PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

68
BAB 7

Transcript of PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Page 1: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

BAB 7

Page 2: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Nur Isni (K7113159)

Nur Laila Mubarokah

(K7113160)

Nuraida Fatati (K7113161)

Nurhayu Ika Ratri (K7113163)

Nurul Annisa Safitri

(K7113164)

Universitas Sebelas Maret

Kelompok 6

Page 3: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

PROSES BERFIKIR

Page 4: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berbagai cara pemecahan

masalah proses

Proses berpikir dan

kegiatan jiwa dala, berpikir

Page 5: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

PENGERTIAN

Page 6: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

-Apakah Pengertian itu?

-Perbedaaan antara tanggapan dan

pengertian

-Pengertian lengkap dan tidak

lengkap

-Pengertian Empiris dan pengertian

logis

-Isi dan Luas pengertian

Page 7: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

-Pengertian tinggi dan pengertian

rendah

-Proses membentuk pengertian

logis

-Faedah pengertian

1. Pengertian sangat berguna

bagi kehidupan sehari-hari

2. Pengertian membantu kita

dapat berfikir cepat

Page 8: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

PENDAPAT

Page 9: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Pengertian Pendapat

Proses Pembentukan

Pendapat

Pendapat Tunggal dan

Majemuk

Page 10: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Pengertian Pendapat

Pendapat merupakan hasil pekerjaan pikirmeletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lain, antara pengertian satudengan pengetian yang lain, yang dinyatakandalam suatu kalimat.Contoh: rumah itu besarJika kita hanya menyebutkan satukata saja, misalnya “rumah”, hanyaterbatas padapengertian saja. Sedangkan tanggapan yang berhubungan dengan “rumah itu besar”, ada 2 jenis pengertian yang dirangkaikan dandisebutkan bersama berurutan dan merupakansuatu pendapat.

Page 11: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Proses Pembentukan

Pendapata. Menyadari adanya tanggapan atau

pengertian, karena tidak mungkin

kita membentuk pendapat tanpa

menggunakan pengertian atau

tanggapan.

b. Menguraikan tanggapan atau

pengertian.

c. Menentukan hubungan logis antara

bagian – bagian.

Page 12: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Pendapat Tunggal dan

Majemuk

Pendapat Tunggal

Jika dalam rangkaian kata – kata terdiri dari

2 pengertian yangdirangkuman menjadi 1

kalimat. Misalnya, rumah itu besar.

Pendapat Majemuk

Jika dalam suatu rangkaian kata – kata

terdiri dari pengertian yangdirangkumkan

menjadi beberapa pendapat. Misalnya,

rumah itu besar, dan sekarang akan

dibongkar.

Page 13: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

KESIMPULAN

Page 14: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Telah diterangkan dimuka tentang

pengertian dan pembentukan pendapat.

Pengertian maupun pendapat adalah

hasil kegiatan berpikir, selanjutnya

membentuk pendapat berdasarkan

pendapat yang telah ada. Proses

tersebut disebut kesimpulan atau

konklusi/keputusan. Kesimpulan

dibentuk dari pendapat lain yang telah

ada.

Page 15: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Macam- Macam Kesimpulan

Page 16: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Kesimpulan Deduktif

Dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal– hal umum menuju pada hal – hal yang khusus

Prinsip – Prinsip Berpikir Deduktif :

a. Silogisme. Apa yang dipandang benar pada semuapendapat/peristiwa yang ada pada suatu jenis, berlaku pada semua pendapat/peristiwa yang sejenispula.

b. Mayor dan Minor

c. Suku Tengah

Kelemahan – kelemahan Kesimpulan Deduktif :

- Kesalahan material yakni kesalahan dari isi premis

- Premis mayor tidak mempunyai isi yangbenar

- Kesalahan – kesalahan formal.

Page 17: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Kesimpulan Induktif

Dibentuk secara induksi, yakni dimulai

dari hal – hal yang khusus menuju pada

hal- hal yang umum.

Contoh:

Batang mangga tumbuh ke atas.

Batang kelapa tumbuh ke atas.

Batang cemara tumbuh ke atas.

Konklusi: semua tanaman tumbuh ke

atas.

Page 18: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Kesimpulan Analogi

Yakni kesimpulan dari pendapat khusus

dari beberapa pendapat khusus dari

beberapa pendapat khusus yang lain

Generalisasi:

Dalam berpikir analagis ini ada

kemungkinan timbul kesimpulan yang

berdasarkan penyamarataan

(generalisasi)

Page 19: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

BENTUK-BENTUK BERPIKIR

Page 20: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Bentuk – Bentuk Berpikir

Berpikir dengan

pengalaman

Berpikir representa

tif

Berpikir kreatif

Berpikir reprodukt

if

Berpikir rasional

Page 21: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir dengan pengalaman

Dalam berpikir ini, kita

harus giat menghimpun

berbagai pengalaman untuk

memecahkan suatu

masalah.

Page 22: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir representatif

Dalam berpikir ini, kita

sangat bergantung pada

ingatan-ingatan dan

tanggapan-tanggapan saja

untuk memecahkan

masalah yang kita hadapi.

Page 23: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir kreatif

Dengan berpikir kreatif, kita

dapat menghasilkan

sesuatu yang baru atau

menghasilkan penemuan-

penemuan yang baru.

Page 24: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir reproduktif

Dengan berpikir ini, kita dapat

menghasilkan sesuatu yang

baru, tetapi hanya sekedar

memikirkan kembali dan

mencocokkan dengan sesuatu

yang telah dipikirkan

sebelumnya.

Page 25: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir rasional

Dalam berpikir ini, tidak hanya

sekedar mengumpulkan

pengalaman dan membanding-

bandingkan hasil berpikir yang

telah ada, tetapi dengan keaktifan

akal kita untuk memecahkan

masalah.

Page 26: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR

Page 27: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Tingkat – Tingkat Berpikir

Berpikir Konkret

Berpikir

Skematis

Berpikir

Abstrak

Page 28: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir Konkret

Dalam tingkatan ini, kegiatan

berpikir memerlukan situasi

yang konkret/nyata. Tingkatan

ini biasanya dimiliki oleh anak

kecil. Konsekuensi didaktif

pelajaran hendaknya disajikan

dengan peragaan langsung.

Page 29: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir Skematis

Pada tingkat ini kita tidak

berhadapan dengan situasi

nyata/konkret, tetapi dengan

pertolongan bagan-bagan dan corat-

coret. Dengan cara seperti ini dapat

diperlihatkan hubungan persoalan

satu sama lain dan terlihat pula

masalah yang dihadapi secara

keseluruhan.

Page 30: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berpikir Abstrak

Dalam tingkat ini, kita berhadapan dengan

situasi dan masalah yang tidak berwujud. Akal

pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak.

Baik situasi nyata maupun bagan-bagan tidak

membantunya. Namun tidak berarti bahwa

gejala pikiran berdiri sendiri, tanggapan dan

ingatan pun membantunya. Selain itu,

kecerdasan pikir sendirilah yang berperanan

memecahkan masalah. Oleh karena itu, tingkat

ini dikatakan tingkat berpikir yang tinggi yang

kebanyakan telah dimiliki oleh orang-orang

dewasa.

Page 31: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

INTELIGENSI (KECERDASAN)

Page 32: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Intelek (pikiran)

Intelek dapat membuat orang

menimbang, menguraikan,

menghubung-hubungkan

pengertian yang satu dengan

yang lain dan menarik

kesimpulan.

Page 33: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Intelegensi (Kecerdasan Pikiran)

Intelegasi adalah suatu

kecerdasan pikir, sifat-sifat

perbuatan cerdas (intelegen) .

Dimana intelegen fungsi fikir

dapat digunakan dengan cepat

dan tepat untuk mengatasi

masalah.

Page 34: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Tingkat – Tingkat Kecerdasan

Kecerdasan Manusia

Kecerdasan Anak-

anak

Kecerdasan

Binatang

Page 35: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Kecerdasan Binatang

Banyak orang yang keberatan dengan istilah ini, karena mereka hanya

mau menggunakan istilah itu pada manusia saja. Tetapi pendapat yang

menolak istilah tersebut dapat dijelaskan dengan contoh percobaan

berikut :

W. Kohler (Ahli Ilmu Jiwa Jerman )

menggunakan seekor kera sebagai percobaannya, kera tersebut

dikurung di dalam kandang dan diluar kandang diletakkan sebuah

pisang yang jauh jaraknya. Dalam kandang diletakkan sebuah

tongkat. Kera mencoba meraih-raih pisang berkali-kali tetapi tidak

berhasil, akhirnya kera tersebut menggunakan tongkat untuk

mengambil pisang.

W. Kohler melakukan percobaan ke 2 :

tetap menggunakan seekor kera yang dikurung di dalam kandang dan

sebuah pisang yang jauh letaknya. Tetapi kali ini Kohler meletakkan 2

batang tongkat dan memperjauh letak pisang. Saat kera tidak bisa

menjangkau pisang dengan 1 tongkat, maka kera tersebut

Page 36: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Jadi Kesimpulan dari 2 percobaan tersebut adalah

:

Kera mencoba menyesuaikan diri dengan

keadaan, padanya timbul sesuatu yang baru,

ialah yang tidak terkandung didalam bentuk

kekakuan naluri. Kera dapat menolong dirinya

dalam sesuatu yang asing baginya. Maka

kelakuan dapat disebut kelakuan intelegen, dan

kesanggupannya disebut intelegensi.

Kecerdasan pada binatang ini sangat terbatas,

yakni terikat pada suatu yang konkret. Demikian

kecerdasan pada hewan tidak dapat

Page 37: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Kecerdasan Anak-Anak

Anak-anak yang dimaksud adalah anak-anak

yang kurang dari 1 tahun dan belum dapat

berbahasa. Kecerdasan anak-anak dipelajari

terutama berdasarkan percobaan yang telah di

praktikan dalam menyelidiki kecerdasan

binatang.

Usaha-usaha membandingkan perbuatan kera

dengan anak-anak kecil membantu para ahli

dalam mengadakan penyelidikan terhadap

kecerdasan anak.

Page 38: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Hasil penyelidikan Buotan memberikesimpulan :

Anak-anak kecil yang berumur 1 tahun tingkatkecerdasannya hampir sama dengan kera. Sebagain soalyang di hadapkan pada kera dapat diselesaikan oleh anak-anak.

Kemampuan mempergunakan bahasa merupakan garispemisah antara hewan dan manusia.

Anak yang sudah dapat berbicara, lebih cepat memperolehpenyelesaian tentang masalah yang dihadapi.

Dalam segala pernyataan fungsi jiwa, bahasa merupakansuatu momen yang sangat penting.

Makin cerdas suatu makhluk, makin kurang cara-caramengatasi kesulitan dengan jalan meraba-raba dan coba-

Page 39: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Kecerdasan Manusia

Tingkat kecerdasan manusia (bukan anak-anak) tidak samadengan kera dan anak-anak.

Ciri-ciri kecerdasan manusia :

1. Penggunaan Bahasa

kemampuan berbahasa mempunya faedah yang besarterhadap perkembangan pribadi.

- dengan bahasa manusia dapat mengutarakan isijiwanya

- dengan bahasa manusia dapat berhubungan denganmanusia yang lain.

- dengan bahasa manusia dapat membeberkan masalalu, masa yang baru di alami dan masa dimanabelum terjadi baik mengenai barang yang konkret atauabstrak.

- dengan bahasa manusia dapat membangun

Page 40: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

2.Penggunaan Perkakas

Perkakas adalah merupakan sifat terpenting dari

kecerdasan manusia, dengan kata lain: perkataan,

perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan

bagaimana mendapatkan, bagaimana membuat dan

bagaimana menggunakan perkakas. Perkakas

adalah sebuah alat, dimana alat merupakan

perantara antara makhluk yang berbuat dengan

objek yang diperbuat.

Jadi, perkakas adalah objek yang telah di buat atau

diusahakan dan diubah sedemikian rupa sehingga

dengan mudah dan dengan cara yang tepat dapat

dipakai untuk kesulitan atau mencapai suatu maksud.

Page 41: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Perbedaan antara manusia dan

binatang:

Page 42: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Macam-Macam Intelegensi

Intelegensi terikat dan bebas

Intelegensi terikat adalah intelegensi suatu

makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada

lapangan pengamatan yang berhubungan

langsung dengan kebutuhan vital yang harus

segera dipuaskan.

Intelegansi bebas terdapat pada manusia yang

berbudaya dan berbahasa. Dengan

intelegensinya orang selalu ingin mengadakan

perubahan-perubahan untuk mencapai suatu

tujuan. Kalau tujuan itu sudah tercapai orang itu

akan menggapai tujuan lain yang lebih tinggi dan

Page 43: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Intelegensi menciptakan (kreatif) dan

meniru (eksekutif)

Intelegensi menciptakan adalah

kesanggupan menciptakan tujuan dan

mencari alat-alat yang sesuai guna

mencapai tujuan itu.

Intelegensi meniru yaitu kemampuan

menggunakan dan mengikuti pikiran atau

hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat,

diucapkan maupun yang ditulis.

Page 44: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Faktor Yang Menentukan

Intelegensi Manusia

Pembawaan

Intelegensi bekerja dalam suatu situasi yang

berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit

tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula

oleh pembawaan.

Kematangan

Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat

tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan

berkembangnya intelegensi sedikit banyak

sejalan dengan perkembangan jasmani, umur,

dan kemampuan lain yang telah dicapai

(kematangannya).

Page 45: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Macam-Macam Tes

Intelegensi

Tes Binet-Simon

Binet dan simon kedua-duanya bangsa

perancis, menyelidiki intelegensi anak-anak

berumur antara 3-15 tahun. Untuk tiap-tiap

tahun diajukan 5 buah pertanyaan yang tidak

ada hubungannya dengan pengetahuan

sekolah, isinya antara lain menirukan kalimat-

kalimat, menyebut deretan angka-angka,

membuat kalimat dengan tiga perkataan dan

sebagainya.

Page 46: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Tes Tentara (Army Mental Test) di Amerika

Pada tahun 1917 Amerika Serikat terpaksa ikutdalam perang dunia I melawan jerman, karena ituAmerika terpaksa membentuk tentara secarabesar-besaran dalam waktu singkat. Makadiadakan test tentara sebanyak 1.700.000 orangcalon anggota tentara dan dikerjakan oleh lebih1000 orang pemeriksa dalam 35 asrama. Dalamtest tersebut dipergunakan psikoteknik, ialah ilmujiwa yang mempelajari kesanggupan seseoranguntuk memegang suatu jabatan yang sesuaidengan kecerdasan masing-masing. Karena test tersebut meliputi se-negara, test ini kemudiandisebut: National Intelegenci Test.

Page 47: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Mental Tes

jenis test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja tetapi

untuk menyelidiki keadaan jiwa dan kesanggupan jiwa. Jadi

dengan mental test diselidiki meliputi pengamatan, ingatan,

fantasi, fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan.

Scholastik Tes

Test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan anak, tetapi untuk

menyelidiki sampai dimana kemampuan dan kemajuan

anak/kelas dalam mata pelajaran di sekolah. Test ini disusun

sebagai ajian mengenai mata pelajaran. Misalnya: bahasa,

berhitung, sejarah, ilmu bumi, ilmu alam dan sebagainya,

kalau test ini dilaksanakan dengan tertib dan teratur dapatlah

menggantikan sistem ujian yang lazim digunakan sekarang.

Page 48: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

INTUISI

Page 49: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Berasal dari kata Intueri yang artinya

mengindra dengan jiwa, memandang

dengan batin. Kata lain Intuisi ialah

ilham, artinya bisikan kalbu atau suara

kalbu

Intuisi ialah kemampuan jiwa manusia

dalam mendapatkan kesimpulan dari

suatu soal tanpa uraian, tanpa

ketenangan, dan tanpa analisis

apapun.

Page 50: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Intuisi tidak berdasarkan proses berfikir yang berturut-turut, tidak berdasarkan pertimbangan, dan perhitungan sesama.

Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instingtif, yakni intuisi memberi suatu keyakinan langsung terhadappenyelesaian suatu masalah tanpa pertimbangan pikir, tidak dengan uraian, penyelidikan dan pembuktian apapun.

Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang mempunyai nilai yang baik, tetapi kadangmempunyai akibat yang tidak menyenangkan.

Biasanya wanita lebih Intuitif daripada pria, hal itu karenawanita lebih menggunakan perasaannya.

Para seniman lebih banyak menggunakan aktivitasemosinya.

Berpikir adalah berbicara batin yang tidak didengar.

Berbicara (berbahasa) adalah berpikir yang terdengar.

Page 51: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Pengaruh bahasa terhadap pikiran manusia besar sekali. Mendapatkan pengertian tentang sesuatu amat mudah karenabenda, perbuatan, dan sebagainya mempunyai nama. Denganpertolongan bahasa kita dapat menyimpan pikiran, mengembangkan pikiran dan menyatakan buah pikiran kepadaorang lain.

Kemampuan bahasa adalah rahmat dari Tuhan yang sangatbesar karena:

a) Manusia dapat membedakan dirinya dan bukan dirinya.

b) Manusia dengan bunyi-bunyi yang keluar dari mulutnya dapatmembentuk kata.

c) Manusia dapat menyadari bahwa apa saja dapat diberi namabaik barang yang konkret atau yang abstrak.

Berbahagialah manusia yang dikaruniai kemampuanberbahasa yang sangat besar pengaruhnya terhadapperkembangan pikiran, perkembangan jiwa, perkembanganpribadi, perkembangan kebudayaan manusia.

Page 52: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

KORELASI

Page 53: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Macam - Macam Korelasi :

Korelasi

positifKorelasi

kausal

Korelasi

negatif

Page 54: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Korelasi Positif

Adanya hubungan yang

bersesuaian antara gejala satu

dengan gejala lain, kemampuan

satu dengan kemampuan lain

Page 55: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Korelasi Negatif

Tidak adanya hubungan yang

besesuaian atau sejalan antara

kedua sifat, gejala atau

kemampuan

Page 56: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Korelasi Kausal

Hubungan bersesuaian antara dua

hal yang dapat dipahamkan , bahwa

yang satu menjadi timbulnya yang

lain (Sebab musabab)

Page 57: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

GANGGUAN BERFIKIR

Page 58: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Macam-macam gangguan

berfikir :

Page 59: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Oligoprenia

Tuna kecerdasan, penderita

seolah-olah dilahirkan

dengan bekal yang

terbatas, dan

perkembangan inteleknya

juga terbatas

Page 60: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Idiola

Ketunaan yang terberat,

berkemungkinan tidak ada

kemampuan memenuhi

hidup sendiri, sukar

mengembangkan diri

Page 61: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Imbesila

Dungu, lebih ringan dari

pada idiot. Penderita dapat

mandi sendiri, makan

sendiri, tapi tingkat

perkembangannya terbatas

Page 62: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Debilita

Tolol, moron, lemah

kemampuan. Kemampuan

mendekati orang normal,

tapi taraf kemajuannya

masih sangat terbatas

Page 63: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Demensia

Mula-mula berkembang

secara normal, tapi

perkembangannya berhenti

dan mengalami

kemunduran yang

mencolok

Page 64: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Delusia

Menunjukkan gagasan yang

ilusif. Mempunyai keyakinan

yang kuat, tapi tidak

menuntut kenyataan

Page 65: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Obsesia

Pengepungan, penderita seolah-

olah dikepung oleh pikiran-pikiran

tertentuyang tidak masuk akal.

Makin besar usaha untuk

melepaskan diri, makin besar

pula gangguan pikiran yang

mencengkeram

Page 66: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

TERIMA

KASIH

Page 67: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Pertanyaan

1. Mariana

Apakah meniru ada macamnya? Kalau ada, jelaskan!

2. Yanuar

urutan gangguan berpikir dari yang paling ringan dengan yang paling berat!

3. Giri seno

Apakah ada kaitannya tingkat intelegensi dengan volume otak manusia?

Page 68: PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Pertanyaan

1. Eka

Apa guna pengertian bagi kehidupan sehari-

hari?

2. Nita

Bagaimana seorang guru, menyikapi murid

yang memiliki intelegensi kurang?

3. Arifin

Bagaimana cara meningkatkan intelegensi

otak?