PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAKforu.co.id/2013/id/wp-content/uploads/...FORU-2015.pdf ·...

66
PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Transcript of PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAKforu.co.id/2013/id/wp-content/uploads/...FORU-2015.pdf ·...

PT FORTUNE INDONESIA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 SERTA

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

TANGGAl 31 DESEMBER 2015 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.................................................................................. 1 - 3 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian ..................................... 4 - 5

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian............................................................................... 6

Laporan Arus Kas Konsolidasian ............................................................................................. 7 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian ....................................................................... 8 - 60

Laporan Auditor Independen

Laporan No. KNMT&R-C2-28.03.2016/04

Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi PT FORTUNE INDONESIA Tbk

Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Fortune Indonesia Tbk dan Entitas Anaknya terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal

31 Desember 2015, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan

laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung jawab auditor Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian

tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan

memadai tentang apakah laporan keuangan konsolidasian tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik

yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan

kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian

atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan

suatu basis bagi opini audit kami.

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Fortune Indonesia Tbk dan Entitas

Anaknya tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Penekanan suatu hal

Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2l dan 4 atas laporan keuangan konsolidasian terlampir, efektif tanggal 1 Januari 2015, PT Fortune Indonesia Tbk dan Entitas Anaknya menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang dilakukan

secara ret rospektif dan menyebabkan dilakukannya penyajian kembali angka-angka koresponding tahun sebelumnya, yang mencakup laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif

lain dan laporan perubahan ekuitas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 terlampir oleh PT Fortune Indonesia Tbk dan Entitas Anaknya sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Opini kami tidak dimodifikasi

sehubungan dengan hal tersebut.

KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

Juninho Widjaja, CPA Izin Akuntan Publik No. AP.1029

28 Maret 2016

1

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Tanggal 31 Desember 2015

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Catatan 31 Desember 2015

31 Desember 2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2c, 2d, 5, 33 46.578.592.771 38.392.982.308 33.959.407.363

Piutang usaha 2c, 6, 33

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang sebesar Rp 943.741.761 pada tanggal 31 Desember 2015, Rp 7.639.293.539 pada tanggal 31 Desember 2014 dan Rp 6.481.908.612 pada tanggal 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013

13, 26

115.193.973.839

111.646.285.061 112.300.906.283

Pihak berelasi

2g, 10a

1.466.300.000

- -

Piutang lain-lain - pihak ketiga 2c, 33 8.602.806.612 3.825.143.951 5.351.969.997

Jasa dalam pelaksanaan

2e, 7

55.889.153.588

53.205.159.659 51.797.737.769

Pajak Pertambahan Nilai dibayar di muka

5.709.311.876

2.143.180.676 -

Uang muka dan aset lancar lainnya

2f, 8

16.672.636.037

19.258.508.773 23.207.659.027

Total Aset Lancar

250.112.774.723

228.471.260.428 226.617.680.439

ASET TIDAK LANCAR

Deposito yang dibatasi penggunaannya

2c, 2d, 9, 13, 33

12.000.530.000 12.000.530.000 12.000.530.000

Pinjaman karyawan 2c, 2g, 10b,

33

551.758.665 1.155.829.432 1.705.819.098

Piutang pihak berelasi

2c, 2g, 10c, 33

6.639.147.967

6.377.065.163

5.652.494.980

Investasi pada Entitas Asosiasi - - 4.117.552.758

Investasi jangka panjang lain-lain 2h, 11 500.000.000 500.000.000 500.000.000

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 15.715.472.457 pada tanggal 31 Desember 2015, Rp 14.768.658.920 pada tanggal 31 Desember 2014 dan Rp 13.179.715.305 pada tanggal 1 Januari 2014/31 Desember 2013

2i, 2j, 2k,

12, 15, 16, 26

6.741.695.159

7.063.875.171 7.920.702.341

Uang jaminan

2c, 33

5.000.000

5.000.000 18.000.000

Aset pajak tangguhan 2o, 17d 4.678.030.563 6.111.044.862 5.335.260.890

Tagihan restitusi pajak penghasilan 2o, 17c 2.462.733.257 93.907.935 93.907.935

Total Aset Tidak Lancar

33.578.895.611

33.307.252.563 37.344.268.002

TOTAL ASET 283.691.670.334 261.778.512.991 263.961.948.441

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2015

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

31 Desember 2015

31 Desember 2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank jangka pendek 2c, 13, 33 30.000.200.000 30.000.200.000 30.000.200.000

Utang usaha 2c, 14, 33

Pihak ketiga 100.290.341.227 80.728.625.138 76.544.339.056

Pihak berelasi 2g, 10d 1.457.590.122 406.176.498 349.823.903

Utang lain-lain 2c, 33

Pihak ketiga 1.434.384.461 1.357.541.780 1.689.829.457

Pihak berelasi 2g 5.128.235 - -

Utang pajak 2o, 17a, 37 3.127.774.000 3.397.437.569 9.627.868.206

Beban masih harus dibayar 2c, 33 211.967.249 197.478.310 187.745.897

Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Utang pembelian aset tetap 2c, 15, 28,

33

96.104.835 133.000.000 266.000.000

Utang sewa pembiayaan 2c, 2k, 16,

28, 33

90.397.582 31.481.344 31.481.328

Total Liabilitas Jangka Pendek 136.713.887.711 116.251.940.639 118.697.287.847

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Utang pembelian aset tetap 2c, 15, 28,

33

176.192.256 - 133.000.000

Utang sewa pembiayaan 2c, 2k, 16,

28, 33

342.652.762 - 31.481.344

Utang pihak berelasi 2c, 2g,

10e, 33

200.000.000 200.000.000 200.000.000

Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l, 18, 26 12.169.348.000 14.896.122.000 13.259.190.000

Total Liabilitas Jangka Panjang 12.888.193.018 15.096.122.000 13.623.671.344

TOTAL LIABILITAS 149.602.080.729 131.348.062.639 132.320.959.191

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2015

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4) 31 Desember 2015

31 Desember 2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

EKUITAS

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham

Modal dasar - 1.000.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 465.224.000 saham

19

46.522.400.000

46.522.400.000 46.522.400.000

Tambahan modal disetor - neto 20 7.148.969.337 7.148.969.337 7.148.969.337

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 21 13.080.652.561 12.497.346.061 10.910.071.061

Belum ditentukan penggunaannya 66.931.340.812 63.881.848.307 66.712.787.646

Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

133.683.362.710

130.050.563.705 131.294.228.044

Kepentingan Nonpengendali

2b, 22

406.226.895

379.886.647 346.761.206

TOTAL EKUITAS

134.089.589.605

130.430.450.352 131.640.989.250

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

283.691.670.334

261.778.512.991 263.961.948.441

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2015

2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

PENDAPATAN USAHA 2m, 10a, 24, 34 431.916.385.406 404.324.184.368

BEBAN LANGSUNG

2m, 10d, 25

353.064.407.183 322.568.452.857

LABA KOTOR 78.851.978.223 81.755.731.511

BEBAN USAHA

2m, 6, 12, 18, 26

73.192.575.090 72.303.041.410

LABA USAHA

5.659.403.133 9.452.690.101

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2m, 34

Penghasilan bunga 27 2.294.804.759 2.075.220.933

Laba (rugi) selisih kurs - neto 2n 629.480.942 (108.123.031 )

Laba penjualan aset tetap 2i, 12 36.000.000 34.817.917

Beban keuangan 15, 16, 28 (4.120.995.281 ) (4.031.840.171 )

Rugi penjualan investasi Entitas Asosiasi 29 - (1.813.715.507 )

Bagian rugi Entitas Asosiasi 29 - (53.837.248 )

Lain-lain 12, 30 49.586.616 723.306.596

Total Beban Lain-lain - Neto (1.111.122.964 ) (3.174.170.511 )

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK

PENGHASILAN

4.548.280.169 6.278.519.590

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2o, 17b, 34 (2.476.809.166 ) (2.316.700.988 )

LABA NETO TAHUN BERJALAN 2.071.471.003 3.961.818.602 PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF

LAIN

Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba

rugi pada periode berikutnya:

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja

karyawan 2l, 4, 18

2.116.891.000 (693.490.000 ) Efek pajak terkait (529.222.750 ) 173.372.500

Total Penghasilan (Beban) Komprehensif Lain

1.587.668.250 (520.117.500 )

TOTAL LABA KOMPREHENSIF 3.659.139.253 3.441.701.102

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

5

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2015

2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Laba Neto Yang Dapat Diatribusikan Kepada:

Pemilik Entitas Induk 2.044.178.780 3.928.887.193 Kepentingan Nonpengendali 27.292.223 32.931.409

Total Laba Neto Tahun Berjalan 2.071.471.003 3.961.818.602

Laba Komprehensif Yang Dapat Diatribusikan Kepada:

Pemilik Entitas Induk 3.632.799.005 3.408.575.661 Kepentingan Nonpengendali 2b, 22 26.340.248 33.125.441

Total Laba Komprehensif 3.659.139.253 3.441.701.102

LABA NETO PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

2p, 23

4 8

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Total Ekuitas

Saldo Laba Yang Dapat

Catatan

Modal Saham

Tambahan Modal Disetor

– Neto

Telah Ditentukan

Penggunaannya

Belum Ditentukan

Penggunaannya

Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Kepentingan

Nonpengendali Total

Ekuitas Saldo 1 Januari 2014 (sebelum

disajikan kembali)

46.522.400.000 7.148.969.337 10.910.071.061 68.045.966.646 132.627.407.044

346.761.206 132.974.168.250

Dampak atas penerapan awal PSAK 24 (Revisi 2013)

- - - (1.333.179.000 ) (1.333.179.000 ) - (1.333.179.000 )

Saldo 1 Januari 2014 (setelah disajikan kembali)

46.522.400.000 7.148.969.337 10.910.071.061 66.712.787.646 131.294.228.044

346.761.206 131.640.989.250

Cadangan umum 21 - - 1.587.275.000 (1.587.275.000 ) - - -

Dividen 21 - - - (4.652.240.000 ) (4.652.240.000 ) - (4.652.240.000 )

Laba neto tahun berjalan - - - 3.928.887.193 3.928.887.193 32.931.409 3.961.818.602

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja karyawan

18

- - - (693.748.710 ) (693.748.710 ) 258.710 (693.490.000 )

Efek pajak terkait 17d

- - - 173.437.178 173.437.178 (64.678 ) 173.372.500

Saldo 31 Desember 2014 46.522.400.000 7.148.969.337 12.497.346.061 63.881.848.307 130.050.563.705

379.886.647 130.430.450.352

Cadangan umum 21 - - 583.306.500 (583.306.500 ) - - -

Laba neto tahun berjalan - - - 2.044.178.780 2.044.178.780 27.292.223 2.071.471.003

Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja karyawan

18

- - - 2.118.160.300 2.118.160.300

(1.269.300 ) 2.116.891.000

Efek pajak terkait 17d - - - (529.540.075 ) (529.540.075 ) 317.325 (529.222.750 )

Saldo 31 Desember 2015 46.522.400.000 7.148.969.337 13.080.652.561 66.931.340.812 133.683.362.710

406.226.895 134.089.589.605

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

7

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2015 2014

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 427.800.548.696 404.978.805.592

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (393.093.882.397 ) (374.025.201.618 )

Penerimaan dari (pembayaran untuk):

Penghasilan bunga 2.294.804.759 2.075.220.933

Pajak penghasilan (7.706.060.284 ) (13.843.631.280 )

Beban keuangan (4.120.995.281 ) (4.031.840.171 )

Kegiatan usaha lainnya (15.924.305.398 ) (6.416.497.555 )

Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi 9.250.110.095 8.736.855.901

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 36.000.000 35.000.000 Penerimaan dari klaim asuransi 4.373.606 - Perolehan aset tetap (561.606.525 ) (913.989.445 ) Penerimaan penjualan Entitas Asosiasi - 2.250.000.000

Arus kas neto yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi

(521.232.919 ) 1.371.010.555

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran utang pembelian aset tetap (268.502.909 ) (266.000.000 )

Penambahan piutang pihak berelasi (262.082.804 ) (724.570.183 )

Pembayaran utang sewa pembiayaan (12.681.000 ) (31.481.328 )

Pembayaran dividen tunai - (4.652.240.000 )

Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

(543.266.713 ) (5.674.291.511 )

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 8.185.610.463 4.433.574.945 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 38.392.982.308 33.959.407.363 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 46.578.592.771 38.392.982.308

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8

1. INFORMASI UMUM

a. Pendirian Entitas Induk dan Informasi umum

PT Fortune Indonesia Tbk (“Entitas Induk”), didirikan di Indonesia pada tanggal 5 Mei 1970

berdasarkan akta Dian Paramita Tamzil, S.H., pengganti Notaris Djojo Muljadi S.H., No. 5 dengan nama PT Fortune Indonesia Advertising Company. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. JA-5/67/21 tanggal

12 September 1970 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83, Tambahan No. 389 tanggal 17 Oktober 1972. Nama Entitas Induk dari PT Fortune Indonesia Advertising Company telah berubah menjadi PT Fortune Indonesia Tbk sesuai dengan akta perubahan

anggaran dasar Entitas Induk No. 31 dari Notaris Ny. Toety Juniarto, S.H., tanggal 26 September 2001 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-09920.HT.01.04.TH.2001 tanggal

4 Oktober 2001 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1, Tambahan No. 54 tanggal 2 Januari 2002.

Anggaran dasar Entitas Induk telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir

diaktakan dalam akta Notaris No. 16 tanggal 6 Juli 2015 dari Leolin Jayayanti, S.H., Notaris di Jakarta, dalam rangka perubahan Anggaran Dasar Entitas Induk untuk menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan

Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Perubahan tersebut telah diberitahukan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dan telah diterima berdasarkan Surat No. AHU-AHA.01.03-0950574 tertanggal 10 Juli 2015.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Entitas Induk, maksud dan tujuan kegiatan usaha Entitas

Induk adalah dalam bidang jasa dan percetakan yang antara lain meliputi bidang periklanan (advertising), kehumasan (public relations), pameran dan konversi, multimedia, promosi, pembuatan dan pemasangan materi iklan, reklame, poster, spanduk, baliho dan mencetak dan

menerbitkan buku, majalah serta direktori. Entitas Induk berkedudukan di Gedung Galaktika, Jl. Harsono R.M. No. 2 Ragunan, Jakarta Selatan.

Entitas Induk beroperasi secara komersial sejak tahun 1970.

Entitas induk langsung Entitas Induk adalah PT Karya Citra Prima, sedangkan entitas induk utama

Entitas Induk adalah PT Rajawali Corpora.

b. Penawaran Umum Perdana Saham Entitas Induk Pada tanggal 27 Desember 2001, Entitas Induk telah menerima pernyataan efektif dari Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melalui suratnya No. S-4067/PM/2001 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Entitas Induk kepada masyarakat sejumlah 205.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham pada harga penawaran Rp 130 per

saham, disertai dengan penerbitan 102.500.000 Waran Seri I. Pada tanggal 17 Januari 2002, Entitas Induk telah mencatatkan seluruh saham dan warannya di Bursa Efek Indonesia.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

1. INFORMASI UMUM (lanjutan)

c. Enti tas Anak yang Dikonsolidasi

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Entitas Induk memiliki penyertaan saham secara langsung pada beberapa Entitas Anak yaitu sebagai berikut:

Tahun Persentase Total Aset (Rp 000) Aktivitas

Entitas Anak Domisili Beroperasi Kepemilikan 2015 2014 Utama

PT Pelita Alembana (PA) Jakarta 1981 99% 43.574.646 51.855.991 Jasa Periklanan

PT Fortune Pramana Rancang (FPR)

Jakarta

1980

99%

27.136.481

25.237.938

Jasa Kehumasan

PT Fortune Adwicipta (FAC)

Jakarta

1985

99%

9.285.777

8.331.827

Jasa Desain Grafis

d. Susunan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit, serta Jumlah Karyawan

Pada tanggal 31 Desember 2015, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk berdasarkan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 16 tanggal 6 Juli 2015 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Indra Abidin

Komisaris : Darjoto Setyawan Komisaris independen : Sebastianus Harry Wiguna

Direksi

Direktur Utama : Aris Boediharjo Direktur : Yuliana Leonarda Direktur : Indira Ratna Dewi Abidin

Pada tanggal 31 Desember 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk berdasarkan akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 60 tanggal 18 Juli 2014 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama dan Independen : Dedi Sjahrir Panigoro Komisaris : Kasman Ardan

Komisaris : Miranty Abidin Komisaris : Lucia Novenna Budiono

Direksi

Direktur Utama : Indra Abidin Direktur : Herman Muljadi Sulaeman

Susunan komite audit Entitas Induk, pada tanggal 31 Desember 2015, adalah sebagai berikut :

Komite Audit Ketua : Sebastianus Harry Wiguna

Anggota : Dharmawandi Sutanto Anggota : Devi Widjaja

Susunan komite audit Entitas Induk, pada tanggal 31 Desember 2014, adalah sebagai berikut : Komite Audit

Ketua : Dedi Sjahrir Panigoro Anggota : Alexander Ronald Sindhika Anggota : Dharmawandi Sutanto

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

1. INFORMASI UMUM (lanjutan)

d. Susunan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit, serta Jumlah Karyawan (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Sekretaris Perusahaan Entitas Induk adalah Indira Ratna Dewi Abidin.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup memiliki karyawan masing-masing sebanyak

253 dan 354 orang (tidak diaudit).

e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian Entitas Induk tanggal 31 Desemb er 2015 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Entitas Induk pada tanggal 28 Maret 2016. Direksi Entitas Induk yang menandatangani Surat Pernyataan

Direksi bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebut.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian PT Fortune Indonesia Tbk dan Entitas Anak disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK) dan peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang

diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK ).

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan

Keuangan”, yang mengubah penyajian kelompok pos -pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos -pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, kecuali bagi

penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas laporan keuangan konsolidasian, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2015. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan dasar akrual dengan menggunakan konsep harga perolehan, kecuali beberapa akun

tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Grup.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup.

Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di Catatan 3.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Konsolidasian”. PSAK 65, „Laporan keuangan kosolidasian‟ mendasarkan prinsip yang telah ada

dengan mengidentifikasi konsep pengendalian sebagai faktor utama dalam menentukan apakah entitas harus dimasukkan ke dalam laporan konsolidasian entitas induk. Standar ini memberikan petunjuk tambahan untuk membantu dalam kondisi penentuan pengendalian sulit untuk dinilai.

Dalam prinsip yang baru, Grup mengendalikan suatu entitas ketika Grup terekspos terhadap, atau memiliki hak atas, pengembalian variabel dari keterlibatannya terhadap entitas dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengembalian tersebut melalui kekuasaannya atas entitas

tersebut. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan konsolidasian Entitas Induk dan

entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung oleh Entitas Induk.

Laporan keuangan Entitas Anak disusun dengan periode pelaporan yang sama dengan Entitas Induk. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian

telah diterapkan secara konsisten oleh Grup, kecuali dinyatakan lain. Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Entitas Induk

memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Entitas Induk memiliki secara langsung melalui Entitas-entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

Transaksi antar entitas, saldo dan keuntungan antar entitas Grup yang belum direalisasi dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi Entitas Anak

diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi Entitas Induk.

Pengendalian didapat ketika Entitas Induk terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee.

Secara spesifik, Entitas Induk mengendalikan investee jika dan hanya jika Entitas Induk memiliki seluruh hal berikut ini:

a. Kekuasaan atas investee (misal, hak yang ada memberikan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan investee).

b. Eksposur atau hak atas imbal hasil vari abel dari keterlibatannya dengan investee.

c. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.

Ketika Entitas Induk memiliki kurang dari hak suara mayoritas, Entitas Induk dapat

mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang relevan dalam menilai apakah memiliki kekuasaan atas investi tersebut:

a. Pengaturan kontraktual dengan pemilik hak suara yang lain.

b. Hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain. c. Hak suara dan hak suara potensial Entitas Induk.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Entitas Induk menilai kembali apakah investor mengendalikan investee jika fakta dan keadaan

mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian. Konsolidasi atas Entitas Anak dimulai ketika Entitas Induk memiliki pengendalian atas Entitas Anak dan berhenti ketika Entitas Induk kehilangan pengendalian atas Entitas Anak. Aset, liabilitas,

penghasilan dan beban atas Entitas Anak yang diakuisisi atau dilepas selama periode termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dari tanggal Entitas Induk memperoleh pengendalian sampai dengan tanggal Entitas Induk menghentikan

pengendalian atas Entitas Anak. Laba atau rugi dan setiap komponen atas penghasilan komprehensif lain diatribusikan pada

pemegang saham Entitas Induk dan pada kepentingan nonpengendali (KNP), walaupun hasil di kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit. Bila diperlukan, penyesuaian dilakukan pada laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansinya sesuai dengan kebijakan akuntansi

Entitas Induk. Semua aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas berkaitan dengan transaksi antar anggota Entitas Induk akan dieliminasi secara penuh dalam proses konsolidasi.

Transaksi dengan KNP yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai

tercatat aset neto Entitas Anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas.

Perubahan kepemilikan di Entitas Anak, tanpa kehilangan pengendalian, dihitung sebagai transaksi ekuitas. Jika Entitas Induk kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, maka Entitas Induk:

a. menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas anak; b. menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; c. menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuit as, bila ada;

d. mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; e. mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; f. mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian sebagai laba

rugi; dan g. mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan dan kerugian yang telah diakui sebelumnya

dalam penghasilan komprehensif lain atau saldo laba, begitu pula menjadi persyaratan jika

Entitas Induk akan melepas secara langsung aset atau liabilitas yang terkait. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari Entitas Anak yang tidak dapat

diatribusikan, secara langsung maupun tidak langsung, pada Entitas Induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan

kepada pemilik Entitas Induk.

c. Instrumen Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK -PSAK ini tidak

membawa dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Klasifikasi

i. Aset Keuangan

Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, (iv) atau aset keuangan tersedia untuk dijual,

mana yang sesuai. Grup menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha - pihak ketiga dan pihak berelasi, piutang lain-lain - pihak ketiga, deposito yang dibatasi penggunaannya, pinjaman

karyawan, piutang pihak berelasi, dan uang jaminan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

ii. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2014) dapat dikategorikan sebagai (i)

liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, atau (iii) derivative yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Grup menentukan

klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang bank jangka pendek, utang usaha pihak ketiga dan

pihak berelasi, utang lain-lain - pihak ketiga dan pihak berelasi, beban masih harus dibayar, utang pembelian aset tetap, utang sewa pembi ayaan, dan utang pihak berelasi, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan

diamortisasi. Pengakuan dan pengukuran

i. Aset Keuangan

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapat diat ribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian yang

lazim/reguler) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

• Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan

pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui sebagai laba

rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Pengakuan dan pengukuran (lanjutan)

ii. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya t ransaksi yang dapat

diatribusikan secara langsung.

• Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnya setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga

efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian ketika liabilitas

keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam lapor an posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum

untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 68 (2014), “Pengukuran Nilai Wajar”,

dalam PSAK ini, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual

aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:

- Di pasar utama untuk aset dan liabilitas tersebut, atau - Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau

liabilitas tersebut.

Grup harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan.

Nilai wajar aset atau liabilitas diukur m enggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.

Pengukuran nilai wajar atas aset non keuangan mempertimbangkan kemampuan pelaku pasar dalam menghasilkan keuntungan ekonomi dengan penggunaan aset pada kemampuan tertinggi

dan terbaik aset atau dengan menjualnya ke pelaku pasar yang lain yang akan menggunakan aset di kemampuan tertinggi dan terbaik.

Grup menggunakan teknik penilaian yang tepat sesuai keadaan dan dimana tersedia kecukupan data untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalisir penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

Semua aset dan liabilitas dimana nilai wajar diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian dapat dikategorikan pada tingkat hirarki nilai wajar, berdasarkan tingkatan input

terendah yang signifikan atas pengukuran nilai wajar secara keseluruhan:

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)

- Tingkat 1 - harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.

- Tingkat 2 - input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi

baik secara langsung maupun tidak langsung. - Tingkat 3 - input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.

Untuk aset dan liabilitas yang diakui pada laporan keuangan konsolidasian secara berulang, Grup

menentukan apakah terjadi transfer antara tingkat di dalam hirarki dengan cara mengevaluasi kategori (berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan dalam pengukuran nilai wajar) setiap akhir periode pelaporan.

Untuk tujuan pengungkapan nilai wajar, Grup telah menentukan kelas aset dan liabilitas berdasarkan sifat, karakteristik, dan risiko aset atau liabilitas, dan tingkat hirarki nilai wajar seperti

dijelaskan di atas. Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat

ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan

hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa

depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam

mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, kemungkinan bahwa mereka akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan di mana data yang dapat diobservasi mengindikasikan bahwa ada terukur penurunan

arus kas estimasi masa mendatang, seperti perubahan tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

i. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama kali

menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai adanya penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Grup

menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Grup memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik

risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

i. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).

Nilai kini estimasi arus kasa masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif

terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun cadangan penurunan nilai jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan

tersebut. Jika pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan nilai

tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang nilai tercatat aset tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuanga n diakui pada laporan laba

rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada

periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan penurunan nilai, sedangkan jika setelah akhir periode pelaporan dik reditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

Penghentian Pengakuan

i. Aset Keuangan

Suatu aset keuangan, atau mana yang berlaku, bagian dari aset keuangan atau bagian dari

kelompok aset keuangan sejenis, dihentikan pengakuannya pada saat:

(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau

(b) Grup mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset

keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan (i) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset

keuangan tersebut, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah menandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, maupun

mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan Grup terhadap aset keuangan tersebut.

Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur

sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan (lanjutan)

i. Aset Keuangan (lanjutan)

Dalam hal ini, Grup juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Grup.

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih

antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap liabilitas baru yang harus ditanggung; dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas harus

diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

ii. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak

dihentikan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau

modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

d. Kas dan Setara Kas dan Deposito Yang Dibatasi Penggunaannya

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatan dan tidak dijaminkan atas utang serta tidak

dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan,

dijaminkan dan dibatasi penggunaannya dicatat sebagai ”Deposito yang dibatasi penggunaannya” sebagai bagian aset tidak lancar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

e. Jasa Dalam Pelaksanaan

Biaya-biaya untuk mengerjakan proyek jasa pembuatan iklan, jasa desain grafis , dan jasa program tertentu lainnya diakumulasi dan dibebankan sebagai beban langsung pada saat penjualan diakui, yaitu pada saat pekerjaan telah diselesaikan dan mendapat persetujuan dari pemberi kerja.

Sedangkan biaya-biaya untuk mengerjakan proyek yang berkaitan dengan jasa hubungan masyarakat dan jasa pameran diakumulasi dan dibebankan sebagai beban langsung pada saat penjualan diakui, yaitu berdasarkan persentase tingkat penyelesaian pekerjaan.

f. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus

(straight -line method).

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup, jika:

a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak:

(i) Mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan, Grup;

(ii) Memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau

(iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;

b. Suatu pihak adalah entitas asosiasi Grup

c. Suatu pihak adalah ventura bersama dimana salah satu dari anggota Grup sebagai venturer;

d. Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau Entitas Induknya;

e. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);

f. Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau dimana hak suara signifikan dimiliki oleh, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

g. Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Beberapa persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan persyaratan yang dilakukan dengan pihak -pihak yang tidak berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

h. Investasi Jangka Panjang Lain-lain

Investasi dalam bentuk saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara han dal, diukur pada biaya

perolehan. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan langsung pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

i. Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat

biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan

pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan instalasi 10

Peralatan studio 5 - 10

Peralatan dan perlengkapan kantor 5 - 10

Kendaraan 4

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

i. Aset Tetap (lanjutan)

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Laba atau rugi yang timbul

dari penghentian pengakuan aset diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset tetap yang tidak digunakan lagi dan ditujukan untuk dijual dihentikan penyusutannya dan

diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual pada akun aset lainnya.

Nilai residu, estimasi masa manfaat dan metode penyusutan direview dan disesuaikan, setiap akhir tahun, bila diperlukan.

j. Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset”.

Perubahan PSAK 48 “Penurunan nilai aset” terhadap pengungkapan atas nilai terpulihkan untuk aset nonkeuangan. Perubahan ini menghilangkan pengungkapan tertentu untuk nilai terpulihkan atas Unit Penghasil Kas yang disyaratkan oleh PSAK 48 melalui penerbitan PSAK 68.

Penerapkan PSAK 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset”, tidak memiliki dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasian dan pengungkapan dalam laporan keuangan

konsolidasian. Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami

penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Grup membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar

independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar dari pada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan diakui

pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebagai rugi penurunan nilai.

Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar terkini atas nilai waktu dari uang dan risiko spesifik dari aset. Dalam menentukan nilai wajar

dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikasi nilai

wajar yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain konsolidasian sesuai dengan kategori beban yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka

entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

j. Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan (lanjutan)

Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill

dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat

aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto s etelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan nilai aset nonkeuangan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.

k. Transaksi Sewa

Grup mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan

kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.

Sewa Pembiayaan - sebagai Lessee

Sewa dimana Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan pemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewaan dan nilai kini dari

pembayaran sewa minimum.

Setiap pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian

yang merupakan pelunasan kewajiban sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo pembiayaan. Jumlah kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan disajikan sebagai utang jangka panjang. Unsur bunga dalam biaya keuangan

dibebankan di laporan laba rugi konsolidasian setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih

pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya. Sewa Operasi - sebagai Lessee

Sewa dimana seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset secara signifikan berada pada lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian secara garis

lurus selama masa sewa.

l. Imbalan Kerja Karyawan

Grup mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang -undang Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup

menerapkan PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. PSAK revisi ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor, mengatur pengakuan biaya jasa lalu serta mengatur beberapa pengungkapan tambahan.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

l. Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan) Grup menerapkan secara retrospektif perubahan yang diatur dalam PSAK revisi ini dan oleh

karena itu, laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan laporan perubahan ekuitas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2014, disajikan kembali. Dampak penerapan PSAK revisi ini diungkapkan pada Catatan 4.

Beban pensiun berdasarkan program dana pensiun manfaat pasti Grup ditentukan melalui perhitungan aktuaria secara periodik dengan menggunakan metode projected unit credit dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, hasil yang diharapkan atas aset dana pensiun dan

tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun tahunan. Seluruh pengukuran kembali, terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial dan hasil atas aset

dana pensiun (tidak termasuk bunga bersih) diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lainnya dengan tujuan agar aset atau kewajiban pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit dan surplus dana pensiun.

Pengukuran kembali tidak mereklasifikasi laba atau rugi pada periode berikutnya. Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika amandemen/kurtailmen

terjadi atau ketika biaya restrukturisasi atau pemutusan hubungan kerja diakui. Sebagai akibatnya, biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui selama periode vesting masa depan.

Beban bunga dan pengembalian aset dana pensiun yang diharapkan sebagaimana digunakan dalam PSAK 24 (Revisi 2013) versi sebelumnya digantikan dengan b eban bunga - neto, yang

dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto untuk mengukur kewajiban manfaat pasti - neto atau aset pada saat awal dari tiap periode pelaporan tahunan.

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak

termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pendapatan usaha berasal dari jasa berikut:

- Produksi iklan dan desain grafis, diakui pada saat pekerjaan diselesaikan dan telah memperoleh persetujuan dari pemberi kerja.

- Media, diakui pada saat iklan telah ditayangkan dan penayangan tersebut telah memperoleh

persetujuan dari pemberi kerja.

- Hubungan masyarakat dan pameran, diakui berdasarkan persentase tingkat penyelesaian pekerjaan atau sesuai dengan persyaratan yang disebutkan dalam kontrak.

Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).

n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing

dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

2015 2014

1 Dolar Amerika Serikat (USD) 13.795 12.440 1 Dolar Singapura (SGD) 9.751 9.422

1 Dolar Hongkong (HKD) 1.780 1.603

o. Perpajakan

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 46 (Revisi 2014), ”Pajak Penghasilan”,

yang memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak dengan menggunakan model revaluasi tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.

Penerapan PSAK revisi baru tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian kecuali untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi diakui langsung ke

ekuitas, dalam hal ini diakui sebagai pendapatan komprehensif lain. Pajak Kini

Beban pajak kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, dan ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Manajemen

secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SP T) sehubungan dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada

otoritas pajak. Bunga dan denda untuk kekurangan atau kelebihan pembayaran pajak penghasilan, jika ada,

dicatat sebagai bagian dari “Manfaat (Beban) Pajak” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda

yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

Pajak Tangguhan Pajak tangguhan diukur dengan metode liabilitas atas beda waktu pada tanggal pelaporan antara

dasar pengenaan pajak untuk aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dengan beberapa pengecualian. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh

dikurangkan dan rugi fiskal apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer dan rugi fiskal.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

o. Perpajakan (lanjutan)

Pajak Tangguhan (lanjutan)

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, dan mengurangi jumlah tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Aset pajak

tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada setiap akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia untuk dipulihkan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada periode saat aset direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan undang-undang pajak

yang berlaku atau berlaku secara substantif pada akhir periode laporan keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan dan/atau pemulihan semua perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya

telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang dapat dipaksakan

secara hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan entitas kena pajak yang sama, atau Grup bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

p. Laba Neto Per Saham Dasar

Laba neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba neto pada tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham ditempatkan dan disetor selama tahun yang bersangkutan. Jumlah

rata-rata tertimbang saham pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar 465.224.000 saham.

q. Segmen Operasi

Segmen operasi adalah bagian khusus dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen

lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset, dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai

kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Grup dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasian.

Segmen geografis tidak disajikan karena aktivitas penjualan Grup seluruhnya dilakukan di Jakarta.

r. Provisi

Provisi diakui jika entitas memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut

mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. Jika entitas mengharapkan sebagian atau seluruh provisi diganti, maka penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah tetapi hanya

pada saat timbul keyakinan pengantian pasti diterima. Beban ya ng terkait dengan provisi disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang

mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, maka provisi dibatalkan.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat

pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dan pengungkapan terkait pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode

pelaporan berikutnya.

Pertimbangan

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat keputusan berikut,

yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Instrumen Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi

Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2c.

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional Grup adalah mata uang lingkungan ekonomi primer tempat Grup beroperasi.

Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban pokok penjualan. Manajemen Grup menentukan mata uang fungsional Grup adalah Rupiah.

Sewa

Grup mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Grup bertindak sebagai lessee untuk beberapa sewa kendaraan dan peralatan kantor. Grup mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang

mensyaratkan Grup untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.

Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Grup atas perjanjian sewa, transaksi sewa kendaraan

dan peralatan kantor sebagai sewa pembiayaan.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan

yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi

mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Penilaian Instrumen Keuangan

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat

berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Grup. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 33.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha

Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan

pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Provisi yang spesifik ini

dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan untuk piutang usaha. Nilai tercatat dari piutang usaha Grup sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 diungkapkan dalam Catatan 6.

Penyusutan Aset Tetap

Beban perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap

antara 4 sampai dengan 20 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat aset tetap bersih Grup 31 Desember 2015 dan 2014

diungkapkan dalam Catatan 12.

Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan

Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) melebihi nilai

terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat

diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Data arus kas diambil dari anggaran untuk lima tahun yang akan datang dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang

belum dilakukan oleh Grup atau investasi signifikan di masa datang yang akan memutakhirkan kinerja aset dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang digunakan dalam model arus kas yang didiskontokan, sebagaimana juga jumlah arus kas masuk di masa datang

yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

Imbalan Kerja Karyawan

Penentuan liabilitas dan biaya imbalan kerja karyawan Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang

digunakan oleh aktuaris independen dan manajemen Grup dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengunduran diri, tingkat mortalitas dan usia pensiun. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup diakumulasi dan

diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang.

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar. Namun

demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah cadangan imbalan kerja karyawan.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terd apat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi

apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui. Estimasi

manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan.

4. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Beberapa akun dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013 dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

konsolidasian dan laporan perubahan ekuitas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah disajikan kembali sehubungan dengan pen erapan PSAK 24 (Revisi 2013) yang berlaku retrospektif (Catatan 2l).

Tabel di bawah ini memperlihatkan dampak penyesuaian atas penyajian kembali terhadap laporan keuangan konsolidasian:

31 Desember 2014

Disajikan

Sebelumnya

Disajikan

Kembali

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Aset pajak tangguhan 5.517.648.863 6.111.044.862

Liabilitas imbalan kerja karyawan 12.522.538.170 14.896.122.000

Saldo laba

Belum ditentukan penggunaannya 65.662.230.340 63.881.848.307

Kepentingan Nonpengendali 379.692.615 379.886.647

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian

Beban usaha 72.400.519.410 72.303.041.410

Beban pajak penghasilan 2.292.331.488 2.316.700.988

Laba neto tahun berjalan 3.888.710.103 3.961.818.602

Penghasilan (beban) komprehensif lain - (520.117.500 )

1 Januari 2014/31 Desember 2013

Disajikan

Sebelumnya

Disajikan

Kembali

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Aset pajak tangguhan 4.890.867.890 5.335.260.890

Liabilitas imbalan kerja karyawan 11.481.618.000 13.259.190.000

Saldo laba

Belum ditentukan penggunaannya 68.045.966.646 66.712.787.646

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

5. KAS DAN SETARA KAS

Terdiri atas:

2015 2014

Kas 65.657.000 49.535.200

Bank

Mata uang Rupiah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 4.395.364.307 1.038.245.855

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.866.552.930 13.413.217.816

PT Bank OCBC NISP Tbk 1.885.298.679 1.040.182.777

PT Bank Central Asia Tbk 636.890.679 632.662.422

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 432.999.949 352.603.717

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 262.652.909 261.227.321

PT CIMB Niaga Tbk 56.326.778 57.245.238

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 9.482.311 1.625.758.565

PT Bank Mega Tbk - 107.053.852

PT Bank Permata Tbk - 63.883.654

Lain-lain (di bawah Rp 30 juta) 694.000 3.482.402

Mata uang Dolar Amerika Serikat

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(USD 130.710 pada tahun 2015 dan

USD 157.639 pada tahun 2014) 1.803.151.210 1.961.023.313

Standard Chartered Bank, Jakarta

(USD 81,627 pada tahun 2015 dan

USD 159.793 pada tahun 2014) 1.126.048.604 1.987.824.920

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(USD 51.871 pada tahun 2015 dan

USD 33.569 pada tahun 2014) 715.562.928 417.602.714

Mata uang Dolar Singapura

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(SGD 38.305 pada tahun 2014) - 360.917.787

Mata uang Dolar Hongkong

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(HKD 82.407 pada tahun 2014) -

132.154.378

Subtotal bank 14.191.025.284 23.455.086.731

Setara Kas - Deposito Berjangka

Mata uang Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 20.228.865.000 12.800.000.000

PT Bank OCBC NISP Tbk 12.000.000.000 2.000.000.000

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 93.045.487 88.360.377

Subtotal setara kas - deposito berjangka 32.321.910.487 14.888.360.377

Total 46.578.592.771 38.392.982.308

Suku bunga per tahun masing-masing deposito berjangka dalam mata uang Rupiah yaitu antara 4,50% sampai dengan 8,75% untuk tahun 2015 dan 5,50% sampai dengan 9,50% untuk tahun 2014.

Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak-

pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

6. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:

2015 2014

Pihak ketiga

PT Nutrindo Jaya Abadi 23.913.349.195 8.777.659.921 PT Muara Wisesa Samudra 17.124.165.555 2.946.503.394 PT Asuransi Jiwasraya Persero 11.542.124.101 18.487.871.485

PT Campina Ice Cream Industry 5.972.486.634 12.779.154.887 PT Taman Impian Jaya Ancol 5.669.886.069 5.225.656.656 PT Takeda Indonesia 4.862.850.424 543.082.100

PT Pharos Indonesia 4.490.019.981 1.795.200.000 PT Astra Daihatsu Motor 3.460.822.310 3.276.093.446 PT Erlangga Mahameru 3.100.384.484 -

PT Nutrisains 2.526.199.437 10.547.184.023 PT Tupperware Indonesia 2.133.011.985 1.472.193.038 PT Pertamina (Persero) Tbk 1.964.275.000 127.784.657

PT Lenovo Indonesia 1.952.499.152 4.375.440.211 PT ZTE Indonesia 1.345.047.186 427.647.765 PT Monysaga Prima 1.316.470.320 -

PT Seven Sunday Films 1.234.693.878 1.234.693.878 PT Bank OCBC NISP Tbk 1.186.210.908 703.362.316 PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors 1.151.919.981 -

PT TC Subaru 1.114.080.000 916.080.000 PT Pandega Citraniaga 1.091.550.506 522.480.335 PT Astra Honda Motor 985.722.421 2.199.297.262

PT Agung Podomoro Land Tbk 881.843.808 1.320.395.061 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 742.038.664 5.406.399.512 PT Ici Paints Indonesia 489.222.004 1.037.487.214

PT Calpis Indonesia 122.915.306 1.294.599.137 PT Sarihusada Generasi Mahardhika 46.915.173 1.609.828.059 PT Dimas Pratama Indah 16.836.734 1.582.282.932

PT Mowilex Indonesia 11.240.146 1.607.910.700 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk - 7.122.558.560 PT Multimedia Prasetyakarya - 1.382.929.960

Lain-lain (di bawah Rp 1 milyar) 15.688.934.238 20.563.802.091

Total pihak ketiga 116.137.715.600 119.285.578.600 Dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang (943.741.761 ) (7.639.293.539 )

Total pihak ketiga – neto 115.193.973.839 111.646.285.061

Pihak berelasi (Catatan 10a) PT Teknografika Nusantara 1.466.300.000 -

Total piutang usaha 116.660.273.839 111.646.285.061

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

6. PIUTANG USAHA (lanjutan)

Rincian piutang usaha pihak ketiga berdasarkan umurnya (aging schedule) adalah sebagai berikut:

2015 2014

Pihak ketiga:

Belum jatuh tempo 39.664.896.710 53.245.765.382

Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 32.473.338.813 32.859.003.471 31 - 60 hari 13.981.831.456 13.158.505.005

61 - 91 hari 10.164.957.694 7.284.572.983 Lebih dari 90 hari 19.852.690.927 12.737.731.759

Total pihak ketiga 116.137.715.600 119.285.578.600

Dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang (943.741.761 ) (7.639.293.539 )

Total pihak ketiga - neto 115.193.973.839 111.646.285.061

Pihak berelasi:

Belum jatuh tempo 1.466.300.000 -

Total piutang usaha 116.660.273.839 111.646.285.061

Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:

2015 2014

Saldo awal 7.639.293.539 6.481.908.612 Penambahan penyisihan pada tahun berjalan

(Catatan 26) 943.741.761 1.164.300.892

Penghapusan piutang tak tertagih yang telah dicadangkan (7.615.687.826 ) - Realisasi tahun berjalan (23.605.713 ) (6.915.965 )

Saldo akhir 943.741.761 7.639.293.539

Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai piutang tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha

pihak ketiga.

Piutang usaha Entitas Induk sebesar Rp 40.000.000.000 dijadikan jaminan untuk utang bank yang diperoleh Entitas Induk dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 13).

7. JASA DALAM PELAKSANAAN

Akun ini merupakan akumulasi biaya yang dikeluarkan untuk membiayai suatu proyek pekerjaan. Pada saat proyek telah selesai, maka pekerjaan dalam pelaksanaan ini akan dibebankan sebagai

beban langsung. Rincian pekerjaan dalam pelaksanaan berdasarkan jenis dan proses pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

7. JASA DALAM PELAKSANAAN (lanjutan)

2015 2014

Program televisi 14.895.796.892 18.533.573.245

Bahan cetak 9.587.123.209 8.424.285.253

Bahan seni 8.842.189.401 5.529.986.118

Perlengkapan ruang pameran 7.305.119.263 5.755.759.885

Program studio 6.408.679.216 5.172.098.207

Promosi dan pemasaran 1.751.859.255 4.893.162.237

Jasa lainnya 7.098.386.352 4.896.294.714

Total 55.889.153.588 53.205.159.659

8. UANG MUKA DAN ASET LANCAR LAINNYA

Terdiri atas:

2015 2014

Uang muka: Media 11.516.461.816 12.505.685.635 Produksi 3.770.902.763 3.985.878.441

Aset lancar lainnya: Beban dibayar di muka 1.046.379.163 880.464.907 Perlengkapan 280.556.343 1.716.635.692

Perlengkapan kantor 58.335.952 169.844.098

Total 16.672.636.037 19.258.508.773

Uang muka media merupakan uang muka yang dibayarkan kepada para pemasok dari media cetak dan elektronik dalam rangka pemesanan penayangan iklan.

Uang muka produksi merupakan uang muka yang dibayarkan terlebih dahulu untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan pembuatan iklan dan program pada media elektronik.

Beban dibayar di muka merupakan pembayaran di muka untuk sewa gedung dan asuransi atas aset

tetap Grup.

9. DEPOSITO YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Akun ini merupakan deposito berjangka Entitas Induk dalam mata uang Rupiah yang ditempatkan

pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 12.000.530.000 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan tingkat suku bunga 4,50% - 7,50% per tahun untuk tahun 2015 dan 5,50% - 8,00% per tahun untuk tahun 2014. Deposito berjangka tersebut dijaminkan untuk utang bank jangka pendek

yang diperoleh Entitas Induk dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 13).

10. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI

Sifat pihak berelasi

Pihak-pihak Berelasi Sifat Hubungan Sifat Transaksi

PT Prima Rancang Buana Manajemen yang sama dengan Entitas Induk

Piutang pihak berelasi dan utang usaha.

PT Fortune Travindo Manajemen yang sama

dengan Entitas Induk

Piutang pihak berelasi, utang

usaha dan utang pihak berelasi. Fortune PR Singapore Pte., Ltd Manajemen yang sama

dengan Entitas Induk Piutang pihak berelasi

PT Teknografika Nusantara Manajemen yang sama dengan Entitas Induk

Piutang usaha, piutang pihak berelasi, pendapatan usaha

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

10. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

Transaksi pihak berelasi

a. Pendapatan dan piutang usaha

Pendapatan usaha dari pihak berelasi adalah sekitar 0,30% dari jumlah pendapatan usaha pada tahun 2015. Pada tanggal 31 Desember 2015, saldo piutang usaha yang timbul dari transaksi usaha tersebut disajikan sebagai bagian dari akun ”Piutang Usaha - Pihak Berelasi”

(Catatan 6).

b. Pinjaman karyawan

Grup memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan yang akan dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan. Jumlah pinjaman karyawan masing-masing sebesar 0,19% dan 0,44% dari jumlah aset konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.

c. Piutang pihak berelasi

Terdiri atas:

2015 2014

PT Prima Rancang Buana 4.442.416.746 3.664.231.585 PT Fortune Travindo 1.170.009.640 1.170.009.640 Fortune PR Singapore Pte., Ltd 1.026.721.581 981.487.932

PT Teknografika Nusantara - 561.336.006

Total 6.639.147.967 6.377.065.163

Akun ini merupakan pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan tanpa jangka waktu pengembalian yang pasti yang diberikan oleh Grup. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,

saldo piutang tersebut adalah masing-masing sebesar 2,34% dan 2,44% dari jumlah aset konsolidasian.

d. Utang usaha Pembelian Grup dari pihak berelasi yaitu :

2015 2014

Total %*) Total %

*)

PT Teknografika Nusantara 1.156.659.620 0,33 - -

PT Fortune Travindo 687.193.353 0,19 1.211.406.228 0,38

PT Prima Rancang Buana 1.090.909 0,00 260.572.081 0,08

Total 1.844.943.882 0,52 1.471.978.309 0,46

*) Persentase dari total beban langsung

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

10. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

d. Utang usaha (lanjutan)

Utang usaha Grup kepada pihak berelasi yaitu :

2015 2014

Total %*) Total %

*)

PT Teknografika Nusantara 1.101.968.744 0,74 - -

PT Prima Rancang Buana 248.586.735 0,17 268.115.188 0,20

PT Fortune Travindo 107.034.643 0,07 138.061.310 0,11

Total 1.457.590.122 0,98 406.176.498 0,31

*) Persentase dari total liabilitas konsolidasian

e. Utang pihak berelasi

PT Fortune Adwicipta, Entitas Anak, memberikan pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan, dan jatuh tempo yang pasti kepada PT Fortune Travindo, pihak berelasi sebesar Rp 200.000.000 pada

tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang tersebut adalah masing-masing sebesar 0,13% dan 0,15% dari jumlah liabilitas konsolidasian.

f. Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris sebesar masing-masing

Rp 5.948.691.901 dan Rp 1.899.200.000 atau 10,39% dan 3,47% dari jumlah gaji, upah dan kesejahteraan karyawan dari beban usaha pada tahun 2015 dan 2014.

Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Direksi masing-masing sebesar Rp 9.603.855.623 dan Rp 8.131.588.093 atau 16,77% dan 14,86% dari jumlah gaji, upah dan kesejahteraan karyawan dari beban usaha pada tahun 2015 dan 2014.

11. INVESTASI JANGKA PANJANG LAIN-LAIN

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, akun ini merupakan penyertaan 1 (satu) lembar saham

pada PT Usaha Kita Makmur Indonesia (UKMI) dengan persentase kepemilikan sebesar 2,38% dengan nilai nominal sebesar Rp 500.000.000 per lembar. Instrumen ekuitas ini tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak dapat diukur secara andal, sehingga nilai wajar instrumen tersebut

dicatat pada biaya perolehan.

UKMI didirikan berdasarkan akta Notaris Singgih Susilo S.H., No. 71 tanggal 28 Juni 2004 yang kemudian diubah dengan akta No. 20 tanggal 5 November 2004 oleh notaris yang sama,

berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam perdagangan umum dengan misi membantu mitra usaha dan/atau usaha kecil menengah, antara lain dalam memperluas dan mengembangkan pasar, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan sinergi serta melakukan inovasi.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

12. ASET TETAP

Aset tetap terdiri atas:

2015 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Kepemilikan langsung : Bangunan dan prasarana 8.764.807.092 - - 8.764.807.092 Mesin dan instalasi 15.899.768 - - 15.899.768 Peralatan studio 138.738.436 - - 138.738.436

Peralatan dan perlengkapan kantor

8.717.196.898

561.606.525 112.758.000 9.166.045.423

Kendaraan 4.060.971.897 407.800.000 646.265.000 3.822.506.897 Aset sewa pembiayaan:

Peralatan dan perlengkapan kantor

134.920.000

- - 134.920.000

Kendaraan - 414.250.000 - 414.250.000

Total 21.832.534.091 1.383.656.525 759.023.000 22.457.167.616

Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung :

Bangunan dan prasarana 5.748.323.215 446.668.178 - 6.194.991.393

Mesin dan instalasi 11.499.400 2.414.447 - 13.913.847 Peralatan studio 125.209.093 1.154.100 - 126.363.193 Peralatan dan perlengkapan

kantor

6.822.772.656

b

b 790.027.300 112.758.000 7.500.041.956 Kendaraan 2.000.140.556 434.273.408 646.265.000 1.788.148.964

Aset sewa pembiayaan: Peralatan dan perlengkapan

Kantor 60.714.000 26.984.000 - 87.698.000

Kendaraan - 4.315.104 - 4.315.104

Total 14.768.658.920 1.705.836.537 759.023.000 15.715.472.457

Nilai Buku 7.063.875.171 6.741.695.159

2014 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Kepemilikan langsung : Bangunan dan prasarana 8.533.058.092 231.749.000 - 8.764.807.092 Mesin dan instalasi 15.899.768 - - 15.899.768 Peralatan studio 138.738.436 - - 138.738.436

Peralatan dan perlengkapan kantor

8.103.169.453 682.240.445 68.213.000 8.717.196.898

Kendaraan 4.174.631.897 - 113.660.000 4.060.971.897 Aset sewa pembiayaan:

Peralatan dan perlengkapan kantor

134.920.000

- - 134.920.000

Total 21.100.417.646 913.989.445 181.873.000 21.832.534.091

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

12. ASET TETAP (lanjutan)

Rincian laba penjualan aset tetap pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

2015 2014

Biaya perolehan 745.273.000 181.873.000

Akumulasi penyusutan 745.273.000 181.690.917

Nilai buku aset tetap - 182.083

Hasil penjualan aset tetap 36.000.000 35.000.000

Laba penjualan aset tetap 36.000.000 34.817.917

Pendapatan atas penggantian aset tetap - peralatan kantor yang hilang oleh pihak asuransi PT Asuransi Central Asia, pihak ketiga, pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Biaya perolehan 13.750.000

Akumulasi penyusutan 13.750.000

Nilai buku aset tetap -

Penggantian dari asuransi 4.373.606

Laba klaim asuransi 4.373.606

Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha masing-masing sebesar Rp 1.705.836.536

dan Rp 1.770.634.532 untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (Catatan 26).

Kendaraan senilai Rp 407.800.000 dan Rp 760.000.000 yang dimiliki oleh Entitas Induk, yang

diperoleh melalui fasilitas kredit dari PT Bank Jasa Jakarta dan PT BCA Finance, dijaminkan untuk liabilitas yang terkait. Liabilitas terkait disajikan sebagai “Utang Pembelian Aset Tetap” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (Catatan 15).

Peralatan kantor sebesar Rp 134.920.000 yang dimiliki oleh FPR, Entitas Anak, yang diperoleh melalui fasilitas sewa pembiayaan dari PT Orix Indonesia Finance dijaminkan untuk liabilitas yang terkait. Kendaraan sebesar Rp 414.250.000 yang dimiliki oleh FPR, Entitas Anak, yang diperoleh

melalui fasilitas sewa pembiayaan dari PT Artha Asia Finance dijaminkan untuk liabilitas yang terkait. Liabilitas terkait disajikan sebagai “Utang Sewa Pembiayaan” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (Catatan 16).

2014 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung :

Bangunan dan prasarana 5.261.773.095 486.550.120 - 5.748.323.215 Mesin dan instalasi 8.824.400 2.675.000 - 11.499.400 Peralatan studio 124.054.993 1.154.100 - 125.209.093 Peralatan dan perlengkapan

kantor

6.126.094.690

764.708.883 68.030.917 6.822.772.656 Kendaraan 1.625.238.127 488.562.429 113.660.000 2.000.140.556

Aset sewa pembiayaan: Peralatan dan perlengkapan kantor 33.730.000 26.984.000 - 60.714.000

Total 13.179.715.305 1.770.634.532 181.690.917 14.768.658.920

Nilai Buku 7.920.702.341 7.063.875.171

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

12. ASET TETAP (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset tetap Grup telah diasuransikan terhadap risiko

kebakaran, risiko huru-hara, risiko kerusakan, dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 7.493.274.000 dan Rp 4.967.644.000. Manajemen Grup berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup

untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas aset tetap yang dipertanggungkan tersebut.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap, manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan

yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.

13. UTANG BANK JANGKA PENDEK

Terdiri atas fasilitas yang diterima Entitas Induk dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan rincian

sebagai berikut :

2015 2014

Kredit modal kerja non revolving 25.000.000.000 25.000.000.000 Kredit modal kerja revolving 5.000.200.000 5.000.200.000

Total 30.000.200.000 30.000.200.000

Sebagaimana dinyatakan dalam Surat Perjanjian Kredit No. CBG.CB3/SPPK/MN1.179/2011 tanggal

13 Juni 2011, Entitas Induk memperoleh fasilitas pinjaman kredit modal kerja dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang digunakan untuk modal kerja dengan jumlah maksimum Rp 20 miliar dan jatuh tempo pada tanggal 14 Juli 2012.

Selanjutnya, berdasarkan Surat Perjanjian Kredit No. CRO.KP/205/KMK/11 pada tanggal 22 November 2012, Entitas Induk mendapat tambahan fasilitas kredit modal kerja sebesar maksimum Rp 20 miliar sehingga jumlah fasilitas menjadi Rp 40 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal

14 Juli 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenai bunga sebesar 9,25% per tahun.

Lebih lanjut, berdasarkan Surat Perjanji an Kredit No. CBC.JIS/SPPK/1279/2013 pada tanggal 8 Juli 2013, fasilitas kredit modal kerja dikonversi menjadi:

1. Kredit modal kerja non revolving sebesar Rp 25.000.000.000

2. Kredit modal kerja revolving sebesar Rp 15.000.000.000

Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 14 Agustus 2014 dan dikenai bunga sebesar

11,5% per tahun.

Fasilitas tersebut kemudian diperpanjang kembali sampai tanggal 14 Agustus 2015 berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit No. CBC.JIS/SPPK/1319/2014 tanggal 23 Juli 2014, serta dikenai

bunga sebesar 11,75% per tahun.

Suku bunga fasilitas ini mengalami penyesuaian menjadi 12,25% per tahun sesuai dengan surat No. CBC.JIS/1406/2014 tanggal 18 Agustus 2014.

Fasilitas tersebut kemudian diperpanjang kembali sampai tanggal 14 Agustus 2016 berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit No. CRO.KP/205/KMK/2015 tanggal 10 Agustus 2015.

Seluruh fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha sebesar Rp 40.000.000.000 (Catatan 6)

dan deposito berjangka atas nama Entitas Induk yang ditempatkan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 12.000.530.000 (Catatan 9).

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

14. UTANG USAHA

Akun ini merupakan liabilitas kepada para pemasok untuk pembelian barang dan jasa dengan rincian sebagai berikut:

2015 2014

Pihak ketiga

Mata uang Rupiah PT Rajawali Citra Televisi Indonesia 34.476.288.002 15.911.864.272 PT Surya Citra Televisi Tbk 12.307.702.000 9.254.960.000

PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh 5.362.368.001 976.250.000 PT Televisi Transformasi Indonesia 5.139.465.003 1.991.700.000

PT Indosiar Visual Mandiri 2.662.231.000 2.668.644.000

PT Anugerah Buah Sulung 1.939.331.904 349.015.980 PT Net Mediatama Indonesia 1.865.600.000 262.900.000 PT Lativi Mediakarya 1.865.556.000 5.671.644.000

PT Kompas Media Nusantara 1.834.898.400 2.402.239.840 PT Jawa Pos Koran 1.405.192.800 77.385.000 PT Sebelas April Lian Mipro 1.315.624.890 2.445.847.960

PT Televisi Berita Indonesia 1.193.500.000 - PT Suara Merdeka Press 1.114.806.000 467.517.600 PT Media Televisi Indonesia 1.090.016.395 3.300.000

PT Global Informasi Bermutu 959.200.000 1.836.912.000 PT MNC Sky Vision Tbk 150.700.000 1.627.810.381 PT Cakrawala Andalas Televisi - 7.681.520.001

PT Karin Disni Jaya - 1.705.440.000 Lain-lain (di bawah Rp 1 miliar) 23.213.048.832 25.393.674.104

Mata uang Dolar Amerika Serikat

Mediacorp PTE Ltd, Singapore (USD 173.600) 2.394.812.000 -

Subtotal pihak ketiga 100.290.341.227 80.728.625.138

Pihak berelasi (Catatan 10d) PT Teknografika Nusantara 1.101.968.744 - PT Prima Rancang Buana 248.586.735 268.115.188

PT Fortune Travindo 107.034.643 138.061.310

Subtotal pihak berelasi 1.457.590.122 406.176.498

Total 101.747.931.349 81.134.801.636

Rincian umur utang usaha dihitung sejak tanggal faktur (invoice) adalah sebagai berikut:

2015 2014

Pihak ketiga Belum jatuh tempo 73.602.185.014 56.504.907.714

Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 7.870.785.870 7.281.801.260 31 - 60 hari 4.693.370.359 2.730.361.976

61 - 90 hari 1.867.484.937 2.019.220.423 Lebih dari 90 hari 12.256.515.047 12.192.333.765

Subtotal 100.290.341.227 80.728.625.138

Pihak berelasi Belum jatuh tempo 26.146.000 182.779.424

Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari - 60.926.475 31 - 60 hari - 121.852.949

Lebih dari 90 hari 1.431.444.122 40.617.650

Subtotal 1.457.590.122 406.176.498

Total 101.747.931.349 81.134.801.636

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

15. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP

Akun ini merupakan utang pembelian aset tetap dengan jaminan fidusia Entitas Induk dari PT BCA Finance dan PT Bank Jasa Jakarta sehubungan dengan pembelian kendaraan dengan rincian sebagai berikut:

` 2015 2014

Utang pembelian aset tetap 272.297.091 133.000.000

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 96.104.835 133.000.000

Total Jangka Panjang – Bersih 176.192.256 -

Utang pembelian aset tetap dijamin dengan aset yang bersangkutan (Catatan 1 2).

Utang pembelian aset tetap ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 9,28% per tahun.

Beban bunga atas utang pembelian aset tetap tersebut masing-masing sebesar Rp 11.776.458 dan Rp 19.045.596 (Catatan 28) untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan

2014.

16. UTANG SEWA PEMBIAYAAN

Pada tahun 2014, FPR, Entitas Anak, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari PT ORIX Indonesia

Finance untuk pembelian peralatan kantor yang akan berakhir pada tahun 2015.

Pada tahun 2015, FPR, Entitas Anak, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari PT Artha Asia Finance untuk pembelian kendaraan yang akan berakhir pada tahun 2019.

Rincian utang sewa pembiayan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

2015 2014

2015 - 39.750.000 2016 142.140.084 -

2017 142.140.084 - 2018 142.140.084 - 2019 130.295.220 -

Total sewa minimum 556.715.472 39.750.000 Dikurangi beban bunga 123.665.128 8.268.656

Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimal 433.050.344 31.481.344

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 90.397.582 31.481.344

Bagian jangka panjang 342.652.762 -

Utang sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang bersangkutan (Catatan 12).

Utang sewa pembiayaan ini dikenai tingkat suku bunga sebesar 8,75% per tahun.

Beban bunga atas utang sewa pembiayaan tersebut masing-masing sebesar Rp 13.101.822 dan

Rp 4.956.172 (Catatan 28) untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

17. PERPAJAKAN

a. Utang Pajak

Utang pajak terdiri atas:

2015 2014

Entitas Induk:

Pajak Penghasilan:

Pasal 21 340.697.442 755.741.188

Pasal 23 749.622.032 426.445.709

Pasal 29 - 1.125.615

Pajak Pertambahan Nilai 169.826.287 891.093.733

STP/SKPKB/SP (Catatan 17e) 24.260.395 -

Total Entitas Induk 1.284.406.156 2.074.406.245

Entitas Anak:

Pajak Penghasilan:

Pasal 4 (2) 27.777.778 -

Pasal 21 326.998.286 446.021.964

Pasal 23 367.927.073 224.427.875

Pasal 25 124.579.415 116.029.637

Pasal 29 238.658.206 152.508.606

Pajak Pertambahan Nilai 511.843.127 169.226.783

STP/SKPKB/SP (Catatan 17e) 245.583.959 214.816.459

Total Entitas Anak 1.843.367.844 1.323.031.324

Total 3.127.774.000 3.397.437.569

b. Pajak Penghasilan

2015 2014

Entitas Induk:

Beban pajak kini - (1.027.038.500 )

Manfaat (beban) pajak tangguhan (40.535.083 ) 1.400.719.943

Entitas Anak:

Beban pajak kini (1.573.017.619 ) (1.892.073.961 )

Beban pajak tangguhan (863.256.464 ) (798.308.470 )

Total (2.476.809.166 ) (2.316.700.988 )

c. Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan penghasilan kena pajak (rugi

fiskal) Entitas Induk untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:

2015

2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Laba sebelum beban pajak penghasilan 4.548.280.169 6.278.519.590 Laba bersih Entitas Anak sebelum beban pajak

penghasilan (5.165.496.419 ) (5.983.523.340 )

Bagian rugi Entitas Asosiasi - 53.837.248

Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan Entitas Induk (617.216.250 ) 348.833.498

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pajak Kini (lanjutan)

2015

2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Beda waktu:

Penyusutan aset tetap 291.060.763 236.372.160

Penyisihan penurunan nilai piutang 234.238.657 26.688.706

Penghapusan piutang 7.689.701 -

Imbalan kerja karyawan (820.687.000 ) 743.192.000

Beda permanen:

Kesejahteraan karyawan 909.347.996 1.128.913.520

Jamuan dan sumbangan 369.358.178 287.753.664

Pajak dan denda 311.463.547 2.993.410.820

Telepon 116.917.593 132.043.753

Penghasilan bunga yang telah dikenai

pajak final (2.028.486.835 ) (1.789.053.226 )

Penghasilan kena pajak (rugi fiskal) - Enti tas Induk (1.226.313.650 ) 4.108.154.895

Perhitungan beban pajak kini, utang pajak penghasilan badan dan tagihan pajak penghasilan Grup adalah sebagai berikut:

2015 2014

Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan):

Entitas Induk - 4.108.154.000 Entitas Anak 6.781.232.000 7.913.084.000

Beban pajak kini

Entitas Induk - 1.027.038.500 Entitas Anak 1.573.017.619 1.892.073.961

Total beban pajak kini 1.573.017.619 2.919.112.461

Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka: Entitas Induk

Pasal 23 1.812.987.408 984.270.885 Pasal 25 14.255.600 41.642.000 Entitas Anak

Pasal 23 406.638.082 383.512.258 Pasal 25 1.469.303.646 1.356.053.096

Total 3.703.184.736 2.765.478.239

Utang pajak penghasilan badan: Entitas Induk - 1.125.615 Entitas Anak 238.658.206 152.508.606

Total utang pajak penghasilan badan 238.658.206 153.634.221

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pajak Kini (lanjutan)

2015 2014

Tagihan restitusi pajak penghasilan (Catatan 17e)

Entitas Induk Pasal 23 1.812.987.408 - Pasal 25 14.255.600 -

Entitas Anak Pasal 23 51.030.735 51.030.735 Pasal 25 42.877.200 42.877.200

Pasal 29 541.582.314 -

Total tagihan restitusi pajak penghasilan 2.462.733.257 93.907.935

Entitas Induk dan Entitas Anak akan melaporkan penghasilan kena pajak tahun 2015 seperti yang disebutkan di atas dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan (SPT) yang

dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Penghasilan kena pajak tahun 2014 seperti tersebut di atas adalah sesuai dengan yang tercantum dalam SPT yang dilaporkan Entitas Induk dan Entitas Anak kepada KPP.

d. Pajak Tangguhan

Rincian manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tahun-tahun yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut :

Manfaat pajak tangguhan

2015 2014

Entitas Induk

Dibebankan ke laporan laba rugi Imbalan kerja karyawan 616.361.500 1.334.954.727 Penyusutan aset tetap 72.765.191 59.093.040

Penghapusan piutang 1.922.425 - Penyisihan penurunan nilai piutang (731.584.199 ) 6.672.176

Dibebankan ke penghasilan komprehensif lain

Imbalan kerja karyawan (560.955.250 ) 179.840.250

Subtotal (601.490.333 ) 1.580.560.193

Entitas Anak Dibebankan ke laporan laba rugi

Imbalan kerja karyawan 52.701.000 (1.099.094.227 )

Penyusutan aset tetap 20.398.791 17.507.042 Penghapusan piutang 9.474.998 - Sewa pembiayaan (1.798.516 ) (1.124.332 )

Penyisihan penurunan nilai piutang (944.032.737 ) 284.403.047 Dibebankan ke penghasilan komprehensif lain

Imbalan kerja karyawan 31.732.500 (6.467.750 )

Subtotal (831.523.964 ) (804.776.220 )

Total (1.433.014.297 ) 775.783.973

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Pajak Tangguhan (lanjutan)

Aset pajak tangguhan

31 Desember 2015

31 Desember 2014 (Disajikan kembali

Catatan - 2l dan 4)

1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali

Catatan - 2l dan 4)

Entitas Induk Imbalan kerja karyaw an 3.429.254.042 3.373.847.792 1.859.052.815 Penyusutan aset tetap 193.756.600 120.991.410 61.898.370 Penyisihan penurunan nilai piutang 58.559.665 790.143.863 783.471.687

Penghapusan piutang 1.922.425 - -

Subtotal 3.683.492.732 4.284.983.065 2.704.422.872

Entitas Anak

Imbalan kerja karyaw an 434.616.207 350.182.707 1.455.744.684 Penyusutan aset tetap 375.431.531 355.032.740 337.525.698 Penyisihan penurunan nilai piutang 177.375.775 1.121.408.513 837.005.466

Penghapusan piutang 9.474.998 - - Sew a pembiayaan (2.360.680 ) (562.163 ) 562.169

Subtotal 994.537.831 1.826.061.797 2.630.838.017

Total 4.678.030.563 6.111.044.862 5.335.260.889

e. Tagihan dan Pemeriksaan Pajak

Entitas Induk

Pada tahun 2015, Entitas Induk menerima beberapa Surat Tagihan Pajak sebesar Rp 69.001.887 dengan rincian sebagai berikut : 1. Pajak Penghasilan pasal 21 masa Maret 2014, Desember 2014 dan Agustus 2015 sebesar

Rp 33.731.268 2. Pajak Penghasilan pasal 23 masa Maret 2014, Desember 2014 dan Agustus 2015 sebesar

Rp 11.590.507

3. Pajak Penghasilan badan tahun 2010 dan 2014 sebesar Rp 6.070.988 4. Pajak Pertambahan Nilai masa Januari sampai dengan Desember 2010 sebesar

Rp 8.982.303

5. Pajak Pertambahan Nilai masa Februari, Mei, Juni dan Juli 2015 sebesar Rp 8.626.821

Jumlah seluruh kurang bayar dan tagihan pajak tersebut sebesar Rp 69.001.887 dibebankan ke dalam akun “Pajak dan Denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2015. Tagihan tersebut telah dibayar tunai sebesar Rp 44.741.491 oleh Entitas Induk pada tahun 2015. Beban pajak sebesar Rp 24.260.396 masih terutang hingga tanggal 31 Desember 2015.

Perusahan juga menerima surat ketetapan pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Agustus 2010 sebesar Rp 947.519.100. Tagihan tersebut telah dibayar tunai pada tahun 2015.

Pada tanggal 28 Maret 2014, Entitas Induk menerima hasil pemeriksaan pajak tahun 2010 yang

menetapkan kurang bayar sejumlah Rp 819.970.431, dengan rincian sebagai berikut :

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

e. Tagihan dan Pemeriksaan Pajak (lanjutan)

Entitas Induk (lanjutan)

1. Pajak Penghasilan badan masa 2010 sebesar Rp 201.211.920

2. Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 masa 2010 sebesar Rp 1.036.000 3. Pajak Penghasilan pasal 23 masa 2010 sebesar Rp 27.347.901 4. Pajak Penghasilan pasal 21 masa 2010 sebesar Rp 5.468.320

5. Pajak Pertambahan Nilai masa Januari - Desember 2010 sebesar Rp 584.906.290

Selama tahun 2014, Entitas Induk juga menerima beberapa Surat Tagihan Pajak sebesar Rp 1.333.453.243 dengan rincian sebagai berikut :

1. Pajak Penghasilan pasal 23 masa Maret 2010 sebesar Rp 6.291.854 2. Pajak Penghasilan pasal 21 masa Maret 2010 sebesar Rp 8.656.285 3. Pajak Penghasilan badan masa 2013 sebesar Rp 1.099.430

4. Pajak Pertambahan Nilai masa 2010 sebesar Rp 1.317.405.674

Jumlah seluruh kurang bayar dan tagihan pajak tersebut sebesar Rp 2.153.423.674 dibebankan ke dalam akun “Pajak dan Denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi

dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2014. Tagihan tersebut telah dibayar tunai seluruhnya oleh Entitas Induk pada tahun 2014.

PT Pelita Alembana (PA)

Pada tanggal 23 Juni 2015, PA, Entitas Anak, menerima surat pemberitahuan pemeriksaan lapangan atas Pajak Pertambahan Nilai masa Mei sampai dengan November 2014. PA, Entitas Anak menerima hasil pemeriksaan pajak tersebut pada tanggal 29 Januari 2016 (Catatan 37).

PT Fortune Pramana Rancang (FPR)

Pada tanggal 14 Januari 2013, FPR, Entitas Anak, menerima hasil pemeriksaan pajak untuk tagihan pajak penghasilan tahun 2010 sebesar Rp 93.907.935. Hasil pemeriksaan pajak yang

diterima FPR menetapkan lebih bayar sebesar Rp 110.838.365. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, FPR belum menerima restitusi pajak lebih bayar tersebut.

PT Fortune Adwicipta (FAC)

Pada tahun 2015, FAC, Entitas Anak, menerima beberapa STP atas Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 masa Maret, Juni dan Agustus 2013 dan Pajak Pertambahan Nilai masa Desember 2012 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 48.652.892. FAC membebankan tagihan pajak sebesar

Rp 48.652.892 tersebut sebagai bagian dari akun “Pajak dan denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2015. Tagihan tersebut telah dibayar tunai sebesar Rp 17.885.392. Beban pajak sebesar

Rp 30.767.500 masih terutang hingga tanggal 31 Desember 2015.

Pada tahun 2013, FAC, Entitas Anak, menerima beberapa STP atas Pajak Penghasilan pasal 21 dan Pajak Penghasilan Final dan Fiskal Luar Negeri serta beberapa Surat Paksa (SP) atas Pajak

Penghasilan pasal 21, Pajak Penghasilan pasal 23, dan Pajak Penghasilan Nilai untuk masa pajak tahun 2007 sampai dengan 2010 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 102.349.476. Atas tagihan pajak tersebut, FAC membebankan sebagai bagian dari akun “Pajak dan denda” sebagai

bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2013. Jumlah tersebut masih terutang hingga tanggal 31 Desember 2015.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

e. Tagihan dan Pemeriksaan Pajak (lanjutan)

PT Fortune Adwicipta (FAC) (lanjutan)

Pada tanggal 21 November 2011, FAC menerima hasil pemeriksaan pajak untuk tagihan pajak penghasilan tahun 2009 sebesar Rp 279.258.403. Hasil pemeriksaan pajak yang diterima FAC menetapkan lebih bayar sebesar Rp 279.258.402 dan kurang bayar atas Pajak Penghasilan pasal

4 ayat 2 sebesar Rp 100.875.419, Pajak Penghasilan pasal 21 sebesar Rp 20.187.499, Pajak Penghasilan pasal 23 sebesar Rp 118.779.468 dan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 15.165.000 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 255.007.386. Atas hasil pemeriksaan

tersebut, FAC membebankan tagihan pajak penghasilan tahun 2009 sebesar Rp 255.007.386 sebagai bagian dari akun “Pajak dan denda” sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur

Jenderal Pajak No. KEP00093.PPH/WPJ.04/ KP.1003/2011 tentang pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada FAC, yang menetapkan untuk mengkompensansi lebih bayar sebesar Rp 279.258.402 dengan jumlah kurang bayar sebesar Rp 190.824.906 dari tagihan pajak

penghasilan tahun 2009, Rp 44.955.907 dari tagihan pajak penghasilan tahun 2008, Rp 41.677.589 dari tagihan pajak penghasilan tahun 2007 dan Rp 1.800.000 dari tagihan pajak penghasilan tahun 2010.

Sehingga jumlah pajak yang harus disetor FAC atas tagihan pajak penghasilan tahun 2009 sebesar Rp 64.182.480 dan jumlah tersebut masih terutang sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.

Pada tanggal 20 Juli 2010, FAC, menerima hasil pemeriksaan pajak untuk tagihan pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 252.506.449. Hasil pemeriksaan pajak yang diterima FAC menetapkan lebih bayar sebesar Rp 252.506.449 dan kurang bayar atas Pajak Penghasilan pasal

4 ayat 2 sebesar Rp 72.210.116, Pajak Penghasilan pasal 21 sebesar Rp 45.685.057, Pajak Penghasilan pasal 23 sebesar Rp 253.368.629 dan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 21.103.262 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 392.367.064. Sesuai dengan Surat

Ketetapan Pajak (SKP) KPPPMB No. 00022/406/08/017/10, FAC mengkompensansi lebih bayar sebesar Rp 252.506.449 dengan jumlah kurang bayar sebesar Rp 392.367.064 sehingga jumlah pajak yang harus disetor FAC sebesar Rp 139.860.615 pada tanggal 31 Desember 2010. Atas

hasil pemeriksaan tersebut, FAC membebankan tagihan pajak penghasilan tahun 2008 dan kekurangan bayar pajak atas Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2, Pajak Penghasilan pasal 21, Pajak Penghasilan pasal 23 dan Pajak Pertambahan Nilai di atas sebesar Rp 392.367.064 dalam

laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif konsolidasian lain tahun 2010.

Kemudian pada tahun 2011, FAC membayar kurang bayar pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 46.620.205 dan mengkompensasikan lebih bayar pajak penghasilan tahun 2009 dengan

kurang bayar pajak penghasilan tahun 2008 sebesar Rp 44.955.907, sehingga jumlah pajak yang masih harus disetor FAC sebesar Rp 48.284.503 pada tanggal 31 Desember 2012 dan jumlah tersebut masih terutang sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.

Jumlah pajak terutang oleh FAC pada tanggal 31 Desember 2015 untuk seluruh tagihan pajak tersebut adalah sebesar Rp 245.583.959.

f. Administrasi dan Perubahan Peraturan Perpajakan

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Wajib Pajak menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak

saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak

saat terutangnya pajak.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

18. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Grup mencatat liabilitas imbalan kerja karyawan untuk tahun -tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 31 Desember 2013 berdasarkan hasil perhitungan aktuarial yang

dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, dalam laporannya tanggal 11 Februari 2016, setelah penyajian kembali liabilitas imbalan kerja pada tanggal -tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan

Kerja”, menggunakan metode “Projected Unit Credit”.

Jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan yang harus diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015

31 Desember 2014 (Disajikan kembali

- Catatan 2l dan 4)

1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Nilai kini kewajiban imbalan pasti 12.169.348.000 14.896.122.000 13.259.190.000

Rincian beban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai berikut:

2015

2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Biaya jasa kini 839.750.000 915.843.000 Biaya bunga 1.006.185.000 902.473.000 Penyisihan kelebihan pembayaran manfaat 528.033.000 441.435.000 Asumsi kewajiban karena pengakuan jasa masa lalu 302.282.000 -

Total beban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian 2.676.250.000 2.259.751.000

Rincian beban imbalan kerja karyawan yang diakui pada ekuitas dalam peng hasilan komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai berikut:

2015

2014 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Keuntungan (kerugian) akturial yang timbul dari:

Perubahan asumsi keuangan (579.933.000 ) (116.013.000 ) Penyesuaian berdasarkan pengalaman liabilitas program (1.536.958.000 ) 809.503.000

Total beban yang diakui pada penghasilan komprehensif lain

(2.116.891.000 ) 693.490.000

Mutasi pada liabilitas bersih yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015

31 Desember 2014

(Disajikan kembali - Catatan 2l dan 4)

1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

Saldo awal tahun 14.896.122.000 13.259.190.000 9.945.604.000

Beban selama periode berjalan (Catatan 26) 2.676.250.000

2.259.751.000 2.743.656.000

Pembayaran manfaat karyawan (3.286.133.000 ) (1.316.309.000 ) (1.142.383.000 ) Penghasilan komprehensif lain (2.116.891.000 ) 693.490.000 1.712.313.000

Saldo akhir tahun 12.169.348.000 14.896.122.000 13.259.190.000

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

18. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015

31 Desember 2014

(Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4)

1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 (Disajikan kembali -

Catatan 2l dan 4) Tingkat diskonto 9,00% 7,85% 8,00%

Tingkat kenaikan gaji tahunan 10 % per tahun 10 % per tahun 10% per tahun Tingkat mortalita TMI 2011 TMI 2011 CSO 1980 Tingkat catat 10% dari TMI 2011 10% dari TMI 2011 10% dari CSO 1980 Usia pension 55 55 55

Tingkat pengunduran diri 20% pada usia 20 tahun, kemudian

menurun secara linier sampai dengan 5%

pada usia 45 tahun

20% pada usia 20 tahun, kemudian

menurun secara linier sampai dengan 3%

pada usia 45 tahun

20% pada usia 20 tahun, kemudian menurun

secara linier sampai dengan 3% pada usia 45

tahun

Sensitivitas liabilitas imbalan pasti terhadap perubahan asumsi utama tertimbang adalah:

Dampak terhadap liabilitas imbalan pasti/ Perubahan asumsi Kenaikan asumsi Penurunan asumsi

Tingkat diskonto 1,00% Turun 5% Naik 5% Tingkat kenaikan gaji 1,00% Naik 5% Turun 5%

Analisa sensitivitas didasarkan pada perubahan atas satu asumsi aktuaria dimana asums i lainnya dianggap konstan. Dalam prakteknya, hal ini jarang terjadi dan perubahan beberapa asumsi mungkin

saling berkorelasi. Dalam perhitungan sensitivitas kewajiban imbalan pasti atas asumsi aktuaria utama, metode yang sama (perhitungan nilai kini kewajiban imbalan pasti dengan menggunakan metode projected unit credit di akhir periode) telah diterapkan seperti dalam penghitungan kewajiban

pensiun yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

Perkiraan analisis jatuh tempo atas kewajiban imbalan pasti tidak terdiskonto per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut.

Kurang dari

1 tahun Antara

2-5 tahun Antara

6-10 tahun Lebih dari 10 tahun

Total

Imbalan pasti 1.850.405.000 4.799.655.000 2.335.664.000 3.183.624.000 12.169.348.000

Rata-rata durasi kewajiban imbalan pasti adalah 8,60 tahun.

19. MODAL SAHAM

Rincian pemegang saham Entitas Induk berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2015 berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut :

Pemegang Saham Modal

Ditempatkan dan Disetor

Penuh

Persentase Pemilikan

(%)

Total Modal Saham

PT Karya Citra Prima 431.474.200 92,75% 43.147.420.000

Masyarakat (pemilikan di bawah 5%) 33.749.800 7,25% 3.374.980.000

Total 465.224.000 100,00% 46.522.400.000

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

19. MODAL SAHAM (lanjutan)

Rincian pemegang saham Entitas Induk berikut dengan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2014 berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi

Efek, adalah sebagai berikut :

Pemegang Saham Modal Ditempatkan dan Disetor

Penuh

Persentase Pemilikan

(%)

Total

Modal Saham

PT Karya Citra Prima 431.474.200 92,75 43.147.420.000 Masyarakat (pemilikan di bawah 5%) 33.749.800 7,25 3.374.980.000

Total 465.224.000 100,00 46.522.400.000

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat saham Entitas Induk yang dimiliki oleh

Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk.

20. TAMBAHAN MODAL DISETOR - NETO

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2015

2014 (Disajikan kembali

Catatan 2l dan 4)

Agio saham

Penawaran umum saham perdana 6.150.000.000 6.150.000.000 Agio saham yang berasal dari penambahan modal

saham atas pelaksanaan Waran Seri I 613.440.000

613.440.000

Beban emisi efek ekuitas (3.167.567.104 ) (3.167.567.104 )

3.595.872.896 3.595.872.896

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 3.553.096.441

3.553.096.441

Total 7.148.969.337 7.148.969.337

21. PEMBENTUKAN CADANGAN UMUM DAN DIVIDEN

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 10 Juni 2015 dan telah dinyatakan dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 51 pada tanggal yang sama, para

pemegang saham Entitas Induk telah menyetujui untuk membentuk tambahan cadangan umum sebesar Rp 583.306.500 atau 15% dari laba bersih tahun 2014.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 25 Juni 2014 dan telah

dinyatakan dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 68 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Entitas Induk telah menyetujui untuk membentuk tambahan cadangan umum sebesar Rp 1.587.275.000 atau 15% dari laba bersih tahun 2013 dan melakukan pembagian dividen

sebesar Rp 10 per lembar saham atau total sebesar Rp 4.652.240.000.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

22. KEPENTINGAN NONPENGENDALI

Rincian kepentingan pemegang saham nonpengendali atas ekuitas dan bagian hasil bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut:

`

23. LABA NETO PER SAHAM DASAR

Laba neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba neto tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode yang bersangkutan:

2015 2014

Laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 2.044.178.780 3.928.887.193

Total rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar 465.224.000 465.224.000

Laba neto per saham dasar 4 8

24. PENDAPATAN USAHA

2015 2014

Media:

Televisi 242.027.070.795 219.318.970.698

Cetak 53.041.570.644 33.034.963.649

Radio 15.817.818.738 3.992.883.781

Digital 4.203.239.160 14.321.686.028

Produksi iklan 86.378.770.806 98.140.942.108

Hubungan masyarakat 24.273.068.178 25.925.503.697

Desain grafis dan pameran 6.174.847.085 9.589.234.407

Total 431.916.385.406 404.324.184.368

31 Desember 2015

Awal Tahun

Bagian Laba (Rugi)

Komprehensif Akhir Tahun

PT Pelita Alembana 257.289.019 19.350.818 276.639.837

PT Fortune Pramana Rancang 160.624.548 9.141.558 169.766.106

PT Fortune Adwicipta (38.026.920 ) (2.152.128 ) (40.179.048 )

Total 379.886.647 26.340.248 406.226.895

31 Desember 2014

(Disajikan kembali - Catatan 2l dan 4)

Awal Tahun

Bagian Laba

(Rugi) Komprehensif Akhir Tahun

PT Pelita Alembana 224.559.026 32.729.993 257.289.019

PT Fortune Pramana Rancang 147.351.686 13.272.862 160.624.548

PT Fortune Adwicipta (25.149.506 ) (12.877.414 ) (38.026.920 )

Total 346.761.206 33.125.441 379.886.647

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

24. PENDAPATAN USAHA (lanjutan)

Pada tahun 2015, pelanggan dengan nilai pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha selama tahun 2015 adalah PT Astra Daihatsu Motor dengan jumlah sekitar Rp 45 miliar.

Pada tahun 2014, pelanggan dengan nilai pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha selama tahun 2014 adalah Partai Kebangkitan Nasional, PT Campina Ice Cream Industry, PT Asuransi Jiwasraya Persero, dan PT Tupperware Indonesia dengan jumlah sekitar Rp 140 miliar.

Pada tahun 2015, terdapat penjualan kepada pihak berelasi yaitu PT Teknografika Nusantara, pihak berelasi, dengan jumlah sebesar Rp 1,3 miliar (Catatan 10a).

Pada tahun 2014, tidak terdapat penjualan kepada pihak berelasi.

25. BEBAN LANGSUNG

2015 2014

Media:

Televisi 220.309.204.846 202.479.862.234

Cetak 48.656.551.354 30.025.883.554

Digital 9.044.310.773 7.508.848.227

Radio 4.003.734.399 3.799.359.799

Produksi iklan 59.450.892.575 60.199.723.415

Hubungan masyarakat 7.793.042.158 11.868.972.078

Desain grafis dan pameran 3.806.671.078 6.685.803.550

Total 353.064.407.183 322.568.452.857

Pemasok dengan nilai pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian selama tahun 2015

adalah PT Rajawali Citra Televisi Indonesia dan PT Televisi Transformasi Indonesia dengan jumlah masing-masing sebesar Rp 53 miliar dan Rp 43 miliar.

Pemasok dengan nilai pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian selama tahun 2014

adalah PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dengan jumlah sebesar Rp 57 miliar.

Pada tahun 2015, terdapat pembelian kepada pihak berelasi yaitu PT Fortune Travindo, Entitas Asosiasi, dan PT Prima Rancang Buana, Entitas Asosiasi, serta PT Teknografika Nusantara dengan

jumlah masing-masing sebesar Rp 687 juta, 1,1 juta dan 1,2 miliar (Catatan 10d).

Pada tahun 2014, terdapat pembelian kepada pihak berelasi yaitu PT Fortune Travindo, Entitas Asosiasi, dan PT Prima Rancang Buana, Entitas Asosiasi, dengan jumlah masing-masing sebesar

Rp 1,2 miliar dan Rp 260 juta (Catatan 10d).

26. BEBAN USAHA

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:

2015

2014 (Disajikan kembali - Catatan

2l dan 4)

Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan 57.258.350.738 54.739.503.630 Administrasi kantor 2.935.185.625 1.440.429.846 Imbalan kerja karyawan (Catatan 18) 2.676.250.000 2.259.751.000

Jamuan dan sumbangan 1.821.347.483 1.575.858.534 Penyusutan (Catatan 12) 1.705.836.537 1.770.634.532 Perjalanan dan transportasi 1.648.737.049 1.461.172.943

Telepon, faksimile, listrik dan internet 1.314.615.682 1.062.102.035

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

26. BEBAN USAHA (lanjutan)

2015

2014 (Disajikan kembali - Catatan

2l dan 4)

Honorarium tenaga ahli 1.258.317.658 1.087.611.571 Penyisihan penurunan nilai piutang (Catatan 6) 943.741.761 1.164.300.892

Sewa 902.464.475 2.378.020.124 Pajak dan denda (Catatan 17) 457.645.323 3.177.688.482 Lain-lain (di bawah Rp 100 juta) 270.082.761 185.967.821

Total 73.192.575.090 72.303.041.410

27. PENGHASILAN BUNGA

Terdiri atas:

2015 2014

Deposito berjangka 1.963.121.640 1.765.120.481

Jasa giro 331.683.119 310.100.452

Total 2.294.804.759 2.075.220.933

28. BEBAN KEUANGAN

Terdiri atas:

2015 2014

Beban bunga: Utang bank 3.726.066.507 3.613.357.422

Utang sewa pembiayaan (Catatan 16) 13.101.822 4.956.172 Utang pembelian aset tetap (Catatan 15) 11.776.458 19.045.596

Beban administrasi dan provisi bank 370.050.494 394.480.981

Total 4.120.995.281 4.031.840.171

29. ENTITAS ASOSIASI

Pada tanggal 30 September 2014 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Fortune Travindo (FT) yang diaktakan oleh Notaris Leolin Jayayanti, S.H. akta No. 67

pada tanggal yang sama, ditegaskan bahwa Entitas Induk menjual seluruh kepemilikannya sebesar 20% pada FT kepada PT Grahaadhika Fortune, pihak berelasi, sebesar Rp 2.250.000.000. Kerugian atas penjualan saham tersebut sebesar Rp 1.813.715.507, dicatat dalam akun “Rugi penjualan

investasi pada Entitas Asosiasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun 2014.

Sebelumnya, sampai dengan tanggal 30 September 2014, Entitas Induk mencatat bagian rugi bersih atas penyertaan di FT, sebesar Rp 53.837.248, disajikan pada akun “Bagian rugi Entitas Asosiasi” sebagai bagian dari “Penghasilan (beban) lain -lain” dalam laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain konsolidasian.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

30. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Terdiri atas:

2015 2014

Laba dari klaim asuransi (Catatan 12) 4.373.606 -

Penghapusan piutang (45.589.693 ) - Lain-lain – neto 90.802.703 723.306.596

Total 49.586.616 723.306.596

31. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup memiliki aset moneter dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut:

2015 2014

Mata Uang Asing

Ekuivalen Rupiah

Mata Uang Asing

Ekuivalen Rupiah

Aset Bank USD 264.209 3.644.762.742 351.001 4.366.450.947

SGD - - 38.305 360.917.787

HKD - - 82.407 132.154.378

Liabilitas Utang usaha USD 173.600 2.394.812.000 - -

Net aset moneter dalam mata uang asing 1.249.950.742 4.859.523.112

Apabila aset moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2015 dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal 28 Maret 2016, maka jumlah aset moneter dalam mata uang asing di atas akan turun sebesar Rp 42.767.433.

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN RISIKO

Dalam aktivitas usaha sehari-hari, Grup dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko utama yang dihadapi

Grup yang timbul dari instrumen keuangan adalah risiko kredit, risiko pasar (yaitu nilai mata uang asing dan tingkat suku bunga), risiko likuiditas, dan risiko pengelolaan modal. Fungsi utama dari manajemen risiko Grup adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini,

dan mengelola posisi risiko sesuai dengan kebijakan. Grup secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar, produk, dan praktik pasar terbaik.

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko jika pihak debitur tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak konsumen, yang menyebabkan kerugian keuangan. Grup mengelola risiko kredit dari pelanggan dengan

melakukan analisa dan persetujuan kredit yang hat i-hati, dan juga pengawasan terhadap saldo piutang dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang tak tertagih.

Pengungkapan kuantitatif atas eksposur risiko kredit sehubungan dengan aset keuangan adalah

sebagai berikut:

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

a. Risiko Kredit (lanjutan)

2015

Belum Jatuh Tempo Dan Tidak Ada Penurunan

Nilainya

Telah Jatuh Tempo Tet api Belum Diturunkan Nilainya

Telah Jatuh Tempo Dan Diturunkan

Nilainya

Total

1 - 30 hari

31 - 60 hari

61 - 90 hari

Bank dan setara kas 46.512.935.771 - - - - 46.512.935.771

Piutang usaha

Pihak ketiga 39.664.896.710 32.473.338.813 13.981.831.456 10.164.957.694 18.908.949.166 115.193.973.839

Pihak berelasi 1.466.300.000 1.466.300.000

Piutang lain-lain – pihak ketiga 8.602.806.612 - - - - 8.602.806.612

Deposito yang dibatasi penggunaannya 12.000.530.000 - - - - 12.000.530.000

Pinjaman kar yawan 551.758.665 - - - - 551.758.665

Piutang pihak

berelasi 6.639.147.967 - - - - 6.639.147.967

Total 115.438.375.725 32.473.338.813 13.981.831.456 10.164.957.694 18.908.949.166 190.967.452.854

2014

Belum Jatuh

Tempo Dan Tidak Ada Penurunan

Nilainya

Telah Jatuh Tempo Tet api Belum Diturunkan Nilainya

Telah Jatuh Tempo Dan Diturunkan

Nilainya

Total

1 - 30 hari

31 - 60 hari

61 - 90 hari

Bank dan setara kas 38.343.447.108

-

-

-

-

38.343.447.108

Piutang usaha 53.245.765.382

32.859.003.471

13.158.505.005

7.284.572.983

5.098.438.220

111.646.285.061

Piutang lain-lain 3.825.143.951

-

-

-

-

3.825.143.951

Deposito yang dibatasi penggunaannya 12.000.530.000

-

-

-

-

12.000.530.000

Pinjaman kar yawan 1.155.829.432

-

-

-

-

1.155.829.432

Piutang pihak

berelasi 6.377.065.163

-

-

-

-

6.377.065.163

Total 114.947.781.036

32.859.003.471

13.158.505.005

7.284.572.983

5.098.438.220

173.348.300.715

Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melakukan prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara

terus menerus untuk mengurangi risiko penurunan nilai piutang.

Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, piutang usaha diturunkan nilainya dan dibuat penyisihannya dengan rincian sebagai berikut :

2015

Penurunan Nilai

Individual

Penurunan Nilai

Kolektif Total

Per 1 Januari 2015 97.751.324.673 19.852.690.927 117.604.015.600 Penyisihan penurunan nilai - (943.741.761 ) (943.741.761 )

Per 31 Desember 2015 97.751.324.673 18.908.949.166 116.660.273.839

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

a. Risiko Kredit (lanjutan)

b. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko dalam hal nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumen

keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Grup dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko tingkat suku bunga.

Risiko Nilai Mata Uang Asing

Risiko nilai mata uang asing adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Grup

terekspos risiko nilai tukar mata uang asing yang terutama timbul dari aset moneter bersih yang berbeda dengan mata uang fungsional Grup.

Grup memonitor secara ketat fluktuasi dari nilai tukar mata uang asing sehingga dapat mengambil

langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup pada waktu yang tepat.

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, dengan semua variabel lainnya tetap konstan, dengan

pendapatan sebelum pajak yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014:

Kenaikan (Penurunan) Mata Uang Asing

Pengaruh Pada Laba Sebelum Pajak

31 Desember 2015 USD 5% 182.238.137

-5% (182.238.137 )

31 Desember 2014 USD 5% 218.322.547 -5% (218.322.547 )

SGD 5% 18.045.889 -5% (18.045.889 )

HKD 5% 6.607.719 -5% (6.607.719 )

Grup memiliki aset moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014

dan disajikan dalam Catatan 31.

Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu

instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pengaruh dari risiko perubahan suku bunga pasar berhubungan dengan pinjaman dari Grup yang dikenakan suku bunga mengambang.

Grup memonitor secara ketat fluktuasi suku bunga pasar dan ekspektasi pasar sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup secara tepat waktu. Manajemen tidak menganggap perlunya melakukan swap suku bunga pada saat ini.

2014

Penurunan Nilai

Individual

Penurunan Nilai

Kolektif Total

Per 1 Januari 2014 106.547.846.841 12.737.731.759 119.285.578.600 Penyisihan penurunan nilai - (7.639.293.539 ) (7.639.293.539 )

Per 31 Desember 2014 106.547.846.841 5.098.438.220 111.646.285.061

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

b. Risiko Pasar (lanjutan)

Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)

Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan Grup yang terkait risiko tingkat suku bunga:

2015

Suku Bunga

Efektif

Jatuh

Tempo Dalam Satu (1)

Tahun

Jatuh

Tempo Pada Tahun

ke - 2

Jatuh

Tempo Pada Tahun

ke - 3

Jatuh

Tempo Pada Tahun

ke - 4

Total

Aset

Bunga Tetap

Bank dan setara kas 4,50% - 8,75% 46.512.935.771 - - - 46.512.935.771

Deposito yang dibatasi penggunaannya 4,50% - 7,50% 12.000.530.000 - - - 12.000.530.000

Liabilitas

Bunga Tetap Utang bank j ang ka

pendek 11,75% - 12,25% 30.000.200.000 - - - 30.000.200.000 Utang pembelian

aset tetap 9,28% 96.104.835 176.192.256 - - 272.297.091

Utang sewa pembiayaan 13,18% 90.397.581 342.652.762 - - 433.050.343

2014

Suku Bunga Efektif

Jatuh

Tempo Dalam

Satu (1) Tahun

Jatuh

Tempo Pada

Tahun ke – 2

Jatuh

Tempo Pada

Tahun ke - 3

Jatuh

Tempo

Pada Tahun ke - 4

Total

Aset

Bunga Tetap Bank dan setara

kas 5,50% - 9,50%

38.343.447.108

-

-

-

38.343.447.108 Deposito yang

dibatasi

penggunaannya 5,50% - 8,00%

12.000.530.000

-

-

-

12.000.530.000

Liabilitas

Bunga Tetap Utang bank j ang ka

pendek 11,75% 30.000.200.000 - - - 30.000.200.000 Utang pembelian

aset tetap 3,58% 133.000.000 - - - 133.000.000

Utang sewa pembiayaan 8,75% 31.481.344 - - - 31.481.344

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dalam hal Grup tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan atas arus kas masuk (cash-in) dan kas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran liabilitas

yang jatuh tempo.

Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.

Tabel di bawah merupakan profil liabilitas keuangan Grup berdasarkan kontrak pembayaran tanpa diskonto pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

c. Risiko Likuiditas (lanjutan)

2015

< 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 12 bulan > 12 bulan Total

Liabilitas Keuangan

Utang bank jangka pendek - 5.000.000.000 25.000.200.000 - 30.000.200.000

Utang usaha

Pihak ketiga 81.893.086.414 1.753.956.710 11.733.342.844 4.909.955.259 100.290.341.227

Pihak berelasi 378.554.753 - 464.307.736 614.727.633 1.457.590.122

Utang lain-lain

Pihak ketiga 669.051.332 40.319.185 142.289.605 582.724.339 1.434.384.461

Pihak berelasi 488.130 - 1.682.783 2.957.322 5.128.235

Beban masih harus dibay ar 211.967.249 - - - 211.967.249

Utang pembelian aset tetap 8.008.739 24.026.217 64.069.911 176.192.224 272.297.091

Utang sewa pembiay aan 7.088.851 21.737.122 61.571.609 342.652.762 433.050.344

Utang pihak berelasi 73.706.044 20.899.660 66.368.002 39.026.294 200.000.000

Total Liabilitas Keuangan 83.241.951.512 6.860.938.894 37.533.832.490 6.668.235.833 134.304.958.729

2014

< 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 12 bulan > 12 bulan Total

Liabilitas Keuangan

Utang bank jangka pendek - - 30.000.200.000 - 30.000.200.000

Utang usaha

Pihak ketiga 55.520.001.933 13.229.751.312 3.501.172.963 8.477.698.930 80.728.625.138

Pihak berelasi - - - 406.176.498 406.176.498

Utang lain-lain - pihak ketiga 197.582.268 318.606.031 45.817.859 795.535.622 1.357.541.780

Beban masih harus dibay ar 27.500.000 169.978.310 - - - 197.478.310

Utang pembelian aset tetap 22.000.000 66.000.000 45.000.000 - 133.000.000

Utang sewa pembiay aan - 7.870.332 23.611.012 - 31.481.344

Utang pihak berelasi - - - 200.000.000 200.000.000

Total Liabilitas Keuangan 55.767.084.201 13.792.205.985 33.615.801.834 9.879.411.050 113.054.503.070

MANAJEMEN MODAL

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan peringkat kredit yang tinggi dan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi

pemegang saham. Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi

ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham bar u atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan yang dibuat dalam tujuan, kebijakan, atau proses

selama periode penyajian. Kebijakan Grup adalah untuk menjaga rasio modal yang sehat dalam rangka untuk mengamankan

pembiayaan pada biaya yang wajar. Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Grup mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio

utang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara utang bersih dengan modal. Utang bersih adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2015 dan 2014, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

55

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

MANAJEMEN MODAL (lanjutan)

2015 2014

Total liabilitas 149.602.080.729 131.348.062.639 Dikurangi kas dan setara kas (46.578.592.771 ) (38.392.982.308 )

Utang bersih 103.023.487.958 92.955.080.331

Total ekuitas 134.089.589.605 130.430.450.352

Rasio utang terhadap modal 0,77 0,71

33. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan didefinisikan sebagai jumlah dalam hal instrumen tersebut dapat ditukar di dalam transaksi antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan

likuidasi.

Grup menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:

- Tingkat 1: Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif

untuk aset atau liabilitas sejenis.

- Tingkat 2: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung maupun

tidak langsung.

- Tingkat 3: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang dan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan

biaya perolehan diamortisasi yang nilai wajarnya diukur berdasarkan teknik -teknik valuasi, di mana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Grup yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:

2015

Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset Keuangan

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 46.578.592.771 46.578.592.771

Piutang usaha

Pihak ketiga 115.193.973.839 115.193.973.839 Pihak berelasi 1.466.300.000 1.466.300.000

Piutang lain-lain - pihak ketiga 8.602.806.612 8.602.806.612 Deposito yang dibatasi penggunaannya 12.000.530.000 12.000.530.000

Pinjaman karyawan 551.758.665 551.758.665

Piutang pihak berelasi 6.639.147.967 6.639.147.967

Uang jaminan 5.000.000 5.000.000

Total 191.038.109.854 191.038.109.854

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

33. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

2014

Nilai Tercatat Nilai Wajar

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Utang bank jangka pendek 30.000.200.000 30.000.200.000

Utang usaha

Pihak ketiga 100.290.341.227 100.290.341.227

Pihak berelasi 1.457.590.122 1.457.590.122

Utang lain-lain Pihak ketiga 1.434.384.461 1.434.384.461 Pihak berelasi 5.128.235 5.128.235

Beban masih harus dibayar 211.967.249 211.967.249 Utang pembelian aset tetap 272.297.091 272.297.091

Utang sewa pembiayaan 433.050.344 433.050.344

Utang pihak berelasi 200.000.000 200.000.000

Total 134.304.958.729 134.304.958.729

2014

Nilai Tercatat Nilai Wajar

Aset Keuangan

Pinjaman yang diberikan dan piutang:

Kas dan setara kas 38.362.982.308 38.362.982.308

Piutang usaha - pihak ketiga 111.646.285.061 111.646.285.061

Piutang lain-lain - pihak ketiga 3.825.143.951 3.825.143.951

Deposito yang dibatasi penggunaannya 12.000.530.000 12.000.530.000

Pinjaman karyawan 1.155.829.432 1.155.829.432

Piutang pihak berelasi 6.377.065.163 6.377.065.163

Uang jaminan 5.000.000 5.000.000

Total 173.372.835.915 173.372.835.915

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Utang bank jangka pendek 30.000.200.000 30.000.200.000

Utang usaha

Pihak ketiga 80.728.625.138 80.728.625.138 Pihak berelasi 406.176.498 406.176.498

Utang lain-lain - pihak ketiga 1.357.541.780 1.357.541.780 Beban masih harus dibayar 197.478.310 197.478.310 Utang pembelian aset tetap 133.000.000 133.000.000

Utang sewa pembiayaan 31.481.344 31.481.344

Utang pihak berelasi 200.000.000 200.000.000

Total 113.054.503.070 113.054.503.070

Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing kelompok dari instrumen keuangan Grup:

1. Kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga dan pihak berelasi, piutang lain-lain pihak ketiga dan pihak berelasi, utang bank jangka pendek, utang usaha kepada pihak ketiga dan pihak berelasi, utang lain-lain pihak ketiga dan pihak berelasi, dan beban masih harus dibayar

mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

57

33. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

2. Nilai tercatat dari utang jangka panjang berupa utang pembelian aset tetap dan sewa pembiayaan mendekati nilai wajarnya karena suku bunga mengambang dari instrumen keuangan ini tergantung penyesuaian oleh pihak bank atau entitas pembiayaan.

3. Nilai wajar deposito yang dibatasi penggunaannya, pinjaman karyawan, piutang pihak berelasi, uang jaminan dan utang pihak berelasi dicatat sebesar biaya historis karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Tidak praktis untuk mengestimasi nilai wajar dari piutang tersebut

karena tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkan untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

34. SEGMEN OPERASI

Pada tahun 2015 dan 2014, Grup mengklasifikasikan usahanya menjadi tiga (3) segmen usaha yaitu:

Jasa periklanan meliputi layanan perencanaan dan belanja media iklan serta pengelolaan komunikasi pemasaran terpadu.

Jasa kehumasan mengkhususkan pada kehumasan korporat (corporate public relation), penyidikan (litigation public relation), dan manajemen krisis.

Jasa desain grafis meliputi produksi dan desain grafis yang mencakup logo, identitas korporat, identitas merek, dan produk, kemasan dan iklan layanan masyarakat, jasa pameran dan jasa audio

visual atau multi media.

Sesuai dengan PSAK 5 (revisi 2009), “Segmen Operasi”, informasi segmen berikut ini dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja setiap segmen

dan menentukan alokasi sumber daya.

Jasa

Jasa Kehumasan Jasa

2015 Periklanan (Public Relations) Desain Grafis Eliminasi Total

Inf ormasi Segmen

Pedapatan usaha

Penjualan eksternal 400.780.464.993 24.283.068.178 6.852.852.235 - 431.916.385.406

Penjualan antar segmen 3.213.233.384 10.000.000 678.005.149 (3.901.238.533 ) -

Total pendapatan usaha 403.993.698.377 24.293.068.178 7.530.857.384 (3.901.238.533 ) 431.916.385.406

Laba usaha 3.338.160.975 2.285.983.410 35.258.748 - 5.659.403.133

Penghasilan bunga 2.249.444.646 25.446.175 19.913.938 - 2.294.804.759

Beban keuangan (4.103.900.254 ) (14.503.527 ) (2.591.500 ) - (4.120.995.281 )

Penghasilan lain-lain 3.292.730.479 106.805.349 17.461.842 (2.701.930.112 ) 715.067.558

Laba sebelum beban pajak

penghasilan

4.776.435.846 2.403.731.407 70.043.028 (2.701.930.112 ) 4.548.280.169

Beban pajak penghasilan (797.175.250 ) (1.394.378.149 ) (285.255.767 ) - (2.476.809.166 )

Penghasilan (beban) komprehensif

lain

1.588.620.225 (95.197.500 ) - 94.245.525 1.587.668.250

Laba (rugi) komprehensif 5.567.880.821 914.155.758 (215.212.739 ) (2.607.684.587 ) 3.659.139.253

Aset segmen 315.864.512.716 27.136.480.919 9.285.776.841 (68.595.100.142 ) 283.691.670.334

Liabilitas segmen 154.514.866.347 10.157.170.300 13.303.481.503 (28.373.437.421 ) 149.602.080.729

Pembelanjaan modal 517.366.525 44.240.000 - - 561.606.525

Penyusutan 1.373.273.336 293.838.851 38.724.349 - 1.705.836.536

Jasa

Jasa Kehumasan Jasa

2014 (Disajikan Kembali) Periklanan (Public Relations) Desain Grafis Eliminasi Total

Inf ormasi Segmen

Pedapatan usaha

Penjualan eksternal 366.269.068.818 27.368.035.094 10.687.080.456 - 404.324.184.368

Penjualan antar segmen 2.620.000.000 2.837.425.262 1.097.846.050 (6.555.271.312 ) -

Total pendapatan usaha 368.889.068.818 30.205.460.356 11.784.926.506 (6.555.271.312 ) 404.324.184.368

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

34. SEGMEN OPERASI (lanjutan)

Jasa

Jasa Kehumasan Jasa

2014 (Disajikan Kembali) Periklanan (Public Relations) Desain Grafis Eliminasi Total

Laba usaha 8.496.893.261 1.503.944.646 (548.147.806 ) - 9.452.690.101

Penghasilan bunga 2.012.756.876 33.308.658 29.155.399 - 2.075.220.933

Beban keuangan (3.983.870.436 ) (43.530.974 ) (4.438.761 ) - (4.031.840.171 )

Penghasilan lain-lain 1.625.104.577 330.619.959 86.933.690 (3.260.209.499 ) (1.217.551.273 )

Laba sebelum beban pajak

penghasilan

8.150.884.278 1.824.342.289 (436.497.478 ) (3.260.209.499 ) 6.278.519.590

Beban pajak penghasilan (948.997.835 ) (516.459.294 ) (851.243.859 ) - (2.316.700.988) )

Penghasilan (beban) komprehensif

lain

(520.311.533 ) 19.403.250 - (19.209.217 ) (520.117.500 )

Laba komprehensif 6.681.574.910 1.327.286.245 (1.287.741.337 ) (3.279.418.716 ) 3.441.701.102

Aset segmen 298.673.616.518 25.231.470.760 8.331.827.620 (70.458.401.919 ) 261.778.512.979

Liabilitas segmen 142.891.850.981 9.166.315.898 12.134.319.547 (32.844.423.787 ) 131.348.062.630

Pembelanjaan modal 483.169.270 430.820.175 - - 913.989.445

Penyusutan 1.445.322.070 284.147.788 41.164.674 - 1.770.634.532

35. KONTINJENSI

PT Fortune Adwicipta (FAC), Entitas Anak, menjadi tergugat pada perkara No. 140/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel yang diajukan PT Pahala Kencana (penggugat) pada tanggal 8 Maret 2012 ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, mengenai permasalahan biaya pengiriman

cetakan/brosur dan spanduk promo produk Fastron dari PT Pertamina (Persero) di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 4.151 titik/tempat dengan tujuan pengiriman ke SPBU PT Pertamina (Persero).

Pada tanggal 4 Maret 2013, atas perkara No. 140/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel terhadap FAC Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan telah memberikan putusan sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan pengugat untuk sebagian. 2. Menyatakan tergugat telah melakukan wanprestasi (ingkar janji). 3. Membatalkan perjanjian kerjasama pengiriman paket antara pengugat dan tergugat tanggal

16 Mei 2011. 4. Menghukum tergugat untuk membayar biaya pengiriman paket pertamina kepada penggugat

sebesar Rp 311.000.000.

5. Menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi kepada penggugat sebesar Rp 100.000.000. 6. Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya.

Pada tanggal 7 Oktober 2013, melalui Maqdir Ismail & Pa rtners selaku kuasa hukum FAC, FAC

mengajukan memori banding terhadap keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tertanggal 4 Maret 2013. Permohonan banding tersebut menyatakan bahwa FAC keberatan dan menolak seluruh keputusan dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan. Atas proses banding

tersebut Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengambil keputusan dengan surat No: 532/PDT/2013/PT.DKI pada tanggal 24 Januari 2014, yaitu :

1. Menerima permohonan banding dari pembanding (FAC),

2. Menguatkan putusan pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 140/Pdt.G/202/PN.,Jkt.Sel tanggal 4 Maret 2013,

3. Menghukum pembanding (FAC) untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan,

sebesar Rp 150.000.

Pada tanggal 21 Mei 2014 dengan surat kuasa No. 008/FAC-FortuneLegal/DIR/V/2014, FAC yang diwakili oleh Maqdir Ismail & Partners menyatakan kasasi terhadap keputusan Pengadilan Tinggi DKI

Jakarta Tanggal 24 Januari 2014 No. 532/PDT/2013/PT.DKI dan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tanggal 4 Maret 2013, No. 140/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, FAC belum mendapat keputusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia terkait dengan pengajuan kasasi tersebut.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

59

36. TRANSAKSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS DAN SETARA KAS

Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi arus kas dan setara kas adalah sebagai berikut :

2015 2014

Penambahan aset tetap melalui utang pembelian aset tetap 407.800.000 -

Penambahan aset tetap melalui utang sewa pembiayaan 414.250.000 -

37. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Pada tanggal 29 Januari 2016, PA, Entitas Anak, menerima hasil pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang menetapkan pajak kurang bayar atas PPN masa Mei sampai November 2015 sebesar Rp 10.886.400 dan pajak lebih bayar atas PPN masa Desember 2016 sebesar

Rp 3.344.480.276.

38. STANDAR AKUNTANSI BARU

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah mengesahkan

penyesuaian dan amandemen atas beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan serta mengesahkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015:

Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan konsolidasian yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016:

1. Amandemen PSAK 4 : Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri.

2. Amandemen PSAK 15 : Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas

Asosiasi Penerapan Pengecualian Konsolidasi. 3. Amandemen PSAK 16 : Aset tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusut an

dan Amortisasi.

4. Amandemen PSAK 19 : Aset Tak Berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi.

5. Amandemen PSAK 24 : Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti : Iuran Pekerja.

6. Amandemen PSAK 65 : Laporan Keuangan Konsoli dasian tentang Entitas Investasi : Penerapan Pengecualian Konsolidasi.

7. Amandemen PSAK 66: Pengaturan Bersama tentang Akuisisi Kepentingan dalam Operasi

Bersama. 8. Amandemen PSAK 67 : Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi

: Penerapan Pengecualian Konsolidasi.

9. ISAK 30 : Pungutan. 10. PSAK 5 (penyesuaian 2015) : Segmen Operasi. 11. PSAK 7 (Penyesuaian 2015) : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.

12. PSAK 13 (Penyesuaian 2015) : Properti Investasi. 13. PSAK 16 (Penyesuaian 2015) : Aset Tetap. 14. PSAK 19 (Penyesuaian 2015) : Aset Tak berwujud.

15. PSAK 22 (Penyesuaian 2015) : Kombinasi Bisnis. 16. PSAK 25 (Penyesuaian 2015) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan.

17. PSAK 53 (Penyesuaian 2015) : Pembayaran Berbasis Saham. 18. PSAK 68 (Penyesuaian 2015) : Pengukuran Nilai Wajar.

Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan konsolidasian yang periodenya dimulai pada atau

setelah tanggal 1 Januari 2017:

1. Amandemen PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan. 2. ISAK 31 : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13 : Properti Investasi.

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2015 Dan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

38. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)

Standar berikut ini berlaku untuk laporan keuangan konsolidasian yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018:

1. PSAK 69 - "Agrikultur”. 2. Amandemen PSAK 16 (2015) - “Agrikultur: Tanaman Produktif”.

Grup sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar-standar tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.

61 - 61 -4