Psikologi sosial makalah sikap

26
PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP AFIFAH HASANI 46112010085 ASRI ANDARINI 46112010048 AYU SETIA MAULIDDINA 46112010026 VIDYA TIARA 46112010070 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

description

makalah tentang sikap didalam ilmu psikologi sosial. kelompok 9.

Transcript of Psikologi sosial makalah sikap

Page 1: Psikologi sosial makalah sikap

PSIKOLOGI SOSIAL

SIKAP

AFIFAH HASANI 46112010085

ASRI ANDARINI 46112010048

AYU SETIA MAULIDDINA 46112010026

VIDYA TIARA 46112010070

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

Universitas Mercu Buana

JAKARTA

2012

Page 2: Psikologi sosial makalah sikap

BAB I

PENDAHULUAN

Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak

awal abad 20. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara

merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah

suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.Pembahasan yang

berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap

baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian

pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian

sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya.

Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir

yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang

diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung

atau tidak langsung pada praktik / tindakan (Notoatmodjo, 2003).

Page 3: Psikologi sosial makalah sikap

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap

Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan

untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary (dalam

Ramdhani,2008), sikap merupakan cara menempatkan atau membawa

diri,merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.

G.W.Allport mengemukakan bahwa”sikap adalah keadaan mental dan saraf

dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik

atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan

dengannya.

Krench dan Crutchfield, yang sangat mendukung perspektif kognitif,

mendefinisikan sikap sebagai “organisasiyang bersifat menetap dari proses

motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif.”

Dalam sikap ini ada beberapa pengertian tentang sikap (attitude) dan perilaku

(behavior) menurut beberapa sumber diantaranya:Carl Jung seorang ahli yang

membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari

psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul

dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan

pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah

keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh

terhadap respons individu,organisasiyang bersifat menetap dari proses

motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif.

Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya

positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak

sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.

Page 4: Psikologi sosial makalah sikap

B. Ciri-ciri Sikap

Sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-pendorong lain

yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu untuk membedakan sikap dengan

pendorong-pendorong yang lain, ada beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir

Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap

tertentu terhadap suatu objek.Karena sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan,

berarti bahwa sikap itu terbentuk dalam perkembngan individu bersangkutan.Oleh

karena sikap itu terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari dan sikap

itu dapat berubah.Walaupun demikian sikap itu mempunyai kecenderungan stabil,

sekalipun sikap itu dapat mengalami perubahan.Sikap itu dibentuk ataupun dipelajari

dalam hubungan nya dengan objek-objek tertentu.Maka faktor pengalaman dalam

pembentukan sikap itu penting.

Sikap sebagai daya dorong berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai daya

dorong individu, karena motif biologis ada sejak individu dilahirkan.

2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

Oleh karena itu sikap selalu tebentuk atau dipelajari dalam hubungan nya dengan

objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut.

Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu, akan

menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut.

3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada

sekumpulan objek-objek

Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut akan

mempunyai kecendrungan untuk menunjukan sikap yang negatif pula kepada

kelompok dimana seseorang tersebut tergabung didalamnya. DIsini terlihat adanya

kecendrungan untuk menggeneralisasikan objek sikap.

4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar

Jika sesuatu sikap telah terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan seseorang,

secara relative sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan.

Sikap tersebut akan sulit berubah dan walaupun dapat berubah akan memakan

waktu yang relative lama. Tetapi sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam

ada dalam diri seseorang, maka sikap tersebut secara relative tidak bertahan lama

dan sikap tersebut akan mudah berubah.

Page 5: Psikologi sosial makalah sikap

5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

Sikap terhadap suatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang

dapat bersifat positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (yang

tidak menyenangkan) terhadap objek tersebut. Disamping itu sikap juga

mengandung motivasi, ini berarti bahwa sikap itu mempunyai daya dorong bagi

individu untuk berperilaku tertentu terhadap objek yang dihadapinya.

Ciri-ciri diatas merupakan cirri-ciri sikap yang dapat digunakan untuk membedakan

sikap dengan pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia.

C. Definisi dan Konsep Tingkah Laku

Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang seseorang itu lakukan dan

katakan. Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R”

( Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakanmenjadidua :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

orang lain.

Ciri-ciri tingkah laku:

1. Apa yang orang kata dan lakukan (Actions)

2. Mempunyai satu atau lebih dimensi (Dimensios) yang boleh diukur

(Kekerapan, tempoh masa, intensiti, latensi)

3. Boleh diperhati atau di amati, diuraikan dan direkam (Observable and

Measurable)

Page 6: Psikologi sosial makalah sikap

4. Mempunyai dampak kepada persekitaran- Menurut hukum (lawful) –

(hubungan antara tingkah laku dengan peristiwa dipersekitaran)- dalam

bentuk overt or covert.

D. Komponen Sikap

Terdapat tiga komponen sikap.Tiga komponen sikap itu adalah komponen

respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif dan komponen

respons evaluatif perilaku.Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu

bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang.

1. Komponen respon evaluatif kognitif

adalah gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek,

peristiwa, atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran,

keyakinan, atau ide seseorang tentang suatu objek.Dalam bentuk yang paling

sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan

dalam berpikir. Misalnya kategori sepeda motor wanita atau sepeda motor

pria atau kategori sepeda motor Honda dan Yamaha.

2. Komponen respons evaluative afektif dari sikap

adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek

sikap.Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah,

cemburu atau suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya

orang kulit hitam kedaerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan

rasa cemas banyak warga kulit putih.

3. Komponen respons konatif atau evaluative perilakudari sikap

adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek

sikap.Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan

pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang memiliki tendensi untuk

melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari kelompok etnis

tertentu, namun karena tindakan itu secara sosial dan legal dilarang, maka ia

tidak melakukannya.

Page 7: Psikologi sosial makalah sikap

E. Sumber-sumber Sikap

Pembentukan sikap bukanlah sesuatu yang diwarisi secara genetik, tetapi

merupakan sesuatu yang dibentuk dari sejak kelahiran seseorang di dunia ini yang

berhadapan dengan berbagai pengalaman.Terdapat beberapa faktor penting yang

mempengaruhi pembentukan sesuatu sikap. Antaranya lain :

1. Faktor Sosialisasi

Sosialisasi ialah satu proses pembelajaran sosial yang bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dan pengalaman hidup bagi seseorang individu. Yang paling

berpengaruh dalam pembentukan sikap seseorang individu ialah keluarga, sekolah,

teman sebaya, rekan kerja dan lain-lain. Contohnya, kita memperhatikan cara

keluarga dan teman-teman bersikap dan secara tidak langsung kita mencoba

membentuk sikap dan tingkah laku sendiri agar sejajar dengan sikap mereka. Ada

juga beberapa dari mereka yang meniru sikap individu yang popular dan yang

mereka kagumi atau mereka hormati.

2. Faktor Pengalaman Hidup

Pengalaman hidup memainkan peranan penting dalam membentuk dan

mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah

dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan

dimunculkan pada saat-saat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda

antara satu individu dengan individu yang lain. Kadang-kadang melalui pengalaman

ini juga akan menyebabkan seseorang mempunyai keyakinan lebih terhadap

sesuatu perkara. Contohnya, jika seseorang itu merasa lebih banyak pengalaman

manis atau gembira belajar secara bersama-sama, maka kemungkinan besar dia

akan bersikap skeptikal terhadap sistem bekerja yang dapat dilakukan secara

bersama-sama (group) apabila saat ia bekerja nanti.

3. Hasil Pengamatan yang Berpanjangan

Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan bahwa penelitian dapat mengubah asumsi

kita terhadap suatu masalah. Contohnya, setiap hari selama sejam anda diharuskan

duduk di dalam sebuah ruangan yang penuh dengan lukisan abstrak. Apakah anda

akan menyukai lukisan-lukisan tersebut dikemudian hari? Kajian tersebut

menunjukkan bahwa hanya dengan pengamatan yang berpanjangan atau

berulangkali terhadap sesuatu masalah baru sudah mencukupi untuk menjadikan

masalah tersebut lebih disukai.

Page 8: Psikologi sosial makalah sikap

Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap hampir sama

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan diri seseorang seperti

yang telah dinyatakan sebelumnya. Hal ini karena terdapat kaitan dan hubungan

antara diri dan sikap dalam pembentukan tingkah laku seseorang.

F. Fungsi Sikap

D.katz menjelaskan empat fungsi sikap.Empat fungsi sikap itu adalah fungsi

penyesuaian diri, fungsi pertahanan diri, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi

pengetahuan.

1. Fungsi penyesuaian diri

berarti bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk

mencapai tujuannya secara maksimal. Sebagai contoh, seseorang cenderung

menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakilli aspirasi-aspirasinya.

Dinergara Inggris dan Australia, seorang pengasngguran akan cenderung memilih

partai buruh yang kemungkinan besar dapat membuka lapangan pekerjaan baru

atau memberikan tunjangan pengangguran lebih besar.

2. Fungsi pertahanan diri

mengacu pada pengertian bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan

untuk mengakui kenyataan tentang dirinya.Sebagai contoh fungsi ini adalah perilaku

proyeksi. Proyeksi adalah atribusi cirri-ciri yang tidak diakui oleh diri seseorang

dalam dirinya kepada orang lain. Melalui proyeksi ia seakan akan tidak memiliki ciri-

ciri itu. Seorang anak yang memiliki kecenderungan agresif akan menuduh anak lain

(proyeksi) yang sedang berkelahi sebagai anak yang kasar.

3. Fungsi ekspresi nilai

berarti bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang,

memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri.Si Fithra mungkin memiliki citra diri

sebagaai orang “konservatif” yang hal itu mempengaruhi sikapnya tentang

demokrasi atau sikapnya tentang perubahan sosial.

4. Fungsi pengetahuan

berarti bahwa sikap membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap

sesuatu hal. Standar itu menggambarkan keteraturan , kejelasan, dan stabilitas

Page 9: Psikologi sosial makalah sikap

kerangka acu pribadi seseorang dalam menghadapi objek atau peristiwa

disekelilingnya. Contoh fungsi pengetahuan sikap misalnya adalah pemilik sepeda

motor seiring dengan peningkatan status sosialnya. Ia sekarang mungkin

memutuskan untuk membeli mobil karena ia yakin bahwa mobil lebih sesuai dengan

status sosialnya yang baru, yaitu sebagai manajer tingkat menengah sebuah

perusahaan level menengah.

G. Terbentuknya Sikap

Sikap tidak dibawa sejak dilahirkan , tetapi dibentuk sepanjang

perkembangan individu yang bersangkutan. Untuk dapat menjelaskan bagaimana

terbentuknya sikap akan dapat dijelaskan pada bagan sikap berikut ini:

Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri

seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologi,

serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh

individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau

pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semuanya ini akan

berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.

Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat

positif, tetapi juga dapat bersifat negatif. Objek sikap akan dipersepsi oleh individu,

dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang

bersangkutan. Dalam mempersepsi objek sikap individu akan dipengaruhi oleh

pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan, proses belajar, dan hasil proses

persepsi ini merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap dan

Faktor Internal:

-Fisiologis

-Psikologis

Faktor Eksternal

-Pengalaman

-Situasi

-Norma norma

-Hambatan

-Pendorong

Sikap Objek Sikap

Page 10: Psikologi sosial makalah sikap

ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan berkaitan dengan konasi yaitu

merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap, kesiapan

untuk bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan memberikan

pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan.

Perubahan Sikap Spontan

Memikirkan objek sikap secara mendalam cenderung akan membuat sikap

menjadi lebih ekstrim. Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan kita, dan

tekanan konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisten.

Misalkan, jika kita meluangkan waktu lebih lama untuk memikirkan sahabat

baik kita. Kita akan lebi menyukainyanya. Kita mungkin mengingat sifat-sifat lain

atau pengalaman bersama yang pernah kita lakukan bersamanya. Dan mungkin

menginterpretasikan ulang beberapa memory yang kurang menyenangkan dengan

memaafkannya. Akan tetapi jika kita lebih sering memikirkan musuh kita, maka

perasaan kita akan lebih jengkel kepada musuh kita. Kita akan mengingat lebih

banyak hal tidak menyenagkan dan mnecurigai motif dibalik tindakannya yang

kelihatan baik.

Hipotesis Tesser menyatakan bahwa memikirkan sesuatu isu akan

melahirkan sikap yang lebih terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan

seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang konsisten. Semua aktivitas

kognitif ini mengharuskan individu memiliki struktur, atau skema, tentang seseorang

atau isu. Tanpa ada pemahaman skematik atas suatu isu, sulit bagi seseorang untuk

menghasilkan keyakinan baru atau untuk mengetahui cara menginterpretasikan

ulang keyakinan lama.

Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan mempolarisasikan sikap hanya

ketika orang memiliki skema tetntang suatu isu. Untuk menguji implikasi ini, chaiken

dan Yates pada tahun 1985 meneliti dua kelompok orang: sebagian sudah punya

struktur pengetahuan yang konsisten tentang suatu isu (hukuman mati)dan sebagian

tidak punya. Setiap orang menulis esai tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak

relevan (sensor). Hanya partisipan dengan tingkat konsistensi tinggi yang menulis

esai tentang hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih ekstrim terhadap isu

itu. Tidak ada polarisasi signifikan yang terjadi dalam kondisi lain. Untuk

mempolarisasikan sikap, maka pemikiran seseorang harus relevan dengan isu,

Page 11: Psikologi sosial makalah sikap

orang harus punya cukup sumber daya kognitif, dan harus tidak ada isu alternatif

yang bersaing menarik perhatiannya.

Persistensi Perubahan Sikap

Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan

kemudian pudar secara lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan sikap tidak selalu

bergantung pada retensi detail argument. Kejadian lain yang terjadi setelah

kominikasi juga berpengaruh segnifikan.

Salah satu faktor yang penting membantu persistensi adalah apakan

penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjuk-petunjuk yang penting.

Sleeper Effect adalah perubahan sikap yang tetundan yang tidak segera kelihatan

setelah menerima komunikasi.Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk

membujuk. Ingitan akan kembali bahwa ketika seseorang diberi peringatan lebih dini

tentang niat orang lain untuk membujuk, perubahan sikap akan berkurang. Akan

tetapi, seiring dengan berjalannya waktu adalah mudah untuk melupakan bahwa

orang itu berniat untuk membujuk, yang menyebabkan perubahan sikap dari waktu

kewaktu semakin meningkat.

Ketika Sikap Gagal Diubah Resistensi Terhadap Persuasi

Melihat begitu banyak persuasi yang kita hadapi setiap harinya, kita dapat menarik

kesimpulan, kita sangat menolak pesan-pesan persuasi tersebut. Jika kita tidak

menolah resisten maka sikap kita akan terus menurus berubah karena dipengaruhi

oleh pesan persuasi yang kita terima setiap saat. Ada beberapa faktor yang

semuanya menguatkan kemampuan kita untuk menolak bahkan terhadap usaha

persuasi yang sangat lihai yaitu :

- Reaktansi: Melindungi Kebebasan Pribadi Kita

Reaktansi (reactance) adalah sebuah reaksi negative terhadap usaha orang lain

untuk mengrang kebebasan kita dengan membuat kita melakukan apa yang mereka

inginkan. Sebagai contoh, Jika kita pernah mengalami suatu peristiwa dimana

seseorang memberikan tekanan kepada kita agar kita dapat mengubah sikap kita.

Saat seseorang melakukan hal tersebut, kita mungkin akan merasa terganggu dan

tidak senang. Hasil akhirnya: kita tidak hanya menolak, tetapi kita juga mundur dan

menghasilkan pandangan yang berlawanan dengan pandangan yang di tawarkan

oleh seseorang yang melakukan persuasi kepada kita. Dalam sebuah penelitian

Page 12: Psikologi sosial makalah sikap

mengindikasikan bahwa dalam situasi tersebut, kita sering kali mengubah sikap kita

kearah yang berlawanan dengan apa yang dipaksa kepada kita, sebuah efek yang

dikenal dengan perubahan sikap negative.

- Peringatan: Pengatahuan Awal akan Intense Persuasi

Pemahaman dini bahwa individu akan menjadi targetsuatu usah persuasi.

Peringatan seringkali meningkatkan pemehaman terhadap persuasi yang terjadi.

Contohnya sering kita mendengar pidato yang disampaikan oleh calon legislatif yang

memiliki motov yang tersembunyi, ia menginginkan suara kita. Adanya peruses

kognitif yang berperan dalam persuasi yang pertama peringatan memberikan kita

kesempatan untuk menciptakan sanggahan yang dapat mengurangi kekuatan

pesan. Selain itu peringata juga memberikan waktu untuk mengingat fakta-fakta

yang relevan yang informasinya terbukti berguna agar dapat menolak sebuah

pesan.Peringatan tanpak berguna jika terkait dengan sikap yang kita nilai penting,

dan lebih kecil kemungkinan untuk sikap yang kita anggap kurang penting dari

peringatan.

- Penghindaran Selektif

Kecerendukan untuk mengalihkan perhatian dari informasi yang menantang sikap

yang sudah ada.Usaha menghindari tersebut meningkatkan resistansi terhadap

persuasi. Seperti kegiatan menonton tv. Orang yang menonton tv tidak hanya duduk

diam di depan tv, tetapi mereka mengganti saluran tv, mereka mengecilkan volume

saatiklan atau mengalihkan perhatin ketika dihadapkan dengan informasi yang

berbeda dari yang kita ininkan. Kecenderungan untuk mengabaikan atau

menghindari informasi yang berbeda dengan sikap kita, dan aktif mencari informasi

yang konsisten dengan sikap kita, menjukan dua sisi yang oleh psikologi sosial

dikenal sebagai selective exposure. Selektif tersebut membuat kita memfokuskan

perhatian kita, membantu memastikan bahwa sikap kita relative tetap sama untuk

jangka waktu yang panjang.

Page 13: Psikologi sosial makalah sikap

- Pertahanan Aktif terhadap Sikap Kita yang Sudah Ada

Mengabaikan atau menyaring informasi yang tidak sesuai denagn pandangan kita

saat ini adalah salah satu cara untuk menolak persuasi. Tetapi bukti yang ada

menunjukan bahwa selain sikap pasif, kita juga menggunakan strategi yang lebih

aktif untuk mempertahan sikap yang kita miliki: yaitu melawan atau menyanggahnya.

Dengan cara aktif ini, pandanga yang berbeda lebih ternanam dalam ingtatan tetapi

dampak lebihnya lebih kecil pada sikap kita.

Dalam sebuah penelitian, siswa yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai

bendukung (pro-choice) atau menolak (pro-life) aborsi, dihadapkan pada pesan

persuasi yang disampaikan oleh kominikator wanita.Pesan ini berisi hal-hal yang

konsisten maupun yang berbeda pandangan maupun sikap mereka.Setelah

mendengar pesan tersebut, partisipan melaporkan sikap mereka terhadap aborsi,

yaitu seberapa yakin mereka terhadap pandangannya (mengukur aspek kekuatan

sikap) dan semua argumen dalam pesan yang dapat mereka ingat (mengukur aspek

ingtan).Sebagai tambahan mereka, mereka menulis pikiran-pikiran yang mereka

miliki.Selama mendengarkan pesan untuk memberikan informasi sejauh mana

mereka menyanggar pesan yang berbeda dengan pandangan mereka.

Hasil penelitian menunjukan, seperti yang telah diduga sebelumnya, bahwa

pesan yang diisi berbeda (counterattitudinal) maupun pesan yang sejalan dengan

sikap mereka (proattitudinal) diingat dengan sama baiknya. Namun

partisipanmelporkan bahwa mereka berfikir lebih sistematis tentang pesan

counterattitudinal dan melaporkan bahwa mereka mengeluarkan lebih banyak

pikiran yang berlawanan dengan pesan tersebut.

- Bias Asimilasi dan Polarisasi Sikap

Bias Asimilasi (biased asimilasi) adalah kecenderungan untuk mengefaluasi

informasi yang berbeda denganpandangan yang kita miliki sebagai informasi yang

tidak meyakinkan atau tidak dipercaya daripada informasi yang mendukung

pandangan kita. Polarisasi Sikap (attitude polarization) adalah sebuah

kecenderungan untuk mengefaluasi berbagai bukti atu informasi dengan cara

memperkuat pandangan awal kita dan membuat pandangan tersebut menjadi lebih

ekstrim. Dari hasil kedua pengartian dia atas, sikap kita tampaknya benar benar

tidak dapat diubah oleh usah apapun, dan cenderung menetap, bahkan kita ketika

kita dihadapkan informasi baru yang sangat kuat menentang mereka

Page 14: Psikologi sosial makalah sikap

H. HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA

Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti

dan beralasan dan berdampak sebagai berikut:

1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik

terhadap sesuatu.

2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma

subjektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan aturan

yang berlaku dimasyarakat.

3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu

intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.

Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap sosial yang

dilakukan dengan cara berulang-ulang pada kegiatan yang sama disebut kebiasaan,

motif merupakan dorongan, keinginan dan hasrat yang berasal dari dalam diri, nilai-

nilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan pendorong dan

kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau penyuluhan dan informasi

I. Pengukuran Sikap

Di dalam ilmu sosial mengukur sikap dari manusia bukanlah hal yang mudah.Hal

tersebut dikarenakan objek yang dipelajari tidak nampak.Oleh karena itu banyak

faktor yang menyebabkan variasi hasil pengukuran dalam ilmu sosial. Terdapat

beberapa cara atau metode agar dapat mengukur sikap yang berada didalam diri

individu yaitu :

1. Pengukuran sikap secara tidak langsung

Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun

non proyektif.Misal dengan tes Rorschahch, TAT, dan dengan melalui analisis yang

cukup rumit, peneliti dapat mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap

keadaan sekitarnya.Tes psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap.

Dan skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas pertanyaan dengan berbagai

cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi. Biasanya tes ini berupa

beberapa item yang disusun secara sistematis, selektif, dan dengan kriteria tertentu.

Page 15: Psikologi sosial makalah sikap

2. Pengukuran sikap secara langsung

Yaitu pengukuran secara langsung dimana individu dengan secara langsung

diminta pendapatnya tentang suatu hal yang dihadapkan kepada dirinya.Biasanya

masalah yang dihadapi pada teknik pengukuran ini adalah apakah individu

menjawab pertanyaan dengan jujur. Karna pada teknik ini berdasarkan pada

kesadaran individu akan sikap serta kesipannya untuk dikomunikasikan atau dites

secara lisan. Pada teknik ini individu akan menyadari jika dirinya akan dites

sehingga akan mempengaruhi jawaban atas pengukuran tersebut.

3. Skala THURSTONE

Skala ini disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval, setiap

butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak

sama. Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi yaitu

ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama.

Perbedaan yang sama pada suatu skala mencerminkan perbedaan yang sama pula

dalam sikapnya. Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang

disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang favorable sampai

yang paling unfavorable.Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek

dalam suatu formulir (form).Kemudian dari nilai yang diperoleh menunjukan sikap

seseorang terhadap masalah yang dihadapi.Semakin tinggi nilai maka sikap orang

tersebut semakin positif pada masalah yang diajukan dan sebaliknya.

Contoh angket dengan menggunakan skala Thurstone

Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda

terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan

nomor pernyataan di dalam tanda kurung.

( ) 1. Saya senang belajar matematika

( ) 2. Matematika adalah segalanya buat saya

( ) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika

( ) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif

Page 16: Psikologi sosial makalah sikap

( ) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika

( ) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari

bidang studi lain

( ) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya

dalam matematika

( ) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan

( ) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika

4. Skala LIKERT

Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi

seseorang tentang suatu fenomena sosial.Skala likert merupakan skala psikometrik

yang biasanya digunakan dalam bentuk kuesioner dan merupakan skala yang paling

banyak digunakan dalam riset atau survei.Jawaban setiap item yang menggunakan

Skala Likert mempunyai variasi dari sangat positif sampai sangat negatif.Skala Likert

biasanya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap

sesuatu objek.Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden

menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih

salah satu dari pilihan yang tersedia.

Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

A. PERTANYAAN POSITIF (+)

Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang

Skor 3. Netral / Cukup

Skor 4. (Setuju/Baik/suka)

Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)

A. PERTANYAAN NEGATIF (-)

Page 17: Psikologi sosial makalah sikap

Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)

Skor 2. (Setuju/Baik/suka)

Skor 3. Netral / Cukup

Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang

Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

5. Skala GUTTMAN

Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan responden bersifat tegas,

yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah.Penelitian menggunakan skala

Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu

permasalahan yang di tanyakan.Skala Guttman lebih mudah digunakan

dibandingkan dengan skala Likert dan skala Thrustone.

Contoh :

Apakah anda setuju dengan program beasiswa yang akan diselenggarakan oleh

kampus?

a. Setuju b. tidak setuju

Page 18: Psikologi sosial makalah sikap

DAFTAR PUSTAKA

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01057-PS%20Bab2001.pdf

Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Prof. Dr. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) edisi revisi. C.V

Andi Offset, Yogyakarta.

Dr. Hanurawan, Fattah.2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sears. David O, Peplau.Anne.Letitia, Taylor. Shelley E.2009.Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Suharyat Yayat,Nov 2010,“HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA”,ejournal-unisma.Vol 2, No 1,http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/region/article/view/489 , 15 Desember 2013.

Syariah,2008,”PENGARUH SIKAP DAN DEMOGRAFI KE ATAS PRODUKTIVITI KERJA PENSYARAH MUSLIM: KAJIAN DI UNIVERSITI MALAYA”,ejournal-unisma.Vol16,Bil.2(2008)3213,http://ejournal.um.edu.my/filebank/published_article/2590/932.pdf, 15 Desember 2013.