Pythagoras Theorem
-
Upload
harsa-wara -
Category
Documents
-
view
436 -
download
0
Transcript of Pythagoras Theorem
halaman| 1
PPyytthhaaggoorraass TThheeoorreemm aanndd SSoommee QQuueessttiioonnss
aabboouutt IItt
Diajukan sebagai Tugas
Mata Kuliah Proses Berpikir Matematika
Dosen : Dr. Wono Setya Budhi
Oleh : Harsa Wara Prabawa (0705706)
PPeennddaahhuulluuaann
Mungkin tak banyak orang yang mengetahui latar belakang dan sejarah
kehidupannya, tapi (mungkin) semua orang akan bersepakat untuk mengatakan
bahwa mereka mengetahui apa yang telah dihasilkannya, yaitu kombinasi 3
angka pada suatu segitiga siku-siku yang menyatakan panjang masing-masing
sisi segitiga tersebut
Di mana dan menyatakan panjang sisi segitiga yang membentuk sudut siku,
sedangkan adalah panjang sisi miring di depan sudut siku atau biasanya disebut
sebagai hypotenuse. Ia adalah Pythagoras. Seorang matematikawa dari zaman
Yunani Kuno, yang karyanya hingga kini masih menghiasi jagad pembelajaran
matematika.
Sebuah situs internet yang beralamat di http://www.cut-the-
knot.org/pythagoras/ bahkan menampilkan paling tidak 75 macam model
pembuktian Teorema Pythagoras, yang dibuat oleh orang-orang yang berasal
dari negeri dan generasi yang berbeda-beda. Misalkan The Bride’s Chair (suatu
model pembuktian yang dikembangkan oleh Euclid terhadap Triple Pythagoras,
yang juga mungkin merupakan model pembuktian paling dikenal dari
keseluruhan model pembuktian yang ada), yang mencoba membuktikan
kebenaran Teorema Pythagoran dengan memanfaatkan koonsep kekongruenan.
halaman| 2
Euclid mencoba menampilkan konsep Teorema Pythagoras sebagai suatu luas
daerah yang diapit oleh tiga bujursangkar yang memiliki luas yang berbeda pada
masing-masingnya. Secara singkat, pembuktiannya ditampilkan sebagai berikut :
Diketahui bahwa , karena ,
dan
sehingga membentuk sisi-sudut-sisi.
dengan alas , memiliki tinggi yang berjarak
sama dengan garis . Garis , mengakibatkan sisi
terbagi menjadi dua sama panjang . Di sisi lain,
yang beralaskan dan memiliki tinggi yang
berjarak sama dengan garis , di mana adalah titik potong antara
dengan garis (yang sejajar dengan ). memiliki luas yang sama
dengan setengah dari . Sehingga dapat dikatakan bahwa akan sama
dengan luas .
Dengan cara yang sama, diperoleh bahwa akan bernilai sama dengan luas
daerah . Yang pada akhirnya dari dan akan dapat
ditentukan yang mengandung hypotenuse .
Namun pada kesempatan kali ini, penulis tidak akan panjang lebar berbicara
mengenai bagaimana teorema Pytagoras dapat dibuktikan dengan berbagai
pendekatan yang berbeda-beda. Kali ini penulis mencoba untuk menampilkan hal
yang tak kalah menarik dari keberadaan Teorema Pythagoras yaitu kombinasi
unik dari bilangan-bilangan yang terbentuk dari triple pythagoras. Kenapa hal
ini menjadi menarik, karena ternyata kombinasi triple Pythagoras menyimpan
suatu misteri ketakhinggaan dari bentuk primitive-nya (yaitu ketika
)
halaman| 3
BBeebbeerraappaa PPeerrttaannyyaaaann yyaanngg bbeerrkkaaiittaann ddeennggaann KKoommbbiinnaassii AAnnggkkaa ddaarrii TTeeoorreemmaa
PPyytthhaaggoorraass
11.. PPoollaa hhuubbuunnggaann aappaa yyaanngg mmuunnggkkiinn tteerrbbeennttuukk aannttaarraa ddaann ??
Jawab :
Karena kita memiliki suatu persamaan kuadrat , kita mulai
dengan metode pemfaktoran. Terdapat dua kemungkinan pemfaktoran yang
terjadi, yang pertama adalah memfaktorkan . Tapi hal ini hanya akan
menghasilkan suatu perkalian antar bilangan kompleks yaitu
, dan yang kedua adalah dengan mengubah bentuk
persamaan triple pythagoras menjadi sehingga
. Nah, pemfaktoran model kedua inilah yang akan kita
gunakan untuk menelusuri lebih jauh mengenai pola hubungan antara
dan
Karena sendiri merupakan hasil perkalian dari , maka pemfaktoran di
atas dapat dituliskan sebagai :
Dengan mengoperasikan ke dua persamaan tersebut dengan penjumlahan
dan pengurangan, maka akan diperoleh :
Sehingga kita memperoleh suatu solusi terhadap pola yang mungkin terjadi
antara dan , yaitu :
halaman| 4
Dengan mengambil adalah bilangan prima, maka akan kita peroleh hasil
sebagai berikut :
2
3 4 5
5 12 13
7 24 25
... ... ...
Ternyata untuk setiap adalah bilangan prima (kecuali 2), diperoleh
suatu triple phytagoras yang bersifat primitif di mana
Yang menjadi masalah kemudian adalah, bagaimana jika bukan bilangan
prima (artinya merupakan hasil perkalian suatu bilangan bulat dengan
bilangan bulat lainnya ) . Sehingga kita akan memperoleh
dengan .
Sehingga kita memperoleh suatu solusi terhadap pola yang mungkin terjadi
antara dan , yaitu :
6
8 6 10
halaman| 5
10
... ... ...
Atau dapat juga ditentukan dengan mengklaim bahwa , dan
sebagai suatu pasangan terurut yang bersumber dari dan dikalikan
dengan suatu bilangan bulat positif . Berdasarkan teorema pythagoras :
Dari pembuktian di atas dapat diketahui bahwa, perkalian suatu bilangan
bulat terhadap akan mengakibatkan pasangan terurut lainnya (dalam hal
ini dan ) juga bernilai kali. Dan ini berlaku untuk pasangan terurut dari
teorema Pythagoras lainnya seperti dan seterusnya.
Yang kemudian menjadi pertanyaan lanjutan adalah, bisakah kita
menentukan pola yang mungkin terbentuk pada pasangan terurut Triple
Pythagoras dengan menentukan nilai terlebih dahulu?
Dengan cara yang sama, yaitu pemfaktoran, maka akan kita dapatkan :
3 4 5
8 6 10
24 10 26
5 12 13
48 14 50
12 16 20
halaman| 6
... ... ...
Dengan mengasumsikan bahwa hanya akan dipenuhi oleh bilangan genap
yang lebih dari 2, sehingga dapat dimisalkan di mana ,
dan bilangan bulat yang merupakan faktor dari
22.. DDaappaattkkaahh ddiitteennttuukkaann ssuukkuu kkee-- ddaarrii ppaassaannggaann tteerruurruutt ttrriippllee ppyytthhaaggoorraass,, jjiikkaa
aaddaallaahh bbiillaannggaann ggaannjjiill ddaann ??
Jawab :
Dengan mengambil , dan sebagai pasangan terurut
triple pythagoras yang paling dasar, dan mengasumsikan bahwa akan
mengikuti suatu pola bilangan ganjil maka kita akan mendapatkan :
3 4 5
5 12 13
7 24 25
9 40 41
11 60 61
... ... ...
Pertama - Pola dari
Dari asumsi yang diberikan, kita dapati pola rekursifnya adalah
, dengan . Ini berarti,
halaman| 7
dan seterusnya
pola tersebut dapat dituliskan ke dalam bentuk yang lebih umum berupa
Kedua – Pola dari
4 12 24 40 60 ...
8 12 16 20 24 (dugaan)
4 4 4 4 (dugaan)
Kita misalkan , maka :
Untuk
Untuk
Untuk
Dengan membandingkan pola (*) dengan pola (**), maka kita dapatkan :
Sehingga, untuk dapat dtuliskan sebagai :
Dan untuk ,
dikurangi, maka akan
diperoleh
dikurangi, maka akan
diperoleh
pola (*)
pola (**)
Untuk
halaman| 8
Persamaan suku ke- untuk adalah
Ketiga – Pola dari
5 13 25 41 61 ...
8 12 16 20 24 (dugaan)
4 4 4 4 (dugaan)
Dengan cara yang sama dengan pola dari , maka akan diperoleh :
Sehingga, untuk dapat dtuliskan sebagai :
Dan untuk ,
Persamaan suku ke- untuk adalah
33.. AAddaakkaahh bbiillaannggaann bbuullaatt ppoossiittiiff yyaanngg mmeemmeennuuhhii ddaann ,, jjiikkaa ,, ddeennggaann
ddaann aaddaallaahh bbiillaannggaann bbuullaatt??
halaman| 9
Untuk
Dengan memanfaatkan pola yang mungkin terbentuk pada soal nomor 1,
maka akan diperoleh :
Untuk , maka dan , jelas ini bukan solusi yang kita
inginkan. Karena tidak mungkin panjang suatu sisi segitiga sama dengan 0.
Kemungkinan lain yang bisa kita telusuri adalah dengan menggunakan
rumus pythagoras untuk suatu nilai yang ditentukan.
1
1
2
3
4
5
... ...
Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa untuk dan suatu bilangan
asli, maka nilai akan selalu berada dalam bentuk akar, yang mengikuti
suatu pola , dengan . Pola tersebut diperoleh
dengan cara yang sama seperti pada soal nomor 2.
2 5 10 17 26 ...
3 5 7 9 11 (dugaan)
2 2 2 2 (dugaan)
Kita misalkan , maka :
Untuk
dikurangi, maka akan
diperoleh
dikurangi, maka akan
diperoleh
pola (*)
pola (**)
halaman| 10
Untuk
Untuk
Untuk
... (dan seterusnya)
Dengan membandingkan pola (*) dengan pola (**), maka kita dapatkan :
Sehingga, untuk dapat dtuliskan sebagai :
Dan untuk ,
Persamaan suku ke- untuk adalah
Jelas bahwa untuk , nilai tidak akan pernah berbentuk bilangan
bulat.
Untuk
Dengan memanfaatkan pola yang mungkin terbentuk pada soal nomor 1,
maka akan diperoleh :
Untuk , maka
dan
, jelas ini juga bukan solusi yang kita
inginkan. Karena kita menginginkan nilai dan yang merupakan bilangan
halaman| 11
bulat. Kemungkinan lain yang bisa kita telusuri adalah dengan
menggunakan rumus pythagoras untuk suatu nilai yang ditentukan.
2
1
2
3
4
5
... ...
Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa untuk dan suatu bilangan
asli, maka nilai akan selalu berada dalam bentuk akar, yang mengikuti
suatu pola
Jelas bahwa untuk , nilai tidak akan pernah berbentuk bilangan bulat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk , maka nilai bukan
merupakan bilangan bulat.
44.. AAppaakkaahh ddaallaamm sseebbuuaahh pprriimmiittiivvee PPyytthhaaggoorreeaann ttrriippllee (( aattaauu
ddaann aaddaallaahh bbiillaannggaann pprriimmaa)),, kkoommbbiinnaassii kkeettiiggaa ppaassaannggaann bbeerruurruuttaannnnyyaa aakkaann
sseellaalluu tteerrddiirrii ddaarrii 22 bbuuaahh bbiillaannggaann ggaannjjiill ddaann sseebbuuaahh bbiillaannggaann ggeennaapp??
Jawab :
Misalkan kita ambil , , , dan
yang merupakan primitive triple Pythagoras tabel pada soal
nomor 2. Maka , , ,
dan . Dari kombinasi ketiga
pasangan berurutannya dapat diketahui, bahwasannya bila dan
halaman| 12
memiliki greatest common divisor yang nilainya sama dengan 1, maka
komposisi triple Pythagorasnya akan merupakan kombinasi dari dua buah
bilangan ganjil dan satu buah bilangan genap.
55.. DDaappaattkkaahh ttrriippllee ppyytthhaaggoorraass ddiinnyyaattaakkaann sseebbaaggaaii ppeennjjuummllaahhaann ddaarrii bbiillaannggaann--
bbiillaannggaann ggaannjjiill tteerruurruutt??
Jawab :
Dengan menggunakan induksi matematika akan dibuktikan bahwa
penjumlahan dari bilangan-bilangan ganjil terurut adalah
Pertama, kita uji untuk maka ruas kiri akan sama dengan
. Sedangkan ruas kanan
Jadi peryataan benar untuk
Langkah kedua, asumsikan bahwa pernyataan benar untuk ,
yaitu ..... (*)
Sekarang kita buktikan bahwa persamaan benar untuk ,
yaitu
...... (**)
Mulai dengan persamaan (*), kita tambahkan kedua ruas dengan
. Maka akan kita dapatkan :
Bentuk akhirnya ternyata sama dengan yang diminta oleh
persamaan (**). Dengan demikian
adalah benar untuk setiap nilai .
halaman| 13
Karena telah dibuktikan bahwa , maka
dapat dituliskan sebagai :
Sehingga , dapat dituliskan sebagai
Begitu pula dengan
yang dapat dituliskan sebagai
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa triple Pythagoras
dapat dinyatakan sebagai penjumlahan terurut dari bilangan-bilangan
ganjil.
SSiimmppuullaann
Triple Phytagoras merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan dalam
matematika yang bisa ‘didekati’ dengan berbagai pendekatan. Untuk kasus,
halaman| 14
mencari berbagai kemungkinan pertanyaan yang muncul dalam perhitungan
triple phytagoras, mungkin masih terbuka peluang muncul pertanyaan-
pertanyaan lainnya.
Yang penting dari itu semua adalah bagaimana kemudian kita mengkonstruksi
jawaban. Kalaulah memunculkan pertanyaan digolongkan ke dalam proses
berpikir matematika maka penemuan jawaban dengan berbagai alternatif yang
mungkin dapat digolongkan ke dalam problem solving.
Keduanya merupakan kompetensi yang layak untuk ditanamkan pada diri
penggemar matematika.