Ptk

26
A. Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI MIA SMA BABUSSALAM PEKANBARU B. Latar Belakang Fisika sebagai salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji tentang gejala-gejala alam yang dituangkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang kebenarannya harus diuji melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran MIA yang memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memudahkan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat begitu besarnya peranan fisika dalam kehidupan, maka sudah seharusnya kualitas pembelajaran fisika ditingkatkan. Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan penyempurnaan kurikulum. Dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disempurnakan menjadi kurikulum 2013. Perubahan pada kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 saat ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih baik. Menurut kemendikbud kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang bersifat teacher center yang mencakup aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan Kurikulum 2013 ini diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberikan keseimbangan

description

edukasi

Transcript of Ptk

A. Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKANSTRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI MIA SMA BABUSSALAM PEKANBARU

B. Latar BelakangFisika sebagai salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mengkaji tentang gejala-gejala alam yang dituangkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang kebenarannya harus diuji melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran MIA yang memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memudahkan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.Mengingat begitu besarnya peranan fisika dalam kehidupan, maka sudah seharusnya kualitas pembelajaran fisika ditingkatkan. Pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan penyempurnaan kurikulum. Dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disempurnakan menjadi kurikulum 2013. Perubahan pada kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 saat ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih baik. Menurut kemendikbud kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang bersifat teacher center yang mencakup aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan Kurikulum 2013 ini diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Kurikulum 2013 diharapkan dapat memberikan keseimbangan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor secara berimbang, sehingga pembelajaran yang terjadi diharapkan dapat berjalan dengan menyeimbangkan ketiga aspek tersebut, tidak seperti yang selama ini terjadi dimana pembelajaran lebih cenderung mengutamakan aspek kognitif saja. Selain itu, pemerintah juga menyediakan dana yang cukup besar untuk sarana dan prasarana sekolah seperti labor dan buku-buku sebagai sumber belajar. Disisi lain, pemerintah juga gencar melakukan program peningkatan kualitas guru melalui kegiatan seminar, penataran, pelatihan serta program sertifikasi. Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang sulit memahami pelajaran fisika sehingga hasil belajar siswa rendah.Berdasarkan observasi penulis selama melaksanakan praktek lapangan kependidikan di SMA Babussalam Pekanbaru, diperoleh beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena siswa kurang melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa cenderung pasif. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa hanya memperhatikan, mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dan sulit memahami pelajaran fisika. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, seperti yang tertera pada Tabel 1:Tabel 1.Nilai Rata-rata Ujian Harian Kelas XI MIA SMA Babussalam PekanbaruNoKelasJumlah SiswaNilai Rata-rataKKM

1XI2359,5070

(Sumber: Guru fisika kelas XI SMA Babussalam Pekanbaru)Rendahnya nilai ujian harian untuk mata pelajaran fisika kelas XI SMA Babussalam Pekanbaru dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran fisika. Fisika dapat menjadi pelajaran yang menyenangkan apabila dalam pembelajaran fisika di sekolah guru dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.Guru adalah salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran. Guru dituntut dapat menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa terlibat aktif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika sangat penting, menurut Sardiman (2011: 95) Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Jadi keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran menyebabkan pembelajaran itu lebih berarti bagi siswa.Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament. Pada strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament siswa akan diberikan tes, untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Sejalan dengan hal ini Arikunto (2008: 53) menyatakan bahwa Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang dilakukan dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan. Dari hasil tes tersebut seorang guru dapat melihat sejauh mana program yang telah direncanakannya tercapai, sehingga guru bisa memperbaiki dan meningkatkan program selanjutnya. Setelah tes diberikan kepada masing-masing siswa, akan dihitung skor dari hasil tes, selanjutnya akan digabungkan dengan teman satu tim sehingga didapatkan skor tim. Tim yang keluar sebagai pemenang adalah tim yang mendapatkan skor tertinggi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI MIA SMA BABUSSALAM PEKANBARU.C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika kelas XI MIA SMA Babussalam Pekanbaru?.D. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengukur berhasil atau tidaknya penerapan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA SMA Babussalam.E. Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :1. Untuk siswa dapat meningkatkan hasil belajar.2. Guru sebagai acuan masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa.3. Bagi sekolah dapat menjadikan sekolah mempunyai nilai lebih dari segi mutu dan menjadikan bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pemdidikan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya target kurikulum daya serap siswa yang diharapkan. F. Definisi Operasional1. Pembelajaran aktif adalah suatu proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. 2. Learning tournament adalah bentuk sederhana dari turnamen permainan tim.3. Hasil belajar adalah tingkat kemampuan aktual yang dapat diukur dari penguasaaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai usaha individu mengenai apa yang dipelajarinya.

G. Kajian Teori1. Pembelajaran AktifPembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Pembelajaran aktif merupakan bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antara siswa maupun siswa dengan guru. Silberman (2009:9) mengemukakan Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang hanya membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Menurut Uno (2011: 77) Strategi pembelajaran aktif adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa belajar aktif adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.Keberhasilan pencapaian hasil belajar bergantung kepada beberapa ranah. Salah satu ranah yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Suyatno (2009: 107) Secara pedagogis pembelajaran aktif (active learning) adalah proses pembelajaran yang tidak hanya didasarkan pada proses mendengar dan mencatat. Belajar merupakan proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuannya bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan. Menurut Uno (2011: 78) Siswa harus didorong untuk berpikir, menganalisa, membentuk opini, praktik dan mengaplikasikan pembelajaraan mereka dan bukan hanya sekedar menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan guru. Pembelajaran aktif dapat diartikan proses pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa.Beberapa ciri dari pembelajaran aktif sebagaimana yang dikemukakan panduan pembelajaran ALIS (Active Learning In School, 2009) dalam Uno (2011: 75-76) adalah sebagai berikut:a. Pembelajaran berpusat pada siswa.b. Pembelajaran terkait pada kehidupan nyata.c. Pembelajaran mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.d. Pembelajaran mendorong siswa untuk berinteraksi multiarah (siswa-guru).e. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.f. Guru memantau proses belajar siswa.g. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa. Pembelajaran aktif memusatkan pembelajaran kepada aktivitas siswa dan interaksi multiarah antara siswa dan guru. Keaktifan siswa tidak hanya secara fisik tetapi juga secara mental. Silberman (2009: 151) memodifikasi strategi pembelajaran aktif, salah satunya strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament.2. Learning TournamentLearning tournament merupakan bentuk sederhana dari turnamen permainan tim. Silberman (2009: 159) Strategi ini merupakan suatu bentuk yang disederhanakan dari turnamen permainan tim yang dikembang oleh Robert Slavin dan rekannya. Strategi ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim dan dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan.Langkah-langkah atau prosedur strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament yang diungkapkan oleh Silberman (2009: 159):a. Siswa dibagi menjadi sejumlah tim dengan anggota 2 sampai 5 siswa dengan jumlah anggota yang sama (kalau tidak sama, diambil skor rata-rata tiap tim).b. Siswa diberi ringkasan materi oleh guru untuk dipelajari dalam tim secara bersama.c. Guru membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan pengingatan akan materi pelajaran.d. Siswa diberi sebagian pertanyaan oleh guru. Sebutlah ini sebagai ronde satu dari learning tournament. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perorangan.e. Setelah guru mengajukan pertanyaan dan menyediakan jawaban, siswa diperintahkan untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab benar. Selanjutnya guru memerintahkan siswa untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Guru mengumumkan skor dari tiap tim.f. Siswa dalam kelompoknya diminta guru untuk mendiskusikan kembali materi. Kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tes, bagian ini disebut ronde kedua dari learning tournament. Guru memerintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor pertama.g. Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan hasil tanya jawab dan menjelaskan jika ada pemahaman siswa yang keliru. Selanjutnya tim yang memperoleh skor tertinggi diberi reward oleh guru.

Pada learning tournament ini setelah bahan materi diberikan oleh guru, maka siswa diharapkan dapat memahami materi tersebut di dalam kelompok masing-masing. Selanjutnya siswa dihadapkan ke dalam suasana kompetisi dengan harapan akan keluar sebagai pemenang dari turnamen. Dalam pembelajaran, dengan banyak mengerjakan soal-soal latihan dan adanya turnamen, siswa akan lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembentukan kelompok dalam learning tournament, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai lima orang dalam tiap kelompok dan mereka harus bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Lie (2004: 45) mengemukakan bahwa Jumlah anggota dalam suatu kelompok bervariasi mulai dari dua sampai lima menurut tingkat kesukaran suatu tugas yang sedang dikerjakan.Kelebihan dari strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament menurut Silberman (2009: 10-14) :a. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran, seperti dalam kegiatan bertanya pada teman sekelompok, mengeluarkan ide atau menjawab pertanyan teman sekelompok.b. Meningkat aktivitas siswa sehingga siswa tidak hanya diam menerima pelajaran tetapi juga aktif dalam kegiatan pembelajaran.c. Siswa sangat antusias dalam mengikuti turnamen tersebut agar kelompoknya bisa menang.d. Siswa lebih bersemangat dan lebih antusias serta tertantang dalam turnamen agar kelompoknya bisa memenangkan turnamen.e. Terorganisirnya seluruh kegiatan siswa mulai dari memahami konsep materi sampai mengerjakan soal-soal.

3. Hasil BelajarHasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan guru agar melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Depdiknas (2008:15) menyatakan bahwa Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Jadi, untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran dilakukan evaluasi atau penilaian hasil belajar.Hasil belajar juga mencerminkan sejauh mana keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pembelajaran. Menurut Bloom dalam Sudjana (2009: 22) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. a. Hasil belajar ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Penilaian ranah kognitif dapat dilakasanakan pada akhir penelitian melalui tes akhir berupa tes tertulis dan soal-soal pilihan ganda. Hasil belajar pada ranah kognitif menurut Bloom dijelaskan oleh Sudjana (2009: 23-29) yaitu:1) Pengetahuan (knowledge), yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah.2) Pemahaman (comprehension), mencakup untuk menangkap makna-makna dan arti dari bahan yang dipelajari yang terbagi atas tiga kategori, yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman ekstrapolasi. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan.3) Penerapan (application), mencakup kemampuan untuk menerapkan abstraksi (kaidah) berupa ide, teori atau petunjuk teknis pada situasi konkrit.4) Analisis (analysis), mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.5) Sintesis (synthesis), yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagia-bagian kedalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.6) Evaluasi, adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materil, dll.

b. Hasil belajar ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks Sudjana (2009: 30) diantaranya:1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimiliki.5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.Berdasarkan tingkatan-tingkatan di atas terdapat kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan ranah afektif, seperti yang terlihat pada Tabel.

Tabel . Kaitan Antara Kegiatan Pembelajaran dengan Domain Tingkatan Ranah AfektifTingkat(1)Contoh kegiatan pembelajaran(2)

Penerimaan (Receiving)Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap fenomena/stimulus menunjukkan perhatian terkontrol dan terseleksiContoh kegiatan belajar :a. Peka terhadap kondisi atau situasi pembelajaranb. Mau mendengar penjelasan guruc. Mau mencatatd. Tidak mengganggu orang lain

Responsi (Responding)Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi (mendengar) Contoh kegiatan belajar :a. Mengajukan pertanyaanb. Mengerjakan tugasc. Mengungkapkan perasaand. Menanggapi pendapate. Meminta maaf atas kesalahanf. Menunjukkan empati

Acuan Nilai ( Valuing)Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti Contoh kegiatan belajar :a. Menghargai pendapat orang lainb. Menunjukkan perhatian dalam belajarc. Menunjukkan alasand. Menerima suatu nilaie. Mengutamakan suatu nilaif. Komitmen terhadap nilai

(2)Organisasi

Karakterisasi Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem menentukan saling hubungan antar nilai memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana.Contoh kegiatan belajar :a. Rajin, tepat waktub. Berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara independenc. Objektif dalam memecahkan masalahd. Menyarankan pemecahan masalahe. Menilai kebiasaan konsumsif. Aktif dalam kelompokg. Mau bekerja samah. Mengorganisasi suatu sistem nilaii. Bertanggung jawabArti : merupakan falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contoh kegiatan belajar:a. Mengamati tingkah laku siswa lain selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsungb. Disiplin, Menunjukkan ketekunanc. Mematuhi peraturan d. Sopan

(Sumber: http://zaifbio.wordpress.com)c. Hasil belajar ranah psikomotor, berkenaan dengan kerja/aktivitas siswa dalam pembelajaran. Menurut Sudjana (2009: 30) hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan, yakni:1) Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar).2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visul, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.6) Kemampuan yang berkenan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

H. Hipotesis TindakanBerdasarkan kajian teori diatas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut Dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Fisika kelas IX SMA Babussalam Pekanbaru.I. Metode Penelitian1. Penataan penelitianPenelitian dilaksanakan kelas XI MIA SMA Babussalam Pekanbaru tahun pelajaran 2015/2016 pada bulan September-November 2015.Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA SMA Babussalam Pekanbaru yang berjumlah 36 siswa.Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan memecahkan masalah dalam kelas. Penelitian ini dilakukan secara berkolaborasi dengan guru mata pelajaran fisika dengan tindakan berupa penerpan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament untuk meningkatkan hasil belajar siswa.2. Parameter PenelitianParameter yang diamati dalam penelitian adalah:a. Hasil belajar siswa meliputi:1) Daya serap (diambil dari nilai ulangan harian)2) Ketuntasan belajar (diambil dari nilai hasil ulangan harian) b. Aktivitas siswa Aktivitas siswa diukur melalui lembar observasi dengan indikator rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerjasama dan saling menghargai.c. Keterampilan siswaKeterampilan siswa diukur melalui lembar observasi dengan indikator pemilihan alat, pemilihan bahan, merangkai alat/bahan dan prosedur.d. Aktivitas guru diukur dengan menggunakan lembar observasi sebagai data pendukung3. Data dan Instrumen PenelitianData yang dikumpulkan melalui penelitian ini mencakup tiga ranah yaitu ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Masing-masing data dari ketiga ranah dikumpulkan dengan menggunakan cara yang berbeda. Data dari ranah pengetahuan didapat melalui hasil post test dan ulangan harian siswa sedangkan data dari ranah sikap dan keterampilan diukur menggunakan lembar observasi. Data pendukung yaitu aktivitas guru diukur dengan menggunakan lembar observasi.

Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu instrumen perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Adapun instrumen perangkat pembelajaran terdiri dari:1) Silabus2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)3) Lembar Kerja Siswa (LKS)4) Soal learning tournamentSedangkan instrumen pengumpulan data terdiri dari:1) Lembar tesInstrumen ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik dalam ranah pengetahuan. Tes terdiri dari soal evaluasi yang dilakukan di setiap akhir proses pembelajaran dan ulangan harian yang dilakukan di setiap akhir siklus penelitian.2) Lembar Observasi Pesera DidikLembar observasi peserta didik digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik dalam ranah sikap dan keterampilan. Ranah sikap yang diukur meliputi rasa ingin tahu, teliti, bertanggung jawab, kerjasama dan saling menghargai dalam proses pembelajaran. Sedangkan penilaian ranah keterampilan meliputi komunikasi, sistematika penyajian, dan menjawab pertanyaan learning tournament.3) Lembar Observasi Aktivitas GuruLembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam pembelajaran dengan memberikan tanda checklist () pada setiap kategori aktivitas guru yang diamati.4. Prosedur penelitianProsedur dalam penelitian ini adalah :a. Perencanaan TindakanTahap perencanaan kegiatan terdiri dari :1) Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas XI MIA SMA Basussalam Pekanbaru yang berjumlah 36 orang2) Menetapkan waktu dimulainya penelitian yaitu bulan September-November 20153) Menetapkan jumlah siklus penelitian dan materi pembelajarana) Siklus I : b) Siklus II :4) Menyiapkan perangkat pembelajarana) Menyiapkan silabusb) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)c) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)d) Membuat soal post teste) Membuat soal learning tournamentf) Membuat kisi-kisi ulangan hariang) Membuat soal ulangan harianh) Menyiapkan lembar observasi siswai) Menyiapkan lembar observasi guruj) Menyiapkan media pembelajarank) Membentuk kelompokb. Tindakan PenelitianTindakan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang tercantum dalam RPP yaitu sebagai berikut:1) Pendahuluan (10 menit)a) Guru membuka pembelajaran.b) Guru mengkondisikan peserta didik dalam kelompok yang telah ditentukan. Tiap kelompok c) Guru memberikan apersepsi.d) Guru memberikan motivasi.e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.f) Guru menjelaskan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament.2) Kegiatan inti (65 menit)a) Siswa duduk dalam kelompok yang terdiri dari dua sampai lima orang ( Langkah a) b) Siswa diberi lembaran ringkasan materi pelajaran oleh guru (Langkah b)c) Siswa mempelajari materi pelajaran yang diberikan guru secara bersama-sama dalam kelompok (Langkah b)d) Siswa dipantau, dibimbing dan dibantu oleh guru apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang telah diberikan e) Siswa dalam bentuk tournament menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan yang diberikan oleh guru (Langkah c) f) Siswa diminta guru untuk melanjutkan diskusi kelompok untuk materi selanjutnya (Langkah f)g) Guru mengulangi memberikan pertanyaan untuk materi selanjutnya (Langkah f)h) Siswa dalam masing-masing kelompoknya beserta guru bersama-sama mengkoreksi jawaban pertanyaan yang berhubungan dengan materi (Langkah d)i) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil tanya jawab (Langkah g)j) Guru memberikan penjelasan apabila ada pemahaman siswa yang keliru (Langkah g)3) Kegiatan penutup (15 menit)a) Siswa menggabungkan skor yang diperoleh dengan skor teman sekelompoknya (Langkah e)b) Guru mengumumkan skor kelompok dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi (Langkah e)c) Guru memberikan reward kepada kelompok yang memenangkan tournament (Langkah g) d) Guru memberikan post-test untuk melihat penguasaan materi yang baru saja dipelajaric. ObservasiKegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini menggunakan instrument berupa lembar observasi. Data yang diperoleh berguna untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan.d. RefleksiRefleksi dilaksanakan setelah data pada siklus I dianalisis, selanjutnya datadigunakan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran pada pelaksanaantindakan pada siklus II. Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan hasil yang diharapkan atau belumdan untuk menentukan langkah perbaikan pada siklus berikutnya.5. Teknik pengumpulan dataa. Hasil BelajarPengumpulan data dengan memberikan test hasil belajar pada siswa yang diperoleh dari hasil test tertulis berupa post test dan ulangan harian. Penghargaan kelompok dihitung berdasarkan skor tes individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok. Sedangkan skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata perkembangan yang disumbangkan masing-masing anggota kelompok.b. Aktivitas SiswaPengumpulan data dengan menggunakan lembaran observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dengan menggunakan lembaran observer aktivitas siswa yang diisi oleh observer pada setiap kali pertemuan dengan memberi tanda checklist () pada lembar observasi.c. Aktivitas GuruPengumpulan data dengan menggunakan lembaran observasi yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dengan menggunakan lembaran observasi aktivitas guru yang diisi oleh observer pada setiap kali pertemuan dengan memberi tanda checklist () pada lembar observasi.6. Teknik analisis dataa. Hasil Belajar1) Daya SerapDaya serap siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung dilihat dari post test yang diberikan pada setiap pertemuan di akhir proses pembelajaran berupa soal pilihan ganda.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus berikut:

Selanjutnya nilai dikelompokkan berdasarkan interval nilai dan predikat dalam Tabel berikut.

Tabel . Interval nilai dan predikat daya serap siswa Interval NilaiPredikat

3,85-4,00A

3,51-3,84A-

3,18-3,50B+

2,85-3,17B

2,51-2,84B-

2,18-2,50C+

1,85-2,17C

1,51-1,84C-

1,18-1,50D+

1,00-1,17D

(Akhmad Sudrajat, 2014)2) Ketuntasan BelajarKetuntasan belajar siswa diukur dengan memberikan soal ulangan harian berupa soal pilihan ganda yang dilaksanakan disetiap akhir siklus pembelajaran. Nilai siswa dikelompokkan bedasarkan interval nilai yang didapat oleh seluruh siswa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus berikut:

Dengan kriteria siswa telah mencapai KKM dan jika dikonversikan ke interval 1-4. Interval nilai dan predikat ketuntasan siswa dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel . Interval nilai dan predikat daya serap siswa Interval NilaiPredikat

3,85-4,00A

3,51-3,84A-

3,18-3,50B+

2,85-3,17B

2,51-2,84B-

2,18-2,50C+

1,85-2,17C

1,51-1,84C-

1,18-1,50D+

1,00-1,17D

(Akhmad Sudrajat, 2014)b. Aktivitas siswaData keterampilan proses sains yang menekankan pada ranah sikap dan keterampilan siswa diukur menggunakan lembar observasi. Pengukuran dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Skala yang digunakan pada lembar observasi dimulai dari 1-4. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus berikut:

Selanjutnya nilai dikelompokkan berdasrkan interval nilai dan predikat dalam Tabel berikut.Tabel . Interval nilai dan predikat aktivitas siswa Interval NilaiPredikat

3,85-4,00A

3,51-3,84A-

3,18-3,50B+

2,85-3,17B

2,51-2,84B-

2,18-2,50C+

1,85-2,17C

1,51-1,84C-

1,18-1,50D+

1,00-1,17D

(Akhmad Sudrajat, 2014)

c. Aktivitas GuruPresentase aktivitas guru dalam proses pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:P : presentasef : frekuensiN : jumlah skor maksimal(Anas Sudijono, 2009)Selanjutnya data yang dianalisis dikelompokkan menjadi:A (Amat Baik) : 91% - 100%B (Baik) : 81% - 90%C (Cukup) : 71% - 80%D (Kurang) :