN REPUBLfK INDONESIA,
ABDUR.RAf-™AN WAHID
SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
DJOHAN EFFENDI ·
38
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR
t.,UMUM
RAN CAN GAN
PENJELASAl,...
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
YAYASAN
Pendirian Y ayasan di Indonesia sampai saat ini hanya berdasar atas
kebiasaan dalam masyarakat dan yurisprudensi Mahkamah Agung, karena
belum ada undang-undang yang mengatumya. Fakta menunjukkan
kecenderungan masyarakat mendirikan Yayasan dengan maksud untuk
berlindwig chbalik status badan hukum Yayasan, yang tidak hanya digunakan
sebagai wadah mengembangkan kegiatan sosial, keagamaan clan
kemanusiaan, melainkan juga adakalanya bertujuan untulc memperkaya diri
para pendiri, pengurus, dan pengawas. Sejalan dengan perkembangan tersebut
timbul pula berbagai masalah, baik masalah yang timbul karena kegiatan yang
dilakukan Y ayasan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan yang tercantum
dalam Anggaran Dasar, sengketa antara pengurus dengan pen~ atau
dengan pihak ketiga. Masalah seperti itu belum dapat cliselesaikan secara
hukum karena belum ada hukum positif mengenai Y ayasan sebagai landasan
yuridis penyelesaiannya.
Undang-undang ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang
benar kepada masyarakat mengenai Y ayasan, menjamin kepastian dan
ketertiban hukum serta mengembalikan fungsi Y ayasan sebagai pranata
hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan
2
dan kemanusiaan. Undang-widang ini menegaskan bahwa Y ayasan adalah
suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial,
keagamaan clan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan
formal yang ditentukan dalam undang-undang ini.
Pendirian Y ayasan dilakukan dengan akta notaris clan menjadi badan
hukum setelah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Perundang
undangan dan diumumk:an dalam Berita Negara R.I. Ketentuan ini
dimaksudkan agar registrasi Y ayasan dengan pola penerapan administrasi
hukum yang baik dapat mencegah praktek perbuatan hukum yang dilakukan
Yayasan yang dapat merugikan masyarakat. Untuk mewujudkan mekanisme
pengawasan publik terhadap Yayasan yang diduga melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan Anggaran Dasar atau merugikan kepentingan umum,
undang-undang ini mengatur tentang kemungkinan pemeriksaan terhadap
Yayasan yang dilakukan oleh ahli berdasarkan ,penetapan pengadilan atas
permohonan tertulis pihak ketiga yang berkepentingan atau atas permintaan
Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum.
Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat
sosial, keagamaan dan kemanusiaan, Y ayasan mempunyai organ yang terdiri
dari Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pemisahan yang tegas antara fimgsi,
wewenang dan tugas masing-masing organ tersebut serta pengaturan
mengenai hubungan antara organ Y ayasan dimaksudkan untuk mengbindari
. kemllllgkinan konflik intern Y ayasan yang tidak hanya dapat merugikan
kepentingan Yayasan mel•an juga pihak lain.
Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan Yayasan dilakukan
sepenuhnya oleh Pengurus, oleh karena itu Pengurus wajib membuat laporan ·
tahunan yang disampaikan kepada Pembina mengenai keadaan keuangan dan
perkembangan kegiatan Yayasan. Selanjutnya terhadap Yayasan yang
kekayaannya berasal dari Negara, memperoleh bantuan Pemerintah atau
r
J
memiliki kekayaan dalam jwnlah tertentu dibebankan pula kewajiban
membuat laporan keuangan taluman yang dapat diketahui oleh wnum dengan
cara mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia.
Ketentuan ini dalam rangka penerapan asas transparansi dan asas
akuntabilitas yaitu bahwa setiap kegiatan dan basil akhir yang sumber
dananya berasal dari negara atau sebagian berasal dari Pemerintah atau
masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka.
Dalam Undang-undang ini ditentukan pula beberapa kemungkinan 1•enggabungan
dan pembubaran Yayasan baik karena atas inisiatif organ Y ayasan sendiri maupun
berdasarkan penetapan atau putusan pengadilan.
Cukupjelas
Cuk'Up jelas
Pasa! 3
Ayat (I)
Yang dim~sud dengan "kegiatan usaha Wltuk menunJang
pencapaian maksud dan tujuannya" adalah kegiatan usaha diluar
kegiatan Y ayasan.
Ayat (2) ·
Ketentuan ayat ini sesuai dengan maksud dan tujuan Y ayasan
yang bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, sehingga
4
seseorang yang melibatkan diri dalam organ Yayasan harus
bekerja secara sukarela tanpa menerima upah atau honor tetap.
Pasal 4
Cukupjelas
Pasal S
Cukupjelas
Pasal6
Ketentuan dalam ayat ini dimaksudkan agar setiap Yayasan
mempertimbanglAn dengan cermat apabila mendirikan badan usaha.
Hal ini untuk menghindari agar Yayasan tidak menyimpang dari
maksud dan tujuan pendirian Yayasan yang_ bersifat sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan.
Pasal 7
Maksud dan tujuan Yayasan bersifat sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka I
mempunyai cal-upan yang luas termasuk antara lain; hak asasi manusia,
kesenian, olah raga, perlindl.lllgan konsumen, pendidikan, lingl"Ullgan
hidup, kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Pasal 8
Ayat{l)
Yang dimaksud dengan "orang" adalah orang perseorangan baik
warga negara Indonesia atau warga negara asing, atau badan
hnl-1m UA.~.a.
r
Ayat (2)
Cukupjelas
Ayat (3)
Cukupjelas
Ayat(4)
Cukupjelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat (2)
s
Apabila pendirian Yayasan berdasarkan smat wasiat, maka hal
tersebut dianggap sebagai kewajiban yang ditujukan terhadap mereka -'
yang dit1.mjuk lllltuk melaksanakan. wasiat sebagai penerim.a
wasiat.
Ayat (3)
Cukupjelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat (2)
Pasal 11
Yang dima.k$ud dengan "dianggap perlu" adalah diperlukannya
suatu informasi khusus dari instansi terkait, mengenai kegiatan
Yayasan yang akan didirikan dikaitkan dengan ketentuan bidang
tertentu yang menjadi wewCnang instansi yang bersangkutan.
Cukupjelas
Pasal 12
Cukupjelas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat (2)
huruf a, b, clan c
Cukupjelas
hurufd
6
Yang dim.aksud dengan istilah ''benda " adalah benda
berwujud clan tidak berwujud. yang dapat ctinilai dengan
uang.
Cukupjelas
Ayat(3)
Cukupjelas
Ayat(4)
Cukupjelas
Pasal 14
Ayat (I)
Cukupjelas
Ayat (2)
Cukupjelas
Ayat (3)
Cukupjelas
Ayat (4)
7
Pemberian kewenangan kepada Pemerintah untuk mengatur
lebih lanjut tentang pemakaian nama Yayasan dimaksudkan
unruk melengkapi persyaratan pemberian nama Yayasan dalam
rangka penertlban lalu lintas hukum.
Pasal 15
Dalam hal disebutkan nama desa atau yang dipersamakan dengan itu
harus pula disebutkan kecamatan, kabupaten atau kota.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukupjelas
Pasal 18
Cukupjelas
Pasal 19
Cukupjelas
Pasal 20
Cukupjelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukupjelas
Pasal 23
Cukupjelas
Pasal 24
Cukupjelas
Pasal 25
8
Pasal ini memberi sanksi perdata kepada pengurus apabila tidak
memenuhi kewajiban yang ditentukan dalai;n Pasal 21, maka pengurus
masing-masing bertanggung jawab secara tanggung renteng atas segala
tindakan hokum yang mengilcat Y ayasan.
Pasal 26
Ayat (1)
Kekayaan yang dimiliki oleh Yayasan adalah kekayaan yang
dipisahkan oleh seseorang atau badan hokum, dan setelah
dipisahkan kekayaan tersebut adalah bukan lagi milik
perseorang~ atau badan hukum yang memisahkan kekayaan
tersebut, melainkan menjadi milik Yayasan clan kekayaan
tersebut tidak dapat dibagilcan kepada pendiri, pengurus, dan
atau pengawas.
Ayat(2)
hurufa
9
Yang dimaksud dengan "swnbangan yang tidak mengikat"
adalah sumbangan sukarela yang diterima Yayasan, baik
dari negara, masyarakat maupun pihak lain sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan penmdang-undangan
yang berlaku.
hurufb
Yang dimaksud dengan "wakaf' adalah wakaf dari
perseorangan atau dari badan hukum.
hurufc
Yang dimaksud dengan ''lubah" adalah hibah dari
perseorangan atau dari badan hukum.
hurufd
Jumlah "lnbah wasiat" yang diserahkan kepada Y ayasan
tidak boleh melanggar ketentuan yang berlaku di bidang
hukum warisan.
hurufe
Yang dimaksud dengan "perolehan lain" misalnya
deviden, bunga tabungan bank, sewa gedtmg, dan
perolehan hasil usaha Y ayasan.
Ayat(3)
Dalam hal Yayasan dinyatakan pailit, maka kekayaan yang
berasal dari wakaf tidak termasuk harta pailit.
Ayat (4)
Cukupjelas
Pasal 27
Ayat (1)
10
Bantuan negara unruk Yayasan dilakukan sesuai dengan jiwa
dari Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945.
Ayat (2)
Cukupjelas
Pasal 28
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat(2)
Cukupjelas
Ayat(3)
Ketentuan ini dimaksudkan bahwa ''Pendiri Yayasan" tidak
dengan sendirinya harus menjadi Pembina. Anggota Pembina
dapat dicalonkan oleh Pengurus atau Pengawas.
Ayat (4)
Cukupjelas
Pasal 29
Cukupjelas
Pasal 30
Cukupjelas
Pasal 31
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat (2)
Cukupjelas
'
11
Ayat (3)
Larangan jabatan rangkap dimaksudkan untuk menghindari
keunmgkinan tumpang tindih kewenangan, tugas, clan tanggung
jawab antara Pembina, Pengurus dan Pengawas yang dapat
merugikan kepentingan Yayasan atau pihak lain.
Pasal 32
Cukupjelas
Pasal 33
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat(2)
Cukupjelas
Pasal 34
Cukupjelas
Pasal 35
Yang dimaksud dengan "yang berkepentingan" adalah termasuk pula
departemen atau instansi yang ruang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya meliputi kegiatan Y ayasan yang bersangkutan.
Pasal 36
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat (2)
Cukupjelas
Jllr>
r
12
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "pelaksana kegiatan" adalah pengurus
harian yang melaksanakan kegiatan rutin Yayasan.
Ayat(4)
Cukupjelas
Ayat (5)
Cukupjelas
Pasal 37
Cukupjelas
Pasal 38
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat(2)
Dalam Pengurus melakukan perbuatan hukum untulc dan atas
nama Yayasaii, Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan
tersebut dengan menentukan bahwa untuk perbuatan-perbuatan
hukum tertentu diperlukan persetujuan terlebih dahulu dari
Pembina dan atau Pengawas misalnya untuk menjaminkan
kekayaan Yayasan guna membangun sekolh atau rum.ah sakit.
Pasal 39
Cukupjelas
Pasal 40
Cukupjelas
I
Pasal 41
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat(2)
Cukupjelas
Ayat (3)
Cukupjelas
Ayat(4)
Liliat penjelasan Pasal 31 ayat (3)
Pasal42
Cukupjelas
Pasal 43
Cukupjelas
Pasal 44
Cukupjelas
Pasal 45
Cukupjelas
Pasal 46
Cukupjelas
Pasal 47
Cukupjelas
13
•
I
l.J.
Pasal 48
Cukupjelas
Pasal 49
Cukupjelas
Pasal 50
Cukupjelas
Pasal 51
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat (2)
Pasal 52
Ketentuan dalam ayat ini mewajibkan Yayasan melaporkan
secara rinci tentang berbagai perjanjian yang dilakukan oleh
Yayasan baik dalam Yayasan sendiri maupun dengan pihak Iain.
Hal ini merupakan pencerminan dari asas keterbukaan dan
akuntabilitas pada masyarakat yang harus dilaksanakan oleh
Yayasan dengan sebaik-baiknya.
Ayat (1)
Laporan seb~gaimana dimaksud dalam ayat ini harus ditanda
tangani oleh semua Pengurus dan Pengawas karena laporan ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban mereka dalam
melaksanakan tugasnya. Apabila di antara mereka ada yang
tidak menandatangani maka alasan atau penyebabnya hams
dijelaskan secara tertulis sehingga dapat digunakan sebagai
, I
15
bahan pertimbangan oleh rapat Pembina dalam memberikan
penilaian terhadap laporan tersebut.sampai dengan ayat (2)
Ayat (2)
Cukupjelas
Ayat (3)
Pasal 53
Pengesahan laporan oleh rapat Pembina berarti pemberian
pelunasan clan pembebasan tanggung jawab kepada Pengurus
untuk kepengurusan dan kepada Pengawasan mereka selama
tahun buku yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan "pihak yang dirugikan" adalah Yayasan yang
bersangkutan, masyarakat, atau negara.
Pasal 54
Ayat (1)
lkhtisar laporan Yayasan diumumkan dengan menempelkannya
pada papan pengumuman di kantor Yayasan yang dapat dibaca
oleh masyarakat.
Ayat (2)
Sebagai pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
Yayasan yang kekayaannya dikumpulkan dari dana masyarakat
atau Yayasan. yang memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu,
maka kepada pengurus selain ditugaskan untulc menyusun secara
tertulis laporan keuangan, neraca serta keadaan dan kegiatan
Yayasan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 38 pengurus juga
ditugaskan untuk mengumumka ikhhtisar laporan tersebut dalam
surat kabar berbahasa Indonesia.
' I
Ayat (3)
Cukup jelas
ayat (4) ~d &)rat (6)
--~~~..PJela~ ...
Pasal 55
Cukupjelas
Pasal 56
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat(2)
16
Yang dim.aksud dengan "ahli" adalah mereka yang memiliki
keahlian sesuai dengan masalah yang akan diperiksa.
Ayat (3)
Pemeriksa dan mereka yang mengetahui laporannya berdasarkan
ayat ini tidak boleh mengumumkan hasil laporannya atas
prakarsa sendiri.
Pasal 57
Cukupjelas
Pasal 58
Ayat (1)
Cukupjelas
17
Ayat (2)
Ayat ini memberikan wewenang penting kepada Ketua
Pengadilan untuk menentukan sampai sejauh mana basil
pemeriksaan boleh diumumkan.
Pasal 59
Cukupjelas
Pasal 60
Cukupjelas
Pasal 61
Cukupjelas
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukupjelas
Pasal 64
Cukupjelas
Pasal 65
Dalam hal pencabutan kepailitan kekayaan Y ayasan dapat mencukupi
unruk pelunasan utang Yayasan, sesuai dengan Pasal 13 dan Pasal 15
Failisements Verordening Stb 1905 - 217 Jo. Stb 1906 - 348,
Ayat (3)
Cukupjelas
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69 Berakhimya proses likuidasi Yayasan, bila ne .. aca akhir likuidasi telah disetujui Mcnteri dan rapat Yayasan telah menerima 1u~dang~gjawaban liku.idator.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukupjelas
Pasal 72
Cukupjelas
Pasal 73
Cukupjelas
Pasal 74
Cukupjelas
!9
'·l
~-·
Pasal 75
Cukupjelas
20
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR