Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN...

73
Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Transcript of Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN...

Page 1: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2009

Kantor Bank Indonesia Kupang

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Page 2: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

KKKAAATTTAAA PPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR

Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan kontribusi secara optimal dalam proses formulasi kebijakan moneter. Secara triwulanan KBI Kupang melakukan pengkajian dan penelitian terhadap perkembangan perekonomian daerah sebagai masukan kepada Kantor Pusat Bank Indonesia dalam kaitan perumusan kebijakan moneter tersebut. Selain itu kajian/analisis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi eksternal stakeholder setempat, yaitu Pemda, DPRD, akademisi, serta masyarakat lainnya.

Kajian ini mencakup Makro Ekonomi Regional, Perkembangan Inflasi, Perkembangan Perbankan, Sistem Pembayaran Regional, serta Prospek Perekonomian Daerah pada periode mendatang. Dalam menyusun kajian ini digunakan data baik yang berasal dari intern Bank Indonesia maupun dari ekstern, dalam hal ini dinas/instansi terkait.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas isi dan penyajian laporan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam bentuk penyampaian data maupun dalam bentuk saran, kritik dan masukan sehingga kajian ini dapat diselesaikan. Kami mengharapkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik selama ini, kiranya dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.

Kupang, Agustus 2009 Bank Indonesia Kupang

Lukdir Gultom Pemimpin

| Kajian Ekonomi Regional NTT 2

Page 3: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

D DDAAAFFFTTTAAARRR IIISSSIII

HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------------- 1

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------- 2

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ 3

RINGKASAN EKSEKUTIF -------------------------------------------------------------- 6

MAKRO EKONOMI REGIONAL

1.1 SISI PERMINTAAN ----------------------------------------------------------------- 13

1.2 SISI PENAWARAN ----------------------------------------------------------------- 19

BOKS ------------------------------------------------------------------------------------- 29

PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 32

2.2 INFLASI KOTA KUPANG---------------------------------------------------------- 35

2.3 INFLASI MAUMERE --------------------------------------------------------------- 37

PERKEMBANGAN PERBANKAN

3.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 40

3.2 INTERMEDIASI PERBANKAN ---------------------------------------------------- 41

3.3 KREDIT UMKM--------------------------------------------------------------------- 47

3.4 PERKEMBANGAN BPR------------------------------------------------------------ 48

SISTEM PEMBAYARAN

4.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 52

4.2 TRANSAKSI RTGS ----------------------------------------------------------------- 53

4.3 TRANSAKSI KLIRING-------------------------------------------------------------- 54

4.4 TRANSAKSI TUNAI ---------------------------------------------------------------- 55

KEUANGAN DAERAH

5.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 58

5.2 PENDAPATAN DAERAH---------------------------------------------------------- 59

5.3 BELANJA DAERAH ---------------------------------------------------------------- 60

| Kajian Ekonomi Regional NTT 3

Page 4: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

TENAGA KERJA DAN KESEJAHTERAAN

6.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 63

6.2 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN -------------------------------------- 63

6.3 PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN ------------------------------------------ 66

OUTLOOK PEREKONOMIAN

7.1 PERTUMBUHAN EKONOMI ----------------------------------------------------- 70

7.2 INFLASI ------------------------------------------------------------------------------ 71

| Kajian Ekonomi Regional NTT 4

Page 5: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Kelompok Kajian, Statistik dan Survei

KBI Kupang

Jl. Tom Pello No. 2 Kupang – NTT

[0380] 832-047 ; fax : [0380] 822-103

www.bi.go.id

| Kajian Ekonomi Regional NTT 5

Page 6: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Ringkasan Eksekutif Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II-2009 PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI

Perekonomian NTT pada triwulan II-2009 diperkirakan masih tetap tumbuh positif, meskipun relatif tidak sebaik tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 diproyeksikan sebesar 4,76%;y-o-y, lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun lalu 5,34%;y-o-y. Secara sektoral, kontribusi pertanian terhadap pembentukan PDRB masih dominan, khususnya untuk subsektor tanaman pangan, disusul dengan sektor jasa-jasa, sektor perdagangan hotel dan restoran, dimana masing-masing sektor diperkirakan tumbuh 2,50%, 8,02% dan 5,98. Periode masa panen tanaman padi yang umumnya terjadi pada bulan Maret dan April menjadi pendorong pertumbuhan sektor pertanian selama triwulan II-2009. Hal ini ditandai dengan mulai masuknya beras lokal pada level pedagang eceran di Kota Kupang. Selain itu, pendorong lainnya berasal dari subsektor tanaman perkebunan, bulan Juni merupakan awal dari musim panen kopi, khususnya kopi Arabika. Akselerasi kinerja sektor pertanian juga ditandai dengan mulai meningkatnya volume pengiriman ikan dan sapi ternak selama bulan April dan Mei di Pelabuhan Tenau Kupang. Kegiatan nasional yang terkait dengan pemilu legislatif maupun presiden menjadi salah satu stimulus bagi aktivitas sektor perdagangan hotel dan restoran. Peningkatan kinerja sektor perdagangan hotel dan restoran ditandai dengan lonjakan signifikan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tenau Kupang pada bulan April dan Mei. Sejalan dengan kondisi tersebut, terjadi peningkatan kredit perbankan kepada sektor perdagangan hotel dan restoran serta kebutuhan listrik pada sektor bisnis. Khusus untuk subsektor perhotelan, dimulainya masa liburan musim panas di luar negeri mendorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara di Kab. Manggarai Barat. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing di Taman Nasional Komodo. Dari sisi penggunaan, peran konsumsi masih tetap dominan, dimana lebih dari 80% struktur ekonomi NTT dikontribusi konsumsi rumah tangga. Masa liburan sekolah yang dimulai sejak bulan Juni diperkirakan ikut mendorong aktivitas konsumsi, selain pelaksanaan even-even politik terkait kegiatan kampanye. Selain itu, kenaikan gaji PNS, pembayaran gaji ke 13 juga ikut menjadi stimulus bagi kegiatan konsumsi. Kemudian dukungan sektor perbankan pada aktivitas konsumsi masyarakat pada triwulan II tercermin dari struktur kredit yang hampir 70% kredit disalurkan untuk keperluan konsumsi.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 6

Page 7: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Pertumbuhan kinerja konsumsi selama triwulan II berhasil menaikan angka indeks penjualan riil di wilayah Kota Kupang. Bahkan menjelang back to school season omset penjualan bisa meningkat 30%-40% dibandingkan kondisi normal. Menurut salah satu distributor consumer good di Kota Kupang, nilai penjualan produknya sepanjang Januari hingga Mei tumbuh 30% dibandingkan tahun 2008. Sementara kinerja net ekspor, baik antar pulau maupun luar negeri bagi Provinsi NTT masih tetap akan diwarnai kondisi defisit. Sedangkan investasi yang diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable growth) memasuki triwulan II-2009 mulai memberikan perkembangan positif. Pembangunan Hotel Jayakarta, komitmen PT AGB Mining dalam mengeksplorasi logam Mangan, menjadi harapan baru di tengah ketergantungan terhadap investasi pemerintah melalui alokasi belanja modal yang pada tahun 2009 justru mengalami penurunan. Lambatnya perkembangan investasi mengakibatkan tingkat daya serap sektor riil terhadap tenaga kerja sektor formal di NTT masih belum menunjukan perubahan berarti. Secara umum pada posisi bulan Februari 2009, tingkat pengangguran relatif mengalami penuruan, dibandingkan Agustus 2008. Namun demikian perlu menjadi perhatian bahwa sebagian besar tenaga kerja masih bergerak pada sektor informal.

PERKEMBANGAN INFLASI REGIONAL

Inflasi tahunan NTT pada akhir triwulan II-2009 berada pada level 3,95%;y-o-y. Terjadi penurunan signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2008 maupun triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh berlalunya dampak kenaikan harga BBM pada tahun 2008 dalam proses perhitungan IHK (base effect). Namun demikian, secara fundamental, dari sisi eksternal penurunan harga komoditi memberikan insentif terutama untuk barang-barang dengan kandungan impor content yang tinggi. Kemudian dari sisi internal, kelancaran distribusi selama triwulan II cukup mampu meredam fluktuasi harga. Namun demikian, seiring dengan terealisasinya pembayaran gaji ke 13 kepada PNS maka perlu diwaspadai peningkatan demand yang tidak diimbangi sisi penawaran. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN Kinerja perbankan di Provinsi NTT pada triwulan II tahun 2009 masih menunjukkan perkembangan yang positif. Tekanan krisis keuangan global yang ikut andil dalam mempengaruhi kinerja sistem keuangan di Indonesia, dampaknya diperkirakan relatif tidak dirasakan oleh perbankan di Provinsi NTT secara langsung. Asset bank umum di wilayah NTT tumbuh sebesar 20,77%;y-o-y pada Juni 2009. Sejalan dengan hal tersebut,

| Kajian Ekonomi Regional NTT 7

Page 8: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

penghimpunan dana oleh pihak ketiga juga mengalami perkembangan yang positif dengan 18,64%;y-o-y. Peningkatan tersebut disumbang oleh meningkatnya dana pemerintah dalam bentuk giro sebagai bentuk pencairan dana dari pemerintah pusat untuk dana pembangunan daerah tahun anggaran 2009. Sementara itu dari segi pembiayaan, penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi NTT masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 25,84%;y-o-y walaupun akselerasinya melambat dibandingkan triwulan I tahun 2009 sebesar 28,67%;y-o-y. Sehingga kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi, yang tercermin dari rasio LDR, tercatat sebesar 68,67%, dengan kualitas kredit yang relatif baik dan terkendali dibawah level 2%. Tekanan pada perekonomian NTT, sejalan dengan melemahnya aktivitas pada sistem pembayaran. Aktivitas kampanye baik Pemilu legislatif maupun pilpres (pemilihan presiden) yang terjadi bulan April dan Juli 2009 tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kinerja sistem pembayaran di provinsi NTT. Transaksi menggunakan fasilitas Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan nominal transaksi yang signifikan sebesar 15,39% dibandingkan dengan triwulan II-2008 (y-o-y). Sementara itu, transaksi dengan menggunakan fasilitas Real Time Gross Settlement (RTGS) yang menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode sama tahun 2008 yaitu sebesar 558,18%. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Kebijakan fiskal bagi provinsi NTT memiliki kontribusi yang penting bagi pendorong (stimulus) pertumbuhan ekonomi. Ketergantungan sektor swasta terhadap anggaran belanja pemerintah, baik provinsi maupun pemerintah pusat relatif tinggi. Pada triwulan I-2009 tingkat realisasi belanja APBD sebesar 10,9%, yang didominasi untuk keperluan belanja rutin. Sementara untuk relaisasi pendapatan relatif lebih baik dengan 30,2%, dimana tingkat realisasi paling tinggi pada pos pajak daerah.

OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

Pada triwulan III-2009 diperkirakan perekonomian NTT tetap akan tumbuh positif pada kisaran 4,8% - 5,2% ; y-o-y. Secara sektoral sumber pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan masih bersumber dari ketiga sektor dominan. Pada triwulan III umumnya merupakan puncak masa panen bagi sebagian besar komoditi perkebunan, terutama kopi dan mete. Hal tersebut secara simultan akan mendorong kinerja ekspor, mengingat salah satu komoditi ekspor pertanian merupakan komoditi perkebunan. Sedangkan dari sektor perdagangan, lonjakan aktivitas akan terjadi sebagai respon dari peningkatan konsumsi selama bulan puasa terkait persiapan menjelang hari raya Idul Fitri yang akan jatuh pada bulan September.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 8

Page 9: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan mendatang untuk wilayah Kota Kupang diperkirakan relatif mengalami penurunan pada kisaran 4,23% - 5,25% ; y-o-y. Sehingga secara keseluruhan diharapkan pada akhir tahun inflasi Kota Kupang berada diantara 4,5% – 5,5%. Hal tersebut didasari pada asumsi perkembangan harga minyak yang tidak akan berubah sepanjang tahun 2009. Penurunan harga komoditi diperkirakan masih akan memberikan insentif terutama untuk barang-barang dengan kandungan impor content yang tinggi. Kemudian dari sisi internal, kelancaran distribusi pada triwulan mendatang diperkirakan akan tetap terjaga. Namun demikian, perlu diantisipasi suplai barang menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri guna tetap meredam fluktuasi harga.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 9

Page 10: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Laju Inflasi Tahunan (yoy %)

- NTT 12.39 11.72 8.90 3.95

- Kupang 10.45 10.90 8.38 3.64

- Maumere 22.94 16.17 11.73 5.61

PDRB - Harga Konstan (miliar Rp) 2,941.66 3,022.65 2,782.79 2,942.70

- Pertanian 1,143.51 1,118.62 1,118.03 1,181.27

- Pertambangan dan Penggalian 37.60 39.38 35.37 36.86

- Industri Pengolahan 44.08 44.02 39.48 42.87

- Listrik, gas dan air bersih 11.44 12.13 10.69 11.76

- Bangunan 184.51 194.53 167.18 180.49

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 485.91 505.88 460.57 478.68

- Pengangkutan dan komunikasi 214.21 219.84 206.16 226.58

- Keuangan, Persewaan, dan Jasa 104.68 107.67 95.29 101.62

- Jasa 715.68 780.62 650.02 682.57

Pertumbuhan PDRB (yoy) 5.46% 2.77% 4.89% 4.76%

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 5.76 11.26 2.32 1.36

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1.86 0.09 14.21 0.00

Sistem Pembayaran

Inflow (miliar Rp) 247.34 273.20 596.39 211.99

Outflow (miliar Rp) 683.34 919.40 164.24 523.52

Netflow (miliar Rp) -436.00 -646.20 432.15 -311.53

MRUK (miliar Rp) 88.67 42.75 29.97 46.82

Uang Palsu (ribu Rp) 100 50.00 100.00 400.00

Nominal RTGS (miliar Rp) 21.30 69.26 13.71 69.26

Nominal Kliring (miliar Rp) 373.84 420.70 398.09 373.10

Sumber : Berbagai sumber (diolah)

Keterangan :

1) LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)

PDRB atas dasar harga konstan 2000

2) (y-o-y) = year on year, thn dasar 2002

3) Ekspor data dari Bagian PDIE-BI bln Mei 2009 *

TAB E L INDIK ATOR E K ONOMI TE R P IL IHPR OVINS I NUS A TE NGGAR A TIMUR

INFLASI DAN PDRB

INDIKATOR Tw.IV-08 Tw.II-09Tw.I-09Tw.III-08

| Kajian Ekonomi Regional NTT 10

Page 11: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

PERBANKAN

Bank Umum

Total Aset (Rp Triliun) 9.53 9.94 9.61 10.32

DPK (Rp Triliun) 7.89 8.00 8.23 8.82

- Tabungan (Rp Triliun) 3.59 4.32 3.82 4.03

- Giro (Rp Triliun) 2.55 1.90 2.54 2.81

- Deposito (Rp Triliun) 1.74 1.78 1.91 1.99

Kredit (Rp Triliun) 5.24 5.40 5.52 6.06

- Modal Kerja 1.50 1.50 1.48 1.66

- Konsumsi 3.58 3.74 3.88 4.20

- Investasi 0.16 0.16 0.16 0.20

LDR (%) 66.42 67.51 66.81 66.67

NPLs (%) 1.64 1.39 1.61 1.73

Kredit UMKM (Triliun Rp) 5.20 5.34 5.45 6.00

BPR

Total Aset (Rp Miliar) 56.22 68.32 75.08 84.02

DPK (Rp Miliar) 33.48 38.89 44.44 52.08

- Tabungan (Rp Miliar) 14.72 17.52 20.34 23.15

- Deposito (Rp Miliar) 18.76 21.38 24.09 28.93

Kredit (Rp Miliar) 43.88 51.48 59.11 67.97

- Modal Kerja 23.65 27.80 32.24 37.12

- Konsumsi 19.63 22.34 24.01 26.86

- Investasi 0.60 1.34 2.86 3.99

Kredit UMKM (Rp Miliar) 43.88 51.48 59.11 67.97

Rasio NPL Gross (%) 3.69 2.61 4.35 3.12

LDR (%) 131.07 132.37 133.01 130.52

Sumber : Bank Indonesia Kupang (diolah)

PR OVINS I NUS A TE NGGARA TIMUR

INDIKATOR Tw.II-09Tw.I-09Tw.III-08 Tw.IV-08

| Kajian Ekonomi Regional NTT 11

Page 12: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

BBB AAA BBB III

MMMAAAKKKRRROOO EEEKKKOOONNNOOOMMMIII RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Sampai dengan akhir semester I-2009, perekonomian Provinsi NTT

diperkirakan akan tumbuh positif, meskipun relatif lebih lambat

dibandingkan tahun sebelumnya. Pada triwulan II-2009 perekonomian NTT

diproyeksikan tumbuh sebesar 4,76% ; y-o-y. Tren melambatnya pertumbuhan

ekonomi dibandingkan tahun lalu tidak lepas dari pengaruh turunnya laju

pertumbuhan sektor pertanian sebagai sektor unggulan dengan lebih dari 40%

sharenya terhadap angka PDRB NTT.

Tabel 1.1 Perkembangan Ekonomi Provinsi NTT

I II III IV I II**PDRB (miliar) 2,653.15 2,808.97 2,941.66 3,022.65 2,782.79 2,942.70

y-o-y 5.91% 5.34% 5.46% 2.77% 4.89% 4.76%

q-t-q -9.79% 5.87% 4.72% 2.75% -7.94% 5.75%

20092008NTT

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Penurunan BBM, secara perlahan memberikan dampak positif

terhadap kinerja ekonomi NTT secara makro. Membaiknya tekanan inflasi,

baik di Kota Kupang maupun Maumere mulai memberikan stimulus bagi

kegiatan ekonomi, khususnya aktivitas konsumsi. Hal tersebut tercermin dari

membaiknya angka indeks penjualan riil yang mulai menunjukan peningkatan

sejak awal tahun lalu. Demikian hal kemampuan daya beli sebagian masyarakat

di pedesaan, yang diperkirakan juga cenderung mengalami peningkatan seiring

dengan perbaikan angka nilai tukar petani (NTP). Namun demikian stimulus

fiskal yang diharapkan dapat menjadi pemicu (trigger) belum mulai terealisasi

sebagaimana mestinya, dan diperkirakan baru akan mencapai puncaknya pada

triwulan mendatang. Hal tersebut berakibat pelaku ekonomi yang sangat

bergantung kepada anggaran belanja pemerintah belum dapat melakukan

aktivitas secara optimal.

Secara sektoral, kontribusi pertanian terhadap pembentukan

PDRB masih dominan, khususnya untuk subsektor tanaman pangan.

Disusul dengan sektor jasa-jasa, sektor perdagangan hotel dan restoran. Kondisi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 12

Page 13: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

struktur ekonomi NTT relatif tidak menunjukan perubahan yang berarti, hanya

saja tren pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa

relatif lebih cepat dibandingkan primary sector (sektor ekonomi). Hal ini

tercermin dari share sektor pertanian yang cenderung menurun, dalam

beberapa tahun terakhir, sedangkan di sisi lain dua sektor yang lain justru secara

perlahan menunjukkan peningkatan. Dukungan dari sisi permodalan merupakan

salah satu pendorong utama, peningkatan kinerja kedua sektor dimaksud.

Grafik 1.1 Tren PDRB

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

1.1 Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi (konsumsi rumah tangga,

swasta, maupun pemerintah) memegang peranan sebagai sentral

aktivitas ekonomi. Secara tahunan (y-o-y), untuk tahun 2009 konsumsi rumah

tangga yang merupakan penggerak terbesar komponen konsumsi, mengalami

peningkatan laju pertumbuhan. Hal tersebut memberikan dorongan positif bagi

ekonomi dalam jangka pendek (short term period). Sedangkan investasi, yang

Tabel 1.2 PDRB Sisi PermintaanPermintaan

(miliar) I II III IV I II**Konsumsi 2,910 3,130 3,221 3,395 3,053 3,303

Investasi 336 346 365 385 339 352

Ekspor 826 879 951 969.68 810.13 889.60

Impor 1,666 1,731 1,799 1,841 1,466 1,783

PDRB 2,653 2,809 2,942 3,023 2,783 2,943

20092008

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

| Kajian Ekonomi Regional NTT 13

Page 14: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

seharusnya menjadi pendukung sustainable growth justru menurun

akselerasinya.

Grafik 1.2 Struktur PDRB Sisi Permintaan Tw II-09

Grafik 1.3 Komposisi PDRB Sisi Permintaan Tw II-09

Sumber : Proyeksi BI Sumber : Proyeksi BI

1. Konsumsi

Kinerja konsumsi mulai menunjukan peningkatan. Pada triwulan II -

2009 diperkirakan kegiatan konsumsi masyarakat NTT, swasta, maupun

pemerintah secara total tumbuh 5,53%;yoy. Membaiknya laju pertumbuhan

konsumsi tidak terlepas dari dampak kenaikan harga BBM tahun lalu yang

membuat aktivitas konsumsi saat itu mengalami tekanan cukup berat, sehingga

hanya tumbuh 3,06%. Dorongan kegiatan konsumsi yang utama pada periode

triwulan II diperkirakan sebagian besar merupakan dampak kenaikan gaji PNS

yang dibayarkan pada bulan April lalu. kemudian, pengaruh kegiatan pemilu

legislatif maupun presiden yang diperkirakan menghabiskan biaya yang besar

tentunya ikut memberikan stimulus, meskipun relatif bersifat sementara.

Grafik 1.4 Perkembangan Konsumsi

Sumber : PT PLN Wilayah NTT Sumber : SPE KBI Kupang

Grafik 1.5 Konsumsi Listrik Rumah Tangga

| Kajian Ekonomi Regional NTT 14

Page 15: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Peningkatan kinerja konsumsi tercermin dari berbagai indikator

makro NTT. Indeks penjualan rill dari pedagang eceran di Kota Kupang untuk

pakaian terus mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2009. Hal tersebut

menunjukan pemulihan daya beli terus mengalami perkembangan positif,

sejalan dengan penurunan tekanan inflasi. Peningkatan konsumsi listrik maupun

jumlah pelanggan menunjukan terjadinya penambahan jumlah unit rumah yang

ada di NTT hal tersebut tentunya menjadi indikator bagi perbaikan kemampuan

masyarakat secara menyeluruh. Kemudian volume barang yang masuk melalui

pelabuhan Tenau Kupang juga mengindikasikan kondisi serupa. Belum lagi,

dukungan dari segi pembiayaan perbankan untuk keperluan konsumtif yang

sampai dengan akhir bulan Juni masih terus tumbuh positif meskipun cenderung

melambat.

Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi

Sumber : Bank indonesia Kupang

Grafik 1.6 Arus Bongkar Pelabuahan Tenau

Sumber : Pelindo

2. Investasi

Pertumbuhan kinerja investasi NTT relatif belum menunjukan

perkembangan signifikan. Pada triwulan laporan pertumbuhan investasi di

NTT cenderung mengalami penurunan jika melihat pertumbuhan tahun 2008

untuk periode yang sama. Investasi pada triwulan II-2009 diperkirakan tumbuh

1,63%;yoy , lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 8,65%.

Peningkatan kegiatan investasi pada triwulan II tercermin dari peningkatan

penjualan seluruh bahan konstruksi untuk penjualan eceran di Kota Kupang.

Bahkan penjualan semen di NTT mengalami lonjakan signifikan jika melihat

konsumsi tahun sebelumnya. Hal ini menandakan kegiatan investasi di NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 15

Page 16: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

umumnya direalisasikan dalam bentuk bangunan fisik. Demikian pula dukungan

dari sisi perbankan dalam membiayai investasi sepanjang tahun 2009 juga tetap

tumbuh positif, meskipun proporsinya relatif kecil.

Sampai triwulan II-2009 tren pertumbuhan investasi Investasi yang

dilakukan oleh sektor swasta masih perlu ditingkatkan. Sepanjang tahun

2008, pihak BKPMD Provinsi NTT telah mengeluarkan 10 (sepuluh) surat

persetujuan untuk melakukan investasi. Dari 10 perusahaan tersebut, terdiri atas

9 perusahaan merupakan perusahaan PMA dan 1 PMDN. Adapun bidang

investasi yang dilirik adalah pertambangan, pertanian dan perkebunan

(Jatropha, palawija), serta budidaya ikan laut. Namun demikian sampai dengan

saat ini praktis baru 1 perusahaan, yaitu PT. Manhattan Capital Jakarta yang

telah melakukan realisasi investasi.

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Sumber : SPE KBI Kupang

Grafik 1.9 Penjualan Bahan KonstruksiGrafik 1.8 Perkembangan Investasi

Faktor keterbatasan infrastruktur maupun dan aspek kepastian

hukum diperkirakan menjadi penghambat laju investasi, khususnya oleh

swasta. Sebagai ilustrasi, jaminan ketersediaan jaringan listrik di seluruh wilayah

NTT masih belum maksimal. Masih banyak wilayah NTT yang belum menikmati

listrik tanpa putus atau sesuai kebutuhan. Padahal perannya sangat vital dalam

mendukung aktivitas ekonomi terutama sektor industri. Hal tersebut pada

akhirnya berdampak kepada biaya operasional yang umumnya dialokasikan

paling besar untuk keperluan energi. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi

daerah, tingkat kepastian hukum di NTT masih perlu diperbaiki karena masih

| Kajian Ekonomi Regional NTT 16

Page 17: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

kentalnya pengaruh adat dan budaya. Pengembangan sistem pelayanan satu

atap (one stop service) sampai saat ini kegiatannya masih jauh dari harapan.

3. Net Ekspor

Defisit Neraca perdagangan provinsi NTT yang direfleksikan

melalui PDRB ekspor dan PDRB impor terus mengalami peningkatan.

Tingginya tingkat konsumsi masyarakat NTT yang tidak diimbangi dengan

kemampuan ekspor, mengakibatkan nilai net ekspor PDRB Provinsi NTT selalu

negatif, dan bahkan cenderung meningkat. Tingginya tingkat impor barang

konsumsi di NTT disebabkan karena sebagian besar kebutuhan konsumsi

masyarakat NTT didatangkan dari Pulau Jawa, Bali, maupun Sulawesi (Makasar).

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : ASI

Grafik 1.12 Perkembangan Ekspor-Impor Grafik 1.13 Perkembangan Arus Barang Pelabuhan

Sumber : Pelindo Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Grafik 1.11 Konsumsi Semen

| Kajian Ekonomi Regional NTT 17

Page 18: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Sementara itu kinerja ekspor NTT masih relatif hanya bergantung

pada komoditi-komoditi pertanian dimana bentuk packaging masih dalam

bahan mentah, meski saat ini sudah beberapa kali dilakukan pengiriman

Mangan namun belum mampu mengimbangi volume impor yang sangat

dominan. Belum lagi sebagian besar ekspor NTT ke luar negeri umumnya

diantarpulaukan terlebih dulu menuju Surabaya atau Jakarta, sehingga bila

melihat struktur ekspor NTT, komposisi ekspor antarpulau sangat mendominasi.

Demikian pula jika melihat tren perkembangan arus bongkar muat yang terjadi

di pelabuhan Tenau dalam beberapa tahun terakhir.

Jumlah barang yang diangkut dari Pelabuhan Tenau jauh dibawah

jumlah barang yang datang. Hal ini sangat menggambarkan bahwa Provinsi

NTT sangat bergantung kepada suplai barang dari daerah lain, terutama untuk

barang-barang konsumtif. Pada triwulan II-2009 angka PDRB net ekspor NTT

mencapai minus Rp 893,61 miliar. Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang mencapai minus Rp 852,02 miliar.

Hal ini terjadi dikarenakan akselerasi pertumbuhan impor yang lebih

mendominasi sejalan dengan peningkatan konsumsi, jika dibandingkan

akselerasi ekspor.

Sumber : DSM BI Sumber : DSM BI

Grafik 1.14 Ekspor NTT per Benua Grafik 1.15 Ekspor NTT di Asia

Jika melihat komposisi negara tujuan ekspor NTT dalam beberapa

tahun terakhir, didominasi oleh negara-negara Asia dan Zona Australia.

Khusus sampai semester I-2009 apabila dilihat lebih detail, negara importir

terbesar untuk barang-barang asal NTT adalah Cina. Dari 24,94 ribu ton ekspor

| Kajian Ekonomi Regional NTT 18

Page 19: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

barang NTT, 97,31% ditujukan ke Cina. Perkembangan ekspor NTT ke Cina

menunjukan tren positif sejak tahun 2000. Terutama sejak dilakukan penelitian

mengenai kandungan logam Mangan di wilayah NTT. Komoditi ekspor NTT yang

selalu rutin dihasilkan adalah rumput laut dan ikan, dimana masing-masing

ditujukan kepada negara Cina dan Jepang. Pada tahun 2008 terjadi penurunan

ekspor untuk kedua komoditi tersebut. Penurunan tersebut diindikasikan

sebagai salah satu dampak melemahnya kondisi ekonomi dunia saat ini (BOKS).

Melemahnya aktivitas ekonomi negara-negara tujuan ekspor mengakibatkan

turunnya permintaan komoditi tersebut. Namun seiring dengan membaiknya

ekspektasi terhadap perbaikan ekonomi dunia saat ini, tren pertumbuhan ekspor

NTT juga terkena imbasnya. Tercermin dari membaiknya kinerja ekspor

perikanan sampai dengan akhir semester I-2009.

1.2 Sisi Penawaran

Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Perikanan

Sumber : DSM BI

Tabel 1.3 Pertumbuhan PDRB Sektoral

I II III IV I II**Pertanian 6.57% 6.93% 5.33% -1.86% 0.36% 2.50%

Pertambangan 10.05% 9.73% 4.60% -5.36% 0.48% 1.19%

Industri Pengolah 2.03% 2.84% 0.23% -4.41% -4.16% 0.30%

Listrik,Gas dan Ai 4.50% 3.25% 3.08% 3.33% 8.67% 8.73%

Bangunan (konst 10.28% 8.65% 0.85% -5.31% -1.62% 3.03%

Perdagangan & H 6.40% 3.71% 6.43% 5.06% 6.55% 5.98%

Transportasi & Ko 9.31% 8.92% 8.31% 3.73% 7.24% 8.33%

Keuangan dan Pe 9.13% 0.75% 0.31% 2.56% 3.85% 3.10%

Jasa-jasa 1.60% 2.42% 6.63% 11.84% 14.70% 8.02%

PDRB 5.91% 5.34% 5.46% 2.77% 4.89% 4.76%

20092008Sektoral

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

| Kajian Ekonomi Regional NTT 19

Page 20: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Dominasi sektor unggulan relatif belum mengalami perubahan.

Tiga sektor utama yang menjadi penggerak roda ekonomi NTT, yaitu : sektor

pertanian, sektor jasa-jasa dan, sektor perdagangan, hotel & restoran pada

triwulan II-2009 diperkirakan tetap tumbuh positif. Sektor-sektor tersebut secara

total menyumbang lebih dari 80% angka PDRB pada triwulan II-2009.

Pertumbuhan ekonomi NTT tahun sebesar 4,76%;yoy sebagian besar ditopang

oleh kinerja sektor jasa dan pertanian, dimana menyumbang hingga 2,82%.

Grafik 1.17 Struktur PDRB Sektoral

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Grafik 1.18 Sumbangan PDRB Sektoral

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

1. Pertanian

Sektor pertanian sebagai prime mover perekonomian NTT pada

triwulan II-2009 diindikasikan mengalami ekspansi sebesar 2,50%;yoy.

Laju pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan didorong oleh kinerja subsektor

tanaman pangan sebagai kontributor paling dominan, yang mencapai puncak

masa panen untuk periode musim tanam akhir 2008 pada bulan April lalu.

Produksi komoditi tanaman pangan (padi) diperkirakan mengalami peningkatan.

Berdasarkan angka ramalan (ARAM) oleh BPS Provinsi NTT. Produksi padi sawah

akan mengalami peningkatan 30,37% dibandingkan tahun 2008 untuk periode

masa panen Januari-April. Peningkatan produksi tersebut selain dikarenakan

adanya pertumbuhan luas panen, juga disebabkan oleh peningkatan

produktivitas lahan.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 20

Page 21: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Grafik 1.20 PDRB Pertanian Grafik 1.19 Produksi Padi Sawah NTT

Kinerja sektor pertanian NTT masih bisa lebih dioptimalkan.

Kemampuan sumber daya manusia NTT (khususnya petani) dalam mengelola

sektor pertanian juga masih relatif rendah. Sebagian dari mereka masih

menggunakan teknologi tradisional dalam menjalankan usaha tani, seperti :

mengolah tanah dengan sistem tebas bakar, menggunakan bibit lokal, jarang

atau bahkan tidak mengunakan pupuk/pestisida, mengunakan pola tanam

campuran yang tidak beraturan. Bahkan kebun-kebun ada yang tidak dipagar

sehingga hewan liar bebas keluar merusak tanaman. Kondisi tersebut

sebenarnya telah mengurangi produktivitas lahan yang ada. selain itu mengingat

tingkat ketergantungannya terhadap kondisi curah hujan relatif sangat tinggi,

maka timing penyaluran saprodi (benih atau obat-obatan) ke petani, serta

keterediaan pupuk harus selalu terjamin terutama saat masa tanam sudah mulai

tiba.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 21

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Grafik 1.21 Pengiriman Ternak dan Ikan

Sumber : Pelindo

Grafik 1.22 Kredit Sektor Pertanian

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Page 22: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Selain subsektor tanaman pangan, dukungan sektor pertanian

juga berasal dari subsektor peternakan dan perikanan. Provinsi NTT

merupakan salah satu penyuplai hewan ternak guna mencukupi kebutuhan

nasional, bahkan untuk komoditi perikanan (ikan dan rumput laut) telah

diekspor ke Cina dan Jepang. Belum optimalnya kinerja sektor pertanian juga

terlihat dari porsi pembiayaan perbankan di NTT yang tidak lebih dari 1,5% yang

ditujukan untuk sektor ini. Sementara di sisi lain, kendala permodalan menjadi

salah satu hambatan perkembangan sektor pertanian.

2. Pertambangan

Grafik 1.23 PDRB Sektor Pertambangan Grafik 1.24 Kredit Sektor Pertambangan

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Sektor pertambangan pada triwulan II-2009 tumbuh 1,19%;y-o-y.

Sebagian besar aktivitas pertamabangan di NTT cenderung didominasi oleh

penamabangan batu-batuan. Peningkatan aktivitas pembangunan infrastruktur,

khususnya jalan akan mendorong peningkatan kegiatan penambangan batu,

pasir ataupun kapur di NTT. Saat ini di wilayah Provinsi NTT sedang dilakukan

kajian di beberapa titik yang diperkirakan terdapat kandungan Mangan yang

berlokasi di Kab Manggarai. Hasil sampling logam mangan tersebut telah

diekspor ke Cina oleh PT Arumbai Mangabekti dan PT Prima Mining Manganese

untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Bahkan yang terakhir Merukh Enterprises

Corporation sebuah perusahaan swasta nasional yang berusaha di bidang energi

dan sumber daya mineral telah melakukan eksplorasi di kep Nusa Tenggara dan

Kepulauan Wetar dengan dana internal $125 juta dan dana asing $335 juta

| Kajian Ekonomi Regional NTT 22

Page 23: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

menyampaikan, bahwa berdasarkan hasil eksplorasi tersebut, di wilayah

kepulauan NTT ditemukan :

1. Biji besi di Pulau Sumba sebesar 240 miliar to dengan kadar Fe 80%,

umumnya 60-66%

2. Batubara 6200-7400 kilokalori dengan cadangan 5 miliar ton

3. 6,6 triliun pound copper metal dan emas sebagai mineral pengikut ± 2

miliar/try ons

Untuk tahap eksploitasi, dijadwalkan mulai tahun 2010 akan diproduksi 30 juta

ton batubara base on coal offtake contract dengan Cina dan India

3. Industri Pengolahan

Tekanan terhadap kinerja sektor industri NTT pada awal tahun

2009, mulai menunjukan pemulihan. Sejak berhentinya operasional produksi

PT. Semen Kupang yang merupakan industri terbesar di Provinsi NTT praktis

industri di NTT sebagian besar masih berskala menengah ke bawah, sehingga

laju pertumbuhannya cenderung lebih lambat. Selain itu hasil pertanian di NTT,

baik yang diperdagangkan (diekspor) maupun untuk konsumsi lokal sebagian

besar masih dalam bentuk bahan mentah. Sehingga belum ada pengolahan dala

bentuk bahan setengah jadi masih belum optimal. Kondisi tersebut

mengakibatkan Provinsi NTT kehilangan potensi untuk mendapatkan value

added, karena dinikmati oleh daerah lain.

Pada triwulan II-2009, sektor industri mengalami tumbuh relatif

rendah dengan 0,30%;yoy. Kondisi tersebut relatif lebih baik dibandingkan

triwulan I yang mengalami kontraksi. Namun demikian, masih dibawah

pertumbuhan tahun lalu, mengingat PT. Semen Kupang berhenti beroperasi

pada bulan April 2008. Lambatnya perkembangan sektor industri bisa

dikarenakan kondisi ketersediaan infrastruktur yang masih terbatas, seperti

halnya permintaan energi listrik yang tidak jarang masih belum bisa dipenuhi

oleh PLN. Lambatnya kinerja perindustrian NTT juga terlihat dari prompt

indicator konsumsi listrik industri yang justru cenderung mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2008 lalu. Lambatnya pertumbuhan industri, juga tercermin

dari pertumbuhan kredit perbankan untuk sektor tersebut yang terus mengalami

penurunan, bahkan pada akhir Juni tercatat mengalami kontraksi.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 23

Page 24: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

4. Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada triwulan laporan tumbuh cukup

baik dengan 11,76% ; y-o-y. Pertumbuhan pada triwulan laporan relatif lebih

tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor ini secara

keseluruhan sangat bergantung kepada kinerja subsektor listrik. Peningkatan

konsumsi dan jumlah listrik yang signifikan memasuki awal tahun 2009,

terutama untuk konsumsi rumah tangga dan sektor bisnis.

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : PLN Wilayah NTT

Grafik 1.28 Jumlah Pelanggan & Konsumsi Listrik

Grafik 1.26 Konsumsi Listrik Sektor Industri

Sumber : PLN Wil NTT

Grafik 1.27 PDRB Triwulanan

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Grafik 1.25 Kredit Sektor Industri

5. Bangunan

Pertumbuhan sektor bangunan cenderung melambat. Sebagian

besar aktivitas pembangunan di NTT, merupakan bagian dari program kerja

pemerintah, sehingga sangat berhubungan dengan struktur alokasi belanja

| Kajian Ekonomi Regional NTT 24

Page 25: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

APBD. Pada tahun 2009, alokasi belanja modal justru mengalami penuruan, hal

ini diperkirakan ikut berdampak kepada kinerja sektor bangunan. Pada triwulan

II-2009, sektor bangunan tumbuh 3,03% ; y-o-y. Pertumbuhan sektor ini juga

ditunjukan dengan meningkatnya konsumsi semen di Provinsi NTT serta tren

penjualan bahan konstruksi di Kota Kupang. Melambatnya pertumbuhan kinerja

sektor bangunan ikut berdampak terhadap pertumbuhan pembiayaan kredit

konstruksi sepanjang tahun 2009.

Grafik 1.30 Kredit Sektor Konstruksi Grafik 1.29 Perkembangan Konsumsi Semen

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : ASI

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Performance sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR)

tumbuh relatif lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Membaiknya

peningkatan aktivitas konsumsi juga direspon melalui ekspansi sektor PHR.

Dengan dominasi subsektor perdagangan sebagai penggerak sektor PHR, praktis

kinerja sektor ini sangat mengandalkan kinerja konsumsi. Pertumbuhan sektor

PHR tercermin dari meningkatnya jumlah maupun pelanggan listrik bisnis di NTT.

Demikian pula dengan perkembangan indeks penjualan riil yang trennya terus

membaik sepanjang tahun 2009, setelah mengalami tekanan akibat kenaikan

harga BBM pada tahun 2008 lalu. Dari segi pembiayaan, dukungan perbankan

terhadap sektor PHR juga ditunjukan dengan pertumbuhan kredit sektor

perdagangan yang mencapai 26,26%. Beberapa indikator diatas sejalan dengan

peningkatan angka PDRB yang diperkirakan mencapai 5,98% ; yoy pada

triwulan II-2009.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 25

Page 26: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Grafik 1.32 Konsumsi Listrik Bisnis

Sumber : PLN Wilayah NTT Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 1.31 Kredit Sektor PHR

7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor transportasi dan komunikasi pada triwulan II-2009

mengalami pertumbuhan sebesar 8,33% (y-o-y). Tumbuhnya sektor

angkutan dan komunikasi didorong oleh subsektor angkutan, maupun

subsektor komunikasi. Peningkatan aktivitas sektor transportasi salah satunya

dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi

di NTT setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2009 maskapai penerbangan

Garuda Indonesia telah resmi membuka jalur penerbangan dengan rute

Kupang-Denpasar-Jakarta. Rute penerbangan ini mulai diberlakukan pada

tanggal 1 Mei 2009. Pembukaan rute baru ini diharapkan dapat semakin

mempermudah akses transportasi ke NTT, terutama bagi wisatawan baik

mancanegara maupun domestik yang berminat untuk menjadikan provinsi NTT

sebagai satu tujuan wisata.

Grafik 1.34 Jumlah Penumpang Laut

Sumber : Pelindo diolah

Grafik 1.33 PDRB Sektor Angk & Kom

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

| Kajian Ekonomi Regional NTT 26

Page 27: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Selain transportasi udara, kondisi geografis NTT yang merupakan kepulauan,

jalur transportasi laut juga memega peranan penting. Bagi sebagian masyarakat

transportasi laut masih tetap menjadi alternatif pilihan, meskipun trennya

cenderung menurun. Hal tersebut terlihat dari tren jumlah penumpang kapal di

pelabuhan Tenau Kupang.

8. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

Laju pertumbuhan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan

diperkirakan relatif meningkat. Pada triwulan II-2009, sektor ini tumbuh

sebesar 3,10%;yoy, sementara tahun lalu tumbuh relatif lebih rendah dengan

0,75%;yoy. Dari sisi struktur PDRB sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan,

subsektor perbankan memberikan peranan paling tinggi, sehingga kinerja sektor

ini praktis sangat bergantung pada kinerja perbankan di NTT. Selama triwulan II-

2009 kinerja perbankan NTT cukup positif. Hal tersebut tercermin dari

meningkatnya aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) jika dibandingkan

dengan periode sama tahun sebelumnya. Demikian pula jika dilihat dari segi

fungsinya sebagai lembaga intermediasi, dengan tetap memperhatikan kualitas

penyaluran kredit yang terkendali. Secara umum kondisi krisis keuangan global

belum berdampak pada kinerja perbankan di provinsi NTT.

Tabel 1.5 Perkembangan Indikator Perbankan

indikator

utama I II III IV I II

Aset (miliar) 8.318,80 8.546,12 9.533,02 9.941,95 9.610,96 10.321,05

y-o-y aset 10,85% 8,26% 13,39% 16,74% 15,53% 20,77%

Kredit (miliar) 4.293,58 4.814,82 5.238,52 5.404,28 5.524,35 6.059,12

y-o-y kredit 30,20% 30,58% 30,68% 28,58% 28,67% 25,84%

DPK (miliar) 7.162,46 7.437,54 7.887,35 8.004,80 8.268,80 8.823,98

y-o-y DPK 7,48% 7,28% 10,45% 9,71% 15,45% 18,64%

LDR 59,95% 64,74% 66,42% 67,51% 66,81% 68,67%

NPL 1,79% 1,62% 1,64% 1,39% 1,61% 1,73%

2008 2009

Sumber : KBI Kupang

9. Sektor Jasa-jasa

Kinerja sektor jasa pada triwulan II-2009, relatif lebih baik

dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan selama triwulan II-2009 diperkirakan

mencapai 8,02%;yoy, sementara pada triwulan yang sama tahun 2008 sektor

jasa hanya tumbuh 2,42%. Sektor jasa merupakan salah satu penggerak utama

| Kajian Ekonomi Regional NTT 27

Page 28: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

yang mendukung kinerja perekonomian NTT. Kontribusinya terhadap

pembentukan PDRB triwulan II-2009 mencapai 23,20%%. Bahkan,

perkembangannya dari waktu ke waktu cenderung mengalami peningkatan.

Perkembangan sektor jasa juga tercermin dari pembiayaan perbankan di NTT

untuk tersebut.

Grafik 1.36 Kredit Sektor Jasa

Grafik 1.35 PDRB Sektor Jasa

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Ket ; **) Proyeksi BI

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 28

Page 29: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 29

DAMPAK KRISIS TERHADAP KINERJA UMKM NTT

Krisis global telah berimbas terhadap perekonomian dunia, termasuk

Indonesia. Imbas tersebut akhir-akhir ini semakin dirasakan baik melalui pasar

barang dan pasar uang (pasar modal dan perbankan). Di pasar barang,

indikasinya terlihat dari adanya pembatalan kontrak ekspor, penundaan

pengiriman barang dan kelancaran pembayaran yang sebagian terganggu,

khususnya dalam rangka ekspor. Ekspor daerah juga diperkirakan terkena

dampaknya mengingat ekspor nasional disumbang oleh ekspor komoditas dari

daerah. Guna mengetahui pengaruh krisis global terhadap kinerja

perekonomian provinsi NTT, maka dilakukan quick survey terhadap pelaku usaha

di Kota Kupang. Survei dilakukan dengan metode purposive sampling

berdasarkan share masing-masing sektor terhadap PDRB.

Berdasarkan hasil survei

tersebut, menunjukkan bahwa

sebanyak 66,67% responden

menyatakan tidak terpengaruh

terhadap gejolak krisis global.

Sisanya sebesar 33,33%

menyatakan bahwa penurunan

kinerja usaha mereka

merupakan pengaruh krisis

keuangan global. Dari jumlah

tersebut, sebanyak 62,50% adalah pelaku usaha yang bergerak di sektor

pertanian, dimana hasil produk akhir yang diperdagangkan adalah komoditas

yang berorientasi ekspor. Pengaruh krisis global terhadap kinerja sektor

pertanian ditransmisikan lewat penurunan permintaan dan harga jual komoditas

ekspor, tercermin dari menurunnya share nilai ekspor NTT terhadap PDRB

dibandingkan periode sebelum krisis.

Penurunan share ekspor dalam PDRB tidak signifikan berpengaruh

terhadap kinerja perekonomian Provinsi NTT, diindikasikan dengan

pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 yang masih meningkat sebesar

4,8%. Peningkatan tersebut didorong oleh tren peningkatan konsumsi baik

rumah tangga maupun swasta. Salah satu indikator peningkatan konsumsi di

BOKS. 1

Sumber : Data Primer

Persepsi Dampak Krisis terhadap UMKM

Page 30: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Provinsi NTT adalah meningkatnya arus bongkar muat di Pelabuhan Tenau yang

merupakan pusat keluar dan masuknya barang ke Provinsi NTT, khususnya Kota

Kupang.

Aktivitas bongkar barang di Pelabuhan Tenau Kupang sampai dengan

triwulan II-2009, mencatatkan volume sebesar 240.083 ton atau mencapai

46,11% dari total volume bongkar tahun 2008. Diproyeksi, sampai dengan

akhir tahun 2009, volume bongkar bernilai sama bahkan melampaui posisi

tahun 2008. Hal tersebut didukung oleh faktor cyclical aktivitas pengangkutan

yang mencapai puncak pada triwulan III dan triwulan IV dimana terdapat 2 (dua)

hari raya keagamaan yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat dan

secara langsung berdampak pada peningkatan permintaan.

Selain arus barang, peningkatan aktivitas perekonomian provinsi NTT

juga terlihat dari tren peningkatan arus peti kemas yang cukup signifikan dari

tahun ke tahun. Pada triwulan II-2009, kinerja peti kemas mencapai 55,83%

dari total aktivitas peti kemas tahun 2008. Diperkirakan sampai dengan akhir

tahun arus peti kemas jauh diatas tahun 2008, terkait dengan tren

pengangkutan yang mulai beralih dari kapal barang menjadi kapal peti kemas.

Dari indikator tersebut diatas, terlihat bahwa aktivitas perekonomian

tidak mengalami penurunan, bahkan cenderung meningkat dibandingkan

dengan periode sebelum krisis terjadi. Oleh karena itu, secara umum krisis

ekonomi belum berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perekonomian

Provinsi NTT. Minimnya pengaruh krisis global terhadap aktivitas perekonomian

provinsi NTT disebabkan pola konsumsi di Provinsi NTT didominasi oleh

| Kajian Ekonomi Regional NTT 30

Sumber : Pelindo Kupang Sumber : Pelindo Kupang

Page 31: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

konsumsi lokal (local consumption). Terlihat dari struktur perekonomian NTT

yang memiliki ketergantungan tinggi dari daerah lain untuk memenuhi

kebutuhan masyarakatnya.

konsumsi lokal (local consumption). Terlihat dari struktur perekonomian NTT

yang memiliki ketergantungan tinggi dari daerah lain untuk memenuhi

kebutuhan masyarakatnya.

Triwulan II - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 31

| Kajian Ekonomi Regional NTT 31

Page 32: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

BBB AAA BBB III III

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII

2.1 Kondisi Umum

Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi NTT

Tekanan inflasi pada akhir triwulan II-2009 menunjukan

perkembangan positif. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi

penurunan yang cukup signifikan. Terlebih jika melihat posisi yang sama tahun

2008 lalu. Di Provinsi NTT terdapat dua kota yang ikut memberikan kontribusi

terhadap pembentukan angka inflasi nasional. Selain Kupang, sejak tahun 2008

Maumere ibukota Kabupaten Sikka ikut diperhitungkan dengan bobot terhadap

inflasi nasional sebesar 0,09%. Kemudian jika melihat kontribusinya terhadap

pembentukan inflasi di NTT, Maumere menyumbang 15,5%. Hal ini

menunjukan bahwa tingkat inflasi di NTT secara keseluruhan lebih dipengaruhi

oleh pergerakan inflasi di Kota Kupang.

Secara tahunan tren inflasi di NTT cenderung turun, menjadi 3,9%

dari 8,9% pada triwulan I-2009. Tren penurunan inflasi tersebut, terjadi baik

di Kota Kupang maupun di Maumere. Jika melihat pergerakan inflasi bulanan,

tren penurunan tekanan inflasi di NTT secara keseluruhan mulai terjadi saat

memasuki bulan Mei. Dari sisi eksternal, sentimen positif apresiasi nilai tukar

rupiah terhadap dollar Amerika diperkirakan ikut menurunkan tekanan inflasi

I II III IV I IIyear on year

NTT 6.5% 11.7% 12.4% 11.7% 8.9% 3.9%Kupang 6.3% 10.6% 10.4% 10.9% 8.4% 3.6%Maumere 7.9% 17.3% 22.9% 16.2% 11.7% 5.6%

month to monthNTT 1.3% 2.3% 0.6% 0.7% 0.1% 0.2%Kupang 0.9% 2.3% 0.3% 1.1% 0.4% 0.5%Maumere 3.6% 2.2% 1.9% -1.5% -1.3% -1.2%

year to dateNTT 3.4% 8.8% 10.4% 11.7% 0.8% 1.2%Kupang 3.2% 8.3% 8.8% 10.9% 0.8% 1.2%Maumere 4.4% 11.6% 19.1% 16.2% 0.4% 1.5%

2008 2009flasiIn

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 32

Page 33: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

yang bersumber dari imported inflation. Sementara dari sisi internal, hambatan

dari sisi distribusi sudah mulai kembali normal yang didukung oleh penurunan

harga BBM di awal tahun. Kemudian penyebab lain yang ikut mendukung

bersumber dari berkurangnya dampak kenaikan IHK akibat kenaikan harga BBM

tahun 2008 lalu (base effect).

Pelaksanaan even berskala nasional, pemilu legislatif maupun

presiden relatif tidak memberikan tekanan signifikan. Belanja pemerintah

untuk mendukung pelaksanaan pemilu yang diperkirakan akan mendongkrak

aktivitas konsumsi dalam jangka pendek (shock short term) ternyata tidak

direspon dengan peningkatan harga. Meski tren volume penjualan eceran di

Kota Kupang cenderung meningkat selama triwulan II (Sumber : SPE KBI

Kupang) dukungan dari sisi suplai yang relatif lancar cukup mampu meredam

fluktuasi harga. Sumber tekanan inflasi tahunan NTT masih bersumber dari

kelompok makanan, baik bahan makanan maupun makanan jadi dimana

masing-masing mengalami inflasi sebesar 8,3% dan 12,1%. Sementara

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi NTT

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.2 Inflasi NTT yoy

I II III IV I IIUMUM 6.5% 11.7% 12.4% 11.7% 8.9% 3.9%BAHAN MAKANAN 8.8% 16.3% 15.1% 12.4% 10.8% 8.3%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 7.6% 8.9% 9.7% 12.8% 14.2% 12.1%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 7.8% 16.0% 17.3% 18.6% 12.5% 3.0%SANDANG 5.2% 7.8% 6.9% 4.3% 6.5% 3.3%KESEHATAN 2.2% 4.2% 6.9% 8.0% 5.8% 5.1%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 5.5% 6.0% 3.5% 2.3% 2.6% 2.8%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 1.4% 3.9% 7.3% 4.5% -1.2% -7.6%

KOMODITI 2008 2009

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 33

Page 34: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

sentimen positif terjadi pada kelompok perumahan yang cenderung menurun

dengan 3,0% dan kelompok transportasi yang mengalami deflasi 7,6%.

Sampai dengan akhir triwulan II-2009, inflasi NTT tercatat sebesar

1,2%;ytd. Kondisi tersebut tentunya jauh dibawah kondisi tahun 2008 lalu.

Selama tahun 2009, sumber tekanan berasal dari kelompok yang sama dengan

inflasi tahunan, yaitu bahan makanan dan makanan jadi. Sedangkan sentimen

positif juga berasal dari kelompok perumahan dan transportasi, dimana kedua

kelompok tersebut mengalami deflasi. Deflasi pada kelompok perumahan

disebabkan oleh penurunan rata-rata tarif biaya sewa rumah. Sedangkan

penurunan biaya transportasi diperkirakan sangat terkait dengan penuruanan

harga BBM awal tahun 2009 lalu.

Jika dibandingkan dengan pergerakan inflasi nasional, tingkat

inflasi NTT relatif masih lebih tinggi. Pada triwulan II-2009, inflasi tahunan

nasional tercatat sebesar 3,7%. Namun demikian, tren pergerakan inflasi NTT

masih sejalan dengan inflasi secara Nasional. Hal ini dikarenakan tingkat

Tabel 2.3 Inflasi NTT ytd

I II III IV I IIUMUM 3.4% 8.8% 10.4% 11.7% 0.8% 1.2%BAHAN MAKANAN 5.9% 10.6% 10.0% 12.4% 4.4% 6.5%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 2.5% 5.3% 8.6% 12.8% 3.8% 4.6%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 5.8% 14.2% 15.7% 18.6% 0.3% -0.9%SANDANG 0.4% 3.0% 3.9% 4.3% 2.5% 2.0%KESEHATAN 1.6% 3.5% 6.8% 8.0% -0.5% 0.8%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.0% 0.7% 1.9% 2.3% 0.3% 1.3%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K -1.8% 5.5% 8.4% 4.5% -7.1% -6.7%

KOMODITI 2008 2009

Sumber : BPS diolah

Grafik 2.2 Inflasi NTT vs Nasional

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 34

Page 35: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

ketergantungan NTT terhadap pasokan barang daerah lain (IRIO 2000) yang

notabene memiliki kontribusi cukup dominan pada pembentukan inflasi

nasional, yaitu Surabaya.

2.2 Inflasi Kota Kupang

Pembentuk inflasi di Kota Kupang relatif tidak mengalami

perubahan. Pada dasarnya tingkat inflasi di Kota Kupang sangat dikendalikan

oleh : [1] kemompok bahan makanan; [2] makanan, minuman, rokok dan

tembakau; [3] kelompok perumahan. Adapun tiga kelompok tersebut

menyumbang hingga 70% dari total nilai konsumsi. Hal ini mengakibatkan

pergerakan indeks harga konsumen (IHK) pada ketiga kelompok tersebut akan

sangat berpengaruh terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

Pada triwulan II inflasi tahunan Kota Kupang tercatat sebesar

3,6%. Kondisi tersebut jauh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 8,4%. Tren penurunan laju inflasi terus berlangsung sepanjang tahun

2009. Namun demikian, bila melihat lebih jauh lagi tekanan pada kelompok

bahan makanan, dan kelompok minuman, rokok dan tembakau, masih cukup

dominan, dimana masing-masing mengalami inflasi sebesar 8,2% dan 13,7%.

Di kelompok makanan, inflasi paling tinggi terjadi pada sub kelompok buah-

buahan, daging serta ikan segar, serta subkelompok makanan jadi

Sumber : BPS diolah

Grafik 2.3 Inflasi Kota Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 35

Page 36: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Perlambatan laju inflasi yang cukup dominan terjadi pada

kelompok perumahan, dimana sepanjang tahun 2008 lalu relatif selalu pada

kisaran dua sementara diakhir triwulan II-2009 anjlok menjadi 2,2%. Penurunan

inflasi kelompok perumahan yang disebabkan oleh menurunnya laju inflasi biaya

sewa tempat tinggal. Hal ini cukup berpengaruh besar kepada inflasi Kupang

secara total mengingat kontribusinya yang cukup dominan dalam nilai konsumsi

Kota Kupang. Penyebab lainnya adalah deflasi pada kelompok transportasi

sebesar 8,28% jauh lebih rendah dibandingkan deflasi triwulan sebelumnya

yang tercatat 2,4%. Hal ini diperkirakan masih disebabkan oleh berlanjutnya

second round effect penurunan harga BBM pada awal tahun kemarin yang pada

akhirnya berdampak pada penurunan biaya transportasi.

Inflasi tahun berjalan Kota Kupang hingga akhir triwulan II-2009

relatif sangat rendah dibandingkan tahun 2008. Sampai dengan bulan Juni

2009 inflasi Kota Kupang relatif rendah dengan 1,2% ; ytd. Sumber tekanan

selama tahun 2009 dirasakan paling tinggi oleh kelompok bahan makanan

untuk subkelompok yang relatif sama dengan inflasi tahunan yaitu, buah-

buahan, daging dan ikan segar. Sedangkan tren deflasi tidak hanya terjadi pada

kelompok transportasi namun juga diikuti oleh kelompok perumahan.

Tabel 2.4 Inflasi Kota Kupang yoy 2009

I II III IV I IIUMUM 6.28% 10.63% 10.45% 10.90% 8.38% 3.64%BAHAN MAKANAN 8.38% 15.49% 11.63% 11.34% 10.80% 8.17%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 7.71% 7.54% 9.09% 12.78% 14.70% 13.65%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 7.69% 15.37% 15.98% 18.13% 11.48% 2.15%SANDANG 5.34% 7.20% 6.32% 3.17% 5.83% 3.25%KESEHATAN 1.84% 3.63% 6.44% 7.45% 5.23% 5.03%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 4.27% 4.78% 1.81% 2.12% 2.58% 2.88%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 1.63% 2.62% 5.88% 3.02% -2.40% -8.28%

2008KOMODITI

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.5 Inflasi Kota Kupang ytd

I II III IV I IIUMUM 3.19% 8.28% 8.78% 10.90% 0.85% 1.20%BAHAN MAKANAN 5.61% 10.22% 7.10% 11.34% 5.10% 7.09%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 2.75% 4.52% 7.86% 12.78% 4.51% 5.33%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 5.93% 13.90% 14.63% 18.13% -0.03% -1.51%SANDANG -0.05% 2.00% 2.90% 3.17% 2.52% 2.08%KESEHATAN 1.46% 3.15% 6.29% 7.45% -0.64% 0.83%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA -0.06% 0.67% 1.71% 2.12% 0.39% 1.42%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K -2.28% 4.39% 7.17% 3.02% -7.42% -7.06%

KOMODITI 2008 2009

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 36

Page 37: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

2.3 Inflasi Maumere

Secara umum tingkat inflasi Maumere relatif jauh lebih tinggi

dibandingkan inflasi Kota Kupang. Sama halnya dengan kondisi barang-

barang di Kota Kupang yang sebagian besar didatangkan dari daerah lain,

namun untuk Maumere pelayaran pengangkutan umumnya menggunakan

kapal kecil bukan menggunakan kapal kontainer. Hal tersebut pada dasarnya

mengakibatkan biaya angkut per unit barang menjadi lebih mahal. Semakin

banyak barang yang dimuat maka biaya per unitnya akan menjadi relatif lebih

rendah.

Tren menurunya tekanan inflasi sepanjang tahun 2009, juga

terjadi di Maumere. Sejak memasuki awal triwulan IV 2008, tekanan inflasi

terus cenderung mengalami penurunan. Pada akhir triwulan II-2009, inflasi

tahunan Maumere tercatat sebesar 5,6%. Kondisi tersebut anjlok cukup drastis

jika dibandingkan triwulan I lalu yang mencapai dua digit 11,7%. Base effect

juga terjadi di Maumere, sehingga bisa disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM

tahun lalu relatif memberikan tekanan signifikan terhadap kenaikan harga

secara umum di wilayah NTT.

Sampai dengan triwulan II-2009, kelompok bahan makanan masih

tetap mendapat tekanan paling dominan dengan 8,7%; yoy, kemudian

diikuti oleh kelompok perumahan sebesar 7,3%; yoy. Kemudian sama halnya

dengan yang terjadi di Kota Kupang, penurunan harga BBM ternyata cukup

berpengaruh menekan laju inflasi pada kelompok transportasi yang terkena

Sumber : BPS diolah

Grafik 2.4 Inflasi Maumere

| Kajian Ekonomi Regional NTT 37

Page 38: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

dampak paling pertama sehingga pada triwulan II mengalami deflasi 4,2%;yoy.

Inflasi paling tinggi pada kelompok bahan makanan terjadi pada subkelompok

buah-buahan dan bumbu-bumbuan yang masing-masing mencapai 39,3% dan

29,7%. Sedangkan di kelompok perumahan, inflasi paling tinggi terjadi pada

biaya perlengkapan rumah tangga. Dari kelompok transportasi yang mengalami

deflasi, kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan harga BBM yang berakibat

terhadap turunnya biaya transportasi, jasa pengiriman, dan semua jasa

penunjang transportasi.

Sementara jika dilihat pergerakan inflasi Maumere sepanjang

tahun 2009 kondisinya juga tidak jauh berbeda, dimana tekanannya

cenderung menurun bila dibandingkan tahun 2008 lalu. Selama tahun 2009,

sampai dengan semester I secara keseluruhan inflasi hanya tercatat sebesar

1,5%;ytd. Tren penurun tersebut sudah dimulai sejak triwulan I lalu. Jika

dibadingkan dengan tahun 2008, inflasi tahun berjalan pada semester I telah

mencapai 11,6%. Selama tahun 2009, kembali kelompok bahan makanan

mengalami tekanan paling berat, dimana berakibat terjadi inflasi sebesar 3,2%.

Kemudian disusul kelompok perumahan dengan 2,3%.

Tabel 2.6 Inflasi Maumere yoy

I II III IV I IIUMUM 7.92% 17.31% 22.94% 16.17% 11.73% 5.61%BAHAN MAKANAN 10.99% 21.03% 33.96% 18.37% 10.78% 8.73%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 6.77% 16.46% 13.35% 12.80% 11.44% 3.86%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 8.47% 19.30% 24.44% 21.22% 18.14% 7.32%SANDANG 4.13% 11.13% 10.38% 10.58% 10.24% 3.44%KESEHATAN 3.97% 7.39% 9.54% 10.87% 8.94% 5.57%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 11.98% 12.71% 12.93% 3.05% 2.86% 2.65%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 0.22% 10.67% 14.81% 12.59% 5.62% -4.16%

KOMODITI 2008 2009

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.7 Inflasi Maumere ytd

I II III IV I IIUMUM 4.38% 11.64% 19.08% 16.17% 0.39% 1.49%BAHAN MAKANAN 7.42% 12.40% 26.09% 18.37% 0.53% 3.24%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.20% 9.49% 12.35% 12.80% -0.03% 0.81%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 4.97% 15.52% 21.80% 21.22% 2.31% 2.27%SANDANG 2.99% 8.57% 9.27% 10.58% 2.68% 1.56%KESEHATAN 2.19% 5.60% 9.31% 10.87% 0.41% 0.55%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.28% 0.94% 2.87% 3.05% 0.10% 0.55%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 1.11% 11.69% 15.08% 12.59% -5.16% -4.93%

KOMODITI 2008 2009

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 38

Page 39: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Sama halnya dengan inflasi tahunan, kelompok transportasi tercatat mengalami

deflasi cukup besar dengan 4,9%. Tekanan pada kelompok bahan makanan

paling tinggi terjadi pada buah-buahan dan beras dimana tercatat sebesar 8,5%

dan 8,6%. Sedangkan penyebab deflasi kelompok transportasi relatif sama

dengan yang terjadi di Kota Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 39

Page 40: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

BBB AAA BBB IIIIIIIII

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN

3.1 Kondisi Umum

Kinerja perbankan di Provinsi NTT pada triwulan II-2009 masih

bergerak positif. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan aset, kredit dan

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat bila dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2008. Iklim perekonomian NTT yang kondusif berdampak

pada peningkatan laju pertumbuhan dua indikator kinerja utama perbankan,

yaitu aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Sementara itu, penyaluran kredit

meningkat signifikan bila dibandingkan dengan triwulan I-2008 walaupun

laju pertumbuhannya mengalami perlambatan. Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa krisis keuangan global yang mempengaruhi

stabilitas sistem keuangan secara nasional sampai dengan triwulan II-2009

belum berdampak pada kinerja perbankan di provinsi NTT.

Tabel 3.1 Perkembangan Kinerja Perbankan

indikator

utama I II III IV I II

Aset (miliar) 8.318,80 8.546,12 9.533,02 9.941,95 9.610,96 10.321,05

y-o-y aset 10,85% 8,26% 13,39% 16,74% 15,53% 20,77%

Kredit (miliar) 4.293,58 4.814,82 5.238,52 5.404,28 5.524,35 6.059,12

y-o-y kredit 30,20% 30,58% 30,68% 28,58% 28,67% 25,84%

DPK (miliar) 7.162,46 7.437,54 7.887,35 8.004,80 8.268,80 8.823,98

y-o-y DPK 7,48% 7,28% 10,45% 9,71% 15,45% 18,64%

LDR 59,95% 64,74% 66,42% 67,51% 66,81% 68,67%

NPL 1,79% 1,62% 1,64% 1,39% 1,61% 1,73%

2008 2009

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Penyaluran kredit oleh perbankan provinsi NTT posisi triwulan

II-2009 mengalami peningkatan. Terlihat dari rasio penyaluran kredit

terhadap dana yang dihimpun oleh perbankan (LDR) yang mencapai

68,67% atau meningkat 6,07% dibandingkan dengan posisi triwulan II-

2008. Peningkatan nominal kredit yang disalurkan berdampak pada

performance kredit perbankan, tercermin dari rasio non performing loan

(NPLs) yang relatif meningkat walaupun masih terjaga di level 1,73%. Prinsip

kehati - hatian atau prudential banking dalam penyaluran kredit merupakan

| Kajian Ekonomi Regional NTT 40

Page 41: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

salah satu upaya dalam meminimalkan resiko dalam penyaluran kredit. Selain

itu, penyaluran kredit oleh perbankan NTT yang sebagian besar berupa kredit

konsumsi menjadi salah satu faktor rendahnya rasio NPLs.

3.2 Intermediasi Perbankan

Laju penyerapan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan NTT

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Secara tahunan,

pertumbuhan DPK pada triwulan laporan sebesar 18,64% (y-o-y) atau

mencapai Rp 8.823,98 miliar. Pertumbuhan tersebut merupakan akumulasi

dari peningkatan rekening giro, deposito dan tabungan. Laju penyerapan

dana pada rekening giro dan deposito mengalami peningkatan yang

signifikan yaitu masing - masing sebesar 15,65% dan 21,03% pada triwulan

II-2009 bila dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang hanya sebesar minus

3,77% dan 0,58%. Sementara itu, nominal tabungan juga mengalami

pertumbuhan positif walaupun akselerasinya melambat dibandingkan

dengan triwulan II-2008 dengan nilai sebesar Rp 4.026,5 miliar. Perlambatan

tersebut merupakan dampak tidak langsung (second round effect) dari

kenaikan harga BBM pada tahun 2008 yang menyebabkan tekanan harga-

harga barang yang berakibat pada meningkatnya alokasi dana untuk

konsumsi dan direspon masyarakat dengan menurunkan alokasi saving.

2008 2009

I II III IV I II

DPK (miliar) 7.162,46 7.437,54 7.887,35 8.004,80 8.268,80 8.823,98

y-o-y DPK 7,48% 7,28% 10,45% 9,71% 15,45% 18,64%

Giro 2279,15 2427,78 2554,48 1899,56 2540,89 2807,69

y-o-y 1,69% -3,77% -4,91% -14,82% 11,48% 15,65%

Deposito 1.599,32 1.644,06 1.738,88 1.785,96 1.912,63 1.989,79

y-o-y -3,98% 0,58% 10,71% 16,49% 19,59% 21,03%

Tabungan 3.283,98 3.365,70 3.593,98 4.319,28 3.815,29 4.026,50

y-o-y 19,11% 21,26% 24,62% 22,25% 16,18% 19,63%

DPK

Tabel 3.2 Perkembangan Komponen DPK

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Peningkatan dana pada rekening giro adalah pengaruh dari

peningkatan aktivitas dunia usaha di Provinsi NTT. Terkait dengan

meningkatnya minat investor dalam menanamkan modalnya di provinsi NTT,

diindikasikan dengan peningkatan komposisi rekening giro pihak swasta dari

| Kajian Ekonomi Regional NTT 41

Page 42: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

5,74% pada triwulan II-2009 menjadi 7,26% pada triwulan II-2009. Untuk

memudahkan transaksi kegiatan usahanya, modal tersebut disimpan dalam

bentuk rekening giro. Faktor lainnya adalah peningkatan alokasi dana APBD

provinsi NTT tahun anggaran 2009 dibandingkan dengan tahun anggaran

2008 dimana dana tersebut sebagian besar dialokasikan dalam bentuk

rekening giro. Dana APBD sebagai penggerak utama ekonomi di Provinsi NTT

mempunyai kontribusi sebesar 81,72% pada triwulan laporan atau

meningkat dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang mencapai 76,39%

dari total rekening giro.

Laju pertumbuhan dana pada rekening deposito mengalami

peningkatan yang signifikan pada triwulan II-2009. Tren penurunan BI

rate hingga mencapai 7,0% pada akhir triwulan II-2009 yang direspon oleh

pihak perbankan dengan menurunkan tingkat suku bunga deposito belum

mempengaruhi minat masyarakat provinsi NTT untuk menanamkan dananya

dalam rekening deposito. Krisis keuangan yang menimbulkan iklim

ketidakpastian dalam berinvestasi membuat masyarakat lebih memilih

menempatkan dana pada rekening deposito, yang dinilai lebih aman

dibandingkan produk investasi lain seperti : pasar modal, reksadana,

insurance linked walaupun imbal jasa yang didapatkan cenderung menurun.

Tabungan45,63%

Deposito22,55%

Giro31,82% Pemerintah;

33,51%

Swasta; 4,57%Perorangan;

60,46%

lainnya; 1,46%

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.2 DPK Menurut Golongan Pemilik Grafik 3.1 Komposisi DPK

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan II-2009

relatif sama dibandingkan dengan triwulan II-2008. Struktur DPK masih

didominasi oleh penempatan dana pada rekening tabungan yang

memberikan kontribusi sebesar 45,63% pada triwulan laporan dan relatif

| Kajian Ekonomi Regional NTT 42

Page 43: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

meningkat dibandingkan triwulan II-2008 yang mencapai 45,25%.

Fleksibilitas dan kemudahan dalam bertransaksi khususnya melalui

Automatic Teller Machine (ATM) masih menjadi faktor utama pemilihan

tabungan sebagai sarana penempatan excess liquidity, terkait dengan

komposisi pengguna terbesar pada rekening tabungan adalah rekening milik

perseorangan dengan kontribusi mencapai 95,15% pada triwulan II-2009.

Sejalan dengan hal tersebut, penempatan dana pada rekening deposito yang

meningkat cukup signifikan mendorong peningkatan komposisi deposito

terhadap DPK. Posisi triwulan II-2009, komposisi rekening deposito terhadap

total DPK mencapai 22,55% atau meningkat dibandingkan triwulan yang

sama tahun 2008 dengan komposisi 22,10% dari total DPK. Sementara itu,

penempatan dana pada rekening giro secara nominal mengalami

peningkatan walaupun akselerasinya tidak sebesar dua jenis rekening

lainnya. Hal tersebut mengakibatkan komposisi rekening giro terhadap total

DPK relatif mengalami penurunan dibandingkan posisi triwulan II-2008 yang

mencapai 32,64% menjadi 31,82% pada triwulan laporan.

Komposisi Dana Pihak Ketiga bila ditinjau dari golongan

pemilik relatif belum menunjukkan perubahan yang bersifat

struktural. Secara umum kontribusi masing-masing golongan pemilik tidak

mengalami perubahan yang signifikan. Porsi terbesar dalam menyumbang

total DPK adalah dana milik perseorangan, yang sebagian besar dialokasikan

pada rekening tabungan dan rekening deposito. Komposisi dana milik

perseorangan pada triwulan laporan mencapai 60,46% dari total DPK,

sementara dana milik pemerintah yang sebagian besar ditempatkan pada

rekening giro berkontribusi terhadap pembentukan DPK sebesar 33,61%.

Sementara itu, terjadi peningkatan komposisi dana milik pihak swasta dari

3,69% pada triwulan II-2008 menjadi 4,57% pada triwulan II-2009.

Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan aktivitas dunia usaha di

provinsi NTT yang secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya

aktivitas perputaran modal, baik yang diedarkan maupun yang ditempatkan

di perbankan dalam bentuk giro, tabungan maupun deposito.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 43

Page 44: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

I II III IV I II III IV I II

Perkembangan penyaluran kredit perbankan di NTT pada

triwulan II-2009 masih mengalami pergerakan yang positif. Posisi

outstanding kredit yang telah disalurkan oleh perbankan NTT posisi triwulan

II-2009 mencapai Rp 6,06 triliun atau meningkat signifikan sebesar 25,84%

dibandingkan dengan posisi triwulan II-2008. Walaupun secara tahunan

nominal penyaluran kredit mengalami peningkatan yang signifikan, namun

akselerasinya mengalami perlambatan dibandingkan dengan periode sama

tahun 2008 yang mencapai 30,58% (y-o-y). Kondisi tersebut merupakan

salah satu dampak tidak langsung dari krisis keuangan global yang

ditindaklanjuti Bank Indonesia dengan kebijakan menaikkan tingkat BI-rate

dalam upaya meminimalkan dampak krisis keuangan terhadap perbankan

nasional. Hal tersebut direspon oleh pihak perbankan dengan menaikkan

suku bunga kredit perbankan. Walaupun tingkat BI-rate mengalami

penurunan hingga level 7,0% pada triwulan laporan, transmisi kebijakan

tersebut belum sepenuhnya berjalan lancar. Tingkat suku bunga, khususnya

suku bunga kredit masih bertahan di level 15% - 16%, belum mengalami

penurunan yang signifikan, bahkan untuk kredit konsumsi relatif mengalami

peningkatan suku bunga hingga mencapai level 18,32%. Tingginya suku

bunga kredit konsumsi belum mempengaruhi minat masyarakat NTT untuk

mengambil pinjaman berjenis kredit konsumsi. Hal tersebut diindikasikan

dengan meningkatnya komposisi kredit komposisi yang mencapai 69,24%

dari total kredit yang disalurkan oleh perbankan NTT. Sementara itu, pihak

pengusaha cenderung menahan diri untuk mengambil kredit terkait dengan

tingkat suku bunga kredit modal kerja dinilai terlalu tinggi. Kondisi tersebut

2007 2008 2009Rp

mil

iar

20%

22%

24%

26%

28%

30%

32%

34%nominal y-o-y

Konsumsi 69,24%

Modal kerja 27,44%

Investasi 3,32%

Grafik 3.4 Komposisi Kredit Grafik 3.3 Perkembangan Kredit

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 44

Page 45: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

yang menyebabkan komposisi penyaluran kredit untuk modal kerja

mengalami penurunan hingga mencapai 27,44% pada triwulan laporan.

Sejalan dengan kondisi tersebut, komposisi penyaluran kredit secara sektoral

masih terkonsentrasi pada sektor lain-lain yang mencapai 69,58% pada

triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan II-2008 sebesar

68,49%. Hal tersebut mencerminkan bahwa kredit konsumsi mempunyai

peran sangat dominan dalam pembentukan kredit perbankan NTT.

Sementara itu, beberapa sektor produktif yang memberikan kontribusi

adalah sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Bila dibandingkan dengan

triwulan II-2008, pada triwulan laporan komposisi penyaluran kredit untuk

sektor perdagangan relatif meningkat dari 24,63% menjadi 24,71% pada

triwulan II-2009. Sementara untuk sektor-sektor lainnya cenderung

mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan II-2008.

Fungsi intermediasi perbankan NTT pada triwulan laporan

mengalami pergerakan yang positif dibandingkan dengan triwulan II-

2008. Hal tersebut tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang

mengalami peningkatan hingga mencapai 68,67% pada triwulan laporan,

sementara posisi LDR pada triwulan II-2008 sebesar 64,74%. Walaupun laju

penyaluran kredit perbankan pada triwulan laporan melambat dibandingkan

tahun lalu, namun bila dibandingkan dengan laju penyerapan dana pihak

ketiga (DPK), akselerasi penyaluran jauh diatas laju perkembangan DPK.

Kebutuhan masyarakat provinsi NTT kucuran dana lebih dominan

dibandingkan dengan alokasi dana untuk saving, kondisi tersebut yang

mendorong LDR perbankan NTT tetap tumbuh positif pada triwulan II-2009.

Walaupun kredit yang disalurkan sebagian besar merupakan kredit

konsumsi, bukan kredit produktif dalam rangka modal kerja dan investasi.

Sejalan dengan meningkatnya LDR perbankan NTT, rasio undisbursed loan

terhadap total kredit yang disalurkan mencapai 6,03% atau senilai

Rp 365,61 miliar. Rasio tersebut lebih baik dibandingkan posisi triwulan

II-2008 yang mencapai 6,48% dengan nilai undisbursed loan sebesar Rp 312

miliar.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 45

Page 46: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Grafik 3.5 Perkembangan LDR Grafik 3.6 Perkembangan Undisbursed Loan

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Resiko penyaluran kredit yang dicerminkan oleh rasio NPLs

(Non Performing Loan Gross) pada triwulan laporan relatif terkendali.

Peningkatan outstanding kredit perbankan NTT yang mencapai 25,84%

mempengaruhi ratio NPLs, akan tetapi masih berada dalam level aman yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dibawah level 5,00%. Ratio NPLs

perbankan NTT pada triwulan II-2009 berada pada level 1,73% atau senilai

Rp 104,69 miliar. Tingkat resiko penyaluran kredit di provinsi relatif kecil,

terkait dengan jenis kredit yang disalurkan sebagian besar merupakan kredit

konsumsi yang ditujukan kepada pegawai negeri dengan sistem

pemotongan gaji. Sementara untuk kredit produktif, yaitu kredit modal kerja

komposisi terhadap total kredit relatif kecil.

Grafik 3.7 Perkembangan NPL Grafik 3.8 NPL Konsumsi dan Modal Kerja

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 46

Page 47: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Perkembangan rasio NPLs dari jenis kredit yang disalurkan

cenderung bervariasi. Kredit untuk konsumsi mempunyai proporsi yang

dominan dibandingkan kredit modal kerja. Namun bila ditinjau dari resiko

kredit, penyaluran kredit untuk konsumsi mempunyai tingkat resiko yang

lebih kecil bila dibandingkan dengan kredit modal kerja. Hal tersebut

tercermin dari rasio NPLs untuk kredit modal kerja lebih tinggi dibandingkan

dengan NPLs kredit konsumsi, walaupun secara nominal outstanding kredit

konsumsi jauh lebih besar. Sejalan dengan hal tersebut, rasio NPLs kredit

modal kerja mengalami kenaikan hingga mencapai 1,05% sementara rasio

NPLs kredit konsumsi cenderung menurun hingga mencapai 0,46% pada

triwulan laporan. Hal yang sama terjadi pada rasio NPLs secara sektoral,

dimana sektor lain-lain memiliki rasio yang lebih rendah dengan 0,52%,

dibandingkan sektor perdagangan 0,82% yang notabene digunakan untuk

keperluan modal kerja.

3.3 Kredit MKM (Menengah Kecil Mikro)

Penyaluran kredit MKM posisi triwulan II-2009 relatif

meningkat dibandingkan posisi triwulan II-2008 walaupun

akselerasinya melambat. Penyaluran kredit MKM merupakan salah satu

indikator yang digunakan untuk melihat pertumbuhan UMKM di Provinsi

NTT. Secara tahunan, outstanding kredit yang berkategori MKM meningkat

sebesar 25,60% (y-o-y) atau senilai Rp 6,00 triliun. Kontribusi penyaluran

kredit dengan kategori MKM terhadap total kredit yang disalurkan

perbankan NTT mencapai 99,01%, terkait dengan tingginya share kredit

konsumsi dalam pembentukan kredit perbankan NTT. Selain itu peningkatan

penyaluran kredit dengan kategori MKM merupakan salah satu bentuk

concern perbankan terhadap pengembangan UMKM sebagai salah satu

penggerak ekonomi daerah.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 47

Page 48: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

Komposisi penyaluran kredit MKM masih didominasi oleh

kredit mikro. Kontribusi kredit mikro terhadap total kredit MKM mencapai

45,39% pada triwulan laporan atau menurun dibandingkan dengan posisi

tahun sebelumnya yang mencapai 52,33% dari total kredit MKM yang

disalurkan. Sementara itu, bila dilihat dari laju pertumbuhannya kredit

berkategori kecil mencatatkan pertumbuhan yang paling tinggi

dibandingkan kredit berjenis mikro maupun menengah dengan

pertumbuhan mencapai 51,59%. Perbedaan akselerasi yang signifikan antar

jenis kredit bisa merubah struktur kredit MKM perbankan NTT dalam jangka

panjang. Kondisi tersebut juga mengindikasikan pergeseran kemampuan

(capacitiy) debitur dan peningkatan kapasitas ekonomi secara keseluruhan.

3.4 Perkembangan BPR

Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) triwulan II-2009 masih

menunjukkan pergerakan yang positif. Tercermin dari indikator utama

kinerja perbankan, yaitu aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

I II III IV I II III IV I IIKREDIT UMKM 3.276 3.666 3.983 4.167 4.268 4.777 5.202 5.339 5.470 5.999 y-o-y 30,78% 31,93% 29,86% 31,14% 30,29% 30,29% 30,59% 28,11% 28,15% 25,60%MIKRO 2.206 2.275 2.364 2.414 2.411 2.500 2.636 2.647 2.603 2.723 y-o-y 24,54% 14,58% 14,12% 11,51% 9,29% 9,89% 11,49% 9,67% 7,97% 8,93%KECIL 668 919 1.082 1.162 1.244 1.535 1.742 1.894 2.026 2.327 y-o-y 42,26% 86,82% 69,30% 84,14% 86,17% 67,09% 60,96% 62,98% 62,90% 51,59%MENENGAH 402 473 537 591 613 742 824 798 813 949 y-o-y 52,21% 56,62% 50,58% 54,82% 52,62% 56,95% 53,44% 34,86% 32,60% 27,99%

20092008 KREDIT(Rp miliar)

2007

2006 2007 2008 2009

Rp

ju

ta 0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Kredit UMKM Total kredit

Kredit UMKM (y-o-y)

Menengah15,83%

Kecil38,79%

Mikro45,39%

Grafik 3.10 Komposisi Kredit MKM Grafik 3.9 Perkembangan Kredit MKM

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.3 Perkembangan Komponen Kredit MKM

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 48

Page 49: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

penyaluran kredit yang tumbuh signifikan dibandingkan dengan triwulan II-

2008. Tren peningkatan aktivitas perekonomian provinsi NTT menjadi

pendorong utama pertumbuhan kinerja BPR. Pertumbuhan aset, DPK dan

kreidt BPR yang jauh diatas rata-rata pertumbuhan Bank Umum

mengindikasikan bahwa masih besar peluang pengembangan BPR, baik dari

sisi kuantitas maupun kualitas BPR. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian

BPR baru yang berlokasi di Atambua dan secara resmi dibuka pada bulan

Juni 2009.

I II III IV I IIAset 40,722 48,494 58,285 68,323 75,097 84,022y-o-y aset 61.17% 66.77% 79.18% 96.08% 84.41% 73.26%DPK 20,838 27,794 35,399 38,893 44,438 52,076y-o-y DPK 100.36% 109.09% 120.50% 126.58% 113.26% 87.36%Kredit 26,963 36,627 47,704 51,479 59,111 67,971y-o-y kredit 39.32% 70.11% 102.55% 108.80% 119.23% 85.57%LDR 129.40% 131.78% 134.76% 132.36% 133.02% 130.52%NPLs (nominal) 1,431 1,297 1,604 1,345 2,572 2,118NPLs 5.31% 3.54% 3.36% 2.61% 4.35% 3.12%

Indikator(juta)

2008 2009

Tabel 3.4 Perkembangan Usaha BPR (juta)

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Pertumbuhan aset, DPK dan kredit BPR Provinsi meningkat

signifikan walaupun akselerasi penyaluran kredit dan penghimpunan

DPK relatif melambat dibanding triwulan II-2008. Perkembangan total

aset BPR provinsi NTT posisi triwulan II-2009 mencapai Rp 84,02 miliar atau

meningkat sebesar 73,26% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar

Rp 48,49 miliar. Sementara pertumbuhan outstanding kredit pada triwulan

laporan meningkat sebesar 85,57% dari Rp 36,63 miliar pada triwulan

II-2008 menjadi sebesar Rp 67,97 miliar. Sejalan dengan hal tersebut, total

penghimpunan dana oleh BPR di Provinsi NTT meningkat hingga 87,36%

(y-o-y). Peningkatan DPK merupakan kontribusi dari peningkatan nominal

dana pada rekening tabungan dan rekening deposito masing-masing sebesar

91,58% dan 84,12%.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 49

Page 50: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Grafik 3.12 Perkembangan LDR Grafik 3.11 Pertumbuhan Kinerja BPR

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Akselerasi penyaluran kredit yang relatif melambat

dibandingkan dengan jumlah dana yang dihimpun berpengaruh

terhadap kinerja intermediasi BPR. Hal tersebut tercermin dari Loan to

Deposit Ratio (LDR) BPR yang mencapai 130,52% yang relatif menurun

dibandingkan triwulan II-2008 sebesar 131,78%. Namun LDR BPR Provinsi

NTT masih berada diatas level 100% yang mengindikasikan bahwa sumber

dana penyaluran kredit tidak hanya berasal dari penghimpunan dana, tetapi

juga dari modal BPR. Salah satu faktor yang mendorong tingginya

penyaluran kredit BPR adalah kemudahan administrasi dalam pengajuan

kredit yang selama ini merupakan masalah yang sering dikeluhkan oleh calon

debitur bank umum. Selain itu, linkage program antara bank umum dan BPR

juga dinilai sebagai penyebab tingginya penyaluran kredit BPR. Selain LDR,

indikator lain untuk menilai kinerja BPR adalah rasio NPLs yang

mencerminkan resiko kredit BPR. Pada triwulan II-2009, rasio NPLs relatif

terkendali yaitu 3,12% menurun dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang

mencapai 3,54%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan BPR dalam

melakukan assesment terhadap pengajuan kredit relatif baik.

Komposisi kredit BPR ditinjau dari sisi penggunaan lebih

produktif dibandingkan dengan bank umum. Berbeda dengan bank

umum dimana penyaluran kredit didominasi oleh kredit konsumsi,

penyaluran kredit BPR cenderung didominasi oleh kredit modal kerja. Posisi

triwulan II-2009, kontribusi kredit modal kerja mencapai 54,61% dari total

kredit BPR atau meningkat dibandingkan dengan triwulan II-2008 dimana

| Kajian Ekonomi Regional NTT 50

Page 51: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

komposisinya sebesar 50,65%. Berbanding terbalik dengan kredit modal

kerja, komposisi kredit untuk konsumsi mengalami penurunan hingga

mencapai 39,52% dari total outstanding kredit BPR.

Grafik 3.13 Kredit BPR Menurut Penggunaan Grafik 3.14 Komposisi Kredit sektoral BPR

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Secara sektoral, komposisi kredit BPR masih didominasi oleh

sektor lain-lain. Struktur kredit BPR belum mengalami perubahan yang

signifikan. Sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam

PDRB belum mendapat perhatian khusus, tercermin dari share kredit untuk

sektor pertanian hanya sebesar 5,41% dari total penyaluran kredit BPR.

Sementara itu, penyaluran kredit pada sektor jasa-jasa mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 137,68% yang berdampak pada

peningkatan komposisi kredit pada sektor ini mencapai 25,25%.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 51

Page 52: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

BBB AAA BBB III VVV

SSSIIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

4.1 Kondisi Umum

Aktivitas sistem pembayaran masih mengalami tekanan pada

triwulan II-2009 dibandingkan triwulan II-2008. Penurunan aktivitas sistem

pembayaran mengindikasikan terjadinya penurunan aktivitas perekonomian di

provinsi NTT pada triwulan laporan dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut

tercermin dari penurunan volume sistem bayaran yang tercatat dalam transaksi

tunai di Kantor Bank Indonesia Kupang. Volume bayaran pada triwulan laporan

tercatat sebesar Rp 523,52 miliar atau mengalami penurunan sebesar 6,89%

dibandingkan triwulan II-2008. Kondisi berbeda terjadi pada volume setoran

yang mencatatkan kenaikan sebesar 20,97% (y-o-y) pada triwulan laporan.

Walaupun terjadi penurunan volume pembayaran dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, namun wolume bayaran masih jauh lebih besar dibandingkan

dengan volume setoran sehingga menyebabkan net inflow bernilai negatif, yang

mengindikasikan peredaran uang kartal lebih besar dibandingkan dengan arus

uang yang masuk. Walaupun secara tahunan, dari net inflow yang tercatat di

KBI Kupang menunjukkan bahwa peredaran uang kartal pada triwulan laporan

mengalami penurunan dibandingkan posisi triwulan II-2008.

Aktivitas kampanye baik Pemilu legislatif maupun pilpres

(pemilihan presiden) yang terjadi bulan April dan Juli 2009 tidak

berpengaruh signifikan terhadap aktivitas sistem pembayaran di

provinsi NTT. Secara tahunan, volume uang kartal yang diedarkan tidak

mengalami kenaikan bahkan relatif menurun dibandingkan triwulan II-2008.

Namun bila dibandingkan dengan triwulan I-2009, terjadi lonjakan permintaan

uang kartal yang mencapai 218,75%. Aktivitas kampanye dalam rangka

pemilihan presiden (pilpres) yang diadakan pada bulan Juli memberikan

pengaruh yang lebih besar terhadap meningkatnya permintaan akan uang kartal

dibandingkan dengan pemilu legislatif yang diadakan pada bulan April. Pada

triwulan I-2009, masyarakat cenderung menekan konsumsi sebagai antisipasi

kegiatan pilpres pada bulan Juni 2009. Dari data sistem pembayaran terlihat

| Kajian Ekonomi Regional NTT 52

Page 53: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

bahwa konsumsi masyarakat pada pemilihan presiden (pilpres) lebih besar

dibandingkan pada pemilu legislatif.

Tabel 4.1 Perkembangan Transaksi Tunai

Pembayaran Tunai (miliar) I II III IV I II

setoran 527.55 175.25 247.34 273.20 596.39 211.99

y-o-y -25.53% -44.84% -9.20% 17.90% 13.05% 20.97%

bayaran 359.75 562.25 683.34 919.40 164.24 523.52

y-o-y 58.11% -7.01% 43.06% -4.87% -54.35% -6.89%

net 167.80 -387.00 -436.00 -646.20 432.15 -311.53y-o-y -65.10% 34.89% 112.39% -12.05% 157.54% -19.50%

20092008

Sumber : KBI Kupang

Tabel 4.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai

lembar nominal lembar nominal volume nominal

I 11.974 418.765 63 2.089 24 1.744II 11.915 441.091 66 1.215 85 10.523III 12.758 373.837 71 1.727 57 21301IV 13.390 420.699 136 4.953 221 69.264I 12.517 398.095 85 3.621 74 13.707II 12.745 373.201 134 4.362 221 69.264

(juta)

2009

TRANSAKSINON TUNAI

perputaran

TRANSAKSI KLIRING

RTGS cek/BG kosongPERIODE

2008

Sumber : KBI Kupang

Aktivitas transaksi pembayaran non tunai pada triwulan II-2009

kondisinya relatif bervariasi. Transaksi menggunakan fasilitas Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan nominal transaksi yang

signifikan sebesar 15,39% dibandingkan dengan triwulan II-2008 (y-o-y).

Sementara itu, transaksi dengan menggunakan fasilitas Real Time Gross

Settlement (RTGS) yang menunjukkan peningkatan yang signifikan

dibandingkan periode sama tahun 2008 yaitu sebesar 558,18%.

4.2 Transaksi RTGS

Perkembangan transaksi menggunakan sarana RTGS

mengalami peningkatan yang signifikan. Data yang tercatat di Kantor

Bank Indonesia Kupang menunjukkan bahwa terjadi kenaikan sebesar

558,18% untuk transaksi dengan sarana RTGS hingga nominal transaksi

pada triwulan laporan mencapai Rp 69,26 miliar. Peningkatan transaksi

dengan sarana RTGS menunjukkan bahwa masyarakat cenderung memilih

transaksi yang lebih cepat (real time) dengan nominal transaksi yang lebih

| Kajian Ekonomi Regional NTT 53

Page 54: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

besar. Selain itu, meningkatnya anggaran pemerintah (APBD) provinsi NTT

tahun anggaran 2009 ikut mempengaruhi kenaikan transaksi dengan RTGS

yang pembayarannya (SP2D) sebagian masih melalui Bank Indonesia.

Grafik 4.1 Perkembangan Transaksi RTGS

Sumber : KBI Kupang

Nominal transaksi per lembar mengalami kenaikan signifikan.

Pada triwulan laporan, tercatat bahwa rata-rata nilai nominal transaksi per

lembar dengan sarana RTGS mencapai Rp 313,41 juta per lembar transaksi

atau meningkat sebesar 153,15% dibandingkan dengan triwulan II-2008

yang sebesar Rp 123,80 juta per lembar transaksi. Hal tersebut merupakan

salah satu indikasi meningkatnya perekonomian di provinsi NTT yang secara

tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas transaksi

keuangan baik dari sisi volume maupun nominal transaksi.

4.3 Transaksi Kliring

Perkembangan transaksi dengan sarana SKNBI mengalami

penurunan dibandingkan triwulan II-2008. Nominal transaksi kliring pada

triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 15,39% sehingga total

nominal transaksi yang tercatat di Kantor Bank Indonesia Kupang sebesar

Rp 373,20 miliar. Walaupun secara nominal transaksi kliring mengalami

penurunan, namun dari sisi volume transaksi mengalami kenaikan sebesar

6,97% pada triwulan II-2009 sehingga total volume transaksi kliring

mencapai 12,745 lembar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi

penurunan rata-rata ratio jumlah nominal transfer per lembar transaksi, dari

Rp 37,01 juta per lembar pada triwulan I-2008 menjadi Rp 29,28 juta per

lembar pada triwulan laporan atau menurun sebesar 20,90%. Kondisi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 54

Page 55: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

tersebut mencerminkan telah terjadi pergeseran preferensi masyarakat dalam

memilih sarana transaksi keuangan. Sistem kliring dinilai kurang efektif untuk

pengiriman atau transaksi dengan nilai nominal besar.

Grafik 4.2 Perkembangan Transaksi Kliring Grafik 4.3 Perkembangan Cek/BG Kosong

Sumber : KBI Kupang Sumber : KBI Kupang

Kualitas transaksi dengan sarana kliring cenderung menurun.

Hal tersebut tercermin dari meningkatnya warkat yang ditolak baik dari sisi

jumlah warkat maupun nominal warkat. Pada triwulan II-2009, jumlah

warkat yang ditolak mengalami peningkatan sebesar 103,03% dibandingkan

dengan triwulan II-2008. Kondisi tersebut mengakibatkan prosentase jumlah

warkat yang ditolak dengan total warkat transaksi mengalami peningkatan

yang signifikan. Pada triwulan II-2008 0,55% dari total jumlah warkat

merupakan cek/bilyet giro kosong, sedangkan pada triwulan laporan

meningkat menjadi 1,05%.

4.4 Transaksi Tunai

Aktivitas kampanye dalam rangka Pemilihan Presiden (Pilpres)

yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009 tidak berdampak

signifikan terhadap kebutuhan uang beredar di Provinsi NTT. Hal

tersebut tercermin dari penurunan jumlah kebutuhan uang beredar pada

triwulan laporan dibandingkan dengan triwulan II-2008 (y-o-y). Transaksi

setoran (inflow) yang tercatat di Kantor Bank Indonesia Kupang mengalami

peningkatan sebesar 20,97% (y-o-y) dari Rp 175,25 miliar pada triwulan II-

2008 menjadi Rp 211,99 miliar pada triwulan laporan. Sementara itu, pada

triwulan II-2009, tercatat bahwa terjadi penurunan transaksi bayaran

| Kajian Ekonomi Regional NTT 55

Page 56: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

(outflow) sebesar 6,89% dari Rp 562,25 miliar pada triwulan II-2008 menjadi

sebesar Rp 523,52 miliar pada triwulan laporan. Penurunan tersebut

mengindikasikan bahwa kinerja perekonomian pada triwulan II-2009

mengalami sedikit tekanan dibandingkan tahun sebelumnya. Pelaksanaan

Pilpres yang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian daerah dengan

peningkatan konsumsi masyarakat dari aktivitas kampanye ternyata tidak

berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di NTT.

Secara triwulanan (q-t-q) terjadi peningkatan kebutuhan uang

kartal yang signifikan mencapai 218,75%. Tercermin dari peningkatan

transaksi bayaran (outflow) dari Rp 164,24 miliar pada triwulan II-2008

menjadi Rp 523,52 miliar pada triwulan laporan. Peningkatan transaksi

outflow terkait dengan aktivitas kampanye pemilihan presiden (pilpres) yang

dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009. Peningkatan konsumsi terkait

kegiatan kampanye pilpres menyebabkan meningkatnya kebutuhan uang

kartal. Bila dibandingkan dengan pemilu legislatif yang dilaksanakan pada

tanggal 8 April 2009, aktivitas kampanye pilpres memberikan pengaruh yang

lebih besar terhadap peningkatan aktivitas perekonomian di Provinsi NTT,

walaupun kondisinya tidak lebih baik dibandingkan dengan tahun 2008.

Selain aktivitas kampanye pilpres, faktor lain yang mendorong peningkatan

kebutuhan uang beredar pada triwulan laporan adalah mulai

direalisasikannya proyek-proyek pemerintah untuk APBD tahun anggaran

2009. Peningkatan aktivitas konsumsi pada sektor bangunan ikut

mendorong permintaan terhadap uang kartal.

Grafik 4.5 Perkembangan MRUK Grafik 4.4 Perkembangan Transaksi Tunai

Sumber : KBI Kupang Sumber : KBI Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 56

Page 57: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Dalam rangka mendukung kebijakan clean money policy, Kantor

Bank Indonesia Kupang secara periodik memusnahkan uang kartal yang

tidak layak edar (lusuh/rusak) dan uang yang ditarik dari peredaran.

Perkembangan kegiatan pemusnahan uang kartal (MRUK) menunjukkan tren

penurunan dibandingkan triwulan II-2008. Jumlah uang tidak layak edar

yang dimusnahkan selama triwulan II-2009 sebesar Rp 46,82 miliar. Jumlah

tersebut turun 40,13% dibandingkan triwulan II-2008 yang mencapai

Rp 78,20 miliar. Secara triwulanan (q-t-q) terjadi peningkatan jumlah UTLE

yang dimusnahkan sebesar 56,22%. Hal tersebut merupakan hasil positif

pelaksanaan kas keliling yang secara rutin dilaksanakan oleh Kantor Bank

Indonesia Kupang yang bertujuan menjangkau daerah terpencil untuk

pelayanan penukaran uang UTLE.

Tren jumlah uang palsu yang berhasil dijaring di KBI Kupang

mengalami peningkatan. Jumlah nominal uang palsu yang tercatat

sepanjang triwulan II-2009 sebesar Rp. 400.000,00 yang terdiri dari pecahan

Rp 100.000,00 dan Rp 50.000,00 masing-masing sebanyak dua lembar.

Namun rasio jumlah uang palsu yang ditemukan dibandingkan dengan uang

yang diedarkan oleh KBI Kupang relatif menurun dibandingkan posisi yang

sama tahun lalu. Pengetahunan masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang

rupiah menjadi salah satu faktor pendukung yang mampu menghambat

beredarnya uang palsu. Oleh karena itu, sampai dengan saat ini Bank

Indonesia Kupang selalu giat melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian

uang rupiah di berbagai tempat.

Grafik 4.7 Rasio Uang Palsu Terhadap Uang Yang Diedarkan

Grafik 4.6 Perkembangan Uang Palsu

Sumber : KBI Kupang Sumber : KBI Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 57

Page 58: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

BBB AAA BBB VVV

KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH

5.1 Kondisi Umum

Kebijakan fiskal bagi provinsi NTT memiliki kontribusi yang

penting bagi pendorong (stimulus) pertumbuhan ekonomi.

Ketergantungan sektor swasta terhadap anggaran belanja pemerintah, baik

provinsi maupun pemerintah pusat belum menunjukan perubahan yang

signifikan. Hal ini dikarenakan relatif rendahnya pertumbuhan investasi di NTT

dalam beberapa tahun terakhir. Peran anggaran pemerintah terhadap

perekonomian NTT tercermin dari share konsumsi pemerintah terhadap

pembentukan PDRB. Melalui alokasi belanja modal, belanja barang dan jasa

yang disalurkan oleh berbagai instansi terkait, anggaran pemerintah

ditransmisikan kepada sektor-sektor usaha sebagai salah satu trigger aktivitas

perekonomian.

Komposisis rencana anggaran tahun 2009 agak sedikit berbeda.

Target penerimaan memang mengalami peningkatan sebesar 1,65%

dibandingkan tahun 2008, namun anggaran belanja justru mengalami

penurunan cukup signifikan 9,90%. Pada tahun 2009, anggaran belanja

pemerintah daerah NTT hanya sebesar Rp 1,03 miliar, sementara dari sisi

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

Grafik 5.1 APBD Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 58

Page 59: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

pendapatan, pemerintah daerah Provinsi NTT mentargetkan Rp 954,42 miliar.

Tren melambatnya pertumbuhan anggaran pemerintah sudah terjadi dalam

beberapa tahun terakhir.

5.2 Pendapatan Daerah

Struktur rencana penerimaan dalam APBD tahun 2009 relatif

tidak mengalami perubahan. Dari rencana sebesar Rp 954,42 miliar,

sebagian besar masih bersumber dari pos dana perimbangan, yaitu Rp

730,58 miliar. Yang secara lebih khusus lagi sumber terbesar dari dana

alokasi umum sejumlah Rp 616,60 miliar. Sementara dari pos pendapatan

asli daerah yang diperkirakan mencapai Rp 223,85 miliar, sebagian besar

berasal dari pajak. Sementara bila melihat tingkat realisasi pendapatan pada

semester I-2009, secara keseluruhan kondisinya cukup positif, bahkan relatif

paling tinggi sejak beberapa tahun terakhir.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 59

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

Grafik 5.3 Realisasi Pendapatan Tahun 2008

Grafik 5.2 Pertumbuhan APBD Provinsi NTT

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

Page 60: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Namun bila dilihat berdasarkan sumber pendapatannya, masih

sangat bergantung kepada bantuan pemerintah pusat, khususnya

melaluli alokasi dana alokasi umum. Secara keseluruhan, transfer dana

pemerintah pusat ke daerah, yang tercermin dari alokasi dana perimbangan,

sampai dengan triwulan I-2009 sudah direalisasikan sebesar 32,64% dari

rencana sejumlah Rp 730,58 miliar, atau setara dengan Rp 238,47 miliar.

Kemudian khusus untuk dana alokasi umum, terealisasi sebesar 35,29% atau

senilai Rp 217,59 miliar. Sedangkan dari sisi pendapatan asli daerah, tingkat

realisasinya masih relatif rendah dibandingkan pos dana perimbangan, yaitu

sebesar 22,25%, dimana sebagian besar berasal dari pajak daerah senilai Rp

37,6 miliar.

Ketergantungan sumber penerimaan daerah terhadap bantuan

pemerintah pusat relatif sangat tinggi. Kontribusi dana perimbangan

untuk mengisi celah fiskal (fiscal gap) dalam share pos pendapatan daerah

terlihat cukup dominan. Dalam era otonomisasi daerah, hal ini

mengindikasikan bahwa pada daerah-daerah atau provinsi tertentu

dukungan pemerintah pusat masih mutlak diperlukan.

5.3 Belanja Daerah

Rencana anggaran belanja tahun 2009, mengalami penurunan

sebesar 9,90% dibandingkan rencana tahun sebelumnya. Dari Rp 1,14

triliun menjadi Rp 1,03 triliun. Tidak adanya belanja hibah, dan penurunan

alokasi belanja modal dari Rp 224,85 miliar menjadi Rp 168,16 miliar

merupakan faktor utama penurunan alokasi belanja tahun 2009. Bila melihat

efek yang ditimbulkan dalam menggerakan perekonomian, belanja modal

memiliki multiplier effect yang besar, khususnya dalam jangka panjang (long

term). Namun demikian, disatu sisi memang diimbangi dengan kenaikan

anggaran belanja pegawai sebagai dampak kenaikan gaji PNS, pengaruhnya

diperkirakan tidak bersifat sustainable (berkelanjutan) meskipun efeknya bisa

langsung dirasakan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Kenaikan gaji

PNS secara otomatis umumnya akan mengangkat kinerja konsumsi, berbeda

dengan belanja modal yang akan memberikan dampak lanjutan lebih besar.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 60

Page 61: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Realisasi belanja APBD 2009 pada triwulan I sedikit menurun

dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2008 lalu untuk periode yang sama

anggaran belanja pemerintah daerah sudah terealisasi sebesar 13,05% dari

rencana, sedangkan untuk tahun 2009 baru sebesar 10,89% dari total

rencana sebesar Rp 1,03 triliun atau sejumlah Rp 111,81 miliar. Dari jumlah

tersebut Rp 58,19 miliar digunakan untuk keperluan belanja rutin

pembayaran gaji pegawai, kemudian Rp 41,99 miliar digunakan untuk

pembiayaan program atau realisasi proyek. Tingkat realisasi anggaran belanja

untuk keperluan pelaksanaan program kerja pemerintah daerah relatif masih

sangat minim, yaitu sebesar 8,46%. Hal tersebut tentunya berdampak

terhadap kinerja sektor-sektor ekonomi yang tingkat ketergantungannya

relatif besar terhadap pelaksanaan proyek pemerintah.

Kinerja realisasi belanja pemerintah pada tahun 2009

seharusnya dapat lebih optimal, sejalan dengan adanya perubahan IV

Kepres 80 yang memungkinkan untuk melakukan pelelangan dan tender

sebelum memasuki tahun anggaran baru. Hal ini dimaksudkan agar proses

realisasi bisa berjalan lebih cepat, sehingga peran anggaran pemerintah

sebagai stimulus bisa lebih cepat dirasakan. Namun demikian, dengan

perkembangan yang ada sikap ekstra hati-hati dari aparat pemerintah daerah

dalam melaksanakan proyek dan belum maksimalnya pemahaman sumber

daya manusia terhadap ketentuan yang berlaku menjadi salah satu

hambatan. Fenomena tersebut sangat berkaitan dengan masalah-masalah

Grafik 5.4 Realisasi Belanja 2008

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 61

Page 62: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 62

hukum yang bisa terjadi. Prosedur yang ketat dalam setiap kegiatan

pengadaan barang dan jasa menjadi kendala dalam merealisasikan setiap

program kerja yang telah direncanakan.

Tabel 5.1 Realisasi 2008 dan Rencana 2009

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

URAIAN Rencana 2008 Rencana 2009

2008 Tw I 2009 Tw I PENDAPATAN 938,932,000,000 216,191,555,783 954,424,000,000 288,281,098,172 Pendapatan Asli Daerah 208,190,685,000 46,543,367,803 223,847,850,000 49,808,201,003 1 Pajak Daerah 124,472,258,400 31,767,842,291 136,662,800,000 37,597,262,060 2 Retribusi Daerah 31,990,055,250 5,173,201,555 35,345,705,250 5,360,803,975 3 Hasil perusahaan milik daerah 14,500,000,000 510,000,000 14,500,000,000

dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4 Lain-lain 37,228,371,350 9,092,323,957 37,339,344,750 6,850,134,968 Dana Perimbangan 716,741,315,000 169,648,187,980 730,576,150,000 238,472,897,169 1 Bagi hasil pajak dan bukan pajak 57,563,515,000 2,724,913,980 61,215,350,000 2,967,329,169 2 Dana alokasi umum 616,601,800,000 154,150,474,000 616,601,800,000 217,585,668,000 3 Dana alokasi khusus 42,576,000,000 12,772,800,000 52,759,000,000 17,919,900,000 Lain-lain pendapatan 14,000,000,000 1 Pendapatan hibah 2 Pendapatan dana darurat 14,000,000,000 3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemda lain 4 Dana Penyesuaian dan otonomi khusus 5 Bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lain BELANJA 1,139,424,850,104 148,732,546,448 1,026,623,375,053 111,813,535,595 Belanja tidak Langsung 573,536,271,158 96,862,557,386 530,065,465,400 69,819,008,369 1 Belanja Pegawai 278,758,075,920 45,611,307,386 347,763,137,000 58,189,814,976 2 Belanja bunga 3 Belanja subsidi 4 Belanja hibah 107,706,140,300 27,500,000,000 5,025,000,000 921,241,413 5 Belanja bantuan sosial 53,851,401,800 8,751,250,000 46,641,892,900 6,937,201,980 6 Belanja bagi hasil kepada prov/kab/kota dan desa 65,626,115,638 62,210,698,000 7 Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah prov/ 56,594,537,500 15,000,000,000 57,424,737,500 3,770,750,000 kab/kota dan desa 8 Belanja tidak terduga 11,000,000,000 11,000,000,000 Belanja langsung 565,888,578,946 51,869,989,062 496,557,909,653 41,994,527,226 1 Belanja pegawai/personalia 65,294,012,451 9,907,983,392 45,564,709,030 4,862,942,600 2 Belanja barang dan jasa 275,745,154,620 41,524,031,670 282,838,037,091 36,882,424,626 3 Belanja modal 224,849,411,875 437,974,000 168,155,163,532 249,160,000

Page 63: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

BBB AAA BBB VVV III

TTTEEENNNAAAGGGAAA KKKEEERRRJJJAAA &&& KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

6.1 Kondisi Umum

Pertumbuhan ekonomi relatif belum signifikan dalam memberikan

perbaikan baik dari sisi tenaga kerja maupun kesejahteraan bagi

masyarakat NTT, meskipun sudah menunjukan tanda-tanda perbaikan.

Hal ini tampak dari daya serap sektor riil terhadap tenaga kerja yang mulai

mengalami peningkatan, yang ditandai dengan menurunnya tingkat

pengangguran jika dibandingkan dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan

Februari 2009 tingkat pengangguran di NTT mengalami penurunan, bahkan

yang terendah sejak tahun 2006 lalu. Secara struktural, dominasi sektor

pertanian terhadap pembentukan PDRB juga tercermin dari kemampuan sektor

tersebut dalam memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja.

Penurunan harga BBM pada bulan Januari 2009 lalu, mulai

memberikan efek peningkatan daya beli masyarakat. Angka indeks

penjualan riil yang cenderung mengalami penurunan sejak bulan Desember

2008 lalu (hasil Survei Penjualan Eceran KBI Kupang) berangsur-angsur mulai

mengalami peningkatan meski berjalan relatif lambat, yang ditunjukan dengan

angka indeks dibawah level 100. Realisasi kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil

(PNS), pemberian gaji ke 13, serta membaiknya angka nilai tukar petani (NTP)

memberikan insentif bagi kegiatan konsumsi secara umum. Kemudian tren

penurunan tekanan inflasi sepanjang semester I-2009, diperkirakan sedikit

memberikan pengaruh positif bagi angka pendapatan riil masyarakat.

6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan

Pada bulan Februari 2009, tingkat pengangguran terbuka relatif

mengalami perbaikan. Berdasarkan data ketenagakerjaan pada bulan Februari

2009, tercatat dari jumlah angkatan kerja di provinsi NTT sebesar 2,34 juta jiwa

dan terdapat 65,16 ribu yang menganggur atau secara prosentase tingkat

| Kajian Ekonomi Regional NTT 63

Page 64: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi NTT sebesar 2,78%. Kondisi tersebut

turun cukup signifikan dibandingkan Februari tahun 2008, yaitu 3,70%. Bahkan

bila melihat pergerakan angka TPT Provinsi NTT posisi Februari 2009 merupakan

level terendah sejak tahun 2001. Namun demikian, jika diamati lebih lanjut

45,87% dari total angkatan kerja yang berkerja, sebenarnya termasuk dalam

kategori setengah menganggur. Bahkan 256,64 ribu jiwa berada pada golongan

buruh. Hal ini mengindikasikan peningkatan daya serap tenaga kerja didominasi

pada sektor-sektor informal.

Sektor usaha informal pada dasarnya cenderung relatif rentan

terhadap gejolak (shock) ekonomi yang terjadi. Tingkat turn over yang

mungkin terjadi relatif besar. Hal ini dikarenakan usaha-usaha informal

umumnya belum mapan. Namun demikian ditengah kondisi gejolak ekonomi

global saat ini usaha-usaha secara umum tersebut justru relatif lebih mampu

bertahan, meskipun pada sektor tertentu tetap terkena dampaknya. Jenis usaha

informal umumnya berskala UMKM dan segmen pasarnya masih untuk

konsumsi lokal, sehingga sangat bergantung pada daya beli masyarakat NTT

sendiri untuk menciptakan domestic consumption. Dengan kondisi kualitas

sumber daya manusia yang sebagian besar masih terbatas, sektor usaha

informal memang menjadi penyelamat, karena relatif lebih mudah dimasuki

angkatan kerja baru (free entry).

Sumber : BPS diolah

Grafik 6.1 Perkembangan Tenaga Kerja NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 64

Page 65: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Secara struktural, sektor pertanian masih memegang peranan

tertinggi dalam menyerap tenaga kerja. Kontribusi sektor pertanian dalam

mendominasi pembentukan angka PDRB NTT, sejalan dengan kemampuan

sektor tersebut dalam menyerap tenaga kerja. Dari total 2,28 juta yang bekerja,

73,54% atau setara dengan 1,68 juta yang berkecimpung pada sektor

pertanian. Jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian untuk bulan

Februari biasanya sedikit lebih tinggi dibandingkan pada bulan Agustus. Hal

tersebut dikarenakan, pengaruh adanya musim tanam sektor pertanian pada

komoditi-komoditi tertentu yang diperkirakan menyerap tenaga kerja relatif

besar. Sektor lain yang cukup memberikan kontribusi dalam menyerap tenaga

kerja adalah sektor jasa dan sektor perdagangan. Struktur perekonomian NTT

juga direfleksikan dalam struktur tenaga kerja yang ada. Namun demikian, bila

dilihat perkembangan dari setiap tahunnya, terdapat indikasi adanya pergeseran

struktur tenaga kerja di Provinsi NTT. Prosentase tenaga kerja pada sektor

pertanian cenderung bergerak turun, sedangkan sektor-sektor yang lain

cenderung mengalami peningkatan, antara lain : sektor jasa-jasa, sektor

perdagangan, hotel dan restoran ataupun sektor industri yang merupakan

sektor ekonomi sekunder dan tersier.

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus FebruariPenduduk 15+ 2,728,429 2,753,967 2,780,276 2,810,310 3,017,928 3,045,015 3,090,746 Angkatan Kerja 2,107,262 2,047,931 2,098,796 2,087,368 2,210,876 2,166,919 2,343,191 Kerja 2,002,355 1,973,187 2,015,228 2,009,643 2,129,110 2,086,105 2,278,031 Penganggur 104,907 74,744 83,568 77,725 81,766 80,814 65,160 Bukan Angkatan Kerja 621,167 706,036 681,480 722,942 807,052 878,096 747,555 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 73.39% 71.65% 72.48% 71.51% 70.55% 68.51% 73.70%Tingkatan Pengangguran Terbuka % 4.98% 3.65% 3.98% 3.72% 3.70% 3.73% 2.78%Setengah Pengangguran 1,147,943 997,740 868,832 937,560 927,920 943,655 1,044,992 Terpaksa 523,539 391,936 296,782 333,319 474,660 366,790 453,931 Sukarela 624,404 605,814 572,050 604,241 453,260 576,865 591,061 Sumber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

2009KEGIATAN UTAMA

2006 2007 2008

Tabel 6.2 Struktur Ketenagakerjaan NTT

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus FebruariPERTANIAN 1,573,830 1,470,101 1,550,964 1,377,293 1,592,982 1,448,074 1,675,273 INDUSTRI 122,554 164,428 110,581 165,430 73,100 140,866 109,564 PERTAMBANGAN 22,215 3,348 13,374 17,587 24,042 18,544 25,364 LISTRIK dan AIR 1,087 1,228 2,320 2,033 2,728 2,626 2,923 KONSTRUKSI 32,561 42,703 50,964 49,955 47,738 47,529 36,183 PERDAGANGAN 73,608 93,527 105,628 131,000 124,662 141,387 139,000 TRANSP,PERGUDANGAN 53,308 61,463 71,760 80,464 97,408 97,102 97,788 & KOMUNIKASIKEUANGAN 4,338 5,719 6,408 7,223 7,606 10,059 6,464 JASA KEMASYARAKATAN 118,854 130,670 103,229 178,658 158,844 179,918 185,472

Total 2,002,355 1,973,187 2,015,228 2,009,643 2,129,110 2,086,105 2,278,031 Catatan: *)Lapangan Pekerjaan Utama/Sektor Lainnya: terdiri dari Sektor Pertambangan serta Listrik, Gas dan Air

Sumber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

2009LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 65

Page 66: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Bila melihat perkembangan ketenagakerjaan di NTT selama lebih

dari 10 tahun terakhir, menunjukan angka yang positif dengan adanya

peningkatan jumlah angkatan kerja. Namun demikian, beberapa gejolak

yang pernah melanda Indonesia mengakibatkan terjadinya lonjakan pada angka

tingkat pengangguran terbuka (TPT). Lonjakan yang cukup signifikan terjadi

pada tahun 2001 dan 2005. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan

pemerintah yang menaikan harga BBM. Kondisi terebut mengakibatkan

terjadinya pembengkakan biaya (high cost economy) yang memaksa pengusaha

untuk merumahkan (lay off) sebagian karyawanya guna mempertahankan

kelanjutan usahanya. Kemudian krisis ekonomi pada tahun 1998 juga relatif

sempat meningkatkan angka TPT di NTT meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini

menunjukan bahwa struktur tenaga kerja di NTT masih relatif tahan terhadap

gejolak yang berasal dari luar, dikarenakan sektor industri yang berbasis ekspor

masih belum dominan dalam struktur perekonomian NTT.

Selain itu, NTT juga menjadi salah satu pemasok Tenaga Kerja

Indonesia (TKI). Sejak tahun 2008, sampai dengan akhir semester I-2009, total

TKI asal NTT yang bekerja di luar negeri mencapai 14.233 orang. Dari jumlah

tersebut sebanyak 14.059 bekerja di Malaysia. Sebagian besar memang masih

bekerja pada sektor informal, sedangkan yang bekerja pada sektor formal hanya

sebesar 2.383.

6.3 Perkembangan Kesejahteraan

Kesejahteraan masyarakat NTT diperkirakan mulai menunjukan

perkembangan positif, meskipun belum signifikan. Pada awal tahun 2009,

Pemerintah Provinsi NTT berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat NTT, dengan menaikkan menaikkan standart Upah Minimum

Regional (UMP). Sesuai dengan kesepakatan Dewan Pengupahan NTT pada

tahun 2009 UMP mengalami kenaikan 19,23% dibandingkan tahun 2008, yaitu

dari Rp. 650.000,00/bulan menjadi Rp. 775.000/bulan.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 66

Page 67: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Adapun standart KHL yang ditetapkan diatas Rp 850.000 per bulan. Dalam

standart KHL terdapat 7 kelompok penentu UMP adalah makanan dan minuman

(pangan), sandang (pakaian), perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi,

rekreasi serta tabungan. Upah minimum merupakan upah bulanan terendah

yang terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap dan hanya berlaku bagi

pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun. Dengan kondisi

tersebut, secara umum pekerja di NTT relatif masih belum mengalami

peningkatan daya beli. Namun demikian, tren perkembangan inflasi yang

cenderung menurun diindikasikan memberi sedikit sentimen positif yang

ditandai dengan membaiknya indeks penjualan eceran oleh pedagang Kota

Kupang. Kemudian perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat NTT, yang

didominasi oleh pekerja sektor pertanian, juga tercermin dari indeks nilai tukar

petani (NTP) yang sedikit meningkat.

Grafik 6.2 Perkembangan UMP NTT

Sumber : BPS Prov NTT

0

150000

300000

450000

600000

750000

900000

1050000

rup

iah

2001 2003 2005 2006 2007 2008 2009

UMP 275000 350000 450000 550000 600000 650000 775000

KHL 273979 349612 402989 670560 735000 782,466 879686

Grafik 6.2 Perkembangan UMP NTT

Sumber : www.bps.go.id

| Kajian Ekonomi Regional NTT 67

Page 68: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat juga berdampak

terhadap perkembangan tingkat kemiskinan di NTT. Jumlah penduduk

miskin relatif mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 lalu. Pada bulan

Maret 2009, jumlah penduduk miskin tercatat berjumlah 1,01 juta jiwa yang

terkonsentrasi di wilayah pedesaan sebesar 903,7 ribu jiwa, sisanya di

perkotaan. Secara prosentase, jumlah penduduk miskin di NTT sebesar 23,31%,

turun dari tahun 2008 yang mencapai 25,65%. Besarnya jumlah penduduk

miskin di daerah pedesaan, mengandung implikasi bahwa pemerataan

pertumbuhan ekonomi belum berjalan sebagaimanamestinya.

Melalui program raskin (beras miskin) pemerintah berusaha

membantu mengangkat kesejahteraan masyarakat. Untuk tahun 2009,

alokasi raskin bagi Provinsi NTT mengalami penurunan. Jumlah RTS (Rumah

Tanga Sasaran) penerima raskin turun 7,29% dibandingkan tahun 2008 menjadi

577.640 RTS dari yang semula 623.107. Hal tersebut secara simultan ikut

berdampak pada berkurangnya jatah beras yang harus disalurkan menjadi

103,98 ribu ton dari 109,04 ribu ton, atau berkurang 4,64%. Jumlah RTS yang

paling tinggi berada di Kab. Timor Tengah Selatan dengan 63.287.

Tabel 6.3 Penduduk Miskin NTT

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa133.5 1,037.7 1,171.2 17.85 30.46 28.19

2006 148.0 1,125.9 1,273.9 18.77 31.68 29.34124.9 1,038.7 1,163.6 16.41 29.95 27.51

2008 119.3 979.1 1,098.3 15.5 27.88 25.65109.4 903.7 1,013.2 14.01 25.35 23.31

Sumber : Diolah dari data survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase Penduduk Miskin

2005

2007

2009

| Kajian Ekonomi Regional NTT 68

Page 69: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

Pagu Raskin 2008 No. Kabupaten / Kota

Sasaran (RTS PM) Kuantum (KG) 1 Kota Kupang 12.794 2.302.920 2 Kab. Kupang 55.110 9.919.800 3 Kab. Rote Ndao 19.001 3.420.180 4 Kab. TTS 64.615 11.630.700 5 Kab. Sumba Timur 28.645 5.156.100 6 Kab. Ende 23.779 4.280.220 7 Kab. Flores Timur 19.016 3.422.880 8 Kab. Lembata 13.819 2.487.420 9 Kab. Sikka 35.508 6.391.440 10 Kab. Belu 49.263 8.867.340 11 Kab. TTU 24.746 4.454.280 12 Kab. Sumba Barat 15.605 2.808.900 13 Kab. Sumba Barat Daya 34.963 6.293.340 14 Kab. Sumba Tengah 11.084 1.995.120 15 Kab. Manggarai 35.194 6.334.920 16 Kab. Manggarai Barat 25.087 4.515.660 17 Kab. Manggarai Timur 32.754 5.895.720 18 Kab. Ngada 8.561 1.540.980 19 Kab. Nagekeo 10.331 1.859.580 20 Kab. Alor 25.336 4.560.480

Tabel 6.4 Pagu Raskin 2009

JUMLAH 545.211 98.137.980 Sumber : Bulog NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 69

Page 70: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

BBB AAA BBB VVVIIIIII

OOOUUUTTTLLLOOOOOOKKK PPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

7.1 Pertumbuhan Ekonomi

Para pelaku ekonomi memperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas

pada triwulan mendatang. Hal tersebut didasari dengan optimisme pada situasi

bisnis kedepan. Baik dari sisi volume produksi yang mencerminkan kemampuan

sisi penawaran, maupun omset penjualan dari sisi permintaan diproyeksikan

oleh sebagian besar pelaku ekonomi akan mengalami peningkatan di triwulan III

mendatang. Oleh karena itu diperkirakan, perumbuhan ekonomi pada triwulan

mendatang akan berada pada kisaran 4,8% - 5,2% ; y-o-y, sehingga

diharapkan secara keseluruhan pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi NTT

bisa mencapai level 4,7% - 5,1%.

Secara sektoral sumber pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan

masih bersumber dari ketiga sektor dominan. Bagi sektor pertanian,

periode triwulan III umumnya merupakan puncak masa panen bagi sebagian

besar komoditi perkebunan, terutama kopi dan mete. Hal tersebut secara

simultan akan mendorong kinerja ekspor, mengingat salah satu komoditi ekspor

pertanian merupakan komoditi perkebunan. Sedangkan dari sektor

perdagangan, lonjakan aktivitas akan terjadi sebagai respon dari peningkatan

1,600

2,000

2,400

2,800

3,200

3,600

01 02 03 04 05 06 07 08

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Grafik 7.1 Tren Pertumbuhan Ekonomi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 70

Page 71: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

konsumsi selama bulan puasa terkait persiapan menjelang hari raya Idul Fitri

yang akan jatuh pada bulan September. Dukungan peningkatan konsumsi, juga

dipengaruhi oleh tingkat realisasi proyek pemerintah, baik secara fisik maupun

finansial. Hal tersebut akan menjadi salah satu sentimen positif bagi aktivitas

konsumsi secara keseluruhan. Demikian pula panen yang terjadi oleh sebagian

besar petani perkebunan akan meningkatkan pendapatan mereka dalam jangka

pendek, sehingga akan terjadi excess liquidity dalam jumlah yang cukup besar,

namun hanya dalam jangka pendek. Hal tersebut akan tercermin dari

peningkatan signifikan pada jumlah uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

7.2 Inflasi

Tren perkembangan inflasi sampai dengan triwulan II memberikan

ekspektasi positif bagi pelaku ekonomi di NTT. Namun demikian, pada

akhir triwulan III mendatang diperkirakan adanya potensi pembalikan, atau

dengan kata lain tren penurunan tekanan inflasi selama tahun 2009, sudah

mencapai titik terendah (bottom poin) sehingga sangat dimungkinkan terjadi

rebound pada periode mendatang. Hal tersebut didasari oleh karena tren

penurunan laju inflasi yang terjadi saat ini relatif belum didukung oleh perbaikan

fundamental ekonomi, baik secara nasional maupun di NTT secara khusus.

Namun demikian, tren inflasi tahun 2009 diproyeksikan akan relatif lebih baik

(lebih rendah) dibandingkan tahun 2008 lalu.

Oleh karena itu, diperkirakan pada akhir triwulan III mendatang

inflasi year on year Kota Kupang akan berada pada kisaran 4,23% -

5,25% dengan kecenderungan mendekati batas bawah. Kemudian untuk

inflasi year to date atau poin to poin, diproyeksikan antara 2,24% - 3,24%,

sehingga secara keseluruhan pada akhir tahun inflasi Kota Kupang berada

diantara 4,5% – 5,5%. Hal tersebut didasari pada asumsi perkembangan harga

minyak yang tidak akan berubah sepanjang tahun 2009. Mengingat tren

perkembangan harga minyak dunia yang cenderung meningkat, seiring dengan

membaiknya ekspektasi dunia terhada pemulihan krisis global yang terjadi saat

ini. Ditengah rasa optimisme tersebut, terdapat beberapa hal yang tetap harus

menjadi perhatian dari sisi internal guna mengantisipasi fluktuasi harga

sepanjang triwulan mendatang, yaitu :

| Kajian Ekonomi Regional NTT 71

Page 72: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

1. Realisasi berbagai proyek pemerintah serta puncak periode masa panen

komoditi perkebunan, diindikasikan berdampak terhadap pendapatan

sebagian masyarakat, yang pada akhirnya memberikan stimulus untuk

berbelanja

2. Selanjutnya pada semester II merupakan masa paceklik untuk komoditi

tabama khususnya beras maupun jagung, sehingga suplai dari lokal NTT

sendiri sudah mulai berkurang

3. Lonjakan permintaan lokal NTT dikarenakan peningkatan konsumsi

menjelang bulan puasa dan dilanjutkan Hari Raya Idul Fitri

4. Pada saat bulan puasa atau menjelang Hari Raya Idul Fitri lonjakan

permintaan umumnya terjadi secara nasional, sehingga tidak menutup

kemungkinan pasokan untuk NTT menjadi terhambat dikarenakan terjadi

peningkatan signifikan di daerah lain.

5. Kemungkinan adanya peluang spekulasi harga oleh para pedagang. Hal ini

sesuai dengan konfirmasi hasil survei kepada dunia usaha yang

memperkirakan akan terjadi kenaikan harga pada akhir September

mendatang.

50

60

70

80

90

100

110

120

130

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

IHK FORCAST IHK

Grafik 7.2 Proyeksi IHK Kota Kupang

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Dari beberapa peluang tekanan yang mungkin bisa terjadi, terdapat beberapa

hal yang bisa memberikan sentimen positif untuk mengurangi dampaknya

terhadap inflasi Kota Kupang :

| Kajian Ekonomi Regional NTT 72

Page 73: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan II - 2009 |

1. Nilai tukar rupiah yang cenderung menguat sejak bulan Januari sampai

dengan akhir Juli. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan komponen

biaya impor khususnya impor barang konsumsi.

2. Pada triwulan III, dalam beberapa tahun belakangan kondisi perairan di NTT

biasanya relatif mendukung aktivitas pelayaran. Dengan ketergantungan

yang tinggi terhadap suplai dari daerah lain, kelancaran jalur distribusi,

khususnya laut menjadi poin penting.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 73