PSIKONEUROIMUNOLOGI,MAKALAH

10
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Psikoneuroimunologi (PNI) adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mengkaji interaksi antara faktor stress psikologis yang mempengaruhi respon imun, pengaruh stres psikologis terhadap perubahan respons imun serta manifestasi berbagai penyakit yang diperantarai oleh sistem imun. Psikoneuroimunologi (PNI) adalah cabang ilmu kedokteran yang mengkaji interaksi antara faktor psikologis, sistem saraf dan sistem imun melalui modulasi sitem endokrin. Cabang ilmu ini relatif baru, karena baru berkembang sejak dua dekade yang lalu dan telah banyak memberikan kontribusi kepada ilmu kedokteran umumnya. Stresor psikologis yang diterima di otak melalui sistem limbik kemudian diteruskan ke hipothalamus ditanggapi sebagai stress perception dan kemudian diterima sistem endokrin sebagai stress responses. Saat ini PNI telah berkembang dengan pesat dan banyak peneliti dapat menjelaskan peran stres psikologis dalam patobiologi beberapa penyakit. Respon stres berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh yang dikenal sebagai homeostatis. Komunikasi antara sistem saraf pusat (SSP) dengan jaringan limfoid primer dan sekunder dimediasi secara anatomis melalui serat saraf yang menginervasi jaringan

description

psikoneuroimunologi

Transcript of PSIKONEUROIMUNOLOGI,MAKALAH

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Psikoneuroimunologi (PNI) adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mengkaji interaksi antara faktor stress psikologis yang mempengaruhi respon imun, pengaruh stres psikologis terhadap perubahan respons imun serta manifestasi berbagai penyakit yang diperantarai oleh sistem imun.Psikoneuroimunologi (PNI) adalah cabang ilmu kedokteran yang mengkaji interaksi antara faktor psikologis, sistem saraf dan sistem imun melalui modulasi sitem endokrin. Cabang ilmu ini relatif baru, karena baru berkembang sejak dua dekade yang lalu dan telah banyak memberikan kontribusi kepada ilmu kedokteran umumnya. Stresor psikologis yang diterima di otak melalui sistem limbik kemudian diteruskan ke hipothalamus ditanggapi sebagai stress perception dan kemudian diterima sistem endokrin sebagai stress responses. Saat ini PNI telah berkembang dengan pesat dan banyak peneliti dapat menjelaskan peran stres psikologis dalam patobiologi beberapa penyakit. Respon stres berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh yang dikenal sebagai homeostatis. Komunikasi antara sistem saraf pusat (SSP) dengan jaringan limfoid primer dan sekunder dimediasi secara anatomis melalui serat saraf yang menginervasi jaringan limfoid seperti kelenjar limfe regional maupun kelenjar thymus dan juga melalui mediator neurotransmiter dan neuropeptid. Telah dibuktikan bahwa organ limfoid primer seperti sumsum tulang, timus dan kelenjar limfe di persarafi oleh serat saraf simpatik. Demikian pula, sel limfoid mempunyai reseptor terhadap berbagai hormon dan neurotransmiter yang dilepaskan oleh sel saraf dan kelenjar endokrin. Demikian komunikasi ke dua sistem tersebut dapat terjadi timbal balik.Oligter 1988 memberikan batasan tentang PNI (Psikoneuroimunologi) adalah kajian terhadap interaksi kesadaran, fungsi otak dan syaraf perifer serta ketahanan tubuh terutama imunologi. Pengertian Psikoneuroimunologi tidak terpisah-pisah tapi merupakan suatu kesatuan.Psikoneuroimunologi mempelajari tentang 3 pokok bahasan yang saling berkaitan yaitu antara pikiran, syaraf dengan ketahanan tubuh.1. Psikologi (pikiran)Psikologi Menurut Beberapa Ahli Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya.Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.2. Neurologi (syaraf)Neurologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan studi tentang struktur, fungsi, dan penyakit dan gangguan pada sistem saraf. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan juga sistem saraf perifer (PNS) yang mencakup saraf individual di semua bagian tubuh. Dokter spesialis neurologi juga disebut ahli saraf.3. Imunologi (ketahanan tubuh)Suatu ilmu yg berparadigma berdasar atas perubahan biologis dari sistem imun ketika ia merespon benda asing. Keutuhan tubuh dipertahankan oleh sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas sistem imun nonspesifik dan spesifik.Menurut Holden (2005), mengenalkan istilah psikonuroimunologi yaitu kajian yang melibatkan berbagai segi keilmuan, neurologi, psikiatri dan imunologi.Sedangkan menurut Martin ( 2006 ), mengemukakan ide dasar konsep psikoneroimunologi yaitu :1. Status emosi menentukan fungsi sistem kekebalan.2. Stres dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi.

B. PROSES KERJA PSIKONEUROIMUNOLOGIPolliter, 1988 Psiko Neuro Imunologi adalah kajian terhadap interaksi antara kesadaran, fg otak dan syaraf perifer serta ketahanan tubuh ( imunologi ).Perasaan stress atau kondisi stress atau respon stress akan terjadi bila seseorang itu sadar atas tanggung jawabnya. Awarnes itu product dari otak yg disebut persepsi. Rangsangan atau sinyal stressor akan dirambatkan lewat fg otak atau syaraf perifer sehingga sampai kesist imun. Ketika sampai ke sistem imun maka akan terjadi perubahan ketahanan tubuh menjadi menurun, maka akan terjadi peningkatan kerentangan infeksi dan metastase kanker. Persepsi seseorang akan menetukan Neurotransmiter : Hipotalamus , Pituitari, Adrenal, Aksis.Hipothalamus akan menghasilkan Corticotropin Releasing Factor dan akan memicu Pituitari menghasilkan ACTH, memicu Cortek adrenal sehingga menghasilkan Cortisol yang berpengaruh pada sistem Imun. CORTISOL meningkat, akan menurunkan respon imun.

C. STRES DAN STRESORDalam ilmu psikologi stres diartikan sebagai suatu kondisi kebutuhan tidak terpenuhi secara adekuat, sehingga menimbulkan adanya ketidakseimbangan. Taylor (1995) mendeskripsikan stres sebagai pengalaman emosional negatif disertai perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif dan perilaku yang bertujuan untuk mengubah atau menyesuaikan diri terhadap situasi yang menyebabkan stres.Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres disebut stresor. Stresor dibedakan atas 3 golongan yaitu : 1. Stresor fisik biologik : dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan dan lain-lain.2. Stresor psikologis : takut, khawatir, cemas, marah, kekecewaan, kesepian, jatuh cinta dan lain-lain.3. Stresor sosial budaya : menganggur, perceraian, perselisihan dan lain-lain. Stres dapat mengenai semua orang dan semua usiaPsikoneuroimunologi berawal dari fakta bahwa stress dapat mempermudah terjadinya infeksi dan metastase kanker karena kerentanan infeksi dapat meningkat bila terjadi penurunan ketahanan tubuh. Dan terjadinya metastasis karena terjadinya penurunan daya tahan tubuh.Pada tahun 1975 mulai dikenal suatu kajian yang mencoba menghubungkan antara kesadaran dengan fungsi otak atau syaraf perifer dan fungsi imun (psikoneuroimunologi). Stress merupakan produk dari fungsi otak yang disebut persepsi. Sesuatu dianggap stressor atau tidak tergantung dari persepsi masing-masing. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui penurunan ketahanan tubuh dapat menyebabkan kerentanan infeksi dan metastasis.Menurut ilmu jiwa hidup perlu stress, agar menjadi lebih dewasa atau lebih mampu menghadapi terjadinya perubahan. (bisa beradaptasi). Perlindungan terhadap seseorang (over protection) menjadikan seseorang cengeng (labil). Kemampuan menghadapi stressor disebut koping mekanisme. Semakin berhasil menghadapi stress ,kopingnya semakin tinggi.Seley tahun 1946 mengkatagorikan stress menjadi 3 tahap :1. Alarm Stage (waspada/labil) : merupakan reaksi awal tubuh dalam menghadapi berbagai stresor. Tubuh tidak dapat mempertahankan tahap ini dalam waktu yang lama.2. Adaptation Stage (eustress) : tubuh mulai beradaptasi dengan adanya stres dan berusaha mengatasi dan membatasi stresor. Ketidakmampuan beradaptasi akan berakibat orang menjadi lebih rentan terhadap penyakit.3. Exhaustion Stage (kelelahan/distress) : tahap dimana adaptasi tidak besa dipertahankan, disebabkan karena stresor yang berulang atau berkepanjangan sehingga stres berdanpak pada seluruh tubuh.D. PENGARUH STRES TERHADAP SISTEM IMUNStimulus stres pertama kali diterima oleh sistim limbik di otak yang berperan sebagai regulasi stres, perubahan neurokimiawi yang terjadi selanjutkan akan mengaktivasi beberapa organ lain dalan sistem saraf pusat untuk selanjutnya akan membangkitkan respon stres secara fisiologis, selular maupun molekular. Stresor dapat memacu respons imun tubuh terhadap berbagai stimulus yang dapat mengganggu kemampuan kompensatorik tubuh dalam upaya mempertahankan homeostatis. Stresor telah diketahui dapat merangsang sistem tubuh untuk memproduksi hormon stres utama yaitu glukokortikoid, epinefrin, norepinefrin, serotonin, dopamin, beta endorfin dan sebagainya. Respon stress tersebut akan membangkitkan suatu rentetan reaksi melalui beberapa sumbu (axis), dalam upaya menjaga homeostasis, ada 5 sumbu utama respons stres adalah; 1. Sumbu hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA axis), 2. Sumbu Simpato-adrenal-medulari (SAM), 3, Sumbu CRH-Sel Mast, 4. Melalui Neuropeptid, Sumbu Hipotalamus-Pituitary-Tiroid, Sumbu HPA- Sistem reproduksi.

BAB IIIPENUTUP1. KESIMPULAN

Dalam pembahasan tentang psikoneuroimunologi (PIN) dalam memahami peran stresor psikologi akut dan kronis pada sistem kekebalan dan perkembangan penyakit arteri koroner (CAD), dapat disimpulkan sebagai berikut.1. PNI mengilustrasikan bagaimana stres psikologi merubah fungsi endotel dan merangsang kemotaksis.2. Stres psikologi akut merangsang leukositosis, meningkatkan sitotoksisitas sel NK dan mengurangi respons proliferasi mitogen, sedangkan stres psikologi kronik dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan yang menghasilkan perubahan dalam fungsi kardiovaskuler dan perkembangan CAD.3. Stres psikologi akut dan kronis akan meningkatkan faktor hemostasis dan protein fase akut yang dapat merangsang pembentukan thrombus dan miokard infark.DAFTAR PUSTAKANursalam, Dian Ninuk. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiv. Jakarta: Salemba medikaNursalam.2006.EfekStrategiKopingdalamAsuhanKeperawatanpadarespons psikologisdanbiologispasiendenganHIV-AIDS.JurnalNers.Notosoedirdjo M. Psychobiological Basis of Psychoneuroimmunology, Folia Medika Indonesiana 1999Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. Cellular and Molecular Immunology, Massachusetts: W.B. Saunders Co. 1999.Maier, S.F., Watkins, L.R., & Fleshner. M. 1994. Psychoneuroimmuno1ogy: The interface between behavior, brain, and immunity. AmeriCQn Psychofogist.Antoni MH. Stress management effects on psychological, endocrinological, and immune functioning in men with HIV infection: empirical support for a psychoneuroimmunological model. Stress 2003.Walls A. Resilience and psychoneuroimmunology: The role of adaptive coping in immune system responses to stress. Dissertation Abstracts International 2008: Section B: The Sciences and Engineering 69;1350.