FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH...

118
BEBERAPA FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI BIDANG STATISTIKA 1 & 2 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Oleh: Adiyo R 106070002206 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 i

Transcript of FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH...

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

BEBERAPA FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI BIDANG STATISTIKA 1 & 2  

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar

Sarjana Psikologi

 

 

 

  

Oleh: Adiyo R

106070002206

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010   

i  

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

BEBERAPA FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA DI BIDANG STATISTIKA 1 & 2

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar

Sarjana Psikologi

Oleh:

ADIYO R NIM: 106070002206

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I

Jahja Umar, Ph.D NIP: 130 885 522

Pembimbing II

M. Avicenna, M. Hsc,. Psy. NIP: 19770906 200112 1004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

ii 

 

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI  

Skripsi  yang  berjudul  “Beberapa  Faktor  Psikologis  Yang  Memengaruhi  Prestasi  Belajar Mahasiswa di Bidang Statistika 1 & 2”    telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi  Universitas  Islam  Negeri  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  pada  tanggal  9  Desember 2010. Skripsi  ini  telah diterima  sebagai  salah  satu  syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. 

 Jakarta, 9 Desember 2010 

   

Sidang Munaqosyah

Dekan / Sekretaris, Ketua Merangkap Anggota, Merangkap Anggota Pembimbing 1 dan Penguji II Jahja Umar, Ph.d Dra.Fadhilah Suralaga,M.Si NIP. 130 885 522 NIP. 150 215 283

Anggota:

Penguji I

Ikhwan Lutfi M.Psi NIP. 19730710 200501 1 006

Pembimbing II

M. Avicenna M. Hsc, Psy NIP : 19770906 200112 1004

 

iii  

Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

 PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Adiyo R NIM : 106070002206

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Beberapa Faktor Psikologis Yang Memengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa di Bidang Statistika 1 & 2” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka. Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 9 Desember 2010

Adiyo R NIM: 106070002206

                   

iv  

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

 MOTTO DAN PERSEMBAHAN 

`bggb UX_T]Te twtÄt{ cxÜ}âtÇztÇ? cxÜ}âtÇztÇ twtÄt{ cxÇzÉÜutÇtÇ? áxáâÇzzâ{Ççt cxÇzÉÜutÇtÇ twtÄt{ ÅxÇ|ÇzztÄ~tÇ {tÄ „ {tÄ çtÇz ÅxÇçxÇtÇz~tÇ ;]t{}t hÅtÜ<A ftÄt{ átàâ ÑxÜ~tÜt çtÇz tÅtÄtÇÇçt àxàtÑ w|{|àâÇz ~xà|~t áâwt{ ÅxÇ|ÇzztÄ twtÄt{ \_`h çtÇz uxÜÅtÇyttà wtÇ w|tÅtÄ~tÇ ~xà|~t {|wâÑA

cxÜáxÅut{tÇ

f~Ü|Ñá| |Ç| cxÇxÄ|à| ÑxÜáxÅut{~tÇ âÇàâ~ \uâ XÇÇç V{? XçtÇz~âÇz wtÇ TÄÅ{ XçtÇzâà|

fxÜàt ÉÜtÇz „ ÉÜtÇz çtÇz cxÇâÄ|á átçtÇz|A

v  

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

 ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Desember 2010 (C) Adiyo R (D) Beberapa Faktor Psikologis Yang Memengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa di

Bidang Statistika 1 & 2 (E) 103 halaman + lampiran (F) Prestasi belajar adalah skor pencapaian hasil tes atau ujian yang diperoleh siswa,

dimana tes atau ujian sebagai pengukuran kemampuan serta pemahaman belajar siswa atas pembelajaran yang telah dilakukan. Faktor – faktor psikologis adalah keseluruhan faktor psikologis yang memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar mahasiswa, adapun faktor psikologis tersebut mencakup sikap terhadap statistika, kecemasan terhadap statistika, motivasi belajar statistika, kebutuhan berprestasi, intelegensi dan self efficacy terhadap statistika. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor – faktor psikologis yang dominan pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar statistika. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2009/2010 berjumlah 208 orang. Seluruh anggota populasi tersebut peneliti jadikan sampel keseluruhan atas dasar jumlah anggota populasi yang tidak terlalu banyak. Instrument pengumpulan data menggunakan skala likert untuk variabel sikap, kecemasan, dan self efficacy; untuk motivasi, instrumentnya menggunakan self rating; intelegensi menggunakan tes IST; kebutuhan berprestasi menggunakan sub scale need for achievement EPPS dan yang terakhir prestasi belajar statistika 1 dan 2 menggunakan data nilai akhir kuliah statistika 1 dan 2 angkatan 2009/2010. Peneliti menggunakan analisis faktor konfirmatorik untuk menguji validitas konstruk alat ukur self efficacy, sikap, kecemasan dan kebutuhan berprestasi. Adapun penghitungannya dibantu dengan software LISREL 8.30. Untuk analisis uji hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda dan penghitungannya dibantu dengan software SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor – faktor psikologis memberikan pengaruh terhadap statistika 1 sebesar 15,8 %, hasil tersebut signifikan secara statistic (p<0.05). Kemudian dari enam IV yang dianalisis, hanya ada tiga yang pengaruhnya signifikan terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan self efficacy terhadap statistika. Selanjutnya pada analisis yang kedua, faktor – faktor psikologis memberikan pengaruh sebesar 34,6 % terhadap prestasi belajar statisika 2, hasil tersebut juga signifikan secara statistic (p<0.05). Dari koefisien regresi yang dihasilkan, hanya ada empat IV yang signifikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar statistika 2 yaitu intelegensi, self efficacy, prestasi belajar statistika 1 dan kebutuhan berprestasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, disarankan untuk lebih banyak mengikutsertakan varriabel yang terkait langsung dengan pembelajaran seperti latar belakang dosen, metode mengajar, selain itu diukur juga kemampuan mahasiswa di bidang matematika ketika SMA.

Bahan Bacaan = 29 bahan (1956 – 2010)      

vi  

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

 KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada seluruh umatNya, dan atas seizinNya lah peneliti mampu menyelesaikan karya ilmiah ini diwaktu yang sebaik – baiknya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi akhir zaman yang membawa umat – Nya dari zaman kegelapan menuju kepada zaman pencerahan. Pada saatnya, selesailah skripsi yang berjudul “BEBERAPA FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI BIDANG STATISTIKA 1 & 2”. Skripsi ini merupakan sebuah karya ilmiah yang disusun dalam rangka menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana Strata Satu ( S 1) sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penulisan skripsi ini peneliti tidak luput dari proses pembelajaran yang amat panjang. Peneliti telah melewati berbagai macam bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan Terima Kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang telah membantu, yaitu sebagai berikut :

1. Jahja Umar Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Pembimbing 1 dalam penulisan skripsi ini. Beliau tidak pernah henti – hentinya untuk memberikan ilmu, motivasi, bimbingan dan dorongan agar Peneliti mampu menjadi lulusan sarjana yang berkualitas dibidangnya. Beliau benar – benar telah menjadi sosok inspirator bagi Peneliti, hingga akhirnya Peneliti begitu berkemauan besar untuk menguasai dibidang yang sama dengan beliau. Serta kepada Ibu Dra. Fadhilah Suralaga M.Si dan Ibu Dra. Zahratun Nihayah M.Si yang telah memberikan support dan perhatian kepada Peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi. Beliau berdua adalah seorang pendidik sekaligus Ibu yang mengayomi mahasiswanya. Dan juga kepada Pak Bambang Suryadi Ph.D selaku Pembantu Dekan bidang Administrasi.

2. Kepada sosok yang peneliti paling kasihi dan hormati sepanjang hidup, yaitu Ibu Enny Chaerulawati. Tak ada satu kata-pun dan tulisan yang cukup untuk mengucapkan rasa terima kasih atas segala jerih payah yang telah Ibu lakukan untuk Peneliti. Peneliti menyadari bahwa Peneliti begitu jauh dari predikat Putra yang mampu dibanggakan oleh Ibunya, namun, Peneliti selalu berupaya untuk meraih predikat tersebut. Kepada Eyangkung, Alm Eyang Ginen & Almh Eyanguti, ini janji yang peneliti tepati sesaat sebelum Eyang istirahat di surga.

3. Kepada Pak Ikhwan Lutfi M.Psi selaku Penguji I atas kesediaanya meluangkan pikiran dan waktu untuk menguji skripsi Peneliti. Kepada Pak M. Avicenna M.Hsc,.Psy selaku Pembimbing 2 dan selaku Pembimbing KKL, yang telah bersabar dan mencontohkan arti keikhlasan kepada Peneliti. Kemudian kepada Ibu Yunita Faela Nisa M.Psi Psi yang telah memberikan banyak ilmu dan dorongan kepada Peneliti untuk terus mengembangkan ilmu Psikologi khususnya dibidang penelitian. Kepada Bu Neneng Tati Sumiati M.Psi Psi, Bu S.Evangeline I Suady M.Psi Psi, Ibu Nia Tresniasari M.Si, Bu Luzvinda M.Si dan Ibu Yarsi yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada Peneliti. Dan juga para Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama Peneliti kuliah.

vii  

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

4. Kepada Mba Rini S.Psi, Bang Nashrullah & para Staff Fakultas Psikologi yang telah membantu Peneliti dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi.

5. Kepada para Responden dalam penelitian skripsi ini yaitu Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2009/2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih banyak atas doa dan semangatnya khususnya untuk Restu Nurfadhilah, Fathannisa, Nesya, Uci, Qonitah, Winda, Meida, Indah, Mizan, Yunita, Reisha, Virgin.

6. Kepada Aqly Yassin dan Anindita yang benar – benar peneliti sayangi, semoga kalian bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari peneliti dan meraih semua cita – cita yang Ibu inginkan kepada kita bertiga. Kepada Bapak Wijanarko dan Ayah Welly R, yang telah memberikan doa dan dukungan selama rentang kehidupan Peneliti.

7. Untuk sahabat dan teman – teman Peneliti, yaitu Amir, Dwi, Pras, Rudhi, Adjie, Adit, Dara, Danny, Amal & Bayu, Hanni, Rika, Isni, Siro, Suci, Sheli, Hanny S, Kadek, Eva, Fahmi, Fajar, Cat, Samsul, Lukman, Eja, Obi, Dimas, Adam, Eko, Ade, Iqbal, dan para Mentor Akademik yaitu Kori, Maihan, Ami, dll, serta teman – teman kelas B Angkatan 2006 dan semua Psikologi Angkatan 2006, kalian semualah yang membuat Peneliti TERSENYUM BAHAGIA memiliki persahabatan dan pertemanan yang selama ini telah dilewati. Terima kasih juga untuk teman – teman 2007 yaitu Nuran Abdat beserta the bibiers, Maulida Disa Pratiwi, Fredi Kundarto dkk, Rajib, Denil dkk.

8. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu - persatu yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis hanya bisa memohon kepada Allah SWT agar memberikan balasan yang sebaik – baiknya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam rentang kehidupan Penulis. AMIN ALLAHUMMA AMIN.

Jakarta, 9 Desember 2010               

viii  

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

  

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing ............................................................................. ii Lembar Pengesahan Panitia Ujian ........................................................................... iii Lembar Pernyataan ................................................................................................... iv Motto dan Persembahan ......................................................................................... v Abstrak .................................................................................................................... vi Kata Pengantar ......................................................................................................... vii Daftar Isi ............................................................................................................... ix Daftar Tabel ………………………………………………………………………. xi Daftar Gambar ………………………………………………………………….. xii Daftar Lampiran .……………………………………………………………….. xiii BAB 1 Pendahuluan................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ………..................................................................... 1 1.2 Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................ 6 1.4 Pembatasan Masalah ........................................................................ 7 1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 7

BAB 2 Kajian Teori ............................................................................................... 9 2.1 Pengertian Prestasi Belajar .............................................................. 9 2.2 Teori Prestasi Belajar ...................................................................... 10 2.2.1 Prestasi Belajar Statistika ……………................................ 18 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Statistika …... 24 2.3 Pengukuran Prestasi Belajar Statistika ............................................ 36 2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 39 BAB 3 Metode penelitian ....................................................................................... 43 3.1 Populasi dan Sampel ........................................................................ 43 3.2 Variabel Penelitian ........................................................................... 43 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 44 3.4 Instrumen Pengumpulan Data ………………………..…….......... 45

3.5 Prosedur Pengumpulan Data …….................................................... 49 3.6 Metode Analisis Data ……………….............................................. 50 BAB 4 Hasil Penelitian .....................……………………….……………............ 53 4.1 Analisis Deskriptif …………………………………………......... 53 4.2 Uji Validitas Alat Ukur ………………............................................ 55 4.2.1 Uji Validitas Skala Sikap terhadap Statistika ………………. 55 4.2.2 Uji Validitas Skala Self Efficacy terhadap Statistika ..………..60 4.2.3 Uji Validitas Skala Kecemasan terhadap Statistika ………..…64 4.2.4 Uji Validitas Sub Skala Kebutuhan Berprestasi EPPS …..…...68 4.3 Uji Hipotesis Hipotesis Penelitian ……........................................... 73 4.3.1 Analisis Korelasional Variabel Penelitian ……………………73

ix  

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

4.3.2 Analisis Regresi Variabel Penelitian ……………………….. 76 BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran ............................................................... 89 5.1 Kesimpulan …………………………………………..................... 89 5.2 Diskusi ……………………………………………………............ 91 5.3 Saran …………………………………………………................... 99 5.3.1 Saran Metodologis ................................................................. 99 5.3.2 Saran Praktis .......................................................................... 100 Daftar Pustaka ...................................................................................................... 101 Lampiran

        

x  

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Alasan Pentingnya Mempelajari Statistika …………………..………………5 Tabel 2.1 Hasil Penelitian tentang Prestasi Belajar Statistika ...................... 24 Tabel 4.1 Distribusi Populasi Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ........... 52 Tabel 4.2 Distribusi Prestasi Belajar Statistika Berdasarkan Jenis Kelamin.. 53 Tabel 4.3 Muatan Faktor dari Item Sikap terhadap Statistika ....................... 56 Tabel 4.4 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran item Sikap terhadap Statistika …………………………………………………………………………………… 57 Tabel 4.5 Muatan Faktor dari item Self Efficacy terhadap Statistika ………..… 61 Tabel 4.6 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran item Self Efficacy

terhadap Statistika ……………………………………………………………………. 62

Tabel 4.7 Muatan Faktor dari item Kecemasan terhadap Statistika ……………. 65 Tabel 4.8 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran item Kecemasan terhadap Statistika

…………………………………………………………………... 66 Tabel 4.9 Muatan Faktor dari item Achievement EPPS ……………………………… 69 Tabel 4.10 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran item Achievement EPPS

…………………………………………………………………………………………. 71

Tabel 4.11 Matriks Korelasi Antar Variabel Penelitian ………………………………... 73

Tabel 4.12 Anova dari Analisis Regresi 1 ..……………………………….................... 76 Tabel 4.13 Rsquare Regresi 1

………...……………………………………………………..…... 76 Tabel 4.14 Koefisien Regresi 1

…………………………………………………………..………… 77 Tabel 4.14 Anova dari Analisis Regresi 2 ………………………………………………………

78 Tabel 4.15 Rsquare Regresi 2

………………………………………………………..…………….. 79 Tabel 4.16 Koefisien Regresi 2

………………………………………………..…………………… 80 Tabel 4.17 Penghitungan Proporsi Varians Statistika 1 …………….…………………..

82 Tabel 4.18 Penghitungan Proporsi Varians Statistika 2 ……………………….………..

85

xi  

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 41 Gambar 4.1 Analisis Konfirmatorik Skala Sikap terhadap Statistika………….. 55 Gambar 4.2 Analisis Konfirmatorik Skala Self Efficacy terhadap Statistika ….. 60 Gambar 4.3 Analisis Konfirmatorik Skala Kecemasan terhadap Statistika …… 64 Gambar 4.4 Analisis Konfirmatorik Sub Skala Achievement EPPS ……..…… 68 Gambar 4.5 Residual Plots Statistika 1 ………………………………..……… 84 Gambar 4.6 Residual Plots Statistika 2 ……………………..…………………. 87

xii  

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

xiii  

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A : Instrumen Penelitian. Lampiran B : Output CFA Instrumen Penelitian

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

BEBERAPA FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI BIDANG STATISTIKA 1 & 2

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar

Sarjana Psikologi

Oleh: Adiyo R

106070002206

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

1  

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian prestasi belajar

statistika, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah

dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang.

Kecemasan terhadap mata kuliah statistika dialami sebanyak 80 % mahasiswa

strata satu (S1), sehingga mengakibatkan menurunnya performa prestasi dibidang

Statistika (Onwuegbuzie, Anthony J,. 2004). Kemudian sikap yang negative

mahasiswa terhadap statistika, seringkali menjadi rintangan terbesar dalam

melakukan pembelajaran yang efektif (Waters, L.K,. Martelli, Theresa A., Zakrajsek,

Todd,. Popovich, Paula M, 1988). Ketika peneliti menjadi mentor mata kuliah

statistika, seringkali mendapati komentar tentang mata kuliah statistika yang

dipersepsikan sebagai mata kuliah yang mengkhawatirkan mahasiswa, mata kuliah

penghambat untuk lulus cepat, sebab, masih ada mahasiswa yang berusaha untuk

mendapatkan nilai bagus di mata kuliah ini tidak cukup dengan sekali saja, bahkan

ada yang mengulang sampai tiga kali. Artinya, mata kuliah statistika dianggap

sebagai mata kuliah yang menyulitkan. Hal ini salah satunya disebabkan yaitu ketika

mereka masih menjadi siswa disekolah, mereka belum mendapatkan pemahaman apa

manfaat mempelajari ilmu analisis matematika seperti statistika ini, justru

kebanyakan dari mereka hanya diminta untuk menghafal rumus-rumus yang rumit

kemudian menghitungnya, sehingga mereka memiliki sikap atau persepsi tentang

 

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

2  

mata pelajaran hitung-hitungan merupakan mata pelajaran yang mencemaskan,

menjenuhkan, dsb. Seperti yang ditulis oleh Maxwell K. Hsu (2003) dalam

artikelnya, yang berbunyi :

“…students’ experiences toward statistics, however often are a source of anxiety that may lead learners to a negative perception, perhaps especially among those who have undergone 12 years of schooling without ever taking statistics as a subject” (hal. 174.)

Berdasarkan literature dan fenomena yang peneliti temui, untuk sementara

peneliti menyimpulkan bahwa statistika dianggap sebagai mata kuliah yang sangat

menyulitkan, serta menjadi penghambat perkuliahan yang efektif. Bahkan statistika

merupakan mata kuliah yang menyebabkan timbulnya gangguan gejala psikologis

yaitu berupa kecemasan, panic, stress dan bahkan depresi. Selain itu, keadaan tersebut

terjadi dalam segala bentuk perkuliahan yang berkaitan dengan statistika, baik dalam

perkuliahan sehari-hari, yang meliputi pengerjaan tugas dikelas, menjawab

pertanyaan dosen statistika, maupun ketika diberikan pekerjaan rumah yang diberikan

dosen, dan tentunya ketika ujian statistika dilaksanakan. Menunda - nunda

mengerjakan tugas statistika baik dirumah maupun dikelas merupakan salah satu

kendala yang terjadi di mata kuliah Statistika. Meskipun mahasiswa mengerjakan

tugas tersebut dikelas ataupun dirumah, kebanyakan dari mereka tidak mengerjakan

sendiri, mereka cenderung melihat tugas teman mereka yang mereka nilai mampu

dalam bidang statistika. Namun ternyata tidak semua mahasiswa mampu dibidang

statistika, meskipun belum teruji secara empiris. Kemudian tentunya hal ini menjadi

asumsi bahwa ketidakmampuan dibidang statistika akan mengakibatkan turunnya rasa

percaya diri. Tentunya mahasiswa pasti akan mengalami gejala psikologis seperti

 

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

3  

yang peneliti telah sebutkan diatas. Selanjutnya hal ini yang menjadi masalah di

kalangan mahasiswa terhadap mata kuliah statistika.

Mata kuliah statistika merupakan salah satu mata kuliah pokok disemua

program studi, bahkan mata kuliah statistika untuk program Strata satu (S1) dibuat

menjadi mata kuliah lanjutan menjadi statistika 1 dan statistika 2. Hal ini

membuktikan bahwa statistika menjadi sangat penting untuk dipelajari. Kemudian

secara khusus statistika dibidang psikologi memiliki peranan yang sangat berarti,

sebab bagaimana bisa muncul teori–teori ilmiah dan penelitian-penelitian dibidang

psikologi jika meng-analisis data penelitian tersebut tanpa menggunakan statistika.

Selain itu bahwa sudah banyak para ahli Statistik yang menjadi tokoh Psikologi,

seperti teori dan alat tes kepribadian 16 personality factor (16 PF) yang diciptakan

oleh Raymond Cattel yang merupakan ahli Statistik, ia merumuskan teori tersebut

melalui analisis factor, kemudian Charles Spearman yang dikenal sebagai Bapak

Psikometri, yang juga merupakan ahli Statistik. Kemudian EPPS tokohnya Edward

yang juga merupakan ahli Statistik, ditambah lagi ahli Statistik Roscharch yang

terkenal dengan tes Roscharch-nya, kemudian dibidang kepribadian Henry Murray

yang menciptakan needs ada 20, ia menganalisisnya melalui analisis factor, kemudian

dibidang psikologi pendidikan ada struktur intelektual Guilford yang juga dianalisis

melalui analisis factor, dan tentunya masih banyak lagi ahli Statistik yang menjadi

tokoh psikologi. Artinya banyak temuan-temuan ilmiah di bidang psikologi justru

ditemukan oleh para ahli Statistik.

Alasan lain mengapa statistika itu sangat penting untuk dipelajari, yaitu ketika

seseorang melakukan penelitian, selanjutnya menganalisis data penelitian yang mana

 

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

4  

hasil dari analisis data tersebut akan diinterpretasikan. Semua proses tersebut

memerlukan ilmu statistika yang tentunya harus dipelajari dengan baik agar tidak

keliru dalam menganalisis data penelitian tersebut.

Statistika juga diperlukan ketika mahasiswa membaca jurnal penelitian baik

psikologi maupun bidang ilmu lainnya. Seperti halnya ketika melakukan penelitian,

peneliti atau mahasiswa harus mampu membaca dan menginterpretasikan hasil

penelitian yang ada di jurnal. Sebagai contoh, jika dalam jurnal dipaparkan tentang

matriks korelasi antar variable, kemudian didapat hasil korelasi, misal antara variable

SES (Sosioeconomic Status) dengan Intelegensi tidak berkorelasi positif, maka

mahasiswa harus mampu membacanya serta menginterpretasikannya, apakah

signifikan atau tidak, sehinggga harus tahu secara statistik angka signifikansi ketika

nilai r hitung dibandingkan dengan r table lebih besar atau lebih kecil. Kemudian

khususnya dibidang pengetesan psikologi, ketika kita ingin mengukur kemampuan

intelegensi seseorang maka kita akan memberikan tes intelegensi. Tentunya kita harus

tahu apakah butir-butir tes tersebut benar-benar mengukur kemampuan seseorang,

atau malah sebaliknya, semakin ia mampu menjawab butir tes tersebut maka ia

semakin rendah skor intelegensinya. Oleh karena itu kita perlu melakukan uji

validitas dan reliabilitas alat tes tersebut, yang tak lain dasar dari validitas dan

reliabilitas menggunakan rumus dan konsep dibidang statistika.

Jika disimpulkan mengapa kita perlu mempelajari Statistika yaitu agar kita

mampu membuat sebuah karya ilmiah berdasarkan data statistika yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian kita juga mampu menciptakan teori

dalam bidang tertentu melalui sebuah pengukuran statistik atau analisis faktor.

 

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

5  

Disamping itu juga kita bisa mengembangkan sebuah alat tes yang telah ada, dengan

menguji validitas dan reliabilitasnya, seperti pada tes IST dsb.

Peneliti kutip dari Bluman (1997) tentang mengapa mahasiswa harus

mempelajari Statistika, yang peneliti paparkan pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Alasan Pentingnya Mempelajari Statistika.

No Reasons

1 Students, like professional people, must be able to read and understand the various statistical

studies performed in their field. To have this understanding, they must be knowledgeable about

the vocabulary, symbols, concepts, and statistical procedures used in these studies.

2 Students and professional people may be called on to conduct research in their field, since

statistical procedures are basic to all research. To accomplish this, they must be able to design

experiments; collect, organize, analyze, and summarize data ; and possibly make reliable

predictions or forecasts for future use. They must also be able to communicate the results of the

study in their own words.

3 Students and professional people can also use the knowledge gained from studying statistics to

become better consumers and citizens. For example, they can make intelligent decisions about

what products to purchase based on consumer studies, government spending based on utilization

studies, and so on.

Berdasarkan permasalahan dibidang Statistika yang dimiliki oleh mahasiswa

yang pada akhirnya permasalahan tersebut justru malah menurunkan prestasi belajar

mahasiswa dibidang statistika, maka perlu diketahui secara empiris faktor psikologis

 

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

6  

apa sajakah yang menyebabkan turun dan naiknya prestasi belajar statistika. Hal ini

dilakukan sebagai upaya menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi

mahasiswa pada mata kuliah Statistika. Dengan demikian peneliti ingin meneliti

variabel – variabel psikologis apa sajakah yang menyebabkan mahasiswa kesulitan

dalam mempelajari Statistika sehingga menyebabkan turunnya prestasi dibidang

Statistika. Oleh sebab itu, penelitian ini peneliti beri judul : “Beberapa Faktor

Psikologis yang Memengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa di Bidang Statistika 1

& 2”.

1.2 Pertanyaan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Variable psikologis apa sajakah yang memengaruhi prestasi belajar

mahasiswa dibidang statistika?

2. Dari variable penelitian yang dianalisis manakah yang memiliki pengaruh

paling besar dan signifikan terhadap prestasi belajar statistika?.

3. Bagaimanakah model persamaan regresi yang dapat digunakan untuk

memprediksi prestasi belajar statistika?.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara pokok dan prinsip, tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan

penelitian yang telah peneliti rumuskan diatas. Oleh karenanya tujuan dan manfaat

subtansial penelitian ini sangat berkaitan erat dengan pertanyaan penelitiannya yaitu:

 

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

7  

1. Menemukan factor –faktor psikologis yang dominan memengaruhi tinggi

rendahnya prestasi mahasiswa dibidang Statistika, sehingga dapat

digunakan predictor untuk prestasi belajar di bidang mata kuliah statistika.

2. Melihat secara statistik prestasi belajar mahasiswa UIN Jakarta dibidang

Statistika.

3. Jika sudah didapat model regresinya, maka peneliti mampu membuat

rangkuman tentang pembelajaran yang cermat untuk statistika.

1.4 Pembatasan Masalah.

Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitan ini, maka peneliti membatasi

penelitian ini hanya kepada:

1. Penelitian ini hanya melihat prestasi dibidang Statistika 1 dan 2.

2. Faktor – faktor psikologis dalam penelitian ini adalah sikap, kecemasan,

intelegensi, motivasi, self efficacy, kebutuhan berprestasi.

3. Populasi penelitian mahasiswa angkatan 2009 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian prestasi

belajar statistika, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

 

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

8  

BAB II : Landasan Teori

Di dalam bab ini akan dibahas sejumlah teori yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti secara sistematis, beserta hipotesis

penelitian.

BAB III : Metodelogi Penelitian

Bab ini meliputi, subyek penelitian, variable penelitian, instrumen

penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV : Analisis Hasil Penelitian

Dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian

meliputi, pengolahan statistik dan analisis terhadap data.

BAB V : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

Pada bab ini, peneliti akan merangkum keseluruhan isi penelitian

dan meyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat

diskusi dan saran.

 

 

 

 

 

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

9  

 

BAB 2

KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan tentang Pengertian Prestasi Belajar, Teori Prestasi

Belajar, Teori Prestasi Belajar Statistika, Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi

Belajar Statistika, Pengukuran Prestasi Belajar Statistika, Hipotesis Penelitian.

2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam Chaplin (2002) merupakan satu tingkat khusus

perolehan atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru,

lewat tes-tes yang dibakukan atau lewat kombinasi ke dua hal tersebut. Sumadi

Suryabrata (2005) berpendapat bahwa prestasi belajar sebagai hasil dari suatu proses

yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus diberikan

untuk proses evaluasi, misalnya rapor, hasil ini dibagikan kepada siswa pada akhir

semester setelah pelaksanaan ujian akhir. Di dalam bidang pendidikan, siswa

dikatakan memiliki prestasi baik bila menjadi juara kelas ataupun memperoleh nilai

yang baik. Pengertian prestasi belajar didalam kamus balai pustaka nasional, yaitu

penguasaan pengetahuan dan keterampilan terhadap mata kuliah yang diberikan

melalui hasil tes (Dhona, 2004).

Dengan demikian, dari pengertian prestasi belajar yang peneliti kutip dari

beberapa sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah skor

pencapaian hasil tes atau ujian yang diperoleh siswa, dimana tes atau ujian sebagai

pengukuran kemampuan serta pemahaman belajar siswa atas pembelajaran yang telah

 

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

10  

dilakukan (Umar, 2010). Atau singkatnya, prestasi belajar lebih berkaitan dengan

pengukuran pencapaian hasil belajar.

2.2 Teori Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini, yang peneliti maksud dari teori prestasi belajar adalah

variabel-variabel psikologis yang memengaruhi prestasi belajar yang mampu

menyebabkan naik turunnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian focus dari teori

prestasi belajar berkaitan dengan variabel-variabel psikologis apa sajakah yang

mampu memengaruhi prestasi belajar.

Peneliti kutip dari penelitian Umar (2007) yang menuliskan bahwa menurut

Wahlberg (1981) ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi prestasi siswa

yaitu: (1) Variabel personal seperti prestasi sebelumnya, umur, motivasi, self concept,

dsb; (2) Variabel instruksional seperti intensitas dan kualitas serta metode pengajaran

dan (3) Variabel lingkungan (environmental) yang terkait dengan keadaan di rumah,

kondisi guru, kelas, dan sekolah, teman belajar, media belajar, dsb. Pada beberapa

penelitian yang menggunakan ketiga variabel ini, ternyata ditemukan hasil yang

berbeda-beda. Larry Sutter (2000) (dalam Umar, 2007) misalnya, mengutip hasil

penelitian James Coleman di tahun 1960an di mana kesimpulannya adalah

mengatakan bahwa

“…student performance was determined more by family background than by school characteristics…”.

Namun demikian, dalam studinya yang membandingkan prestasi matematika

dan IPA secara internasional dengan menggunakan data TIMSS, Sutter (2000)

menyimpulkan bahwa perbedaan prestasi belajar antar negara lebih banyak

 

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

11  

ditentukan oleh variabel-variabel kurikuler dan pengajaran. Ia juga mengutip

kesimpulan penelitian Gustafsson dan Undheim (1996) yang mengatakan bahwa

“…that results of international-level studies might be accounted for by differences in curriculum rather than intellectual differences among students…”.

Sebaliknya, Heyneman (1997) menemukan bahwa student personal variable

yang lebih menentukan, terutama sekali motivasi / spirit belajar. Berikut adalah

kutipan tulisannya (Heyneman, 1997) (dalam Umar, 2007) :

“What differentiates American children from other children in the world – and the explanation of poor performance among minorities and the poor – is the American public policy toward children. “In general, children in the United States are provided with too much opportunity and too few obligations; too much choice and too few responsibilities.” In addition, “U.S. school children are influenced by a common assumption that curriculum has to be entertaining”,…… “It isn’t poverty which drives scores of U.S. students down,” I said, “or race, or even minority status, but rather impoverish spirit”. …..

”… It is the general lack of a desire to learn and this, in turn, is affected by public policy. …...” (page 29).

Selanjutnya penelitian mengenai pengaruh variabel psikologis, yang secara

konsisten ditemukan pengaruhnya terhadap prestasi belajar antara lain adalah “self

efficacy” (misalnya Ramdass and Zimmerman (2008). Sedangkan variabel yang

umumnya tak berpengaruh terhadap prestasi adalah sikap terhadap mata pelajaran.

Reiss (2009) menemukan ada enam “personality needs” yang erat kaitannya dengan

“low achievement in school” yaitu “high need for acceptance”, “low need for

cognition”, “lack of ambition”, “low need for order”, “low need for honor”, dan

“high need for vengeance”. Variabel lingkungan belajar yang ditemukan berpengaruh

misalnya adanya standard kelulusan (Cavanagh, 2009; Mc Neil, 2009). Penguasaan

guru terhadap materi pelajaran misalnya, ditemukan lebih berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa dari pada penguasaan metode mengajar (Telese, 2005; Viadero,

2009). Penelitian yang relatif baru (Moon dan Lee, 2009) tentang predictors dari

 

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

12  

prestasi anak di sekolah, menemukan bahwa yang signifikan pengaruhnya adalah

“family factors especially parent education level and income”, “parent-child home

activity”, dan “parental psychological well-being”. Selanjutnya, ia menemukan

bahwa “parent school involvement” tak berkaitan dengan prestasi anaknya di

sekolah.

Teori prestasi belajar dari Dalyono (2001) (dalam Donna, 2004 ), teori

tersebut mengatakan bahwa berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar ditentukan

oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Faktor internal, yang terdiri dari :

a. Intelegensi dan bakat. Seseorang dengan IQ yang lebih tinggi

umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya

orang dengan IQ rendah biasanya lebih sulit dalam belajar, sehingga

prestasinya pun cenderung rendah. Selain itu bakat juga berpengaruh

terhadap prestasi belajar.

b. Motivasi dan minat. Menurut teori ini minat dapat timbul karena

adanya daya tarik dari luar dan bisa juga datang dari dalam diri sendiri.

Minat yang besar merupakan modal awal yang besar untuk mencapai

tujuannya. Dengan adanya minat maka timbul motivasi. Motivasi

sendiri adalah pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan atau

perbuatan. Kuat atau lemahnya motivasi seseorang dapat memengaruhi

tinggi rendahnya prestasi seseorang.

 

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

13  

c. Cara belajar. Cara belajar seseorang dapat menentukan prestasi belajar

orang pula. Cara belajar disini maksudnya adalah berapa lama waktu

belajarnya, tempat, fasilitas dan penggunaan media pengajaran yang

digunakan siswa.

d. Kondisi jasmani. Seperti keadaan fisik tubuh untuk mendukung

pembelajaran, tentunya murid yang memiliki fisik yang baik maka

akan lebih mudah memahami pelajaran dengan baik daripada murid

yang memiliki keterbatasan fisik.

2. Faktor Eksternal (dari luar diri).

a. Keluarga. Tinggi rendahnya status pendidikan orang tua, tinggi

rendahnya penghasilan orang tua, perhatian orang tua terhadap anak,

hal-hal tersebut juga bisa memengaruhi prestasi belajar siswa.

b. Sekolah. Seperti kualitas guru, tingkat pendidikan guru, metode

mengajar, kurikulum yang digunakan, juga memengaruhi prestasi

belajar.

c. Masyarakat. Dalam hal ini masyarakat yang dimaksud ialah keadaan

sosio-kultural dimana siswa tinggal. Siswa yang tinggal di lingkungan

masyarakat yang ber-pendidikan tinggi maka akan mendorong untuk

giat belajar sehingga menyebabkan prestasi belajar tsb menjadi tinggi.

d. Lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang dimaksud seperti lokasi

belajar yang terlalu ramai, kondisi kelas yang pengap dan panas, akan

 

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

14  

memengaruhi proses kegiatan belajar yang pada akhirnya berdampak

pada prestasi belajar.

Selanjutnya, peneliti juga berasumsi bahwa prestasi belajar juga dapat

diartikan sebagai performance siswa atas pengukuran tingkah laku siswa dalam

belajar, sehingga ia menghasilkan sesuatu yang telah menjadi tujuannya (diadaptasi

dari pengertian teori job performance dalam Umar, 1978). Peneliti analogikan bahwa

prestasi belajar dengan job performance sama-sama melihat hasil, hanya saja dalam

konteks yang berbeda, prestasi belajar pada konteks pendidikan, job performance

pada konteks pekerjaan. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa antara prestasi belajar

dan job performance dapat berbeda-beda antar individu, kedua hal ini bergantung

pada karakteristik individu dan situasi-situasi sekitar. Adapun beberapa teori yang

berkaitan dengan performance (dalam Umar, 1979) yaitu :

Teori atribusi: Pertama kali dikemukakan pada tahun 1958 oleh Heider

(dikutip dari Anderson dan Butzin, 1974), di mana melalui pendekatan teori atribusi

ia mengajukan rumusan matematis untuk “performance”, yaitu :

Performance = Motivation x Ability (disingkat: P = M x A). (1)

Menurut teori ini “performance” adalah hasil interaksi antara motivasi

dengan abiliti. Dengan demikian, orang yang tinggi motivasinya tetapi memiliki

abiliti yang rendah akan menghasilkan “performance” yang rendah. Begitu pula

halnya dengan orang yang memiliki abiliti tinggi tetapi rendah motivasinya maka

akan tetap menghasilkan performance yang kecil pula.

Namun teori performansi dari Heider ini tidak semudah seperti rumus

perkalian yang peneliti kutip tersebut. Sebab dalam semua pengukuran psikologis

 

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

15  

tidak dapat didefinisikan secara tunggal saja tetapi harus pula menampakkan

hubungan antara konstruk atau fenomena lain yang dapat diamati. Seperti yang

dikatakan oelh Lord dan Novick, 1968 (peneliti kutip dari Azwar, 1999, yang juga

mengutip dari Crocker & Algina, 1986)

“…tentang pengukuran konstruk psikologis yang menekankan pentingnya konstruk yang mendasari pengukuran psikologis dalam dua level. Pertama, konstruk psikologis harus didefinisikan secara operasional dalam bentuk indikator perilaku yang dapat diamati. Definisi ini akan menentukan bagaimana pengukuran harusnya dilakukan. Kedua, konstruk psikologis harus didefinisikan dalam bentuk hubungan logis dan matematis dengan konstruk lain yang sama-sama berada dalam system teoritiknya. Bila hubungan semacam itu tidak dapat diperlihatkan secara empiris, maka hasil pengukuran yang diperoleh adalah tidak berguna…” (hal 17)

Oleh karena itu, dari model matematis performance Heider tersebut, terdapat

variasi model tambahan tentang performance. Salah satunya, Umar (1979) dalam

skripsinya membuat variasi dari model tersebut. Adapun variasi model performance

yang dibuatnya yaitu :

1). Model Vroomian, yaitu yang diinspirasikan oleh pendapat Vroom (1964)

tentang motivasi dan abiliti. Menurut model ini, rumusan motivasi untuk perbuatan i

(Mi) adalah:

(2)

Penjelasannya yaitu dimana Vj adalah valensi dari “outcome” j sedangkan Eij

adalah “expectancy” (“subjective probability”), yaitu besarnya keyakinan bahwa

 

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

16  

perbuatan i akan benar-benar menghasilkan “outcome” j. Penjumlahan di sini, ( ∑ ),

adalah untuk semua jenis “outcome” j.

Sebagai contoh jika seorang siswa memiliki motivasi belajar statistika (Mi),

maka hubungannya bisa dilihat dengan, valensi j (desirability) atau outcome dari j

apa. Misalnya siswa tersebut ingin mendapatkan beasiswa, maka ia diminta untuk

menskoring berapa valensi yang ia miliki untuk outcome beasiswa tersebut, kemudian

diukur subjective probability bahwa dengan ia belajar statistika (i) bagaimana ia akan

mendapatkan outcome beasiswa (j). jika dituliskan akan menjadi:

Mbi = f (Vbs x Ebi.bs) (3)

Ket : bi (belajar statistika) ; bs (beasiswa)

Dikarenakan setiap orang berbeda-beda jumlah outcomenya maka jika ada

tiga outcome, maka total penjumlahan dari ketiga hasil pengukuran outcome tersebut

yang dijadikan skor motivasi siswa.

Untuk selanjutnya menghitung prediksi performance mahasiswa tersebut,

maka diperlukan skor ability terlebih dahulu. Baru kemudian dimasukkan sesuai

rumus P’ = M x A. dengan kata lain hasil dari perkalian ini adalah prediksi untuk

performance.

2). Model dari Anderson dan Butzin (1974) (Umar, 1979). Mereka

mengajukan formula baru, yang ada perkalian dan pertambahannya, yaitu :

Future Performance = Past Performance + (Motivation × Ability) (4)

 

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

17  

Model ini tidak jauh berbeda dengan model Vroom, hanya saja mereka

menambahkan past performance, yang mana peneliti asumsikan bahwa performance

sebelumnya akan memengaruhi performance selanjutnya, namun tentunya kedua hal

ini harusnya sesuatu yang bersifat related performance.

Sebagai ilustrasi, jika ingin memprediksi prestasi seorang mahasiswa dibidang

statistika 2, selain diukur motivasi dan ability-nya, tetapi diukur juga prestasi

mahasiswa tersebut ketika menempuh statistika 1. Artinya, besar kecil prestasi

selanjutnya dipengaruhi juga oleh besar kecil prestasi sebelumnya.

Kemudian salah satu penelitian yang secara khusus meneliti prestasi belajar di

perguruan tinggi, yaitu penelitian Umar (1988). Hasil penelitiannya mengenai daya

ramal UTUL (ujian tulis), EBTANAS (sekarang Ujian Negara / Ujian Akhir

Nasional), RAPOR SEKOLAH, serta SES (Sosio-Economic Status) terhadap Prestasi

Belajar di Perguruan Tinggi, bahwasannya UTUL (di UIN dikenal Ujian Mandiri)

lebih dapat diandalkan walaupun hanya dua semester pertama saja. Namun demikian

ada indikasi pada sampel UNPAD dan UGM bahwa pengetahuan bahasa inggris yang

telah dimiliki ketika SMA ternyata berpengaruh positif terhadap prestasi belajar di

Perguruan Tinggi. Pada salah satu model, ditemukan bahwa jika nilai Rapor ketika

SMA baik maka akan diikuti nilai rapor selanjutnya yang baik pula, namun tidak

demikian ketika di Perguruan Tinggi, ditemukan bahwa terjadi diskontinuitas antara

rapor yang baik tidak memengaruhi IP yang baik pula. Meskipun begitu, yang jelas

dari model tersebut, baik Rapor maupun IP awal yang baik maka selanjutnya akan

cenderung bertahan lama. Artinya, prestasi awal diperguruan tinggi yaitu IP semester

pertama dan kedua lebih mampu menjadi predictor yang konsisten terhadap prestasi

 

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

18  

belajar selanjutnya ketimbang variabel predictor lainnya, seperti rapor SMA, nilai

EBTANAS, dsb. Dengan demikian, meskipun terdapat siswa berprestasi di sekolah

ketika SMA, maka belum tentu dapat diasumsikan bahwa ia akan berprestasi juga di

perguruan tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, prestasi awal yang baik bagi

seorang mahasiswa lebih penting diupayakan daripada memercayakan pada hasil

ujian saringan ataupun ujian akhir sekolah menengah.

Semua teori prestasi belajar yang peneliti paparkan diatas, tentu berbeda-beda

variabel psikologis yang menentukannnya, dan juga dapat dipastikan bahwa penentu

pada prestasi belajar umum akan berbeda ketika menjadi predictor dibidang mata

kuliah statistika. Oleh karena itu, peneliti akan meneruskan secara spesifik prestasi

belajar dibidang statistika, yang mana maksudnya sama yaitu mengidentifikasi

variabel psikologis apa sajakah yang menjadi predictor yang menyebabkan naik

turunnya prestasi belajar statistika.

2.2.1 Prestasi Belajar Statistika

Kuliah statistika menjadi bagian penting dalam berbagai macam program

studi di semua perguruan tinggi. Rasionalisasi mengajar Statistika pada tingkatan

mahasiswa adalah memudahkan mahasiswa untuk mengatur, menggunakan dan

mengintrepretasikan penelitian atau data statistik pada studi mereka (Nasser, M.

Fadia, 2004). Selain itu, tujuan tambahan mengajarkan Statistika kepada mahasiswa

adalah untuk menyelesaikan secara efektif seluruh aspek statistik ketika mereka

berada diluar kelas (Gal and Ginsburg 1994; Gal and Garfield 1997). Artinya statistika

 

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

19  

tidak hanya diperlukan ketika berada didalam kelas saja yaitu statistika sebagai mata

kuliah, tetapi juga ketika mahasiswa berada diluar kelas, dimana statistika bisa

bermanfaat untuk semua hal yang berkaitan dengan aspek-aspek statistik.

Secara khusus variabel predictor yang menentukan prestasi belajar statistika

kemungkinan akan berbeda dengan predictor prestasi belajar dibidang yang lain,

misal IPA, BAHASA,dsb (Umar, 2010). Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian

Umar (2007) dibidang Bahasa dan IPA serta Matematika. Misalnya untuk bidang

bahasa dan matematika, variabel yang konsisten memengaruhi prestasi belajar

matematika adalah tingkat Sosial Ekonomi Keluarga (SES), dukungan terhadap

sekolah, sikap terhadap matematika ; sedangkan pada reading literacy yang konsisten

justru self efficacy, pr membaca, high reading kemudian diikuti oleh vocabulary,

metode mengajar, seringnya waktu membaca dan terakhir, after reading.

Tentunya bagi peneliti interpretasi seperti ini tidaklah mudah, namun

setidaknya dapat diidentifikasikan bahwa untuk bidang yang berbeda seperti bahasa

dan matematika akan berbeda variabel predictor-nya, sehingga berbeda pula hasil

penelitian dan interpretasinya.

Mengenai prestasi belajar Statistika, ada banyak hasil penelitian yang

mengindikasikan beberapa variabel yang berkaitan dengan model prestasi belajar

Statistika. Seperti Cruise, et al. (1985) yang mengatakan bahwa “that anxious student’s

image of statistics is generally not a very positive one”. Menurut Cruise, kecemasan

mahasiswa bukanlah hal yang positif terhadap statistika. Ia mendefinisikan bahwa

 

Page 34: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

20  

statistics anxiety as the feeling of anxiety encountered when taking a statistics course

or doing statistics course, that is, when gathering, processing and interpreting data”.

Hal ini dapat dipahami dengan logika sederhana, dimana kecemasan statistika

itu terjadi pada mahasiswa yang misalnya ketika SMA belum mendapatkan bekal

yang cukup untuk matematika tingkat lanjutan, sehingga ketika mereka kuliah dan

mendapatkan mata kuliah introductory statistics maka timbul kecemasan. Selain itu

juga masih banyak mahasiswa yang beranggapan bahwa ketika mereka berada

dibangku kuliah tidak akan lagi mendapati mata kuliah yang sifatnya memerlukan

skill komputasi, yang padahal tidak demikian. Biasanya pendapat tersebut ditemukan

pada mahasiswa yang berada pada fakultas ilmu social, seperti psikologi, sosiologi,

dsb.

Dikarenakan sudah adanya kecemasan mahasiswa terhadap statistika, harapan

tidak adanya mata kuliah hitung-hitungan, maka selanjutnya prestasi belajar di bidang

statistika bisa dipengaruhi oleh kecemasan dan expectancy tersebut.

Dari penelitian Nasser, (2004) dikatakan bahwa efek kecemasan terhadap

performance (prestasi) tidak disetujui dalam literature. Sebagai contoh pada konteks

kecemasan matematika, Liabre and Suarez (1985) menyatakan bahwa

“…stated that mathematics anxiety had little to do with performance once anxious students were already enrolled in the course…”

. Artinya bahwa kecemasan terhadap Matematika hanya memiliki pengaruh

yang kecil terhadap performance meskipun kecemasan tersebut telah ada ketika

menempuh mata kuliah tersebut. Kemudian studi yang dilakukan oleh Adams and

Holcomb (1986) menemukan bahwa, mathematics anxiety was negatively related to

 

Page 35: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

21  

performance in statistics, there was no significant relationship between performance

in statistics and traditional measures of state and trait anxiety. Artinya, kecemasan

terhadap Matematika berkorelasi negative terhadap performance di bidang Statistika.

Ada juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Lalonde and Gardner (1993)

menunjukkan hasil yang sedikit berbeda yaitu, an indirect negative relationship

between what they referred to as “situational anxiety” and performance in statistics.

Artinya terdapat dampak negative tetapi secara tidak langsung dari situasi yang

mahasiswa anggap sebagai kecemasan terhadap performance di bidang Statistika.

Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Onwuegbuzie (1998, 2000) menunjukkan

bahwa low achievement of college student was related to higher levels of statistics

anxiety and low computation self-concept. Artinya kurang lebih sama dengan

penelitian sebelumnya, yaitu kecemasan berpengaruh negative terhadap performance.

Selanjutnya, model prestasi belajar Statistika dan Matematika yang dikaitkan

dengan variabel sikap. Seperti yang dilakukan oleh, Adams and Holcomb (1986),

mereka menguji kaitan antara prestasi belajar Statistika dan Matematika dengan

variabel sikap. Hasilnya adalah no significant relationship between attitudes toward

mathematics and achievement in statistics. Artinya, tidak ada hubungan yang

signifikan antara sikap terhadap Matematika dengan prestasi di bidang Statistika.

Sementara itu studi dari Feinberg and Halprin (1978) justru menemukan hasil

sebaliknya yaitu bahwa ada korelasi antara variabel sikap dengan performance pada

matematika dan statistika.

Salah satu model prestasi belajar Statistika adalah Gardner’s model (Lalonde,

1993). Model ini memiliki dua pandangan mengenai Statistika. Pertama, “the

 

Page 36: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

22  

conceptualization of statistics learning as language learning is both meaningful and

fruitful”. Kemudian yang kedua, “many of the measures developed by Gardner, and

his colleagues can be adapted to the statistics learning situation with some minor

modification, thus facilitating a test of the model that is to be proposed”. Model

prestasi belajar Statistika menurut Gardner (1979) terdapat empat variable individu

yang diharapkan memengaruhi secara langsung derajat keberhasilan seseorang pada

mata kuliah Statistika, yaitu : intelligence, language aptitude, situational anxiety, and

motivation. Intelegensi sangatlah penting dalam memengaruhi tingkatan pemahaman

setiap mata kuliah apapun yang dipelajari, baik bahasa maupun statistika. Kecerdasan

berbahasa mewakili kemampuan spesifik yang dilibatkan kedalam pembelajaran

bahasa, sama halnya seperti kecerdasan matematika akan menjadi kemampuan utama

yang seharusnya memengaruhi secara langsung pemahaman skill komputasi dari

statistika. Pengukuran kemampuan matematika dasar telah ditemukan berkorelasi

positif dengan performa pada Statistika. (Nasser, 2004). Masih peneliti kutip pada

sumber yang sama, Gardner juga mengatakan math anxiety adalah bentuk dari situasi

kecemasan yang diharapkan menjadi pendorong mahasiswa ketika menghadapi

tuntutan skill komputasi pada Statistika. Penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa

math anxiety berkorelasi negative dengan performa dalam statistika. Selain variabel

afektif ada juga variabel yang bersifat kognitif, yang berkaitan dengan prestasi belajar

statistika, seperti mathematical ability, meskipun pemahaman dan penggunaan

statistika dalam penelitian empiris tidak memerlukan level matematika advance,

namun kenyataannya dari hasil literature penelitian bahwa ada hubungan yang positif

dan signifikan antara keduanya. Seperti yang terdapat pada Galagedera (1998)

 

Page 37: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

23  

menemukan bahwa, first-year business mathematics and statistics students who were

successful in mathematics at the university entry-level examination were more likely

to do better in elementary statistics than poor performers at matriculation level”.

Kemudian diperkuat lagi dari hasil penelitian Wisenbaker, et al. (2000) yang

menyatakan bahwa, “mathematical ability affects the acquisition of statistical skills

and the two share a negative relationship with mathematics anxiety”.

Terakhir, model prestasi belajar statistika yang berkaitan dengan statistics dan

math anxiety, mathematical aptitude, attitudes toward statistics telah diuji secara

bersamaan dalam beberapa penelitian (Lalonde and Gardner 1993; Nasser 1998,

1999; Wisenbaker et al. 1998), kendatipun begitu hubungan semua variabel tersebut

tidak dapat dipastikan arah dan bentuk hubungannya, artinya ditemukan hasil

penelitian yang berbeda-beda. Seperti yang telah dilakukan Wisenbaker (1998) dan

beberapa assistant – nya, yang melakukan penelitian path analysis untuk

memprediksi prestasi mahasiswa dibidang statistika. Hasil temuan utamanya yaitu :

”…students’ attitudes toward statistics at the end of the statistics course were predictive of their achievement, while students’ attitudes toward statistics at the beginning of the course were not. Furthermore, they found a moderately positive relationship between mathematical aptitude and achievement in statistics. The correlation between mathematics anxiety and achievement in statistics was also moderate but negative…”.(hal. 189)

Namun sayangnya, Wisenbaker tidak mengikutsertakan variabel statistics

anxiety dalam penelitian tersebut. Kemudian Lalonde dan Gardner (1993)

menggunakan model structural socio-educational tentang kemahiran statistics as a

second language untuk memprediksi prestasi dibidang statistika. Model penelitian

mereka mengikutsertakan variabel situational anxiety (statistics and number anxiety),

attitudes, motivation intensity, mathematical aptitude, and efforts. Semuanya

 

Page 38: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

24  

dijadikan predictor terhadap prestasi dibidang statistika. Hasil penelitian Lalonde dan

Gardner menemukan bahwa,

“…a direct path between situational anxiety and achievement was not significant when the path between mathematical aptitude and achievement was present. Their results also suggested that the level of anxiety and the combination of attitudes and motivation could have indirect effects on achievement through effort…”.

2.2.2 Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar Statistika

Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menemukan model

prestasi belajar Statistika. Pada table 2.1 ini peneliti membuat matrikulasi hasil

penelitian prestasi belajar dibidang statistika.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian tentang Prestasi Belajar Statistika.

No Nama Temuan

1 Anthony J Onwuegbuzie

(2004)

• Hasil menunjukkan bahwa kurang lebih 40% s/d 60%

mahasiswa melaporkan bahwa mereka hampir selalu atau

selalu menunda-nunda dalam menulis makalah, belajar untuk

menghadapi ujian, serta menunda untuk mengikuti tugas

membaca mingguan.

• Sekitar 20% s/d 45% melaporkan bahwa mereka bermasalah

dengan menunda-nunda terhadap ketiga tugas akademik

tersebut. `

• Selain itu juga, 65% -75% mahasiswa ingin mengurangi

kebiasaan menunda-nunda dalam ketiga tugas akademik

 

Page 39: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

25  

tersebut.

• Temuan pokok yang kedua, akademik prokrastinasi yang

merupakan hasil dari fear of failure dan task aversiveness

menampakkan korelasi canonical yang positif dan signifikan

dengan statistics anxiety (Rc1=.51).

2 Lalonde dan Gardner

(1993)

• Peneltian ini menggunakan causal modeling yang mana

ditemukan bahwa mathematical aptitude sebagai predictor

yang negative terhadap situational anxiety, tetapi

mathematical aptitude merupakan predictor yang positif

terhadap statistics achievement.

• Situational anxiety berpengaruh negative terhadap

individual’s attitude-motivation index namun selanjutnya

memiliki pengaruh yang positif terhadap effort yang pada

gilirannya menuju kepada achievement.

• Kemudian hasil yang konsisten yaitu, course evaluation

secara signifikan berkorelasi dengan semua pengukuran dari

performance (mis : assignments, quizzes, final grade).

Sedangkan instructor evaluation tidak satupun berkorelasi

secara signifikan terhadap semua pengukuran performance

statistika.

3 Sorge dan Schau (2002) • Sekitar 55% variance dari achievement dipengaruhi oleh

previous success (terdiri dari 3 hal, yaitu : prestasi

matematika di SMA, skor self-concept terhadap matematika,

 

Page 40: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

26  

yang ketiga IP sebelumnya) dan sisanya 45% variance dari

achievement dipengaruhi oleh keempat komponen sikap

(value, cognitive competence, affect, difficulty).

• Beberapa variabel dalam saturated structural model

memengaruhi variabel lain melalui multiple path. Menguji

bentuk dari pengaruh tersebut menghasilkan informasi yang

penting dari semua model. Contohnya, pada komponen

attitudes misalnya : difficulty memengaruhi value secara

langsung seperti difficulty juga memngaruhi value secara

tidak langsung melalui cognitive competence dan affect.

Total efek yang dimiliki difficulty terhadap value merupakan

jumlah dari dua efek yakni langsung dan tidak langsung.

Difficulty berpengaruh langsung yang negative sebesar (–

.495) dan pengaruh tidak langsung yang positif sebesar

(.512), sehingga difficulty memiliki total efek terhadap value

sebesar (.017). yang mana angka tsb menunjukkan pengaruh

yang bersih dari difficulty terhadap value. Namun total efek

dapat diabaikan ketika pengaruh baik secara langsung

maupun tidak langsung menunjukkan angka yang besar.

• Dari hasil direct dan indirect effect terhadap achievement ,

maka yang memiliki pengaruh direct paling besar yaitu

previous success sebesar (.682) dan signifikan. Dan

pengaruh secara tidak langsung tetap positif sebesar (.118),

 

Page 41: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

27  

sehingga menunjukkan hasil yang konsisten ketimbang

variabel lain.

4 Fidia M. Nasser (2004) • Dari hasil penelitian Nasser ini didapatkan bahwa memiliki

kemampuan matematika yang memadai dan sikap positif

terhadap statistika maka akan meningkatkan prestasi

dibidang statistika. Meskipun efek keduanya signifikan,

namun efek dari kemampuan matematika yang memadai

secara substantial lebih besar efeknya daripada variabel

sikap dibidang statistika.

• Hasil juga mengindikasikan bahwa motivasi yang kuat untuk

sukses dan mathematics anxiety yang rendah maka akan

memperkuat sikap yang positif terhadap statistika.

• Variance total dari mathematical aptitude, mathematics

anxiety, attitudes toward mathematics, attitudes toward

statistics dan motivation secara bersamaan memengaruhi

prestasi belajar statistika sebesar 36%. Secara terpisah,

mathematical aptitude memengaruhi sebesar 22% dari

prestasi belajar statistika ; sedangkan variable kognitif dan

afektif sebesar 14%.

• Kemudian Nasser mengatakan penting untuk dicatat bahwa

kombinasi antara mathematical aptitude, mathematics

anxiety, attitudes toward mathematics dan motivation

memiliki varians sebesar 51% dalam sikap terhadap

 

Page 42: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

28  

statistika.

5 Galli S, Ciancaleoni ,

Chiesi F, Primi C (2007)

• Fokus terhadap latar belakang nilai matematika ketika SMA,

maka ditemukan ada perbedaan yang signifikan antara

mahasiswa yang lulus ujian statistika dan mahasiswa yang

tidak lulus ujian statistika, dimana mahasiswa yang tidak

gagal ujian statistika memiliki nilai prestasi matematika

lebih tinggi (M=6,92, SD=1,13) daripada mahasiswa yang

gagal ujian statistika (M=6,48; SD=1,25) ketika mereka

SMA. Selanjutnya ada hubungan yang signifikan antara

learning debts (utang belajar) pada matematika dengan

kegagalan (chi-square (1,n=311) = 13,96, p< 0,01),

mahasiswa yang memilki learning debts yang tinggi maka

lebih memungkinkan gagal ketika ujian statistika.

• Kemudian masih pada aspek kompetensi bidang matematika,

bahwasannya mahasiswa yang tidak gagal ujian statistika

memiliki kompetensi matematika yang lebih tinggi

(M=23,71; SD=4,6) dibandingkan dengan kompetensi

matematika mahasiswa yang gagal ujian (M=20,48;

SD=5,9), perbedaanya secara statistic juga signifikan(t (323)

= 5,39, p<0,01).

• Kemudian pada aspek sikap, ditemukan bahwa ada

perbedaan sikap yang signifikan (t (350) = 2,96, p<0.01)

antara sikap mahasiswa yang tidak gagal ujian statistika

 

Page 43: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

29  

dimana sikap mereka lebih positif (M=117,40; SD=17,24)

dengan sikap mahasiswa yang gagal ujian statistika

(M=111,83; SD=16,35). Hasil yang sama juga ditemukan

pada saat pengukuran di akhir perkuliahan yang juga

signifikan secara statistic (t (256) = 5,41, p<0,01).

• Selanjutnya tentang kecemasan terhadap statistika, yang juga

berbeda signifikan secara statistic, (t

(248) = -5,48, p<0,01), mahasiswa yang tidak gagal ujian

statistika memiliki skor kecemasan statistika yang rendah

(M=109,15; SD=24,25) sedangkan mahasiswa yang gagal

ujian memiliki skor kecemasan statistika yang lebih tinggi

(M=126,32; SD=15,41).

• Terakhir, menguji beda pada performance atau prestasi

belajar dibidang statistika. Hasil yang ditemukan berbeda

signfikan secara statistic (t (440) = 8,96, p< 0,01), dimana

mahasiswa yang lulus statistika pertama kali memiliki nilai

statistika yang lebih tinggi (M=24,43; SD=4,06)

dibandingkan dengan mahasiswa yang harus mengulang

ujian agar lulus (M=21,15; SD=2,97).

6 Candace Schau (2003) • Mahasiswa ketika berbicara tentang sikap terhadap Statistika

lebih negative ketimbang ketika mereka merespon SATS.

• Mahasiswa mengatribusikan sikap berkaitan dengan prestasi

mereka sebelumnya dan terkait dengan instructor juga.

 

Page 44: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

30  

• Secara rata-rata, sikap cognitive competence dan value

terhadap statistika mendapatkan nilai yang paling tinggi dan

positif, sedangkan affect mendapatkan skor yang netral,

kemudian difficulty agak negative. Perbedaan mean pada

empat aspek sikap ini besar.

• Pada class section berbeda sangat besar pada mean diawal

perkuliahan dengan mean diakhir perkuliahan.

• Mahasiswa dan mahasiswi, begitupun juga keturunan kulit

putih dan keturunan spanyol, memiliki skor pre-test yang

sama. Namun, mahasiswa kulit putih memilki skor sikap

yang lebih tinggi daripada mahasiswi keturunan spanyol

pada beberapa komponen sikap.

• Secara keseluruhan sikap mahasiswa berubah dari awal

perkuliahan sampai akhir perkuliahan menjadi kecil dan

negative.

• Sikap mahasiswa dan prestasi terhadap statistic berkorelasi

secara positif.

7 Fadia Nasser (2004) • Analisis yang digunakan menggunakan path analysis.

• Meskipun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

motive to avoid failure, namun sikap terhadap matematika

dan kecemasan matematika hanya memprediksi sekitar 10%

dari variance motive to avoid failure.

• Sikap terhadap matematika berkorelasi positif dengan sikap

 

Page 45: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

31  

terhadap statistika (.31**), sedangkan motive to avoid failure

berkorelasi negative dengan sikap terhadap statistika (-

.33**). Sikap terhadap matematika dan motive to avoid

failure memiliki pengaruh varian sebesar 37% pada sikap

terhadap statistika.

• Ketiga exogenous variable (sikap terhadap matematika,

kecemasan matematika, kemampuan matematika) dan dua

endogenous variable (sikap terhadap statistika, motive to

avoid failure) secara signifikan berkorelasi dengan

kecemasan statistika, dengan varians sebesar 67%.

Sedangkan korelasi negative terbesar terdapat pada korelasi

antara kecemasan statistika dengan sikap terhadap statistika

(-.57**). Korelasi positif terbesar terdapat pada sikap

terhadap statistika dengan prestasi dibidang statistika

(.50**).

8 Brian Evans (2007) • Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre-test dan

post-test tentang sikap dan konsep mahasiswa pada masing-

masing departemen (sosiologi,psikologi dan matematika) F

(1,228)= 0,166 p=.684. sehingga mahasiswa menunjukkan

tidak ada perubahan yang berarti baik ketika awal

perkuliahan maupun pada saat akhir perkuliahan. Sedangkan

ketika dilakukan analisis uji F ketiganya untuk melihat

apakah ada perbedaan, maka ditemukan secara statistic

 

Page 46: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

32  

bahwa ada perbedaan signifkan antara ketiganya F (2,227),

= 9,913 p=.000. kemudian dilakukan tukey test untuk

menguji manakah yang paling berbeda signifkan terhadap

sikap dan konseptual terhadap statistika, ternyata ditemukan

bahwa mahasiswa sosiologi menunjukkan sikap yang lebih

positif ketimbang mahasiswa psikologi dan matematika p =

.000, dan juga mahasiswa sosiologi menunjukkan konseptual

yang lebih benar daripada mahasiswa matematika p=.002.

• Selanjutnya yang kedua, menguji hubungan antara sikap

positif terhadap statistika dengan keakuratan konsep tentang

statistika baik sebelum maupun sesudah perkuliahan (pre &

post). Dari hasil menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang

signifikan antara keduanya pada pre-test r= .143; n=115; p=

.127. sedangkan pada post-test, meskipun signifikan secara

statistic namun korelasi keduanya hanya menunjukkan

tingkat korelasi yang rendah r= .197; n=115; p= .035.

Namun ketika dilakukan analisis per departemen masing-

masing untuk dibandingkan pre & post-test, ternyata hanya

departemen matematika saja yang menunjukkan ada korelasi

yang signifikan baik pre & post-test, dengan r = .451; n=30;

p= .012 dan r = .431; n=30; p = 018.

• Kemudian yang terakhir memprediksi prestasi belajar

statistika, dimana prediktornya variabel sikap dan konsep

 

Page 47: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

33  

tentang Statistika dengan menggunakan regresi linear. Dari

analisis ini didapatkan korelasi yang signifikan hanya

variabel antara sikap ketika awal dan akhir perkuliahan

statistika terhadap nilai ujian statistika. r= .203,n = 115; R2

= .04 p = .03 dan r = .247; R2 = .06; n = 115; p = .008.

persamaan regresi sederhana antara sikap awal perkuliahan

dengan prestasi statistika yaitu, y’ = 76.045 + 4.324 x.

dimana y adalah prestasi belajar, sedangkan x adalah skor

sikap ketika awal perkuliahan. Untuk persamaan regresi

sederhana antara sikap ketika akhir perkuliahan terhadap

prestasi statistika yaitu, y’ = 75.526 + 4.574 x. dimana y

adalah prestasi belajar statistika, x skor sikap ketika akhir

perkuliahan. Namun meskipun persamaan ini signifikan,

hanya menghasilkan R2 yang kecil, sehingga

menginterpretasikannya perlu kehati-hatian, atau dengan

kata lain memprediksikan prestasi dibidang statistika tidak

cukup dengan sikap diawal dan akhir perkuliahan statistika

saja.

 

Page 48: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

34  

Dari tabel yang telah dibuat peneliti bisa menyimpulkan beberapa hal, diantaranya

yaitu :

1. Prestasi dibidang statistika di temukan berkorelasi positif dengan variabel

mathematical aptitude (Lalonde & Gardner, 1993 ; Nasser, 2004 ; Galli,

Ciancaleoni, Chiesi, Primi, 2007). Tetapi mathematical aptitude merupakan

predictor yang negative terhadap statistics anxiety (Lalonde & Gardner,

1993).

2. Prestasi dibidang statistika juga berkaitan dengan prestasi matematika

sewaktu SMA, self-concept terhadap matematika dan IP sebelumnya atau hal

ini dikenal dengan previous success (Sorge & Schau, 2002 ; Galli,

Ciancaleoni, Chiesi, Primi, 2007). Sebagai contoh, previous success bisa juga

dikaitkan dengan prestasi dibidang statistika sebelumnya yaitu nilai statistika

1 menjadi predictor untuk nilai statistika 2 (Nasser, 2004). Bahkan bisa juga

nilai hasil kuis dan nilai mid-term yang dijadikan predictor bagi nilai akhir

statistika (Nasser, 2004 ; Galli, Ciancaleoni, Chiesi, Primi, 2007).

3. Kemudian variabel sikap (attitudes) pada beberapa penelitian (Galli,

Ciancaleoni, Chiesi, Primi, 2007 ; Schau, 2003 ; Nasser, 2004) menunjukkan

hasil bahwa mahasiswa yang memiliki skor sikap yang positif terhadap

statistika maka mendapatkan prestasi statistitka yang tinggi pula, artinya

keduanya memiliki korelasi yang positif. Namun demikian, Pada penelitian

Evans (2007) sikap terhadap statistika hanya memengaruhi prestasi belajar

statistika sebesar 4% pada awal perkuliahan statistika, sedangkan 6% pada

 

Page 49: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

35  

akhir perkuliahan Statistika. Dengan demikian sikap terhadap statistika

memengaruhi prestasi belajar statistika relative kecil.

4. Prestasi belajar statistika masih menyisakan pola yang belum pasti jika

dihubungkan dengan variabel statistics anxiety. Pada penelitian Lalonde dan

Gardner (1993) statistics anxiety berpengaruh positif terhadap effort, hanya

saja bersifat tidak langsung, ia harus melalui variabel sikap dan motivasi, yang

selanjutnya effort tsb akan berpengaruh positif terhadap achievement.

Selanjutnya pada penelitian Galli, Ciancaleoni, Chiesi, Primi, (2007),

menunjukkan bahwa mahasiswa yang tidak gagal ujian statistika memiliki

skor kecemasan statistika rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang gagal

ujian memiliki skor kecemasan statisstika yang lebih tinggi. Sedangkan pada

peneltian Nasser (2004), statistics anxiety memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan, bahkan memengaruhi secara langsung terhadap prestasi dibidang

statistika.

5. Selanjutnya dari hasil penelitian Onwuegbuzie (2004), disimpulkan bahwa

statistics anxiety berpengaruh negative terhadap prestasi belajar statistika

secara tidak langsung, namun statistics anxiety terlebih dahulu menyebabkan

atau memengaruhi penundaan tugas-tugas akademik (academic

procrastination) yang selanjutnya akan berkorelasi negative terhadap prestasi

belajar. Artinya semakin tinggi mahasiswa menunda-nunda untuk melakukan

tugas-tugas akademik dibidang statistika, maka semakin rendah prestasi

belajar statistika-nya.

 

Page 50: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

36  

6. Terakhir, Nasser (2004) secara simultan menjadikan mathematical aptitude,

mathematics anxiety, attitudes toward mathematics, attitudes toward

statistics, dan motivation sebagai predictor terhadap prestasi belajar statistika,

menghasilkan varians sebesar 36%. Dalam analisis psikologi dengan varians

sebesar ini, sudah cukup diasumsikan bahwa semua predictor tersebut

memiliki pengaruh yang cukup berarti.

Dari pembahasan hasil penelitian diatas, tampaklah bahwa cukup banyak variabel

yang memengaruhi prestasi belajar statistika. Namun secara garis besar, peneliti

membatasi ada dua variabel utama yang memengaruhi prestasi belajar statistika, yaitu

variabel kognitif (mis : inteligence) dan variabel afektif (mis : statistics anxiety ;

attitudes toward statistics).

2.3 Pengukuran Prestasi Belajar Statistika

Pengukuran disini yang peneliti maksudkan adalah prosedur pemberian angka

(pengkuantifikasian) terhadap atribut atau variabel sepanjang suatu kontinum (Azwar,

1999). Namun secara lebih spesifik lagi bahwa pengukuran pada penelitian ini adalah

dalam bidang prestasi belajar, dengan demikian prosedur pengkuantifikasian atau

pengukuran tersebut selain bersifat kontinum yang dinyatakan dengan kuantitatif, dan

juga haruslah dapat dibandingkan antara hasil ukur tsb dengan suatu penormaannya

atau hasilnya dinyatakan secara evaluative (peneliti adaptasi dari karakteristik

evaluasi dalam “Dasar-dasar Psikometri, Azwar, 1999). Kontinum disini maksudnya

adalah bervariasi menurut besarannya (magnitude) (Umar, 2010), sedangkan

evaluative yang dimaksud adalah hasil angka tersebut dapat diinterpretasikan sesuai

 

Page 51: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

37  

dengan norma atau criteria yang telah dibuat. Pengertian norma adalah harga rata-rata

bagi suatu kelompok subjek (Azwar, 1999). Misal, skor tes prestasi belajar seorang

mahasiswa dari rentangan nilai 0 – 100, ia mendapatkan nilai 86 (kontinum), dengan

skor tersebut, dapat diinterpretasikan berdasarkan nilai tengah yaitu 50, ia dinyatakan

diatas rata-rata, kemudian jika disyaratkan untuk ujian kenaikan tingkat adalah nilai

yang diatas rata-rata, maka dengan nilai tsb mahasiswa dinyatakan lulus dan dapat

mengikuti tingkat selanjutnya (Umar, 2010). Oleh karenanya seluruh penelitian

pengukuran prestasi belajar dibidang statistika menggunakan bilangan kontinum

seperti, hasil ujian akhir Statistika (final examination), ada juga yang menggunakan

hasil kuis dan hasil ujian tengah semester (mid-term examination), namun ada juga

yang mengukur prestasi belajar statistika dengan tes lisan. Berikut peneliti berikan

pengukuran prestasi belajar pada beberapa penelitian terdahulu :

1. Lalonde dan Gardner (2003) mengukur prestasi belajar dengan tiga

pengukuran, yaitu dua kali (2) ujian tertulis seperti biasa dan dengan kuis.

2. Nasser (2004) ia mengukur prestasi belajar dengan menggunakan tiga

komponen, yaitu : skor pada kuis, skor uts (mid-term), dan terakhir ujian akhir

/ UAS (final exam).

3. Galli, Ciancaleoni, Chiesi, Primi (2007), menggunakan pengukuran yang agak

berbeda yaitu dengan tes tertulis dimana didalamnya ada tiga pertanyaan

pemecahan masalah (tidak dicontohkan oleh mereka) beserta enam pertanyaan

terbuka dan tertutup tentang konsep statistika; dan juga menggunakan verbal

 

Page 52: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

38  

test (seperti tanya jawab lisan) keduanya dijadikan nilai akhir prestasi belajar

statistika.

4. Schau (2003) justru lebih simple pengukuran yang digunakannya, yaitu untuk

prestasi statistika, dalam instrument sampel diminta untuk menuliskan nilai

akhir (grade final) pada mata kuliah statistika sebelumnya, sedangkan prestasi

secara umum ia menggunakan IP / GPA.

5. Sedangkan Nasser (2004), mengukur prestasi belajar statistika dengan

menggunakan skor harapan dan skor actual dari ujian akhir statistika. Namun

tidak diketahui maksud skor harapan disitu apakah skor dari prediksi

berdasarkan regresi atau skor harapan yang diinginkan oleh mahasiswa.

6. Evans (2007) mengukur prestasi belajar statistika dengan total nilai akhir

statistika, rentangan skala mulai dari 0 – 100. Meskipun penelitian ini pada

sampel yang berbeda, namun telah ditetapkan bahwa nilai tsb didapatkan dari

hasil tes tertulis.

Dari sini terlihat bahwa meskipun instrument pengukuran prestasi belajar

berbeda-beda, tidak ada satupun pendekatan tunggal yang digunakan untuk alat ukur

prestasi belajar statistika, namun secara skala pengukuran, bahwa alat ukur tersebut

sama yaitu menggunakan skala kontinum. Sehingga menurut hemat peneliti tidak

perlu lagi untuk menyusun secara baku alat ukur prestasi belajar statistika sebab tentu

alat ukur tersebut dibuat sesuai dengan materi perkuliahan statistika yang diberikan,

namun sejauh pengukuran tersebut menggunakan skala kontinum maka dapat

diterima. Untuk lebih lengkap tentang instrument pengukuran prestasi belajar

 

Page 53: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

39  

statistika, maka akan peneliti paparkan di Bab 3 pada sub-bab instrument

pengumpulan data.

2.4 Hipotesis Penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh independent variable

yang diketahui terhadap dependent variable. Dalam penelitian ini dependent variable

yaitu prestasi belajar statistika 1 dan 2, sedangkan variabel yang di teorikan peneliti

sebagai Independent Variable berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya tentang

prestasi belajar statistika, yaitu sikap terhadap statistika, kecemasan terhadap

statistika, motivasi belajar statistika, kebutuhan untuk berprestasi, self efficacy

terhadap statistika, intelegensi dan prestasi belajar statistika 1.

Bunyi hipotesis utamanya yaitu : “ada pengaruh yang signifikan dari faktor

psikologis seperti sikap terhadap statistika, self efficacy terhadap statistika,

kecemasan terhadap statistika, motivasi belajar statistika, intelegensi dan

kebutuhan berprestasi terhadap prestasi belajar Statistika 1 dan 2”.

Selanjutnya hipotesis minor penelitian ini yaitu :

• Sikap terhadap statistika berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 1.

• Self efficacy terhadap statistika berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 1.

• Kecemasan terhadap statistika berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 1.

 

Page 54: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

40  

• Motivasi belajar statistika berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 1.

• Intelegensi berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar statistika 1.

• Kebutuhan berprestasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

statistika 1.

Selanjutnya pada analisis statistic yang kedua bunyi hipotesis minor juga sama

seperti diatas, hanya saja hipotesis minor penelitian bertambah satu yaitu :

• Prestasi belajar statistika 1 berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 2.

Kemudian dikarenakan adanya analisis statistik, maka hipotesis utama

tersebut dibalik menjadi hipotesis nihil, yang berbunyi bahwa “tidak ada pengaruh

yang signifikan dari faktor psikologis yaitu sikap terhadap statistika, self

efficacy terhadap statistika, kecemasan terhadap statistika, motivasi belajar

statistika, intelegensi dan kebutuhan berprestasi terhadap prestasi belajar

Statistika 1 dan 2”. Adapun hipotesis nihil minor penelitian yaitu :

• Sikap terhadap statistika tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 1.

• Self efficacy terhadap statistika tidak berpengaruh signifikan terhadap

prestasi belajar statistika 1.

 

Page 55: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

41  

• Kecemasan terhadap statistika tidak berpengaruh signifikan terhadap

prestasi belajar statistika 1.

• Motivasi belajar statistika tidak berpengaruh signifikan terhadap

prestasi belajar statistika 1.

• Intelegensi berpengaruh tidak signifikan terhadap prestasi belajar

statistika 1.

• Kebutuhan berprestasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 1.

Pada analisis yang kedua, hipotesis nihil penelitian bertambah satu mengikuti

ditambahnya pula satu independen variabel yaitu :

• Prestasi belajar statistika 1 tidak berpengaruh signifikan terhadap

prestasi belajar statistika 2.

Dengan demikian semua hipotesis nihil inilah yang akan diujikan pada

analisis statistik penelitian.

Jika digambarkan dengan model, maka hipotesis utama dan kerangka berpikir

akan tampak seperti :

 

Page 56: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

42  

Gambar 2.1 kerangka berpikir

Sikap  Statistika 

Kecemasan Statistika   Prestasi 

belajar Statistika 1 

Motivasi Statistika  

Prestasi belajar  

Statistika 2 

Kebutuhan Berprestasi 

Self Efficacy  

Intelegensi  

Keterangan :

Kotak yang memiliki arah panah menuju kotak tersebut sebagai dependen variabel,

sedangkan kotak yang tidak ada arah panah menuju kotak tersebut sebagai

independen variabel. Namun prestasi belajar statistika 1 juga menjadi independen

variabel untuk prestasi belajar statistika 2.

 

Page 57: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

43  

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian,

Definisi Operasional, Instrumen Pengumpulan data, Prosedur Pengumpulan Data, dan

Metode Analisis Data.

3.1. Populasi & Sampel

Populasi pada penelitian ini yaitu Mahasiswa/i Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun akademik 2009/2010 yang berjumlah kurang lebih 208

mahasiswa. Seluruh anggota populasi tersebut peneliti jadikan sampel seluruhnya,

dikarenakan pertimbangan jumlah anggota populasi yang tidak terlalu banyak.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Prestasi Belajar Statistika 1 & 2

2. Sikap terhadap Statistika (Attitudes Toward Statistics)

3. Kecemasan terhadap Statistika (Statistics Anxiety)

4. Motivasi Belajar Statistika

5. Kebutuhan untuk Berprestasi (Need for Achievement)

6. Self efficacy terhadap Statistika

7. Intelegensi (IQ)

Dependent variabel (outcome variable) dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar statistika 1 & 2, sedangkan variabel lainnya merupakan variabel independen

 

Page 58: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

44  

(predictor variable). Namun pada analisis yang kedua, prestasi belajar statistika 1

juga menjadi variabel independen untuk prestasi belajar statistika 2.

3.3. Definisi Operasional Variabel

1. Prestasi belajar Statistika 1 & 2 adalah skor akhir yang didapat dari akhir

perkuliahan Statistika. Meskipun skor akhir ini memang dinyatakan dalam

bentuk huruf (contoh : A ; B ; …; E), namun nilai tersebut tetap memiliki data

kuantitatifnya, yang berupa angka interval (mis : A = 80 - 100 ; B = 70 – 80).

Skor dari interval inilah yang akan dijadikan skor dependent variabel.

2. Kecemasan terhadap Statistika adalah hasil ukur simtom psikologis mengenai

perasaan cemas, pusing, jantung berdetak cepat, mual yang dialami siswa

ketika dalam situasi belajar statistika.

3. Sikap terhadap Statistika adalah skor yang didapat dari mahasiswa tentang

perasaan positif maupun negative dari mahasiswa terhadap pelajaran

statistika.

4. Motivasi Belajar Statistika adalah skor yang didapat dari hasil perkalian antara

valensi (desireability) dengan harapan (expectancy). Hal ini sudah dijelaskan

pada bab 2.

5. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) adalah skor yang didapat

tentang keinginan didalam dirinya untuk meraih atau mendapatkan prestasi.

6. Self efficacy adalah skor yang diperoleh tentang keyakinan diri yang dimiliki

siswa untuk meraih sukses dan percaya terhadap kemampuannya dalam

menghadapi perkuliahan statistika.

 

Page 59: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

45  

7. Intelegensi adalah skor yang didapat tentang kemampuan menyeluruh dari

seseorang yang bersifat potensial untuk berpikir, bertindak dan berkembang.

3.4. Instrumen Pengumpulan Data.

1. Prestasi belajar Statistika 1 & 2 didapatkan dengan menggunakan nilai akhir

statistika mahasiswa tahun akademik 2009/2010 yang sudah ada di bagian

Akademik Fakultas Psikologi. Jadi peneliti tidak mengambil data primer

terhadap sampel.

2. Kecemasan statistika didapatkan dari alat ukur kecemasan statistika yang

disusun oleh peneliti. Alat ukur ini terdiri dari 14 item, dengan alternative 2

jenis pilihan jawaban yaitu sangat setuju – sangat tidak setuju dan sangat

sering – tidak pernah sama sekali.

3. Sikap terhadap Statistika diukur dengan menggunakan alat ukur sikap

terhadap statistika yang peneliti susun sendiri. Terdiri dari 14 item, dengan

rentangan respon yang diberikan mulai dari sangat setuju – sangat tidak

setuju.

4. Motivasi belajar didapat dari skor perkalian antara valensi (desireability)

dengan expectancy (harapan). Penjelasannya telah dijelaskan di bab 2, namun

peneliti akan memberikan contohnya saja.

Mbi = f (Vbs x Ebi.bs)

sebagai contoh jika seorang siswa memiliki motivasi belajar statistika (Mbi),

maka bisa dihitung melelui, skor valensi bs (desirability) dikalikan dengan

skor expectancy bi dari outcome bs tersebut. Misalnya siswa tersebut ingin

mendapatkan beasiswa, maka ia diminta untuk menskoring berapa valensi

 

Page 60: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

46  

yang ia miliki untuk outcome beasiswa tersebut, kemudian diukur subjective

probability bahwa dengan ia belajar statistika (i) bagaimana ia akan

mendapatkan outcome beasiswa (j). Kemudian dari hasil skor yang didapat,

dijadikan sebagai skor motivasi belajar statistika. Namun karena adanya

perbedaan valensi yang dimiliki oleh tiap individu, maka peneliti hanya

membatasinya sebanyak 3 faktor saja. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah peneliti dalam melakukan penghitungan data. Rentangan

yang peneliti berikan dari 1 – 5, jika 1 menunjukkan angka yang terendah,

sedangkan 5 menunjukkan angka yang terbesar. Instrument yang demikian

disebut dengan self rating.

5. Need for achievement diukur dengan menggunakan data sub scale need for

achievement pada tes EPPS (Edward Preference Personal Scale) yang

diberikan kepada Mahasiswa tahun akademik 2009/2010. Sub scale ini

terdiri dari 30 item, namun tiap item terdiri dari dua (2) pasang pernyataan a

dan b, jadi total item sebanyak 60. Tiap pasang item terdapat salah satu

pernyataan tentang need for achievement. Responden hanya diminta untuk

memilih salah satu pernyataan dari pasangan pernyataan yang ada.

6. Self efficacy diukur dengan menggunakan kuesioner self efficacy yang

disusun oleh peneliti. Alat ukur ini terdiri dari 13 item. Respon jawaban

yang diberikan mulai dari sangat setuju – sangat tidak setuju dan sangat

sering – jarang sekali.

7. Intelegensi didapat dari hasil pengukuran IST (Intelligenz Struktur Test)

yang disusun oleh Rudolf Amthaueur di Jerman (1973). Alat ukur ini terdiri

 

Page 61: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

47  

dari 176 item dengan 9 sub tes yaitu satzergaenzung mengukur

pembentukan keputusan, berpikir konkrit praktis ; wortauswahl mengukur

bahasa seseorang ; analogien mengukur kemampuan analisis berpikir ;

gemeinsamkeiten mengukur kemampuan abstrak ; rechenauffgaben

mengukur kemampuan berhitung ; zahlenreihen mengukur kemampuan

berpikir induktif ; formasuwahl mengukur kemampuan berpikir konkrit ;

wurfelaugfgaben mengukur kemampuan imajinasi tiga dimensi ;

merkaufgaben mengukur kemampuan mengingat. Peneliti tidak perlu

mengambil data intelegensi terbaru dengan IST, tetapi cukup mengambil

data hasil psikotes mahasiswa tahun 2009/2010, dimana dalam data tersebut

sudah terdapat data IST. Hal ini sama seperti pengambilan data need for

achievement dan prestasi belajar statistika 1 & 2.

Pada instrument 1) self efficacy terhadap statistika, 2) sikap terhadap statistika,

3) kecemasan terhadap statistika, dan 4) sub skala kebutuhan berprestasi EPPS,

peneliti melakukan uji validitas konstruk instrument tersebut. Oleh karena itu,

digunakan CFA (Confirmatory factor Analysis) untuk pengujian validitas instrument.

Adapun logika dari CFA (Umar, 2010) :

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional

sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Trait

ini disebut factor, sedangkan pengukuran terhadap factor ini dilakukan melalui

analisis terhadap respon atas item-itemnya.

 

Page 62: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

48  

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu factor saja, begitupun juga

subskala hanya mengukur satu factor juga. Artinya baik item maupun

subskala bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan

matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar

(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ -

matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0.05, maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat

diterima bahwa item hanya mengukur satu factor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test. Jika

hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam

mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop dan

sebaliknya.

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negative, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan sotware

LISREL 8.30 (Joreskog dan Sorbom, 1999).

 

Page 63: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

49  

3.5. Prosedur Pengumpulan Data

Seperti penelitian survey pada umumnya, tahapan pertama penelitian ini

mempersiapkan alat ukur, kemudian pengambilan data sesungguhnya. Namun ada

beberapa hal khusus yang perlu peneliti sampaikan berkaitan dengan pengumpulan

data.

Untuk pengukuran motivasi belajar, peneliti membuatnya secara khusus

seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya. Adapun prosedurnya, sebagai berikut

:

1. Peneliti menjelaskan pada responden bahwa sesungguhnya motivasi belajar

itu merupakan perkalian dari skor valensi (desireability) dengan skor harapan

(expectancy).

2. Peneliti meminta responden untuk menuliskan sebanyak 3 buah outcome

mereka untuk belajar statistika, kemudian setiap valensi tersebut mereka

tuliskan 1 – 5 berapa angka yang menunjukkan keinginan mereka untuk

outcome tersebut. Namun sebelumnya peneliti memberikan contoh terlebih

dahulu di papan tulis kelas. Setelah itu dari setiap masing-masing outcome,

peneliti meminta responden untuk menuliskan harapan dari setiap valensi

tersebut atau outcome yang diharapkan dari keinginan tersebut apa. Setiap

outcome juga diwakili skala yang sama 1 – 5.

3. Setelah responden menuliskan skala pada seluruh valensi dan expectancy,

maka selanjutnya peneliti meminta mereka untuk menskoring hasil kali antara

 

Page 64: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

50  

skor valensi dengan expectancy. Kemudian dijumlahkan skor seluruh ketiga

valensi tesebut.

4. Total skor inilah yang dijadikan sebagai skor motivasi belajar. Dimana nilai

tertinggi untuk motivasi belajar statistika adalah 75, sedangkan nilai tertinggi

untuk setiap valensi adalah 25.

Selanjutnya, Peneliti menuju ke bagian akademik fakultas psikologi untuk

meminta nilai statistika 1 & 2 mahasiswa Psikologi tahun akademik 2009/2010. Hal

ini dilakukan dalam upaya pengambilan data dependent variabel. Namun, apabila data

tersebut masih kurang maka peneliti bisa meminta data tersebut ke dosen statistika 1

& 2. Untuk EPPS & IST peneliti meminta izin kepada Kepala laboratorium fakultas

psikologi untuk mengambil data psikotes mahasiswa tahun akademik 2009/2010

sebagai data penelitian.

3.6. Metode Analisis Data.

Peneliti menggunakan teknik analisis regresi multivariat untuk menguji

hipotesis nihil penelitian ini. Penelitian ini memiliki variabel independen sebanyak

enam variabel, kemudian satu variabel independen juga menjadi variabel dependen,

sedangkan yang murni variabel dependen sebanyak satu variabel. Adapun susunan

persamaan regresi berganda adalah :

Y1 = a + b1X1 + b2x2 + b3X3 +…+b6X6

Y2 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +…+ b7X7

 

Page 65: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

51  

Dimana :

Y1 = Prestasi Belajar Statistika 1

Y2 = Prestasi Belajar Statistika 2

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, peneliti melakukan korelasi

product moment seluruh variable penelitan. Sebab, dalam regresi idealnya IV tidak

berkorelasi dengan IV lainnya, namun justru IV sebaiknya berkorelasi dengan DV.

Dengan demikian dengan jumlah variabel sebanyak 8 variabel penelitian, maka

terdapat 36 korelasi variabel.

Selanjutnya analisis regresi, dimulai secara simultan, kemudian dari satu per

satu IV. Sehingga nilai R2 yang dihasilkan dapat dilihat secara murni. Fungsi R2 ini

adalah untuk melihat proporsi varians dari prestasi belajar statistika 1 & 2 yang

dipengaruhi IV yang ada. Melihat koefisien determinasi dengan cara R2 X (dikalikan)

100%. Maka dihasilkanlah proporsi varians atau determinant. R2 didapatkan dengan

rumus :

2

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikan pada F test

biasa. Selain itu juga uji signifikan bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat apakah

pengaruh dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah R2 itu

 

Page 66: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

52  

sendiri dengan df nya (dilambangkan k), yaitu sejumlah IV yang dianalisis,

sedangkan penyebutnya (1 – R2) dibagi dengan df nya N – k – 1 dimana N adalah

total sampel. Untuk df dari pembagi sebagai numerator sedangkan df penyebut

sebagai denumerator. Jika digambarkan maka :

1 1⁄

Atau dengan cara yang berbeda namun hasil yang sama, pembagi adalah Ssreg

dbagi dengan df nya (k) didapat mean square regresi , kemudian penyebutnya Ssres

dibagi dengan df nya (N – k – 1) didapat mean square residu. Dari hasil bagi MSreg

dengan MSres didapatkan hasil F. Numerator dan denumerator juga dari df pembagi

dan df penyebut.

Kemudian selanjutnya peneliti melakukan uji koefisien regresi dari tiap-tiap

IV yang dianalisis. Maksud uji koefisien regresi adalah melihat apakah signifikan

dampak dari tiap IV terhadap DV, oleh karenanya sebelum didapat nilai t dari tiap IV,

harus didapat dahulu nilai standard error estimate dari b (koefisien regresi) yang

didapatkan melalui akar Msres dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah

bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri.

Jika ditulis dengan rumus maka :

 

 

 

 

Page 67: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

53  

 

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu, analisis deskriptif, uji

validitas alat ukur, dan terakhir pengujian hipotesis penelitian.

4.1 Analisis Deskriptif

Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini seluruh anggota populasi

mahasiswa psikologi UIN Jakarta angkatan 2009 yang terdaftar dalam kelas statistika

1 dan 2 dijadikan sampel secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan

jumlah anggota populasi yang tidak terlalu banyak, yaitu sebesar 208 mahasiswa.

Tabel 4.1

Distribusi populasi penelitian berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin N Persentase

Laki – laki 39 18,2 %

Perempuan 169 81,8 %

TOTAL 208 100 %

Dari table diatas dapat dilihat bahwa perempuan jauh lebih banyak daripada

laki – laki. Jumlah perempuan 168, sedangkan laki – laki hanya berjumlah 39.

 

Page 68: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

54  

Fenomena populasi seperti ini lazim ditemui pada mahasiswa fakultas psikologi.

Sebab, kebanyakan mahasiswa psikologi adalah perempuan.

Selanjutnya peneliti memapaparkan distribusi frekuensi dan uji beda t-test

mean prestasi statistika berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2

Distribusi Prestasi Belajar Statistika berdasarkan Jenis kelamin

Group Statistics

JENIS

KELAMIN N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

STAT1 LAKI 39 71.1538 6.65519 1.06568

PEREMPUAN 168 74.2321 7.10568 .54822

STAT2 LAKI 39 71.1795 6.44765 1.03245

PEREMPUAN 168 73.3690 6.07198 .46846

Untuk perolehan prestasi belajar statistika 1 mean perempuan jauh lebih besar

daripada mean laki – laki, sedangkan mean prestasi belajar statistika 2 antara laki –

laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Lebih lanjut lagi peneliti menguji dengan

independent sampel t-test untuk mengetahui apakah mean kedua kelompok berbeda

secara statistic. Dari hasil yang didapat, pada statistika 1 ada perbedaan yang

signifikan antara mean laki – laki dan perempuan (P < 0.05), sedangkan pada

statistika 2 tidak ada perbedaan antara mean laki – laki dan perempuan (P > 0,05).

Hal ini bisa dilihat langsung pada selisih mean statistika 1 dan statistika 2 antara laki

– laki dan perempuan.

 

Page 69: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

55  

4.2 Uji Validitas Alat Ukur

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software Lisrel

8.30 (Joreskog dan Sorbom, 1994). Adapun criteria item yang baik pada CFA adalah

(Umar, 2010) :

1. Melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktornya dengan melihat

nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah jika t > 1.96

maka item tersebut signifikan dan sebaliknya. Apabila item tersebut signifikan

maka item tidak akan di drop, dan sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah di scoring

dengan favorable (pada skala likert 1 – 4), maka nilai koefisien muatan faktor

pada item harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item tersebut

favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai negative maka item

tersebut akan di drop dan sebaliknya.

3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka

item tersebut akan di drop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa

yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.

Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan pada sub bab berikut.

4.2.1 Uji Validitas skala Sikap terhadap Statistika

Peneliti menguji apakah 14 item yang ada bersifat unidmensional mengukur

sikap terhadap statistika. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu

 

Page 70: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

56  

faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 552,47 , df = 77 , P-value = 0.0000 , RMSEA

= 0.173. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 Analisis Konfirmatorik dari faktor Sikap terhadap Statistika

i t e m 10. 75

i t e m 20. 67

i t e m 30. 83

i t e m 40. 76

i t e m 50. 98

i t e m 60. 75

i t e m 71. 00

i t e m 80. 94

i t e m 90. 88

i t e m 1 00. 72

i t e m 1 10. 30

i t e m 1 20. 27

i t e m 1 30. 53

i t e m 1 40. 45

sikap 1. 00

Chi-Square=68.06, df=52, P-value=0.06668, RMSEA=0.039

0. 520. 550. 400. 470. 090. 520. 050. 220. 340. 500. 830. 860. 680. 74

0. 27

0. 18

0. 09-0 .15

0. 26

0. 21

0. 12

0. 46

0. 230. 13-0 .22

0. 17

0. 120. 35

0. 23-0 .08

0. 41

-0 .12

0. 12

-0 .20-0 .12

-0 .19-0 .14

-0 .08

-0 .16

 

Page 71: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

57  

Dari gambar 4.1, nilai Chi – Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu sikap terhadap statistika.

Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak.

Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada table berikut.

Tabel 4.3

Muatan Faktor item Sikap terhadap Statistika

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1 0.52 0.07 7.59 V 2 0.55 0.07 8.39 V 3 0.40 0.07 5.63 V 4 0.47 0.07 6.70 V 5 0.09 0.07 1.22 X 6 0.52 0.07 7.63 V 7 0.05 0.07 0.68 X 8 0.22 0.07 3.06 V 9 0.34 0.07 4.78 V 10 0.50 0.07 7.53 V 11 0.83 0.06 14.24 V 12 0.86 0.06 14.99 V 13 0.68 0.06 10.88 V 14 0.74 0.06 12.18 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 5 & 7

yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan.

Dengan demikian item no 5 & 7 akan di drop. Artinya bobot nilai pada item 5 & 7

tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan

 

Page 72: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

58  

faktor dari item apakah ada yang bermuatan negative. Dari tabel 4.4, pada kolom

koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negative. Dengan demikian tidak

ada item yang di drop, kecuali item no 5 & 7.

Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat

multidimensional pada dirinya masing – masing. Korelasi kesalahan pengukuran item

ditampilkan pada table dibawah ini.

Tabel 4.4

Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran dari item Sikap terhadap Statistika

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 2 V 1 3 1 4 V V 1 5 1 6 V V 1 7 V 1 8 V V 1 9 V V V V 1 10 V V V V V 1 11 V V V 1 12 V 1 13 V V V 1 14 V 1

tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari table diatas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item.

Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain.

Namun pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi, tetapi

 

Page 73: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

59  

paling tidak ada item yang korelasi kesalahan pengukurannya hanya satu saja yaitu

item 14. Sedangkan item yang tidak bagus yaitu 9 dan 10, karena terdapat banyak

tanda V, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan

pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut selain mengukur apa yang hendak

diukur, ia juga mengukur hal lain. Dengan demikian item 9 dan 10 akan di drop,

artinya bobot nilai keduanya tidak akan dianalisis dalam penghitungan faktor skor.

Langkah terakhir yaitu item – item sikap terhadap statistika yang tidak di

drop dihitung faktor skornya. Faktor skor ini dihitung untuk menghindari estimasi

bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan faktor skor ini tidak

menjumlahkan item – item variabel pada umumnya, tetapi justru dihitung true score

pada tiap item. Setelah didapatkan faktor skor, peneliti mentransformasikan faktor

skor menjadi T skor. T skor ini berfungsi yaitu pertama untuk menyamakan skala

pengukuran yang berbeda – beda, hal ini hampir sama ketika menghitung Z skor.

Perbedaannya pada Zscore memiliki rentangan mean = 0 dan standar deviasi = 1,

sedangkan T skor memiliki rentangan mean = 50 dan standar deviasi = 15. Kemudian

yang kedua, untuk menghindari nilai minus pada faktor skor agar pembaca mudah

memahami interpretasi hasil penelitian. Adapun rumus T skor yaitu (Umar, 2010) :

Tskor = (15 x faktor skor) + 50.

Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor, nilai baku

inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu dicatat,

bahwa hal yang sama juga berlaku untuk variabel self efficacy, kecemasan dan

kebutuhan berprestasi.

 

Page 74: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

60  

4.2.2 Uji Validitas alat ukur Self Efficacy terhadap Statistika

Peneliti menguji apakah 13 item yang ada bersifat unidimensional mengukur

satu faktor yaitu self efficacy terhadap statistika. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 489.75 , df = 65 , P-

value = 0.0000 , RMSEA = 0.178. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar dibawah ini

 

Page 75: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

61  

Gambar 4.2 Analisis Faktor Konfirmatorik Self Efficacy terhadap Statistika

I T E M 10. 37

I T E M 20. 40

I T E M 30. 89

I T E M 40. 69

I T E M 50. 75

I T E M 60. 78

I T E M 70. 63

I T E M 80. 37

I T E M 90. 59

I T E M 1 00. 57

I T E M 1 10. 79

I T E M 1 20. 87

I T E M 1 30. 86

SELF 1. 00

Chi-Square=50.21, df=40, P-value=0.12933, RMSEA=0.035

0. 800. 800. 300. 550. 510. 440. 610. 790. 650. 680. 450. 370. 38

-0 .17

0. 27

0. 220. 24-0 .36

-0 .19-0 .16-0 .22

-0 .02

0. 16

-0 .27

0. 14

-0 .27

0. 21

0. 210. 08

0. 210. 42

0. 08-0 .11

0. 22

-0 .14

0. 19

0. 10

0. 35

Dari gambar 4.1, nilai Chi – Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu self efficacy terhadap statistika.

 

Page 76: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

62  

Langkah selanjutnya melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Penyajiannya pada table berikut.

Tabel 4.5

Muatan faktor item Self efficacy terhadap Statistika

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1 0.80 0.06 12.90 V 2 0.80 0.06 12.42 V 3 0.30 0.07 4.18 V 4 0.55 0.06 8.61 V 5 0.51 0.06 7.89 V 6 0.44 0.07 6.24 V 7 0.61 0.06 9.83 V 8 0.79 0.06 13.26 V 9 0.65 0.06 10,38 V 10 0.68 0.06 10.52 V 11 0.45 0.07 6.56 V 12 0.37 0.07 5.47 V 13 0.38 0.07 5.53 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan demikian

item – item tersebut tidak akan di drop.

Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling

berkorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat

 

Page 77: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

63  

multidimensional pada dirinya masing – masing. Kesalahan pengukuran item yang

berkorelasi ditampilkan pada table dibawah ini.

Tabel 4.6

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran item self efficacy terhadap Statistika

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 1 2 V 1 3 V 1 4 V 1 5 V 1 6 V V V 1 7 1 8 V 1 9 V V 1 10 V V V 1 11 V V V V V 1 12 V V V 1 13 V V V V 1

Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada tabel diatas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran item.

Seperti yang telah dijelaskan diawal, bahwa item yang baik adalah kesalahan

pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain, seperti item 7. Sedangkan item yang

tidak bagus yaitu 2, 3, 6, 9 dan 11 karena kesalahan pengukuran item tersebut terlalu

banyak berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya, jika item

yang kesalahan pengukurannnya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran lainnya,

maka item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal

lain.

Oleh sebab itu, item 2, 3, 6, 9 dan 11 tetap akan didrop. Sebab kesalahan

pengukuran item tersebut terlalu banyak berkorelasi dengan kesalahan pengukuran

 

Page 78: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

64  

item lainnya. Dengan demikian hanya ada 8 item yang bobot nilainya akan

dikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

4.2.3 Uji Validitas alat ukur Kecemasan terhadap Statistika

Peneliti menguji apakah 14 item yang ada bersifat unidimensional mengukur

kecemasan terhadap statistika. Hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu

faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 627.31 , df = 77 , P-value = 0.0000 , RMSEA

= 0.186. Namun, setelah kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model yang fit seperti pada gambar

dibawah ini :

 

Page 79: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

65  

Gambar 4.3 Analisis faktor Konfirmatorik Kecemasan terhadap Statistika

I T E M 10. 82

I T E M 20. 82

I T E M 30. 26

I T E M 40. 75

I T E M 50. 77

I T E M 60. 56

I T E M 70. 22

I T E M 80. 83

I T E M 90. 48

I T E M 1 00. 56

I T E M 1 10. 37

I T E M 1 20. 58

I T E M 1 30. 61

I T E M 1 40. 24

ANXIE 1. 00

Chi-Square=54.79, df=42, P-value=0.08922, RMSEA=0.038

0. 410. 430. 850. 500. 470. 660. 870. 390. 710. 680. 800. 650. 640. 88

0. 29

0. 060. 09-0 .11

-0 .19

0. 17

0. 16

-0 .07

0. 14

0. 20

0. 24

-0 .06

-0 .160. 06-0 .15

0. 07-0 .20

0. 16

-0 .15

-0 .09

-0 .07

0. 23

-0 .23

0. 16

0. 05-0 .11

-0 .110. 13

-0 .38

-0 .36-0 .20-0 .33-0 .14-0 .36

-0 .27

Dari gambar 4.1, nilai Chi – Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kecemasan terhadap statistika.

Kemudian melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur. Pada tahap ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor pada item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap

koefisien muatan faktor dari item, seperti pada table berikut :

 

Page 80: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

66  

Tabel 4.7

Muatan Faktor Kecemasan terhadap Statistika

No Koefisien Standar error

Nilai t Signifikan

1 0.41 0.06 6.76 V

2 0.43 0.06 6.99 V

3 0.85 0.06 14.53 V

4 0.50 0.06 8.17 V

5 0.47 0.07 7.20 V

6 0.66 0.06 10.37 V

7 0.87 0.06 14.32 V

8 0.39 0.07 5.73 V

9 0.71 0.06 11.75 V

10 0.68 0.06 10.96 V

11 0.80 0.06 12.84 V

12 0.65 0.06 10.69 V

13 0.64 0.06 10.30 V

14 0.88 0.06 13.94 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian, pada tahapan ini tidak ada item

yang di drop.

Namun pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang

saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan sebenarnya item – item tersebut

bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing. Kesalahan pengukuran item

yang berkorelasi ditampilkan pada table dibawah ini.

 

Page 81: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

67  

Tabel 4.8

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran item kecemasan terhadap Statistika

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 2 V 1 3 1 4 V 1 5 1 6 V V 1 7 V V 1 8 V V 1 9 V V 1 10 V V V V V V V 1 11 V V 1 12 V V V 1 13 V V V V V V 1 14 V V V V V V V 1

Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Dari table diatas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran

item. Item yang bagus adalah kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama

lain. Namun sayangnya, dalam model pengukuran ini semua kesalahan pengukuran

saling berkorelasi satu sama lain. Meskipun demikian masih ada kesalahan

pengukuran item yang berkorelasi hanya sekali saja, yaitu item no 4. Sedangkan item

yang tidak bagus yaitu 3, 7, 10, 13, 14 karena kesalahan pengukuran item tersebut

terlalu banyak berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item

yang kesalahan pengukurannnya saling berkorelasi dengan kesalahan pengukuran

lainnya maka item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga

mengukur hal lain.

 

Page 82: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

68  

Dengan demikian item 3, 7, 10, 13 dan 14 akan di drop. Hal ini dilakukan

karena kesalahan pengukuran item – item tersebut terlalu banyak berkorelasi dengan

kesalahan pengukuran item lainnya. Bahkan item no 3, 7 dan 14 berkorelasi sebanyak

setengah total item kecemasan. Dengan demikian hanya ada 9 item yang akan ikut

dianalisis dalam uji hipotesis.

4.2.4 Uji Validitas Sub Scale need for Achievement EPPS

Peneliti menguji apakah 28 item n-ach EPPS bersifat unidimensional

mengukur satu faktor yaitu kebutuhan berprestasi. Dari hasil awas analisis CFA yang

dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 651.10, df = 350 , P-

value = 0.0000 , RMSEA = 0.084. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar dibawah ini

 

Page 83: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

69  

Gambar 4.4 Analisis Konfirmatorik Subtes Achievement EPPS

I T E M 21. 96

I T E M 32. 00

I T E M 41. 91

I T E M 51. 84

I T E M 61. 97

I T E M 111. 99

I T E M 161. 46

I T E M 2 11. 85

I T E M 2 61. 89

I T E M 3 11. 93

I T E M 3 61. 86

I T E M 4 11. 97

I T E M 4 61. 93

I T E M 512. 00

I T E M 561. 64

I T E M 6 11. 94

I T E M 6 61. 12

I T E M 711. 97

I T E M 761. 74

I T E M 771. 86

I T E M 781. 79

I T E M 791. 93

I T E M 8 01. 92

I T E M 1521. 93

I T E M 1531. 95

I T E M 1541. 70

I T E M 1551. 98

I T E M 11. 97

ACH 1. 00

Chi-Square=360.19, df=331, P-value=0.12952, RMSEA=0.021

0. 21

0. 02

0. 30

0. 40

0. 16

0. 05

0. 76

0. 38

0. 34

0. 27

0. 37

-0 .10

0. 27

0. 06

0. 60

0. 25

0. 94

0. 18

0. 51

0. 43

0. 46

0. 27

0. 28

0. 27

0. 22

0. 55

0. 15

0. 18

0. 46

0. 46

0. 84

0. 56

-0 .46

-0 .42

-0 .80

0. 50

0. 42

0. 58

-0 .46

0. 41

-0 .43

-0 .87

0. 39

0. 49

0. 45

-0 .35

0. 41

Dari gambar 4.1, nilai Chi – Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kebutuhan berprestasi.

 

Page 84: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

70  

Tahapan selanjutnya melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada table berikut :

Tabel 4.9

Muatan Faktor Item subtes Achievement EPPS

Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 2 0.21 0.09 2.18 V 3 0.02 0.10 0.25 X 4 0.30 0.12 2.55 V 5 0.40 0.10 4,25 V 6 0.16 0.09 1.69 X 11 0.05 0.12 0.45 X 16 0.76 0.12 6.29 V 21 0.38 0.10 3.75 V 26 0.34 0.09 3.56 V 31 0.27 0.09 2.88 V 36 0.37 0.09 3.93 V 41 -0.10 0.12 -0.87 X 46 0.27 0.10 2.83 V 51 0.06 0.09 0.59 X 56 0.60 0.09 6.35 V 61 0.25 0.09 2.68 V 66 0.94 0.11 8.32 V 71 0.18 0.10 1.84 X 76 0.51 0.10 5.01 V 77 0.43 0.12 3.64 V 78 0.46 0.09 4.87 V 79 0.27 0.10 2.72 V 80 0.28 0.09 2.99 V 152 0.27 0.09 2.81 V 153 0.22 0.09 2.29 V 154 0.55 0.09 5.78 V 155 0.15 0.09 1.62 X 1 0.18 0.09 1.90 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

 

Page 85: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

71  

Dari tabel 4.10 dapat dilihat koefisien muatan faktor dari item mana sajakah

yang signifikan (t > 1.96). Sebanyak 8 item tidak signifikan yaitu 3, 6, 11, 41, 51, 71,

155, 1, sedangkan sisanya signifikan. Bahkan koefisien muatan faktor item 41

bernilai negative, padahal seharusnya positif. Dengan demikian item yang muatan

faktornya tidak signifikan dan koefisiennya bernilai negative akan di drop, yaitu 1, 3,

6, 11, 41, 51, 71, 155. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak akan diikutkan

dalam analisis statistik uji hipotesis.

Kemudian pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item

yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan sebenarnya item – item tersebut

bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing. Kesalahan pengukuran item

yang berkorelasi ditampilkan pada table dibawah ini :

 

Page 86: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

72  

Tabel 4.10

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran item subtes Achievement EPPS

  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13 14 15 16 17 18 19 20 21  22  23  24 25 26 27 281  1                                                       2    1                                                     3      1                                                   4        1                                                 5          1                                               6    V        1                                             7              1                                           8        V        1                                         9                  1                                       10                    1                                     11                      1                                   12      V                  1                                 13                          1                               14                            1                             15                              1                           16                                1                         17      V      V  V          V          1                       18      V                  V            1                     19              V            V            1                   20                V                  V      1                 21                                          1               22                        V                    1             23                                              1           24                              V                  1         25                                V                  1       26                                            V         1     27                                                      1   28                            V                            1 

Ket : Pada tabel diatas, no 1 s/d 28 hanya sebagai symbol, sedangkan urutan item yang benar yaitu

2,3,4,5,6,11,16,21,26,31,36,41,46,51,56,61,66,71,76,77,78,79,80,152,153,154,155,1.

Tanda V menunjukkan korelasi

Dari tabel diatas dapat kita lihat korelasi kesalahan pengukuran item.

Kesalahan pengukuran item yang paling banyak berkorelasi yaitu item 66, dalam

tabel tersebut diwakili oleh no 17, sedangkan kesalahan pengukuran item yang tidak

berkorelasi satu sama lain yaitu item 2 (no 1), item 6 (no 5), item 26 (no 9), item 31

 

Page 87: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

73  

(no 10), item 36 (no 11), item 78 (no 21), item 80 (no 23), item 155 (no 27). Item

yang kesalahan pengukurannya berkorelasi satu sama lain dapat di simpulkan bahwa

item – item tersebut bersifat multidimensional, yang artinya selain mengukur faktor

need for achievement, item tersebut juga mengukur faktor – faktor lain. Meskipun

begitu item 66 tidak akan di drop. Berarti sebanyak 20 item n–ach EPPS tetap akan

dianalisis bobot nilainya pada uji hipotesis.

4.3 Uji Hipotesis penelitian

4.3.1 Analisis Korelasional dari Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat 6 variabel independen, 1 variabel independen

sekaligus menjadi dependen yaitu statistika 1 dan terakhir 1 variabel dependen yaitu

statistika 2. Dengan total 8 variabel maka akan terdapat 36 korelasi. Adapun matriks

korelasi akan dipaparkan sebagai berikut.

 

Page 88: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

74  

Tabel 4.11 Matriks Korelasi Antar Variabel

Correlations

STAT1 STAT2 IQ ATTITUDE MOTIVATION ANXIETY

SELF EFFICACY

ACHIEVEMENT

STAT1 Pearson Correlation 1

(2-tailed)

N 208

STAT2 Pearson Correlation .534** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 208 208

IQ Pearson Correlation

.234** .262** 1

Sig. (2-tailed) .001 .000

N 208 208 208

ATTITUDE

Pearson Correlation -.012 -.058 .011 1

Sig. (2-tailed) .867 .405 .872

N 208 208 208 208

MOTIVATION

Pearson Correlation

.206** .188** .088 .084 1

Sig. (2-tailed) .003 .007 .207 .226

N 208 208 208 208 208

ANXIETY

Pearson Correlation .065 .006 .059 .604** .141* 1

Sig. (2-tailed) .352 .930 .397 .000 .042

N 208 208 208 208 208 208

SELF EFFICACY

Pearson Correlation .228** .165* .064 -.406** .004 -.270** 1

Sig. (2-tailed) .001 .018 .355 .000 .956 .000 N 208 208 208 208 208 208 208

ACHIEVEMENT

Pearson Correlation .049 .209** .128 -.133 -.042 -.013 .101 1

Sig. (2-tailed) .482 .002 .065 .055 .549 .851 .145 N 208 208 208 208 208 208 208 208

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

 

Page 89: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

75  

Dari matriks diatas korelasi antara IQ, statistika 1 dan statistika 2 berkorelasi

secara signifikan (p < 0.05). Korelasi antara IQ dengan statistika 1 sebesar 0.234,

sedangkan korelasi antara IQ dengan statistika 2 sebesar 0.262. Kemudian korelasi

antara statistika 1 dan statsitika 2 sebesar 0.534 dan arahnya positif. Artinya jika nilai

statistika 1 bagus maka akan diikuti pula oleh nilai statistika 2 dan sebaliknya.

Selanjutnya korelasi antara sikap, statistika 1 dan statistika 2 tidak signifikan (p >

0.05). Variabel sikap dengan statistika 1 memiliki besaran korelasi yaitu -0.012,

sedangkan pada statistika 2, variabel sikap juga berkorelasi negative yaitu – 0.058.

Hubungan antara sikap dengan performance atau prestasi belajar memang belum

begitu jelas arahnya. Penelitian tentang attitudinal factors dengan behavioral

criterion masih belum begitu jelas hubungannya, meskipun telah banyak penelitian

yang dilakukan sebelumnya. Seperti yang peneliti kutip dari artikel milik Wisenbaker

(2000) dikatakan bahwa antara sikap dengan prestasi belajar memang saling

keterkaitan, namun hubungan antara keduanya masih berinteraksi secara kompleks

dengan variabel lainnya, bahkan tidak jarang hubungan antara keduanya tidak dapat

diprediksi.

Selanjutnya hubungan antara motivasi dengan statistika 1. Keduanya

berkorelasi secara signifikan ( p < 0.05) , besaran korelasi keduanya yaitu 0.206,

artinya arah hubungan keduanya positif meskipun tidak terlalu besar. Korelasi antara

motivasi dengan statistika 2 juga signifikan secara statistic (p < 0.05), besaran

korelasinya tergolong kecil yaitu 0.188 dan hubungannya juga positif.

Justru yang menarik hubungan antara kecemasan, sikap dan self efficacy.

Korelasi antara sikap dengan kecemasan signifikan (p < 0.05) sebesar 0.630. Artinya

 

Page 90: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

76  

hubungan keduanya cukup besar dan tergolong positif. Semakin positif sikap

mahasiswa terhadap statistika maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan

mahasiswa tersebut. Hasil korelasi kedua variabel ini berbeda dengan hasil penelitian

Nasser (2004), dalam penelitiannya justru dihasilkan korelasi yang negative antara

variabel sikap terhadap statistika dengan kecemasan terhadap statistika. Kemudian

korelasi antara kecemasan dengan self efficacy arahnya negative sebesar - 0.270 dan

signifikan secara statistik (p < 0.05). artinya semakin tinggi self efficacy mahasiswa

maka akan semakin rendah tingkat kecemasannya. Sedangkan korelasi antara self

efficacy dengan sikap bersifat negative yaitu – 0.406 dan signifikan secara statistic (p

< 0.05). Hal ini kemungkinan bisa dinterpretasikan bahwa hubungan antara self

efficacy dan sikap dapat dimoderatori oleh variabel kecemasan. Perlu dicatat bahwa

kecemasan mahasiswa angkatan 2009 terhadap statistika berdasarkan data peneliti,

tergolong tinggi yaitu μ = 31.2981. Hal ini dapat dimaklumi karena memang

mahasiswa merasa cemas ketika menghadapi perkuliahan statistika 1 dan 2, sebab

perkuliahan statistika merupakan salah satu mata kuliah pokok di fakultas psikologi

UIN Jakarta.

4.3.2 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis

regresi multivariat penghitungannya dibantu oleh software SPSS 16. Seperti yang

sudah disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat yaitu, melihat

apakah IV berpengaruh signifikan terhadap DV, kedua melihat besaran R square

untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV,

 

Page 91: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

77  

kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing –

masing IV.

Langkah pertama peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variabel terhadap prestasi belajar statistika 1. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.12 Tabel Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1686.903 6 281.151 6.280 .000a

Residual 8998.020 201 44.766 Total 10684. 207

a. Predictors: (Constant), ACHIEVEMENT, ANXIETY, IQ, MOTIVATION, SELF EFFICACY, ATTITUDE

Jika melihat kolom ke 6 dari kiri (p < 0.05) , maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independen variabel terhadap

statistika 1 ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari kebutuhan berprestasi,

kecemasan terhadap statistika, IQ, motivasi, sikap terhadap statistika dan self efficacy

terhadap prestasi belajar statistika 1. Untuk tabel R square, dapat dilihat sebagai

berikut

Tabel 4.13 Tabel Rsquare

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .397a .158 .133 6.69076

a. Predictors: (Constant), ACHIEVEMENT, ANXIETY, IQ, MOTIVATION, SELF EFFICACY, ATTITUDE

 

Page 92: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

78  

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0.158 atau

15,8 %. Artinya proporsi varians dari statistika 1 yang dijelaskan oleh semua

independen variabel adalah sebesar 15,8 %, sedangkan 84,2 % sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap independen variabel.

Jika nilai t > 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV

tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap prestasi belajar statistika 1.

Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.14 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 38.358 6.792 5.648 .000

IQ .202 .057 .232 3.519 .001

ATTITUDE .019 .045 .037 .424 .672

MOTIVATION .091 .035 .171 2.594 .010

ANXIETY .043 .044 .080 .975 .331

SELF EFFICACY .145 .037 .278 3.904 .000

ACHIEVEMENT .002 .039 .004 .064 .949

a. Dependent Variable: STAT1

Dari fungsi persamaan diatas, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai sig pada kolom yang paling kanan

(kolom ke-6), jika sig < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan

pengaruhnya terhadap prestasi belajar dan sebaliknya. Dari hasil diatas hanya

koefisien regresi IQ, motivasi dan self efficacy yang signifikan, sedangkan sisa

 

Page 93: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

79  

lainnya tidak. Dengan demikian dapat disusun persamaan regresi pada prestasi belajar

statistika 1, yaitu :

Persamaan 4.1 Regresi Statistika 1

Statistika 1’ = 38.358 + 0.202*IQ + 0.019*Sikap + 0.091*Motivasi +

0.043*Kecemasan + 0.145*Self efficacy +

0.002*Kebutuhan Berprestasi

Selanjutnya peneliti menganalisis dampak seluruh independent variabel

terhadap prestasi belajar statistika 2. Dalam analisis yang kedua ini prestasi belajar

statistika 1 ikut dijadikan sebagai independent variabel. Adapun hasilnya dapat dilihat

sebagai berikut.

Tabel 4.14 Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2679.341 7 382.763 14.918 .000a

Residual 5131.424 200 25.657 Total 7810.764 207

a. Predictors: (Constant), STAT1, ATTITUDE, ACHIEVEMENT, MOTIVATION, IQ, SELF EFFICACY, ANXIETY b. Dependent Variable: STAT2

Untuk menolak atau menerima hipotesis nihil yang berbunyi bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari seluruh independen variabel terhadap prestasi belajar

statistika 2, dapat dilihat pada kolom ke-6 dari kiri (p < 0.05). Dengan demikian

hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari independen

variabel terhadap statistika 2 ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari

prestasi belajar statistika 1, sikap terhadap statistika, kebutuhan berprestasi, motivasi,

 

Page 94: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

80  

IQ, kecemasan terhadap statistika dan self efficacy terhadap statistika, terhadap

prestasi belajar statistika 2. Untuk perolehan Rsquare dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15 Model Summary

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .586a .343 .320 5.06529

a. Predictors: (Constant), STAT1, ATTITUDE, ACHIEVEMENT, MOTIVATION, IQ, SELF EFFICACY, ANXIETY

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa proporsi varians dari statistika 2 yang

dijelaskan oleh variabel independen sebesar 0.343 atau 34,3 %, sedangkan sisa

varians sebesar 65.7 % dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Melihat

perubahan varians yang cukup besar antara prestasi belajar statistika 1 dan prestasi

belajar statistika 2, maka dapat disimpulkan penambahan varians dari variable baru

yaitu prestasi belajar statistika 1 yang kemungkinan cukup besar pengaruhnya

terhadap prestasi belajar statistika 2.

Langkah terakhir melihat koefisien regresi tiap independen variabel. Jika nilai

t > 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifkan. Artinya IV yang bersangkutan

dampaknya signifikan terhadap DV. Penyajiannya dapat dilihat pada tabel berikut :

 

Page 95: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

81  

Tabel 4.16 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 27.300 5.535 4.933 .000

IQ .094 .045 .126 2.106 .036

ATTITUDE -.003 .034 -.007 -.091 .928

MOTIVATION .042 .027 .091 1.537 .126

ANXIETY -.013 .033 -.028 -.386 .700

SELF EFFICACY .073 .029 .165 2.395 .005

ACHIEVEMENT .085 .029 .168 2.869 .005

STAT1 .402 .053 .470 7.532 .000

a. Dependent Variable: STAT2

Untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, kita

cukup melihat kolom paling kanan (kolom ke-6), jika sig < 0.05, maka koefisien

regresi IV yang bersangkutan signifikan dampaknya terhadap DV dan sebaliknya.

Dari persamaan diatas hanya ada empat koefisien regresi yang signifikan, yaitu

statistika 1 dan IQ, self efficacy dan kebutuhan berprestasi sedangkan sisa lainnya

tidak signifikan. Dengan demikian dapat disusun persamaan regresi pada prestasi

belajar statistika 2, yaitu :

 

Page 96: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

82  

Persamaan 4.2 Regresi Statistika 2

Statistika 2’ = 27.3 + 0.094*IQ – 0.003*Sikap + 0.042*Motivasi -

0.013*Kecemasan + 0.073*Self Efficacy +

0.085*Kebutuhan Berprestasi + 0.402*Statistika 1

Kemudian langkah selanjutnya peneliti menguji penambahan proporsi varians

dari tiap independen variabel jika iv tersebut dimasukkan satu per satu ke dalam

analisis regresi. Tujuannya adalah melihat penambahan (incremented) proporsi

varians dari tiap iv apakah signifikan atau tidak. Untuk analisis lengkapnya dibahas

pada sub bab berikut.

4.4.1 Pengujian Proporsi Varians untuk masing – masing Independent Variabel

Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan

tidaknya penambahan (incremented) proporsi varians dari tiap iv, yang mana iv

tersebut dianalisis secara satu per satu. Pada tabel 4.17 kolom pertama adalah iv yang

dianalisis secara satu per satu, kolom kedua merupakan total penambahan varians dv

dari tiap iv yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni

varians dv dari tiap iv yang dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat adalah

harga f hitung bagi iv yang bersangkutan, kolom df adalah derajat bebas bagi iv yang

bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator, kolom f tabel adalah

kolom mengenai nilai/harga iv pada tabel f dengan df dan taraf level of significance 5

% yang telah ditentukan sebelumnya, harga pada kolom inilah yang akan

dibandingkan dengan harga pada kolom f hitung. Apabila harga f hitung lebih besar

daripada f tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikan akan dituliskan

signifikan dan sebaliknya. Jika signifikan artinya bahwa penambahan (incremented)

 

Page 97: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

83  

proporsi varians dari iv yang bersangkutan, dampaknya signifikan. Besarnya proporsi

varians pada prestasi belajar statistika 1 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.17 Penghitungan Proporsi Varians Statistika 1

IV R2 R2

CHANGE

F

HITUNG

DF F TABEL SIGNIFIKAN

X1 0.055 0.055 12.22 1,206 3,84 SIGNIFIKAN

X12 0.055 0 0 1,205 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X123 0.091 0.036 7.627 1,204 3,84 SIGNIFIKAN

X1234 0.094 0.003 0.163 1,203 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X12345 0.158 0.064 15.384 1,202 3,84 SIGNIFIKAN

X123456 0.158 0 0 1,201 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

TOTAL 0.158

Keterangan :

X1 = IQ

X2 = Sikap terhadap statistika

X3 = Motivasi belajar statistika

X4 = Kecemasan terhadap statistika

X5 = Self efficacy terhadap statistika

X6 = Kebutuhan berprestasi terhadap statistika

 

Page 98: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

84  

Dari tabel diatas dapat ringkas sebagai berikut :

• Variabel IQ memberikan sumbangan sebesar 5,5 % dalam varians prestasi

belajar statistika 1. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F

hitung = 12,22 dan df = 1, 206.

• Variabel sikap tidak memberikan sumbangan varians sama sekali, sebesar 0

%. Oleh karena itu tidak signifikan dengan F hitung = 0 dan df = 1, 205.

• Variabel motivasi memberikan sumbangan varians sebesar 3,6 % pada

prestasi belajar statistika 1. Sumbangan tersebut signifikan dengan F hitung =

7.627 dan df = 1, 204.

• Variabel kecemasan memberikan sumbangan sebesar 0.3 % pada prestasi

belajar statistika 1. Sumbangan ini tidak signifkan dengan nilai F hitung =

0.163 dan df = 1, 203.

• Variabel self efficacy memberikan sumbangan sebesar 6,4 % pada prestasi

belajar statistika 1. Dan sumbangan tersebut signifikan secara statistic dengan

nilai F hitung = 15.384 dan df = 1,202.

• Terakhir, variabel kebutuhan berprestasi memberikan sumbangan hanya

sebesar 0 % terhadap bervariasinya nilai statistika 1. Sumbangan ini tentunya

tidak signifikan dengan F hitung = 0 dan df = 1,201.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 3 IV yang signifikan

sumbangannya terhadap prestasi belajar statistika 1, yaitu IQ, motivasi dan self

efficacy. Sedangkan 3 IV lainnya tidak memberikan sumbangan secara signifikan.

 

Page 99: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

85  

Salah satu asumsi dalam regresi yang harus dipenuhi agar hasil analisis regresi

dengan metode least square dapat dipercaya adalah bahwa distribusi frekuensi dari

residual mengikuti distribusi normal. Apabila residual berada disekitar garis harapan

untuk kurva normal, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ini memiliki error

atau residual yang distribusinya mengikuti kurva normal. Artinya, hasil persamaan

regresi beserta interpretasinya dapat dipercaya. Berikut adalah gambar “residual plot”

yang dihasilkan yaitu gambar 4.5 untuk dependent variabel prestasi belajar statistika 1

dan gambar 4.6 untuk dependent variabel prestasi belajar statistika 2.

Gambar 4.5 Residual Plot Statistika 1

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa distribusi dari residual yang

dihasilkan adalah normal. Dengan demikian, uji hipotesis dan penelitian dengan

analisis regresi pada statistika 1 dapat dipercaya.

 

Page 100: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

86  

Selanjutnya pengujian signifikansi sumbangan varians iv terhadap statistika 2.

Dalam analisis yang kedua ini, prestasi belajar statistika 1 dijadikan predictor bagi

prestasi belajar statistika 2. Adapun hasil sumbangan varians tiap IV dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.18 Penghitungan Proporsi Varians Statistika 2

IV R2 R2

CHANGE

F

HITUNG

DF F TABEL SIGNIFIKAN

X1 0.069 0.069 15.26 1,206 3,84 SIGNIFIKAN

X12 0.072 0.003 0.667 1,205 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X123 0.102 0.03 6.622 1,204 3,84 SIGNIFIKAN

X1234 0.102 0 0 1,203 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X12345 0.129 0.027 6.264 1,202 3,84 SIGNIFIKAN

X123456 0.157 0.028 6.68 1,201 3,84 SIGNIFIKAN

X1234567 0.346 0.189 46.66 1,200 3,84 SIGNIFIKAN

TOTAL 0.346

Keterangan :

X1 = IQ

X2 = Sikap terhadap statistika

X3 = Motivasi belajar statistika

X4 = Kecemasan terhadap statistika

X5 = Self efficacy terhadap statistika

X6 = Kebutuhan berprestasi terhadap statistika

X7 = Prestasi Belajar Statistika 1

 

Page 101: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

87  

Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan :

• Variabel IQ memberikan sumbangan varians sebesar 6,9 % pada prestasi

belajar statistika 2. Sumbangan ini signifikan dengan nilai F hitung sebesar =

15,26 dan df = 1, 206.

• Variabel sikap hanya memberikan sumbangan varians sebesar 0,3 %. Namun

sumbangan ini tidak signifikan dengan nilai F hitung = 0.667 dan df = 1,205.

• Variabel motivasi memberikan sumbangan varians sebesar 3 %. Dan

sumbangan ini signifikan dengan F hitung = 6.622 dan df = 1,204.

• Variabel kecemasan memberikan sumbangan sebesar 0 %. Sumbangan ini

tentunya tidak signfikan dengan nilai F hitung = 0 dan df = 1,203.

• Variabel self efficacy memberikan sumbangan varians sebesar 2,7 % pada

prestasi belajar statistika 2. Sumbangan ini tidak signifikan dengan nilai F =

6.264 % dan df = 1,202.

• Variable kebutuhan berprestasi memberikan sumbangan varians sebesar 2,8

%. Sumbangan ini signifikan dengan nilai F = 6,68 dan df = 1,201.

• Terakhir variabel prestasi belajar statistika 1 memberikan sumbangan varians

sebesar 18,9 % terhadap prestasi belajar statistika 2. Tentunya sumbangan ini

signifikan dengan nilai F = 46.66 dan df = 1,200.

 

Page 102: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

88  

Dengan demikian, sumbangan varians yang signifikan terhadap prestasi

belajar statistika 2 hanya ada 5 iv, yaitu IQ, motivasi, self efficacy, kebutuhan

berprestasi dan prestasi belajar statistika 1. Sedangkan sumbangan varians dari iv

lainnya tidak signifikan.

Selanjutnya peneliti akan menampilkan gambar “residual plots” dari prestasi

belajar statistika 2.

Gambar 4.6 Residual Plot Statistika 2

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa residual dari prestasi belajar

statistika 2 mengikuti kurva distirbusi normalnya. Dengan demikian uji hipotesis

dengan menggunakan analisis regresi yang ada pada prestasi belajar statistika 2 dapat

dipercaya.

 

Page 103: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

89  

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan

dimuat diskusi dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah : “ada pengaruh yang signifikan dari faktor – faktor

psikologis terhadap prestasi belajar baik pada statistika 1 maupun pada statistika 2”.

Pada prestasi belajar statistika 1 hanya ada tiga independen variabel yang

signifikan pengaruhnya yaitu IQ, motivasi dan self efficacy. Dengan demikian hanya

ada 3 hipotesis minor yang diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan dari IQ

terhadap prestasi belajar statistika 1 ; ada pengaruh yang signifikan dari motivasi

belajar statistika terhadap prestasi belajar statistika 1 ; dan ada pengaruh yang

signifikan dari self efficacy terhadap statistika terhadap prestasi belajar statistika 1.

Selain itu, ketiga iv tersebut yakni IQ, motivasi dan self efficacy juga

signifikan sumbangan variansnya terhadap prestasi belajar statistika 1. Untuk IQ

memberikan sumbangan sebesar 5,5 %, untuk motivasi memberikan sembangan

sebesar 3,6 %, terakhir self efficacy memberikan sumbangan sebesar 6,4 % terhadap

bervariasinya prestasi belajar statistika 1. Dari sini terlihat bahwa meskipun ketiga iv

tersebut pengaruhnya signifikan terhadap prestasi belajar statistika 1, tetapi

sumbangan variansnya relative kecil.

 

Page 104: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

90  

Pada prestasi belajar statistika 2, ada empat independen variabel yang

signifikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar statistika 2, yaitu IQ, prestasi belajar

statistika 1, self efficacy dan kebutuhan berprestasi. Dengan demikian hanya ada

empat hipotesis minor yang diterima pada prestasi belajar statistika 2, yaitu ada

pengaruh yang signifikan dari IQ terhadap prestasi belajar statistika 2 ; ada pengaruh

yang signifikan dari prestasi belajar statistika 1 terhadap prestasi belajar statistika 2 ;

ada pengaruh yang signifikan dari self efficacy terhadap presasi belajar statistika 2 ;

ada pengaruh yang signifikan dari kebutuhan berprestasi terhadap prestasi belajar

statistika.

Namun jika dilihat berdasarkan sumbangan proporsi varians terhadap prestasi

belajar statistika 2, ada lima sumbangan iv yang signifikan, yaitu sumbangan varians

dari IQ, prestasi belajar statistika 1, motivasi, self efficacy dan kebutuhan berprestasi.

Sumbangan varians dari IQ sebesar 6,9 % ; sumbangan varians dari motivasi sebesar

3 % ; sumbangan varians self efficacy sebesar 2,7 % ; sumbangan varians dari

kebutuhan berprestasi sebesar 2,8 % ; sumbangan yang sangat besar diberikan oleh

prestasi belajar statistika 1 yakni sebesar 18,9 % terhadap varians prestasi belajar

statistika 2. Artinya tinggi rendahnya prestasi belajar statistika 2 sangat dipengaruhi

oleh prestasi belajar pada statistika 1. Hal ini tidak mengherankan sebab, untuk

mengikuti mata kuliah statistika 2 harus terlebih dahulu lulus mata kuliah statistika 1.

 

Page 105: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

91  

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab 4, dapat dipahami bahwa

IQ, self efficacy dan motivasi yang secara konsisten memengaruhi prestasi belajar

statistika 1 dan 2. Bahkan korelasi kelima variabel tersebut bersifat positif, hal ini

sesuai dengan koefisien regresi IQ, self efficacy dan motivasi pada kedua DV tersebut

yang bernilai postif. Artinya jika semakin tinggi IQ seorang mahasiswa, maka

semakin tinggi pula prestasi belajar statistika 1 dan 2 mahasiswa tersebut. Begitupun

juga pada variabel self efficacy dan motivasi. Sumbangan varians IQ pun hampir tidak

jauh berbeda terhadap kedua DV, yaitu 5,5 % pada prestasi belajar statistika 1 dan 6,9

% pada prestasi belajar statistika 2.

Hal ini sesuai dengan teori dari Walberg (1981) yang mengatakan salah satu

variabel yang memengaruhi prestasi belajar siswa adalah variabel personal, termasuk

didalamnya intelegensi siswa. Artinya seseorang dengan IQ tinggi cenderung lebih

mudah dalam belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sedangkan seseorang dengan

IQ rendah cenderung kesulitan dalam transfer belajar dan hasilnya pun cenderung

kurang bagus. Bahkan dalam penelitian Laidra, Pullmann dan Allik (2007)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang linear antara academic achievement dengan

cognitive factors dalam hal ini intelegensi. Namun, bukan berarti menjadi jaminan

bahwa mahasiswa yang memiliki IQ yang tinggi akan selalu menjamin prestasi yang

tinggi pula, hanya saja jika dikatakan bahwa mahasiswa yang memiliki IQ yang

tinggi memiliki peluang meraih prestasi bagus lebih besar adalah benar. Oleh karena

itu tidak hanya IQ saja yang memengaruhi prestasi belajar, tetapi juga terdapat

variabel lain yang memengaruhinya. Seperti pada prestasi belajar statistika 1, selain

 

Page 106: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

92  

IQ ada faktor psikologis lainnya yang ikut memengaruhi prestasi belajar statistika 1,

yaitu motivasi belajar. Dari hasil analisis data, bahwa motivasi memberikan

sumbangan varians sebesar 2,9 % terhadap prestasi belajar statistika 1, bahkan

koefisien regresinya bermuatan positif. Hal ini sesuai dengan model performance

dari Heider (1958) yaitu P’ = Motivasi X Ability. Artinya kedua variabel tersebut

yaitu motivasi dan ability saling memengaruhi performa seseorang yang dalam

penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa. Motivasi sendiri dalam penelitian ini

diukur melalui dua aspek yaitu ekspektansi dan valensi, yang mana model ini

merupakan model dari Vroomian (1964). Menurutnya seseorang termotivasi untuk

melakukan sesuatu karena ia memliki keinginan tertentu yang selanjutnya disebut

valensi, kemudian ia memiliki subjective probability tentang keinginannya tersebut.

Mudahnya, jika A memiliki keinginan menjadi asisten dosen, maka dengan giat

belajar statistika ia melihat adanya subjective probability yang besar pula. Oleh

karenanya si A termotivasi untuk giat belajar statistika.

Berlanjut pada prestasi belajar statistika 2, salah satu variabel yang signifikan

sumbangan variansnya dan juga paling besar sumbangannya sebesar 18,9 % yaitu

prestasi belajar statistika 1. Pada hasil penelitian ini, jika seorang mahasiswa

memiliki prestasi belajar statistika 1 yang bagus, maka akan diikuti dengan hasil

prestasi belajar statistika 2 yang bagus pula. Hubungan antara keduanya bersifat

linear dan juga arah hubungannnya positif. Dengan analisis regresi pula dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar statistika 1 menjadi predictor paling akurat dan

besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar statistika 2.

 

Page 107: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

93  

Hal ini sesuai dengan model performance dari Anderson dan Butzin (1974),

dimana mereka mengatakan bahwa future performance merupakan hasil penjumlahan

past performance dengan hasil interaksi antara motivasi dengan kemampuan.

Sehingga bentuk modelnya menjadi, future performance = past performance + (

motivasi x ability ). Tentunya antara future performance dengan past performance

merupakan sebuah criteria performa yang sama. Jika seseorang ingin memprediksi

prestasi belajar mahasiswa dibidang statistika 2, maka harus diketahui lebih dahulu

prestasi belajar statistika 1. Tentunya antara prestasi belajar statistika 1 dan prestasi

belajar statistika 2 merupakan sebuah related performance. Seperti halnya penelitian

Jahja Umar (1988) tentang “studi daya ramal nilai ujian masuk, ebtanas, dan rapor

terhadap prestasi belajar di perguruan tinggi”, pada penelitian ini salah satu

kesimpulan yang dipaparkan bahwa :

“…suatu prestasi awal yang baik bagi seorang mahasiswa tampaknya lebih penting untuk diupayakan daripada memercayakan pada hasil ujian saringan ataupun ujian akhir sekolah menengah…”

Artinya, pada konteks perguruan tinggi, prestasi belajar yang baik dalam hal

ini prestasi belajar statistika 1 merupakan predictor yang dapat diandalkan untuk

prestasi belajar statistika selanjutnya dan juga predictor ini cenderung bertahan lama.

Jika awal perkuliahan mendapatkan nilai prestasi belajar statistika yang baik maka

kecenderungan prestasi belajar selanjutnya akan baik pula.

Dengan demikian ulasan bahwa past performance memengaruhi future

performance, sangat sesuai dengan prestasi belajar statistika 1 memengaruhi

signifikan secara statistic terhadap prestasi belajar statistika 2.

 

Page 108: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

94  

Variabel lain yang secara konsisten memengaruhi prestasi belajar statistika 1

& 2 yaitu self efficacy. Menurut Bandura (dalam Lane, 2005) self efficacy merupakan

level tentang keyakinan diri yang dimiliki oleh individu untuk memperoleh tujuan

tertentu yang ingin dicapainya. Self efficacy inilah yang menentukan seberapa besar

usaha seseorang untuk meraih tujuannya. Pada penelitian ini, terdapat korelasi positif

antara self efficacy dengan prestasi belajar statistika 1 & 2 sebagai performance. Hal

ini juga sesuai dengan hasil penelitian Lane (2005) tentang self efficacy sebagai

predictor untuk academic performance. Dalam hasil penelitian yang dilakukan pada

mahasiswa pascasarjana sebanyak 208 responden tersebut, disimpulkan bahwa

mahasiswa yang memiliki prestasi akademis yang baik maka diikuti pula dengan skor

self efficacy yang tinggi pula. Bahkan penelitian Swingler (2008) menemukan hasil

yang tidak jauh berbeda dengan Lane. Hasil penelitian Swingler menemukan bahwa

self efficacy meningkatkan prestasi akademik mahasiswa dibidang statistika.

Penelitian lain yang sering dikutip jika berkaitan dengan self efficacy dan prestasi

belajar adalah penelitian Pajeres dan Graham (1999). Pada penelitian ini disimpulkan

bahwa self efficacy secara signifikan memengaruhi prestasi belajar siswa dibidang

matematika baik di tingkat SMP maupun SMA. Pada penelitian Ramdass dan

Zimmerman (2008) dikatakan juga bahwa self efficacy secara konsisten memengaruhi

prestasi belajar siswa.

Dengan demikian, self efficacy memengaruhi mahasiswa untuk mendapatkan

specific outcomes mereka dengan kemampuan yang mereka miliki. Dengan self

efficacy pula mereka di arahkan untuk mempelajari skill – skill komputasi yang sulit.

Yang paling penting adalah self efficacy menentukan niat atau kemauan seorang

 

Page 109: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

95  

mahasiswa untuk mencapai tujuannya dengan cara melakukan tugas – tugas

perkuliahan.

Variabel yang tidak konsisten memengaruhi prestasi belajar statistika 1 & 2

adalah kebutuhan berprestasi. Pada prestasi belajar statistika 1, kebutuhan berprestasi

tidak berpengaruh secara signifikan, sedangkan pada prestasi belajar statistika 2 justru

kebutuhan berprestasi belajar berpengaruh signifikan. Bahkan pada prestasi belajar

statistika 2, kebutuhan berprestasi memberikan sumbangan varians sebesar 2,8 % dan

sumbangan tersebut signifikan. Namun pada prestasi belajar statistika 1, kebutuhan

berprestasi tidak memberikan sumbangan sama sekali atau 0 %.

Menurut Atkinson dan Feather (1966) (dalam research paper Thomas, 2002)

motivasi berprestasi (istilah lain yang biasa digunakan untuk need for achievement

adalah motivasi berprestasi, need to achieve, fear of failure) terdiri dari tiga

komponen, yaitu yang pertama predisposisi individu terhadap prestasi ; kedua,

probabilitas individu untuk meraih sukses ; ketiga, persepsi individu dalam menilai

tugas – tugas yang ada. Lebih lanjut lagi ia mengatakan,

“…the strength of motivation to perform some act is assumed to be a multiplicative function of the strength of the motive, the ecpectancy (subjective probability) that the act will have a consequence the attainment of an incentive and the value of the incentive : Motivation = f (Motive X Expectancy X Incentive)..”.

Menurut hemat peneliti mahasiswa yang mengikuti perkuliahan statistika 1

belum melihat dengan jelas fungsi keterkaitan antara mata kuliah statistika 1 dengan

harapan (expextancy) yang akan ia dapatkan dari belajar statistika 1. Mereka melihat

statistika hanya sebagai mata kuliah yang tidak jauh berbeda dengan matematika

SMA. Oleh sebab itu korelasi antara motivasi berprestasi dengan statistika 1 sangat

 

Page 110: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

96  

kecil sekali yaitu 0.049 dan tidak signifikan. Namun pada prestasi belajar statistika 2

justru mereka sudah mengetahui benar fungsi pentingnya mata kuliah statistika.

Terlebih lagi mata kuliah statistika erat kaitannya dengan mata kuliah pokok lainnya,

misalnya metodologi penelitian. Oleh sebab itu korelasi antara motivasi berprestasi

dengan prestasi belajar statistika 2 signifikan dengan besaran korelasi yang cukup,

yaitu 0.209. Pada persamaan regresi yang dihasilkan, kebutuhan berprestasi tidak

signifikan pada prestasi belajar statistika 1, sedangkan pada prestasi belajar statistika

2 dihasilkan koefisien regresi yang signifikan.

Variabel yang sama sekali tidak memengaruhi prestasi belajar statistika 1 dan

2 yaitu sikap terhadap statistika dan kecemasan terhadap statistika. Namun peneliti

akan membahasnya satu persatu.

Pada hasil penelitian ini, ditemukan korelasi yang negative antara sikap

terhadap statistika dengan prestasi belajar statistika 1 & 2, besaran korelasi tersebut

tidak terlalu besar, yaitu - 0.012 dan - 0.058. Namun demikian korelasi tersebut tidak

signifikan. Koefisien regresi yang dihasilkan dari variabel sikap pada prestasi belajar

statistika 1 bermuatan positif, sedangkan pada prestasi belajar statistika 2 koefisien

regresi yang dihasilkan bermuatan negative. Namun korelasi antara sikap terhadap

statistika, prestasi belajar statistika 1 & 2 menghasilkan arah yang negative. Dengan

demikian hasil antara koefisien regresi dengan korelasinya sedikit berbeda, padahal

koefisien regresi umumnya dapat menggambarkan arah hubungannya. Seperti yang

peneliti katakan di bab 4, penelitian tentang sikap dengan perilaku sebagai kriterianya

(dalam hal ini performance atau prestasi belajar) masih belum begitu jelas arah dan

hubungannya. Ada yang menemukan bahwa sikap menjadi predictor yang signifikan

 

Page 111: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

97  

terhadap prestasi belajar, dan sebaliknya. Seperti hasil penelitian Sorge dan Schau

(2002), 45 % varians dari prestasi belajar statistika di jelaskan oleh variabel sikap.

Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian Nasser (2004) bahwa sikap terhadap

statistika meningkatkan performance dibidang statistika. Sedangkan pada hasil

penelitian Min Liu (2007) sikap sama sekali tidak memengaruhi prestasi belajar

siswa, bahkan memiliki korelasi yang negative terhadap prestasi belajar. Kemudian

penelitian Adams dan Holcomb (1986) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara sikap terhadap statistika dan matematika dengan prestasi belajar

statistika.

Sebagai gambaran dari hasil data penelitian pada item sikap terhadap

statistika, item “saya lebih menyukai mata kuliah statistika ketimbang mata kuliah

lainnya” pilihan respon jawaban tidak setuju dijawab sebanyak 164 mahasiswa.

Artinya lebih dari setengah total sampel tidak menyukai mata kuliah statistika.

Oleh sebab itu, tidak menjadi jaminan apabila siswa yang menyukai mata

pelajaran tertentu akan meraih prestasi yang tinggi pula, dan sebaliknya. Namun

apabila perasaan suka tersebut dibarengi dengan self efficacy yang tinggi kemudian

dibarengi dengan IQ yang tinggi pula serta dukungan orang tua dan guru maka akan

menghasilkan jaminan prestasi yang lebih baik. Seperti yang dituliskan oleh Umar

(2007) bahwa sikap tidak hanya menjadi predictor tunggal yang langsung

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Tetapi justru ia saling berkaitan dengan

variabel psikologis lainnya, seperti self efficacy, aspirasi, persepsi siswa tentang

penting atau tidaknya mata pelajaran tersebut, dukungan orang tua.

 

Page 112: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

98  

Variabel lain yang tidak memengaruhi prestasi belajar statistika 1 & 2 yaitu

kecemasan terhadap statistika. Pada prestasi belajar statistika 1, kecemasan hanya

memberikan varians sebesar 0,3 %, pada prestasi belajar statistika 2 kecemasan hanya

memberikan 0 % atas bervariasinya prestasi belajar statistika 2. Tentunya kedua

sumbangan iv tersebut tidak signifikan. Pada koefisien regresi yang dihasilkan dari

variabel kecemasan terhadap statistika 2 berbeda dengan arah korelasi antara

kecemasan dengan statistika 2. Hasil korelasi menunjukkan arah hubungan yang

positif antara kecemasan dengan statistika 2 (p > 0.05), sedangkan dari koefisien

regresi yang dihasilkan, variabel kecemasan pada statistika 2 menunjukkan nilai yang

negatif (p > 0.05). Untuk melihat nilai murni korelasi kecemasan dengan statistika 2,

peneliti menghitung korelasi parsial antara keduanya dengan mengontrol semua

variabel penelitian lainnya. Dari hasil yang didapat, korelasi keduanya bernilai –

0.032 (p > 0.05). Dengan demikian korelasi awal bivariate keduanya dipengaruhi oleh

variabel lain yang menyebabkan hasil korelasi positif, namun setelah dikontrol

variabel lain, hasil korelasi keduanya bernilai negative.

Hasil penelitian Onwuegbuzie dan Seaman (1995) menemukan hubungan

korelasi yang negative antara kecemasan statistika dengan skor ujian akhir statistika.

Menurut Zeidner (1998) kecemasan terhadap statistika akan memengaruhi

performance siswa jika tingkat kesulitan soal pada ujian statistika ikut dianalisis.

Menurutnya, kecemasan tinggi memengaruhi poor performance apabila tingkat

kesulitan soal ujian tersebut terlalu sulit. Sedangkan kecemasan rendah akan

memengaruhi good performance apabila tingkat kesulitan soal pada tingkat yang

mudah atau sedang.

 

Page 113: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

99  

Umar (2010) mengatakan bahwa hubungan antara kecemasan dengan prestasi

belajar akan berbentuk garis parabola. Pada titik tertentu kecemasan akan memicu

performance dengan baik, namun pada titik tertentu pula kecemasan justru akan

menurunkan performance seseorang.

5.3 Saran

Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu

peneliti membagi saran menjadi 2, yaitu saran metodologis dan saran praktis. Saran

tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian lain yang akan meneliti

dependen variabel yang sama.

5.3.1 Saran Metodologis.

1. Pada penelitian ini masih banyak variabel yang terkait dengan prestasi

belajar statistika yang tidak ikut dianalisis sebagai IV, seperti latar

belakang dosen, metode pengajaran yang diberikan. Padahal variabel

tersebut menjadi sangat penting sekali, khususnya studi tentang

prestasi belajar mahasiswa. Seperti studi TIMSS yang dilakukan Jahja

Umar (2007) tentang prestasi belajar matematika dan IPA, dimana

variabel predictor terdapat sebanyak 24 buah diantaranya latar

belakang guru dan metode pengajaran.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan lebih banyak menggunakan

item – item yang lebih valid dalam mengukur konstruk – konstruk

psikologisnya.

 

Page 114: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

100  

3. Pengukuran faktor psikologis yang menjadi IV baiknya tidak hanya

dilakukan pada akhir perkuliahan saja, tetapi juga diukur ketika awal

perkuliahan dan ditengah – tengah proses perkuliahan. Seperti yang

dilakukan oleh G. Silva dkk (2007), pengambilan data seperti sikap

terhadap statistika, kecemasan terhadap statistika dilakukan sebanyak

dua kali, yakni di awal perkuliahan dan di akhir perkuliahan. Dengan

pengambilan data seperti ini peneliti dapat membandingkan mean

antara di awal perkuliahan dan di akhir perkuliahan. Dengan demikian

analisis hasil penelitian dapat lebih dipertajam dengan adanya

pengambilan data di awal dan di akhir perkuliahan.

5.3.2 Saran Praktis

1. Untuk meningkatkan prestasi belajar statistika nampaknya variabel

personal seperti IQ, self efficacy, dan motivasi menjadi variabel

predictor yang penting dan dominan.

2. Selain variabel personal, prestasi awal yang baik mampu menjadi

predictor yang baik pula terhadap future performance. Hal ini terlihat

dari prestasi belajar statistika 1 memberikan varians yang cukup besar

yaitu 18,9 % atas prestasi belajar statisttika 2.

3. Berdasarkan hasil pula, sikap menyukai pelajaran statistika tidak

menjadi jaminan akan memengaruhi prestasi belajar statistika 1 & 2.

Tetapi apabila sikap menyukai tersebut dibarengi dengan self efficacy

yang tinggi, kemudan kecemasan yang rendah, maka akan

memengaruhi prestasi belajar statistika.

 

Page 115: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

101  

Daftar Pustaka

Azwar Saifuddin. (1999). Dasar – dasar psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bluman, Allan G. (1997). Elementary Statistics : A Step by Step Approach. Mc –

Graw Hill Education.

Chaplin, James.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Daniel House, J. (2006). Journal of Genetic Psychology : Mathematics Beliefs and

Achievement of Elementary School Students in Japan and the United States :

Results from the Third International Mathematics and Science Study.

Northern Illnois University. Heldref Publications.

Evans Brian. (2007). Journal of the Mathematics Educator : Student Attitudes,

Conception, and Achievemet in Introductory Undergraduate College

Statistics. Vol 17, no 2, p. 24 – 30.

Guilford, J.P. (1981). Fundamental Statistics in Psychology and Education.

Singapore : McGraw Hill International Singapore.

Harrington, Donna. (2009). Confirmatory Factor Analysis. USA : Oxford University

Press.

Hsu. K.Maxwell. Stephen, W.Wang. Chiu, Kuan-Shun, Kevin (2003). Influence of

attitude, anxiety and self efficacy toward statistics and technology on

statistical package software usage behavior. Paper was not published and

presented.

 

Page 116: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

102  

Joreskog, K.G dan Sorbom, D.(1999). Lisrel 8.30. USA : Scientific Software

International.inc.

Lalonde, R. N., & Gardner, R. C. (1993). Canadian Journal of Behavioural Science :

Statistics as a second language? A model for predicting performance in

psychology students.,Vol 25, p 108-125.

Lester, D Crow & Crow Alice. (1956). Human Development and Learning. New

York : American Book Company.

McGredor, A Holly & Andrew, J. Elliot. (2002). Journal of Educational Psychology :

“Achievement Goals as Predictors of Achievement – Relevant Processes Prior

to task Engagement”. Vol 94 ; No 2 , p 381 – 395.

Nasser Fadia. (2007). Prediction of College Students Achievement in Introductory

Statistics Course. Israel, Tel Aviv University.

Onwuegbuzie, Anthony J.( 2004). Assesment & Evaluation ig Higher Education :

Academic Procrastination & Statistics Anxiety. Vol : 29, No 1.

Oktaviana,Nursakinah. (2010). Pengujian Validitas Konstruk dari Intelligenz Struktur

Test (IST) yang telah direvisi Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi

(BPPT). Jakarta : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pedazhur, Elazar J. (1973). Multiple Regression in Behavioral Research. New York :

Holt, Rinehart and Winston.

Page, D. James. (1947). Abnormal Psychology : Clinical Approach to Psychological

Deviants. New Delhi : McGraw Hill Publishing Company.

 

Page 117: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

103  

Sari, Fitria Dhona (2004). Hubungan antara toleransi stress dengan indeks prestasi

mahasiswa. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia..

Schau, Candace. (2003). Students Attitudes : The Other Important Outcome in

Statistics Education. CS Consultants, LLC.

Silva, Galli, Matteo C, Fransesca C, Caterina P. (2007). Who Failed the Introductory

Statistics?. A Study on Sample of Psychology Students. Italy, University of

Florence.

Sorge, C., & Schau, C. (2002, April). Impact of engineering students’ attitudes on

achievement in statistics: A structural model. Paper presented at the Annual

Meeting of the American Educational Research Association, New Orleans.

Stephen, B. Verdman & Morris, Max D. (2003). Journal of The American Statistician

: “Statistics and Ethics : Some Advice for Young Statistician. Vol : 57, Issue 1,

page 21.

Syah Muhhibin. (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Umar, Jahja. (2007). An analysis using data from the trends in international

mathematics and science study (TIMSS). Makalah penelitian.

Umar, Jahja (2010). Bahan pelatihan statistika untuk mentor akademis Fakultas

Psikologi UIN Jakarta. Tidak untuk dipublikasikan.

Umar, Jahja (1979). Personnality needs sebagai moderator atas korelasi antara

kepuasan kerja dan prestasi kerja. Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM.

Umar Jahja (2010). Personal communication.

 

Page 118: FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3546/1/ADIYO R... · terhadap statistika 1 yaitu intelegensi, motivasi dan terhadap

104  

 

Waters, L.K,. Martelli, Theresa A., Zakrajsek, Todd,. Popovich, Paula M. (1988).

Journal of Educational and Psychological Measurement : Attitudes toward

Statistics : An Multiple Measures. Sage Publications.