Rakyat Merdeka 14 September 2009
-
Upload
rakyat-merdejka -
Category
Documents
-
view
222 -
download
5
description
Transcript of Rakyat Merdeka 14 September 2009
12 Kegagalannya Itu...
Inilah 9 Keberhasilan Itu...✒ Berhasil mengerem pembentukan daerah-daerah baru
✒ Berhasil melaksanakan program kerja sama peningkatan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air
✒ Sukses meningkatkan kemampuan intelijen aparat pusat dan daerah
✒ Berhasil membentuk Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)
✒ Sukses melaksanakan Pilkada langsung secara tertib dan lancar
✒ Sukses membentuk daerah-daerah otonom baru
✒ Berhasil membangun sarana dan prasarana pendukung perbatasan dan fasilitas pelayanan umum pemerintah
di perbatasan
✒ Sukses menjalankan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) untuk pembangunan database
kependudukan
✒ Sukses menggolkan UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 10 tentang Pemilu Anggota
DPR, DPD, dan DPRD, dan UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta UU
Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
SENIN, 14 SEPTEMBER 2009 2
DikeroyokDepdagri BonyokIh
3Ardyan Saptawan, Pengamat Pemerintahan Dari Unsri
‘’Pembangunan Nggak Merata’’DEPARTEMEN Dalam Negeri(Depdagri) di bawah komandoMardiyanto sudah ada keberha-silan, tapi tetap saja ada kega-galannya. Salah satu keberha-silan itu adalah mampu meng-erem pembentukan daerah oto-nomi. Padahal, desakan untukitu begitu besar.
Demikian disampaikan peng-amat pemerintahan dari Univer-sitas Sriwijaya (Unsri), ArdyanSaptawan, kepada RakyatMerdeka, di Jakarta, kemarin.
Hanya saja, lanjutnya, untuk
daerah terpencil masih kurangpembinaan. Akibatnya, tidak adapeningkatan dari segi pemba-ngunan wilayah. Inilah salahsatu kegagalannya.
“Pembangunan cenderung diperkotaan saja, nggak merata kedaerah,’’ ujarnya.
Dikatakan, kalau nanti adapembangunan ke daerah, Dep-dagri harus secara ketat meng-awasi agar tidak terjadi proyekmercusuar yang hanya mengha-biskan tenaga, uang, pikiran dansebagainya, tapi minim man-
faatnya bagi masyarakat.Ardyan berharap pembenahan
sistem administrasi kependu-dukan bisa secepatnya diselesai-kan. Sebab, kekisruhan terkaitDaftar Pemilih Tetap (DPT) dise-babkan ketidakakuratan adminis-trasi dari pemerintah daerah.
“ Ini perlu ditata kembali. Ka-lau didiamkan, Pemilu menda-tang terjadi hal yang sama.Apalagi di sejumlah daerahtidak lama lagi akan menggelarPemilihan Kepala Daerah(Pilkada),” imbuhnya. ■ RN
KERJA Mardiyanto selamamenjabat Mendagri dinilaikurang memuaskan. Sebab,bekas Gubernur Jawa Tengahitu belum fokus dalam pena-taan daerah. Ini akibat tidakadanya grand design tentangpenataan daerah dan peme-karan wilayah
“Jadi, nilainya belum me-muaskan deh,” ujar pengamatpolitik dari Lembaga Ilmu Pe-ngetahuan Indonesia (LIPI), SitiZuhro, kepada Rakyat Merdeka,di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, ada dua indikasiyang bisa dijadikan dasar untukmenilai kinerja
Depdagri. Pertama, bisadilihat dari berhasil atau tidak-nya otonomi daerah.
Kedua, bisa melihat dari ber-hasil atau tidaknya reformasibirokrasi di daerah. Kalau se-makin berhasil melakukan re-formasi birokrasi di daerah, se-makin menunjukkan kinerjanyayang memuaskan.
Ke depan, lanjut Siti, diper-lukan sosok Mendagri yang me-
miliki kepemimpinan yang baikdan profesional di bidangnya.Sebab, Depdagri sedang disorotkarena banyaknya persoalanyang perlu diselesaikan.
Seperti ancaman separatisme,penyelesaian Rancangan Un-dang-Undang (RUU) paket po-litik, dan revisi Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah.
“Kita butuh Mendagri yangkompeten dan tangkas, seorangbirokrat yang benar-benar pahammasalah daerah ,” ucapnya. ■ RN
Siti Zuhro, Pengamat Politik Dari LIPI
‘’Belum Memuaskan Deh...’’
BELUM terlihat gebrakan Dep-dagri selama lima tahun ini. Pres-tasinya biasa-biasa saja. Padahal,departemen ini mempunyaibanyak Direktur Jenderal (Dirjen).
“Dengan era otonomi sekarangini, seharusnya Depdagri me-lakukan perubahan paradigma.Visi dan misi kerjanya harus jelas,”
kata anggota Komisi II DPR, AndiYuliani Paris, kepada RakyatMerdeka, di Jakarta, kemarin.
Selama dirinya menjadi anggotaDPR, lanjutnya, anggaran Depdagrisudah naik enam kali, namun belumada perubahan. Ini karena tidakmempunyai prioritas dan tergetyang jelas yang ingin dicapai.
‘’Kok nggak ada perubahan-nya. Jadi, hasilnya biasa-biasasaja. Ini tentunya menyedih-kan,’’ katanya.
Sebenarnya, menurut Yuliani,Mardiyanto punya semangat yangtinggi. Namun tidak ditopangbawahannya, sehingga belumterlihat hasilnya,” ujarnya. ■ DIT
Andi Yuliani Paris, Anggota Komisi II DPR
‘’Hasilnya Biasa-biasa Saja’’
Mardiyanto
DALAM lima tahun ini sudahmenyelenggarakan 485 Pilkada,dengan rincian 32 provinsi, 363kabupaten, dan 90 kota.
Selain itu, berhasil membentuk58 daerah otonom baru, terdiri dari1 provinsi, 50 kabupaten, dan 7 kota.
Kemudian masih banyak ke-berhasilan lainnya. Ini semua
pendapat dari Kapuspen Dep-dagri, Saut Situmorang (bacaberita: Prestasi Seabrek-abrek Kok).
Sedangkan dari pe-ngamat dan pemerhati
pemerintahan, pengamat po-litik, serta anggota DPR, ha-
nya satu yang dinilai berhasil,yakni mampu mengerem pem-bentukan daerah-daerah baru.
Padahal, ada enam orang yangditanyai pendapatnya. Semuanyamenilai perlu perbaikan ke depan.Jadi, kesannya main keroyok.Tapi untung saja, Saut Situmo-rang membeberkan banyak ke-berhasilan Depdagri, sehingga te-kornya tinggal 3 saja ( 12 ke-gagalan – 9 keberhasilan= 3).
Bisa jadi, pengamat dan pe-merhati pemerintah, pengamatpolitik, serta anggota DPR itu ti-dak melihat keberhasilan depar-temen yang dikomandoi Mar-diyanto tersebut.
Keberhasilan versi Saut Situ-morang itu sangat masuk akal,makanya penilaian Menteri Ne-gara Pendayagunaan AparaturNegara (Menneg PAN) TaufiqEffendi menempatkan Depdagridi urutan 27 dari 74 instansi
DEPDAGRI sudah berusahamelaksanakan semua target,namun masih ada yang belumsempurna. Ini pekerjaan rumahkabinet mendatang.
Hal itu dikatakan anggota KomisiII DPR, Jazuli Juwaini, kepadaRakyat Merdeka, di Jakarta, belumlama ini. ‘’Sedikitnya ada 4 halpenting perlu dibenahi,’’ ujarnya.
Pertama, mengenai penataanotonomi daerah yang sampaisekarang masih menimbulkanbanyak masalah.
Kedua, terkait dengan bidang
kependudukan yang sampaisekarang belum bisa diselesaikandan datanya masih semerawut.
“Dalam pemilu lalu masalahkependudukan ini menjadiheboh, karena masalah daftar pe-milih yang bermasalah,” katanya.
Ini, lanjutnya, pekerjaan rumahMendagri mendatang. Depdagrihendaknya bisa menyelesaikan masalahkependudukan itu dengan single identitynumber (SIN). “Dalam undang-undang sistem SIN ini harus bisadiselesaikan tahun 2011,” tukasnya.
Ketiga, permasalahan per-
batasan antara satu daerah dengandaerah lainnya masih banyakmenimbulkan konflik. Persoalanini sampai sekarang tidak pernahselesai. “Batas wilayah antara satukabupaten/kota dengan kota yanglainnya juga masih bermasalah. Inijuga perbaiki ke depan,” katanya.
Keempat, aspek pembangunanmasyarakat desa. Sebab, sampaisekarang belum ada perhatianyang serius dari pemerintah untukmembangun pedesaan. “Banyakdesa yang belum merasakanpembangunan,” bebernya. ■ DIT
Departemen Dalam Negeri
(Depdagri) dinilai sukses
melaksanakan Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) secara langsung.
MENTERI Dalam Negeri (Men-dagri) Mardiyanto sudah banyakmelakukan terobosan dan ha-silnya cukup memuaskan.
‘’Prestasi seabrek-abrek kok,’’ucap Kepala Pusat PeneranganDepartemen Dalam Negeri (Ka-puspen Depdagri), Saut Situ-morang, kepada Rakyat Merdeka,di Jakarta, kemarin.
Misalnya saja, lanjutnya,bersama DPR menerbitkanUndang-Undang Nomor 22Tahun 2007 tentang Penyeleng-garaan Pemilihan Umum, Un-dang-Undang Nomor 2 Tahun2008 tentang Partai Politik, danUndang-Undang Nomor 10 ten-tang Pemilihan Umum AnggotaDPR, DPD, dan DPRD.
Selain itu, kata Saut, mener-bitkan Undang-Undang Nomor 42Tahun 2008 tentang PemilihanUmum Presiden dan Wakil Pre-siden dan Undang-Undang Nomor27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR,
DPD, dan DPRD, serta PeraturanPresiden Nomor 26 Tahun 2009tentang Penetapan Kartu TandaPenduduk Berbasis Nomor IndukKependudukan Secara Nasional.
Dikatakan, dalam aspek pem-binaan kesatuan bangsa dan po-litik, Depdagri telah berhasil me-laksanakan program kerja samapeningkatan wawasan kebang-saan dan cinta tanah air dengan130 organisasi masyarakat (Or-mas) dan pendidikan politik bagimasyarakat daerah dengan 327lembaga swadaya masyarakatdan lembaga nirlaba lainnya.
“Depdagri juga telah melak-sanakan peningkatan kemam-puan intelijen bagi aparat pusatdan daerah yang dilaksanakan da-lam tiga angkatan. Kami juga te-lah membentuk Forum Komu-nikasi Umat Beragama (FKUB)di 21 provinsi, 110 kabupaten,dan 29 kota,” jelasnya.
Hal lainnya, ujar Saut, Dep-
dagri telah melakukan evaluasikinerja terkait penyelenggaraanpemerintahan daerah di seluruhIndonesia. “Evaluasi itu mengacupada laporan penyelenggaraanpemerintahan daerah provinsi,kabupaten, dan kota tahun 2007,”imbuhnya.
Menurutnya, Depdagri sudahberhasil melaksanakan Pilkadalangsung secara tertib dan lancarsejak tahun 2005-2009 sebanyak485 dengan rincian 32 provinsi,363 kabupaten dan 90 kota.
‘’Selama lima tahun Depdagrijuga sudah berhasil melakukanpembentukan daerah otonombaru, sebanyak 58 daerah, yangterdiri dari 1 provinsi, 50 ka-bupaten dan 7 kota,’’ tuturnya.
Diungkapkan, terkait denganpengelolaan wilayah perbatasanDepdagri sudah melakukan leng-kah prioritas. Misalnya menye-diakan sarana dan prasaran pen-dukung perbatasan dan pem-
bangunan fasilitas pelayananumum pemerintah diperbatasan.
Soal administrasi kependudukan,Saut menjelaskan, pihaknya telahmelakukan pemberian bantuanstimulan sarana dan prasarana utamaSistem Informasi AdministrasiKependudukan (SIAK) kepadadaerah guna mempercepat pemba-ngunan database kependudukan danimplementasi SIAK di daerah.
“Tahun 2007 kita memberikanbantuan 313 kabupaten/kota, 33provinsi, dan 78 kecamatan diwilayah provinsi DIY, serta 14kecamatan di wilayah kabupatenPoso. Tahun 2008 kita membe-rikan bantuan kepada 31 kabu-paten/kota pemekaran,” paparnya.
Saut menegaskan, Depdagri terusberusaha untuk meningkatkankinerjanya dalam memberikanpelayanan. “kami berterima kasihkarena sudah banyak yang memper-hatikan kinerja kami, ke depan kamitingkatkan,” tandasnya. ■ RN
‘’Prestasi Seabrek-abrek Kok...’’Saut Situmorang, Kapuspen Depdagri
KINERJA Depdagri selama limatahun masih belum maksimaldalam menyelesaikan persoalanotonomi daerah.
‘’Perlu digenjot lagi tuh,banyak masalah belum dituntas-kan,’’ kata pemerhati pemerintah,Sugiyanto, kepada RakyatMerdeka, di Jakarta, kemarin.
Selain itu, lanjut Direktur Ek-sekutif Masyarakat PemantauKebijakan Eksekutif dan Le-gislatif (Majelis) tersebut, ma-salah mobil dinas bekas anggotaDPRD dan tunjangan komunika-si intensif yang harus dikem-
balikan ke negara juga belumtuntas.
Menurutnya, ke depan harusada batasan waktu yang tegasmengenai pengesahan APBD,mulai dari Pemda, DPRD, danDepdagri, sehingga APBD dapatdisahkan tepat waktu.
“Untuk data kependudukansaja, Depdagri masih belum mak-simal sehingga dalam pemilu lalubanyak bermasalah dalam daftarpemilih,” katanya.
Dikatakan, pemekaran wilayahjuga masih banyak menimbulkankonflik, karena sampai sekarang
belum ada grand strateginya. Ba-nyak daerah yang tidak mempu-nyai sumber ekonomi tapi dime-karkan.
Ke depan, kata Sugiyanto,Depdagri harus bisa memperbaikikekurangannya, dengan mem-buat grand strategi terkait perma-salahan dalam negeri dan daerah.
Soal pemilihan kepala daerahsecara langsung, Sugiyanto me-nyarankan, sebaiknya pemilihanGubernur dikembalikan lagi keDPRD. Sebab, Pilkada bertenta-ngan dengan UUD.
“Pengajuan gugatan Pilkada ke
Mahkamah Konstitusi juga masihkontroversi, soalnya Pilkadabukan Pemilu,” tukasnya.
Untuk saat ini, tambahnya,Pilkada langsung menimbulkanketidakharmonisan antara peme-rintah pusat, gubernur dan wa-likota/bupati, karena merekaberasal dari partai berbeda.
“Banyak yang menilai ini lang-kah mundur bila pemilihan gu-bernur dilakukan DPRD. Tapijika dilihat dari manfaatnya inisangat besar dan menghematbiaya. Sekarang saja bisa setiaphari Pilkada,” katanya. ■ DIT
Sugiyanto, Pemerhati Pemerintahan
‘’Digenjot Lagi Tuh... ’’
Ayo Laksanakan Dong...19 Saran Strategi Jitu
pemerintah. Ini tentunya hasilyang memuaskan.
Penilaian kinerja ini berdasar-kan Sistem Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah (SAKIP)yang meliputi perencanaan ki-nerja, pengukuran kinerja, pela-poran kinerja, evaluasi kinerja,dan capaian kinerja.
Menurut pengamat pemerintahdari Centre Centre for ElectoralReform (Cetro) Refly Harun,Depdagri perlu membenahi dirike depan, sehingga bisa semakinbanyak keberhasilannya.
‘’Jadi, perlu melaksanakansaran-saran yang disampaikan.Jangan dicuekin. Ini demi kema-juan Depdagri,’’ ujarnya kepada’Rakyat Merdeka, di Jakarta,kemarin.
Dikatakan, selama ini adakesan Depdagri memperlakuaknDPRD seperti bawahan saja.Padahal, DPRD merupakan lem-baga legislatif yang dipilih lang-sung dan mempunyai mandat darirakyat. “Ini sebenarnya paradig-ma lama. Seharusnya biarkanlahdaerah itu tumbuh ada adanya,”katanya.
Menurutnya, biarkan daerahmengurus dan menyelesaikanmasalahnya sendiri. Depdagrihanya bertugas memfasilitasisaja, sehingga tidak ada keter-gantungan pusat dan daerah.
Ke depan, lanjutnya, dibutuh-kan menteri yang pro otonomidaerah, yang bisa membangunkemandirian daerah. ■ ZK
Jazuli Juwaini, Anggota Komisi II DPR
‘’4 Hal Penting Perlu Dibenahi’’
10. Pengelolaan keuangan daerah terus dipantau
11. Berperan serta dalam penanggulangan
kemiskinan
12. Tingkatkan Sumer Daya Manusia (SDM)
aparatur pusat dan daerah
13. Kembangkan pengelolaan Sumber Daya Alam(SDA)
14. Berperan aktif untuk konservasi lingkungan
15. Tingkatkan kesejahteraan pengurus RT/RW
16. Beri nama terhadap pulaa-pulau terluar
17. Tingkatkan peran serta demi menjaga NKRI
18. Cepat tuntaskan UU Kawasan Ekonomi
Khusus
19. Awasi pelaksanaan otonomi khusus
1. Lakukan pembinaan untuk daerah terpencil
2. Buat grand design otonomi daerah
3. Selesaikan program single identity number (SIN) untuk
perbaiki data kependudukan
4. Awasi secara ketat pembangunan di daerah
5. Mantapkan koordinasi antar departemen untuk pelayanan
administrasi
6. Bereskan masalah perbatasan antar daerah
7. Buat aturan pembatasan pengesahan APBD
8. Lakukan penelitian dan pengembangan demi kemajuan
daerah
9. Tingkatkan pengawasan agar tidak terjadi
penyalahgunaan wewenang
✒ Belum maksimal membina daerah-daerah terpencil, sehingga minim peningkatan pembangunan wilayah
✒ Belum ada grand design penataan daerah dan pemekaran wilayah
✒ Reformasi birokrasi masih lemah
✒ Gagal menyelesaikan revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
✒ Tidak mempunyai prioritas dan target yang jelas dalam pembangunan daerah
✒ Pemekaran wilayah masih banyak menimbulkan konflik
✒ Pelaksanaan Pilkada langsung masih menimbulkan banyak masalah
✒ Data kependudukan masih semerawut, sehingga terjadi kekacauan terhadap Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu
lalu
✒ Belum berhasil menyelesaikan masalah perbatasan antara daerah
✒ Belum berhasil melaksanakan pembangunan masyarakat pedesaan
✒ Pengesahan APBD pemerintah daerah sering terhambat
✒ Memperlakukan DPRD seperti bawahan