PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS - …/Public... · of PT Gunung Madu Plantations (GMP)...
Transcript of PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS - …/Public... · of PT Gunung Madu Plantations (GMP)...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS
(Studi Deskriptif Kegiatan Community Relations PT Gunung MaduPlantations Lampung pada Tahun 2011)
Disusun Oleh:
DILLA MEDINA
D 0207008
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS
(Studi Deskriptif Kegiatan Community Relations PT Gunung Madu Plantations
Lampung pada Tahun 2011).
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain, dan
setiap kutipan yang digunakan, telah dicantumkan sumbernya di akhir kutipan.
Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di
kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata
bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta, 4 Oktober 2012
Dilla Medina
NIM. D 0207008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(Al-Qur’an Surah Ar-Rahman)
“KNOWING is not enough, we must APPLY.
WILLING is not enough, we must DOING.”
(Anonim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Allah SWT, Sang Maha Hebat dan Maha
Pembolak-balik Hati.
2. Mama, Papa dan Kakak-kakakku tercinta,
atas segala doa, cinta, dan kasih sayang
tanpa henti.
3. Sahabat-sahabat dan Lelakiku tersayang
yang telah menemani dan memberikan
warna dalam hidupku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah hirrobbil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
penelitian dan skripsi dengan judul PUBLIC RELATIONS DAN
COMMUNITY RELATIONS (Studi Deskriptif Kegiatan Community
Relations PT Gunung Madu Plantations Lampung pada Tahun 2011) dengan
baik dan lancar. Shalawat serta salam bagi Rasulullah SAW, keluarga serta
sahabatnya.
Penelitian skripsi ini merupakan upaya penulis untuk mengetahui kegiatan
community relations yang telah PR GMP lakukan pada tahun 2011 sekaligus
bagaimana kegiatan itu direncanakan, dilaksanakan serta dievaluasi sehingga
dapat menjaga citra perusahaan di kalangan masyarakat Lampung.
Penelitian ini tidak akan berjalan mudah tanpa bantuan dari banyak pihak,
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya di setiap
waktu.
2. Hj. Mulyati dan Ir. H. Abdullah Kamal sebagai orang tua. Terima kasih karena
tak henti-hentinya memberikan motivasi dan doa untuk penulis.
3. Agi Patriot, Aga Fathir, Dinda Medina, Puti Medina, Mbak Endang, Mbak
Wulan, kakak-kakak yang tersayang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
5. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi.
6. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph. D selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan memberi banyak masukan pada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Drs. Subagyo, S.U. selaku pembimbing akademis Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
9. Ir. Hapris Jawodo selaku Kepala Bagian PR serta segenap karyawan GMP dan
juga warga Kecamatan Terusan Nunyai dan Bandar Mataram, Lampung.
10. Zulfa Aulia, Nindya Christiana, Nanda Bagus, Dhimas Aryo, Rama Rendra,
Apriliani Larasshinta, Hafsha Nuraini. Terima kasih karena selalu bersedia
direpotkan dan membantu penulis.
11. Gema Taufan Dzikrullah, thanks for everything. Jangan menyerah! I’ll be
waiting for you.
12. Ladies Griya Damai: Mbak Pandu, Mbak Liya, Lala, Anis, Vika, Wati, Dita,
Lee, dan Tyas. Terima kasih telah menemani hari-hari penuh warna di kos
tercinta.
13. Teman-teman Marching Band UNS tersayang, khususnya Tim GPMB 2008
dan Battery 2008. Terima kasih atas kenangan indah tentang kerja keras dan
kekompakan itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
14. Teman-teman mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2007, terima
kasih atas semua cerita, ilmu, dan keceriaan yang telah dibagi selama ini.
15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini sampai selesai
yang mungkin tidak disebutkan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini kurang
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih dan mengharapkan
berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun kritik yang
sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 4 Oktober 2012
Penulis
Dilla Medina
D 0207008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL................................................................................................ i
PERSETUJUAN................................................................................. ii
PENGESAHAN.................................................................................. iii
PERNYATAAN................................................................................. iv
MOTTO.............................................................................................. v
PERSEMBAHAN............................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................. xv
ABSTRAK.......................................................................................... xvi
ABSTRACT....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................... 1
B.Rumusan Masalah.................................................................... 8
C.Tujuan Penelitian..................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian................................................................... 9
E.Kerangka Teori dan Pemikiran................................................ 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Kerangka Teori.................................................................. 10
a. Komunikasi.................................................................... 14
b. Public Relations............................................................ 17
c. Community Relations.................................................... 21
2. Kerangka Pemikiran.......................................................... 23
F. Metodologi Penelitian.............................................................. 24
1. Jenis Penelitian.................................................................. 24
2. Lokasi Penelitian............................................................... 24
3. Jenis Data.......................................................................... 25
4. Teknik Pengumpulan Data................................................ 25
5. Teknik Sampling................................................................ 26
6. Validitas Data.................................................................... 27
7. Analisis Data..................................................................... 28
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Gambaran umum GMP.................................................................. 30
1. Sejarah dan Perjalanan Awal Perusahaan.................................. 30
2. Lokasi Perusahaan..................................................................... 31
3. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan....................................... 32
4. Struktur GMP.............................................................................. 32
5. Pengolahan Limbah..................................................................... 34
B. Public Relations (PR) GMP.......................................................... 35
1. Kedudukan PR GMP dalam Perusahaan................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
2. Fungsi Bagian PR...................................................................... 36
3. Tugas Bagian PR........................................................................ 37
C. Kec. Terusan Nunyai dan Bandar Mataram sebagai Lingkungan GMP.38
BAB III
KEGIATAN COMMUNITY RELATIONS PERUSAHAAN.......... 40
A. Data Informan Penelitian................................................................. 41
1. Informan Internal......................................................................... 41
2. Informan Eksternal...................................................................... 42
B. Kegiatan Community Relations........................................................ 44
1. Sosial............................................................................................ 48
2. Ekonomi....................................................................................... 54
3. Lingkungan................................................................................ 55
C. Waktu dan Biaya Pelaksanaan Kegiatan........................................ 57
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan......... 59
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 64
B. Saran................................................................................................ 66
Daftar Pustaka....................................................................................... 67
Lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1................................................................................................. 50
Tabel III.2................................................................................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 .......................................................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 .................................................................................................. 24
Bagan 2 .................................................................................................. 28
Bagan 3 .................................................................................................. 28
Bagan II.1 .............................................................................................. 33
Bagan II.2 .............................................................................................. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
DILLA MEDINA, D 0207008, PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITYRELATIONS (Studi Deskriptif Kegiatan Community Relations PT GunungMadu Plantations Lampung pada Tahun 2011), Skripsi, Prodi IlmuKomunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas SebelasMaret Surakarta, 2012.
PR (Public Relations) merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkanseluruh anggota organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan citra yangbaik di mata publik yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Salahsatu usaha yang dilakukan untuk membina hubungan yang harmonis denganmasyarakat adalah dengan memberikan program-program kegiatan PR yangdilakukan oleh Public Relations Officer (PRO) untuk mendapatkan danmempertahankan citra perusahaan di mata masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan community relationsyang dijalankan oleh PT Gunung Madu Plantations (GMP) Lampung di tahun2011 sebagai usaha menjaga citra perusahaan, termasuk bagaimana kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan serta dievaluasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didukung oleh datakualitatif, melalui teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka sebagai carapengumpulan datanya. Penarikan sampel yang digunakan adalah purposivesampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap memiliki informasiyang berkaitan dengan permasalahannya. Metode analisa data yang digunakanyaitu analisis analisis data kualitatif dan untuk menguji validitas data dilakukandengan triangulasi sumber data.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kegiatan yang dilakukan oleh PTGunung Madu Plantations (GMP) Lampung merupakan kegiatan yangberdasarkan kalender event perusahaan. Implementasi kegiatan communityrelations GMP dibagi menjadi 3 bidang yaitu bidang sosial, ekonomi, danlingkungan. Mayoritas kegiatan PR GMP berbentuk bantuan, baik dari bantuanmateri maupun donasi. Karena bantuan-bantuan tersebut hubungan baik antaraperusahaan dengan masyarakat tetap terjaga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
ABSTRACT
DILLA MEDINA, D 0207008, PUBLIC RELATIONS AND COMMUNITYRELATIONS (The Descriptive Study of Community Relation Activity at PTGunung Madu Plantantions Lampung in 2011) Thesis, CommunicationStudies, The Faculty of Social and Political Science, Sebelas MaretUniversity, 2012.
PR (Public Relations) is a communication activity which involves thewhole organization member to create and keep up the good image in public inorder to reach the main organization purposes. One of the activities to make agreat relationship with community is give the PR activity programs which hadbeen done by Public Relations Officer (PRO) and gets the good branding amongthe community.
The research it self was aimed to know the community relations activitiesof PT Gunung Madu Plantations (GMP) Lampung in past 2011 as an effort to getand keep the corporate image, include how those activities were planned,implemented and evaluated.
This research use descriptive methods and supported by qualitative data,the data was collected trough interview technique, observation, and literaturestudies. The sampling technique use purposive sampling, where the researcherchooses the eligible informant with the issue. The analysis method is qualitativeand for the validity test was uses data triangulation.
According the result, it was known that the activity which had been doneby PT Gunung Madu Plantations (GMP) Lampung was the corporate calendarevent based activity. The implementation of GMP’s community relations wasdivided into 3 departments there are social department, economic andenvironmental. Most of them are in donation or material aid. Because of thesekind of aid, corporate can keep their good relationship with community.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, selain itu manusia
juga memiliki akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan
bermasyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam
berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat
dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena
pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan atau
berinteraksi dengan orang lain. Manusia juga tidak akan dapat hidup sebagai
manusia jika tidak hidup di tengah-tengah manusia. Dengan bantuan orang lain,
manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dalam kehidupan suatu perusahaan, apapun yang menjadi usaha dan
seberapa besar atau kecilnya perusahaan tersebut, hubungannya dengan
masyarakat dimana perusahaan itu beroperasi akan memiliki pengaruh mendasar
baik dalam hal reputasi/citra maupun kesinambungan keberhasilan usaha.
Meminjam pernyataan William Shakespiere bahwa kekayaan abadi pada saat
kematian adalah reputasi yang tidak ternoda. Artinya reputasi (atau citra) saat ini
menjadi taruhan dalam berbagai level, baik di tingkat individu maupun di tingkat
organisasi. Karena reputasi ini adalah sesuatu yang menjadi aset atau modal untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mendapatkan benefit yang lain (Muktiyo, 2006: 37). Citra merupakan kesan suatu
objek terhadap objek lain yang terbentuk dengan memroses informasi setiap
waktu dari berbagai sumber. Dalam konteks citra perusahaan, sumber informasi
ini dapat berasal dari perusahaan secara langsung dan atau pihak-pihak lain secara
tidak langsung.
Kini Public Relations atau PR sebagai salah satu sub imu komunikasi
mulai banyak dilirik dan dirasakan pentingnya. Dapat dikatakan PR sangat
menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. PR suatu perusahaan
bertujuan untuk menumbuhkan motivasi terutama motivasi diri sendiri, untuk
menumbuhkan dan mengembangkan relasi, pengertian dan kemauan publiknya,
serta untuk memperoleh opini publik yang merupakan input perusahaan dan
menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Perusahaan mendapatkan input untuk perbaikan dan pengembangan,
sedangkan pada pihak publik akan dipenuhi kebutuhan dan harapannya. Publik
perusahaan dikenal dengan sebutan stakeholder. Stakeholder merupakan
kelompok-kelompok yang berada di di dalam maupun diluar perusahaan yang
mempunyai peranan untuk keberhasilan perusahaan. Kelompok dalam
(stakeholder internal) yaitu pemegang saham, manajer/top eksekutif, karyawan
beserta keluarganya. Sedangkan yang termasuk kelompok luar (stakeholder
eksternal) antara lain konsumen, pemasok, distributor, pemerintah, bank, lembaga
swadaya masyarakat, pers, dan pesaing. Di bagian ini PR sangat dibutuhkan, yaitu
untuk mengelola dan mengembangkan kepercayaan dari kelompok-kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tersebut serta mengusahakan mereka berjalan seimbang untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
Hubungan perusahaan dengan publik-publiknya sangatlah diperlukan. Hal
ini dapat mempengaruhi opini publik yang akan terbentuk. Opini publik bekerja
dalam dua cara, yaitu sebagai sebab dan sekaligus sebagai akibat dari kegiatan
PR. Opini publik yang dipegang teguh oleh PR akan mempengaruhi keputusan
manajemen. Sebagai contoh, kekhawatiran yang meningkat terhadap lingkungan
hidup telah mempengaruhi industri otomotif dan perabot rumah tangga. Tingkat
pembuangan gas beracun dari mesin kendaraan bermotor sudah dikurangi dan
perdagangan kayu keras yang tidak menanam kembali dikecam. Para praktisi PR
mempublikasikan fakta bahwa organisasi mereka peduli tentang lingkungan
hidup.
Sebaliknya, tujuan program PR adalah untuk mempengaruhi opini publik,
yang seringkali digelar dalam bentuk kampanye media massa. Pandangan umum
yang beredar adalah opini publik berkaitan dengan ‘apa yang tertulis di media
massa’ dan jika kita dapat mengubah apa yang dikatakan media massa, maka
opini publik juga akan berubah (Gregory, 2001: 86.) PR harus mampu
mempengaruhi media untuk menciptakan opini publik. Opini publik itu identik
dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide,
pendapat, keinginan, kebutuhan, keluhan, dan kritik yang membangun.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, yang berhubungan
dengan masyarakat sekitar tidak terlepas dari peran seorang Public Relations
Officer (PRO). PR beserta PRO-nya harus mengabdi kepada masyarakat. Tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dan pekerjaannya ialah melayani publik, kepentingan umum. Dengan kata lain,
seorang PRO adalah jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan
publiknya. Dengan terciptanya hubungan yang baik, PRO dapat mengetahui sikap
dan persepsi masyarakat, sehingga dapat mengantisipasi opini publik yang negatif
serta mempertahankan citra positif yang sudah ada.
Untuk memperoleh dukungan serta kepercayaan dari masyarakat,
khususnya masyarakat lokal, seorang PRO perlu memahami permasalahan
perusahaan dan menganalisa masalah dengan cermat agar dapat diterapkan
kebijakan komunikasi yang baik. Dukungan dan kepercayaan yang dibangun
perusahaan erat kaitannya dengan citra perusahaan. Citra perusahaan yang
terbentuk sangat berpengaruh dengan kelangsungan hidup perusahaan. Citra yang
baik akan menimbulkan kepercayaan dan dukungan bagi perusahaan dari
masyarakat. Citra yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan
orang-orang di dalamnya dapat terus mengembangkan kreatifitasnya bahkan dapat
memberi manfaat dengan lebih berarti bagi orang lain. Namun bila tidak dijaga,
citra perusahaan akan terkikis dan memudar.
Oleh karena itu, seorang PR harus berusaha menegakkan citra perusahaan
yang diwakilinya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan tidak melahirkan
isu-isu yang dapat merugikan. Kerugian yang paling fatal yang dapat terjadi
adalah munculnya benih-benih ketidakpuasan dari pihak-pihak yang berhubungan
dengan perusahaan. Ketidakpuasan itu dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan
dapat diwujudkan dalam bentuk penarikan diri, penarikan kerjasama, tidak mau
jadi pelanggan lagi, bahkan dapat berwujud fisik seperti pemogokan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pengrusakan, dan hal-hal merugikan lainnya. Contohnya pemogokan kerja buruh
Freeport di Papua dan Peru pada bulan September dikarenakan tuntutan kenaikan
upah dan kondisi kerja yang lebih baik yang tidak juga dipenuhi oleh perusahaan.
Tugas dari seorang PR adalah berkomunikasi serta membangun hubungan
dengan publik sebuah organisasi. Mereka harus menyadari apa yang terjadi di
lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi. Hal ini penting karena publik
berada di lingkungan tersebut dan untuk memahami publik dengan baik adalah
sulit. Karena itu seorang PR perlu mengerti keadaan publiknya. Hal ini dapat
diawali dengan penelitian, kemudian merencanakan program yang sesuai dan
melakukan evaluasi setelah program tersebut terlaksana.
Evaluasi dilakukan guna mengetahui kekurangan saat program dilakukan.
Hal ini juga dapat dijadikan bahan penelitian untuk merencanakan program
selanjutnya. Yang terpenting adalah tetap menjaga komunikasi antara organisasi
dengan publiknya. Komunikasi dengan publik dapat dilakukan dengan melalui
beberapa kegiatan PR. Menurut Bovee and Arens (1986) kegiatan PR yang biasa
dilakukan adalah publicity and press agentry (mengangkat berita tentang
seseorang, produk atau pelayanan yang ditampilkan melalui siaran atau media
cetak dan merencanakan serta melaksanakan kegiatan untuk menarik perhatian
dan menimbulkan publisitas yang merupakan kepentingan yang berkaitan dengan
media), public affairs and lobbying (membuat janji, bekerjasama dengan badan-
badan pemerintah seperti legislatif serta berhubungan dengan urusan masyarakat
melalui pendekatan-pendekatan tertentu), promotion and special events
management (mempromosikan dan mengatur kegiatan-kegiatan tertentu melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
iklan, press release, open house, dan perayaan-perayaan kegiatan tertentu),
publication preparation (membuat penerbitan seperti profil perusahaan, buklet,
pamflet, brosur dan buku-buku tentang perusahaan), research (penelitian untuk
mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya), fund rising and
membership drivers (pengumpulan dana dan menggerakkan keanggotaan), public
speaking (kemampuan berbicara di depan umum), and planning and execution
(merencanakan dan memutuskan kegiatan-kegiatan Public relations dengan
menganalisis hubungan antara oraganisasi dengan publiknya masing-masing).
Sedangkan alat-alat PR yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
PR yaitu news release and media kits, photography, booklets, letters, annual
reports, house organs, speeches and positions papers, posters and exhibits,
audiovisual materials, open houses and staged events. Hal-hal seperti itu
dilakukan agar komunikasi antara organisasi dengan masyarakat dapat tercipta
dan terjaga dengan baik.
Seiring dengan kemajuan perekonomian saat ini, berbagai perusahaan
yang bergerak di berbagai bidang mulai memperhatikan arti penting Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar. CSR
sendiri merupakan salah satu bentuk perwujudan komintmen perusahaan untuk
berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan, yang juga menjadi isu utama dari konsep CSR. Implikasi
konsep CSR sendiri tercermin pada kegiatan community relations yang dilakukan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
PT Gunung Madu Plantations (GMP) yang didirikan pada tahun 1975,
merupakan pelopor usaha perkebunan dan pabrik gula di luar Jawa, khususnya
Lampung. Luas areal GMP yang dikelola 36.000 ha, dengan luas kebun produksi
sekitar 25.000 ha. Sisa lahan di luar kebun produksi merupakan jalan, sungai-
sungai, kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran dan permukiman
karyawan. Selain itu ada sekitar 4.000 ha areal tebu rakyat yang bermitra dengan
GMP. Teknologi maju diterapkan di kebun dan di pabrik, termasuk pemanfaatan
alat mesin pertanian secara luas di kebun serta pemanfaatan teknologi
instrumentasi di pabrik, namun GMP mampu menyerap 8000-10000 orang tenaga
kerja setiap harinya selama musim tebang dan giling. PR GMP Lampung yang
berada di bawah Divisi Human Resources and General Services (HRGS) memiliki
tugas untuk menjembatani kepentingan perusahaan dengan kepentingan lain di
luar perusahaan agar berjalan harmonis dengan pendekatan komunikasi yang baik
sehingga dapat tercipta citra perusahaan yang positif di kalangan masyarakat
sekitar.
Pada tahun 2007, dilihat dari perkembangan usaha, stabilitas keamanan,
dan kesejahteraan karyawan GMP dinilai yang terbaik di Lampung.
(http://beritanasional.blogspot.com/2007/11/pt-gmp-kejar-target-200-ribu-ton-
gula.html). Karena selain mendukung program pemerintah dalam usaha mencapai
swasembada gula nasional, GMP juga memiliki misi untuk mengembangkan
daerah sekitar dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Meskipun usaha perkebunan tebu dan pabrik gula GMP merupakan
kegiatan yang ramah lingkungan, bukan berarti GMP tidak pernah salah paham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dengan masyarakat sekitar. Berbagai masalah pernah dialami oleh GMP, seperti
pada kerusuhan tahun 1998 GMP nyaris dibakar warga karena berkembang isu
bahwa pemilik GMP bukan pribumi, atau ketika Komisi A DPRD Lampung
Tengah meninjau GMP terkait dengan keluhan warga Bandarsakti, Kecamatan
Terusannyunyai karena asap pembakaran tebu yang masuk perkampungan mereka
(www.radarlampung.co.id). Kesalahan-kesalahan seperti itu apabila tidak
ditanggapi dengan cara yang baik dan benar maka akan mengakibatkan persoalan
yang besar.
B. Perumusan Masalah
Sebagai sebuah perusahaan besar yang hidup dan berkembang ditengah
masyarakat luas, GMP selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik yang
kompleks maupun yang sederhana. Salah satu upaya GMP dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut adalah dengan melakukan berbagai kegiatan
community relations guna mencegah timbulnya ketegangan diantara perusahaan
dan masyarakat sekitar serta sebagai usaha dalam menjaga citra perusahaan.
Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan suatu perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan community relations apa saja yang dijalankan oleh PR GMP pada
tahun 2011?
2. Bagaimana kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan serta kemudian
dievaluasi sehingga dapat mencapai tujuannya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Apa dampak/efek dari kegiatan community relations yang dijalankan PR
GMP untuk perusahaan dan untuk masyarakat sekitar GMP?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kegiatan community relations apa saja yang dijalankan
oleh PR GMP pada tahun 2011.
2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan
serta dievaluasi sehingga dapat mencapai tujuannya yaitu menjaga citra
perusahaan.
3. Untuk mengetahui apa dampak/efek dari kegiatan community relations yang
dijalankan PR GMP untuk perusahaan dan untuk masyarakat sekitar GMP.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan yang bermanfaat dan berarti dalam perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu komunikasi, lebih khusus lagi pada bidang Public
Relations.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan yang bermanfaat bagi GMP demi kemajuan peranan Public
Relations yang lebih optimal lagi dalam rangka mempertahankan citra positif
perusahaan.
E. Kerangka Teori dan Pemikiran
1. Kerangka Teori
Bagi perusahaan yang hidup dan berkembang di masyarakat, interaksi
dengan lingkungan sekitar sangatlah penting. Interaksi tersebut dapat berjalan
seiringan maupun berlawanan. Tidak jarang interksi yang terjadi dapat
menimbulkan sinergi dan permasalahan. Selain itu semakin besar dan maju
sebuah perusahaan, maka semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi.
Berbagai permasalahan itu dapat berupa isu dan konflik.
Isu adalah kabar angin, yang tidak jelas dan belum tentu kebenarannya. Isu
bisa tercipta dari persepsi seseorang, yang kemudian meluas ke masyarakat. Isu
dapat berupa kabar baik ataupun kabar yang tidak baik. Misalkan rencana
perluasan sebuah pabrik dapat menimbulkan isu penambahan jumlah karyawan
dan juga isu pembelian tanah warga sekitar. Isu penambahan jumlah karyawan
bisa menjadi kabar baik bagi masyarakat yang masih belum bekerja, namun isu
pembelian tanah warga tersebut bisa berkembang menjadi kabar buruk bagi
mereka. Tanpa ada kejelasan, warga sekitar bisa saja berpikir jika tanahnya akan
dibeli dengan harga murah sehingga mereka dapat melakukan penolakan bahkan
sebelum isu tersebut benar adanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Sedangkan konflik ditandai dengan adanya gejala dimana individu atau
kelompok menunjukkan sikap atau perilaku ‘bermusuhan’ dengan individu atau
kelompok lain, sehingga mempengaruhi kinerja dari salah satu atau semua pihak
yang terlibat. Contoh, konflik yang terjadi antara perusahaan tambang di Papua
dengan buruh mengakibatkan produksi perusahaan tersebut tidak berjalan dan
para buruhpun tidak bekerja.
Isu dan konflik yang dibiarkan berkembang secara terus menerus secara
liar dan tidak termanage dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, salah
satunya dapat mengakibatkan merosotnya citra perusahaan.
Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra
adalah “image: impression, the feeling, the conception wich the public has of a
company; a concioussly created created impression of an object, person or
organization” (Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap
perusahaan; kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi).
Jadi, ungkap Sukatendel, citra itu sengaja perlu diciptakan agar bernilai
positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu
perusahaan atau organisasi. Istilah lainnya adalah Favourable Opinion.
Kegiatan PR erat hubungannya dengan pembentukan citra (image) di mata
khalayaknya (publics). Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations Edisi
Kelima membahas lima jenis citra, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. Citra bayangan (mirror image)
Citra ini melekat pada orang dalam – biasanya pemimpinnya – mengenai
anggapan pihak luar mengenai organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat
sebagi akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan, ataupun
pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu menrgenai
pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
2. Citra yang berlaku (current image)
Adalah kebalikan dari citra bayangan, yaitu citra atau pandangan yang dianut
pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Biasanya citra ini cenderung
negatif karena pengalaman dan pengetahuan orang-orang luar biasanya
terbatas. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi
yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
3. Citra yang diharapkan (wish image)
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra
ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang
diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada;
walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa
merepotkan. Namun secara umum, yang disebut citra harapan itu memang
sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
4. Citra perusahaan (corporate image)
Ada pula yang menyebutnya sebagai citra lembaga, adalah citra dari suatu
organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan
pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di
bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri
yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul
tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset.
Katz, dalam Soemirat, mengemukakan berbagai citra perusahaan datang
dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan,
pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di
sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan. (Soleh
Soemirat dan Elvinaro Ardianto, 2007: 111)
5. Citra majemuk (multiple image)
Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah
perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu
sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Untuk
menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra harus ditekan
seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus
ditegakkan.
Citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya
berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang
sesungguhnya. Itu berarti humas tidak seyogianya ‘dipoles agar lebih indah dari
warna aslinya’, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu citra yang
sesungguhnya dapat dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah terjadinya
musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan menjelaskan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah atau suatu
perilaku yang keliru. (Anggoro, 2005: 69).
Pemerosotan citra sebuah perusahaan dapat dicegah dengan komunikasi
yang baik. Tidak dapat dipungkiri, isu dan konflik pasti akan terjadi namun
dengan komunikasi yang baik isu dan konflik tidak akan berubah menjadi sesuatu
yang negatif bagi perusahaan. Bahkan dengan adanya isu dan konflik dapat
menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus bertahan dan menjadi semakin baik.
a. Komunikasi
Komunikasi merupakan kebutuhan hidup suatu perusahaan. Tidak
mungkin suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatannya tanpa berkomunikasi
dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal. Jadi tidak akan ada
perusahaan yang dapat bertahan tanpa proses komunikasi. Cherry dalam Stuart
(1983) sebagaimana dikutip Hafied Cangara (2005: 18) istilah komunikasi
berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga
berasal dari akar kata bahasa Latin Communico yang artinya membagi.
Dalam garis besarnya, komunikasi adalah proses penyampaian informasi
dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Menurut Everett M. Rogers
seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika membuat definisi: “Komunikasi
adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” Definisi ini
kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama Lawrence Kincaid (1981) dikutip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
oleh Hafied Cangara (2005: 19) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang
menyatakan bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
yang gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.”
Dari berbagai pendapat mengenai definisi komunikasi, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui suatu media sehingga menimbulkan efek tertentu. Artinya
komunikasi dapat terjadi apabila didukung oleh adanya sumber, pesan, penerima,
media dan efek. Harold D. Laswell membuatnya dalam suatu formulasi
pertanyaan, “who says what in which channel to whom and with what effects.”
Komunikasi melibatkan pengirim (sender), pesan (message), media
komunikasi, penerima (receiver). Keefektifan komunikasi bergantung pada unsur-
unsur ini. Misalnya jika si pengirim tidak kompeten atau pesan yang disampaikan
tidak jelas, maka si penerima tidak akan memahami makna dari tanda-tanda yang
diberikan dan proses komunikasi itu pun gagal (Moore, disunting oleh Effendy,
1988: 81).
Perusahaan melakukan komunikasi dengan publiknya melalui PR. Salah
satu ciri kegiatan PR yang khas adalah komunikasi dua arah secara timbal-balik.
Ini mutlak harus berlangsung, jika tidak terjadi dengan sendirinya maka harus
diusahakan agar terjadi (Effendy, 2000: 133).
Komunikasi dalam lingkungan perusahaan merupakan suatu proses yang
mencakup suatu pertukaran fakta, pandangan, dan gagasan diantara suatu
perusahaan dengan publik-publiknya untuk mencapai saling pengertian. Ada tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
butir yang perlu dipertimbangkan: pertama, komunikasi harus melibatkan dua
orang atau lebih; kedua, komunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang
bersifat dua arah; dan ketiga mengandung pemahaman (Moore, disunting oleh
Effendy, 1988: 79).
Dalam menyampaikan pesan, seorang Public Relations Officer (PRO)
harus memperhatikan kondisi masyarakat yang akan dihadapinya. Beberapa teori
mengenai penyampaian pesan (Widjaja, 1993: 89 - 91):
1. One Step Flow Communications (Komunikasi Satu Tahap)Dimana komunikator dapat mengirim pesan (sesuai dengan tujuan
instansinya) langsung kepada komunikan/masyarakat, sehingga akan timbulkemungkinan terjadinya proses komunikasi satu arah (tidak ada respon darimasyarakat) atau proses komunikasi dua arah (adanya umpan balik darimasyarakat). Dalam hal ini PRO harus dapat membedakan pesan-pesan yangdisampaikan dengan cara komunikasi satu tahap, karena pada umumnya PROlangsung bertatap muka sehingga PRO benar-benar menguasai medan.2. Two Steps Flow (Komunikasi Dua Tahap)
PRO dalam menyampaikan pesannya tidak langsung kepada masyarakat,tetapi melalui orang-orang tertentu saja, misalnya para pemuka agama (ulama,tokoh masyarakat, dan sebagainya), karena pemuka masyarakat ini lebihmengetahui sifat dari masyarakat. Misalnya suatu kasus akan diadakan perluasanpabrik, sehingga PRO memerlukan perundingan harga ganti rugi tanah penduduk,maka supaya pesan yang akan disampaikan mencapai sasaran, PRO harusmemberikan pesan itu kepada para pemuka masyarakat terlebih dahulu (formal,nonformal) dan dijelaskan bagaimana manfaat pendirian/perluasan pabrik tersebutyang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Biasanya masyarakat akansimpati terhadap PRO dan pendirian tersebut.3. Multi Steps Communications (Komunikasi Banyak Tahap)
Suatu jenis pesan dari suatu instansi tidak selamanya dapat dilakukandengan cara a dan b, karena ada pesan yang disampaikan melalui bermacam-macam cara, misal PRO dalam memperkenalkan produksinya, disamping lewattatap muka (door to door) dengan mendatangi rumah-rumah penduduk danmenawarkan hasil produksinya, disamping itu juga dipakai cara menggunakanpedagang tertentu kemudian diteruskan kepada masyarakat (two steps flowcommunication). Disamping cara ini juga digunakan melalui pemasangan iklanlewat surat kabar, majalah, radio amatir, RRI dan sebagainya, sehingga langkah-langkah yang ditempuh PRO bermacam-macam (multi steps flowcommunication).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Selain itu komunikasi antara perusahaan dengan publik hendaknya
memiliki peraturan dan norma agar komunikasi yang terjalin dapat dilakukan
dengan lancar dan tanpa hambatan sehingga dapat menyelesaikan aktivitas secara
efisien.
b. Public Relations
Public relations (PR) nampaknya lebih sering disalahpahami
dibandingkan dengan bidang bisnis lainnya. Sebagai contoh, masih banyak orang
yang percaya bahwa PR dapat menciptakan citra yang menguntungkan bagi suatu
organisasi atau instansi. Atau, bahwa PR dapat memoles citra menjadi ‘lebih
indah dari aslinya’. Kesalahpahaman ini bersumber dari dicampur-adukkannya
konsep PR dengan konsep periklanan dan pemasaran.
Pada intinya, konsep PR yaitu senantiasa berkenaan dengan kegiatan
penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan
tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak. Dengan demikian,
PR adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis organisasi,
baik itu yang bersifat komersial maupun non-komersial, di sektor publik
(pemerintah) maupun privat (pihak swasta).
Definisi PR menurut (British) Institute of Public Relations (IPR): ‘PR
adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terncana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya’. (Jefkins, 2002:
2-8). PR memiliki dua pengertian, yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pertama : PR sebagai “method of communication”
kedua : PR sebagai “state of being”
PR dalam pengertian method of communiction merupakan rangkaian atau
sistem kegiatan (order or system of action), yakni kegiatan berkomunikasi secara
khas. Kegiatan komunikasi yang khas itu mempunyai aspek-aspek dan ciri-ciri
sebagai berikut:
- Komunikasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik;
- Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan
persuasi, dan pengkajian opini publik;
- Tujuan yang dicapai adalah tujuan organisasi itu sendiri;
- Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan publik di luar organisasi;
- Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan publik.
PR dalam pengertian state of being adalah perwujudan kegiatan
berkomunikasi tersebut sehingga melembaga, misal dalam bentuk biro, bagian
atau seksi di dalam organisasinya dengan mengangkat seorang pejabat, lengkap
dengan segala keperluannya untuk melaksanakan fungsi PR tersebut. (Effendy,
1989: 95-96)
Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations Principles and
Problems mengemukakan tiga fungsi PR yaitu:
1. Mengabdi kepada kepentingan umum (It should serve the public’s interest).
2. Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (And stress good morals
and manners).
Ruang lingkup tugas PR terbagi dua, yakni ke dalam dan ke luar. Tugas
PR ke dalam antara lain: membina sikap mental karyawan agar tumbuh ketaatan,
kepatuhan dan dedikasi terhadap perusahaan dalam diri mereka, menumbuhkan
semangat corp yang sehat dan dinamis, serta mendorong tumbuhnya kesadaran
perusahaan. Sedangkan tugasnya ke luar yaitu: mengusahakan tumbuhnya sikap
dan citra (image) publik yang positif terhadap semua kebijakandan langkah-
langkah perusahaannya. (Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, 2007:89)
Pada intinya, seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi, baik
komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan (antara pemimpin dengan karyawan
atau antarkaryawan) maupun komunikasi anatara perusahaan dengan pihak luar
(dengan pemasok, dengan konsumen, dengan masyarakat sekitar).
Adapun untuk bisa melaksanakan tugasnya, menurut Onong Effendy
(1995: 124), seorang public relations perlu melalui 4 tahap agar program-program
yang dijalankan tepat sasaran, yaitu:
1. Penelitian (Research)
Tahap ini merupakan kegiatan mendapatkan data dan fakta (fact finding) yang
erat sangkut-pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan
harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap penelitian ini, Public
Relations berusaha mencari keterangan yang merupakan data faktual. Untuk
itu PRO harus mampu mengadakan perbandingan, pertimbangan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
penilaian, sehingga akhirnya dapat diperoleh kesimpulan sampai dimana
derajat kebenaran dari data yang diperoleh.
2. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini Public Relations melakukan penyusunan daftar masalah
(problem). Dengan adanya daftar masalah tersebut akan dapat dilakukan
pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan sekaligus menentukan
orang-orangnya yang akan mungkin dihadapi kelak ditulis dan disusun
dengan rapih dan jelas. Demikian pula pemikiran-pemikiran yang mungkin
dapat memecahkan masalah tadi. Kegiatan perencanaan merupakan salah satu
tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan Public Relations secara
keseluruhannya.
3. Penggiatan (Action)
Pada tahap ini, penggiatan (action) dari kegiatan Public Relations merupakan
kegiatan komunikasi. Bahkan ahli purel Cutlip dan Center menanamkan tahap
penggiatan: “Communicating” (pentahapan proses purel menurut Cutlip dan
Center adalah fact finding – planning - communicating - evaluation).
4. Evaluasi (Evaluation)
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan kehumasan
benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasar hasil atau tidak. Tanpa
diadakannya kegiatan evaluasi, tidak akan diketahui sampai dimana
kelancaran kegiatan Public Relations yang telah berlangsung.
PR merupakan seluruh rangkaian kegiatan komunikasi guna mencapai
tujuan suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan diarahkan untuk menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publik, karena perusahaan
sangat membutuhkan kepercayaan dari publik guna memperoleh rasa hormat yang
nantinya akan berpengaruh terhadap pembentukan opini dan citra. Untuk
mencapai hubungan yang efektif antara semua pihak, maka hubungan itu harus
dapat diterima secara timbal balik ke dalam, ke luar, ke atas, dan ke bawah.
Unsur-unsur dasar dari PR adalah memberikan informasi kepada publik,
membujuk dan mengintegrasikannya. Yang artinya selain untuk memberikan
informasi kepada publik, PR juga bertujuan untuk memelihara pengertian yang
lebih baik dari sikap publik kepada perusahaan dan langkah-langkah positif harus
terus dilakukan untuk memperoleh pengertian dan itikad baik dari publiknya.
Rincian kegiatan PR begitu luas, namun pada intinya tetap bertujuan untuk
menjaga hubungan baik dengan publik-publik perusahaan. Dan salah satu bentuk
menjaga hubungan baik dengan publik ekternal perusahaan. Dalam hal ini
komunitas, adalah dengan melakukan kegiatan community relations.
c. Community Relations
Makna komunitas (community) di sini adalah sekumpulan individu yang
mendiami suatu lokasi dan biasanya memiliki kepentingan yang sama. Hallahan
dalam Iriantara mengungkapkan dalam praktik PR yang mutakhir, yang
cenderung mengganti dan mengubah istilah public dengan community, komunitas
adalah semua stakeholder yang dilayani organisasi (Iriantara, 2004: 22).
Hubungan antara sebuah korporat dan komunitas itu disebut sebagai wujud
tanggung jawab sosial korporat. Seperti fungsi PR, community relations adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
partisipasi dari korporat yang terencana, aktif, dan terus-menerus dengan
masyarakat, dalam rangka memelihara dan meningkatkan lingkungannya untuk
memperoleh keuntungan, bagi korporat maupun bagi komunitas.
Community relations yang baik adalah sebuah kerjasama yang saling
menguntungkan, bukan sekadar suatu donasi keuangan atau kedermawanan untuk
mendanai proyek masyarakat. Bagi korporat, sifat amal dengan memberikan
bantuan mungkin dipandang cukup untuk membangun hubungan yang baik.
Namun belum tentu komunitas berpikiran yang sama. Bisa juga komunitas
berpikir bahwa membina hubungan yang baik itu dengan memberikan prioritas
bagi warga sekita untuk bekerja di perusahaan, misalnya.
Menurut penelitian Chambers atas praktik tanggung jawab sosial korporat
di 7 negara Asia, yang dikutip oleh Yosal Iriantara dalam bukunya Community
Relations Konsep dan Aplikasinya (2004: 50), yang dipandang menjadi bagian
dari kepedulian korporat itu mencakup 3 aspek yaitu (a) keterlibatan dalam
komunitas, diantaranya pengembangan masyarakat (communtiy development),
konservasi lingkungan hidup, pendidikan dan pelatihan, kegiatan keagamaan dan
olahraga; (b) pembuatan produk yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
adalah lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja, sumber daya manusia
dan etika; (c) employee relations, yaitu kesejahteraan pekerja dan keterlibatan
pekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Kerangka Pemikiran
Semakin besar sebuah perusahaan, semakin kompleks juga tugas serta
permasalahan yang dihadapi. Lingkungan perusahaan, baik internal maupun
eksternal sangat berpengaruh terhadap kinerja dan juga eksistensi sebuah
perusahaan. Untuk itu diperlukan PR dalam membangun sebuah komunikasi dan
hubungan yang baik antara pihak-pihak yang terkait langsung dengan perusahaan.
Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sangat diperlukan
karena perusahaan hidup dan beroperasi di lingkungan masyarakat. Hubungan
yang baik berguna untuk saling menjaga dan agar tidak saling mengganggu antara
pihak satu dengan pihak yang lainnya. Sebab itu, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh PR sebaiknya tidak hanya berorientasi pada keuntungan
perusahaan tetapi juga harus memikirkan masyarakat. Elemen masyarakat menjadi
penting karena mau tidak mau sebuah perusahaan hidup di wilayah mereka.
Perusahaan harus ikut memikirkan “hidup” mereka dengan cara memberikan
kontribusi yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan oleh PR dan diperuntukkan bagi masyarakat
biasanya bersifat sosial serta mempunyai tujuan ikut membantu mensejahterakan
masyarakat itu sendiri. PR harus memiliki program yang jelas dan terpadu
sehingga di dalam pelaksanaannya tidak terdapat hambatan yang menyulitkan.
Selain itu PR juga berkepentingan dalam menangani krisis. Kegiatan yang
dilakukan PR juga tidak lepas sebagai upaya antisipasi terjadinya krisis. Namun
bila krisis tidak lagi dapat dihindarkan, PR harus memiliki strategi khusus untuk
segera menanganinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Pada akhirnya, jika semua hal tersebut dapat terlaksana, maka simpati serta
dukungan akan mengalir tulus dari masyarakat untuk perusahaan. Citra positifpun
akan terbentuk secara perlahan dan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan
dalam menikngkatkan kinerja serta eksistensinya.
Bagan 3. Kerangka pemikiran
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang didukung data
kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran mengenai
gejala-gejala atau realitas-realitas agar dapat memberikan pemahaman
(understanding,verstehen) mengenai gejala atau realitas.
Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan analisis cermat terhadap suatu
fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan penghimpunan
fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Gunung Madu Plantations (GMP)
Lampung, terutama pada bagian public relations yang berhubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
masyarakat sekitar. GMP sebagai salah satu perusahaan besar di daerah yang baru
dibuka untuk perkebunan tebu (Sumatera), maka penulis tertarik mengetahui lebih
jauh mengenai kegiatan community relations yang dilakukan GMP untuk menjaga
hubungan dengan masyarakat Lampung.
3. Jenis Data
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua jenis data, yaitu :
1. Data primer, data yang diperoleh melalui informasi langsung perseorangan
yang ditunjuk sebagai informan melalui wawancara dan juga data yang
diperoleh melalui observasi.
2. Data sekunder, data yang diperoleh dengan mengutip serta mengumpulkan
keterangan dari sumber lain seperti surat kabar, dokumen, dan sebagainya
dengan tujuan untuk melengkapi data primer.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis akan mengumpulkan data melalui beberapa cara,
yaitu :
1. Wawancara
Data dikumpulkan dengan mengadakan wawancara langsung antara peneliti
dengan narasumber dan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang
sedang diteliti oleh penulis. Pertanyaan yang diajukan mengarah pada
masalah yang hendak dituju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Observasi
Observasi penelitian dilakukan dengan pengamatan secara langsung di
lapangan. Fungsi dari pengamatan dalam penelitian ini adalah menjelaskan
secara merinci peristiwa yang terjadi. Pengamatan dilakukan secara pasif
dengan fokus penelitian yaitu hasil kegiatan community relations GMP di
tahun 2011. Dengan observasi bisa diketahui kondisi dari hasil kegiatan
community relations yang menunjukkan apakah memang hasil dari kegiatan
tersebut telah dimanfaatkan atau hanya sekedar dimiliki saja tetapi tidak
dimanfaatkan oleh masyarakat.
3. Studi pustaka
Pengumpulan data dan teori yang mendukung dari buku-buku referensi dan
literatur yang relevan, serta informasi non manusia seperti dokumen,
selebaran-selebaran yang ada di GMP.
5. Teknik Sampling
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informannya
berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang
berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi
sumber data yang mantap (Sutopo, 2006: 64). Apabila jawaban informan dirasa
kurang lengkap maka pemilihan responden dapat terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan penelitian dan kemantapan penelitian. Dengan kata lain, sumber data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian (Nawawi, 1995: 157).
Yang menjadi informan atau narasumber yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Pejabat Divisi PR GMP
Pejabat Divisi PR GMP dipilih menjadi informan utama karena merupakan
pelaksana dari setiap kegiatan PR yang dilaksanakan oleh perusahaan.
b) Tokoh Masyarakat Desa Sekitar Perusahaan
Informan yang dipilih adalah tokoh masyarakat yang merupakan
penghubung langsung antara GMP dengan masyarakat. Dengan pertimbangan
masyarakat di sekitar perusahaan yang memiliki sifat tidak terbuka dengan
pendatang.
6. Validitas Data
Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan
dalam penlitian ini, teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik triangulasi data (sumber). Triangulasi data menunjuk pada upaya
peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh
data berkenaan dengan persoalan yang sama (Pawito, 2007: 99). Peneliti
menggunakan beragam sunber data yang berbeda-beda yang tersedia. Dalam
penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data mengenai kegiatan PR PT
Gunung Madu sebagai upaya mempertahankan citra perusahaan di tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Bagan 4. Trianggulasi Sumber
wawancara informan
Data analisis isi dokumen / arsip / catatan
Observasi aktivitas/perilaku
(sumber: H. B. Sutopo. “Metodologi Penelitian Kualitatif” (2006). Hal. 94)
7. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif.
Model analisis ini pada dasarnya terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan
penarikan serta pengujian kesimpulan.
Bagan 5. Model Analisis Interaktif
Sumber : H. B. Sutopo, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, 2006, hal. 120.
a. Reduksi data.
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data
kasar yang dilaksanakan selama proses penelitian.
Pengumpulandata
Reduksi data
Penarikan simpulan/verivikasi
Sajian data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Sajian data
Berupa ceritera sistematis dan logis sehingga makna peristiwanya lebih jelas
dipahami.
c. Penarikan kesimpulan
Dari semua data yang ada, peneliti kemudian menyusun kesimpulan
dilanjutkan dengan verifikasinya.
Apabila kesimpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya mantap
karena kurangnya rumusan data dalam reduksi maupun sajian datanya, maka
peneliti kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus
untuk mencari pendukung simpulan yang telah dikembangkan dan juga sebagai
usaha bagi pendalaman data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
D. Gambaran umum PT Gunung Madu Plantations (GMP)
1. Sejarah dan Perjalanan Awal Perusahaan
Sebelum Perang Dunia I (1930 - 1940), Indonesia khususnya Pulau Jawa
adalah penghasil gula terbesar di dunia dan juga pengekspor gula ke-2 terbesar
setelah negara Kuba. Namun setelah Perang Dunia II (1950 - 1970), banyak
pabrik-pabrik gula yang mengalami kerusakan dan akhirnya tidak dapat
beroperasi lagi. Sementara produksi gula yang menurun akibat perang, konsumsi
gula malah semakin meningkat. Oleh sebab itu sejak tahun 1967 Indonesia
menjadi negara pengimpor gula guna memenuhi kebutuhan akan gula.
Pasca tahun 1970 kesenjangan antara produksi dan konsumsi gula di
Indonesia semakin membesar. Hal ini disebabkan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi nasional dan bertambahnya jumlah penduduk. Pemerintah akhirnya
mencanangkan pengembangan industri gula ke luar Pulau Jawa untuk
meningkatkan produksi gula nasional. Karena keterbatasan dana, Pemerintah
mengundang pihak swasta untuk ikut melaksanakan pengembangan industri gula
ini.
Pada tahun 1975 GMP didirikan untuk menjawab ajakan Pemerintah
tersebut. GMP merupakan perusahaan patungan antara perusahaan swasta asing
dan swasta nasional yang berstatus PMA yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Kuok Investment (Mauritius) Co.,Ltd dari Hongkong. Melalui perusahaan Kuok
ini pinjaman luar negeri diperoleh untuk mendanai investasi. Itulah sebabnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
perusahaan asing ini juga menguasai saham terbanyak. Perusahaan Kuok juga
merupakan perusahaan yang cukup berpengalaman dalam perkebunan tebu dan
bidang pergulaan internasional di Malaysia. Pengalaman itu sangat
menguntungkan GMP dalam menjalankan perusahaan karena pada awalnya lahan
GMP bukan lahan yang produktif untuk perkebunan tebu. Sampai saat ini
perusahaan Kuok tetap menjadi motor penggerak GMP.
2. Lokasi Perusahaan
Areal perkebunan tebu dan pabrik gula GMP terletak di Desa
Gunung Batin, Lampung Tengah—sekitar 90 km arah utara kota Bandar
Lampung, Ibukota Provinsi Lampung. Seluruh areal GMP ini di kelilingi 13 Desa
dan 3 Kecamatan.
Gambar II.1
Lokasi Perusahaan
Sumber : gunungmadu.co.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan
Visi GMP:
Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN
dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang
usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk (diversifikasi).
Misi:
a. Program pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula nasional.
b. Membantu pengembangan daerah sekitar.
c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
d. Meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Nilai Inti:
a. Integritas.
b. Profesionalisme.
c. Produktivitas dan efisiensi.
d. Kesinambungan.
4. Struktur GMP
Adapun struktur organisasi GMP adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Bagan II.1
Struktur GMP
Berdasarkan bagan diatas, masing-masing jabatan memiliki fungsi sebagai
berikut :
General Manager
Bertugas untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan.
Merupakan pimpinan yang bekerja langsung dengan perusahaan.
Plantations
Departemen yang bertugas menjalankan perkebunan dan bertanggung jawab
terhadap operasional untuk menyuplai bahan baku dengan sebaik-baiknya ke
Factory (pabrik) untuk diproses.
Factory
Departemen ini menjalankan tugas dan tanggung jawab operasional dalam
memroses tebu menjadi gula dengan cara yang efisien yang dibantu oleh
Technical Engineering Manager, Processing Manager, dan Mill Boiler
Manager.
GENERALMANAGER
PLANTATIONS R & D FACTORY SBF
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Research and Development (R & D)
Memiliki tugas mengadakan penelitian dan percobaan dalam
mengembangkan kapasitas gula yang dihasilkan yang berkaitan dengan
penanaman dan pengobatan tebu. Terdiri dari Research, Field Monitoring
and Control, Admin R&D, serta LTSC dan Workshop.
Services, Business, and Finances (SBF)
Merupakan pusat administratif perusahaan, terdiri dari :
Medical, Bussiness Administration, Site Accounting, Human Resourches and
General Sevices (HRGS), Security, dan SBF admin.
5. Pengolahan Limbah
Limbah pertanian berupa sisa-sisa tanaman (pucuk tebu dan daun)
dikembalikan ke tanah sebagai mulsa, sehingga menambah kesuburan tanah.
Sementara limbah padat dan limbah cair dari pabrik, tetapi juga dikelola lagi
sehingga bermanfaat, bahkan secara ekonomis sangat menguntungkan.
Limbah padat berupa ampas tebu (bagasse) dimanfaatkan lagi sebagai
bahan bakar ketel uap (boiler) untuk penggerak mesin pabrik dan pembangkit
tenaga listrik untuk perumahan karyawan, perkantoran, dan peralatan irigasi.
Pabrik dan pembangkit listrik GMP tidak menggunakan bahan bakar minyak
(BBM), baik saat musim giling (on season) maupun tidak giling (off season).
Limbah padat lain adalah endapan nira yang disebut blotong (filter cake) dan abu.
Blotong, abu, dan bagasse dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kompos,
yang digunakan lagi di kebun sebagai penyubur tanah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Limbah cair yang dikeluarkan pabrik merupakan limbah organik dan
bukan Limbah B3 (bahan beracu dan berbahaya). Limbah cair ini dikelola melalui
dua tahapan. Pertama, penanganan di dalam pabrik (in house keeping). Sistem ini
dilakukan dengan cara mengefisienkan pemakaian air dan penangkap minyak (oil
trap) serta pembuatan bak penangkap abu bagasse (ash trap). Kedua, penanganan
setelah limbah keluar dari pabrik, melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). IPAL dibangun di atas tanah seluas lebih dari 8 ha, terdiri dari 13 kolam
dengan kedalaman bervariasi dari 2 m (kolam aerasi) sampai 7 m (kolam
anaerob). Total daya tampung lebih dari 240.000 m3, sehingga waktu inap
(retention time) dapat mencapai 60 hari.
E. Public Relations (PR) GMP
1. Kedudukan PR GMP dalam Perusahaan
Departemen SBF membawahi Divisi Human Resources and General
Services (HRGS) yang membawahi External Affairs. PR menjadi bagian dari
divisi ini dan sejajar dengan Legal dan Landmatters. Tujuannya adalah sebagai
salah satu jembatan penghubung antara GMP dengan publiknya. Ini semua
dikarenakan GMP berhubungan dengan banyak lapisan masyarakat, baik yang
berada di dalam kawasan GMP maupun yang berada di luar kawasan. Adapun
kedudukan PR GMP di dalam struktur organisasi perusahaan, dapat dilihat
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Bagan II.2
Kedudukan PR dalam Perusahaan
2. Fungsi Bagian PR GMP
Bagian PR GMP memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik-
publik perusahaan, sehingga kebijaksanaan beserta operasionalisasi
perusahaan dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan
pandangan publik-publik tersebut.
b. Memberi masukan untuk manajemen mengenai jalan dan cara menyusun
kebijaksanaan dan operasionalisasi perusahaan untuk dapat diterima secara
maksimal oleh publik.
c. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan
penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Tugas Bagian PR GMP
Tugas utama PR GMP adalah membangun dan menjaga hubungan baik
dengan publik perusahaan dengan berbagai cara. Seperti yang diutarakan oleh
salah satu personel PR GMP,
“Peran PR di GM, PR sama dengan pelayanan umum. Dalam PR itu kitamelayani dari segi tamu, bagian luar ataupun pemberina bantuan keluar,luas sekali. Melayani dlm bidang yang umum yang ada di GMP.Diantaranya pemberian bantuan, pemberian sosialisasi ataupun tamuperusahaan yang berkunjung, yang mau bertemu dengan pimpinanperusahaan kita terima dulu di depan kemudian kita arahkan dan banyaklagi lah. “ (Muji Sriyanti pada wawancara tanggal 11 April 2012.)
Untuk mengetahui cara-cara yang harus dilakukan dalam menghadapi
publik, khususnya masyarakat sekitar perusahaan, PR GMP rutin mengadakan
penelitian untuk melihat perilaku dan kebutuhan publik dalam rangka
merencanakan kegiatan PR untuk membangun kepercayaan publik. Penelitian
yang dilakukan melalui kunjungan kepada kepala-kepala kampung, pamong-
pamong desa atau desa-desa sekitar. selain itu, PR GMP juga mengelola
komunikasi perusahaan dengan publik-publik melalui media massa, majalah, dan
radio internal. Fungsi majalah dan radio tidak hanya untuk internal tetapi juga
digunakan untuk komunikasi massa secara umum. Majalah dan radio milik PT
GMP diberi nama TAWON.
Selain membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar
perusahaan, PR GMP juga berusaha menjalin dan menjaga hubungan dengan
lembaga-lembaga pemerintahan yang terkait dengan kelangsungan perusahaan
serta lembaga-lembaga lain dalam industri gula dan dengan asosiasi dagang.
Secara rinci, jobdescriptions masing-masing staf PR GMP berbeda-beda. Namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perbedaan ini hanya didasarkan pada tanggung jawabnya sedangkan dalam
pelaksanaanya masing-masing staff selalu bekerja sama dan saling berkoordinasi.
Jobdescriptions itu adalah :
a. Menangani urusan kepamongan, yaitu membantu masyarakat mengurus
masalah kependudukan, SKCK, PBB, surat ahli waris, dan sebagainya.
b. Berkomunikasi dengan desa sekitar, termasuk pemberian allowance,
pelayanan dan survey bantuan, rapat dengan kepala desa, camat, dan
sebagainya.
c. Mengurus administrasi kegiatan sosial perusahaan, laporan bulanan.
d. Kampanye tenaga kerja, yaitu pencarian tenaga kerja buruh tebang dan
tanam.
e. Menangani komunikasi dengan pers, menangani iklan, advertorial dan rilis-
rilis ke media umum.
f. Mengurusi media komunikasi perusahaan yang berupa radio dan majalah
(TAWON), mulai dari pencarian bahan berita atau acara hingga
mendistribusiannya.
g. Mengurus bazar, pameran, penyambutan tamu-tamu perusahaan, pemberian
hadiah, kliping koran, dan lain-lain.
F. Kecamatan Terusan Nunyai dan Bandar Mataram sebagai Lingkungan
GMP
Wilayah perkebunan dan kemitraan GMP berbentuk memanjang dan
melewati 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Terusan Nunyai dan Kecamatan Bandar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Mataram. Sehingga secara otomatis desa-desa yang berada di wilayah dua
kecamatan tersebut menjadi lingkungan GMP. Desa yang secara langsung
menempel pada kawasan perkebunan GMP yaitu Gunung Batin Udik, Gunung
Batin Baru, Gunung Batin Ilir, Bandar Agung, Tanjung Anom, Gunung Agung,
Terbanggi Ilir, Terbanggi Udik dan Terbanggi Mulya.
Sebagai perusahaan yang menempel dengan perkampungan, aktivitas
GMP pasti selalu bersentuhan dengan penduduk. Dari sekian banyak aktivitasnya,
tidak jarang ada hal-hal yang berselisih dengan kepentingan penduduk. Misalnya,
saat musim tebang/panen tebu yaitu pada saat tanaman tebu yang akan dipanen
harus dibakar terlebih dahulu maka asap dari pembakaran tersebut mencapai
perkampungan warga. Dan asap dari kendaraan pengangkut tebu yang
menyebabkan polusi semakin meningkat, apalagi musim tebang biasanya
bersamaan dengan musim kemarau yang kering.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
KEGIATAN COMMUNITY RELATIONS PERUSAHAAN
Sebuah perusahaan besar seharusnya memiliki kebijakan untuk
mengembangkan diri menjadi perusahaan yang unggul dan mempunyai
kredibilitas di mata masyarakat. Kebijakan tersebut harus didasarkan pada asset
yang dimiliki, baik aset sumber daya alam (SDA) maupun aset sumber daya
manusia (SDM).
Aset SDA harus dikelola secara profesional, karena SDA merupakan
modal yang sangat penting untuk menjalankan sebuah perusahaan. Sedangkan
SDM juga harus dikelola dengan baik karena pengelolaan SDA secara tepat
tergantung pula dari kemampuan SDM-nya. Dan kekuatan perusahaan tergantung
dari pegelolaannya. Kekuatan tersebut tergantung pada manajemen ke dalam dan
ke luar perusahaan. Manajemen perusahaan secara profesional merupakan kunci
utama dalam sebuah kekuatan perusahaan. Sedangkan manajemen ke luar
perusahaan merupakan kebijakan yang diterapkan untuk menjadi pendukung
kelancaran produktifitas perusahaan. Manajemen ke luar perusahaan berarti
membina hubungan yang baik dengan publik eksternal perusahaan, seperti
hubungan denga para investor (investor relations), hubungan dengan pers dan
media (press and media relations), hubungan dengan konsumen (consumer
relations) dan juga hubungan dengan komunitas (community relations).
Sudah sepatutnya sebuah perusahaan mengembalikan sebagian
keuntungan yang diperoleh kepada masyarakat, terutama mereka yang tinggal di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sekitar lokasi perusahaan. Ini merupakan bentuk dan wujud tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) dan juga sebagai upaya untuk menciptakan komunikasi timbal
balik perusahaan dengan stakeholdernya.
Usaha menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan masyarakat
melalui kegiatan PR di kalangan masyarakat yang hidup di sekitar perusahaan
akan membantu meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan. Keberadaan
masyarakat itu sendiri bisa mempengaruhi umur suatu perusahaan karena
keberadaan masyarakat dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan
perusahaan.
Pelaksanaan kegiatan PR GMP yang merupakan wujud tanggung jawab
sosial tersebut juga bermaksud mendukung kelancaran operasional perusahaan
dan membantu program pemerintah dengan meningkatkan kemandirian
masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, bidang pendidikan, kesehatan dan
bantuan sarana lainnya.
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai kegiatan community relations
yang dilakukan oleh GMP. Data-data diperoleh dari hasil wawancara dengan 9
informan yang berasal dari GMP dan masyarakat yang tinggal di sekitar
perusahaan serta arsip-arsip GMP.
A. Data Informan Penelitian
1. Informan Internal
Informan internal GMP berjumlah 3 orang yang terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1.1. Ir. Hapris Jawodo (Kepala Bagian PR)
Ir. Hapris Jawodo (47 tahun) adalah karyawan GMP yang menjabat sebagai
kepala bagian public relations. Sebelum berkecimpung dalam manajemen
perusahaan, beliau merupakan pimpinan redaksi tabloid TAWON yang
merupakan tabloid intern GMP.
1.2. Rusmanto, A. Md
Rusmanto, A. Md (45 tahun) merupakan super visor bagian PR. Beliau
bertugas mengurusi hubungan dengan penduduk desa-desa sekitar GMP. Hal-hal
yang menjadi tugasnya adalah masalah kepamongan, kependudukan termasuk
sensus serta CSR perusahaan.
1.3. Muji Sriyanti
Muji Sriyanti (43 tahun) adalah karyawan tetap GMP yang pada awal
karirnya tahun 1992 di bagian purchasing. Kemudian beliau pindah ke bagian PR
dan bertugas mengurusi adminstrasi surat-surat jawaban keluar, menerima tamu
perusahaan serta bagian adminstrasi lainnya termasuk lembur karyawan PR lain
dan donasi-donasi.
2. Informan Eksternal
Informan yang berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan
berjumlah 6 orang, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2.1. Jaeran
Jaeran adalah mantan kepala dusun Sendang Agung RK 7. Masa jabatan
Jaeran yaitu sejak tahun 1981 hingga tahun 2011.
2.2. H. Zulkarnaen HM
H. Zulkarnaen HM (50 tahun) adalah Kepala Kampung Gunung Batin
Baru. beliau sudah dipilih oleh warga untuk menjadi Kepala Kampung sejak tahun
2000.
2.3. Nani Komariah
Nani Komariah adalah sekretaris Kampung Gunung Batin Baru. Beliau
banyak membantu kepala kampung dalam mengurusi masalah kependudukan.
2.4. Anton Irawan
Anton Irawan (27 tahun) adalah Kepada Dusun 5 Terbanggi Ilir,
Kecamatan Bandar Mataram. Anton menjabat sebagai Kepala Dusun 5
menggantikan posisi ayahnya yang telah meninggal dunia.
2.5. Sarimin
` Sarimin (39 tahun) menjabat sebagai Sekretaris Kampung Terbanggi
Mulya, Kecamatan Bandar Mataram. Kampung Terbanggi Mulya sendiri terdiri
dari 7 dusun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2.6. Nisar Adhita A. Md
Nisar Adhita adalah Kepala Kampung Gunung Agung, Kecamatan
Terusan Nunyai.
B. Kegiatan Community Relations GMP
Pada umumnya kegiatan PR GMP tidak berbeda dengan perusahaan
lainnya. Memiliki pengertian PR sebagai ‘state of being’ PR GMP merupakan
sebuah bagian yang mengangkat seorang pejabat serta segala keperluannya guna
melaksanakan fungsi PR itu sendiri.
PR GMP dipimpin oleh seorang kepala bagian yang membawahi 5 orang
personel. Masing-masing personel memiliki tugasnya masing-masing, namun
tetap saling berkoordinasi. Berikut pernyataan Kepala Bagian PR GMP:
“Kalau karyawan kontrak – tenaga skill itu khusus untuk mengurusimajalah TAWON mulai dari reporter, redaktur, capture, trus desainergrafis. Itu khusus untuk majalah TAWON karena dia butuh orang skill.Terus penyiar radio TAWON satu orang karyawan tetap. 3 orang(karyawan tetap) di kantor ini, seperti Pak Rusmanto dan Bu Encismengurusi administratif. Tapi masing-masing orang punya tugas yangberbeda. Kalau Pak Rusmanto itu mengurusi kepamongan, desa-desasekitar, penduduk, kemudian pameran-pameran, pemberian cinderamataketika lebaran, kemudian pembagian allowance (bantuan) insentif kepamong-pamong sekitar, terus sensus-sensus penduduk, administrasiuntuk CSR: mulai dari survey, penentuan lokasi, penghubung dengankepala desa-kepala desa. Kemudian kalau Bu Encis tu banyak diadministratif untuk surat-surat jawaban keluar, penerimaan tamu-tamu,kemudian urusan administrasi lembur, kemudian administrasi donasi-donasi. Kemudian Robi, dia office boy tapi dia karyawan tetap, dia banyakmembantu di ekspedisi surat-surat, juga membantu administrasi Bu Encis.Terus yang harian, Basir itu banyak membantu Pak Rus dalam mengurusCSR, kepamongan dan juga umum. Kemudian Tina juga membantuadminstratif Bu Encis dan juga Pak Rus. Kemudian Mbak Yanti ituresepsionis dan ekspedisi koran-koran.” ( Wawancara dengan HaprisJawodo, tanggal 20 April 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Secara umum, diperoleh dari hasil wawancara, PR GMP telah melakukan
beberapa kegiatan PR yang dijelaskan oleh Bovee and Arens (1986) yaitu:
1. Publicity and press agentry (mengangkat berita tentang seseorang, produk
atau pelayanan yang ditampilkan melalui siaran atau media cetak dan
merencanakan serta melaksanakan kegiatan untuk menarik perhatian dan
menimbulkan publisitas yang merupakan kepentingan yang berkaitan dengan
media). Dalam hal ini, PR GMP juga mengelola media komunikasi internal yang
berupa tabloid dan radio TAWON.
2. Public affairs and lobbying (membuat janji, bekerjasama dengan badan-
badan pemerintah seperti legislatif serta berhubungan dengan urusan masyarakat
melalui pendekatan-pendekatan tertentu). Kegiatan ini dilaksanakan oleh PR
GMP melalui program kemitraan tebu.
3. Promotion and special events management (mempromosikan dan
mengatur kegiatan-kegiatan tertentu melalui iklan, press release, open house, dan
perayaan-perayaan kegiatan tertentu). PR GMP tidak menangai periklanan karena
produk GMP bukanlah produk retail, namun bagian ini dilakukan oleh GMP
dengan intens mengadakan kegiatan pasar murah sebagai bentuk perayaan hari
tertentu.
Selain itu, dari hasil wawancara tersebut juga menjelaskan PR GMP telah
melakukan beberapa jenis kegiatan PR yang dikemukakan oleh Anggoro
(2000:21) seperti:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a. Menyusun serta mendistribusikan sajian berita (news release), foto-foto, dan
berbagai artikel untuk konsumsi media massa.
b. Mengorganisasikan konferensi pers, termasuk acara resepsi dan kunjungan,
c. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa.
d. Menyunting atau memproduksi majalah atau surat kabar internal
e. Memimpin dan mengatur acara-acara pameran dan eksibisi kehumasan,
termasuk juga menyiapkan berbagai macam bahannya.
f. Mengelola berbagai hal yang berhubungan dengan sponsor kehumasan.
g. Mengelola hal-hal seperti kunjungan pihak luar ke perusahaan, atau sebaliknya
kunjungan dari personil perusahaan ke tempat-tempat lain, termasuk mengatur
jadwal penerbangan atau pelayarannya, akomodasi tur, dan sebagainya..
h. Mengumpulkan serta mengorganisir segenap umpan balik dari berbagai sumber
informasi mulai dari kliping koran, berita-berita radio dan televisi, serta
memantau berbagai laporan dari luar.
Salah satu misi dari GMP adalah ikut membantu pengembangan daerah
sekitar perusahaan. Tujuan ini kemudian diwujudkan oleh PR melalui pemberian
bantuan kepada masyarakat di sekitar perusahaan. Bantuan-bantuan tersebut
merupakan wujud dari rasa tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan
untuk mendukung serta menkoordinasikan kegiatan komunikasi perusahaan
dengan semua publiknya. Seperti pernyataan salah seorang personel PR GMP,
“Peran PR di GM (Gunung Madu), PR sama dengan pelayanan umum.Dalam PR itu kita melayani dari segi tamu, bagian luar ataupunpemberina bantuan keluar, luas sekali. Kita mewakili peran inti dariGMP.” (Muji Sriyanti, pada wawancara tanggal 11 April 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Bertrand R. Canfield dalam
bukunya Public Relations Principles and Problems, bahwa salah satu fungsi PR
adalah melayani kepentingan umum (It should serve the public’s interest). Untuk
GMP, berhubungan dengan publik eksternal, khususnya masyarakat sekitar sangat
dibutuhkan. Karena tanpa itu semua, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan
baik bahkan cenderung terhambat. Aset utama dari GMP adalah kebun tebu, yang
sebagian besar diurus juga oleh penduduk sekitar. Jika tidak ada citra yang baik,
maka bisa dipastikan kebun tebu tidak ada yang mengurus dan itu sangat
menghambat kegiatan bagian yang lain. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Bagian PR
GMP,
“Kalau citra sudah baik ya tentu dalam segala urusan kita mudah, kitajadi lebih nyaman bekerja, tidak ada konflik dengan pihak luar. Kemudiankita mau ada urusan keluar juga pasti dilayani. Dan juga tidakmenimbulkan niat orang lain untuk berbuat jahat. Kemudian GMPmisalnya mau mengembangkan investasi keluar Kabupaten LampungTengah mereka sangat welcome. Ini terbukti ketika GMP mengadakankemitraan dengan Tulang Bawang mereka responnya sangat baik. Karenapersepsi yang selama ini mereka terima adalah GMP perusahaan enak,yang baik dalam arti biasanya bermanfaat.”(Hapris Jawodo, padawawancara tanggal 20 April 2012).
Keharmonisan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar
akan menjadi modal untuk membangun perusahaan secara bersama-sama demi
kemajuan bersama juga. Jika perusahaan berkembang, secara tidak langsung
masyarakatpun ikut merasakan dampaknya. Dengan demikian keberhasilan suatu
perusahaan tergantung pula pada bagaimana suatu perusahaan itu mengatur dan
mengkomunikasikan faktor-faktor kepentingan yang ada dan berkaitan dengan
pembinaan masyarakat oleh perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
GMP menyadari benar bahwa tanpa dukungan dari masyarakat sekitar
perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik. Karena itu untuk masalah
kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan sangat diperhatikan. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Kepala Kampung Gunung Agung,
“Kalau menurut saya, selama ini menjabat sebagai kepala kampung sayaliat sosial ekonominya perusahaan GM sama masyarakat sekitar sini,sekitar wilayah saya dari segi positifnya alhamdulillah setiap tahunnyakami mendapat bantuan yang utama yang patut kami syukuri tiap tahunkami mendapat bantuan qurban, yang mana pula masyarakat saya yangbanyak sebagai buruh bilamana musim tebang begini banyak bekerja diperusahaan. Itu yang membantu kami mengurangi pengangguran. Danuntuk lahan-lahan yang kosong, kami selalu sosialisasi pada pihakperusahaan yang menawarkan kemitraan dan alhamdulillah kemitraan itudapat diterima oleh masyarakat saya karena saat ini kan klo mau bertaniitu harus kuat modal, itu juga jadi harapan saya untuk perusahaan inimeningkatkan taraf hidup masyarakat, mayoritas kampung Gunung Agungpetani dan buruh, kalau lagi buka tebang gini ambillah. Itu segipositifnya.”(Nisar Adhita pada wawancara tanggal 27 April 2012)
Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luar sepenuhnya ditangani
oleh bagian PR. Implementasi kegiatan community relations GMP sendiri terbagi
menjadi 3 bidang, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Bidang-bidang tersebut
juga merupakan bagian dari pola tanggung jawab perusahaan.
1. Sosial
Kegiatan dalam bidang sosial paling sering dilaksanakan, karena dalam
bidang sosial terdapat berbagai aspek yang paling sering diperhatikan baik oleh
masyarakat sekitar dan juga media. Bidang sosial terbagi dalam aspek kesehatan,
infrasturktur, pendidikan dan kebudayaan, olahraga, serta bencana alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tidak ada aturan khusus berapa kali sebuah desa boleh dibantu oleh
perusahaan. Semua itu tergantung pada permintaan masyarakat dan ketersediaan
perusahaan. Berikut penuturan salah satu personel PR GMP:
“Kalau bantuan juga yang memerlukan bantuan itu harus mengirimkansurat pada kita, salah satu contohnya permintaan greder atau tanah urugkemudian kita survey dulu agar kita tahu seberapa perlu atau tidaknya inikita bantu. Dan nanti kita alokasikan ke belakang, kita koordinasikandengan pimpinan.”(Sri Mujiyanti, pada wawancara tanggal 11 April 2012)
a. Aspek Kesehatan
Salah satu bentuk kepedulian perusahaan akan masalah kesehatan adalah
dengan mengirimkan air bersih, khususnya pada bulan-bulan kering. Mengingat
air bersih adalah salah satu kebutuhan hidup manusia. Dalam tahun 2011, PR
GMP melakukan 140 kali pengiriman air bersih ke desa-desa sekitar, dengan
rincian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel III.1
Tabel Pengiriman Air Bersih per Bulan
No Nama Bulan Pengiriman Air Bersih
1. Januari 7 kali
2. Februari 5 kali
3 Maret 4 kali
4. April 3 kali
5. Mei 6 kali
6. Juni 22 kali
7. Juli 8 kali
8. Agustus 3 kali
9. September 27 kali
10. Oktober 18 kali
11. November 35 kali
12. Desember 3 kali
Sumber : Arsip PR tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Selain rutin mengirimkan air bersih, PR GMP juga membantu acara yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat antara lain kegiatan bersih-bersih
sungai pada tanggal 10 Maret 2011, kegiatan jalan sehat pada tanggal 25 Maret
dan 20 Oktober 2011. Selain itu, GMP juga memberikan donasi untuk Gebyar
Hari Dokter Indonesia Cabang Lamteng pada tanggal 16 Juli 2011 dan juga
National Seminar on Health pada tanggal 12 Desember. (Sumber: Arsip PR tahun
2011)
Secara umum, GMP juga menyediakan Medical Centre yang berada di
kawasan perkebunan tebu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Berikut penuturan supervisor PR GMP pada wawancara tanggal 6 April 2012:
“Keberadaan medical centre boleh digunakan untuk masyarakat, hanyadikenakan penggantian obat.”(Rusmanto, pada wawancara tanggal 6 April2012).
b. Aspek Infrasturktur
GMP membantu desa sekitar untuk membuka jalan, meratakan jalan,
pembuatan jembatan penghubung antardesa dan juga membangun sarana ibadah
ataupun kantor pemerintahan. Selama tahun 2011, GMP membantu mengirimkan
greder dan tanah urug baik untuk meratakan jalan ataupun membangun kantor
pemerintahan sebanyak 13 kali. Selain itu, PR GMP juga membantu
menyediakan material bangunan dan truk sampah untuk kepentingan masyarakat
seperti membangun masjid, balai kampung, madrasah, dan lain-lain.
a. Aspek Pendidikan dan Kebudayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
PR GMP menyalurkan honor guru, menerima kunjungan dari instansi
pendidikan serta donasi untuk kegiatan kebudayaan yang dilakukan oleh
masyarakat sekitar.
Tabel III.2
Kegiatan PR GMP dalam Aspek Pendidikan dan Kebudayaan
Tanggal Kegiatan
6 Januari 2011 Donasi HUT Kampung Tanjung Anom
18 Januari 2011 Peresmian Kampung Sumber RejekiMataram
2 Februari 2011 - Kunjungan IPB Back To Village- Kunjungan SMKN 1 Menggala
5 Februari 2011 - Donasi Pentas Seni Awal Tahun- Donasi Seminar Katahanan Pangan,
BEM UNILA- Donasi Lomba Mading & Cepat Tepat,
THP UNILA.- Donasi acara Maulud Nabi Muhammad
SAW Dusun Sendang Agung19 Februari 2011 Bantuan honor guru SDN I dan V
Mataram Udik
26 Februari 2011 Donasi Pekan KSDA Himbio FMIPAUNILA
25 Maret 2011 Acara HUT Provinsi Lampung
29 Maret 2011 - Donasi untuk Terbanggi ilir dalam lombadesa tingkat Kabupaten
- Donasi Muswil I THP UNILA7 April 2011 Donasi acara SOPRES, Sosiologi UNILA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
26 April 2011 Bantuan HUT Propinsi Lampung
31 April 2011 Bantuan Lomba Kampung Terbanggi Ilir
7 Mei 2011 Donasi untuk Gamist UKMFOSSIUNILA
16 Juni 2011 Pengadaan alat musik qosidah PonpesDarul Falah Bumi Nabung Tj. Rejo
5 Agustus 2011 Bantuan dana kegiatan Invitasi Nasional,kelompok studi CSR
11 Agustus 2011 Donasi untuk Kompetisi Peradilan Semutindak pidana korupsi, FH UNILA
21 November2011
Donasi kegiatan malam tahun baru 2012desa Gunung Batin
23 November2011
Donasi HUT ke-38 Kampung BandarSakti
30 Desember2011
Donasi HUT Kampung Tanjung Anom
(sumber : Arsip PR tahun 2011)
b. Aspek Olahraga
GMP juga membantu kegiatan olahraga masyarakat sekitar diantaranya
dengan membantu menyediakan sarana olahraga kampung, menjadi sponsor
dalam berbagai kejuaraan olahraga, dan juga menyediakan tempat latihan untuk
berbagai cabang olahraga. Diantaranya menyediakan tempat latihan (training
centre) untuk PSBN dan PSAD. Pemberian sarana kampung biasanya sekaligus
untuk meramaikan perayaan HUT RI tanggal 17 Agustus,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
“Ada dana yang diberikan untuk 17an. Dana tersebut GMP berikan untukkarang taruna karena mereka yang mengorganisasikan pemuda. Adaorganisasi bola dan lain sebagainya.karang taruna yang mengelolanyakemudian digulirkan ke masyarakat.” (Wawancara dengan Komariah padatanggal 21 April 2012)
c. Aspek Bencana Alam
Pada tanggal 21 April 2011, GMP menyalurkan sembako sebagai bentuk
kepedulian terhadap korban bencana puting beliung yang terjadi di Bandar Rejo,
Lempuyang Bandar, Lampung. Bantuan ini juga dijadikan bukti bahwa GMP
tidak hanya memperhatikan masyarakat yang bersebelahan langsung dengan
perusahaan tetapi juga secara global.
Kegiatan sosial yang rutin dilakukan oleh GMP khususnya saat Idul Fitri
dan Idul Adha. Berikut penjelasan dari Supervisor PR GMP:
“Kalau lebaran, Idul Fitri kita memberikan donasi berupa bingkisan guladan dana, selain itu juga kita mengadakan pasar gula murah. Biasanyamenjelang Idul Fitri atau ketika harga gula naik, kita mengadakan operasipasar. Lalu kalau Idul Adha kita berikan kurban untuk desa-desa terdekatdan pondok pesantren seluruh Lampung.”(Rusmanto, pada wawancaratanggal 6 April 2012).
Untuk tahun 2011, dari dokumentasi tertulis GMP menyalurkan total
hewan kurban 68 sapi dan 49 kambing.
2. Ekonomi
GMP berusaha membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
perusahaan dengan menyerap tenaga kerja pada saat musim tebang tiba.
Perusahaan dapat menyerap hingga 8000 pekerja untuk menjadi buruh tebang.
Buruh tebang pada musim panen didatangkan dari berbagai daerah, tidak terbatas
dari Lampung saja. Setiap tahunnya PR GMP memberikan informasi tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
peluang kerja sebagai buruh tebang hingga ke pulau Jawa. Nantinya para buruh
yang bekerja di kebun dapat tinggal di bedeng-bedeng yang telah disediakan oleh
perusahaan.
Bila disesuaikan dengan 3 aspek kepedulian korporat yang diungkapkan
oleh Yosal Iriantara (2004:50) penyediaan bedeng-bedeng sebagai tempat tinggal
buruh cukup menggambar bentuk kepedulian GMP yakni aspek employee
relations, yaitu kesejahteraan pekerja. Namun GMP kurang memperhatikan 2
aspek lainnya yaitu keterlibatan dalam komunitas, diantaranya pengembangan
masyarakat (communtiy development), konservasi lingkungan hidup, pendidikan
dan pelatihan, sumber daya manusia dan etika.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kampung Gunung Batin Baru:
“Dengan masyarakat Gunung Batin khususnya ya banyak juga tenagakerja disana, cuma sayang yang jadi tenaga kerja Cuma buruh saja.Untuk perkantoran tidak ada orang Gunung Batin Baru. Cuma klo buruhbanyak.”(Zulkarnaen, pada wawancara tanggal 21 April 2012).
Penjelasan ini juga ditambahkan oleh sekretaris Kampung Gunung Batin
Baru:
“Ada pertanyaan kenapa sih cuma orang luar saja yang bisa jadikaryawan. Sedangkan kami yang pribumi seolah-olah disepelekan? Lantasseperti terjadi kesenjangan sosial. Dan minta kami itu ada lah perwakilantiap tahunnya dari kampung misalnya ada yang di staf. Jangan hanyasebagai buruh tebang. Yang memiliki (kualitas) SDM yang tinggi jugapasti ada. Nah timbul pertanyaan ada apa dan kenapa? Cuma kenapamasyarakat itu enggak mau memprotes enggak mau (bertanya) ke ataskarena dari GMP sendiri selalu memberikan bantuan jadi kami tadi yajadi tenggang rasa. Jadi cukup hanya dipendam dalam hati.”(Komariah,pada wawancara tanggal 21 April 2012).
Kemudian Komariah menambahkan harapan dan sarannyanya bagi GMP
agar bisa lebih memajukan perekonomian masyarakat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
“Minimal kalau bisa ya ada pembinaan tiap tahun. Yang diharapkan kamiwaktu itu, kami kan pernah ya waktu itu ada hearing juga dengan GMP,diharapkan itu GMP memiliki program untuk masyarakat kampungmisalnya ada pembiaan di UP2K untuk ibu-ibu. Seperti pembinaanbagaimana sih dengan dana yang sedikit bisa mengembangkan usahakewirausahaan atau mungkin kemitraan tapi bukan hanya untuk bapak-bapak gitu loh. Tapi untuk ibu-ibu juga. Itu pernah dijanjikan GMP tapisampai hari ini belum terelaisasi.”(Komariah, Sekretaris KampungGunung Batin Baru.)
Program kemitraan tebu juga merupakan salah satu upaya GMP dalam
meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Karena program ini
melibatkan langsung perusahaan dengan masyarakat yang memiliki lahan untuk
ditanami tebu. Hasil panen tersebut kemudian dibagi antara GMP dengan pemilik
lahan.
3. Lingkungan
Masalah lingkungan juga sangat diperhatikan oleh GMP. Diantaranya
dengan mengolah limbah sehingga tidak merusak atau menjadi polusi untuk
lingkungan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya empang yang tetap bersih,
empang-empang tersebut juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk memancing
ikan. Perusahaan sengaja menebar benih ikan untuk membuktikan bahwa
keberadaan pabrik tidak merusak lingkungan dan tetap membawa manfaat bagi
masyarakat. Limbah padat yang dihasilkan juga diolah sehingga dapat menjadi
bahan bakar pembangkit listrik lokal. Seperti yang dicantumkan pada company
profile GMP:
“Ampas tebu atau bagasse dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahanbakar ketel, yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik untuk memenuhikebutuhan internal di sektor produksi dan domestik hampir sepanjangtahun (di dalam maupun di luar musim giling). Jaringan distribusi listrikinternal ini telah menjangkau hampir seluruh sentra kegiatan di kawasanperkebunan hingga radius 30 km dari pusat pembangkit di pabrik.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Selain itu, GMP juga ambil bagian sebagai donatur dalam acara Hari
Lingkungan Hidup 2011 pada tanggal 26 Mei dan Peringatan Hari Cinta Puspa
dan Satwa serta Sosialisasi Teknologi Ramah Lingkungan pada tanggal 17
September 2011. (sumber: Arsip PR tahun 2011)
Polusi udara lebih sering membuat masyarakat resah, karena membakar
tanaman tebu dibutuhkan oleh perusahaan pada masa panen, sehingga dapat
mengurangi kesulitan dan mengusir hewan-hewan berbahaya yang berada di
sekitar kebun. Namun hal ini sering menjadi keresahan untuk penduduk sekitar.
Asap hitam yang panas dan menyesakkan dada serta abu sisa hasil pembakaran
dapat mengotori apapun yang menyentuhnya. Seperti penuturan beberapa kepala
kampung:
“Ya dampak lingkungan ya sangat bagus untuk lingkungan, tapi adadampaknya juga untuk masalah ini. Tapi sekarang sudah berkurang.Pembakaran tebu, itu banyak keluhan masyarakat. Tapi alhamdulillahmasih bisa kita urus. Ya alhamdulillah tidak ada gejolak, tapi masyarakatbanyak yang mau protes. Masalah debunya itu kan, polusinya itu. Tapisekarang sudah berkurang karena sudah tidak musim pembakaran tebulagi,”(Zulkarnaen, pada wawancara tanggal 21 April 2011)
“Himbauan saya kepada pihak perusahaan, kalau membakar tebu, kalaujauh sih enggak masalah, kalau deket (jadi) pencemaran. Dimana rumah-rumah, untuk minum, di sini enggak semua tempat minum, tempat mandiatau menjemur pakaian di dalam rumah ya itu dampak debunya. Ya ituharapan kami.” (Nisar Adhita, pada wawancara tanggal 27 April 2011)
Pihak perusahaan berusaha mengatasinya dengan cara melakukan
pembakaran pada malam hari untuk mengurangi udara panas yang dihasilkan,
khususnya untuk wilayah kebun yang dekat dengan pemukiman penduduk. Hal ini
dijelaskan oleh Kepala Dusun 5 Terbanggi Ilir,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
“Kalau bakar tebu gini yang dekat kampung kan malam hari, jadi enggakbegitu panas. Jadi enggak mengganggu.” (Anton Irawan, pada wawancaratanggal 27 April 2012)
C. Waktu dan Biaya Pelaksanaan Kegiatan
Waktu bantuan sangat flexible, tergantung pada situasi dan kondisi
masyarakatnya. Pemberian bantuan rutin dilaksanakan sesuai dengan kalender
event yang telah ada. Terutama setiap perayaan kemerdekaan Indonesia pada
bulan Agustus, saat Idul Adha, dan lain-lain. Seperti yang dijelaskan Hapris
Jawodo pada wawancara tanggal 20 April 2012:
“Tapi kita sudah punya agenda rutin setiap tahun seperti 2011 kita sudahtahu lebaran kapan jadi kita siapkan kartu ucapan lebaran, gula untukbingkisan lebaran, lalu pameran pembangunan di Way Halim itu tanggalberapa, biasanya menjelang 17-an jadi ketahuan apa-apa yang perludisiapin, kemudian pameran Lampung Ekspo biasanya sekitar bulanSeptember-Oktober, rencana kampaye tebang itu biasanya kita juga sudahtahu jadi kita sudah punya agenda rutin yang memang sudah kitarencanakan setiap dari awal,”(Hapris Jawodo, pada wawancara tanggal20 April 2012).
Sedangkan bantuan lain disesuaikan dengan permintaan masyarakat
(melalui proposal) dan kesepakatan dengan pihak GMP. Hal ini dijelaskan oleh
personel bagian PR GMP:
“Kalau kunjungan ya, dari pihak sana harus mengirim surat terlebihdahulu kepada kami atau perusahaan, lalu kita koordinasi denganpimpinan, buatkan surat balasan tanggal dan waktunya kita tentukan.Kalau bantuan juga yang memerlukan bantuan itu harus mengirimkansurat pada kita, salah satu contohnya permintaan greder atau tanah urugkemudian kita survey dulu agar kita tahu seberapa perlu atau tidaknya inikita bantu. Dan nanti kita alokasikan ke belakang, kita koordinasikandengan pimpinan.”(Muji Sriyanti, pada wawancara tanggal 11 April2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Perrnyataan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan salah seorang
mantan Kepala Dusun Sendang Agung dan Sekretaris Kampung Terbanggi Mulya
“Bantuan air itu disini stiap musim kemarau dikirim, terus kalau ada jalanrusak juga dibantu. Setiap tahun, setahun bisa 2 – 3 kali. Kalau jalanrusak minta bantuan Gunung Madu pasti dikasi, tinggal lapor. Apalagikalau orang seperti saya ini, minta dari rumah saja, lewat telfon yadikirim. Tapi kalau kepala dusun yang baru ini harus pakai surat.”(Jaeran, mantan Kepala Dusun Sendang Agung, pada wawancara tanggal21 April 2012).
“Secara langsung, lewat perantara juga. Karena kan kadang ada yangmendata dari perusahaan, ada yang kerja di perusahaan, jadi secaralangsung bisa melalui perantara juga bisa.“ (Sarimin, SekretarisKampung Terbanggi Mulya, pada wawancara tanggal 27 April 2012).
Dari hasil wawancara ini, diketahui bahwa metode penyampaian pesan
yang dilakukan oleh PR GMP kepada masyarakat sekitar adalah dengan two steps
flow (komunikasi dua tahap). Yaitu PR dalam menyampaikan pesannya tidak
langsung kepada masyarakat, tetapi melalui orang-orang tertentu saja, misalnya
para pemuka agama (ulama, tokoh masyarakat, dan sebagainya), karena pemuka
masyarakat ini lebih mengetahui sifat dari masyarakat (Widjaja, 1993:90).
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan PR yang diwujudkan bantuan-
bantuan fisik dan nonfisik juga tergantung permintaan dan kesepakatan dari GMP.
Berikut pernyataan personel bagian PR GMP:
“Evaluasinya mengenai biaya, besarnya biaya yang dikeluarin berapa kankita melibatkan dari divisi lain.”(Muji Sriyanti, pada wawancara tanggal11 April 2012)
Hal ini tidak sesuai dengan 4 tahapan yang perlu dilakukan oleh PR agar
programnya tepat sasaran (Effendy, 1995: 124) yaitu penelitian (research),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
perencanaan (planning), penggiatan (action) dan evaluasi (evaluation). Hal ini
sedikit-banyak mempengaruhi PR dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan
penelitian, PR akan mendapatkan data dan fakta (fact finding) yang erat sangut-
pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Dengan perencanaan, PR dapat
membuat daftar permasalahan beserta segala persiapan dan solusi yang dapat
dilakukan sekaligus orang-orangnya yang mungkin akan dihadapi kelak. Dengan
begitu, saat penggiatannya terarah dan kegiatan komunikasinya tepat. Dan setelah
itu, evaluasi dilakukan agar PR dapat mengetahui apakah kegiatan komunikasi
yang telah direncanakan benar-benar berhasil atau tidak.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan PR yang tepat sasaran dan tepat guna dapat membantu
memberikan motivasi kepada masyarakat sekitar untuk secara tulus mendukung
operasional sebuah perusahaan di daerah mereka. Hal ini dikarenakan telah
terciptanya keterikatan antara penduduk karena mereka ikut merasakan manfaat
dari kehadiran perusahaan di daerahnya.
PR dengan segala macam kegiatannya, tentu memerlukan dukungan dari
bagian lain dalam perusahaan. Dan kerjasama yang baik dengan setiap bagian di
dalam perusahaan merupakan salah satu faktor pendukung dalam setiap kegiatan
PR, seperti pernyataan Kepala Bagian PR GMP:
“PR ini sebenernya gak punya apa-apa. Tetapi harus menyediakan semuayang dibutuhkan masyarakat. Jadi salah satu faktor pendukung adalah PRtidak bisa bekerja sendiri. Kita mau mengirimkan bantuan misalnya untukmembuat tiang gawang, ya tentu kita meminta bantuan dari civil andfacility dalam pembuatannya. Kemudian kita mau pakai traktor untukmenimbun jalan atau jembatan, tentu kita minta bantuan dari departemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
plantations. Kita mau kirim peralatan pameran dan segala macam yangkita perlu kendaraan truk, ya kita minta bantuan dari semua departemenyang punya truk. Kita mau membersihkan lapangan untuk olahraga didesa-desa, perlu slasher dari pihak lain, kita kan enggak punya.” (HaprisJawodo, pada wawancara tanggal 20 April 2012).
Namun bukan berarti setiap kegiatan PR melibatkan departemen lain, beberapa
kegiatan lain dapat PR lakukan sendiri, seperti penjelasan Kepala Bagian PR:
“Kecuali hal-hal lain yang bisa kita lakukan sendiri seperti donasi-donasiatau masalah desain iklan, pembuatan koran, radio itu memang full darikeahlian kita.”(Hapris Jawodo, pada wawancara tanggal 20 April 2012).
Idealnya kegiatan PR dilaksanakan dengan memanfaatkan kemampuan
masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka baik dalam segi ekonomi,
sosial serta lingkungan. Namun pada prakteknya hal ini bukan sesuatu yang
mudah. Ada hambatan yang harus dihadapi dalam melaksanakan kegiatan PR ini.
Banyaknya permintaan masyarakat untuk dilayani adalah salah satu hambatannya,
seperti penuturan Kepala Bagian PR:
“Permintaan masyarakat itukan banyak, hambatannya itu terlalu banyakpermintaan dari desa yang sama tapi pada waktu yang berbeda-beda. Kanitu repotnya seperti ini, misalnya ini minta bantuan slasher untuk diGunung Batin Udik oke kita sudah kirim ke sana eh tiba-tiba hari iniminta lagi untuk yang di sini, besok datang lagi untuk yang di sini.Padahal kalau itu mereka sekaligus kan slasher bisa sekalian jalan, pagikesana kemudian siang ke tempat selanjutnya. Tapi ini kan merekakeperluan dan suratnya berbeda-beda. Tapi kalau yang lain enggak ada,mereka welcome.”(Hapris Jawodo, pada wawancara tanggal 20 April2012).
Berita yang sedang berkembang dalam masyarakat juga bisa menjadi salah
satu faktor penghambat dalam kegiatan PR. Karena pada kenyataannya, berita-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
berita di media dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat, Hapris
menambahkan penjelasannya:
“Hanya saja selalu saja ada kelompok orang yang berusaha untukmencari-cari masalah untuk keuntungan pribadi. Yang sebenarnya itutidak perlu terjadi. Misalnya sekarang lagi ricuh masalah Mesuji, HGUdan segala macam, ada sekelompok orang yang mencoba-coba untuk ikut-ikutan seakan-akan mereka juga dapat peluang, padahal tidak adapeluang sama sekali.” (Hapris Jawodo, Kepala Bagian PR GMP).
Di sinilah keahlian PR diperlukan. Bagaimana seorang PRO harus mampu
mempertahankan citra perusahaan yang telah tercipta.
Tidak jarang seorang PRO menggunakan cara komunikasi yang tidak
mampu memperjelas apa yang ia ingin sampaikan sehingga publik sasaran itu
keliru menafsirkannya. Kesalahan seperti itu mungkin saja terjadi, apalagi publik
yang dihadapi terdiri dari banyak kepala dan masing-masing personal memiliki
pola pikir yang berbeda. Namun itulah alasan mengapa seorang PRO harus pintar
dalam merencanakan kegiatan komuikasinya.
Begitu pula dengan PR GMP dalam menghadapi masyarakat sekitar,
perbedaan kepentingan antara perusahaan dan masyarakat tak jarang
menyebabkan perbedaan persepsi mengenai suatu hal diselesaikan. PR GMP
mencoba menghindari kejadian seperti itu dengan komunikasi yang intensif
dengan masyarakatnya, walaupun tidak melalui pertemuan rutin, seperti
penjelasan kepala bagian PR GMP:
“Dengan komunikasi sambil jalan, karena intensitas komunikasi kalaukita serba mahal maka hubungan interpersonalnya jadi kurang. Kita lebihbanyak silaturahmi langsung ke desa-desa. Itu sesungguhnya kekuatanGMP yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Banyak perusahaan lainyang mungkin bantuannya juga sama atau bahkan lebih dari GMP, tetapikomunikasinya mungkin tidak seintensif GMP. Mereka (desa-desa sekitar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
benar2 menganggap kita sebagai bagian dari mereka, tidak semata-matamemberi tapi tidak ‘tersambung’.”(hapris Jawodo, pada wawancaratanggal 20 April 2012.)
Maksudnya adalah PR GMP berkomunikasi dengan masyarakatnya
melalui silaturahim langsung secara interpersonal dengan kepala desa atau
pamong, dan hal itu dianggap lebih intensif dibanding dengan mengadakan
pertemuan rutin secara bersamaan dengan semua kepala desa. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto mengenai tugas seorang
PR dalam Bab I yaitu mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) publik
yang positif terhadap semua kebijakan dan langkah-langkah perusahaannya.
Berikut ini adalah jawaban dari informan eksternal ketika peneliti
memberikan pertanyaan mengenai citra GMP di mata mereka:
“Saya mengatakan kalau sama dusun sini tu gunung madu sangatperhatian. Artinya kalau Gunung Madu sama desa ini bagus sekali. Jadisemua kebutuhan disini, kalau warga disini mau bicara sama gunungmadu tetep dibantu.” (Jaeran, mantan Kepala Dusun Sendang Agung, padawawancara tanggal 21 April 2012)
“Bagus. Yang jelas GMP sendiri ada kepedulian lah gitu ya, terhadappamong ada kepedulian, terhadap masyarakat sini juga ada kepedulian.Kita sering juga dikasih gula, gitu ya. Jadi ada perhatian gitu ya. Kamisendiri juga tetap berusaha ya apabila ada masyarakat yang kurangpekerjaan atau tidak punya pekerjaan kita arahkan ke sana. Banyak yangjadi tukang tebang tebu, angkat tebu ya tergantung keahlian dankemampuan sendiri-sendiri.” (Sarimin, Kepala Kampung TerbanggiMulya, pada wawancara tanggal 27 April 2012).
“Citra perusahaan sudah bagus. Pertama, masalah citra ya, yang manamasayarakat kami ini beternak dan buruh. Kalau musim tebang beginibuat yang buruh kan di lahan yang luas. Buat yang beternak kami diberijalan untuk ambil rumput. Kalau enggak ada perusahaan gini, kamienggak punya lokasi ambil rumput dimana. Ya alhamdulillah kamidiizinkan perusahaan. Tidak pernah kami ditangkap, asalkan tidakmengambil tebu.” (Nisar Adhita, Kepala Kampung Gunung Agung, padawawancara tanggal 27 April 2012).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
“Kalau di mata saya, di mata masyarakat saya baik. Kita tiap mintabantuan apa-apa gak pernah ditolak. Tetap diusahan, yang jelas lebihenak dengan adanya GMP ini. Kayak jalan yang Mbak lewatin itu, GMyang nimbun, makanya ada jalan.” (Anton Irawan, Kepala Dusun VTerbanggi Ilir, pada wawancara tanggal 27 April 2012).
“Bagus.” (Zulkarnaen, Kepala Kampung Gunung Batin Baru, padawawancara tanggal 21 April 2012).
Dari jawaban-jawaban tersebut dapat diketahui bahwa citra perusahaan
cukup baik di mata mereka. Menurut mereka GMP dikenal sebagai pencipta
lapangan pekerjaan serta pemberi segala jenis bantuan. Namun apabila
direnungkan kembali citra seperti itu tidak dapat menjamin terjaganya citra
perusahaan yang sebenarnya. Karena sesungguhnya bantuan/donasi tersebut tidak
mendidik bagi kehidupan masyarakat. Hal ini malah bisa menjadi sumber masalah
dikemudian hari apabila misalnya perusahaan tidak dapat lagi membantu atau
memberikan bantuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai kegiatan community relations PT Gunung
Madu Plantations (GMP) untuk masyarakat Lampung dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kegiatan Community Relations yang dilaksanakn oleh PR GMP dibagi
menjadi 3 ruang lingkup yaitu ruang lingkup sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
a. Dalam ruang lingkup sosial, kegiatan community relations berupa bantuan
untuk bidang sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan. Diantaranya
dengan memberikan sumbangan untuk korban bencana alam, pengiriman
air bersih, menyediakan medical centre sebagai sarana kesehatan yang
murah, mendukung acara-acara kebudayaan masyarakat sekitar,
menerima dan mendukung kegiatan pendidikan, dan lain-lain.
b. Dalam ruang lingkup ekonomi, kegiatan dipusatkan dengan kampanye
buruh tebang serta pengadaan kemitraan tebu. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat
sekitar.
c. Dalam ruang lingkup lingkungan, kegiatan community relations GMP
memperhatikan manfaat dan mudharat seluruh kegiatan operasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
perusahaan dengan lingkungan sekitar. GMP memperoleh predikat
proper biru yang berarti merupakan perusahaan yang peduli lingkungan.
2. PR GMP kurang menjalankan 4 tahapan PR (research, planning, action, and
evaluation) dengan baik. Research (penelitian) yang dilakukan oleh PR hanya
sebatas kunjungan rutin yang tidak dibarengi dengan pengamatan secara
mendalam. Planning (perencanaan) kegiatan community relations GMP
hanya didasarkan oleh kalender even yang hampir sama setiap tahunnya,
sedangkan setiap tahun pasti akan timbul perubahan. Action (penggiatan) dan
evaluation (evaluasi) dilakukan secara dadakan, tanpa dikoordinasikan dan
dikondisikan dengan baik.
3. Dari hasil wawancara, kegiatan community relations yang telah dilaksanakan
GMP telah mampu membuat citra perusahaan dikenal oleh masyarakat sekitar
sebagai sebuah perusahaan pencipta lapangan pekerjaan dan pemberi segala
jenis bantuan.
4. Bagian PR di GMP merupakan pelaksana dari berbagai kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan publik secara luas. Dengan kata lain, bagian PR
merupakan mediator dan fasilitator dari kegiatan komunikasi perusahaan
dengan publiknya.
5. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan PR GMP secara umum adalah untuk
menghindari konflik dan masalah yang dapat mengganggu jalannya
operasional perusahaan serta menjaga citra perusahaan. Citra yang diharapkan
oleh perusahaan adalah bahwa GMP merupakan perusahaan yang peduli
dengan lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh penulis,
maka penulis ingin memberikan beberapa saran pada PT Gunung Madu
Plantations (GMP), yaitu :
1. Personel bagian PR GMP perlu membekali diri dengan pengetahuan
mengenai Public Relations secara mendalam. Hal ini tentu akan menambah
kemudahan dalam melaksanakan tugas.
2. PR GMP perlu membuat perencanaan program secara baik, tidak sekedar
mengikuti kalender event yang ada. Hal ini dapat mempermudah PR dalam
hal mengatur waktu, biaya, dan lain-lain sehingga dapat mengurangi
kesulitan-kesulitan saat pelaksanaan kegiatan.
3. Setelah mengadakan suatu kegiatan PR, sebaiknya diadakan evaluasi untuk
membahas segala hal, baik dari pelaksanaan, adminstrasi, keuangan dan lain-
lain. Hal ini dapat membantu PR dalam melihat kekurangan dalam
melaksanakan suatu kegiatan sehingga dapat diperbaiki untuk kegiatan yang
lebih baik lagi selanjutnya.
4. Sebaiknya diadakan program pertemuan rutin antara perusahaan dengan
masyarakat sekitar, bukan hanya dengan para kepala kampung/pamong. Hal
ini dapat membantu menumbuhkan kepekaan perusahaan terhadap
masyarakat sekitar. Selain itu, pertemuan rutin juga dapat dijadikan sebagai
bahan penelitian PR serta evaluasi kegiatan PR secara umum.