Pske Modul 3b
description
Transcript of Pske Modul 3b
![Page 1: Pske Modul 3b](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080223/55cf91c8550346f57b909b05/html5/thumbnails/1.jpg)
1. Faktor-faktor fisik tersebut antara lain :
1. Kebisingan
Bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan
manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan. Terdapat 2
hal yang menentukan kwalitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan intensitas. Frekuensi dinyatakan dalam
jumlah getaran perdetik atau disebut Herzt (Hz). Intensitas atau arus energi persatuan luas dinyatakan
dalam suatu logaritmis yang disebut dengan desibel ( dB ). Telinga manusia mampu mendengar
frekuensi-frekuensi antara 16 - 20.000 Hz, sedangkan sensitifitas terhadap frekuensi-frekuensi
tersebut berbeda-beda.
Tekanan panas / iklim kerja
Iklim kerja adalah suatu kondisi kerja yang merupakan perpaduan antara suhu udara, kelembaban
udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut dihubungkan
dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas.
Pencahayaan
Pada umumnya pekerjaan memerlukan upaya penglihatan.. Pencahayaan yang kurang memadai dapat
merupakan beban tambahan bagi tenaga kerja. Dengan demikian dapat menimbulkan gangguan
performance (penampilan) kerja, produktivitas menurun serta pada akhirnya dapat memberikan
pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
a. Definisi Getaran.
Getaran dapat diartikan sebagai gerakan dari suatu sistem bolak-balik, gerakan tersebut dapat berupa
gerakan yang harmonis sederhana dapat pula sangat kompleks, sifatnya dapat periodik atau random,
stady-state atau intermitent (solid).
3
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Iluminansi adalah ukuran berapa banyak flux cahaya yang tersebar di daerah tertentu.
b. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
![Page 2: Pske Modul 3b](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080223/55cf91c8550346f57b909b05/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
4
Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90% Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
![Page 3: Pske Modul 3b](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080223/55cf91c8550346f57b909b05/html5/thumbnails/3.jpg)
5
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu.
Dalam SI, flux cahaya diukur dalam lumen . Satu lux sama dengan satu lumen per meter persegi:
1 lx = 1 lm / m 2 = 1 cd · sr · M -2.Seperti dengan unit SI lainnya, awalan SI dapat digunakan, misalnya kilolux (KLX)
adalah 1.000 lux.
6.
uhu dingin mengurangi efisiensi atau kurangnya koordinasi otot. Suatu percobaan mengikat tali
dengan suhu 10 oC, 15 oC menunjukkan perbaikan effisiensi sejalan dangan kurangnya keluhan kedinginan. Suhu panas terutama berakibat menurunnya prestasi kerja fikir. Penurunan sangat hebat
sesudah 32 oC. Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, dan memudahkan untuk dirangsang.
7.
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang masih dapat dihadapi oleh tenaga kerja dalam pekerjaan sehari-hari yang tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu. NAB terendah untuk temperatur ruang kerja adalah 21 oC dan NAB tertinggi adalah 30 oC pada kelembaban nisbi udara antara 65 % - 95 %.
8.
![Page 4: Pske Modul 3b](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080223/55cf91c8550346f57b909b05/html5/thumbnails/4.jpg)
1) Kebisingan yang kontinyu (steady state) , misalnya : generator
2) Kebisingan terputus-putus ( = intermitent ), misalnya : lalu lintas, suara kapal terbang di lapangan
udara.
3) Kebisingan impulsif ( = impact or impulsive noise ), seperti pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam,
ledakan.
9.
SOUND LEVEL METER measurement merupakan Suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.
1. Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas
hanya pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat
dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang disebabkan oleh suatu
peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran
dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter.
Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang
digunakan.
2. Pengukuran dengan peta kontur
Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam
mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan gambar
tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini
dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang
sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode
pewarnaan untuk menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau
untuk kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA warna orange untuk
![Page 5: Pske Modul 3b](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080223/55cf91c8550346f57b909b05/html5/thumbnails/5.jpg)
tingkat kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA, warna kuning untuk
kebisingan dengan intensitas antara 85 – 90 dBA.
3. Pengukuran dengan Grid
Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data
kebisingan pada lokasi yang di inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat
dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran
lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang
sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris dan
kolom untuk memudahkan identitas.
10.
Warna merah bersifat merangsang. Kuning => kesan luas, terang, dan leluasa. Hijau atau biru => kesan sejuk, aman, dan menyegarkan. Gelap => kesan sempit. Terang => kesan leluasa dan lain-lain.