Rakyat Merdeka 14 September 2009

1
12 Kegagalannya Itu... Inilah 9 Keberhasilan Itu... Berhasil mengerem pembentukan daerah-daerah baru Berhasil melaksanakan program kerja sama peningkatan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air Sukses meningkatkan kemampuan intelijen aparat pusat dan daerah Berhasil membentuk Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sukses melaksanakan Pilkada langsung secara tertib dan lancar Sukses membentuk daerah-daerah otonom baru Berhasil membangun sarana dan prasarana pendukung perbatasan dan fasilitas pelayanan umum pemerintah di perbatasan Sukses menjalankan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) untuk pembangunan database kependudukan Sukses menggolkan UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 10 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, dan UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD SENIN, 14 SEPTEMBER 2009 2 Dikeroyok Depdagri Bonyok Ih 3 Ardyan Saptawan, Pengamat Pemerintahan Dari Unsri ‘’Pembangunan Nggak Merata’’ DEPARTEMEN Dalam Negeri (Depdagri) di bawah komando Mardiyanto sudah ada keberha- silan, tapi tetap saja ada kega- galannya. Salah satu keberha- silan itu adalah mampu meng- erem pembentukan daerah oto- nomi. Padahal, desakan untuk itu begitu besar. Demikian disampaikan peng- amat pemerintahan dari Univer- sitas Sriwijaya (Unsri), Ardyan Saptawan, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. Hanya saja, lanjutnya, untuk daerah terpencil masih kurang pembinaan. Akibatnya, tidak ada peningkatan dari segi pemba- ngunan wilayah. Inilah salah satu kegagalannya. “Pembangunan cenderung di perkotaan saja, nggak merata ke daerah,’’ ujarnya. Dikatakan, kalau nanti ada pembangunan ke daerah, Dep- dagri harus secara ketat meng- awasi agar tidak terjadi proyek mercusuar yang hanya mengha- biskan tenaga, uang, pikiran dan sebagainya, tapi minim man- faatnya bagi masyarakat. Ardyan berharap pembenahan sistem administrasi kependu- dukan bisa secepatnya diselesai- kan. Sebab, kekisruhan terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT) dise- babkan ketidakakuratan adminis- trasi dari pemerintah daerah. “ Ini perlu ditata kembali. Ka- lau didiamkan, Pemilu menda- tang terjadi hal yang sama. Apalagi di sejumlah daerah tidak lama lagi akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada),” imbuhnya. RN KERJA Mardiyanto selama menjabat Mendagri dinilai kurang memuaskan. Sebab, bekas Gubernur Jawa Tengah itu belum fokus dalam pena- taan daerah. Ini akibat tidak adanya grand design tentang penataan daerah dan peme- karan wilayah “Jadi, nilainya belum me- muaskan deh,” ujar pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pe- ngetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. Menurutnya, ada dua indikasi yang bisa dijadikan dasar untuk menilai kinerja Depdagri. Pertama, bisa dilihat dari berhasil atau tidak- nya otonomi daerah. Kedua, bisa melihat dari ber- hasil atau tidaknya reformasi birokrasi di daerah. Kalau se- makin berhasil melakukan re- formasi birokrasi di daerah, se- makin menunjukkan kinerjanya yang memuaskan. Ke depan, lanjut Siti, diper- lukan sosok Mendagri yang me- miliki kepemimpinan yang baik dan profesional di bidangnya. Sebab, Depdagri sedang disorot karena banyaknya persoalan yang perlu diselesaikan. Seperti ancaman separatisme, penyelesaian Rancangan Un- dang-Undang (RUU) paket po- litik, dan revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. “Kita butuh Mendagri yang kompeten dan tangkas, seorang birokrat yang benar-benar paham masalah daerah ,” ucapnya. RN Siti Zuhro, Pengamat Politik Dari LIPI ‘’Belum Memuaskan Deh...’’ BELUM terlihat gebrakan Dep- dagri selama lima tahun ini. Pres- tasinya biasa-biasa saja. Padahal, departemen ini mempunyai banyak Direktur Jenderal (Dirjen). “Dengan era otonomi sekarang ini, seharusnya Depdagri me- lakukan perubahan paradigma. Visi dan misi kerjanya harus jelas,” kata anggota Komisi II DPR, Andi Yuliani Paris, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. Selama dirinya menjadi anggota DPR, lanjutnya, anggaran Depdagri sudah naik enam kali, namun belum ada perubahan. Ini karena tidak mempunyai prioritas dan terget yang jelas yang ingin dicapai. ‘’Kok nggak ada perubahan- nya. Jadi, hasilnya biasa-biasa saja. Ini tentunya menyedih- kan,’’ katanya. Sebenarnya, menurut Yuliani, Mardiyanto punya semangat yang tinggi. Namun tidak ditopang bawahannya, sehingga belum terlihat hasilnya,” ujarnya. DIT Andi Yuliani Paris, Anggota Komisi II DPR ‘’Hasilnya Biasa-biasa Saja’’ Mardiyanto DALAM lima tahun ini sudah menyelenggarakan 485 Pilkada, dengan rincian 32 provinsi, 363 kabupaten, dan 90 kota. Selain itu, berhasil membentuk 58 daerah otonom baru, terdiri dari 1 provinsi, 50 kabupaten, dan 7 kota. Kemudian masih banyak ke- berhasilan lainnya. Ini semua pendapat dari Kapuspen Dep- dagri, Saut Situmorang (baca berita: Prestasi Seabrek- abrek Kok). Sedangkan dari pe- ngamat dan pemerhati pemerintahan, pengamat po- litik, serta anggota DPR, ha- nya satu yang dinilai berhasil, yakni mampu mengerem pem- bentukan daerah-daerah baru. Padahal, ada enam orang yang ditanyai pendapatnya. Semuanya menilai perlu perbaikan ke depan. Jadi, kesannya main keroyok. Tapi untung saja, Saut Situmo- rang membeberkan banyak ke- berhasilan Depdagri, sehingga te- kornya tinggal 3 saja ( 12 ke- gagalan – 9 keberhasilan= 3). Bisa jadi, pengamat dan pe- merhati pemerintah, pengamat politik, serta anggota DPR itu ti- dak melihat keberhasilan depar- temen yang dikomandoi Mar- diyanto tersebut. Keberhasilan versi Saut Situ- morang itu sangat masuk akal, makanya penilaian Menteri Ne- gara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menneg PAN) Taufiq Effendi menempatkan Depdagri di urutan 27 dari 74 instansi DEPDAGRI sudah berusaha melaksanakan semua target, namun masih ada yang belum sempurna. Ini pekerjaan rumah kabinet mendatang. Hal itu dikatakan anggota Komisi II DPR, Jazuli Juwaini, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, belum lama ini. ‘’Sedikitnya ada 4 hal penting perlu dibenahi,’’ ujarnya. Pertama, mengenai penataan otonomi daerah yang sampai sekarang masih menimbulkan banyak masalah. Kedua, terkait dengan bidang kependudukan yang sampai sekarang belum bisa diselesaikan dan datanya masih semerawut. “Dalam pemilu lalu masalah kependudukan ini menjadi heboh, karena masalah daftar pe- milih yang bermasalah,” katanya. Ini, lanjutnya, pekerjaan rumah Mendagri mendatang. Depdagri hendaknyabisamenyelesaikanmasalah kependudukanitudengansingleidentity number (SIN). “Dalam undang- undang sistem SIN ini harus bisa diselesaikan tahun 2011,” tukasnya. Ketiga, permasalahan per- batasan antara satu daerah dengan daerah lainnya masih banyak menimbulkan konflik. Persoalan ini sampai sekarang tidak pernah selesai. “Batas wilayah antara satu kabupaten/kota dengan kota yang lainnya juga masih bermasalah. Ini juga perbaiki ke depan,” katanya. Keempat, aspek pembangunan masyarakat desa. Sebab, sampai sekarang belum ada perhatian yang serius dari pemerintah untuk membangun pedesaan. “Banyak desa yang belum merasakan pembangunan,” bebernya. DIT Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dinilai sukses melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung. MENTERI Dalam Negeri (Men- dagri) Mardiyanto sudah banyak melakukan terobosan dan ha- silnya cukup memuaskan. ‘’Prestasi seabrek-abrek kok,’’ ucap Kepala Pusat Penerangan Departemen Dalam Negeri (Ka- puspen Depdagri), Saut Situ- morang, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. Misalnya saja, lanjutnya, bersama DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyeleng- garaan Pemilihan Umum, Un- dang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, dan Undang-Undang Nomor 10 ten- tang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Selain itu, kata Saut, mener- bitkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Pre- siden dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, serta Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penetapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional. Dikatakan, dalam aspek pem- binaan kesatuan bangsa dan po- litik, Depdagri telah berhasil me- laksanakan program kerja sama peningkatan wawasan kebang- saan dan cinta tanah air dengan 130 organisasi masyarakat (Or- mas) dan pendidikan politik bagi masyarakat daerah dengan 327 lembaga swadaya masyarakat dan lembaga nirlaba lainnya. “Depdagri juga telah melak- sanakan peningkatan kemam- puan intelijen bagi aparat pusat dan daerah yang dilaksanakan da- lam tiga angkatan. Kami juga te- lah membentuk Forum Komu- nikasi Umat Beragama (FKUB) di 21 provinsi, 110 kabupaten, dan 29 kota,” jelasnya. Hal lainnya, ujar Saut, Dep- dagri telah melakukan evaluasi kinerja terkait penyelenggaraan pemerintahan daerah di seluruh Indonesia. “Evaluasi itu mengacu pada laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota tahun 2007,” imbuhnya. Menurutnya, Depdagri sudah berhasil melaksanakan Pilkada langsung secara tertib dan lancar sejak tahun 2005-2009 sebanyak 485 dengan rincian 32 provinsi, 363 kabupaten dan 90 kota. ‘’Selama lima tahun Depdagri juga sudah berhasil melakukan pembentukan daerah otonom baru, sebanyak 58 daerah, yang terdiri dari 1 provinsi, 50 ka- bupaten dan 7 kota,’’ tuturnya. Diungkapkan, terkait dengan pengelolaan wilayah perbatasan Depdagri sudah melakukan leng- kah prioritas. Misalnya menye- diakan sarana dan prasaran pen- dukung perbatasan dan pem- bangunan fasilitas pelayanan umum pemerintah diperbatasan. Soal administrasi kependudukan, Saut menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemberian bantuan stimulan sarana dan prasarana utama Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada daerah guna mempercepat pemba- ngunan database kependudukan dan implementasi SIAK di daerah. “Tahun 2007 kita memberikan bantuan 313 kabupaten/kota, 33 provinsi, dan 78 kecamatan di wilayah provinsi DIY, serta 14 kecamatan di wilayah kabupaten Poso. Tahun 2008 kita membe- rikan bantuan kepada 31 kabu- paten/kota pemekaran,” paparnya. Saut menegaskan, Depdagri terus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan. “kami berterima kasih karena sudah banyak yang memper- hatikan kinerja kami, ke depan kami tingkatkan,” tandasnya. RN ‘’Prestasi Seabrek-abrek Kok...’’ Saut Situmorang, Kapuspen Depdagri KINERJA Depdagri selama lima tahun masih belum maksimal dalam menyelesaikan persoalan otonomi daerah. ‘’Perlu digenjot lagi tuh, banyak masalah belum dituntas- kan,’’ kata pemerhati pemerintah, Sugiyanto, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. Selain itu, lanjut Direktur Ek- sekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Le- gislatif (Majelis) tersebut, ma- salah mobil dinas bekas anggota DPRD dan tunjangan komunika- si intensif yang harus dikem- balikan ke negara juga belum tuntas. Menurutnya, ke depan harus ada batasan waktu yang tegas mengenai pengesahan APBD, mulai dari Pemda, DPRD, dan Depdagri, sehingga APBD dapat disahkan tepat waktu. “Untuk data kependudukan saja, Depdagri masih belum mak- simal sehingga dalam pemilu lalu banyak bermasalah dalam daftar pemilih,” katanya. Dikatakan, pemekaran wilayah juga masih banyak menimbulkan konflik, karena sampai sekarang belum ada grand strateginya. Ba- nyak daerah yang tidak mempu- nyai sumber ekonomi tapi dime- karkan. Ke depan, kata Sugiyanto, Depdagri harus bisa memperbaiki kekurangannya, dengan mem- buat grand strategi terkait perma- salahan dalam negeri dan daerah. Soal pemilihan kepala daerah secara langsung, Sugiyanto me- nyarankan, sebaiknya pemilihan Gubernur dikembalikan lagi ke DPRD. Sebab, Pilkada bertenta- ngan dengan UUD. “Pengajuan gugatan Pilkada ke Mahkamah Konstitusi juga masih kontroversi, soalnya Pilkada bukan Pemilu,” tukasnya. Untuk saat ini, tambahnya, Pilkada langsung menimbulkan ketidakharmonisan antara peme- rintah pusat, gubernur dan wa- likota/bupati, karena mereka berasal dari partai berbeda. “Banyak yang menilai ini lang- kah mundur bila pemilihan gu- bernur dilakukan DPRD. Tapi jika dilihat dari manfaatnya ini sangat besar dan menghemat biaya. Sekarang saja bisa setiap hari Pilkada,” katanya. DIT Sugiyanto, Pemerhati Pemerintahan ‘’Digenjot Lagi Tuh... ’’ Ayo Laksanakan Dong...19 Saran Strategi Jitu pemerintah. Ini tentunya hasil yang memuaskan. Penilaian kinerja ini berdasar- kan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang meliputi perencanaan ki- nerja, pengukuran kinerja, pela- poran kinerja, evaluasi kinerja, dan capaian kinerja. Menurut pengamat pemerintah dari Centre Centre for Electoral Reform (Cetro) Refly Harun, Depdagri perlu membenahi diri ke depan, sehingga bisa semakin banyak keberhasilannya. ‘’Jadi, perlu melaksanakan saran-saran yang disampaikan. Jangan dicuekin. Ini demi kema- juan Depdagri,’’ ujarnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. Dikatakan, selama ini ada kesan Depdagri memperlakuakn DPRD seperti bawahan saja. Padahal, DPRD merupakan lem- baga legislatif yang dipilih lang- sung dan mempunyai mandat dari rakyat. “Ini sebenarnya paradig- ma lama. Seharusnya biarkanlah daerah itu tumbuh ada adanya,” katanya. Menurutnya, biarkan daerah mengurus dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Depdagri hanya bertugas memfasilitasi saja, sehingga tidak ada keter- gantungan pusat dan daerah. Ke depan, lanjutnya, dibutuh- kan menteri yang pro otonomi daerah, yang bisa membangun kemandirian daerah. ZK Jazuli Juwaini, Anggota Komisi II DPR ‘’4 Hal Penting Perlu Dibenahi’’ 10. Pengelolaan keuangan daerah terus dipantau 11. Berperan serta dalam penanggulangan kemiskinan 12. Tingkatkan Sumer Daya Manusia (SDM) aparatur pusat dan daerah 13. Kembangkan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) 14. Berperan aktif untuk konservasi lingkungan 15. Tingkatkan kesejahteraan pengurus RT/RW 16. Beri nama terhadap pulaa-pulau terluar 17. Tingkatkan peran serta demi menjaga NKRI 18. Cepat tuntaskan UU Kawasan Ekonomi Khusus 19. Awasi pelaksanaan otonomi khusus 1. Lakukan pembinaan untuk daerah terpencil 2. Buat grand design otonomi daerah 3. Selesaikan program single identity number (SIN) untuk perbaiki data kependudukan 4. Awasi secara ketat pembangunan di daerah 5. Mantapkan koordinasi antar departemen untuk pelayanan administrasi 6. Bereskan masalah perbatasan antar daerah 7. Buat aturan pembatasan pengesahan APBD 8. Lakukan penelitian dan pengembangan demi kemajuan daerah 9. Tingkatkan pengawasan agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang Belum maksimal membina daerah-daerah terpencil, sehingga minim peningkatan pembangunan wilayah Belum ada grand design penataan daerah dan pemekaran wilayah Reformasi birokrasi masih lemah Gagal menyelesaikan revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Tidak mempunyai prioritas dan target yang jelas dalam pembangunan daerah Pemekaran wilayah masih banyak menimbulkan konflik Pelaksanaan Pilkada langsung masih menimbulkan banyak masalah Data kependudukan masih semerawut, sehingga terjadi kekacauan terhadap Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu lalu Belum berhasil menyelesaikan masalah perbatasan antara daerah Belum berhasil melaksanakan pembangunan masyarakat pedesaan Pengesahan APBD pemerintah daerah sering terhambat Memperlakukan DPRD seperti bawahan

description

Rakyat Merdeka

Transcript of Rakyat Merdeka 14 September 2009

Page 1: Rakyat Merdeka 14 September 2009

12 Kegagalannya Itu...

Inilah 9 Keberhasilan Itu...✒ Berhasil mengerem pembentukan daerah-daerah baru

✒ Berhasil melaksanakan program kerja sama peningkatan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air

✒ Sukses meningkatkan kemampuan intelijen aparat pusat dan daerah

✒ Berhasil membentuk Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)

✒ Sukses melaksanakan Pilkada langsung secara tertib dan lancar

✒ Sukses membentuk daerah-daerah otonom baru

✒ Berhasil membangun sarana dan prasarana pendukung perbatasan dan fasilitas pelayanan umum pemerintah

di perbatasan

✒ Sukses menjalankan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) untuk pembangunan database

kependudukan

✒ Sukses menggolkan UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 10 tentang Pemilu Anggota

DPR, DPD, dan DPRD, dan UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta UU

Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD

SENIN, 14 SEPTEMBER 2009 2

DikeroyokDepdagri BonyokIh

3Ardyan Saptawan, Pengamat Pemerintahan Dari Unsri

‘’Pembangunan Nggak Merata’’DEPARTEMEN Dalam Negeri(Depdagri) di bawah komandoMardiyanto sudah ada keberha-silan, tapi tetap saja ada kega-galannya. Salah satu keberha-silan itu adalah mampu meng-erem pembentukan daerah oto-nomi. Padahal, desakan untukitu begitu besar.

Demikian disampaikan peng-amat pemerintahan dari Univer-sitas Sriwijaya (Unsri), ArdyanSaptawan, kepada RakyatMerdeka, di Jakarta, kemarin.

Hanya saja, lanjutnya, untuk

daerah terpencil masih kurangpembinaan. Akibatnya, tidak adapeningkatan dari segi pemba-ngunan wilayah. Inilah salahsatu kegagalannya.

“Pembangunan cenderung diperkotaan saja, nggak merata kedaerah,’’ ujarnya.

Dikatakan, kalau nanti adapembangunan ke daerah, Dep-dagri harus secara ketat meng-awasi agar tidak terjadi proyekmercusuar yang hanya mengha-biskan tenaga, uang, pikiran dansebagainya, tapi minim man-

faatnya bagi masyarakat.Ardyan berharap pembenahan

sistem administrasi kependu-dukan bisa secepatnya diselesai-kan. Sebab, kekisruhan terkaitDaftar Pemilih Tetap (DPT) dise-babkan ketidakakuratan adminis-trasi dari pemerintah daerah.

“ Ini perlu ditata kembali. Ka-lau didiamkan, Pemilu menda-tang terjadi hal yang sama.Apalagi di sejumlah daerahtidak lama lagi akan menggelarPemilihan Kepala Daerah(Pilkada),” imbuhnya. ■ RN

KERJA Mardiyanto selamamenjabat Mendagri dinilaikurang memuaskan. Sebab,bekas Gubernur Jawa Tengahitu belum fokus dalam pena-taan daerah. Ini akibat tidakadanya grand design tentangpenataan daerah dan peme-karan wilayah

“Jadi, nilainya belum me-muaskan deh,” ujar pengamatpolitik dari Lembaga Ilmu Pe-ngetahuan Indonesia (LIPI), SitiZuhro, kepada Rakyat Merdeka,di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, ada dua indikasiyang bisa dijadikan dasar untukmenilai kinerja

Depdagri. Pertama, bisadilihat dari berhasil atau tidak-nya otonomi daerah.

Kedua, bisa melihat dari ber-hasil atau tidaknya reformasibirokrasi di daerah. Kalau se-makin berhasil melakukan re-formasi birokrasi di daerah, se-makin menunjukkan kinerjanyayang memuaskan.

Ke depan, lanjut Siti, diper-lukan sosok Mendagri yang me-

miliki kepemimpinan yang baikdan profesional di bidangnya.Sebab, Depdagri sedang disorotkarena banyaknya persoalanyang perlu diselesaikan.

Seperti ancaman separatisme,penyelesaian Rancangan Un-dang-Undang (RUU) paket po-litik, dan revisi Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah.

“Kita butuh Mendagri yangkompeten dan tangkas, seorangbirokrat yang benar-benar pahammasalah daerah ,” ucapnya. ■ RN

Siti Zuhro, Pengamat Politik Dari LIPI

‘’Belum Memuaskan Deh...’’

BELUM terlihat gebrakan Dep-dagri selama lima tahun ini. Pres-tasinya biasa-biasa saja. Padahal,departemen ini mempunyaibanyak Direktur Jenderal (Dirjen).

“Dengan era otonomi sekarangini, seharusnya Depdagri me-lakukan perubahan paradigma.Visi dan misi kerjanya harus jelas,”

kata anggota Komisi II DPR, AndiYuliani Paris, kepada RakyatMerdeka, di Jakarta, kemarin.

Selama dirinya menjadi anggotaDPR, lanjutnya, anggaran Depdagrisudah naik enam kali, namun belumada perubahan. Ini karena tidakmempunyai prioritas dan tergetyang jelas yang ingin dicapai.

‘’Kok nggak ada perubahan-nya. Jadi, hasilnya biasa-biasasaja. Ini tentunya menyedih-kan,’’ katanya.

Sebenarnya, menurut Yuliani,Mardiyanto punya semangat yangtinggi. Namun tidak ditopangbawahannya, sehingga belumterlihat hasilnya,” ujarnya. ■ DIT

Andi Yuliani Paris, Anggota Komisi II DPR

‘’Hasilnya Biasa-biasa Saja’’

Mardiyanto

DALAM lima tahun ini sudahmenyelenggarakan 485 Pilkada,dengan rincian 32 provinsi, 363kabupaten, dan 90 kota.

Selain itu, berhasil membentuk58 daerah otonom baru, terdiri dari1 provinsi, 50 kabupaten, dan 7 kota.

Kemudian masih banyak ke-berhasilan lainnya. Ini semua

pendapat dari Kapuspen Dep-dagri, Saut Situmorang (bacaberita: Prestasi Seabrek-abrek Kok).

Sedangkan dari pe-ngamat dan pemerhati

pemerintahan, pengamat po-litik, serta anggota DPR, ha-

nya satu yang dinilai berhasil,yakni mampu mengerem pem-bentukan daerah-daerah baru.

Padahal, ada enam orang yangditanyai pendapatnya. Semuanyamenilai perlu perbaikan ke depan.Jadi, kesannya main keroyok.Tapi untung saja, Saut Situmo-rang membeberkan banyak ke-berhasilan Depdagri, sehingga te-kornya tinggal 3 saja ( 12 ke-gagalan – 9 keberhasilan= 3).

Bisa jadi, pengamat dan pe-merhati pemerintah, pengamatpolitik, serta anggota DPR itu ti-dak melihat keberhasilan depar-temen yang dikomandoi Mar-diyanto tersebut.

Keberhasilan versi Saut Situ-morang itu sangat masuk akal,makanya penilaian Menteri Ne-gara Pendayagunaan AparaturNegara (Menneg PAN) TaufiqEffendi menempatkan Depdagridi urutan 27 dari 74 instansi

DEPDAGRI sudah berusahamelaksanakan semua target,namun masih ada yang belumsempurna. Ini pekerjaan rumahkabinet mendatang.

Hal itu dikatakan anggota KomisiII DPR, Jazuli Juwaini, kepadaRakyat Merdeka, di Jakarta, belumlama ini. ‘’Sedikitnya ada 4 halpenting perlu dibenahi,’’ ujarnya.

Pertama, mengenai penataanotonomi daerah yang sampaisekarang masih menimbulkanbanyak masalah.

Kedua, terkait dengan bidang

kependudukan yang sampaisekarang belum bisa diselesaikandan datanya masih semerawut.

“Dalam pemilu lalu masalahkependudukan ini menjadiheboh, karena masalah daftar pe-milih yang bermasalah,” katanya.

Ini, lanjutnya, pekerjaan rumahMendagri mendatang. Depdagrihendaknya bisa menyelesaikan masalahkependudukan itu dengan single identitynumber (SIN). “Dalam undang-undang sistem SIN ini harus bisadiselesaikan tahun 2011,” tukasnya.

Ketiga, permasalahan per-

batasan antara satu daerah dengandaerah lainnya masih banyakmenimbulkan konflik. Persoalanini sampai sekarang tidak pernahselesai. “Batas wilayah antara satukabupaten/kota dengan kota yanglainnya juga masih bermasalah. Inijuga perbaiki ke depan,” katanya.

Keempat, aspek pembangunanmasyarakat desa. Sebab, sampaisekarang belum ada perhatianyang serius dari pemerintah untukmembangun pedesaan. “Banyakdesa yang belum merasakanpembangunan,” bebernya. ■ DIT

Departemen Dalam Negeri

(Depdagri) dinilai sukses

melaksanakan Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada) secara langsung.

MENTERI Dalam Negeri (Men-dagri) Mardiyanto sudah banyakmelakukan terobosan dan ha-silnya cukup memuaskan.

‘’Prestasi seabrek-abrek kok,’’ucap Kepala Pusat PeneranganDepartemen Dalam Negeri (Ka-puspen Depdagri), Saut Situ-morang, kepada Rakyat Merdeka,di Jakarta, kemarin.

Misalnya saja, lanjutnya,bersama DPR menerbitkanUndang-Undang Nomor 22Tahun 2007 tentang Penyeleng-garaan Pemilihan Umum, Un-dang-Undang Nomor 2 Tahun2008 tentang Partai Politik, danUndang-Undang Nomor 10 ten-tang Pemilihan Umum AnggotaDPR, DPD, dan DPRD.

Selain itu, kata Saut, mener-bitkan Undang-Undang Nomor 42Tahun 2008 tentang PemilihanUmum Presiden dan Wakil Pre-siden dan Undang-Undang Nomor27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR,

DPD, dan DPRD, serta PeraturanPresiden Nomor 26 Tahun 2009tentang Penetapan Kartu TandaPenduduk Berbasis Nomor IndukKependudukan Secara Nasional.

Dikatakan, dalam aspek pem-binaan kesatuan bangsa dan po-litik, Depdagri telah berhasil me-laksanakan program kerja samapeningkatan wawasan kebang-saan dan cinta tanah air dengan130 organisasi masyarakat (Or-mas) dan pendidikan politik bagimasyarakat daerah dengan 327lembaga swadaya masyarakatdan lembaga nirlaba lainnya.

“Depdagri juga telah melak-sanakan peningkatan kemam-puan intelijen bagi aparat pusatdan daerah yang dilaksanakan da-lam tiga angkatan. Kami juga te-lah membentuk Forum Komu-nikasi Umat Beragama (FKUB)di 21 provinsi, 110 kabupaten,dan 29 kota,” jelasnya.

Hal lainnya, ujar Saut, Dep-

dagri telah melakukan evaluasikinerja terkait penyelenggaraanpemerintahan daerah di seluruhIndonesia. “Evaluasi itu mengacupada laporan penyelenggaraanpemerintahan daerah provinsi,kabupaten, dan kota tahun 2007,”imbuhnya.

Menurutnya, Depdagri sudahberhasil melaksanakan Pilkadalangsung secara tertib dan lancarsejak tahun 2005-2009 sebanyak485 dengan rincian 32 provinsi,363 kabupaten dan 90 kota.

‘’Selama lima tahun Depdagrijuga sudah berhasil melakukanpembentukan daerah otonombaru, sebanyak 58 daerah, yangterdiri dari 1 provinsi, 50 ka-bupaten dan 7 kota,’’ tuturnya.

Diungkapkan, terkait denganpengelolaan wilayah perbatasanDepdagri sudah melakukan leng-kah prioritas. Misalnya menye-diakan sarana dan prasaran pen-dukung perbatasan dan pem-

bangunan fasilitas pelayananumum pemerintah diperbatasan.

Soal administrasi kependudukan,Saut menjelaskan, pihaknya telahmelakukan pemberian bantuanstimulan sarana dan prasarana utamaSistem Informasi AdministrasiKependudukan (SIAK) kepadadaerah guna mempercepat pemba-ngunan database kependudukan danimplementasi SIAK di daerah.

“Tahun 2007 kita memberikanbantuan 313 kabupaten/kota, 33provinsi, dan 78 kecamatan diwilayah provinsi DIY, serta 14kecamatan di wilayah kabupatenPoso. Tahun 2008 kita membe-rikan bantuan kepada 31 kabu-paten/kota pemekaran,” paparnya.

Saut menegaskan, Depdagri terusberusaha untuk meningkatkankinerjanya dalam memberikanpelayanan. “kami berterima kasihkarena sudah banyak yang memper-hatikan kinerja kami, ke depan kamitingkatkan,” tandasnya. ■ RN

‘’Prestasi Seabrek-abrek Kok...’’Saut Situmorang, Kapuspen Depdagri

KINERJA Depdagri selama limatahun masih belum maksimaldalam menyelesaikan persoalanotonomi daerah.

‘’Perlu digenjot lagi tuh,banyak masalah belum dituntas-kan,’’ kata pemerhati pemerintah,Sugiyanto, kepada RakyatMerdeka, di Jakarta, kemarin.

Selain itu, lanjut Direktur Ek-sekutif Masyarakat PemantauKebijakan Eksekutif dan Le-gislatif (Majelis) tersebut, ma-salah mobil dinas bekas anggotaDPRD dan tunjangan komunika-si intensif yang harus dikem-

balikan ke negara juga belumtuntas.

Menurutnya, ke depan harusada batasan waktu yang tegasmengenai pengesahan APBD,mulai dari Pemda, DPRD, danDepdagri, sehingga APBD dapatdisahkan tepat waktu.

“Untuk data kependudukansaja, Depdagri masih belum mak-simal sehingga dalam pemilu lalubanyak bermasalah dalam daftarpemilih,” katanya.

Dikatakan, pemekaran wilayahjuga masih banyak menimbulkankonflik, karena sampai sekarang

belum ada grand strateginya. Ba-nyak daerah yang tidak mempu-nyai sumber ekonomi tapi dime-karkan.

Ke depan, kata Sugiyanto,Depdagri harus bisa memperbaikikekurangannya, dengan mem-buat grand strategi terkait perma-salahan dalam negeri dan daerah.

Soal pemilihan kepala daerahsecara langsung, Sugiyanto me-nyarankan, sebaiknya pemilihanGubernur dikembalikan lagi keDPRD. Sebab, Pilkada bertenta-ngan dengan UUD.

“Pengajuan gugatan Pilkada ke

Mahkamah Konstitusi juga masihkontroversi, soalnya Pilkadabukan Pemilu,” tukasnya.

Untuk saat ini, tambahnya,Pilkada langsung menimbulkanketidakharmonisan antara peme-rintah pusat, gubernur dan wa-likota/bupati, karena merekaberasal dari partai berbeda.

“Banyak yang menilai ini lang-kah mundur bila pemilihan gu-bernur dilakukan DPRD. Tapijika dilihat dari manfaatnya inisangat besar dan menghematbiaya. Sekarang saja bisa setiaphari Pilkada,” katanya. ■ DIT

Sugiyanto, Pemerhati Pemerintahan

‘’Digenjot Lagi Tuh... ’’

Ayo Laksanakan Dong...19 Saran Strategi Jitu

pemerintah. Ini tentunya hasilyang memuaskan.

Penilaian kinerja ini berdasar-kan Sistem Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah (SAKIP)yang meliputi perencanaan ki-nerja, pengukuran kinerja, pela-poran kinerja, evaluasi kinerja,dan capaian kinerja.

Menurut pengamat pemerintahdari Centre Centre for ElectoralReform (Cetro) Refly Harun,Depdagri perlu membenahi dirike depan, sehingga bisa semakinbanyak keberhasilannya.

‘’Jadi, perlu melaksanakansaran-saran yang disampaikan.Jangan dicuekin. Ini demi kema-juan Depdagri,’’ ujarnya kepada’Rakyat Merdeka, di Jakarta,kemarin.

Dikatakan, selama ini adakesan Depdagri memperlakuaknDPRD seperti bawahan saja.Padahal, DPRD merupakan lem-baga legislatif yang dipilih lang-sung dan mempunyai mandat darirakyat. “Ini sebenarnya paradig-ma lama. Seharusnya biarkanlahdaerah itu tumbuh ada adanya,”katanya.

Menurutnya, biarkan daerahmengurus dan menyelesaikanmasalahnya sendiri. Depdagrihanya bertugas memfasilitasisaja, sehingga tidak ada keter-gantungan pusat dan daerah.

Ke depan, lanjutnya, dibutuh-kan menteri yang pro otonomidaerah, yang bisa membangunkemandirian daerah. ■ ZK

Jazuli Juwaini, Anggota Komisi II DPR

‘’4 Hal Penting Perlu Dibenahi’’

10. Pengelolaan keuangan daerah terus dipantau

11. Berperan serta dalam penanggulangan

kemiskinan

12. Tingkatkan Sumer Daya Manusia (SDM)

aparatur pusat dan daerah

13. Kembangkan pengelolaan Sumber Daya Alam(SDA)

14. Berperan aktif untuk konservasi lingkungan

15. Tingkatkan kesejahteraan pengurus RT/RW

16. Beri nama terhadap pulaa-pulau terluar

17. Tingkatkan peran serta demi menjaga NKRI

18. Cepat tuntaskan UU Kawasan Ekonomi

Khusus

19. Awasi pelaksanaan otonomi khusus

1. Lakukan pembinaan untuk daerah terpencil

2. Buat grand design otonomi daerah

3. Selesaikan program single identity number (SIN) untuk

perbaiki data kependudukan

4. Awasi secara ketat pembangunan di daerah

5. Mantapkan koordinasi antar departemen untuk pelayanan

administrasi

6. Bereskan masalah perbatasan antar daerah

7. Buat aturan pembatasan pengesahan APBD

8. Lakukan penelitian dan pengembangan demi kemajuan

daerah

9. Tingkatkan pengawasan agar tidak terjadi

penyalahgunaan wewenang

✒ Belum maksimal membina daerah-daerah terpencil, sehingga minim peningkatan pembangunan wilayah

✒ Belum ada grand design penataan daerah dan pemekaran wilayah

✒ Reformasi birokrasi masih lemah

✒ Gagal menyelesaikan revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

✒ Tidak mempunyai prioritas dan target yang jelas dalam pembangunan daerah

✒ Pemekaran wilayah masih banyak menimbulkan konflik

✒ Pelaksanaan Pilkada langsung masih menimbulkan banyak masalah

✒ Data kependudukan masih semerawut, sehingga terjadi kekacauan terhadap Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu

lalu

✒ Belum berhasil menyelesaikan masalah perbatasan antara daerah

✒ Belum berhasil melaksanakan pembangunan masyarakat pedesaan

✒ Pengesahan APBD pemerintah daerah sering terhambat

✒ Memperlakukan DPRD seperti bawahan