rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi,...

22
TUGAS INDIVIDUAL INSTRUMEN KUESIONER BIDANG KARIR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu:Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. & Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: Nama : Rahajeng Bellinda Nastiti Nim : 17713251022 Kelas : B / Program Pascasarjana Bimbingan dan Konseling

Transcript of rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi,...

Page 1: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

TUGAS INDIVIDUAL

INSTRUMEN KUESIONER BIDANG KARIR

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu:Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. & Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

Oleh:

Nama : Rahajeng Bellinda Nastiti

Nim : 17713251022

Kelas : B / Program Pascasarjana Bimbingan dan Konseling

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018

Page 2: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

A. Langkah-langkah Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrumen, terdapat beberapa langkah yang harus dilalui, yaitu sebagai berikut (Djaali dan Muljono, 2008):1. Mengidentifikasi tujuan utama penggunaan instrumen.

Proses pengembangan instrumen yang sistematis seharusnya berdasarkan pertimbangan tujuan penggunaan instrument yang mendasar. Tujuan utama pengembangan instrumen tersebut ditentukan oleh konselor sebagai pengembang instrumen, antara lain untuk diagnostic, penempatan, identifikasi, dan sebagainya. Misal, ingin mengetahui tingkat kematangan karir siswa.

2. Mengidentifikasi tingkah laku yang mewakili konstruk tertentu.

Untuk mengembangkan instrumen, perlu ditentukan konsep sampel tingkah laku yang dipercaya dapat mewakili konstruk teori yang akan diukur. Oleh karena itu, langkah pertama dari penyusunan instrumen adalah perumusan sampel tingkah laku secara operasional, sehingga tampak apa sebenarnya yang akan diukur oleh instrumen yang akan disusun itu. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel tersebut. Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan oleh pengembang instrumen.

3. Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator variabel yang

sesungguhnya secara eksplisit telah tertuang pada rumusan konstruk variabel.

4. Mempersiapkan spesifikasi instrumen dan proporsi item yang menjadi fokus atau

membuat kisi-kisi

Setelah mengidentifikasi sampel tingkah laku yang mewakili variabel, langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel yang dimaksud. Kisi-kisi adalah rangkuman rancangan penyusunan butir-butir instrumen sesuai dengan bangun konstruk teoritis setiap variabel yang akan diukur. Pengembangan instrumen mempersiapkan spesifikasi instrumen dan proporsi item dari masing-masing indikator. Proporsi item sebaiknya seimbang sehingga dapat menggambarkan proporsi konstruk yang sesuai.

5. Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan kontinum

dari satu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya, tidak setuju ke setuju,

negative ke positif, tidak pernah ke selalu, dan sebagainya.

6. Mengkonstruksi sejumlah draf item.

7. Mereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi

instrumen, kekurangan konstruksi item yang bersifat teknis, tata bahasa, bias, dan

keterbacaan. Butir-butir yang telah disusun itu kemudian dikaji ulang agar mutunya

lebih baik. Kaji ulang mula-mula dilakukan oleh pengembang instrumen. Setelah itu,

Page 3: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

sebaiknya diberikan kepada beberapa orang yang merupakan ahli dalam bidang yang

berkaitan dengan variabel itu untuk dikaji ulang. Dengan demikian kaji ulang akan

lebih objektif.

8. Melakukan uji coba awal.

Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan ketepatan ukur (reliabilitas) instrumen. Dalam hal ini diuji apakah instrumen itu mempunyai ketepatan atau kemantapan jawaban apabila instrumen tersebut dikerjakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan. Berdasarkan hasil uji coba, maka dilakukan perbaikan. Perbaikan ini dilakukan terhadap petunjuk pengerjaan dan butir-butir yang ternyata tidak baik. Ada kalanya butir-butir tertentu berdasarkan hasil uji coba memang tidak dapat digunakan.Pelaksanaan uji coba instrumen dimaksudkan untuk:a. Mengetahui apakah instrumen tersebut dapat diadministrasikan dengan mudah,

hal ini dilakukan dengan pengamatan.

b. Mengetahui apakah setiap butir dapat dibaca dan dipahami oleh responden.

c. Mengetahui ketepatan ukur instrumen yang dimaksud (validitas). Validitas

merujuk kepada pengertian apakah hasil tes sesuai dengan kriteria yang telah

dirumuskan, dan hingga dimana hasil tes itu mengukurnya. Terdapat tiga

kategori validitas, yaitu validitas konten, validitas kriteria, dan validitas

konstruk (Sukardi, 1997:193-194). Untuk menguji validitas, dilakukan dua

langkah, yaitu uji ketepatan ukur (validitas butir, dengan jalan menganalisis

butir), dan uji ketepatan ukur seluruh perangkat instrument.

d. Mengetahui keajegan alat ukur atau reliabilitas, yaitu konsisten dari skor tes.

Secara praktis, reliabilitas adalah derajat kearah mana deviasi atau sebaran skor

individu atas z skor, apakah relative konsisten setelah dites berulang kali dengan

menggunakan instrumen yang sama (Crocker dan Algina, 1986)

9. Melakukan uji coba kepada sampel yang lebih besar.

Setelah melakukan uji coba awal, instrumen dapat diuji coba kembali kepada responden yang lebih besar dan lebih bervariasi sesuai keluasan tujuan pengembangan instrument.

10. Melakukan analisis statistik yang sesuai dan mengeliminasi item yang tidak

sesuai dengan kriteria.

11. Mendesain dan melakukan penghitungan validitas dan reliabilitas instrumen.

12. Mengembangkan panduan untuk pengadministrasian, pemberian skor, dan

interpretasi. Perangkat akhir tersebut meliputi bagian-bagian pokok, yaitu

(Crocker dan Algina:1986):

Page 4: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

a.       Petunjuk pengerjaanb.      Perangkat butir soal yang berupa daftar pertanyaan atau pernyataanc.       Cara penafsiran

A. Kuesioner

Merupakan salah satu alat pengumpul data non tes, yang berupa serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden. Arikunto (2010: 194) menjelaskan kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui.

Kuesioner disusun dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan dengan keperluan bimbingan dan konseling. Data yang diperoleh, berfungsi untuk: (1) mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan program, (2) untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain, (3) evaluasi program BK, dan (4) untuk mengambil sampling sikap atau pendapat dari responden.

Dilihat dari bentuknya kuesioner dan skala psikologis yang sama-sama tertulis, memang hampir tidak ada perbedaan. Tetapi, jika dilihat dari segi aspek yang diungkap, atribut yang diukur, sifat jawaban dan skoringnya bisa dipahami bahwa terdapa perbedaan yang mendasar antara kuesioner dan skala psikologi. Secara lebih detail dijabarkan oleh Saifudin Azwar (2014:7-10) sebagai berikut:

1. Data yang diungkap kuesioner berupa data factual atau yang dianggap fakta dan

kebenaran yang diketahui oleh subyek. Sedangkan data yang diungkap oleh skala

psikologis berupa konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek

kepribadian individu .

2. Pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan langsung yang terarah kepada

informasi mengenai data yang hendak diungkap, yaitu mengenai data atau opini

berkenaan dengan diri responden. Hal ini didasarkan asumsi bahwa, “responden

adalah orang yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri”. Sedang pada skala,

pertanyaan tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang

merupakan refleksi dari keadaan diri subyek yang biasanya tidak disadari diri

responden.

3. Responden pada kuesioner biasanya tahu persis apa yang ditanyakan dalam

kuesioner dan informasi apa yang dikehendaki. Sedang responden skala, meskipun

ia memahami isi pertanyaannya, biasanya mereka tidak menyadari arah jawaban

Page 5: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

yang dikehendaki dan simpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan

itu.

4. Jawaban terhadap kuesioner tidak bisa diberi skor melainkan diberi angka atau

coding sebagai identifikasi atau klarifikasi jawaban. Respon terhadap skala diberi

skor melalui proses penskalaan.

5. Satu kuesioner dapat menyimpan informasi mengenai banyak hal, sedang satu skala

hanya diperuntukkan guna mengungkap suatu atribut tunggal.

6. Data dari hasil kuesioner tidak perlu diuji lagi reliabilitasnya, hal ini mendasarkan

pada realitas bahwa pertanyaan kuesioner adalah pertanyaan langsung mengenai

data yang hendak diungkap dan jawabannya tidak bisa diberi skor, reliabilitas angket

terletak pada terpenuhinya asumsi bahwa responden akan menjawab dengan jujur

apa adanya. Di sisi lain, hasil ukur skala teruji secara psikolometris, karena relevansi

isi dan konteks kalimat yang digunakan sebgai stimulus.

7. Validitas kuesioner lebih ditentukan oleh kejelasan dan lingkup informasi yang

hendak diungkap, sedang validias skala psikologi lebih ditentukan oleh kejalasan

konsep yang hendak diukur oleh operasionalisasinya

B. Macam atau Jenis Kuesioner

Kuesioner dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1) berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan, 2) berdasarkan respondennya, dan 3) berdasarkan strukturnya.

1. Berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan:

a) Kuesioner terbuka (open questionaire), merupakan bentuk kuesioner yang

pertanyaan atau pernyataannya memberi kebebasan kepada responden untuk

memberi jawaban dan pendpatnya sesuai dengan keinginan mereka.

Contoh: Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah? Jelaskan alasannya!

b) Kuesioner tertutup (closed questionaire), adalah kuesioner yang pertanyaan atau

pernyataannya tidak memberi kebebasan kepada responden untuk menjawabnya

sesuai pendapat dan keinginan mereka.

Contoh: Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?a.       Ya             b. Tidak

c) Kuesioner semi terbuka (semi open questionaire), yaitu bentuk kuesioner yang

pertanyaan atau pernyataannya berbentuk tertutup tetapi diikuti pertanyaan

terbuka.

Page 6: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

Contoh: Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?a.       Ya             b. Tidak

Jika ya atau tidak berikan alasan anda!

2. Dilihat dari sumber datanya, kuesioner dapat dibedakan:

a) Kuesioner langsung, yaitu bila kuesioner itu langsung diberikan kepada

responden yang ingin diselidiki. Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa

menggunakan perantara.

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu bila kuesioner disampaikan kepada orang lain

yang diminta pendapat tentang kondisi orang lain. Jawaban tersebut diperoleh

dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.

Contoh: Apakah putra Ibu/Bapak memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?

a.       Ya             b. Tidak

3. Dilihat dari strukturnya, kuesioner dapat dibedakan menjadi:

a) Kuesioner berstruktur, yaitu angket yang bersifat tegas, konkret dengan pertanyaan atau pernyataan yang terbatas dan menghendaki jawaban yang tegas dan terbatas pula.

b) Kuesioner tidak berstruktur, dipergunakan apabila konselor menginginkan

uraian lengkap dari subjek tentang suatu hal, dimana diminta uraian terbuka

dan panjang lebar. Disampaikan dengan mengajuka pertanyaan bebas.

C. Kelebihan dan Kelemahan Kuesioner

Kuesioner memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan instrument non tes lainnya, Arikunto (2010:195) berpendapat bahwa kuesioner/angket mempunyai kelebihan sebagai berikut :

1 Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2 Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3 Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut

waktu senggang responden

4 Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab

5 Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang

benar-benar sama

Page 7: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

Pendapat lain mengungkapkan bahwa kelebihan angket yaitu:

1. Angket merupakan metode yang prkatis karena dapat dipergunakan untuk

mengumpulak data kepada sejumalh responden dalam jumlah yang banyak dan

waktu yang singkat

2. Merupakan metode yang ekonomis, dari segi tenaga yang dibutuhkan, antara lain

tidak memerlukan kehadiran konselor

3. Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama

4. Pada kuesioner tertutup, memudahkan tabulasi hasil bagi konselor

5. Pada angket terbuka, responden mempunyai kebebasan untuk memberikan

keterangan

6. Responden mempunyai waktu cukup untuk menjawab pertanyaan

7. Pengaruh subjektif dapat dihindarkan

8. Pengisisan kuesioner dapat dibuat sinonim, sehingga responden jujur dan tidak

malu-malu menjawab.

Sedangkan kelemahan dari kuesioner/angket yaitu:

1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang

terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi untuk diberikan kepada responden

2. Sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang

tepat.

3. Penggunaannya terbatas hanya pada responden yang bisa membaca dan menulis

4. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner dapat saja ditafsirkan salah oleh

responden

Sulit mendapat jaminan bahwa semua responden akan mengembalikan angket

yang diberikan.

D. Aspek Instrumen Kuestioner Bimbingan dan Konseling: Bidang Karir

Pada instrumen kuestioner yang akan dikembangkan adalah pada Bimbingan dan

konseling Bidang Karir Menurut Yusuf (2009:51) Bimbingan dan Konseling Karir adalah:

Page 8: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

Bimbingan karir yaitu proses bantuan untuk memfasilitasi siswa dalam perencanaan,

pengembangan dan pemecahan masalah-maslah karir, seperti :pemahaman terhadap

jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman

kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan

pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi.

E. Pengembangan Instrumen Kuestioner

Perencanaan Karir

Menurut Jordan (Syamsu Yusuf, 2009:27) aspek-aspek perencanaan karier adalah

pengetahuan karier, mencari informasi, perencanaan dan keputusan karier. Adapun

penjelasan dari aspek-aspek di atas sebagai berikut.

1. Pengetahuan karir adalah membantu siswa memberikan gambaran pengetahuan dalam

dunia kerja. Aspek pemahaman karier ini meliputi pengetahuan persyaratan, tuntutan,

dan pengetahuan jurusan yang diminati,

2. Mencari informasi, adalah perencanaan karir siswa yang sudah dibuat, siswa dapat

memanfaatkan informasi yang telah didapat dari berbagai sumber atau media untuk

dipelajari sebagai realisasi nyata untuk memperkaya pengetahuan karir.Aspek ini

meliputi pencarian informasi berkaitan dengan kebutuhan alternatif-alternatif karir

yang diinginkan, seperti: mencari bahan-bahan bacaan berkaitan dengan informasi

jurusan, berdiskusi pilihan- pilihan karir dengan guru, orang tua, dan guru BK,

mengikuti kursus yang mendukung karir yang diminati dan berdiskusi dengan orang-

orang yang berpengalaman dalam bidang jurusan yang diinginkan.

3. Sikap adalah meyakini (self efficacy) tinggi bahwa siswa harus mengambil keputusan

sendiri meskipun masih memerlukan pandagan-pandangan dan informasi karir lain.

Aspek ini meliputi memeprcayai akan pentingnya pendekatan yang sistematis dalam

merencanakan dan memecahakan masalah, bertanggung jawab memperoleh

informasi, dan meyakini bahwa memecahkan maslah sekolah dan pekerjaan

merupakan tanggung jawab sendiri.

4. Perencanaan dan keputusan karier, adalah proses untuk menentukan hasil dan

perwujudan dari perencanaan karir yang telah dibuat dalam rangka dapat memutuskan

pilihan karir yakni pemilihan jurusan di perguruan tinggi dengan tepat. Aspek ini

meliputi kemampuan siswa memilih salah satu dari alternative, dapat merencanakan

Page 9: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

apa yang harus dilakukan setelah lulus sekolah, dapat memilih program studi yang

sesuai dengan minat atau kemampuanya, dapat mengambil keputusan setelah lulus

kuliah mendapatkan pekerjaan yang potensial ditempat dimana akan berkerja.

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Kuestioner Perencanaan Karir Kelas XI SMA.

Page 10: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

No Variabel Aspek Indikator Favorable

Unfavorable

1.

Perencanaan Karir

Pengetahuan karir 1. Pengetahuan persyaratan

2. Tuntutan karir3. pengetahuan jurusan

yang diminati

1,2,3, 4,5

21,22, 22,23, 24,25,

2. Mencari informasi

1. pencarian informasi berkaitan dengan kebutuhan alternatif-alternatif karir yang diinginkan

2. Mencari bahan-bahan bacaan berkaitan dengan informasi jurusan

3. Berdiskusi pilihan- pilihan karir dengan guru, orang tua, dan guru BK

4. Mengikuti kursus yang mendukung karir yang diminati

5. Berdiskusi dengan orang-orang yang berpengalaman dalam bidang jurusan yang diinginkan

6,7,8, 9, 10

26,27, 28 29, 30

6. Sikap adalah meyakini

1. Memeprcayai akan pentingnya pendekatan yang sistematis dalam merencanakan dan memecahakan masalah

2. Bertanggung jawab memperoleh informasi

3. Pekerjaan merupakan tanggung jawab sendiri

11,12, 13,14, 15

31,32, 33,34, 35

7. Perencanaan dan keputusan karier

1. Kemampuan siswa memilih salah satu dari alternative

2. Merencanakan apa yang harus dilakukan setelah lulus sekolah

3. Memilih program studi yang sesuai dengan minat kemampuanya

4. Mengambil keputusan setelah lulus kuliah

16,17, 18,19, 20,

36,37, 38,39, 40

Page 11: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

KUESTIONER PERENCANAAN KARIR

Identitas

Nama :

Usia :

Jens Kelamin :

IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : ………………………………………………..

Umur : ………………………………………………..

Kelas : ………………………………………………..

No. Absen : ………………………………………………..

PETUNJUK PENGISIAN

1. Angket dibawah merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai Perencanaan

Karir Kelas XI SMA.

2. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan dari angket dan berilah

jawaban yang sesuai dengan diri anda yang sebenarnya

3. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai akademik anda maupun

Page 12: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

hubungan anda dengan orang lain.

Pertanyaan :

1. Saya mengetahui syarat-syarat masuk diperguruan tinggi yang saya inginkan?

a. Ya b. Tidak

2. Saya memperlajari karir syarat-syarat masuk diperguruan tinggi yang saya inginkan?

a. Ya b. Tidak

3. Saya mengetahui jurusan yang diminati?

a. Ya b. Tidak

4. Saya memperlajari jurusan yang diminati?

a. Ya b. Tidak

5. Saya mencari informasi terkait perguruan tinggi yang saya inginkan?

a. Ya b. Tidak

6. Saya mencari informasi terkait jurusan yang saya inginkan?

a. Ya b. Tidak

7. Saya mencari bahan-bahan bacaan berkaitan dengan informasi jurusan yang saya

inginkan?

a. Ya b. Tidak

8. Saya mencari informasi tentang pilihan jurusan di internet?

a. Ya b. Tidak

9. Saya berdiskusi terkait pilihan- pilihan karir dengan orang tua?

a. Ya b. Tidak

10. Saya berdiskusi terkait pilihan- pilihan karir dengan guru BK?

a. Ya b. Tidak

11. Saya mengikuti kursus yang mendukung untuk masuk perguruan tinggi yang

mendukung saya masuk perguruan tinggi ?

a. Ya b. Tidak

12. Saya percaya bahwa terdapat proses yang saya lalui ketika akan mencapai karir yang

saya inginkan?

a. Ya b. Tidak

13. Saya memiliki tanggung jawab bahwa saya harus mendapatkan informasi berkaitan

dengan jurusan yang saya inginkan?

a. Ya b. Tidak

Page 13: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

14. Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah sesuai dengan pilihan saya sendiri?

a. Ya b. Tidak

15. Saya mencari informasi diluar jurusan yang saya minati ?

a. Ya b. Tidak

16. Dari beberapa pilihan jurusan yang saya minati saya dapat memilih satu pilihan?

a. Ya b. Tidak

17. Saya mengetahui rencana kedepan terkait masa depan saya, setelah lulus sekolah?

a. Ya b. Tidak

18. Saya memiliki rencana sendiri kedepan setelah lulus sekolah terkait masa depan saya, sesuai

dengan keinginan saya ?

a. Ya b. Tidak

19. Saya dapat memutuskan memilih program studi yang sesuai dengan minat saya?

a. Ya b. Tidak

20. Saya dapat memutuskan memilih program studi yang sesuai dengan kemampuan

saya?

a. Ya b. Tidak

21. Saya belum mengetahui syarat-syarat masuk diperguruan tinggi yang saya inginkan?

b. Ya b. Tidak

22. Saya belum memperlajari karir syarat-syarat masuk diperguruan tinggi yang saya

inginkan?

b. Ya b. Tidak

23. Saya belum mengetahui jurusan yang diminati?

b. Ya b. Tidak

24. Saya belum memperlajari jurusan yang diminati?

b. Ya b. Tidak

25. Saya belum mencari informasi terkait perguruan tinggi yang saya inginkan?

b. Ya b. Tidak

26. Saya belum mencari informasi terkait jurusan yang saya inginkan?

b. Ya b. Tidak

27. Saya belum mencari bahan-bahan bacaan berkaitan dengan informasi jurusan yang

saya inginkan?

b. Ya b. Tidak

28. Saya belum mencari informasi tentang pilihan jurusan di internet?

b. Ya b. Tidak

Page 14: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

29. Saya tidak berdiskusi terkait pilihan- pilihan karir dengan orang tua?

b. Ya b. Tidak

30. Saya tidak berdiskusi terkait pilihan- pilihan karir dengan guru BK?

b. Ya b. Tidak

31. Saya belum mengikuti kursus yang mendukung untuk masuk perguruan tinggi yang

mendukung saya masuk perguruan tinggi ?

b. Ya b. Tidak

32. Saya masih belum mengetahui terdapat beberapa proses yang saya harus lalui ketika

akan mencapai karir yang saya inginkan?

b. Ya b. Tidak

33. Saya merasa tidak harus mendapatkan informasi berkaitan dengan jurusan yang saya

inginkan?

b. Ya b. Tidak

34. Saya tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah sesuai dengan pilihan saya

sendiri?

b. Ya b. Tidak

35. Saya tidak mencari informasi diluar jurusan yang saya minati ?

b. Ya b. Tidak

36. Dari beberapa pilihan jurusan yang saya minati saya tidak dapat memilih satu pilihan?

b. Ya b. Tidak

37. Saya tidak mengetahui rencana kedepan terkait masa depan saya, setelah lulus sekolah?

a. Ya b. Tidak

38. Saya tidak memiliki rencana sendiri kedepan setelah lulus sekolah terkait masa depan saya,

sesuai dengan keinginan saya ?

a. Ya b. Tidak

39. Saya tidak dapat memilih program studi yang sesuai dengan minat saya?

a. Ya b. Tidak

40. Saya tidak dapat Memilih program studi yang sesuai dengan kemampuan saya?

a. Ya b. Tidak

Page 15: rahajengbellindanastiti.files.wordpress.com · Web viewMereview item dengan memperhatikan: akurasi, kesesuaian dan relevansi spesifikasi instrumen, kekurangan konstruksi item yang

DAFTAR PUSTAKA

Crocker, L. M., & Algina, J. (1986). Introduction to classical and modern test theory. New York: Holt, Rinehart and Winston

Djaali & Pudji Muljono. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Novitasari Yuni (2016). Bimbingan dan Konseling Akademik .Bandung: Alfabeta

Saifuddin Azwar. (2014). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sillaturrohmah, Nur. (2011). Ya Allah aku ingin berjilbab. Surakarta: Ziyad Visi Media

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta

Syamsu Yusuf (2009). Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi press