Puskesmas Makasar Fix
-
Upload
yusnia-gulfa-maharani -
Category
Documents
-
view
354 -
download
19
Transcript of Puskesmas Makasar Fix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan menempati posisi penting bagi
pemerintah Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Salah satu upaya tersebut adalah
dengan cara menyediakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat memberikan pelayanan
optimal bagi kesehatan masyarakat.
Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu kepada menyarakat yang sekaligus
merupakan pos terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat sehingga
puskesmas mempunyai fungsi melaksanakan tugas teknis serta tugas
administrasi. Kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas sangat
tinggi sehingga dibutuhkan upaya dari puskesmas untuk memberikan
pelayanan terbaik, profesional kepada seluruh masyarakat tanpa membeda-
bedakan status ekonomi dan golongan.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.32
Tahun 1996 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga kesehatan ialah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan,
1
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta II Jurusan Farmasi adalah salah
satu instansi pendidikan dibawah naungan Departemen Kesehatan yang
menyiapkan tenaga kesehatan dengan menyelenggarakan pendidikan untuk
menghasilkan tenaga farmasi tingkat madya yang mampu bekerja, terampil
dan terlatih serta dapat mengembangkan diri sebagai tenaga kesehatan yang
profesional yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan.
Untuk mendapatkan tenaga tingkat ahli madya di bidang farmasi, maka
proses penyelenggaraan pendidikan perlu ditingkatkan salah satunya adalah
memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui praktik kerja
lapangan (PKL) yang dilaksanakan di pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas), dengan demikian diharapkan mahasiswa lebih terampil dan
terlatih dalam pelayanan kesehatan serta berperan dalam pembangunan
kesehatan.
1.2 Tujuan PKL
Tujuan dilaksanakannya PKL di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1.2.1 Tujuan Umum
Secara umum, tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk
memberikan gambaran secara nyata kepada mahasiswa mengenai
kegiatan pelayanan kesehatan yang di lakukan di Puskesmas.
2
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami tentang kegiatan pelayanan resep dan
pengelolaan obat di Puskesmas.
2. Mendapatkan pengalaman langsung tentang kegiatan Puskesmas dan
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan
melalui kegiatan yang ada di Puskesmas.
3. Menambah wawasan mengenai keadaan dan rangkaian kegiatan di
Puskesmas.
4. Mengetahui peran dan fungsi ahli madya farmasi di Puskesmas
1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas adalah :
1. Menjadi sarana bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat
selama perkuliahan.
2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam kaitannya antara
teori dan praktik.
3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam
memasuki lapangan kerja bidang farmasi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat, di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan tepadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
1. Wilayah Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis
dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja Puskemas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Walikota
dengan sarana teknis dari Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat yang
telah disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk perluasan
jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan
unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.
4
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta lebih,
wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas
kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan
”Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi
Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
2. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan :
a. Promotif (peningkatan kesehatan)
b. Preventif (upaya pencegahan)
c. Kuratif (pengobatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Semuanya ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam
kandungan dalam kandungan sampai tutup usia.
3. Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu)
Sebelum Puskesmas ada, pelayanan kesehatan di dalam kecamatan
terdiri dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha
Higienis Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular dan lain
sebagainya. Usaha – usaha tersebut masing – masing bekerja sendiri dan
langsung melapor kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya. Dengan
adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat
5
(Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan
bersama dibawah satu koordinasi dan pimpinan.
2.2 Kegiatan Pokok Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda – beda,
maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan
berbeda – beda. Namun, demikian kegiatan pokok Puskesmas yang
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Klinik Ibu dan Anak (KIA)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pencegahan dan Pemberatasan Penyakit Menular
6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan kepada Masyarakat
8. Kesehatan Olah Raga
9. Perawatan Kesehatan Masyarakat
10. Kesehatan Kerja
11. Kesehatan Gigi dan Mulut
12. Kesehatan Jiwa
13. Kesehatan Mata
14. Laboratorium Sederhana
15. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan
16. Kesehatan Usia Lanjut
17. Pembinaan Pengobatan Tradisional
6
Pelaksanaan kegiatan pokok Pusakesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Kegiatan pokok Puskesmas ditujukan
untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat wilayah
kerjanya.
2.3 Fungsi Puskesmas
Sesuai PERDA DKI Jakarta No. 1 tahun 1984, fungsi Puskesmas adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
wilayah kerjanya.
2.4 Struktur Organisasi Puskesmas
Puskesmas mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
1. Untuk pemimpin adalah kepala Puskesmas yang mempunyai tugas
memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan yang berupa jabatan
struktural.
2. Unsur pembantu adalah kepala unsur tata usaha yang mempunyai tugas
bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat – menyurat serta
pencatatan dan pelaporan.
3. Unsur pelaksanaan adalah beberapa unit – unit yang terdiri dari tenaga
kerja/pegawai dalam jabatan fungsional, dimana sejumlah unit tergantung
7
pada kegiatan tenaga dan fasilitas daerah. Masing – masing unit tersebut
terdiri dari :
a. Unit I, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan
ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
b. Unit II, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam
pencegahan dan pemberantasan penyakit seperti imunisasi, kesehatan
lingkungan dan laboratorium sederhana.
c. Unit III, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kesehatan gigi dan
mulut serta kesehatan tenaga kerja dan manula.
d. Unit IV, yaitu mempunyai tugas melaksanakan perawatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya.
e. Unit V, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan masyarakat.
f. Unit VI, yaitu mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan
rawat jalan.
g. Unit VII, yaitu mempunyai tugas kefarmasian.
2.5 Konsep Puskesmas
1. Konsep Wilayah
Puskesmas membawahi suatu wilayah tertentu, minimal tiap
kecamatan mempunyai satu Puskesmas. Bahkan pada saat ini satu
kecamatan dapat mempunyai beberapa Puskesmas kelurahan.
8
2. Konsep Penduduk
Sesuai konsep penduduk maka tiap 30 ribu penduduk dapat didirikan
sebuah Puskesmas. Apabila ditinjau dari konsep tersebut maka masih
banyak Puskesmas harus dibangun oleh pemerintah terutama di perkotaan
karena pertumbuhan penduduk kota bertambah dengan cepat. Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Keliling. Oleh karena itu lebih
menguntungkan jika meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan Puskesmas tertentu daripada menambah jumlah Puskesmas
baru.
2.6 Puskesmas di Perkotaan
1. Gedung Puskesmas
Sulitnya mendapatkan lahan untuk pengembangan Puskesmas,
perluasan gedung Puskesmas di perkotaan dapat dilakukan dengan
membangun gedung bertingkat. Prioritas pengembangan diberikan kepada
Puskesmas Pembina. Pengembangan gedung Puskesmas dilakukan secara
bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan negara.
2. Pelayanan Kesehatan
9
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yaitu
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam bentuk upaya kesehatan
pokok. Pelayanan kesehatan lain yang perlu dipertimbangkan adalah :
a. Pelayanan gawat darurat
b. Pelayanan dokter spesialis
c. Pelayanan operasi (Puskesmas ditetapkan untuk dapat memberikan
perrtolongan operasi ringan seperti katarak).
d. Pegembangan inovasi program kesehatan
Contoh : program imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat,
peningkatan gizi dan keluarga berencana.
3. Peralatan Medis Puskesmas
Peralatan medis standar ditingkatakan dengan peralatan medis tertentu
untuk mendulung pelayanan kesehatan khusus yang diberikan, misalnya
pertolongan gawat darurat, peralatan kebidanan (USG), peralatan EKG,
alat rontgen. Peralatan lain yang harus ditingkatkan adalah peralatan
penunjang berfungsinya laboratorium di Puskesmas.
4. Fasilitas Penunjang Lain
Puskesmas perkotaan diharapkan dengan :
a. Daya listrik yang cukup baik untuk kebutuhan penerangan dan
menjalankan peralatan yang ada.
b. Persediaan air yang cukup dan telepon
10
5. Ketenagaan di Puskesmas
Di Puskesmas perkotaan diperlukan minimal 3 orang dokter umum
utnuk memberikan pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen. Bagi
Puskesmas yang ramai dengan pengunjung, jumlah dokter dapat menjadi 3
sampai 5 orang tergantung dari beban kerja.
6. Peningkatan Mutu Pelayanan
Puskesmas diharapkan menigkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan
melaksanakan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
telah ditetapkan.
7. Menjaga Kebersihan
Dengan meningkatkan kebersihan dan kepedulian dengan petugas
terhadap Puskesmas maka citra Puskesmas dihadapan masyarakat akan
meningkat. Selanjutmya akan mempertebal keyakinan akan kesembuhan
yang diharapkan.
11
BAB III
TINJAUAN UMUM
PUSKESMAS PEMBINA KECAMATAN MAKASAR
3.1 Sejarah
Pada awalnya Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar adalah
Puskesmas Kelurahan Makasar yang berada di bawah Pembinaan Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati. Pada tahun 1990 terjadi pemekaran kecamatan yaitu
Kecamatan Kramat Jati dan Kecamatan Makasar, sehingga terbentuk
Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar. Pada saat itu Puskesmas Pembina
Kecamatan Makasar belum dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara optimal dan gedungnya masih bergabung dengan Puskesmas Kelurahan
Makasar, sehingga hanya dapat menjadi tempat untuk mengkoordinasi
puskesmas-puskesmas kelurahan yang berada di bawah Puskesmas Pembina
Kecamatan Makasar. Pada tahun 1997 Puskesmas Pembina Kecamatan
Makasar menempati gedung baru di Jl. Pusdiklat Depnaker No.4, Makasar -
Jakarta Timur dan langsung melaksanakan kegiatannya.
3.2 Visi dan Misi
3.2.1 Visi
12
“Mewujudkan puskesmas sebagai pusat pelayanan prima yang
terjangkau masyarakat luas”.
3.2.2 Misi
a. Mengembangkan Fungsi Manajemen Puskesmas.
b. Mengembangkan kualitas SDM.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.
d. Mengemban mutu pelayanan kesehatan masyarakat dengan menjalin
kerjasama lintas sektoral dan swasta
3.3 Klasifikasi Puskesmas
Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar terbagi atas lima kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Cipinang Melayu
2. Kelurahan Kebon Pala
3. Kelurahan Halim Perdana Kusuma
4. Kelurahan Makasar
5. Kelurahan Pinang Ranti
3.4 Keadaan Geografi
1. Batas Wilayah
Kecamatan Makasar terletak di wilayah Jakarta Timur dan berbatasan
dengan :
a. Sebelah Utara : Saluran Jatiluhur, Tarum Barat
13
b. Sebelah Timur : Kali Curug, Kabupaten Bekasi
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Cipayung
d. Sebelah Barat : Kecamatan Kramat Jati, Jalan Tol Jagorawi
2. Luas Wilayah
Kecamatan Makasar termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Timur
dengan luas wilayah 21,86 km2, dibagi menjadi 5 kelurahan dengan jumlah
Rukun Warga (RW) sebanyak 53 dan jumlah Rukun Tetangga (RT)
sebanyak 552. Wilayah yang paling luas adalah Kelurahan Halim Perdana
Kusuma dan wilayah yang terkecil luasnya adalah Kelurahan Makasar.
Adapun data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Rukun Warga dan Rukun Tetangga Tiap
Kelurahan di Wilayah Kecamatan Makasar
No. KelurahanLuas Wilayah
(Km2)
Jumlah
RT
Jumlah
RW
1. Cipinang Melayu 252,79 134 13
2. Kebon Pala 229,50 137 12
3.Halim Perdana
Kusuma1.306,85 140 16
4. Makasar 161,02 90 7
5. Pinang Ranti 235,15 51 5
Jumlah 21,86 552 53
14
3.5 Keadaan Demografi
Berdasarkan data dari Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar, jumlah
penduduk Kecamatan Makasar tahun 2005 adalah sebanyak 174.832 jiwa
dengan jumlah penduduk laki-lakinya 91.227 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 83.555 jiwa. Adapun data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan di Wilayah Kecamatan Makasar
No. Kelurahan
Jumlah PendudukJumlah
Kepala
KeluargaLaki-laki Perempuan
1. Cipinang Melayu 22.731 19.790 8.966
2. Kebon Pala 17.770 18.639 7.256
3. Halim Perdana Kusuma 25.971 22.290 9.098
4. Makasar 16.785 14.777 7.387
5. Pinang Ranti 8.020 7.429 4.860
Jumlah 91.227 83.555 37.569
3.6 Sumber Daya Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar
3.6.1 Ketenagaan
15
Jumlah ketenagaan di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar
dan di Puskesmas Kelurahan terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis
dan tenaga non kesehatan. Adapun data selengkapnya pada tahun 2007
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.3 Jumlah Ketenagakerjaan Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar
dan Puskesmas Kelurahan di Wilayah Makasar
No. Data Kecamatan Cipinang
Melayu
Kebon
Pala
Halim Makasar Pinang
Ranti
Jumlah
Medis
1. Dokter
Umum
3 - 1 1 - - 5
2. Dokter
Gigi
3 2 2 2 1 1 11
3. Apoteker 1 - - - - - 1
Paramedis
1. Akbid - - 2 - - - 2
2. Bidan 8 2 6 2 3 2 23
3. Perawat
Bidan
- - - 2 - 1 3
4. Perawat 7 4 3 2 1 2 19
5. Akper 7 - - - - - 7
6. Akzi 1 - - - - - 1
7. AAF 1 - - - - - 1
8. Perawat 1 1 1 - - - 3
16
Gigi
9. APK TS 2 - - - - - 2
10. Asisten
Apoteker
2 1 1 - 1 - 5
11. Analis
Kimia
1 1 2 - 1 - 5
12. Penilik
Hygine
2 - - - - - 2
13. Pengatur
Gizi
2 - - - - - 2
14. Prakarya
Kesehatan
3 - - - - - 3
15. Lain-lain - - 2 - - - 2
Non Kesehatan
1. Sarjana - - - - - - -
2. Sarjana
Muda
- - - - - - -
3. SLTA 6 - - 1 - 1 8
4. SLTP - - - - 2 - 2
5 SD/MI - - 1 - - - 1
3.6.2 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Pembina
Kecamatan Makasar adalah sebagai berikut :
17
1. Klinik KIA
2. Klinik KB
3. Klinik Gizi
4. Balai Pengobatan Umum
5. Balai Pengobatan Gigi
6. Klinik Kesehatan Jiwa
7. Rumah Bersalin
8. Pelayanan 24 jam
9. Laboratorium
10. Apotek
3.6.3 Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang tersedia di Puskesmas Pembina
Kecamatan Makasar terdiri dari 14 kendaraan bermotor dengan mobil
berjumlah 2 kendaraan dan motor berjumlah 12 kendaraan. Adapun data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.4 Jumlah Kendaraan Bermotor pada Puskesmas
di Wilayah Kecamatan Makasar
No. Kelurahan Mobil Motor
1. Cipinang Melayu - 2
2. Kebon Pala - 2
3. Halim Perdana
Kusuma
- 2
4. Makasar - 2
18
5. Pinang Ranti - 2
6. Kecamatan Makasar 2 2
Jumlah 2 12
3.7 Kegiatan Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Pembina Kecamatan
Makasar di Wilayah Kecamatan Makasar selama tahun 2005 adalah sebagai
berikut:
1. Usaha Peningkatan Gizi
2. Kesehatan Lingkungan
3. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit
4. Pembina Kesehatan Sekolah
5. Perawatan Kesehatan Masyarakat
6. Kesehatan Gigi dan Mulut
7. Kesehatan Jiwa
8. Kesehatan Mata
9. Laboratorium
10. Kesehatan Sila
11. Klinik Ibu dan Anak (KIA)
12. Keluarga Berencana (KB)
13. Balai Pengobatan
14. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
15. Kesehatan Olahraga
16. Usaha Kesehatan Kerja
19
17. Pencatatan dan Laporan
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
19. Upaya Kesehatan Masyarakat
20. Dana Sehat
21. Pembinaan Batra dan Matra seperti misalnya bantuan kesehatan dengan
mendirikan posko banjir dan pelayanan hají.
3.7.1 Kegiatan Pengelolaan Obat
Ruang Lingkup pengelolaan obat secara keseluruhan mencakup
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,
pelayanan / penggunaan, pencatatan, pelaporan, serta evaluasi.
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan obat merupakan proses memilih jenis
dan menetapkan jumlah perkiraan obat unit pelayanan kesehatan
yang perencanannya disusun untuk tiap tahun anggaran berikutnya.
Selain menyusun perencanaan kebutuhan obat, juga menyusun
rencana anggaran pembelanjaan obat. Perencanaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
a. Dana yang tersedia
b. Pemakaian obat tahun lalu
c. Sisa obat akhir tahun
d. Pola penyakit masyarakat
e. Kejadian luar biasa (banjir)
20
2. Pengadaan
Pengadaan obat di Puskesmas sejak tahun 2007 dilakukan
dengan cara pelelangan umum dengan menggunakan dana subsidi
atau jika dananya belum diperoleh dapat dilakukan dana swadana.
3. Penerimaan
Penerimaan barang berdasarkan perencanaan yang sudah
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan dalam penerimaan barang
adalah memeriksa dan meneliti kondisi fisik barang.
4. Penyimpanan
Penyimpanan obat merupakan salah satu rangkaian kegiatan
pengelolaan obat untuk menjaga mutu dan keamanan obat dalam
persediaan. Penyimpanan obat dilakukan di dalam gudang apotik dan
gudang obat. Gudang obat juga dibagi dua diantaranya gudang induk
dan gudang tempat penyimpanan alkes.
5. Distribusi
Distribusi adalah proses penyerahan dan pembagian sediaan
farmasi yang teratur dari gudang puskesmas kecamatan untuk
memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan
puskesmas kecamatan maupun kelurahan makasar.
Kegiatan distribusi yang dilakukan :
a. Distribusi ke unit pelayanan kesehatan dan apotik di puskesmas
kecamatan
21
Bagi unit pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
kecamatan, bersifat pasif yaitu penanggung jawab setiap unit
pelayanan kesehatan mengambil obat – obatan dan alkes sesuai
dengan kebutuhan dengan terlebih dahulu melaporkan kepada
penanggung jawab gudang.
b. Distribusi ke puskesmas kelurahan
Distribusi ke puskesmas kelurahan dilakukan dengan
mengirimkan obat – obatan yang dibutuhkan oleh setiap
puskesmas kelurahan sesuai dengan yang telah dibuat dan
diajukan ke puskesmas kecamatan.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan pencatatan yang dilakukan adalah mencatat sejumlah
resep dalam buku resep harian, pencatatan jumlah obat dalam kartu
stock dan pencatatan obat untuk kegiatan puskesmas. Pelaporan yang
dilakukan adalah pelaporan pemakaian obat dalam formulir LPLPO
yang dibuat tiap bulan oleh masing – masing puskesmas kelurahan
untuk kemudian di rekapitulasi oleh puskesmas kecamatan.
7. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai baik atau
buruknya kegiatan pengelolaan barang farmasi dan pelayanan yang
ada di puskesmas. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
22
penumpukan barang di gudang serta untuk mengetahui sesuai atau
tidaknya fungsi pengadaan degan fungsi perencanaannya.
3.7.2 Kegiatan Pelayanan Obat
Pelayanan obat dikerjakan mulai dari penerimaan resep sampai
dengan penyerahan obat kepada pasien. Tujuannya adalah agar
pasien menerima obat dengan jenis, jumlah dan dosis yang tepat
disertai cara pemakaian yang benar dan jelas. Kegiatan pelayanan
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pemahaman isi resep.
2. Menyiapkan dan memberi obat.
3. Mengemas dan Memberi etiket.
4. Penyerahaan obat dan pemberian informasi.
3.8 Sumber Dana
Sumber dana Puskesmas Kecamatan Makasar berasal dari subsidi dan
swadana, subsidi yakni dari pemerintah langsung sedangkan swadana berasal
dari biaya retribusi puskesmas.
23
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan di empat
puskesmas, yaitu puskesmas kecamatan Makasar, puskesmas kelurahan Makasar,
puskesmas kelurahan Cipinang Melayu, dan puskesmas kelurahan Kebon Pala.
Ruang lingkup kegiatan PKL berorientasi pada kegiatan pelayanan obat bagi
pasien yang berkunjung ke puskesmas.
4.1 Pelayanan Resep.
Alur kegiatan pelayanan resep mengikuti sirkulasi resep. Sirkulasi
resep di apotek puskesmas Pembina kecamatan Makasar adalah sebagai
berikut:
1. Penerimaan Resep
Resep yang diterima oleh pasien berasal dari dokter. Pasien
menyerahkan resep ke apotek melalui loket penerimaan resep.
Kemudian resep diletakan di wadah penerimaan resep. Resep yang
ada diambil oleh petugas apotek, kemudian diperiksa kelengkapan
resepnya terutama komposisi obat, nama pasien serta umur pasien.
Apabila kurang jelas atau tidak lengkap segera ditanyakan kepada
pasien atau dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.
24
2. Pembacaan Resep
Resep yang telah diterima oleh petugas apotek di bagian
penerimaan, kemudian petugas apotek membaca resep tersebut
dengan cermat dan teliti. Apabila ada keraguan mengenai
kelengkapan isi dari resep, petugas apotek menanyakan kepada dokter
yang menuliskan resep. Petugas apotek juga melihat dan mengamati
dosis yang tertera pada resep, jumlah pemakaian obat per hari serta
memperhatikan lamanya penggunaan obat.
3. Pemberian Etiket
Setelah membaca resep dengan teliti, petugas apotek memberi
etiket pada kemasan obat. Pemberian etiket dilakukan dengan
menuliskan nama serta aturan pemakaian pada plastik obat. Sedangkan
pada sediaan cair seperti sirup obat, langsung ditulis pada kemasan
primer.
4. Penyiapan Resep
a. Obat jadi
Petugas apotek mengambil obat – obatan yang sesuai dengan
jenis dan jumlah obat yang tertera pada resep. Kemudian obat –
obat tersebut dimasukan ke dalam kemasan yang telah diberi etiket
nama pasien serta aturan pakainya sesuai resep.
b. Obat racikan
Obat racikan yang ada di puskesmas, umumnya berbentuk
puyer. Puyer tersebut biasanya telah dipersiapkan persediaannya.
Pada apotek puskesmas, puyer yang ada telah diracik dan dikemas
25
berdasarkan resep standar untuk batuk – pilek serta diare. Petugas
hanya meracik obat jika puyer yang diminta pada resep berbeda
dengan puyer standar yang telah ada.
5. Penyerahan Resep
Setelah obat selesai disiapkan, petugas apotek memeriksa
kembali obat-obat tersebut sesuai resepnya. Kemudian diserahkan
kepada pasien disertai dengan pemberian informasi mengenai aturan
pemakaian obat tersebut.
6. Penyimpanan Resep
Resep yang diterima apotek dikumpulkan setiap hari dan disusun
berdasarkan golongan pasien yaitu yang berasal dari klinik umum, klinik
gigi, KIA, KB, Gakin, Askes, dan Jamsostek. Kemudian resep disimpan
pada tempat khusus penyimpanan resep.
7. Pemusnahan Resep
Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar dan dibuat
berita acara pemusnahannya atau dilakukan menurut cara yang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4.2 Kegiatan PKL di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar
Kegiatan PKL di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar diadakan
di apotek dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Tenaga
yang bekerja di apotek terdiri dari 1 orang apoteker, 3 orang asisten
apoteker.
26
Kegiatan di apotek yang dilakukan pada saat PKL adalah melayani
resep yang dimulai dari pukul 08.00 WIB dan stock opname. Pelayanan
resep diawali dengan penerimaan resep hingga penyiapan obat. Untuk resep
racikan, pencampuran obatnya dikerjakan dengan menggunakan mesin
(blender) sehingga mempermudah dan mempercepat waktu pengerjaan
resep. Di apotek juga menetapkan standar obat untuk jenis – jenis penyakit
seperti flu- batuk dan diare.
Tabel 4.1 Tabel Resep Standar Puyer Anti Influenza (PAI) untuk 120 Puyer
Komposisi Obat PAI I
(0-1 tahun)
PAI II
(1-3 tahun)
PAI III
(3-5 tahun)
Parasetamol 500 mg 14 tablet 24 tablet 36 tablet
CTM 4 mg 30 tablet 60 tablet 90 tablet
Luminal 30 mg 20 tablet 30 tablet 42 tablet
Glyceril Guaiacolat 100 mg 18 tablet 24 tablet 30 tablet
Vitamin C 50 mg 36 tablet 60 tablet 120 tablet
Vitamin B Compleks 18 tablet 30 tablet 60 tablet
Tabel 4.2 Tabel Resep Standar Puyer Anti Diare (PAD) untuk 120 Puyer
Komposisi Obat PAD I
(0-1 tahun)
PAD II
(1-3 tahun)
PAD III
(3-5 tahun)
Diaform 24 tablet 36 tablet 42 tablet
Ekstrak Beladdona 12 tablet 24 tablet 30 tablet
Papaverin 12 tablet 24 tablet 36 tablet
27
Vitamin B Compleks 18 tablet 30 tablet 42 tablet
Jumlah rata – rata resep yang masuk setiap harinya sebanyak 150
lembar resep. Resep tersebut dicatat dan dikelompokkan berdasarkan
golongan BPU, BP, gigi, KIA, KB, Gakin, Askes, dan Jamsostek.
Persediaan barang atau obat jika habis di apotek, maka dapat
mengambil di gudang. Setiap pengambilan barang di catat di kartu stok
sesuai jenis obat.
4.3 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan
Selain melakukan kegiatan PKL di Puskesmas Kecamatan Makasar,
kegiatan PKL juga dilakukan di Puskesmas Kelurahan. Kegiatan PKL
hanya dilakukan di 3 Puskesmas Kelurahan yaitu Puskesmas kelurahan
Kebon Pala, Makasar, dan Cipinang Melayu.
4.3.1 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan Kebon Pala
Bangunan Puskesmas Kebon Pala terdiri dari 2 lantai. Lantai
bawah terdapat loket pendaftaran, pelayanan apotek, ruang KB ibu
hamil. Pelayanan puskesmas buka dari pukul 08.00 – 12.00 WIB.
Apotek dipegang oleh seorang Asisten Apoteker. Alur pelayanannya
tidak jauh berbeda dengan puskesmas kecamatan.
Kegiatan di apotek yang dilakukan pada saat PKL adalah melayani
resep, menghitung obat untuk tiga hari pemakaian dan menghitung stok
obat di gudang serta memasukkannya pada kartu stok. Pelayanan resep
28
yang dilakukan diawali dengan penerimaan resep hingga penyerahan
obat pada pasien.
Untuk resep racikan, pencampuran obatnya dikerjakan dengan
menggunakan mesin (blender) seperti di puskesmas Pembina Kecamatan
Makasar. Di apotek juga menetapkan standar obat untuk jenis – jenis
penyakit seperti flu – batuk dan diare.
Resep yang masuk pada pelayanan apotek setiap harinya mencapai
50 – 100 lembar resep. Tetapi pada waktu tertentu misalkan pada hari
rabu, dimana terdapat pemeriksaan rutin pasien TBC tiap minggunya,
lembar resep yang masuk bisa mencapai 200 lembar resep.
Resep dikelompokkan berdasarkan golongan jenis pasien BP
umum, BP gigi, KI, KB, Gakin, Askes, dan Jamsostek. Pembuatan
laporan permintaan obat dilakukan setiap satu bulan sekali dan disertai
lembaran LPLPO kemudian diajukan ke puskesmas kecamatan.
Penyimpanan obat diletakan pada gudang yang terletak di lantai dua
puskesmas.
4.3.2 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan Makasar
Pada Puskesmas Kelurahan Makasar terdapat pelayanan apotek,
ruang KB dan ibu hamil yang mulai buka dari pukul 09.00-12.00 WIB.
Apotek dikoordinir oleh seorang Asisten Apoteker. Kegiatan di
apotek yang dilakukan pada saat PKL adalah melayani resep yang
dimulai dari pukul 09.00 WIB. Pelayanan resep diawali dengan
penerimaan resep hingga penyiapan obat. Untuk resep racikan,
29
pencampuran obatnya dikerjakan dengan menggunakan mesin (blender)
sehingga mempermudah dan mempercepat waktu pengerjaan resep. Di
apotek juga menetapkan standar obat untuk jenis – jenis penyakit seperti
flu- batuk.
Tabel 4.3 Tabel Resep Standar Puyer Anti Influenza (PAI) untuk 120 Puyer
Komposisi Obat PAI I
(0-6 bln)
PAI II
(6 bln-1th)
PAI III
(1-3 th)
PAI IV
(3-5 th)
Parasetamol 500 mg 10 tablet 15 tablet 24 tablet 39 tablet
CTM 4 mg 12,5 tablet 25 tablet 37,5 tablet 50 tablet
Glyceril Guaiacolat 100 mg 3 tablet 10 tablet 25 tablet 40 tablet
Vitamin C 50 mg 50 tablet 50 tablet 50 tablet 50 tablet
Vitamin B Compleks 50 tablet 50 tablet 50 tablet 50 tablet
Alur pelayanannya tidak jauh berbeda dengan puskesmas
kecamatan Setiap harinya resep yang masuk berjumlah kurang lebih 40 -
100 lembar resep. Setelah pelayanan ditutup, resep dikelompokkan
berdasarkan golongan jenis pasien BP umum, BP gigi, KI, GAKIN,
ASKES, dan JAMSOSTEK.
Pembuatan laporan permintaan obat dilakukan setiap satu bulan
sekali disertai lemabaran LPLPO kemudian diajukan kepuskesmas
kecamatan. Penyimpanan obat ditempatkan pada gudang, yang letaknya
tidak berjauhan dari ruang apotek.
30
Puskesmas Kelurahan Makasar mempunyai program mingguan
yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang diadakan setiap hari
Jumat. Kegiatan ini biasanya berlangsung mulai pukul 08.00 WIB
hingga selesai, pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan di setiap rumah,
sekolah dan lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya demam berdarah. Laporan hasil kegiatan ini akan diserahkan
ke Puskesmas Kecamatan.
4.3.3 Kegiatan PKL di Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu
Fasilitas unit kesehatan yang ada di Puskesmaas Kelurahan
Cipinang Melayu adalah BP umum, BP gigi, KI, Ruang TU, dan
Laboratorium dalam gedung 1 lantai. Kegiatan PKL di Puskesmaas
Kelurahan Cipinang Melayu di apotek dari jam 08.00 - 13.00 WIB.
Pelayanan resep dimulai pada pukul 08.00 WIB, tenaga yang tersedia
yaitu 1 orang Asisten Apoteker dalam ruangan seluas 3 x 4 meter,
gudang berada didalam apotek tersebut.
Kegiatan yang dilakukan selama PKL adalah melayani resep yang
dimulai jam 08.00 WIB, diawali dengan penerimaan resep sampai
dengan penyerahan obat dan pemberian informasi tentang pemakaian
obat tersebut. Selain itu, di Apotek juga membuat sediaan PAI (Puyer
Anti Influenza) dan PAD (Puyer Anti Diare) bila stoknya sudah habis.
Jumlah rata – rata resep yang masuk setiap harinya sebanyak 100 lembar
resep. Resep tersebut dicatat dan dikelompokkan berdasarkan golongan
31
pasien yaitu resep dari BP umum, BP gigi, KI, KB, GAKIN, ASKES dan
JAMSOSTEK.
Puskesmaas Kelurahan Cipinang Melayu mempunyai program
mingguan yaitu Pemberantasa Sarang Nyamuk (PSN) yang diadakan
setiap hari jumat. Kegiatan ini biasanya berlangsung mulai pukul 08.00
WIB hingga selesai, pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan di setiap
rumah, sekolah dan lingkungan sekitar. Laporan hasil kegiatan ini akan
diserahkan ke puskesmas kecamatan. Apabila dalam melakukan kegiatan
ini ditemukan jentik yang merupakan sumber terjadinya demam
berdarah maka petugas memberitahukan kepada pemiliknya untuk
membersihkan tempat tersebut, namun apabila jentik ditemukan
ditempat umum seperti wadah yang terbengkalai bila memungkinkan
wadah tersebut dibalik dan dibuang airnya tapi apabila tidak
memungkinkan maka wadah tersebut ditaburi abate.
Tabel 4.4 Tabel Resep Standar Puyer Anti Influenza (PAI) untuk 120 Puyer
Komposisi Obat PAI I
(0-1 tahun)
PAI II
(1-3 tahun)
PAI III
(3-5 tahun)
Parasetamol 500 mg 15 tablet 20 tablet 30 tablet
CTM 4 mg 20 tablet 30 tablet 40 tablet
Glyceril Guaiacolat 100 mg 20 tablet 30 tablet 40 tablet
Tabel 4.5 Tabel Resep Standar Puyer Anti Diare (PAD) untuk 120 Puyer
Komposisi Obat PAD I PAD II PAD III
32
(0-1 tahun) (1-3 tahun) (3-5 tahun)
Diaform 20 tablet 30 tablet 35 tablet
Ekstrak Beladdona 10 tablet 20 tablet 30 tablet
Papaverin 10 tablet 20 tablet 30 tablet
4.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
4.4.1 Perencanaan Perbekalan Farmasi
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan hal yang sangat
penting karena kegiatan ini merupakan awal dari kegiatan berikutnya
untuk memenuhi kebutuhan selama satu periode. Perencanaan
perbekalan farmasi ditangani oleh pihak yang berkaitan, yaitu dokter,
perawat, apoteker, asisten apoteker, dokter gigi, petugas lab, petugas
ruang tindakan, serta bidan untuk diminta kebutuhan – kebutuhan
puskesmas tahun mendatang.
Kebutuhan perbekalan farmasi puskesmas kelurahan
direncanakan sebulan sekali oleh tim puskesmas kelurahan atas
permintaan kebutuhan dari berbagai bagian di puskesmas tersebut.
Perencanaan disusun dalam rencana kebutuhan satu bulan kedepan
dengan merekap segala kebutuhan yang diminta serta membandingkan
dengan pemakaian bulan lalu. dan diajukan ke kecamatan setelah
disetujui oleh kepala puskesmas kelurahan. Metode perencanaan yang
dilakukan adalah metode konsumsi.
4.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi
33
Untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan maka
perlu dilakukan suatu pengadaan. Pengadaan suatu perbekalan farmasi
dilaksanakan oleh panitia pengadaan di Puskesmas Kecamatan
Makasar. Pengadaan barang di apotek bersumber dari dana swadana
atau subsidi dari pemerintah daerah.
4.4.3 Penerimaan Perbekalan Farmasi
Penerimaan perbekalan farmasi yang datang dari distributor yang
sesuai dengan surat pesanan, dilaksanakan oleh tim penerimaan barang
setelah diperiksa oleh tim pemeriksa barang. Tim tersebut bertugas
untuk memastikan bahwa perbekalan farmasi yang diterima sesuai
dengan dokumen yang ditetapkan. Adapun yang diperiksa saat
perbekalan farmasi datang yaitu:
a. Sediaan harus sesuai dengan surat pesanan
b. Kemasan masih dalam keadaan baik, tidak rusak dan disegel atau
belum dibuka.
c. Waktu kadaluarsa, jangan terlalu dekat baiknya 3 – 5 tahun
mendatang.
d. Jumlah dihitung dengan teliti dan kemudian dicatat.
e. Dokumen – dokumen lain yang datang bersamaan dengan
perbekalan farmasi.
Penerimaan perbekalan farmasi tidak hanya datang dari
distributor saja tetapi ada juga obat program pemerintah, seperti kusta,
TBC, dan gakin. Terkadang puskesmas mendapat obat dari dinas
34
kesehatan Jakarta Timur. Semua itu diterima oleh puskesmas
kecamatan untuk kemudian didistribusikan sampai ke kelurahan.
4.4.4 Penyimpanan Perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi yang telah diterima dan diperiksa, disimpan
dalam gudang. Setiap penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi
dicatat dalam kartu stok.
Di puskesmas kecamatan Makasar terdapat gudang perbekalan
farmasi yang berfungsi untuk menyimpan obat – obatan dan alkes yang
akan disalurkan ke Apotek puskesmas kecamatan Makasar, Puskesmas
Keliling, Ruang Tindakan, RB/KIA, BP Gigi, dan puskesmas
kelurahan. Penyimpanan obat – obatan di gudang umum belum sesuai
dengan kapasitas gudang itu sendiri, namun penataannya telah diatur
sebaik mungkin.
Penyimpanan obat dalam gudang disusun berdasarkan bentuk
sediaan. Obat yang dikemas dalam kardus besar disusun dan diberi
tanda berdasarkan tanggal kadaluarsanya. Sedangkan obat yang
dikemas dalam botol atau kaleng disusun dalam lemari tersendiri.
Penyimpanan narkotika dan psikotropika dalam lemari besi.
Penyimpanan obat seperti kontrasepsi, obat suntik, dan obat tetes
dalam lemari yang terpisah.
35
Pada puskesmas kelurahan sebagian besar obat tidak disimpan
pada gudang tersendiri, semua stock obat diletakkan di apotek. Pada
puskesmas kelurahan makasar ruang apotek yang terlalu sempit
sehingga tempat untuk menyimpan obat menjadi sangat sempit. Pada
puskesmas kelurahan kebon pala obat disimpan digudang tersendiri
karena melihat lokasi puskesmas yang mempunyai cukup banyak
ruangan.
4.4.5 Pendistribusian Perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi di Gudang Puskesmas Kecamatan Makasar
didistribusikan ke apotek Puskesmas Kecamatan Makasar, BP Umum,
BP Gigi, RB/KIA, ruang tindakan, laboratorium Puskesmas
Kecamatan Makasar dan seluruh puskesmas kelurahan. Pendistribusian
dilakukan berdasarkan metode FEFO (First Expired Date First Out),
yaitu perbekalan farmasi yang tanggal kadaluarsanya lebih dekat
didistribusikan lebih dahulu. Pendistribusian obat – obat disetiap
Puskesmas Kelurahan juga berdasarkan metode FEFO.
Pendistribusian ke setiap puskesmas kelurahan dilakukan satu bulan
sekali berdasarkan permintaan puskesmas tersebut dengan cara
mengambil langsung ke puskesmas Kecamatan Makasar. Sedangkan
pendistribusian ke ruang – ruang pelayanan kesehatan di puskesmas
kecamatan dilakukan sesuai kebutuhan.
4.5 Produksi Farmasi
36
Produksi farmasi yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Makasar
yaitu produksi non steril dalam bentuk sediaan oral serbuk (puyer untuk
balita). Puyer standar dibagi tiga golongan berdasarkan usia. Puyer dibuat
pada waktu tertentu sebagai persediaan di apotek sesuai kebutuhan. Terdapat 3
jenis puyer standard di apotek Puskesmas Kecamatan Makasar, yaitu: puyer
panas, dan puyer anti diare.
Produksi farmasi yang dilakukan di puskesmas kelurahan tidak jauh
berbeda dengan puskesmas kecamatan hanya saja perbedaan untuk formula
puyer panas dan puyer anti diare. Karena komposisi dibuat berdasarkan
kesepakatan antara Dokter yang bertugas di puskesmas tersebut dengan
penanggung jawab apotek di puskesmas tersebut. Dan pembuatan puyer yang
dilakukan di puskesmas kelurahan masih menggunakan mortir dengan cara
digerus. Untuk pemberian obat dengan kemasan blister dan butiran sama
seperti di puskesmas kecamatan.
4.6 Sirkulasi Resep
Setiap resep diterima dari berbagai Balai Pengobatan (BP) yang ada di
puskesmas. Resep yang diterima oleh petugas apotek diberikan nomor,
membuat etiket, kemudian diracik dan diserahkan ke bagian penyerahan obat
untuk diperiksa kembali. Setelah itu bagian penyerahan obat memberikannya
ke pasien dengan memberikan penjelasan mengenai penggunaan obat. Macam
– macam resep yang ada di apotek yaitu umum, askes, jamsostek, program,
MTBS dan Gakin. Hasil perhitungan resep dimasukkan ke dalam buku harian
apotek (berisi jumlah resep). Resep yang sudah dicatat kemudian dikumpulkan
37
berdasarkan BP yang ada dan diikat menjadi bundel resep lalu disimpan
selama 3 tahun untuk selanjutnya dimusnahkan. Untuk sirkulasi resep di
puskesmas kelurahan tidak jauh berbeda dengan yang ada di puskesmas
kecamatan.
4.7 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada empat yaitu :
1. Buku pemasukkan ke gudang obat
2. Buku pengeluaran dari gudang obat
3. Kartu stok obat yang ada di apotek.
Pelaporan Surat – surat yang dilakukan di puskesmas meliputi :
1. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
2. Laporan penggunaan obat JPK Gakin
3. Laporan penggunaan obat jadi narkotika dan psikotropika
4. Laporan penggunaan obat Jamsostek.
Semua jenis laporan dilaporkan setiap bulan ke Suku Dinas Kesehatan
Jakarta timur. Sedangkan LPLPO dari puskesmas kelurahan diserahkan ke
puskesmas kecamatan Makasar setiap bulan.
Pada lembaran LPLPO terdapat kolom nama obat, satuan, stok awal,
penerimaan, persediaan, pemakaian sisa stok, stok optimum, permintaan,
pemberian dan keterangan. Secara umum persediaan merupakan gabungan
dari stok awal dengan penerimaan.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kegiatan pelayanan resep di Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar dan
Kelurahannya meliputi penerimaan resep, pembacaan Resep, pemberian
etiket, penyiapan resep (obat jadi dan obat racikan), penyerahan resep,
penyimpanan resep, pemusnahan resep. Sedangkan kegiatan pengelolaan
obat meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian (kecuali Puskesmas
Kelurahan), pencatatan dan pelaporan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dan mengaplikasikan ilmu
yang telah dipelajari selama perkuliahan melalui kegiatan yang ada di
Puskesmas.
3. Kegiatan PKL yang telah dilakukan telah menambah wawasan mengenai
keadaan dan rangkaian kegiatan di Puskesmas.
4. Mahasiswa mengetahui peran dan fungsi ahli madya farmasi di
Puskesmas.
5.2 Saran
39
Berbagai perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas pegawai serta
sarana dan prasarana harus terus ditingkatkan dalam upaya mencapai visi dan
misi Puskesmas Pembina Kecamatan Makasar.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Amelia dkk. 2008. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas
Pembina Kecamatan Makasar. Jakarta.
Anita, dkk. 2005. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Pembina
Kecamatan Makasar. Jakarta.
Anonim. 2004. Laporan Hasil Kegiatan Puskesmas Pembina Kecamatan
Makasar. Jakarta.
40