New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

15
SIKAP PSIKOLOGI SOSIAL Dosen pengampu : Laila Meiliyandrie Indah Wardani, Ph.D Di buat oleh : Novya Indri Astuti (46112120034) Aunike Stefani (46112120040) Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Menteng 2014

description

Sikap dalam Psikologi Sosial Pengertian Sikap, Komponen Sikap, Perbedaan sikap dengan konsep lainnya, perubahan sikap,fungsi sikap, pengukuran sikap.

Transcript of New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

Page 1: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

SIKAP

PSIKOLOGI SOSIAL

Dosen pengampu :

Laila Meiliyandrie Indah Wardani, Ph.D

Di buat oleh :

Novya Indri Astuti (46112120034)

Aunike Stefani (46112120040)

Fakultas Psikologi

Universitas Mercu Buana Menteng

2014

Page 2: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan karunia

dariNya, kami dapat menyelesaikan makalah “SIKAP” untuk memenuhi tugas mata kuliah

Psikologi Sosial I.

Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh banyak sumber dari beberapa buku

referensi tentang Psikologi Sosial dan dari media elektronik. Kami berusaha mengambil pokok-

pokok penting dari isi buku tersebut. Dengan harapan, semoga isi dari makalah kami sesuai

dengan pembahasan dalam psikologi sosial tentang “SIKAP”.

Kami harap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dipelajari dengan baik. Kami juga

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata senpurna. Untuk itu kami mohon kritik dan

saran dari para pembaca.

Jakarta, 19 April 2014

Penyusun

Page 3: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat lepas dari perilaku dan sikap. Terkadang

sikap menunjukkan perilaku kita. Sikap sangat penting dalam kehidupan kita, karena orang lain

akan menilai kita dari sikap dan tingkah laku kita. Apakah mereka akan menilai positif atau

negatif tentang diri kita. Dalam kehidupan sosial, baik di lingkungan keluarga atau masyarakat,

sikap sangatlah dilihat oleh orang lain untuk menerima keberadaan kita. Sikap adalah

bagaimana kita membawa diri kita dengan perasaan, perilaku dan pikiran. Sikap sangat erat

kaitannya dengan psikologi sosial. Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang

mempelajari hubungan antara individu dengan kelompok serta lingkungannya. Dalam

kehidupan sehari-hari kita selalu bersikap, yang kadang kita tidak menyadarinya.

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari. Untuk itu, dalam pembelajarannya sikap

membahas tentang pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, perubahan sikap dan

pengukurannya. Menurut (Zanna dan Rempel dalam Voughn & Hoog, 2002) sikap adalah reaksi

evaluatif yang disukai atau tidak disukai terhadap sesuatu atau seseorang, menunjukkan

kepercayaan, perasaan, atau kecenderungan perilaku seseorang (Sarwono, 2009).

Page 4: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap Definisi Sikap

Sikap merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dalam psikologi sosial.

Para pakar mengemukakan definisi sikap secara berbeda-beda. Sikap (attitude)

merupakan evaluasi terhadap objek, isu atau orang.

Attitude is a favourable or unfavourable evaluative reaction to ward something

or someone, exhibited in one’s belief, feelings or intended behavior. (Myers, 1996)

An attitude is a disposition to respond favourably or unfavourably to an object,

person, institution or event. (Azjen, 1988)

Attitude is a psychological tendency that is expressed by evaluating a particular

entity with some degree of favor or disfavor. (Eagly & Chaiken, 1992)

Dalam sikap ini, pengertian sikap menurut beberapa sumber diantaranya,

menurut Allport, sikap merupakan suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang

yang didalamnya terdapat pengalaman individu yang akan mengarahkan dan

menentukan respon terhadap beberapa objek dan situasi (Sarwono, 2009).

Dari semua definisi sikap tersebut, sependapat bahwa ciri khas dari sikap adalah

mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda dsb) dan

mengandung penilaian (setuju-tidak setuju, suka-tidak suka). (Bem, 1970; Edwards,

1957; Fishbein & Azjen, 1975; Osgood, Suci & Tannenbaum, 1957; Oskamp, 1977).

Sikap adalah sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan, oleh karena itu sikap lebih

dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi dan diubah. Sikap diikuti dengan perilaku

dan menghasilkan nilai terhadap suatu objek baik itu positif ataupun negatif.

Sikap dinyatakan dalam tiga domain yang saling berkaitan. Pertama, perasaan

(Affect) yang timbul (suka atau tidak suka). Kedua, perilaku (Behaviour) yang mengikuti

perasaan itu (mendekati, atau menghindar). Ketiga, pemikiran (Cognitive) atau penilaian

terhadap objek sikap (bagus atau tidak bagus) (Sarwono, 1997).

Dalam kehidupannya, manusia mempunyai berbagai macam sikap terhadap

berbagai macam objek.

Page 5: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

Contohnya adalah, bagi Umat Hindu mereka tidak memakan daging sapi. Karena,

bagi mereka sapi adalah binatang yang suci, maka bisa jadi akan timbul perasaan mual

(perasaan/affect) dan makanan itu akan muntah (perilaku/behavior), karena dia pikir

makanan itu tidak layak untuk dimakan (pemikiran/kognitif).

Ketiga domain tersebut saling terkait erat, maka timbul teori bahwa jika kita

dapat mengetahui kognisi dan perasaan seseorang terhadap suatu objek tertentu, kita

akan tahu pula kecenderungan perilakunya. Dengan demikian, kita dapat meramalkan

perilaku dari sikap yang dampaknya besar sekali dalam psikologi, karena dapat

dimanfaatkan baik dalam hubungan antar individu, dalam konseling maupun hubungan

antar kelompok.

Teori-teori Sikap

a. Theory of Reaction Action

Dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. (Sarlito W. Sarwono,

2002). Dinamakan reasoned action karena berusaha mengungkapkan latar belakang

atau alasan (reason) dari suatu tindakan (action). Teori ini mengembangkan suatu

teori dan metode untuk memprakirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori

tindakan beralasan menjelaskan tentang integrasi komponen perilaku dalam struktur

yang telah didesain untuk memprediksi perilaku yang lebih baik. Teori tindakan

beralasan merupakan teori psikologi sosial yang telah terbukti dengan baik dengan

menyatakan bahwa suatu keyakinan tertentu dapat mempengaruhi perseps i perilaku

dan perilaku sebenarnya.

Variabel-variabel yang terdapat dalam teori tindakan beralasan adalah variabel

sikap, norma subyektif, niat dan perilaku (Ajzen, 1988). Niat berperilaku dapat

dijadikan sebagai alat ukur perilaku nyata yang terbaik, dan menyatakan bahwa

perilaku tersebut disengaja sehingga cukup rumit ditentukan oleh keinginan

seseorang untuk menyatakan perilaku tersebut. Teori tindakan beralasan dijelaskan

tentang adanya sikap dan norma subyektif yang dapat membentuk niat seseorang.

b. Theory Planned Behavior

Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berada di

sekelilingnya seperti, orang tua, teman, pengalaman, serta pengetahuan yang telah

dimiliki dalam proses pengambilan keputusan.

Teori ini adalah pengembangan dari teori reaction action dengan adanya

penambahan satu variabel, yaitu kontrol keperilakuan yang dirasakan. Kontrol

keperilakuan secara langsung dapat mempengaruhi niat untuk melaksanakan suatu

perilaku dan juga mempengaruhi perilaku dalam di mana situasi pengguna berniat

untuk melaksanakan suatu perilaku namun dihalangi dalam melakukan tindakan

tersebut. Kontrol keperilakuan yang dirasakan ditunjukkan dengan tanggapan

Page 6: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

seseorang terhadap halangan dari dalam atau halangan dari luar sewaktu melakukan

perilaku. Kontrol keperilakuan dapat mengukur kemampuan seseorang dalam

mendapatkan sesuatu dalam mengambil suatu kegiatan.

B. Definisi Sikap Dengan Konsep Sifat dan Perilaku Sikap adalah sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan, oleh karena itu sikap lebih

dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi dan diubah.

Sifat

Sikap berbeda dengan sifat (trait) yang lebih merupakan bawaan dan sulit diubah.

Sebagian pakar lain mengatakan bahwa, dapat saja sikap timbul karena bawaan, hal ini

terbukti dari kenyataan bahwa sikap dapat timbul tanpa ada pengalaman sebelumnya.

Misalnya, orang yang sejak bayi tidak suka sayur (Eagly & Chaiken, 1992). Sifat

merupakan faktor peramal terhadap perilaku dan keduanya tidak tampak dari luar,

hanya dapat diperkirakan dari isyarat-isyarat yang tampak dari luar.

Perilaku

Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh

adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi atau genetika. Nilai mempengaruhi

sikap dan perilaku. Misalnya, Randi tidak menyukai Handi yang angkuh, maka Randi

menjauhi Handi.

Perilaku akan menunjukkan sikap seseorang terhadap suatu objek yang diterimanya.

C. Komponen Sikap Sikap mempunyai tiga komponen yang saling berkaitan. Ketiga komponen

tersebut melahirkan bagaimana sikap seseorang yang akhirnya menimpulkan perilaku

karena adanya pemikiran terhadap suatu objek atau stimulus yang diterima.

a. Komponen Affective

Komponen Affective adalah komponen sikap yang terdiri dari emosi dan

perasaan seseorang terhadap suatu stimulus, khususnya evaluasi positif atau negatif .

Misalnya, ketika melihat ular Tika merasa jijik dan takut.

b. Komponen Behavioral

Komponen Behavioral adalah komponen yang terdiri dari bagaimana cara orang

bertindak dalam merespons stimulus. Misalnya, karena takut dengan ular, ketika Tika

melihat ular dia akan lari dan menghindar dari ular tersebut.

c. Komponen Cognitive

Komponen Cognitive adalah pemikiran seseorang terhadap objek tertentu

seperti fakta, keyakinan, pengetahuan, pengalaman. Misalnya, Tika takut dan lari

Page 7: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

ketika melihat ular karena menurut dia, ular adalah binatang yang menjijikan dan

berbahaya.

D. Fungsi Sikap Dalam kehidupan sehari-hari, sikap sangatlah diperlukan, terlebih untuk

kehidupan sosial. Sikap kita, akan menunjukkan seperti apa kepribadian kita. Sikap

sangat bermanfaat penerapannya baik dalam hubungan antar individu, dalam keluarga,

maupun antar kelompok. Fungsi sikap diantaranya :

1. Fungsi Instrumental

Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan

menggambarkan keadaan keinginan. Untuk mencapai suatu tujuan, sangat

diperlukan sarana yaitu sikap. Apabila tujuan tercapai, maka individu akan bersikap

positif. Contoh, seorang siswa yang ingin lulus ujian, ia akan berusaha dengan belajar

giat daripada mencontek pada saat ujian berlangsung.

Disebut juga sebagai fungsi manfaat (utility) yaitu sejauh mana manfaat objek

sikap dalam pencapaian tujuan. Misalnya, sikap sangat setuju karyawan terhadap

kenaikan gaji karena bermanfaat untuk kehidupan ekonomi dan keluarga.

2. Fungsi Pertahanan Ego

Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau

ancaman harga dirinya. Contoh, Leni sebenarnya benci sekali dengan Ratih, tetapi

dikatakan bahwa Ratih lah yang membenci Leni.

3. Fungsi Nilai Ekspresi

Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai apa

yang ada pada diri individu, dapat dilihat dari sikap yang diambil oleh individu yang

bersangkutan terhadap nilai tertentu. Contoh, seseorang yang sudah menghayati

kebenaran ajaran agama maka sikapnya akan tercermin dalam tutur kata, perilaku

dan perbuatan yang dibenarkan oleh ajaran agamanya.

E. Pembentukan dan Perubahan Sikap 1. Pembentukan Sikap

Sikap terbentuk karena dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai

dengan keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada waktu dan

tempat yang berbeda.

a. Adopsi

Page 8: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-

menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan

mempengaruhh terbentuknya sikap. Misalnya, anak seorang guru kebanyakan suka

membaca.

b. Diferensiasi

Pembentukan sikap yang dipengaruhi oleh berkembangnya intelegensi,

bertambahnya pengetahuan, bertambahnya usia. Misalnya, seorang anak kecil awalnya

takut kepada setiap orang dewasa yang bukan ibunya, tetapi lama kelamaan ia dapat

membeda-bedakan antara ayah, paman, bibi, kakek, nenek, kakak, yang disukainya

dengan orang yang asing yang tidak disukainya.

c. Integrasi

Pembentukan sikap yang terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai

pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk

sikap mengenai hal tersebut. Misalnya, Madun seorang pelajar SMA dari kota kecil di

Jawa Tengah, berhasil memperoleh beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika Serikat.

Ketika akan berangkat, orangtuanya berpesan agar Madun tidak terpengaruh oleh

orang-orang kafir yang jahat disana. Sesampainya di Amerika Serikat, Madun

ditempatkan di kota kecil yang penduduknya semua ramah dan selalu menolongnya

walaupun mereka bukan muslim. Maka Madun pun mengirim kabar kepada ibunya “Ma,

disini orang-orang kafir, tetapi mereka baik-baik, di Indonesia banyak muslim tetapi kok,

banyak KKN ya Ma?”

d. Trauma

Adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan

mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Misalnya, dalam hal percintaan, Beni

pernah mengalami patah hati karena diputus oleh pacarnya. Sejak itu, Beni lebih

memilih sendiri karena takut mengalami patah hati lagi.

Sikap terbentuk melalui suatu proses, melalui kontak sosial terus menerus antar

individu dengan individu-individu lain di sekitarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:

1. Faktor internal

Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, seperti

faktor pilihan. Kita tidak dapat menangkap seluruh stimulus dari luar dengan persepsi

kita, oleh karena itu, kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang akan kita dekati

dan mana yang harus dijauhi. Contoh, ketika kita mempunyai banyak kegiatan dan

planning, mengerjakan tugas, bermain, shopping, membersihkan rumah, semua hal

tersebut minta diperhatikan, maka kita harus memilih mana kegiatan yang harus

Page 9: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

diselesaikan terlebih dahulu. Tentunya kegiatan yang sebagai prioritas lebih dulu

diselesaikan.

2. Faktor eksternal

- Sifat objek, sikap itu sendiri, bagus, jelek dari suatu objek sikap

- Kewibawaan

Contoh, orang yang mengemukakan suatu sikap gambar ibu presiden sedang

mengimunisasi bayi dipasang besar-besaran di berbagai tempat strategis agar

masyarakat terdorong untuk mengimunisasi anak-anak balita mereka.

- Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut

Contoh, banyak umat muslim yang bersykur ketika Front Pembela Islam dikenai

sanksi hukum, karena walaupun namanya membela Islam, tetapi caranya yang

selalu menggunakan kekerasan tidak disukai umat Islam.

- Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap

Di era teknologi, penyampaian informasi melalui multimedia atau sosial media

lebih efektif dibandingkan dengan media tradisional seperti kirim surat atau

informasi dari mulut ke mulut. Terbukti dengan adanya email, sms, media sosial

memudahkan kita menyampaikan informasi sekalipun berbeda Negara.

- Situasi pada saat sikap itu dibentuk

Ketika Indonesia sedang dilanda krisis, hampir semua mendukung Gus Dur untuk

menjadi presiden, tetapi ketika Gus Dur justru menimbulkan makin banyak krisis,

maka orang pun lebih memilih orang lain untuk jadi presiden.

2. Perubahan Sikap

Perubahan Sikap Spontan

Memikirkan objek sikap secara mendalam cenderung akan membuat sikap

menjadi lebih ekstrem. Menurut Tesser (1978), kita me re-view dan mengkaji keyakinan

kita, dan tekana konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisten.

Misalnya, jika Anda meluangkan waktu lebih lama untuk memikirkan sahabat baik Anda,

Anda mungkin akan lebih menyukainya. Anda mungkin ingat sifat-sifat lain atau

pengalaman bersama yang Anda alami bersama dengannya. Dan, Anda mungkin

menginterpretasikan ulang beberapa memori yang kurang menyenangkan dengan

memaafkannya. Akan tetapi, jika Anda lebih sering memikirkan musuh Anda, maka Anda

mungkin akan lebih jengkel kepadanya. Anda mungkin akan mengingat lebih banyak hal

tidak menyenangkan dan mencurigai motif di balik tindakannya yang kelihatan baik.

Pada dasarnya, hipotesis Tesser menyatakan bahwa memikirkan suatu isu akan

melahirkan sikap yang lebih terpolarisasi karena akan menyebabkan orang

menghasilkan lebih banyak sikap yang konsisten. Semua aktivitas kognitif ini

Page 10: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

mengharuskan individu memiliki struktur atau skema tentang seseorang atau isu. Tanpa

ada pemahaman skematik atas suatu isu, sulit bagi seseorang untuk menghasilkan

keyakinan baru atau untuk mengetahui cara menginterpretasikan ulang keyakinan lama.

Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan mempolarisasikan sikap hanya ketika

orang memiliki skema tentang isu. Untuk menguji implikasi ini, Chaiken dan Yates (1985)

meneliti dua kelompok orang: sebagian sudah punya struktur pengetahuan yang

konsisten tentang isu (hukuman mati) dan sebagian tidak punya. Setiap orang menulis

esai tentang isu ini atau tentang isu lain yang tidak relevan (sensor). Hanya partisipan

dengan tingkat konsistensi tinggi yang menulis esai tentang hukuman mati yang

mengembangkan sikap lebih ekstrem terhadap isu tersebut. Tidak ada polarisasi

signifikan yang terjadi dalam kondisi lain. Untuk mempolarisasikan sikap, maka

pemikiran seseorang harus relevan dengan isu, orang harus punya cukup sumber daya

kognitif, dan harus tidak ada isu alternatif yang bersaing menarik perhatiannya (

Liberman & Chaiken, 1991).

Persistensi Perubahan Sikap

Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan kemudian

pudar secara lebih lambat. Akan tetapi persistensi perubahan sikap tidak selalu

bergantung pada retensi detail argumen. Kejadian lain yang terjadi setelah komunikasi

juga berpengaruh signifikan. Salah satu faktor penting yang membantu persistensi

adalah, apakah penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjuk-petunjuk

penting seperti kredibilitas sumber komunikasi.

Contohnya adalah sleeper effect, yaitu kemunculan kembali daya persuasi pesan

dari sumber berkredibilitas rendah (Kelman dan Hovland, 1953). Perbedaan kredibilitas

tersebut dapat dimunculkan kembali ketika seseorang ingat akan sumber pesan.

Penyebab fenomena sleeper effect ini masih belum diketahui. Mungkin seiring

dengan berlalunya waktu, kredibilitas sumber menjadi semakin dipisahkan dari pesan,

artinya penerima pesan mengingat pesan tetapi lupa pada siapa yang mengatakannya.

Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk membujuk. Ingat kembali bahwa

ketika seseorang diberi peringatan lebih dini tentang niat orang lain untuk membujuk,

perubahan sikap akan berkurang. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu adalah

mudah untuk melupakan bahwa orang itu berniat untuk membujuk, yang menyebabkan

perubahan sikap dari waktu ke waktu semakin meningkat (Watt & Holt, 1979).

Kesesuaian antara Sikap dan Perilaku

Adanya kesesuaian antara sikap dan perilaku sudah diketahui oleh para pakar

sejak lama. Hartshorne & May (1928), menemukan bahwa kecurangan dalam hubungan

Page 11: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

dengan situasi tertentu, misalnya mencontek ulangan, belum tentu berkolerasi dengan

kecurangan dalam hubungan situasi yang lain seperti berbohong kepada teman.

Meningkatkan Prakiraan Perilaku dari Sikap

Hubungan antara sikap dan perilaku timbul dari berbagai kritik. Upaya untuk

meramalkan atau memprakirakan perilaku tetap saja dianggap penting dalam psikologi

sosial, karena lebih efisien daripada harus melakukan pengamatan langsung di lapangan.

Misalnya, meramalkan atau memprakirakan perilaku dalam hal keluarga berencana.

Belum tentu dapat meramalkan apakah seseorang akan memakai kontrasepsi, tetapi

sikap terhadap kontrasepsi dapat meramalkan pemakaian kontrasepsi (Morrison).

Membenarkan Perilaku yang Salah

Gejala yang satu ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita

melakukan hal yang salah, tetapi kita membenarkan perilaku kita sendiri dengan

menyalahkan korban. Misalnya, pria yang melecehkan wanita, akan mengatakan bahwa

wanita lah yang memancing dengan rok mini, baju yang serba terbuka, dan gaya yang

centil.

F. Sikap dan Perilaku Sikap memiliki peranan penting dalam membentuk perilaku. (Engel, Blackwell &

Miniard , 1995, 338). Pembentukan sikap paling efektif adalah melalui pengalaman

sendiri. Para ahli mengetahui sampai sejauh mana perilaku dapat mempengaruhi

terbentuknya sikap. Pengaruh perilaku pada sikap juga terjadi karena apa yang

dikatakan atau diperbuat oleh seseorang cenderung dipercayai oleh orang itu sendiri

(saying is believing).

Karakteristik Sikap terhadap Perilaku

a. Kekuatan Sikap

Salah satu kondisi penting untuk lahirnya konsistensi sikap-perilaku adalah sikap

itu harus kuat dan jelas. Sikap yang kuat biasanya stabil, memiliki implikasi personal.

Sikap ini sering terbentuk lewat pengalaman langsung (Armitage & Conner, 2000;

Bizer & Krosnick, 2001). Segala hal yang memberi kontribusi pada sikap yang kuat

juga cenderung meningkatkan konsistensi sikap-perilaku. Misalnya, perilaku daur

ulang/petisi untuk melindungi lingkungan, dan sikap tentang lingkungan tampak

lebih konsisten di kalangan mahasiswa yang tahu banyak tentang kelestarian

lingkungan.

b. Stabilitas Sikap

Page 12: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

Sikap yang stabil dan mudah diingat kemungkinan besar lebih selaras dengan

perilaku ketimbang sikap yang kurang stabil dan tidak mudak diingat (Kraus, 1995).

c. Aksesibilitas Sikap

Sikap yang lebih mudah diakses memori akan lebih kuat dalam mempengaruhi

perilaku (Kraus, 1995). Faktor utama yang menentukan apakah sebuah sikap dapat

diakses dalam memori adalah seberapa seringkah sikap itu diekspresikan. Misalnya,

sebagai orang yang mempunyai tata karma, ketika ia melewati orang yang sedang

duduk, ia akan membungkukkan badan. Ketika sikap tersebut lebih sering dilakukan,

maka akan terbiasa sebagai perilaku.

d. Relevansi Sikap terhadap Perilaku

Ketika suatu sikap relevan terhadap dengan perilaku, maka keduanya s aling

terkait. Sikap bervariasi sedikit dalam relevansinya dengan tindakan tersebut.

Contoh, siswa tidak setuju dengan hal mencontek, tetapi pada saat ujian dan

pengawas tidak ada, mereka mencontek (tidak relevan).

e. Kemenonjolan Sikap

Sikap tertentu yang menonjol akan lebih mungkin mempengaruhi perilaku.

Kemenonjolan sangat penting ketika sikap tidak terlalu kuat. Misal: menyontek saat

ujian disebabkan siswa kurang menghargai nilai kejujuran atau ingin mendapatkan

nilai tinggi.

f. Penalaran tentang sikap seseorang

Alasan yang mendasari sikap seseorang akan menyebabkan sikap itu berubah

untuk sementara waktu, khususnya jika sikap tidak memiliki dukungan kognisi yang

cukup, yakni tidak ada keyakinan yang menopang sikap. Misal: seorang karyawan

yang kuliah-kerja, pada saat ada tugas kantor bersamaan dengan jadwal kuliah maka

ia akan mengevaluasi berbagai keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan.

g. Tekanan situasi

Setiap kali seseorang melakukan perilaku yang jelas, mereka dapat dipengaruhi

oleh sikap dan situasi sekitar. Misal: ketika berada dalam satu kelompok, ani dan ayu

saling bekerja sama, akan berbeda sikapnya jika mereka sudah tidak dalam satu

kelompok, mereka akan bersikap seolah tidak saling kenal.

G. Pengukuran Sikap Pengukuran mempunyai 2 syarat, yaitu:

• Validitas yaitu setiap butir pernyataan harus sungguh-sungguh mengukur apa yang

hendak digali .

• Reliabilitas yaitu alat ukur itu harus memberikan hasil yang kira-kira sama jika

diulang pada waktu –waktu yang berbeda .

Page 13: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

Untuk menghindari kesalahan (error), baik kesalahan sistematik (kesalahan

tertentu berulang terus-menerus) jika alat ukur tidak valid, maupun kesalahan acak

(kesalahan terjadi berulang-ulang walaupun tidak pada kesalahan tertentu) jika alat ukur

tidak reliable (Himmelfarb, 1993 ; Edwards, 1957) .

Tehnik nengukur sikap ada beberapa jenis. Jenis yang paling awal adalah yang

masih menggunakanperbandingan fisik untuk menentukan sikap terhadap objek sikap

tertentu (A lebih berat dari B, X lebih keras dari Y, fitnah lebih jahat dari pembunuhan,

dan sebagainya). Menurut Thurstone (1927a, 1927b) penilaian (judgement) orang

sebagai hasil memperbandingkan itu dapat diukur dalam bentuk skala. Teknik

pengukuran yang dikembangkan oleh Thurstone ini dinamakan Judgement Technique.

Tehnik pengukuran lainnya adalah yang sepenuhnya psikologik. Jadi, tidak

menggunakan perbandingan fisik yang dianggap terlalu rumit. Tehnik ini dikembangkan

oleh Likert (1932) dan dinamakan method of summated ratings.

Page 14: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan Sikap adalah evaluasi terhadap suatu objek (stimulus, isu, orang) yang terdiri dari

komponen afektif/perasaan, behavior/perilaku, dan kognitif/pikiran berupa sikap positif

dan negative (suka-tidak suka, setuju-tidak setuju). Suatu nilai berpengaruh terhadap

sikap dan perilaku individu. Sikap berbeda dengan sifat, sikap cenderung dapat dilihat

sedangkan sifat hanya dapat dilihat dari isyarat-isyarat tertentu.

Sikap yang kuat, sikap yang mudah diakses, sikap yang sering dilakukan berulang-

ulang akan cenderung berpengaruh besar terhadap perilaku. Sikap dapat dibentuk dan

diubah serta diukur.

Sikap kita di keluarga, di lingkungan sosial, di lingkungan pendidikan (sekolah)

akan menjadi penilaian orang lain terhadap kepribadian kita. Kita harus dapat menjaga

sikap kita dimanapun dan kapanpun. Sikap yang positif akan membawa kita menjadi

orang yang sukses.

2. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan. Baik

dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Semoga makalah ini dapat berguna untuk

pembaca maupun penulis. Kritik dan saran yang membangun akan kami terima

dengan baik.

Page 15: New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, Sarlito W. 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Balai

Pustaka, Jakarta.

Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers, Jakarta.

Sears, David O. Peplau.Anne.Letitia. Taylor, Shelley E. 2009. Psikologi Sosial Edisi Kedua

Belas. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Engel, J.F., Blackwell, R.D., and Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior. 8 Edition. Forth

Worth., Texas. The Dryden Press.

Sunaryo, M.Kes,Drs. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

(http://books.google.co.id/books?id=6GzU18HfuAC&pg=PA199&lpg=PA195&focus=vie

wport&hl=id&output=html_text)

Frans Warmanto MB, Handhika Noviant Thenu, “ANALISIS HUBUNGAN ANTARA SIKAP,

NORMA SUBYEKTIF, DAN KONTROL KEPERILAKUAN YANG DIDASARKAN TERHADAP

PERILAKU BERBAGAI PENGETAHUAN MANAJER: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN DI

WILAYAH JAKARTA”

(http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/9e98107ccae6fe5c98e66d8a092dd4

81.pdf)

NK Wardani, B Setiawan, A Shinta- Habitat, 2013, “ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU

PEMBACA SURAT KABAR TERHADAP IKLAN SUSU KEDELAI”habitat.ub.ac.id