PTK DEWII
-
Upload
dewisakti-purba -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of PTK DEWII
-
8/7/2019 PTK DEWII
1/27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa dan merupakan suatu kunci pokok untuk mencapai cita - cita suatu
bangsa. Hal ini disebabkan oleh adanya keterkaitan antara pendidik sebagai
hasil insan insan intelektual yang terampil dengan kebutuhan pembangunan
dalam mencapai tujuan dan cita - cita nasional. Dalam keadaan sperti ini
disadari bahwa pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
karena itu berbagai usaha telah dilakukan lembaga pendidikan untuk
menigkatkan mutu pendidikan yang tinggi.
Tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang perilaku (performance
murid- murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajran
yang kita ajarkan Menurut Rostiyah, dalam Zaim dan Djamarah 1995).
Harapan yang tak pernah sirna selalu diharapkan oleh Guur adalah bagaimana
bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara
tuntas. Menurut Arikinto dalam Zaim dan Djamara 1995 mengemukakan
bahwa : Bahan pelajran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan
belajar mengajar karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan
dikuasai oleh anak didik.
Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam
berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar , kemampuan yang diharapkan
dapat dimiliki oleh anak didik akan ditentukan olej kerelevansian penggunaan
suatu metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode adalah suatu
cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervarikasi
sesuai tujuan yang akan dicapai, setelah pelajaran berakhir. Seorang guru
tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun metode
-
8/7/2019 PTK DEWII
2/27
2
mengajar yang telah dirumuskan para ahli psikologi pendidikan (Zaim dan
Djamarah, 1995). Persoalannya bagaimana kita memilih metode itu pada
waktu mengajar. Hal ini tergantung pada apa tujuan pengajaran , bahan apa
yang akan diajarkan. Siapa murid yang akan diajar dan fasilitas apa yang akan
danigunakan namun dalam satu kegiatan mengajar, ada salah satu metode
utama yang digunakan.
Menuru Slameto (1995) salah satu keberhasilan belajar adalah
Repetisi, dalam proses belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa. Metode PQ4R
(preview, question, read, recite, review) dan metode Tanya jawab
merupakan salah satu cara yang dapat mewujudkan hal tersebut. Dengan
metode PQ4R(preview, question, read, recite, review) akan membuat siswa
tersebut harus belajar dan memusatkan perhatian kepada pelajaran yang
sedang berlangsung namun daya serap anak didik tehadap bahan yang
diberikan berbeda. Untuk sekelompok anak didik yang lain mungkin lebih
mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode PQ4R.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik sehingga mengangkat judul :
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG THERMALENERGY (HEAT) DENGAN METODE PQ4R (PREVIEW, QUESTION,
READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) PADA KELAS VII DI SMP
NEGERI 1 MEDAN.
1.2. Perumusan dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana hasil belajar Fisika Berbahasa inggris siswa kelas IX Einstein
tentang materi pokok Listrik Dinamis sebelum digunakan metode
Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) ?
-
8/7/2019 PTK DEWII
3/27
3
b. Bagaimana hasil belajar Fisika Berbahasa Inggris siswa kelas IX Einstein
tentang materi pokok Listrik Dinamis sesudah digunakan metode
Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) ?
c. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IX Einstein tentang
materi pokok Listrik Dinamis sesudah digunakan metode Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) ?
Sedangkan untuk memecahkan masalah menggunakan penelitian tindakan
kelas melalui
siklus.
1.3. Tujuan dan Kemanfaatan Penelitian
Sedangkan tujuan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui hasil belajar Fisika berbahasa Inggris siswa kelas IX
Einstein dengan materi pokok Listrik Dinamis sebelum digunakan
metodePreview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R).
b. Untuk mengetahui hasil belajar Fisika siswa kelas IX dengan materi
pokok Listrik Dinamis sesudah digunakan metodePreview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R).
TIndakan
PengamatanPerencanaan
Refleksi
-
8/7/2019 PTK DEWII
4/27
4
Sedangkan kemanfaatan yang diharapkan dalam penelitian ini yakni :
a. Bagi siswa, untuk meningkatkan cara belajar dengan perbaikan
kesalahan- kesalahan yang dimiliki oleh siswa SMP sehingga dapat
memudahkannya dalam belajar.
b. Bagi guru, untuk berlatih meningkatkan cara mengajar dengan
kombinasi beberapa metode mengajar alur penelitian tindakan kelas,
masukan dan pengembangan pendidikan maupun bagi penelitian di
masa akan dating.
-
8/7/2019 PTK DEWII
5/27
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Metode Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar sampai diperlukan penggunaan strategi
penggunaan yang tepat karena strategi yang digunakan merupakan seni dan ilmu
untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sangatlah tepat bila strategi
belajar mengajar yang digunakan pada pendidikan sekarang ini adalh strategi dimana
siswa terlibat secara maksimal dalam usaha mencari dan menemukan. Dalam konteks
ini keaktifan belajar siswa lebih menonjol, sedangkan kegiatan guru lebih dominan
dalam mengarahkan, membimbing, memberikan fasilitas yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan belajar secara maksimal.
Untuk melaksanakan suatu strategi tertentu diperlukan seperangkat metode
pengajaran. Hardjana (1994) mengtakan bahwa metode adalah langkah-langkah,
prosedur, cara-cara untuk mencapai suatu. Metode berupa urutan lankah-lankah dan
tahapan tindakan untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu secara efisien, lancer
dan efektif. Mendatangkan hasil yang diharapkan. Metode biasanya dirumukan
berdasarkan pengalaman yang sudah teruji atau percobaan yang sudah terbukti benar.
Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengajar untuk
mencapi tujuan pengajaran. Menurut Roestiyah (1991) mengatakan bahwa : didalm
proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisie, mengena pada tujuan yang menguasai teknik-teknik penyajian, atau
biasa disebut metode mengajar.
Surachmad (1986) mengatakan Seorang guru yang miskin akan metode
pencapaian tujuan yang tidak menguasai berbagai teknik mengajar atau tidak
mengetahui adanya metode ia akan berusaha mencapai tujuan degnan jalan yang tidak
wajar. Dengan demikian seorang guru harus menguasai berbagai metode mengajar
sehingga dapat menarik minat siswa dalam proses belajar mengajar. Dan juga harus
-
8/7/2019 PTK DEWII
6/27
6
mampu memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar yang efektif
danefisien, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini jelas dinyatakan oleh
Djamarah (1997) yang mengatakan bahwa Dengan menggunakan metode secara
akurat guru mampu menuntun siswa mencapai tujuan pengajaran.
2.2. Pengertian Metode PQ4R
Metode belajar lain yang dipandang dapat meningkatkan kinerja memori
dalam memahami substansi teks adlah metode ciptaan Thomas & Robinson (1972)
yang disebut PQ4R singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review. Teknik PQ4R, demikian menurut Anderson (1990 : 211), pada hakikatnya
merupakan penimbul pertanyaan dan Tanya jawab yang dapat mendsorong pembaca
teks melakukan pengolahan materi secara lebih mendalam dan luas. Selanjutnya,
metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) itu sesuai dengan
kepanjangannya terdiri atas enam langkah pendukung.
2.3. Langkah-Langkah Metode PQ4R
Sintak Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Langkah 1Priview
- Memberikan bahan bacaan ke siswauntuk dibaca.
- Menginformasikan kepada siswa
agar memperhatikan makna dari
bacaan.
Membaca selintas cepatuntuk menemukan ide
pokok/tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai
Langkah 2
Question
- Menginformasikan kepada siswa
agar memperhatikan makna bacaan.
- Memberikan tugas kepad siswa
untuk pertanyaan dari ide pokok
yang ditemukan dengan
menggunakan kata-kata apa,
mengapa, jelaskan,berapa dan
- Memperhatikan
penjelasan guru
- Menjawab pertanyaan
yang dibuat oleh guru
-
8/7/2019 PTK DEWII
7/27
7
bagaimana ?
Langkah 3
Read
- Memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca dan
menanggapi/menjawab pertanyaan
yang telah disusun sebelumnya
Membaca secara aktif
sambil memberikan
tanggapan terhadap apa
yang telah dibaca dan
menjawab pertanyaan.
Langkah 4
REFLECT
- Menginformasikan materi yang
ada pada bahan bacaan
- Bukan hanya sekedar
menghafal dan
mengingat materi
pelajarantetapi mencoba
memecahkanmasalahdari informasi
yang diberikan oleh guru
dengan pengetahuan
yang telah diketahui
melalui bacaan
Langkah 5.
RECITE
- Meminta siswa membuat intisari dari
seluruh dari seluruh pembahasan
pelajaran yang dipelajari pada hari
tersebut
- Menanyakan dan
menjawab pertanyaan
- Melihat catatan catatan
/intisari yang telah
dibuat sebelumnya.
- Membuat intisari dari
seluruh pembahasan.
Langkah 6.
REVIEW
- Menugaskan siswa membaca intisari
yang dibuatnya dari rincian materi
yang adal dalam benaknya.
- Meminta siswa membaca kembali
bahan bacaan jika belum yakin
dengan jawabnya
- Membaca intisari yang
telah dibuat.
- Membaca kembali bahan
bacaan siswa jika masih
belum yakin jawapan
yang dibuatnya.
-
8/7/2019 PTK DEWII
8/27
8
2.4. Teknik Meningkatkan Hasil Belajar
Hasil Belajar yang ingin dicapai adalah pemahaman siswa sehingga dalam
proses belajar mengajar diharapkan guru dapat mentransfer konsep-konsep yang
dimiliki kepada peserta didik. Pemahaman konsep yang dimaksud adalah berupa
kemampuan menerangkan suatu konsep, menginterprestasikan atau menarik
kesimpulan sendiri, memiliki pengertian tidak sederhana, dalam proses belajar
kadang menjadi tidak jelas maksud dari konsep cara mengerjakannya. Tentunya
untuk mencapai pemahaman tersebut membutuhkann tehnik-tehnik tertentu yang
dapat menunjang tujuan tersebut
Beberapa tehnik tersebt diantaranya yang sudah pernah dilakukan adalah
penelitian tindakan kelas atau ( PTK ) :
a. Menyesuaikan urutan silabus dengan cara berfikir siswa
b. Menciptakan konflik konitif yang menghadapkan peristiwa yang bertentangan
dengan pra konsepsi siswa. Jaringan konsep yang sebenarnya merupakan
teori atau model belajar yang digunakan siswa untuk menyelesaikan soal
soal dan masalah Listrik Dinamis.
c. Analogi. Dengan cara ini suatu keadaan Listrik Dinamis yang sulit dimengerti
atau penyelesainnya sulit diterima ( tak masuk akal ) dianalogikan dengankeadaan yang lain yang lebih nyata yang menjadi jangkar dalam benak
untuk mengikat konsep baru. Lalu melalui sebuah rantai analogi
( jembatan ) akhirnya siswa diantar kepada keadaan yang mula mula tak
masuk akal itu ( sasaran ).
d. Interaksi pasangan yaitu memasangkan dua siswa yang konsepnya.
Secara umum penelitian ini akan menerapkan strategi PTK dalam pembelajaran
yaitu memberikan kesempatan kepada kepada siswa untuk mengkonsentrasikan
sendiri konsep konsep yang yang dipelajari. Secara khusus pada pra pembelajaran
guru akan mengajukan pertanyaan atau permasalahan untuk mengidentifikasikan /
mendeteksi pra konsepsi yang salah yang disebut kesalahan konsep. Kegiatan
selanjutnya pembelajaran inti yang bertolak dari pra konsepsi yang dimiliki siswa
-
8/7/2019 PTK DEWII
9/27
9
tersebut, sehingga konsep konsep yang baru akan diajarkan dapat dikontruksi secara
aktif. Sementara itu kesalahan konsep yang terus menerus diremidisi dengan tehnik
khusus sehingga terjadi transformasi dari kesalahan konsep menjadi konsep konsep
ilmiah yang menarik.
2.5. Kerangka Berpikir
Penelitian tindakan kelas suatu perilaku guru dalam memberikan tindakan
kepada siswa untuk meningkatkan kemnatapan melaksanakan tugas yang dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis, sintesis,
dan penilaian terhadap hasil proses serta tindakan, biasanya muncul permasalahan
atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada gilirannya perlu
dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, serta diikuti pula dengan refleksi ulang.
Demikian tahap tahap kegiatan ini terus menerus berulang sampai permasalahan
dianggap teratasi.
-
8/7/2019 PTK DEWII
10/27
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan
siklus PTK, sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian
SMP Negeri 1 Medan di kelas IX Einstein
Jalan Bunga Asoka no. 6 Medan
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini direncanakan selama 8 (delapan) minggu. Awal
kegiatan direncanakan pada minggu ketiga bulan September 2010 dan
berakhir pada minggu ke ke tiga bulan Nopember 2010.
3. Siklus Penelitian
PTK ini dilaksanakan dalam 3 siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar
dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran FISIKA melalui
pembelajaran ELABORASI Metode PQ4R..
3.2. Persiapan PTK
Sebelum PTK dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akan
digunakan untuk memberi perlakuan didalam PTK, seperti rencana pembelajaran
yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD): To analize the dynamic
electricity experiment in the circuit and its application in daily life . Selain itu juga
dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) Lembar Kerja Siswa, (2) Lembar
Pengamatan Diskusi, (3) Lembar Evaluasi. Dalam persiapan ini juga akan disusundaftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.
-
8/7/2019 PTK DEWII
11/27
11
3.2.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX Einstein SMP Negeri 1 Medan, yang
berjumlah 23 orang dengan siswa laki-laki berjumlah 9 orang dan siswa perempuan
berjumlah 14 orang.
A. Sumber Data
Sumberdatadalam penelitianiniterdiridaribeberapa sumber, yakni siswagurudan
teman sejawat.
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktifitas siswa dalam proses
belajar-mengajar.
2. Guru
Untukmelihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaranmodel kooperatif
dengan tipe STAD dan hasil belajar serta aktifitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
3. TemanSejawat
Teman sejawatdimaksudkan sebagai sumberdatauntukmelihatimplementasiPTK
secarakomprehensif,baik sisi siswamaupunguru.
3.2.2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data1. Teknik
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi
wawancara dan diskusi.
a. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa
dalam PBM dan implementasi tipe PQ4R
c. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran ELABORASIMetode PQ4R.
d. Diskusi: antara guru, teman sejawat untuk merefleksikan siklus PTK
-
8/7/2019 PTK DEWII
12/27
12
2. Alat Pengumpulan Data.
Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi kuis, tes, observasi, wawancara,
kuesioner dan diskusi sebagaimana berikut ini.
a. Kuis mingguan
Kuis dilaksanakan setiap selesai penyajian materi pelajaran dalam upaya
mendapatkan hasil skor siswa sebagai hasil proses belajar. Adapun yang menjadi
kriteria penilaian oleh guru dari aktivitas siswa adalah :
90 - 100 = sangat tinggi
81 - 90 = tinggi
75 - 80 = cukup
65 - 74 = kurang
0 - 64 = sangat kurang
b. Tes: menggunakan butir soal /instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa
c. Observasi: mengunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi
siswa dalam PBM FISIKA
d. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau
sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran Metode PQ4R.
e. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan.3. Analisis Data
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas. Untuk memperoleh data
pada penelitian ini digunakan tes hasil belajar disusun dalam bentuk essay bertruktur
yang terdiri dari 25 item soal . Kemudian dari kesalahan yang dilakukan oleh siswa
akan diperbaharui dengan metode mengajar yang dianggap sesuai dengan kondisi
hasil tes awal siswa.
Analisa data yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diajukan dalampenelitian ini adalah deskriptif. Analisa deskriptif menjelaskan bagaimana gambaran
penguasaan siswa terhadap konsep dasar dan menggambarkan fenomena atau
keadaan. Disamping itu analisa deskriptif ini dapat digunakan sebagai informasi
dalam mengambil pertimbangan melakasanakan usaha usaha perbaikan terhadap
-
8/7/2019 PTK DEWII
13/27
13
kekliruan tersebut. Adapun rumus yang digunakan dikemukakan oleh Margono
( 2003 ) bahwa :
F% = B x 100 %
N
Dimana :
F % = Frekuensi alternatif jawaban ( % )
B = Jumlah subjek yang memilih alternatif tertentu
N = Jumlah subjek yang menjawab benar
4. Indikator Kinerja
Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah
guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja
siswa.
1. Siswa
a. Tes: rata-rata nilai kuis dan ulangan harian
b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar biologi
2. Guru
a. Dokumentasi: kehadiran siswa
b. Observasi: hasil observasi
5. Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Bulan Pelaksanaan (2010)
Ket.Sep.* Okt.* Nov.*
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal
2. Pembuatan intsrumen dan skenario
pembelajaran
3. Pelaksanaantes dan observasikelas
-
8/7/2019 PTK DEWII
14/27
14
4. Pelaksanaantindakan siklus I
5. Analisis datadanrefleksi siklus I
6. Pelaksanaantindakan siklus II
7. Analisis datadanrefleksiSiklus II
8. Pelaksanaantindakan siklus III
9. Analisis datadanrefleksiSiklus III
Penyusunandraflaporan
Penyusunanlaporanakhir
-
8/7/2019 PTK DEWII
15/27
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Dalam penelitian tindakan kelas adalah adanya siklus yang merupakan suatu
proses pemecahan masalah menuju praktek pembelajaran yang lebih baik. Pada
penelitian ini, pengumpulan data ini dilakukan tiga siklus untuk mencapai hasil yang
targetkan. Ketiga siklus penelitian, dapat dilihat seperti berikut :
1. Siklus ke 1
Perencanaan
Berdasarkan karakteristik penelitian kelas ( PTK ), dimana PTK
berangkat dari permasalahan faktual dalam praktek. Permasalahan faktual
adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari
hari yang dihadapi oleh guru.
Pada penelitian ini, sebagai kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti
adalah mengidentifikasikan kesulitan belajar siswa dengan cara :
mewawancarai / konsultasi dengan siswa, kemudian peneliti menyusun
skenario / rancangan pembelajaran. Identifikasi kesulitan siswa juga
dilakukan dengan tanya jawab kepada siswa pada awal pembelajaran.
Pelaksanaan
Pada siklus I pengajaran dilaksanakan secara konvensional selama 2 jam
dan tes awal dilakukan setelah pembelajaran selesai bukan sebelum
pengajaran.
-
8/7/2019 PTK DEWII
16/27
16
Pengamatan
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh guru ( peneliti ) pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Jadi selain menjalankan skenario
pembelajaran guru juga melihat aktivitas siswa.
Pada pengajaran pertama, peneliti melihat selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa aktif memperhatikan, mendengar dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Namun demikian aktivitas siswa
dalam bertanya masih kecil sekali.
Refleksi
Setelah dilakukan tes hasil belajar sesudah pengajaran konvensional
sebagai tes awal untuk mengetahui siswa mengenai Listrik Dinamis,
maka di dapatlah persentase dari tiap soal seperti berikut ini :
Tabel 4.1
Persentase Awal
No.
Item
Persentase Siswa Yang
Menjawab Benar ( % )
Persentase Siswa Yang
Menjawab Salah ( % )12
34
56
78
910
1112
1314
1516
17
37,570
2045
22,532,5
82,570
1070
87,552,5
405
62,55
32,5
62,530
8055
77,567,5
12,530
9020
12,547,5
6095
37,595
67,5
-
8/7/2019 PTK DEWII
17/27
17
18
1920
21
222324
25
70
4035
40
7037,522,5
32,5
30
6065
60
3062,577,5
67,5
Dari tes awal yang dilakukan maka persentase yang dibawah 65 %
diperkirakan sebagai letak kesulitan / kelemahan siswa. Setelah tes awal
diberikan, maka guru ( peneliti ) memeriksa jawaban siswa dan membuat
dalam satu catatan dan apa yang menjadikan alasan mereka memilih alternatif
jawaban yang lain.
2. Siklus ke 2
Perencanaan
Persentase dari tes awal yang dilakukan dimana rata rata hasil belajar
siswa 43,11 %, hal ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang
memahami Listrik Dinamis setelah pengajaran konvensional.
Untuk itu maka peneliti kembali mellaui pengajaran Listrik Dinamis
( siklus II ) dan lebih menekankan pada setiap nomor yang masih
merupakan kelemhan siswa dengan menggunakan metode mengajar
PQ4R ) pReview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ) setiap siklus
Pelaksanaan
Metode mengajar PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review ) yang telah disusun, dilakukan dikelas dengan harapan ada
peningkatan kemampuan belajar siswa, dan ke 3 metode ini lebih
difokuskan untuk nomor nomor item yang masih merupakankelemahan siswa.
Pengamatan
Pada kegiatan belajar mengajar, terlihat aktivitas siswa sedikit lebih
meningkat dan mau mengemukakan tentang masalah yang dihadapinya
-
8/7/2019 PTK DEWII
18/27
18
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini didorong karena
pada pengajaran yang kedua lebih banyak menuju ke pokok permasalahan
siswa khususnya untuk item. Tetapi masih ada juga siswa yang kurang
mampu memberikan kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Refleksi
Setelah dilakukan pengajaran penliti kembali melakukan tes hasil belajar
( pos test 1 ), hasilnya masih kurang memuaskan, karena ternyata soal
yang membutuhkan perhitungan hanya bisa diselesaikan oleh sebagain
kecil siswa, hasilnya seperti pada tabel beriku :
Tabel 4.2
Persentase Post tes 1
NoItem
Persentase Yang MenjawabBenar ( % )
Persentase Yang MenjawabSalah ( % )
12
34
5
678
910
1112
1314
1516
1718
1920
2122
23
7587,5
67,570
60
8592,580
6585
97,580
6062,5
8567,4
67,590
7585
92,575
72,5
2512,5
32,530
40
157,520
3515
2,520
4037,5
1532,5
32,510
2515
7,525
27,5
-
8/7/2019 PTK DEWII
19/27
19
24
25
80
92,5
20
7,5
3. Siklus ke 3
Pelaksanaan
Dari analisa persentase jawaban siswa padapost test 1ternyata kelemahan
yang dialami siswa masih ada pada Listrik Dinamis. Hal ini ditunjukkan
dimana dimana masih ada beberapa item yang persentasenya masih
dibawah umur 65 %. Untuk mencapai hasil yang diinginkan peneliti
kembali melaksanakan perbaikan penajaran ( siklus ke 3 ). Dari hasil
observasi selama pengajaran ( siklus ke 2 ) aktivitas siswa tidak
menyeluruh maka peneliti membuat pengajaran dengan melibatkan semua
siswa.
Pelaksanaan Dan Pengamatan
Pelaksanaan pengajaran pada siklus ke 3, terlihat aktivitas siswa
semakin meningkat karena pengetahuannya dan kemampuannya belajar
semakin meningkat khususnya dalam menyelesaikan soal soal LKS.
Keaktifan siswa juga ditunjukkan dengan adanya siswa yang mau
menuliskan ke papan tulis hasil pekerjaannya yang kemudian akan
dibahas bersama.
Setelah pengajaran dilakukan, maka akan dilaksanakan tes atau post test
2, untuk kembali melihat peningkatan hasil belajar siswa. Adapun hasil
dari post test II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Persentase Post Test II
No.Item
Persentase YangMenjawab Benar ( % )
Persentase YangMenjawab Salah ( % )
12
3
9597,5
92,5
0.52,5
7,5
-
8/7/2019 PTK DEWII
20/27
20
4
56
7
8910
1112
1314
1516
1718
1920
2122
2324
25
97,5
8587,5
95
907590
10095
7575
9587,5
9595
87,597,5
9592,5
8092,5
95
2,5
1512,5
5
102510
05
2525
512,5
55
12,52,5
57,5
207,5
5
Refleksi
Setelah melaksanakan post test II, ternyata semua item memiliki
persentase diatas 65 %, hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa, dan juga sekaligus menandakan bahwa tidak perlu lagi
dilaksanakan perbaikan pengajaran ( Siklus ke IV ) karena kemampuan
rata rata belajar siswa sudah mencapai 65 %.
Adapun persentase peningkatan hasil belajar siswa untuk post test I dan
Post Test II ditunjukkan oleh tabel berikut :
-
8/7/2019 PTK DEWII
21/27
21
Tabel 4.4.
Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Untuk Post Test I
No.Item
Persentase TesAwal
Persentase PostTest I
PersentasePeningkatan Hasil
Belajar Siswa
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
19
202122
2324
25
37,570
2045
22,532,5
82,570
1070
87,552,5
405
62,55
32,570
40
354070
37,522,5
32,5
7587,5
67,570
6085
92,580
6585
97,580
6062,5
8567,5
67,590
75
8592,575
72,580
92,5
37,517,5
47,535
37,552,5
1010
5515
1027,5
2057,5
22,562,5
3520
35
5052,5
5
3557,5
60
Tabel 4.5
Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Untuk Post Test I
Dengan Post Test II
No.
Item
Persentase Post
Test I
Persentase Post
Test II
Persentase
Peningkatan HasilBelajar Siswa
1
23
45
75
87,567,5
7060
95
97,592,5
97,585
37,5
17,547,5
3537,5
-
8/7/2019 PTK DEWII
22/27
22
6
78
9
101112
1314
1516
1718
1920
2122
2324
25
85
92,580
65
8597,580
6062,5
8567,5
67,590
7585
92,575
72,580
92,5
87,5
9590
75
9010095
7575
9587,5
9595
87,597,5
9592,5
8097,5
95
52,5
1010
55
151027,5
2057,5
22,562,5
3520
3550
52,55
3557,5
60
Tabel 4.5
Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Untuk Post Test I
Dengan Post Test II
NoItem
Persentase Post -Test I
Persentase Post Test II
PersentasePeningkatan Hasil
Belajar Siswa
12
34
56
78
910
1112
1314
15
7587,5
67,570
6085
92,580
6585
97,580
6062,5
85
9597,5
92,597,5
8587,5
9590
7590
10095
7575
95
2010
2527,5
252,5
2,510
105
2,515
1512,5
10
-
8/7/2019 PTK DEWII
23/27
23
16
1718
19
202122
2324
25
67,5
67,590
75
8592,575
72,580
92,5
87,5
9595
87,5
97,59592,5
8097,5
95
20
27,55
12,5
12,52,517,5
7,512,5
2,5
Pembahasan Penelitian
Hasil awal penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas IX masih
memiliki kelemahan / kesulitan dalam belaajar Listrik Dinamis. Hal inidapat ditunjukkan setelah menerima pengajaran konvensional pada materi
pokok Listrik Dinamis.
Dari skripsi data maupun ientifikasi kelemahan yang masih dimiliki
siswa, dibuatlah rancangan perbaikan pengajaran yang dengan
menggunakan metode pengajaran PQ4R ( Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) karena pada dasarnya tidak ada satu metode pun
yang paling baik dapat penyampaian materi pelajaran. Melalui pengajaran
kombinasi metode mengajar ini, diharapkan dapat meningkatkan totalitas
penguasaan siswa terhadap materi pokok Listrik Dinamis. Dan Total rata
raata hasil beljaarnya adalah 77,30 %. Berdasarkan hasil penelitian ini,
menunjukkan siswa masih memiliki kesulitan belajar pada materi pokok
Listrik Dinamis sehingga haruslah diadakan pengajaran kembali dengan
menggunakan kombinasi metode mengajar, rata rta hasil belajar siswa
adalah 89,20 %.
Berdasarkan hal tersebut diatas, menunjukkan bahwa dengan
menggunakan kombinasi metode mengajar pada penelitian tindakan kelas,
dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi pokok Listrik
Dinamis.
-
8/7/2019 PTK DEWII
24/27
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini dapat diambil simpulan seperti
berikut :
a. Hasil belajar siswa kelas IX Fisika pada materi pokok Listrik Dinamis
sebelm menggunkan PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review ) dengan penelitian tindakan kelas adalah 43,11 %
b. Hasil belajar siswa kelas IX Fisika pada materi pokok Listrik Dinamis
perbaikan pembelajaran I yang menggunakan PQ4R ( Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review ) dengan penelitian tindakan kelas adalah rata
rata 77,30 %
c. Hasil belajar siswa kelas IX Fisika pada materi pokok Listrik Dinamis
perbaikan pembelajaran I yang menggunakan PQ4R ( Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review ) dengan penelitian tindakan kelas adalah rata
rata 89,20 %
d. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran
yang menggunakan penelitian tindakan kelas rata rata 46,09 %
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan
penulis yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun saran saran penulis
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penelitian tindakan kelashendaknya identifikasi kesulitan dapat dilakukan lebih baik lagi sehingga
dapat dengan mudah menentukan metode pengajaran yang digunakan
b. Kepada rekan rekan guru jika berkeinginan melanjutkan penelitian ini,
hendaknya dapat mengantisipasi adanya pertambahan waktu penelitian.
-
8/7/2019 PTK DEWII
25/27
25
c. Metode PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
-
8/7/2019 PTK DEWII
26/27
26
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar BaruAlgensindo.
A.M., Sardiman. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar:Pedoman bagiGuru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Press
Anitah, S. 1996. Penerapan Teori Elaborasi untuk Meningkatkan Perolehan Belajar.Malang: PPs UM Malang.
Bodgan, Robert C. dan Biklen, S. Knopp. 1998. Qualitative Research in Education,an Introduction to Theory andMethods. Boston: Allyn and Bacon.s
Degeng, Sudana. 1997. Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi Isi denganModelElaborasi. Malang IKIP Malang. -------. 1988.Penggorganisasian Pengajaran Berdasarkan TeoriElaborasi dan Pengaruhnya Terhadap Perolehan BelajarInformasi Verbal dan Konsep. Malang: FPS IKIP Malang.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya:USAHA NASIONAL.
Hamalik, Oemar. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkanCBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Harahap, Nasrun. et all. 1979. Teknik Penelitian Hasil Belajar. Jakarta:BulanBintang.
Joni, T. Raka. 1998. Penelitian Tindakan Kelas: Beberapa Permasalahan. Bogor:PCP, PPGSM Ditjen Dikti.
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Pengembangan StandarKompetensi Guru. Bandung: Penerbit: PT Remaja Rosdakarya.
Milles, M.B. & Hubrman, A.M. 1992.Analisis Data Kualitatif.
Moeloeng, Lexi J. 1999. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit:PT. RemajaRosdakarya.
Muhadjir, Noeng. 1997.Analisis dan Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: BP3SD Ditjen Dikti.
Muhaimin. 2003.Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam. Bandung: PenerbitYayasan Nuansa Cendekia. --. et all. 1996. Strategi BelajarMengajar: Penerapannya dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama. Surabaya: Citra Media Karya Anak Bangsa.Nur, Mohamad. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Unesa Press.Rosita, T. 1992. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.Ross and Divesta. 1976. Oral Summary as a Review Strategy for Enhancing Recall
of Textual Material. Journal of EducationalPsychology. 6 (4), 689-695.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: BinaAksara.
Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
-
8/7/2019 PTK DEWII
27/27
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PTRINEKACIPTA.
Sutrisno. 2005. Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode danTeknikPendidikan Berbasis Kompetensi. Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Sukardi, M. 1999. Perbedaan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas Unggulan
dan Bukan Kelas Unggulan di SLTP, dalam Jurnal PenelitianKurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Malang: IKIP Malang;hal. 176-182.
Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Praktis.Surakarta: Pusat Penelitian UNS.