Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN...

80
Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Transcript of Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN...

Page 1: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008

Kantor Bank Indonesia Kupang

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Page 2: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

KKKAAATTTAAA PPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR

Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan kontribusi secara optimal dalam proses formulasi kebijakan moneter. Secara triwulanan KBI Kupang melakukan pengkajian dan penelitian terhadap perkembangan perekonomian daerah sebagai masukan kepada Kantor Pusat Bank Indonesia dalam kaitan perumusan kebijakan moneter tersebut. Selain itu kajian/analisis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi eksternal stakeholder setempat, yaitu Pemda, DPRD, akademisi, serta masyarakat lainnya.

Kajian ini mencakup Makro Ekonomi Regional, Perkembangan Inflasi, Perkembangan Perbankan, Sistem Pembayaran Regional, serta Prospek Perekonomian Daerah pada periode mendatang. Dalam menyusun kajian ini digunakan data baik yang berasal dari intern Bank Indonesia maupun dari ekstern, dalam hal ini dinas/instansi terkait.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas isi dan penyajian laporan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam bentuk penyampaian data maupun dalam bentuk saran, kritik dan masukan sehingga kajian ini dapat diselesaikan. Kami mengharapkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik selama ini, kiranya dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.

Kupang, November 2008

Bank Indonesia Kupang

Putra N. Stefanus Pemimpin

| Kajian Ekonomi Regional NTT 2

Page 3: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

D DDAAAFFFTTTAAARRR IIISSSIII

HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------------- 1

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------- 2

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ 3

RINGKASAN EKSEKUTIF -------------------------------------------------------------- 6

MAKRO EKONOMI REGIONAL

1.1 SISI PERMINTAAN ----------------------------------------------------------------- 14

1.2 SISI PENAWARAN ----------------------------------------------------------------- 22

BOKS ------------------------------------------------------------------------------------- 36

PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 41

2.2 INFLASI TAHUNAN (y-o-y) ------------------------------------------------------- 43

2.3 INFLASI 2008 (y-t-d) -------------------------------------------------------------- 44

PERKEMBANGAN PERBANKAN

3.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 46

3.2 INTERMEDIASI PERBANKAN ---------------------------------------------------- 48

3.3 KREDIT UMKM--------------------------------------------------------------------- 53

3.4 PERKEMBANGAN BPR------------------------------------------------------------ 54

SISTEM PEMBAYARAN

4.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 57

4.2 TRANSAKSI RTGS ----------------------------------------------------------------- 58

4.3 TRANSAKSI KLIRING-------------------------------------------------------------- 59

4.4 TRANSAKSI TUNAI ---------------------------------------------------------------- 62

KEUANGAN DAERAH

5.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 65

5.2 PENDAPATAN DAERAH---------------------------------------------------------- 66

5.3 BELANJA DAERAH ---------------------------------------------------------------- 68

| Kajian Ekonomi Regional NTT 3

Page 4: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

TENAGA KERJA DAN KESEJAHTERAAN

6.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 71

6.2 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN -------------------------------------- 71

6.3 PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN ------------------------------------------ 75

OUTLOOK PEREKONOMIAN

7.1 PERTUMBUHAN EKONOMI ----------------------------------------------------- 78

7.2 INFLASI ------------------------------------------------------------------------------ 79

| Kajian Ekonomi Regional NTT 4

Page 5: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Kelompok Kajian, Statistik dan Survei

KBI Kupang

Jl. Tom Pello No. 2 Kupang – NTT

[0380] 832-047 ; fax : [0380] 822-103

www.bi.go.id

| Kajian Ekonomi Regional NTT 5

Page 6: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Ringkasan Eksekutif Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III-2008

PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI

Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,31%;y-o-y. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan karena pengaruh membaiknya kinerja konsumsi setelah mengalami tekanan akibat kenaikan harga BBM bulan Mei lalu. Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi NTT relatif masih didorong oleh sektor-sektor unggulan. Realisasi anggaran pemerintah mendorong sektor jasa-jasa maupun perdagangan, hotel dan restoran tumbuh positif masing-masing sebesar 6,43% dan 6,63% (y-o-y). Bila melihat struktur ekonomi Provnsi NTT, secara sektoral masih belum mengalami perubahan. Peformance ekonomi NTT secara keseluruhan sangat bergantung pada kinerja sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sementara jika dilihat dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga (households consumption) masih tetap menjadi prime mover bagi ekonomi secara keseluruhan. Investasi yang seharusnya mampu memberikan multiplier effect yang lebih besar, sampai dengan triwulan III-2008 diperkirakan akan sedikit membaik (1,33%;yoy). Hal ini disebabkan karena investasi di NTT relatif bergantung pada investasi pemerintah, dan puncak realisasi anggaran pemerintah berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir terjadi pada periode tersebut. sedangkan investasi swasta masih kurang optimal. Pada triwulan III-2008 neraca perdagangan Provinsi NTT masih tetap dalam kondisi defisit.

PERKEMBANGAN INFLASI REGIONAL

Tekanan inflasi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (10,02%;y-o-y). Dampak kenaikan harga BBM diperkirakan relatif sudah tidak menimbulkan gejolak, khusunya pada harga bahan makanan, meskipun tetap dirasakan. Kelompok bahan makanan dan perumahan diperkirakan tetap akan menjadi sumber utama tekanan inflasi Kota Kupang. Sepanjang bulan Agustus 2008, pekembangan harga sembako relatif stabil, bahkan memasuki awal September 2008 justru terjadi penurunan harga meskipun tidak signifikan. Sedangkan untuk kelompok perumahan, pergerakkan harga bahan bangunan di NTT sangat dipengaruhi oleh harga yang berlaku di

| Kajian Ekonomi Regional NTT 6

Page 7: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

tingkat distributor di Surabaya. Ketergantungan pasokan barang-barang dari luar wilayah NTT mengakibatkan fluktuasi harga relatif mudah terjadi.

PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kinerja perbankan di NTT sampai dengan triwulan III-2008 masih mampu menunjukkan perkembangan positif. Beberapa indikator utama yang menjadi acuan kinerja perbankan meningkat (posisi September 2008). Dari sisi aset, penghimpunan dana (DPK) maupun penyaluran kredit oleh perbankan di NTT secara tahunan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 13,39%, 10,45%, dan 30,68%. Akselerasi pertumbuhan DPK mengalami sedikit lonjakan yang cukup signifikan pada akhir triwulan III-2008, sementara pertumbuhan kredit masih relatif stabil. Peningkatan laju pertumbuhan DPK diperkirakan karena pergerakan tingkat suku bunga dana yang cenderung meningkat. Meskipun secara umum, sepanjang tahun 2008 terjadi penurunan pertumbuhan DPK akibat meningkatnya kebutuhan biaya hidup, sehingga alokasi pendapatan yang digunakan untuk saving relatif menurun. Berkorelasi dengan kondisi tersebut, dari segi penyaluran kredit, peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama didorong pembiayaan untuk konsumsi. Dengan kondisi tersebut, maka rasio antara penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun (LDR) menjadi 66,42%. Peningkatan fungsi intermediasi tetap diimbangi dengan performance kredit yang relatif terjaga. Sampai dengan akhir September 2008 tingkat NPL Gross sebesar 1,64%. Hal ini dipengaruhi oleh berlanjutnya langkah-langkah terkait proses restrukturisasi kredit dan penyaluran kredit yang lebih hati-hati sebagai bagian dari penerapan prudential banking.

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Melambatnya aktivitas ekonomi NTT, tercermin dari perputaran transaksi pembayaran baik tunai maupun non tunai. Untuk transaksi non tunai dengan fasilitas RTGS sampai dengan akhir September 2008 tercatat sebesar Rp. 21,3 miliar sedangkan untuk transaksi kliring sebesar Rp. 373,84 miliar. Perkembangan transasksi tunai antara Bank Indonesia dan perbankan menunjukkan tren yang cenderung berulang (cyclical). Setelah dalam triwulan I transaksi inflow (setoran) cenderung lebih banyak dibandingkan outflow (bayaran) atau kontraksi, maka sejalan dengan meningkatnya kinerja perekonomian pada triwulan III-2008, kebutuhan akan tersedianya uang di masyarakat pun ikut terkena imbasnya. Selama triwulan III-08, Bank Indonesia Kupang telah mengedarkan Rp. 683,34 miliar, sedangkan jumlah uang yang masuk sebesar Rp. 247,34 miliar

| Kajian Ekonomi Regional NTT 7

Page 8: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

KESEJAHTERAAN DAN KETENAGAKERJAAN

Pertumbuhan ekonomi NTT belum sepenuhnya mampu memberikan perbaikan kesejahteraan bagi masyarakat NTT. Salah satu indikator utama untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat adalah dari aspek ketenagakerjaan. Pertumbuhan ekonomi sampai dengan akhir triwulan III-2008 diperkirakan masih belum dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja secara signifikan. Sampai dengan bulan Februari 2008, dari 2,21 juta jiwa angkatan kerja, yang termasuk dalam kategori bekerja sejumlah 2,13 juta jiwa (Sumber : BPS Provinsi NTT). Jumlah tersebut sedikit mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007, berjumlah 2,02 juta jiwa. Jumlah angkatan kerja yang masuk kategori bekerja didominasi oleh pekerja informal. Sementara itu, dilihat berdasarkan sektor ekonomi, sektor pertanian masih merupakan lapangan kerja utama bagi masyarakat NTT.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Peran anggaran kebijakan fiskal sangat penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada triwulan III-2008 konsumsi pemerintah mencapai 20,93% dari total PDRB NTT. Anggaran belanja Provinsi NTT pada tahun 2008 meningkat 1,60% dibandingkan tahun 2007. Kemampuan fiskal cukup berperan dalam menstimulus pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah. Lambatnya penyerapan dana pemerintah tersebut akan menekan sektor-sektor yang sangat bergantung pada anggaran belanja pemerintah. Untuk anggaran belanja tahun 2008, sampai dengan semester I-2008 lalu sudah terealisasi sebesar 39,74% dari total rencana 2008, sedangkan dari rencana pendapatan telah tercapai 48,54%.

OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

Pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan IV-2008 diperkirakan relatif tidak jauh berbeda dengan triwulan III-2008. Dari sisi penggunaan, konsumsi masih menjadi penggerak dengan kontribusi terbesar. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang terkait perayaan Natal dan tahun Baru. Dari sisi penawaran, sektor-sektor dominan masih belum akan mengalami pergeseran. Tekanan terhadap biaya operasional dan menurunnya daya beli masyarakat secara keseluruhan dapat menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi NTT. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 pada kisaran 4,80% - 5,30% ; y-o-y. Sedangkan pertumbuhan ekonomi selama tahun 2008 diperkirakan berada pada kisaran 5,30% - 5,70%.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 8

Page 9: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Tingkat inflasi pada akhir tahun 2008 secara umum diperkirakan akan relatif meningkat. Permasalahan keterbatasan suplai akibat melonjaknya permintaan diperkirakan akan menjadi faktor pendorong utama. Mengingat sebagian besar barang-barang yang dijual berasal dari daerah lain, maka flutuasi harga cenderung relatif lebih mudah terjadi. Selain itu faktor risiko yang berpeluang menggangu stabilitas harga adalah persoalan distribusi. Pada bulan Desember umumnya di Provinsi NTT telah memasuki musim hujan. Kondisi cuaca yang kurang mendukung membuat rantai distribusi bisa terganggu. Inflasi pada akhir tahun diperkirakan akan berada pada level 10,20% - 10,60%; y-o-y.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 9

Page 10: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 8,44 6,43 10,63 10,45

PDRB - Harga Konstan (miliar Rp) 2.941,08 2.652,05 2.808,45 2.937,56

- Pertanian 1.139,84 1.112,92 1.151,97 1.139,45

- Pertambangan dan Penggalian 41,61 35,20 36,42 37,60

- Industri Pengolahan 46,05 41,19 42,75 44,08

- Listrik, gas dan air bersih 11,74 9,84 10,81 11,44

- Bangunan 205,44 169,93 175,19 184,51

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 481,50 432,27 451,67 485,91

- Pengangkutan dan komunikasi 211,94 192,23 209,15 214,21

- Keuangan, Persewaan, dan Jasa 104,98 91,75 98,57 104,68

- Jasa 697,97 566,71 631,91 715,68

Pertumbuhan PDRB (yoy) 3,86% 5,86% 5,32% 5,31%

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 1,91 0,91 2,31 3,94*

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 0,26 2,94 0,50 1,12*

Sistem Pembayaran

Inflow (miliar Rp) 231,72 527,55 175,25 247,34

Outflow (miliar Rp) 966,43 359,75 562,25 683,34

Netflow (miliar Rp) -734,71 167,80 -387,00 -436,00

MRUK (miliar Rp) 109,64 111,93 78,20 88,67

Uang Palsu (ribu Rp) 80 60 500 100

Nominal RTGS (miliar Rp) 35,71 1,74 10,52 21,30

Nominal Kliring (miliar Rp) 419,35 418,77 441,09 373,84

Sumber : Berbagai sumber (diolah)

Keterangan :

1) LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)

PDRB atas dasar harga konstan 2000

2) (y-o-y) = year on year, thn dasar 2002

3) Ekspor data dari Bagian PDIE-BI bln Agustus 2008 *

Tw.III-08

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIHPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INFLASI DAN PDRB

Tw.IV-07INDIKATOR Tw.II-08Tw.I-08

| Kajian Ekonomi Regional NTT 10

Page 11: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

PERBANKAN

Bank Umum

Total Aset (Rp Triliun) 8,52 8,32 8,55 9,53

DPK (Rp Triliun) 7,30 7,16 7,44 7,89

- Tabungan (Rp Triliun) 3,53 3,28 3,37 3,59

- Giro (Rp Triliun) 2,23 2,28 2,43 2,55

- Deposito (Rp Triliun) 1,53 1,60 1,64 1,74

Kredit (Rp Triliun) 4,20 4,29 4,81 5,24

- Modal Kerja 1,23 1,16 1,38 1,50

- Konsumsi 2,86 3,02 3,29 3,58

- Investasi 0,12 0,12 0,15 0,16

LDR (%) 57,61 59,95 64,74 66,42

NPLs (%) 1,54 1,79 1,62 1,64

Kredit UMKM (Triliun Rp) 4,07 4,27 4,78 5,20

BPR*

Total Aset (Rp Miliar) 33,45 40,72 48,49 56,22

DPK (Rp Miliar) 16,78 20,84 27,79 33,48

- Tabungan (Rp Miliar) 6,85 8,92 12,08 14,72

- Deposito (Rp Miliar) 9,93 11,92 15,71 18,76

Kredit (Rp Miliar) 24,66 26,96 36,63 43,88

- Modal Kerja 12,48 12,90 18,55 23,65

- Konsumsi 12,65 13,59 17,57 19,63

- Investasi 0,00 0,47 0,50 0,60

Kredit UMKM (Rp Miliar) 24,66 26,96 36,63 43,88

Rasio NPL Gross (%) 4,92 5,31 3,54 3,69

LDR (%) 143,64 129,40 131,78 131,07

Sumber : Bank Indonesia Kupang (diolah)Keterangan : *) Data Posisi Agustus 2008

Tw.I-08Tw.IV-07 Tw.III-08

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

Tw.II-08INDIKATOR

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

| Kajian Ekonomi Regional NTT 11

Page 12: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

BBB AAA BBB III

MMMAAAKKKRRROOO EEEKKKOOONNNOOOMMMIII RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Pertumbuhan ekonomi NTT sepanjang tahun 2008 cenderung

melambat. Angka Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk NTT pada

triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp 2,94 triliun. Jumlah tersebut memang

mengalami ekspansi 5,31% dibandingkan tahun sebelumnya (y-o-y). Namun

demikian bila kita lihat tingkat pertumbuhannya sepanjang tahun 2008, relatif

mengalami penurunan. Meskipun untuk posisi yang sama tahun 2007 lalu relatif

lebih tinggi (4,90% ; y-o-y). Secara triwulanan (q-t-q), tren perekonomian

Provinsi NTT relatif tidak berubah. Setelah mengalami kontraksi pada triwulan I,

memasuki triwulan II dan III perekonomian tumbuh positif.

Tabel 1.1 Perkembangan Ekonomi Provinsi NTT

Kenaikan harga BBM, diindikasikan memberi dampak yang cukup

signifikan terhadap perekonomian NTT. Setelah first round effect yang

terjadi, dimana ditetapkannya tarif baru angkutan kota yang meningkat pada

kisaran 20% dan disusul kenaikan tarif angkutan sungai dan perairan oleh PT

ASDP sebesar 25%, dampak selanjutnya adalah menaikan harga barang-barang

konsumsi (second round effect). Biaya transportasi diperkirakan bisa mencapai

50% dari komponen harga jual suatu produk tertentu di wilayah NTT. Hal ini

tentunya akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Dari sisi permintaan, konsumsi masih sebagai prime mover bagi

perekonomian NTT, khususnya konsumsi makanan (food consumption).

Namun, seiring dengan kenaikan harga BBM, mengakibatkan konsumsi rumah

tangga tumbuh relatif kecil (2,67% ; y-o-y). Namun demikian kondisi tersebut

relatif lebih baik dibandingkan triwulan lalu. Hal ini menunjukan bahwa sudah

terjadi recovery, setelah terjadi shock. Sementara itu kinerja investasi pada

III IV I II IIIPDRB (miliar) 2.789,48 2.941,08 2.652,05 2.808,45 2.937,56

y-o-y 4,90% 3,86% 5,86% 5,32% 5,31%

q-t-q 4,61% 5,43% -9,83% 5,90% 4,60%

20082007NTT

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 12

Page 13: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

triwulan III-2008 sedikit mengalami perubahan. Setelah dalam satu semester

mengalami kontraksi, pada triwulan laporan sudah mulai mengalami ekspasi,

tercatat sebesar 1,33% ; y-o-y. Hal ini terjadi diperkirakan karena pada triwulan

III merupakan puncak realisasi sebagian besar anggaran pemerintah. Kegiatan

investasi di NTT masih sangat bergantung kepada pemerintah. Sedangkan minat

investasi dari pihak swasta relatif belum berkembang. Sejalan dengan dominasi

food consumption dalam share PDRB NTT, ketergantungan Provinsi NTT

terhadap barang-barang konsumsi yang didatangkan dari luar wilayah NTT

cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan jumlah impor melebih jumlah ekspor dan

berimbas terhadap posisi net ekspor NTT yang selalu negatif.

Secara sektoral, kontribusi pertanian terhadap pembentukan PDRB

masih dominan, khususnya untuk subsektor tanaman pangan. Disusul

dengan sektor jasa-jasa, sektor perdagangan hotel dan restoran, serta sektor

transportasi dan komunikasi. Ketiga sektor terakhir dalam beberapa periode

terakhir cenderung menunjukkan peningkatan yang relatif lebih cepat

dibandingkan primary sector ekonomi NTT dalam hal ini sektor pertanian. Hal ini

tercermin dari share sektor pertanian yang cenderung menurun, sedangkan di

sisi lain ketiga sektor tersebut justru secara perlahan menunjukkan peningkatan.

Dukungan dari sisi permodalan merupakan salah satu pendorong, peningkatan

kinerja ketiga sektor tadi

Grafik 1.1 Tren Pertumbuhan Ekonomi NTT Grafik 1.2 Tren Struktur Ekonomi Provinsi NTT

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

-15%

-12%

-9%

-6%

-3%

0%

3%

6%

9%

12%

15%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

PDRB q-t-q y-o-y

2005 2006 2007 2008

Pertanian PHR

Transp & Kom Jasa-jasa

| Kajian Ekonomi Regional NTT 13

Page 14: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

1.1 Sisi Permintaan

Struktur PDRB Provinsi NTT sampai dengan triwulan III-2008 dari

sisi permintaan belum menunjukkan perubahan. Kegiatan konsumsi, baik

konsumsi rumah tangga, swasta, maupun pemerintah masih memegang

peranan sebagai sentral aktivitas ekonomi. Dari total pertumbuhan ekonomi

sebesar 5,31%, sebesar 3,83% disumbang oleh konsumsi. Memang secara

tahunan (y-o-y), pada triwulan III-2008 pertumbuhan konsumsi cenderung

melambat (3,42%). Sejalan dengan melambatnya laju pertumbuhan konsumsi,

maka laju pertumbuhan impor NTT juga cenderung mengalami tren yang sama.

Cenderung melambat sepanjang tahun 2008. Dari sisi ekspor pada triwulan III,

merupakan puncak masa panen bagi sebagian besar produk perkebunan. Hal ini

membuat pertumbuhan ekspor pada triwulan III mencapai 5,03%;y-o-y,

tertinggi sepanjang tahun 2008. namun demikian hal ini belum membuat

neraca perdagangan menjadi positif.

Tabel 1.2 PDRB Sisi PermintaanPermintaan

(miliar) III IV I II IIIKonsumsi 3.126 3.255 2.910 3.145 3.233

Investasi 367 383 330 350 372

Ekspor 905 947 826 879 951

Impor 1.695 1.807 1.666 1.731 1.799

PDRB 2.789 2.941 2.652 2.808 2.938

20082007

Sumber : BPS Provinsi NTT

Grafik 1.3 Struktur PDRB Sisi Permintaan Grafik 1.4 Komposisi PDRB Sisi Permintaan

Stok ; 3,76%

Konsumsi; 94,71% 3,83%

3,74%

5,31%

1,63%

0,18%

0% 2% 4% 6%

Konsumsi

Investasi

Ekspor

Impor

PDRB

Net ekspor; -18,02%

Investasi; 17,56%

Sumber : BPS Provinsi NTT Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 14

Page 15: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

1. Konsumsi

Dari segi konsumsi, pertumbuhan (y-o-y) ekonomi NTT mengalami

penurunan yang cukup signifikan. Pada triwulan laporan konsumsi hanya

tumbuh 3,42%. Sebelum kenaikan BBM (triwulan I-2008) konsumsi bisa

tumbuh hingga 8,57%. Shock kenaikan harga BBM bersubsidi, kontan

memberikan dampak kontraksi terhadap tingkat konsumsi. Kenaikan harga

secara umum yang diakibatkan karena peningkatan biaya transportasi

menyebabkan tingkat daya beli masyarakat mengalami penuruan. Meskipun

untuk household consumption, triwulan III-2008 sudah sedikit mengalami

recovery dibandingkan triwulan lalu, dari 1,56% menjadi 2,67% ; y-o-y.

Penurunan level permintaan masyarakat, tercermin dari

menurunya omset pedagang bahan kebutuhan pokok di Kota Kupang.

Pelemahan daya beli masyarakat dikeluhkan oleh para distributor sembako

(Sumber : Disperindag NTT). Sampai dengan 2 (dua) minggu menjelang

perayaan hari raya Idul Fitri, relatif belum menunjukkan indikasi adanya lonjakan

permintaan. Tidak seperti tahun sebelumnya, menurut Disperindag meskipun

secara umum lonjakan yang signifikan cenderung terjadi di akhir tahun, untuk

perayaan Idul Fitri tahun 2008 tingkat permintaan relatif masih sama dengan

hari-hari biasa.

Grafik 1.5 Perkembangan Konsumsi Grafik 1.6 Komposisi Konsumsi

Berbeda kondisinya dengan konsumsi durable goods, dimana

masih tetap menunjukkan tren yang posistif. Omset penjualan bisnis

multilevel Sophie Paris di Kupang justru melewati target. Khusus untuk wilayah

Kota Kupang, target yang ditetapkan sebesar Rp. 750 juta per bulan dibawah

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

-28%

-21%

-14%

-7%

0%

7%

14%

21%

28%

35%

2005 2006 2007 2008

p

Konsumsi y-o-y q-t-q

Swasta nir Laba; 3,59%

Pemerintah; 17,92%

Rumah Tangga; 75,19%

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 15

Page 16: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

aktual rata-rata pencapaian dimana sebesar Rp. 850 juta. Sedangkan omset

penjualan di seluruh NTT mencapa Rp. 1,3 miliar per bulan. Sampai dengan

bulan Agustus 2008, PT MPM sudah mampu menjual sekitar 300 unit motor.

Jumlah tersebut hampir menyamai pencapaian sepanjang tahun 2007 sebesar

320 unit. Diduga naiknya permintaan sepeda motor masyarakat mulai mencari

substitution goods, dengan biaya operasional yang lebih murah (cost eficiency).

Grafik 1.7 Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.8 Komposisi Konsumsi Rumah Tangga

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Dari sisi pembentukan PDRB konsumsi, konsumsi rumah tangga

(households consumption) memiliki share yang paling besar dengan

75,19% dari total nominal PDRB konsumsi. Kemudian diikuti oleh konsumsi

pemerintah dengan 17,92% dan konsumsi swasta memberikan kontribusi

terkecil (3,59%). Alokasi terbesar konsumsi rumah tangga ditujukan untuk

keperluan makanan (food consumption). Dari total konsumsi rumah tangga Rp.

2,49 triliun, sebesar Rp. 1,89 triliun untuk keperluan pemenuhan kebutuhan

makanan. Sumber konsumsi utama untuk non food diperkirakan berasal dari

kebutuhan yang terkait dengan perumahan. Hal ini tercermin dari

perkembangan jumlah pelanggan listrik di NTT.

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Sumber : PT PLN Wilayah NTT

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%Food Non Foody-o-y food y-o-y non food

Food 71,98%

Non food 28,02%

196000

198000

200000

202000

204000

206000

208000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008Kw

h

12000000

13000000

14000000

15000000

16000000

17000000

18000000

Pela

ng

gan

Jml Pelanggan Konsumsi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 16

Page 17: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Dari sisi pembiayaan lembaga keuangan, perkembangan kredit

konsumtif relatif tidak terpengaruh oleh melambatnya perekonomian

NTT. Selain dari sisi share pembentukan yang mencapai 68,33%, kredit

konsumsi juga mengalami pertumbuhan yang paling tinggi. Secara tahunan

kredit konsumsi di NTT meningkat 33,88% (y-o-y), dari Rp. 2,67 triliun menjadi

Rp 3,58 triliun. Dari sisi kualitas kredit, pembiayaan konsumtif relatif rendah

dengan rasio NPLs 0,55%, sehingga tingkat risikonya masih dalam kategori

aman.

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi Grafik 1.11 Kualitas Kredit Konsumsi

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2. Investasi

Kinerja investasi di Provinsi NTT relatif menunjukan

perkembangan positif jika dibandingkan dua periode sebelumnya. Pada

triwulan III-2008, investasi sudah mengalami ekspansi (1,33%;y-o-y), setelah

Grafik 1.12 Perkembangan Investasi

Sumber : Bank indonesia Kupang Sumber : Bank indonesia Kupang

Sumber : BPS NTT diolah

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%Investasi y-o-y q-t-q

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp

mii

lar

0%

10%

20%

30%

40%

nominal y-o-y

2006 2007 2008

Rp

miil

ar

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

nominal Rasio NPLs

| Kajian Ekonomi Regional NTT 17

Page 18: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

selama semester I-2008 mengalami kontraksi. Ketergantungan terhadap

investasi yang dilakukan oleh pemerintah (dana APBN dan APBD) membuat

kegiatan timing realisasi anggaran menjadi key point. Sementara disisi lain

komposisi alokasi belanja modal dalam APBD 2008 justru berkurang, karena

adanya kenaikan belanja rutin pegawai (kenaikan gaji PNS mulai April 2008).

Sementara investasi yang dilakukan oleh sektor swasta masih

perlu ditingkatkan. Sepanjang tahun 2008, pihak BKPMD Provinsi NTT telah

mengeluarkan 10 (sepuluh) surat persetujuan untuk melakukan investasi. Dari

10 perusahaan tersebut, terdiri atas 9 perusahaan merupakan perusahaan PMA

dan 1 PMDN. Adapun bidang investasi yang dilirik adalah pertambangan,

pertanian dan perkebunan (Jatropha, palawija), serta budidaya ikan laut. Namun

demikian sampai dengan saat ini praktis baru 1 perusahaan, yaitu PT.

Manhattan Capital Jakarta yang telah melakukan realisasi investasi.

Secara umum masalah yang dihadapi investor untuk melakukan

investasi di wilayah NTT adalah masalah keterbatasan infrastruktur

maupun dan aspek kepastian hukum. Sebagai ilustrasi, jaminan ketersediaan

jaringan listrik di seluruh wilayah NTT masih belum maksimal. Masih banyak

wilayah NTT yang belum menikmati listrik tanpa putus atau sesuai kebutuhan.

Padahal perannya sangat vital dalam mendukung aktivitas ekonomi terutama

sektor industri. Kemudian dari sisi sumber daya manusia, kualitasnya masih

relatif rendah sehingga perlu waktu untuk merubahnya. Sejalan dengan

pelaksanaan otonomi daerah, tingkat kepastian hukum di NTT masih perlu

diperbaiki karena masih kentalnya pengaruh adat dan budaya. Pengembangan

sistem pelayanan satu atap bisa dijadikan salah satu opsi perbaikan (one stop

service).

Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 1.14 Kualitas Kredit Investasi

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp

mii

lar

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

0

2

4

6

8

10

12

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

nominaly-o-y

2006 2007 2008

Rp

miil

ar

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

nominal Rasio NPLs

| Kajian Ekonomi Regional NTT 18

Page 19: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Lambatnya kinerja investasi di Provinsi NTT juga tercermin dari

segi pembiayaan oleh lembaga keuangan (perbankan). Penyaluran kredit

investasi oleh perbankan sampai dengan akhir triwulan III-2008, memiliki share

terkecil, hanya 3,03% dari total kredit atau sebesar Rp.158,88 miliar.

Pertumbuhan kredit investasi (y-o-y) juga paling rendah dibandingkan modal

kerja ataupun konsumsi, hanya 10,81%;y-o-y. Perkembangan investasi di NTT

juga bisa didekati dengan perkembangan konsumsi semen sebagai prompt

indicator. Grafik 1.15 Perkembangan Konsumsi Semen

3. Net Ekspor

Neraca perdagangan provinsi NTT yang direfleksikan melalui PDRB

ekspor dan PDRB impor masih tetap negatif. Tingginya tingkat konsumsi

masyarakat NTT, mengakibatkan nilai PDRB impor melebihi ekspornya. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar kebutuhan konsumsi masyarakat NTT

didatangkan dari Pulau Jawa, Bali, maupun Sulawesi (Makasar). Sementara itu

kinerja ekspor NTT masih relatif hanya bergantung pada komoditi-komoditi

pertanian dimana bentuk packaging masih dalam bahan mentah. Sebagian

besar ekspor NTT ke luar negeri umumnya diantarpulaukan terlebih dulu menuju

Surabaya atau Jakarta, sehingga bila dilihat komposisinya ekspor antarpulau

sangat mendominasi. Kondisi net ekspor NTT pada posisi triwulan laporan

sebesar Rp. 848,33 miliar. Bila melihat perkembangan net ekspor NTT, dari

tahun ke tahun cenderung menunjukan tren yang semakin menurun. Hal ini

menunjukan semakin bertumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat NTT, dan

Sumber : ASI

0

10000

20000

30000

40000

50000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Konsumsi

y-o-y

2005 2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 19

Page 20: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

pada saat yang bersamaan tidak diimbangi dengan produktivitas hasil daerah

NTT.

Grafik 1.16 Perkembangan PDRB Net Ekspor

-1000

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Net Ekspor

2005 2006 2007 2008

Rp

mili

ar

Sumber : BPS NTT diolah

Ekspor NTT pada triwulan III-2008, secara tahunan mengalami

ekspansi sebesar 5,03%, dari Rp 905 miliar menjadi Rp 951 miliar.

Pertumbuhan ekspor NTT, sangat dipengaruhi kondisi panen hasil-hasil

perkebunan (mete, kopi). Selain itu saat ini, di Provinsi NTT sedang dilakukan

penelitian mengenai kandungan logam mangan. Diindikasikan pengiriman

sampling mangan juga ikut memicu pertumbuahan kinerja ekspor NTT. Jika

dilihat dari komposisi tujuan, ekspor NTT selama 2008 sebagian besar menuju

negara di Asia dan Australia (Zona Oceania), masing-masing sebesar 86,85%

dan 13,09%.

.

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Grafik 1.18 Komposisi Ekspor per Benua

0

200

400

600

800

1000

1200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Sumber : BPS NTT diolah

2005 2006 2007 2008Rp

mili

ar

-30%

-24%

-18%

-12%

-6%

0%

6%

12%

18%

24%

30%

Ekspor y-o-y q-t-q

ASIA 86,846%

AUSTRALIA 13,090%

Sumber : Bank Indonesia - DSM

| Kajian Ekonomi Regional NTT 20

Page 21: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Apabila dilihat lebih detail, negara importir terbesar untuk barang-barang

asal NTT selama tahun 2008 adalah Cina dengan 85,15%, kemudian diikuti

dengan Timor Leste sebesar 15,54%. Bila melihat tren perkembangan volume

ekspor selama 2008 , sempat terjadi lonjakan pengiriman ekspor pada bulan

April 2008, hal tersebut dikarenakan adanya pengiriman mangan pada periode

tersebut.

Grafik 1.19 Perkembangan Volume Ekspor Grafik 1.20 Komposisi Ekspor per Negara Tujuan

Dari sisi impor, pada triwulan III-2008 menunjukkan peningkatan

sebesar 6,15% (y-o-y), dari Rp. 1,69 triliun menjadi Rp. 1,79 triliun. Bila

melihat tren beberapa periode sebelumnya, penurunan aktivitas konsumsi, akan

memberikan reaksi terhadap penurunan akselerasi pertumbuhan impor,

terutama impor antar pulau. Dari impor NTT 98,34% merupakan impor antar

pulau. Hal ini menunjukkan tingginya ketergantungan NTT terhadap suplai

barang dari luar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi.

Grafik 1.21 Perkembangan Impor Grafik 1.22 Perkembangan Volume Impor

21.814.833

3.725.536

221.472

79.956269.598

118.279

3.097.937

219.849

-5.000.000

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

Jan'0

8

Feb'08

Mrt'08

Apr'08

Mei'08

Jun'08

Jul'0

8

Agst'08

C. INDIA 0,074%

HONGKONG 0,004%Timor Leste

14,542%

C. SOUTH KOREA 0,019%

OTHER ASIA 0,001%

C. JAPAN 0,207%

C. R.R.C 85,153%

Volume ekspor (ton)

Sumber : Bank Indonesia - DSM

Sumber : Bank Indonesia - DSM

Sumber : Bank Indonesia - DSM Sumber : BPS Provinsi NTT

0

400

800

1200

1600

2000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008Rp

mili

ar

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

-200.000

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

Jan'

08

Feb'

08

Mrt

'08

Apr

'08

Mei

'08

Jun'

08

Jul'0

8

Ags

t'08

Impor y-o-y q-t-q

vol impor (ton)

| Kajian Ekonomi Regional NTT 21

Page 22: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

1.2 Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Provinsi NTT pada

triwulan III-2008 relatif belum mengalami perubahan dibandingkan

dengan periode-periode sebelumnya. Dominasi tiga sektor utama, yaitu :

sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan, sektor perdagangan, hotel & restoran

tercermin dari kontribusinya dalam pembentukan angka PDRB yang masing-

masing sebesar 38,79%, 24,36% dan 16,54%.

Pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan III-2008 sebesar 5,31%

sebagian besar ditopang oleh kinerja sektor pertanian, dimana

menyumbang hingga 1,93%. Namun bila melihat pergerakkan share sektor-

sektor ekonomi terhadap pembentukan angka PDRB, share sektor pertanian

cenderung mengalami penurunan kontribusi, sedangkan sektor-sektor lain yang

cenderung lebih padat modal mulai meningkat.

Tabel 1.3 Perkembangan PDRB Sektoral

Penawaran

miliar III IV I II IIIPertanian 1.086 1.140 1.113 1.152 1.139

Pertambangan 36 42 35 36 38

Industri Pengolaha 44 46 41 43 44

Listrik,Gas dan Air 11 12 10 11 11

Bangunan (konstru 183 205 170 175 185

Perdagangan & Ho 457 481 432 452 486

Transportasi & Kom 198 212 192 209 214

Keuangan dan Per 104 105 92 99 105

Jasa-jasa 671 698 567 632 716

PDRB 2.789 2.941 2.652 2.808 2.938

20082007

Sumber : BPS Provinsi NTT

Tabel 1.23 Struktur PDRB Sektoral Tabel 1.24 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

1,93%

0,06%

0,00%

0,01%

0,06%

1,05%

0,59%

1,59%

5,31%

0,01%

0% 2% 3% 5% 6%

Pertanian

Pertambangan

Industri Pengolahan

Listrik,Gas dan Air

Bangunan (konstruksi)

Perdagangan & Hotel

Transportasi & Komunikasi

Keuangan dan Persewaan

Jasa-jasa

PDRB

Pertanian; 38,79%

PHR ; 16%

Transp & Komunikasi ;

7%

Jasa ; 21%

Keu & Sewa; 3%

Bangunan (konstruksi);

6,28%

Pertambangan; 1,28%

Industri Pengolahan;

1,50%

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 22

Page 23: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Grafik 1.25 Pertumbuhan Sektor Dominan Grafik 1.26 Perkembangan Struktur PDRB NTT

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

PertanianPHRJasa

0%

10%

20%

30%

40%

50%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Pertanian PHR

Transp & Kom Jasa-jasa

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

1. Pertanian

Kinerja sektor pertanian sebagai prime mover perekonomian NTT

meningkat 4,96% (y-o-y). Pertumbuhan sektor pertanian didorong oleh

subsektor tanaman pangan (6,20%), perkebunan (15,53%), dan kehutanan

(20,16%). Menurut Kadis Pertanian NTT, produksi tanaman pangan untuk tahun

2008 yang menurun hanya padi, yaitu sebesar 109.000 ton. Namun secara

keseluruhan, produksi pangan di NTT masih relatif mencukupi. Hal ini

dikarenakan adanya peningkatan produksi untuk komoditi jagung, sejalan

dengan penetapan jagung sebagai salah satu komoditi unggulan di NTT (hasil

Musrembangda). Pada triwulan III umumnya terjadi periode masa panen untuk

beberapa komoditi perkebunan yang mendominasi di NTT, seperti mete dan

kopi.

Grafik 1.27 PDRB Sektor Pertanian

900

950

1000

1050

1100

1150

1200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

PDRB y-o-y

| Kajian Ekonomi Regional NTT 23

Page 24: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Grafik 1.28 y-o-y Subsektor Pertanian Grafik 1. 29 Struktur PDRB Sektor Pertanian

-30%

-15%

0%

15%

30%

45%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Tabama Perkebunan PeternakanKehutanan Perikanan

Peternakan; 28,20%

Tabama; 50,16%

Perkebunan; 11,52%

Kehutanan ; 0,64%

Perikanan ; 9,47%

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Kinerja sektor pertanian NTT masih bisa lebih dioptimalkan.

Kemampuan sumber daya manusia NTT (khususnya petani) dalam mengelola

sektor pertanian juga masih relatif rendah. Sebagian dari mereka masih

menggunakan teknologi tradisional dalam menjalankan usaha tani, seperti :

mengolah tanah dengan sistem tebas bakar, menggunakan bibit lokal, jarang

atau bahkan tidak mengunakan pupuk/pestisida, mengunakan pola tanam

campuran yang tidak beraturan. Bahkan kebun-kebun ada yang tidak dipagar

sehingga hewan liar bebas keluar merusak tanaman. Kondisi tersebut

sebenarnya telah mengurangi produktivitas lahan yang ada.

Grafik 1.30 Kredit Sektor Pertanian Grafik 1.31 Kualitas Kredit Sektor Pertanian

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit sektor pertanian oleh

perbankan di NTT masih relatif rendah. Hanya 1,78% dari total outstanding

kredit posisi September 2008 (Rp. 72,98 miliar). Lambatnya perkembangan

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp

mii

lar

-20

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp ju

ta

0,0%

0,1%

0,2%

0,3%

0,4%

0,5%

nominal Rasio NPLsnominal y-o-y

-10%

%

| Kajian Ekonomi Regional NTT 24

Page 25: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

pembiayaan untuk sektor pertanian pada umumnya terkendala masalah

ketersediaan agunan, karena petani di NTT masih sangat tradisional dalam

mengelola keuangannya. Pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan masih

sangat minim. Namun dari segi kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPLs,

kredit sektor pertanian relatif terjaga (0,04%).

2. Pertambangan

Kinerja sektor pertambangan di Provinsi NTT mengalami

peningkatan (y-o-y) sebesar 4,60%. Peningkatan aktivitas pembangunan

infrastruktur, khususnya jalan pada tahun 2008 mendorong peningkatan

kegiatan penambangan batu, pasir ataupun kapur. Selain itu di wilayah Provinsi

NTT saat ini sedang dilakukan kajian di beberapa titik yang diperkirakan terdapat

kandungan Mangan yang berlokasi di Kab Manggarai. Hasil sampling logam

mangan tersebut telah diekspor ke Cina oleh PT Arumbai Mangabekti dan PT

Prima Mining Manganese untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Mangan NTT

diekspor langsung dari NTT tidak melalui Surabaya.

Grafik 1.33 Kredit Sektor PertambanganGrafik 1.32 PDRB Sektor Pertambangan

Potensi material tambang masih banyak yang belum dieksplorasi.

Data dari Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kabupaten

Manggarai Timur antara lain menyebutkan bahwa kabupaten hasil pemekaran

dari Kabupaten Manggarai itu memiliki potensi pasir besi yang sudah terdeteksi

sejak lama dan perlu dieksplorasi lebih jauh. Potensi pasir besi itu terdapat di

Desa Bamo Kecamatan Kotakomba. Selain pasir besi, Manggarai Timur juga

memiliki potensi pertambangan lainnya seperti emas dan logam dasar lainnya di

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

p

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PDRB y-o-y

2006 2007 2008

Rp

miil

ar

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

nominal y-o-y

| Kajian Ekonomi Regional NTT 25

Page 26: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Kelurahan Tanahrata Kecamatan Kotakomba. Untuk bisa mengolah potensi

tersebut, pemerintah daerah tentunya membutuhkan investasi, baik berupa

tenaga ahli, kajian yang komprehensif, teknologi dan juga investasi dalam

bentuk uang (Sumber : Flores Pos). Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit

sektor pertambangan oleh perbankan di NTT juga masih minim, 0,06% dari

total outstanding kredit posisi September 2008 atau senilai Rp. 4,62 miliar.

Potensi usaha pertambangan yang masih belum terekspos membuat perbankan

masih belum tertarik terhadap usaha sektor ini.

3. Industri Pengolahan

Pertumbuhan sektor industri NTT terus mengalami tekanan

sepanjang tahun 2008. Pada triwulan III-2008, sektor industri hanya tumbuh

0,23%, terendah sepanjang tahun 2008. Peningkatan sektor pertanian tidak

direspon dengan pertumbuhan sektor industri. Hal ini menunjukan bahwa hasil

pertanian di NTT, baik yang diperdagangkan (diekspor) maupun untuk konsumsi

lokal sebagian besar masih dalam bentuk bahan mentah. Kondisi tersebut

mengakibatkan Provinsi NTT kehilangan potensi untuk mendapatkan value

added, karena dinikmati oleh daerah lain.

Grafik 1.34 PDRB Sektor Industri Grafik 1.35 Konsumsi Listrik Sektor Industri

Sektor industri pengolahan hanya memberikan kontribusi 1,50%

dari total PDRB NTT, sehingga bisa disimpulkan bahwa kinerja industri di NTT

belum menunjukkan perubahan positif. Lambatnya perkembangan sektor

industri bisa dikarenakan kondisi ketersediaan infrastruktur yang masih terbatas,

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : PLN Wilayah NTT

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I I III IV I II III IV I II IIII

2005 2006 2007 2008

Rp

mili

ar

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

112

114

116

118

120

122

124

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PDRB y-o-y

2006 2007 2008

Pela

ng

gan

50000

300000

550000

800000

1050000

1300000

Kw

h

Jml Pelanggan

Konsumsi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 26

Page 27: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

seperti halnya permintaan energi listrik yang tidak jarang masih belum bisa

dipenuhi oleh PLN. Lambatnya kinerja perindustrian NTT juga terlihat dari

prompt indicator konsumsi listrik industri yang cenderung mengalami

penurunan.

Namun dari sisi pembiayaan perbankan terhadap sektor industri,

tetap mengalami peningkatan sebesar 34,11% (y-o-y). Total outstanding

kredit sektor industri sampai dengan akhir triwulan III-2008 sebesar Rp 19,73

miliar atau 0,37% dari total kredit. Kualitas kredit sektor industri juga relatif

dalam kondisi terkendali dengan nominal NPLs sebesar Rp. 435 juta atau setara

dengan rasio NPLs 0,01%.

Grafik 1.36 Kredit Sektor Industri Grafik 1.37 Kualitas Kredit Sektor Industri

4. Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada triwulan laporan mengalami

ekspansi 3,08% ; y-o-y. Sektor ini secara keseluruhan sangat bergantung

kepada kinerja subsektor listrik. Melihat kondisi akhir-akhir ini dimana semakin

seringnya terjadi pemadaman bergilir maka pertumbuhan subsektor listrik juga

cenderung melambat selama tahun 2008. Perkembangan subsektor listrik

tercermin dari prompt indicator perkembangan tingkat konsumsi listrik di

wilayah NTT.

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0

5

10

15

20

25

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Rp

miil

ar

-100

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

0

150

300

450

6002 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Rp

juta

0,00%

0,01%

0,01%

0,02%

0,02%

nominalRasio NPLs

nominal

%

y-o-y

| Kajian Ekonomi Regional NTT 27

Page 28: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Grafik 1.38 PDRB Sektor Listrik dan Air Grafik 1.39 Jumlah Pelanggan & Konsumsi Listrik

5. Bangunan

Pada triwulan III-2008, sektor bangunan tumbuh melambat

dengan 0,85% ; y-o-y. Ketergantungan sektor bangunan terhadap proyek-

proyek pemerintah masih relatif tinggi, sehingga timing realisasi fisik proyek

pemerintah akan sangat menentukan pergerakkan sektor bangunan di NTT.

Perkembangan kinerja sektor bangunan juga tercermin dari tingkat

pertumbuhan konsumsi semen di NTT. Pertumbuhan aktivitas bangunan

ditunjukan dengan peningkatan penjualan eceran untuk kelompok barang

konstruksi. Namun demikian, kenaikan harga saat ini sangat berpengaruh

terhadap peningkatan volume penjualan, bahkan menurut beberapa pedagang

menyatakan bahwa, sebagian pesanan dibatalkan karena tekanan dari sisi harga

(Sumber : Suver Penjualan Eceran KBI Kupang).

Grafik 1.40 PDRB Sektor Bangunan

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : PLN Wilayah NTT

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : ASI

Grafik 1.41 Konsumsi Semen NTT

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

25500000

26000000

26500000

27000000

27500000

28000000

28500000

29000000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

PDRB y-o-y

2008elan

gg

an

225000

226000

227000

228000

229000

230000

231000

232000

233000

234000

Kw

h

Kwh

Pelanggan

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II IV I II III IV I II IIIIII

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%PDRB y-o-y

0

10000

20000

30000

40000

50000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Konsumsi

y-o-y

2005 2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 28

Page 29: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Dari segi pembiayaaan, sejalan dengan peningkatan PDRB sektor

bangunan penyaluran kredit konstruksi oleh perbankan NTT mengalami

perkembangan positif. Outstanding kredit konstruksi meningkat menjadi Rp

134,79 miliar, dari posisi triwulan sebelumnya sebesar Rp 97,94 miliar. Dari segi

kualitasnya, rasio NPLs kredit sektor konstruksi tetap terkendali pada level

0,08%.

Grafik 1.42 Kredit Sektor Konstruksi Grafik 1.43 Kualitas Kredit Sektor Konstruksi

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Performance sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mulai

membaik. Sejalan dengan proses recovery dari kegiatan konsumsi, pada

triwulan laporan sektor PHR tumbuh 6,43%;y-o-y, lebih tinggi dari triwulan lalu

yang tercatat sebesar 3,71%. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan

restoran sangat terkait dengan kinerja konsumsi. Ketiga subsektor PHR, pada

triwulan III-2008 mengalami perkembangan positif masing-masing sebesar

6,49%;perdagangan, 1,42%;hotel, 7,33%;restoran.

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Grafik 1.44 PDRB Sektor PHR Grafik 1.45 Pertumbuhan SubSektor PHR

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

PDRB y-o-y

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Perdagangan

HotelRestoran

0

1000

2000

3000

4000

5000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp

juta

0,00%

0,05%

0,10%

0,15%

0,20%

nominalRasio NPLs

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0%

50%

100%

150%

200%

nominal y-o-y

2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 29

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Page 30: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Perkembangan sektor PHR relatif ditentukan oleh subsektor

perdagangan. Hal ini dikarenakan kontribusinya sangat dominan hingga

97,17% terhadap pembentukan PDRB sektor PHR. Pada bulan September 2008,

indeks penjualan rill di Kota Kupang secara agregat sebesar 4,31%. Hal ini

mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan aktivitas perdagangan, meskipun

relatif menurun dibandingkan kondisi yang sama tahun lalu. Tekanan dari sisi

harga, membuat masyarakat harus melakukan adjustment terhadap pola

konsumsinya. Meningkatnya aktivitas perdagangan sepanjang triwulan III

dipengaruhi oleh beberapa event yang diselenggarakan di NTT. Pada akhir bulan

Juli sampai dengan awal Agustus diselenggarakan event tahunan yang dimulai

sejak tahun 2001 yaitu, Sail Indonesia. Dalam waktu yang relatif bersamaan,

diselenggarakan kegiatan East Nusa Tenggara Expo (entex) pada tanggal 31 Juli

sampai dengan tanggal 4 Agustus 2008. Selain itu, pameran pembangunan

dalam rangka perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-63, selama seminggu berhasil

menyedot transaksi sebesar Rp. 135 juta.

Grafik 1.47 Konsumsi Listrik Bisnis Grafik 1.46 Struktur PDRB Sektor PHR

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Peningkatan aktivitas penjualan eceran juga dipengaruhi oleh

beberapa kejadian baik pada tataran nasional maupun domestik/lokal,

seperti : persiapan menyongsong Hari Raya Idhul Fitri, Kegiatan wisuda oleh

Perguruan Tinggi Negeri dan beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Kota Kupang

serta adanya acara pentahbisan Sidi di beberapa Gereja Protestan di kota

Kupang. Kejadian-kejadian tersebut diperkirakan berdampak signifikan pada

meningkatnya penjualan eceran terutama untuk sektor-sektor pakaian dan

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Sumber : PLN Wilayah NTT

Perdagangan97,17%

Restoran1,57%Hotel

1,26%

2006 2007 2008Pela

ng

gan

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

Kw

h

Jml Pelanggan Konsumsi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 30

Page 31: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

perlengkapannya, maupun bahan makanan/minuman serta peralatan rumah

tangga (Sumber : Survei Penjualan Eceran KBI Kupang).

Tumbuhnya sektor perdagangan, hotel dan restoran juga

tercermin melalui pembiayaan perbankan. Kredit sektor perdagangan, hotel

dan restoran mengalami peningkatan sebesar 36,36% (y-o-y), dengan total

outstanding kredit sampai dengan akhir triwulan III-2008 sebesar Rp. 1,27 triliun

atau 23,32% dari total kredit. Kualitas kredit sektor perdagangan, hotel dan

restoran relatif dalam kondisi terkendali dengan rasio NPLs sebesar 0,78%.

Grafik 1.48 Kredit Sektor PHR Grafik 1.49 Kualitas Kredit Sektor PHR

7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor transportasi dan komunikasi pada triwulan III-2008

mengalami pertumbuhan sebesar 8,31% (y-o-y). Tumbuhnya sektor

angkutan dan komunikasi didorong oleh kedua subsektornya, masing-masing

meningkat 5,94% (subsektor angkutan) dan 17,50% (subsektor komunikasi).

Peningkatan pada subsektor angkutan diperkirakan terjadi karena pengaruh

lonjakan penumpang, khususnya angkutan udara karena arus mudik saat Hari

Raya Idul Fitri. Lonjakan kegiatan transportasi darat ditunjukan oleh peningkatan

penjualan suku cadang kendaraan, meskipun harga suku cadang kendaraan

bermotor mengalami peningkatan (Sumber : Survei Penjualan Eceran KBI

Kupang).

Perkembangan subsektor telekomunikasi sejalan dengan

bertambahnya jumlah provider mobile phone di NTT. Penambahan satu

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 91

2006 2007 2008

Rp

mii

lar

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

8000

16000

24000

32000

40000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

nominal y-o-y

2006 2007 2008

Rp

juta

0,00%

0,30%

0,60%

0,90%

1,20%

1,50%

nominalRasio NPLs

| Kajian Ekonomi Regional NTT 31

Page 32: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

provider pada akhir tahun 2007, menunjukkan potensi pasar NTT masih cukup

besar. Dengan semakin banyak provider persaingan di bisnis telekomunikasi

akan semakin ketat. Setiap konsumen akan memiliki banyak pilihan.

Perkembangan jumlah pelanggan salah satu provider selular selama tahun 2008

menunjukan tren yang meningkat.

Grafik 1.51 Perkembangan Pelanggan SelularGrafik 1.50 PDRB Sektor Transp. & Komunikasi

0

50

100

150

200

250

I II III IV II III IV I II III IV I II III

Tumbuhnya sektor angkutan dan komunikasi juga tercermin dari

peningkatan dari sisi pembiayaan, meskipun tidak signifikan. Kredit

sektor transportasi dan komunikasi pada akhir triwulan III-2008 meningkat

sebesar 0,25% (y-o-y). Total outstanding kredit sektor ini sebesar Rp. 29,15

miliar atau 0,79% dari total kredit. Kualitas kredit sektor angkutan dan

komunikasi terkendali dengan rasio NPLs sebesar 0,07%.

Grafik 1.53 Kualitas Kredit Sektor Transportasi

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Grafik 1.52 Kredit Sektor Transportasi

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

I

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

0%

3%

6%

9%

12%

15%

18%

PDRB All

1 2 3 4 5 6 7 8

y-o-y

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp

miil

ar

-50%

-25%

0%

25%

50%

75%

0

800

1600

2400

3200

4000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

nominal y-o-y

2006 2007 2008

Rp

juta

0,00%

0,02%

0,04%

0,06%

0,08%

0,10%

nominalRasio NPLs

| Kajian Ekonomi Regional NTT 32

Page 33: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

8. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan menunjukan

pekembangan positif pada triwulan laporan, meskipun cenderung

menurun. Ekspansi sektor ini pada triwulan III-2008 sebesar 0,31%;y-o-y. Dari

sisi struktur PDRB sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, subsektor

perbankan memberikan peranan paling tinggi dengan 47,14%, disusul dengan

subsektor bangunan 29,02%. Perkembangan kinerja perbankan akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja sektor ini secara keseluruhan. Perkembangan

sektor keuangan juga tercermin dari perkembangan beberapa prompt indicator,

penyaluran pembiayaan oleh penggadaian ataupun pertumbuhan jumlah

koperasi setiap tahunnya.

Grafik 1.55 PDRB Sektor Keu. dan Persewaan

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

PDRB

y-o-y

Bank 48,80%

Lembaga Keu Nir Bank 23,24%

Sewa Bangunan

24,08%

Jasa Perusahaan

3,89%

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Tabel 1.4 Perkembangan Kegiatan Bank indikator

utama IV I II III

Aset (miliar) 8516,24 8318,80 8546,12 9533,02

y-o-y aset 12,29% 10,85% 8,26% 13,39%

Kredit (miliar) 4202,99 4293,58 4814,82 5238,52

y-o-y kredit 31,63% 30,20% 30,58% 30,68%

DPK (miliar) 7296,11 7162,46 7437,54 7887,35

y-o-y DPK 10,09% 7,48% 7,28% 10,45%

LDR 57,61% 59,95% 64,74% 66,42%

NPL 1,54% 1,79% 1,62% 1,64%

2007 2008

Grafik 1.54 Struktur Sektor Keu. dan Persewaan

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 33

Page 34: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

9. Sektor Jasa-jasa

Pada triwulan III-2008, sektor jasa justru mengalami peningkatan

akselerasi pertumbuhan. Secara tahunan sektor ini meningkat 6,63%;yoy ,

jauh lebih tinggi dibandingkan dua triwulan sebelumnya. Peningkatan aktivitas

sektor jasa didorong oleh subsektor pemerintah yang tumbuh hingga 7,85%.

Penggerak sektor jasa secara umum masih bergantung dengan anggaran

pemerintah, tercermin dari kontribusinya yang mencapai 74,07% dari

pembentukan angka PDRB sektor jasa secara keseluruhan.

Grafik 1.56 PDRB Sekor Jasa Grafik 1.57 Struktur PDRB Sektor Jasa

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Sektor jasa merupakan salah satu penggerak utama yang

mendukung kinerja perekonomian NTT. Kontribusinya terhadap

pembentukan PDRB NTT secara keseluruhan mencapai 22,56%. Bahkan,

Grafik 1.58 Kredit Sektor Jasa Tabel 1.59 Kualitas Kredit Sektor Jasa

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%PDRB y-o-y

Pemerintah 74,07%

Sosial Masyarakat

20%

Individu & Rm.Tangga

13%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp

mii

lar

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-600

200

1000

1800

2600

3400

4200

5000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

nominal y-o-y

2006 2007 2008

Rp

juta

-0,02%

0,01%

0,04%

0,07%

0,10%

0,13%

0,16%

0,19%

0,22%

0,25%

nominalRasio NPLs

| Kajian Ekonomi Regional NTT 34

Page 35: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

perkembangannya dari waktu ke waktu cenderung mengalami peningkatan.

Faktor yang mendukung peningkatan di sektor ini terutama adalah kegiatan jasa

pemerintahan. Perkembangan sektor jasa tercermin juga dari outstanding kredit

perbankan hingga posisi September 2008 yang mencapai Rp 94,54 miliar,

kemudian dari sisi kualitasnya kredit sektor ini masih dalam kondisi yang

terkendali pad level 0,08%.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 35

Page 36: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 36

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN

DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

Latar Belakang

Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak

kepada negara-negara di Eropa maupun Asia. Krisis tersebut pada awalnya

bermula dari pertumbuhan subprime mortgage yang sangat pesat ketika The

Fed (Bank Sentral Amerika) menurunkan suku bunga sebesar 1% - 1,75%, yaitu

sekitar tahun 2001-2004. Selain itu, modofikasi skim subprime mortgage yang

mempermudah kepemilikan rumah membuat sektor properti mengalami

booming (buble economic). Hal ini membuat sekuritas yang terkait dengan

bisnis ini melambung tinggi nilainya. Pada tahun 2007, The Fed mulai menaikan

suku bunganya hingga level 5,25%. Hal ini ternyata mengakibatkan banyak

nasabah yang default (gagal bayar).

Dampaknya bagi Perekonomian Global

Sekuritas yang terkait (underlying) dengan subprime mortgage nilainya

anjlok, sehingga investor mulai menjual portofolionya untuk menutup kerugian.

Kemudian dana-dana yang ada di emerging market juga ikut ditarik, karena

terkena sentimen negatif. Kebangkrutan lembaga keuangan AS, Lehman

Brothers membuat pasar bertambah panik. Muncul ekspektasi terhadap

perlambatan pertumbuhan ekonomi global, membuat pergerakkan harga

minyak dan komoditi lainnya cenderung menurun karena didorong ekspektasi

pelemahan permintaan dunia.

Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Negara 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008f

United States 1.6 2.5 3.9 3.2 3.3 2.2 1.5United Kingdom 2.1 2.7 3.3 1.9 2.7 2.9 2.7China 9.1 10 10.1 10.4 10.7 10 10Japan 0.3 1.4 2.7 1.9 2.2 2.3 1.5India 4.3 7.3 7.8 9.2 9.2 8.4 7.8Malaysia 4.4 5.5 7.2 5.2 5.9 5.5 5.8Philippines 4.4 4.9 6.2 5 5.4 5.8 5.8Singapore 4.2 3.1 8.8 6.6 7.9 5.5 5.7Thailand 5.3 7.1 6.3 4.5 5 4.5 4.8Vietnam 7.1 7.3 7.8 8.4 8.2 8 7.8

Sumber : World Economic Outlook Update 2008 IMF, *) angka proyeksi

Page 37: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 37

Harga Minyak DuniaHarga Komoditas Dunia

75

125

175

225

275

2005 2006 2007 2008

Indeks Komoditas Nonfuel

Indeks Komoditi Total

Dampaknya bagi Indonesia

Tidak terkecuali bagi Indonesia secara umum. Hal ini memberikan

sentimen negatif bagi pasar keuangan Indonesia, yang tercermin dari ajloknya

IHSG hingga level 1400 yang secara simultan menekan nilai tukar Rupiah

melewati batas psikologis Rp 9.500,00 per $ US. Adanya tekanan bagi ekspor

nasional dan investasi asing, serta adanya ketidakpastian terhadap harga

komoditas yang akan berpengaruh terhadap prospek inflasi. Selain itu, bagi

perbankan nasional dampaknya krelatif tidak dirasakan, karena kepemilikan

bank nasional terhadap surat berharga yang bermasalah hanya sedikit.

Dampaknya Bagi Provinsi NTT

Bagi regional Provinsi NTT, gejolak ekonomi yang terjadi saat ini relatif

belum berdampak terhadap kinerja ekonomi secara keseluruhan. Pada triwulan

III-2008 pertumbuhan ekonomi NTT tercatat sebesar 5,31% ; y-o-y. Kondisi

tersebut memang relatif lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya pada

triwulan yang sama. Melambatnya pertumbuhan ekonomi NTT sepanjang tahun

2008 lebih disebabkan karena pengaruh tekanan dari kenaikan harga BBM pada

Indeks Komoditas Fuel

Sumber: IMF

Index (2005=100)Jan-Sep

yoymtm

Total Commodity Price Index 11.8 48.1 -9.9Commodity Non-Fuel Price Index 14.1 16.2 -5.9 - Commodity Food and Beverage 15.1 36.3 -6.0 - Commodity Agricultural Raw Materials 5.0 2.6 -5.0 - Commodity Metals Price Index 17.4 -0.7 -6.2Commodity Fuel (energy) Index 10.4 69.5 -11.6 - Crude Oil (petroleum), Price index 10.7 68.6 -13.3 - Coal, Australian thermal coal 33.9 131.5 -5.3 - Coal, South African export price 23.6 136.6 -6.7

Sumber: IMF

Rincian (Indeks 2005=100) 2007

Sep-08

71.85

64.86

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Oct-0860

70

80

90

100

110

120

130

140

150

WTI Minas

Sumber: Bloomberg

$/bbl $/bblWTI Minas

2006 66.1 63.52007 72.3 70.0

2008 ytd 111.6 106.8Aug-08 116.6 111.6Sep-08 104.5 97.5Oct-08 84.1 79.2

* Per 17 Oktober 2008

RATA-RATA*

8000

8500

9000

9500

10000

500

Jan‐06 Jul‐06 Jan‐07 Jul‐07 Jan‐08 Jul‐08

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

410Rp Exchange RateDaily Volatility (RHS)Average Volatility (RHS)

Pergerakkan Nilai Tukar Rupiah terhadap $ US Pergerakkan IHSG

Page 38: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 38

0

500

1000

1500

2000

2500

30

35

00

00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Rp

mil

iar

bulan Mei 2008 lalu. Hal ini secara

otomatis menghambat kinerja konsumsi

(terutama rumah tangga) yang selama ini

menjadi pendorong utama ekonomi NTT.

Namun demikian, pada triwulan III-2008,

kegiatan konsumsi relatif sudah mulai

menunjukkan recovery dibandingkan

triwulan sebelumnya.

-15%

-12%

-9%

-6%

-3%

0%

3%

6%

9%

12%

15%

PDRB y-o-y

Dari sisi investasi, secara umum relatif belum mengalami perubahan siginifikan.

Investasi di NTT cenderung bergantung kepada anggaran belanja modal

pemerintah, bukan investasi swasta. Kondisi tersebut mengindikasikan

bahwa, gejolak yang dialami oleh investor asing belum akan berdampak

pada kinerja investasi di regional NTT. Dari sisi ekspor, melemahnya

permintaan pasar internasional, yang berdampak pada penurunan harga

beberapa komoditi ekspor Indonesia (sawit, karet, dll) juga relatif belum

menunjukkan dampak yang signifikan bagi NTT. Hal ini dikarenakan pangsa

ekspor bagi barang-barang/komoditi asal NTT tidak terkonsentrasi ke

Amerika Serikat (AS).

Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan sektor dominan masih

tetap mengalami pertumbuhan 4,96%; y-o-y. Pertanian di NTT sebagian

besar masih merupakan sistem pertanian marginal, dimana sangat

bergantung pada kesuburan tanah dan faktor cuaca, bukan skala agrobisnis.

Kemudian sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran), merespon pulihnya

konsumsi yang tercermin dari ekspansinya pada triwulan III-2008 sebesar

6,43%; y-o-y.

No Negara Tujuan 2006 2007 2008*1 Timor Leste 14.866.204 14.390.415 25.521.2892 China 488.689 5.268.593 2.329.0033 Australia 216.334 594.995 136.0244 Jepang 2.875.766 3.527.231 1.057.9205 Hongkong 139.255 204.000 22.0006 Singapura 693.249

18.586.247 24.678.482 29.066.236Sumber : Disperindag Prov NTT

* Sampai Agustus 2008

Total

Hongkong0,08%

Australia0,47%

China8,01%

Jepang3,64%

Timor Leste87,80%

Page 39: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 39

0

1.

3.000

4.50

10.500

500

0

6.000

7.500

9.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

mili

ar

asset dana kredit

mengalami perkembangan positif (y-o-y)

Kinerja perbankan NTT relatif tidak terpengaruh kondisi gejolak yang terjadi

di pasar keuangan nasional. Asset, dana pihak ketiga (DPK), maupun

penyaluran kredit masing-masing

sebesar 13,39%, 10,45% dan

30,68%. Kondisi tersebut secara

otomatis meningkatkan kinerja

intermediasi perbankan NTT

menjadi 66,42%, dengan tingkat

kualitas kredit (NPLs) yang cukup

terkendali pada level 1,64%.

Peningkatan kebutuhan biaya

hidup diperkirakan membuat masyarakat mengurangi alokasi saving,

sehingga mengakibatkan pertumbuhan DPK sejak awal tahun hingga

Agustus 2008 hanya di bawah 10,00%. Pada saat yang bersamaan,

peningkatan kebutuhan biaya hidup juga mendorong pertumbuhan kredit

konsumtif hingga diatas 30,00%.

0

10000

20000

30000

40000

50000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Konsumsi Semen

y-o-y

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber : ASI Sumber : PLN Wil NTT 2006 2007 2008

Jml Pelanggan Bisnis

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 92 3

2006 2007 2008

y-o-y DPKy-o-y Kredit

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

80%

2006 2007 2008

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

Loan to Deposit RatioNon Performing Loan

Page 40: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 40

Perkembangan tren tingkat suku bunga yang terjadi saat ini, cukup

mempengaruhi tingkat penyerapan DPK di NTT, yang pada akhir September

2008 tercatat tumbuh 10,45%; y-o-y. Dengan tingkat LDR perbankan NTT

sebesar 66,42%, ketatnya likuiditas pada dasarnya belum dirasakan di

Provinsi NTT. Kemudian terkait perkembangan nilai tukar Rupiah saat ini,

perbankan NTT juga relatif aman dari risiko nilai tukar. Hal ini dikarenakan

perbankan NTT belum ada yang menyalurkan kredit dalam bentuk valas,

maupun penempatan dalam surat-surat berharga valas.

Page 41: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

BBB AAA BBB III III

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII

2.1 Kondisi Umum

Tekanan terhadap harga-harga di Kota Kupang pada tahun 2008

untuk posisi akhir triwulan III, secara umum cenderung meningkat. Hal

ini tercermin dari angka inflasi tahun berjalan (y-t-d) yang lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan laju inflasi IHK pada triwulan

III-2008 diindikasikan terjadi pada ketiga komponen inflasi, terutama bersumber

dari komponen inflasi yang bersifat nonfundamental yaitu inflasi volatile food.

Peningkatan inflasi volatile food terkait dengan peningkatan ekspektasi inflasi

pedagang sebagai dampak tidak langsung (second round effect) peningkatan

harga BBM secara otomatis meningkatkan biaya distribusi. Kemudian

permasalahan klasik yang selalu menjadi faktor pendorong adalah kelancaran

pasokan dan pergerakan harga di daerah penyuplai. Tingkat ketergantungan

yang sangat tinggi terhadap impor lokal membuat pergerakan harga cenderung

fluktuatif.

Grafik 4.1 Perkembangan Inflasi Kupang Tabel 4.1 Perkembangan Inflasi Kupang

Sedangkan secara tahunan, justru relatif menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya. Tercatat inflasi tahunan Kota Kupang sebesar

10,45%;y-o-y, sedangkan pada triwulan II sebesar 10,63%. Menurunnya

pertumbuhan permintaan terutama terkait perayaan Hari Raya Idul Fitri

membuat sebagian distributor terpaksa sedikit menurunkan margin

Sumber : BPS diolah

Sumber : BPS diolah

III IV I II III

y-o-y 9,33% 8,44% 6,43% 10,63% 10,45%

m-t-m -0,01% 1,97% 0,34% 2,31% 0,31%

y-t-d 5,83% 8,44% 3,33% 8,28% 8,78%

20082007inflasi

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

20%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

y-t-dm-t-my-o-y

| Kajian Ekonomi Regional NTT 41

Page 42: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

keuntungannya. Pergerakkan harga minyak dunia secara tidak langsung ikut

memberikan tekanan terhadap tingkat inflasi Kota Kupang. Hal ini dikarenakan

akan mendorong biaya produksi dari sisi penawaran, khususnya kalangan

industri, mengingat pemerintah Indonesia tidak memberikan subsidi BMM bagi

kalangan industri. Salah satu industri yang terkena dampaknya adalah industri

logam. Hal ini tercermin dari kenaikan beberapa produk bahan bagunan, secara

khusus seluruh material yang mengandung besi (besi beton dan paku) yang

berimbas pada pergerakan inflasi di kelompok perumahan.

Dari segi faktor fundamental, peningkatan ekspektasi inflasi

masyarakat secara umum ikut mendorong peningkatan inflasi inti.

Sementara itu, tekanan inflasi dari sisi permintaan dan penawaran perlu

diwaspadai terutama berkaitan dengan indikasi peningkatan permintaan.

Permintaan diindikasikan akan cenderung meningkat meskipun cenderung

melambat terutama pasca kenaikan harga setelah kebijakan kenaikan harga

BBM, sedangkan respons dari sisi penawaran relatif terbatas, terutama

mengingat ketergantungan NTT terhadap impor antarpulau relatif tinggi.

Pada akhir triwulan III-2008 inflasi tahunan Kupang lebih rendah

dibandingkan inflasi tahunan nasional, tidak seperti pada periode-periode

sepanjang tahun 2007 dimana inflasi nasional selalu lebih rendah, sejak tahun

2008 inflasi tahunan nasional selalu lebih tinggi dibandingkan inflasi Kupang.

Grafik 4.2 Inflasi Kupang vs Inflasi Nasional

0

4

8

12

16

20

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun Jul

Ags

Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun Jul

Ags

Sep

kupangnasional

y-o-y;%

2006 2007 2008

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 42

Page 43: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

2.2 Inflasi Tahunan (y-o-y)

Secara tahunan inflasi Kupang relatif mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu 10,45%. Hal ini diperkirakan

karena terjadi penurunan daya beli masyarakat, khususnya untuk Kota Kupang.

Perkiraan para distributor utama di Kota Kupang, terutama menjelang perayaan

Hari Raya Idul Fitri akan terjadi lonjakan permintaan ternyata keliru. Bahkan,

pergerakkan harga sembako sampai dengan menjelang hari raya Idul Fitri belum

menunjukkan pergerakkan signifikan. Hasil pemantauan harga menunjukkan

pergerakkan harga sembako sejak bulan Agustus 2008 secara umum relatif

stabil. Harga beras di Kota Kupang masih berkisar antara Rp. 6.500,00/kg – Rp.

7.000,00/kg (tergantung jenisnya). Harga gula, tepung terigu, dan minyak

goreng masing-masing berada pada kisaran Rp. 7.000,00 , Rp. 8.000,00 dan Rp.

15.000,00. secara umum, menurut distributor peningkatan tahun 2008 relatif

kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara tahunan, kelompok perumahan mengalami laju inflasi

paling tinggi, dengan 15,98%, kemudian kelompok transportasi dan bahan

makanan masing-masing sebesar 12,29% dan 11,63%. Laju inflasi kelompok

perumahan dipengaruhi oleh kenaikan berbagai bahan bangunan, terutama

yang terbuat dari besi. Selain itu, harga semen di pasaran Kupang juga

mengalami peningkatan seiring dengan berhentinya produksi PT. Semen

Kupang. Kemudian tekanan juga berasal dari keputusan pemerintah menaikkan

harga LPG, otomatis akan memberikan dampak terhadap perubahan harga LPG

di Kota Kupang. Sebelumnya harga gas elpiji untuk ukuran rumah tangga (12,5

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

20%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 92005 2006 2007 2008

m-t-my-o-y

Grafik 4.4 Perkembangan Inflasi y-o-y

Sumber : BPS diolah

Grafik 4.3 Inflasi Kelompok Barang Tw III-08 (y-o-y)

Bahan Makanan; 11,63

Perumahan, dll; 15,98

Kesehatan; 6,44

Transpor, dll; 12,29

Makanan jadi,dll; 9,09

Umum; 10,45

Sandang; 6,32

Pendidikan, dll; 1,81

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 43

Page 44: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

kg) berkisar antara Rp. 110.000,00 – Rp. 115.000,00, setelah kenaikan harga

tersebut naik menjadi Rp 165.000,00 per tabung. Untuk kelompok transportasi,

kenaikan BBM bulan Mei 2008 lalu tentunya membuat biaya transportasi

sepanjang tahun 2008 akan meningkat signifikan dibandingkan tahun 2007.

sehingga kelompok transportasi akan terus mengalami laju inflasi yang relatif

tinggi.

2.3 Inflasi 2008 (y-t-d)

Tekanan inflasi Kota Kupang sepanjang tahun 2008 memiliki

kecenderungan meningkat. Sampai dengan akhir triwulan III-2008, inflasi

Kota Kupang sudah mencapai 8,78%. Kondisi ini jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun 2007 lalu, dimana pada akhir triwulan yang sama tekanan inflasi

berada pada level 5,83% (y-t-d). Administered inflation merupakan faktor

utama yang memicu inflasi di daerah. Terutama bagi NTT yang sangat

bergantung kepada impor. Biaya transportasi menjadi komponen pembentuk

harga yang cukup dominan.

Sepanjang tahun 2008, kelompok transportasi mengalami inflasi

paling tinggi dengan 15,08%, seiring dengan kenaikan harga BBM. Kemudian

kelompok perumahan juga menunjukan penigkatan yang signifikan dengan

14,63%. Meningkatnya permintaan terhadap bahan-bahan bangunan, yang

tidak diimbangi dengan peningkatan suplai menyebabkan kecenderungan harga

menjadi bergerak naik. Sementara untuk kelompok bahan makanan mengalami

inflasi sebesar 7,10%.

Grafik 4.6 Perkembangan Inflasi (y-t-d)

Sumber : BPS diolah

Sumber : BPS diolah

Bahan Makanan; 7,1

Perumahan, dll; 14,63

Kesehatan; 6,29

Transpor, dll; 15,08

Pendidikan, dll; 1,71

Sandang; 2,9

Umum; 8,78

Makanan jadi,dll; 7,86

Grafik 4.5 Inflasi Kelompok Barang Tw III-08 (y-t-d)

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

m-t-my-t-d

| Kajian Ekonomi Regional NTT 44

Page 45: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Pergerakkan harga bahan makanan cenderung relatif bervariasi.

Peningkatan harga sebagian besar terjadi pada awal tahun. Pasca kenaikan

BBM, harga kebutuhan pokok sempat befluktuatif, namun setelah itu harga

cenderung stabil, kecuali untuk telur ayam. Kalaupun terjadi peningkatan harga

pada komoditi tertentu, umumnya lebih disebabkan karena supply shock semata

bukan dikarenakan faktor fundamental. Lonjakan pergerakkan harga terjadi

untuk komoditi daging ayam. Harga ayam naik pada kisaran Rp. 5.000/kg

sehingga menjadi Rp. 35.000/kg. Sedangkan harga daging sapi yang umumnya

juga mengalami kenaikan terutama menjelang perayaan Idul Fitri, sebelumnya

relatif stabil di harga Rp. 45.000/kg menjadi Rp 60.000/kg. Sedangkan khusus

untuk beberapa komoditi bumbu-bumbuan justru mengalami penurunan harga.

Harga bawang merah turun ke level Rp. 13.000,00 setelah sebelumnya

mencapai Rp. 17.000,00 , harga cabe merah dan cabe rawit juga turun menjadi

Rp. 20.000,00 dan Rp. 25.000,00. Beberapa pergerakkan harga kebutuhan

pangan dapat terlihat pada grafik dibawah.

Grafik 4.7 Perkembangan Harga Kebutuhan Pokok Grafik 4.8 Perkembangan Harga Bumbuan

Sumber : Pantauan Harga KBI Kupang Sumber : Pantauan Harga KBI Kupang

Grafik 4.9 Perkembangan Daging dan Ikan

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

22.000

III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI 0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IV

Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08

Sep-08 Okt-

Beras Tepung terigu TelurMinyak goreng gula pasir

Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08

Sep-08

Bawang merahCabe merahCabe rawit

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IVI II III IV

Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08

Sep-08

Daging ayamDaging sapiIkan

| Kajian Ekonomi Regional NTT 45Sumber : Pantauan Harga KBI Kupang

Page 46: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

BBB AAA BBB IIIIIIIII

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN

3.1 Kondisi Umum

Di tengah kondisi gejolak sistem keuangan di Indonesia, kinerja

perbankan di Provinsi NTT sampai akhir triwulan III tahun 2008 masih

tetap menunjukkan perkembangan yang posistif. Kemampuan perbankan

dalam meningkatkan nilai asetnya masih tetap terpelihara meskipun

pertumbuhannya sejak akhir tahun 2007 lalu cenderung mengalami

perlambatan. Kondisi yang sama pun juga melanda kegiatan penghimpunan

dana masyarakat (DPK). Akselerasi pertumbuhan DPK cenderung mengalami

penurunan dalam beberapa triwulan terakhir, namun demikian akselerasi

pertumbuhan penyaluran kredit relatif stabil pada kisaran 30% sampai 31%.

Tekanan dari sisi harga mempengaruhi peningkatan kebutuhan

pembiayaan perbankan di Provinsi NTT. Tingkat konsumsi masyarakat NTT

cukup dominan dalam menggerakkan perekonomian secara keseluruhan.

Kenaikan harga membuat biaya untuk memenuhi konsumsi masyarakat

mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan tren pertumbuhan penyerapan

dana cenderung mengalami penurunan, karena masyarakat terpaksa harus

memangkas alokasi saving. Namun pada triwulan III-2008 sedikit terjadi lonjakan

pertumbuhan jumlah DPK (10,45%;yoy) dibanding sepanjang tahun 2008, yang

selalu dibawah 10%. Hal ini diperkirakan pengaruh peningkatan suku bunga

dana (cost of fund) yang terjadi sepanjang triwulan laporan.

Tab Indikator rbankan NTTel 3.1 Pe

Tabel 3.1 Perkembangan Kinerja Perbankan

i 2007ndikator

utama III IV I II III

Aset (miliar) 8407,14 8516,24 8318,80 8546,12 9533,02

o-y aset 23,53% 12,29% 10,85% 8,26% 13,39%

Kredit (miliar) 4008,75 4202,99 4293,58 4814,82 5238,52

o-y kredit 30,40% 31,63% 30,20% 30,58% 30,68%

DPK (miliar) 7141,00 7296,11 7162,46 7437,54 7887,35

o-y DPK 19,06% 10,09% 7,48% 7,28% 10,45%

LDR 56,14% 57,61% 59,95% 64,74% 66,42%

L 1,92% 1,54% 1,79% 1,62% 1,64%

2008

y-

y-

y-

NP

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 46

Page 47: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Sejalan dengan kebutuhan konsumtif masyarakat, dari segi

pertumbuhan kredit, jenis konsumtiflah yang sangat mendominasi, jauh

diatas kredit modal kerja maupun investasi. Tekanan dari sisi harga juga

berimbas terhadap peningkatan biaya untuk keperluan usaha (cost production),

kemudian ditambah dengan ekspektasi sektor swasta terhadap prospek kondisi

usahanya masing-masing diindikasikan menjadi penyebab tumbuhnya kredit

untuk modal kerja dan investasi yang masing-masing mencapai 25,89%;y-o-y

dan 10,81%;y-o-y. Pergerakkan suku bunga kredit sampai dengan triwulan

laporan belum menghambat ekspansi kredit di wilayah NTT. hal ini diperkirakan

karena adanya berbagai inovasi produk pembiayaan atau skim pembiayaan yang

didukung dengan kemudahan-kemudahan ikut memacu indikator kinerja

perbankan.

Dengan kondisi perkembangan tersebut, maka rasio penyaluran

kredit terhadap dana yang dihimpun oleh perbankan (LDR) di NTT relatif

mengalami peningkatan. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya atau

pun tahun lalu tingkat LDR pada triwulan III-2008 relatif lebih baik yang

mencapai 66,42%. Tren peningkatan suku bunga belum berdampak terhadap

performance kredit perbankan NTT. Sampai dengan triwulan III-08 rasio non

performing loan (NPLs) juga terjaga, yaitu pada level 1,64%. Peningkatan

performance kredit tersebut diperkirakan karena pengaruh penyaluran kredit

yang lebih berhati-hati sesuai dengan prinsip prundential banking serta

berlanjutnya langkah-langkah terkait restrukturisasi kredit, baik melalui

penambahan jumlah plafon maupun perpanjangan jangka waktu pelunasan.

Grafik 3.2 Perkembangan Suku BungaGrafik 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan

0%

5%

10%

15%

20%1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

BI Rate

Bunga Kredit

Deposito 1 bln

0

1.500

3.000

4.500

6.000

7.500

9.000

10.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

mili

ar

asset dana kredit

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 47

Page 48: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Secara umum bagi perbankan di NTT tekanan dari sisi risiko, khususnya terkait

risiko likuiditas, relatif belum menunjukkan gangguan yang berarti. Meskipun

sebagian besar dana yang disimpan sebagian besar bersifat jangka pendek.

3.2 Intermediasi Perbankan

Kegiatan penyerapan dana masyarakat oleh perbankan NTT

mengalami peningkatan 10,45% (y-o-y), dari Rp. 7,14 triliun menjadi Rp.

7,89 triliun. Secara struktural pertumbuhan DPK didorong oleh peningkatan

pada rekening tabungan dan deposito, masing-masing sebesar 24,62% dan

10,45%. Sedangkan tekanan terhadap pertumbuhan DPK berasal dari simpanan

giro yang mengalami penurunan sebesar 4,91%.

Grafik 3.3 Perkembangan DPK Grafik 3.4 Perkembangan Struktur DPK

Grafik 3.5 Perkembangan Komponen DPK Grafik 3.6 Komposisi DPK

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 6 7 8 III 10 11 IV 1 2 I 4 5 II 7 8 III5

2006 2007 2008

Rp

miil

ar

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 III 10 11 IV 1 2 I 4 5 II 7 8 III

nominaly-o-y

2006 2007 2008

y-o-y Tabungany-o-y Depositoy-o-y Giro

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008Rp

mili

ar

GiroDepositoTabungan

2006 2007 2008

TabunganDepositoGiro

| Kajian Ekonomi Regional NTT 48

Page 49: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Meningkatnya pertumbuhan DPK diperkirakan pengaruh tren

peningkatan suku bunga, sementara di lain pihak, gejolak pasar keuangan

yang juga melanda nasional membuat produk-produk investasi yang ditawarkan

di pasar keuangan, seperti : pasar modal, reksadana, insurance linked, sampai

obligasi pemerintah dalam hal ini ORI sedikit mengalami tekanan. Laju

pertumbuhan jenis tabungan mengalami akselerasi yang paling cepat

dibandingkan dengan jenis deposito ataupun giro. Hal ini dipengaruhi oleh

liqiudity excess sebagian besar masyarakat NTT relatif bersifat sementara saja.

Kemudian simpanan jenis tabungan diindikasikan relatif sudah dikenal, sifatnya

lebih liquid (mudah dicairkan) dan jumlah minimal saldo lebih kecil dibandingkan

dengan jenis deposito. Fleksibilitas dan kemudahan dalam melakukan berbagai

transaksi, khususnya melalui Automatic Teller Machine (ATM) mampu

memberikan keunggulan tersendiri dalam meningkatkan minat masyarakat.

Kemudian layanan perbankan yang semakin membaik melalui inovasi pelayanan

jasa perbankan, seperti : SMS banking, internet banking, dan produk jasa

lainnya (fee based income) memudahkan nasabah untuk melakukan tansaksi

secara lebih cepat dan aman dengan layanan yang sifatnya pribadi.

Komposisi dana pihak ketiga di perbankan NTT belum mengalami

perubahan. Tabungan masih memiliki porsi tertinggi sebesar 45,57%.

Kemudian diikuti dengan penempatan jenis giro dengan 32,39%, dan terakhir

deposito sebesar 22,05%. Sedangkan jika dilihat dari pemilik dana pihak ketiga

(DPK), golongan perorangan memiliki proporsi tertinggi yang mencapai 61,51%.

Grafik 3.7 DPK Menurut Golongan Pemilik

Pemerintah 32,94%

Swasta3,80%

Perorangan61,51%

Lainnya1,75%

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 49

Page 50: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Penyaluran kredit perbankan di NTT pada triwulan III-2008

mengalami peningkatan. Posisi outstanding kredit yang telah disalurkan oleh

perbankan di NTT mencapai Rp. 5,24 triliun. Jumlah tersebut meningkat

30,68% dari tahun sebelumnya (y-o-y) atau 8,80% jika dibandingkan posisi

triwulan sebelumnya (q-t-q), meskipun terjadi tren peningkatan suku bunga (BI

rate) akibat gejolak ekonomi dunia ditambah tekanan inflasi nasional yang

menembus level 10%. Akselerasi penyaluran kredit perbankan di NTT

dipengaruhi juga oleh perkembangan kondisi perekonomian. Berdasarkan hasil

survei kegiatan dunia usaha (SKDU BI) dalam periode triwulan III-2008,

ekspektasi para pelaku usaha terhadap kondisi pada periode mendatang

cenderung positif. Hal ini tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) yang

bernilai positif 22,81.

Bank Mandiri mentargetkan kenaikan kredit tahun 2008 sebesar

30% (Rp. 23 miliar) dari tahun sebelumnya, melebihi target nasional 20%.

Hal tersebut didasarkan pada semakin membaiknya kondisi perekonomian di

NTT, khususnya Kota Kupang. Sama halnya dengan PT. Bank NTT yang

mentargetkan jumlah kredit pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,7 triliun meningkat

dibandingkan tahun 2007 yang realisasinya sebesar Rp. 1,8 triliun.

Grafik 3.8 Perkembangan Kredit Grafik 3.9 Kredit Menurut Penggunaan

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Rp

miil

ar

0%

10%

20%

30%

40%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

nominal

y-o-y

Konsumsi Modal Kerja Investasi

Rp

mili

ar

2006 2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 50

Page 51: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Searah dengan perkembangan kredit dari sisi penggunaan,

penyaluran kredit secara sektoral terkonsentrasi pada sektor lain-lain

yang mencapai 66,79%. Hal ini merupakan refleksi dari peran kredit konsumsi

yang sangat dominan. Bila dilihat sektor lain yang produktif, ada beberapa

sektor usaha yang cukup memberikan kontribusi, antara lain : kredit sektor

perdagangan dengan 23,32%, kredit sektor jasa sebesar 4,13%. Sebagai sektor

unggulan dalam perekonomian NTT, penyaluran kredit sektor pertanian pada

triwulan III-2008 justru sharenya hanya sebesar 1,78%. Sedangkan kredit

sektoral yang mengalami pertumbuhan sangat signifikan (diatas 100%) adalah

kredit sektor konstruksi dan kredit sektor pertambangan, masing-masing

mencapai 100,10% dan 106,72%.

Fungsi intermediasi perbankan di NTT mengalami perbaikan jika

dibandingkan triwulan sebelumnya, maupun tahun lalu yang tercermin

dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mengalami peningkatan. Dengan

perkembangan penyerapan dana pihak ketiga yang relatif lambat dibandingkan

pertumbuhan penyaluran kredit pada akhir triwulan III-2008, mendorong rasio

LDR perbankan NTT tumbuh menjadi sebesar 66,42%. Kondisi tersebut lebih

baik apabila dibandingkan posisi tahun lalu (56,14%) dan akhir triwulan II-2008

(64,74%). Sementara itu, besarnya rasio undisbursed loan terhadap total kredit

yang disalurkan relatif rendah 7,85% (dibawah 10%) atau senilai Rp. 411,14

miliar.

Grafik 3.10 Perkembangan Komposisi Kredit Menurut Kegunaan

Grafik 3.11 Struktur Penyaluran Kredit Tw II-08

0%

20%

40%

60%

80%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Investasi3,03%

Konsumsi; 68,33%

Modal kerja;

28,64%

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : Bank Indonesia Kupang

2006 2006 2007 2008

KonsumsiModal KerjaInvestasi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 51

Page 52: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Risiko kredit perbankan pada triwulan III-2008 secara agregat

relatif terkendali. Hal ini tercermin dari indikator ratio Non Performing Loan

gross (NPLs) yang tetap berada di bawah batas aman rasio sebesar 5,00%.

Tercatat rasio NPLs perbankan di NTT secara umum sebesar 1,64% atau senilai

Rp. 85,99 miliar. Dari sisi penggunaan, meskipun outstanding kredit modal kerja

jauh lebih kecil dibandingkan kredit konsumsi rasio NPLs untuk kredit modal

kerja masih lebih tinggi (0,89%) dibandingkan kredit konsumsi (0,55%). Hal ini

diindikasikan terjadi karena sebagian kredit konsumsi yang disalurkan oleh

perbankan di NTT ditujukan kepada pegawai negeri, dengan sistem angsuran

melalui pemotongan langsung dari gaji yang diterima masing-masing pegawai.

Grafik 3.12 Perkembangan LDR Grafik 3.13 Perkembangan Undisbursed Loan

Grafik 3.14 Perkembangan NPL Grafik 3.15 Nominal NPL Sektoral

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 92006 2007 2008

Rp

mil

iar

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008Rp

miil

ar

0%

3%

6%

9%

12%

15%

nominal prosentase

Kredit DPK LDR

0

20000

40000

60000

80000

100000

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Rp

juta

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

3,00%

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

900001 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Transp&Kom PHR Konstruksi LainnyaNominalRasio NPL

Rp

juta

2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 52

Page 53: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Sehingga tingkat risiko (default) akan lebih kecil. Kondisi tersebut tercermin juga

pada kualitas kredit secara sektoral. Sektor lain-lain memiliki rasio yang lebih

rendah dengan 0,61%, dibandingkan sektor perdagangan 0,78% yang

notabene digunakan untuk keperluan modal kerja.

Grafik 3.16 NPL Konsumsi dan Modal Kerja

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

3.3 Kredit UMKM

Pertumbuhan UMKM di Provinsi NTT juga tercermin dari

penyaluran kredit UMKM oleh perbankan NTT. Kredit yang termasuk

kategori UMKM pada triwulan III-2008 mengalami peningkatan sebesar 30,59%

(y-o-y), dari Rp. 3,98 triliun menjadi Rp. 5,20 triliun. Kontribusi kredit UMKM

bagi total kredit secara keseluruhan cukup signifikan. Sampai dengan akhir

triwulan III-2008, tercatat 99,30% dari total kredit yang disalurkan perbankan

Grafik 3.17 Perkembangan Kredit UMKM

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.18 Komposisi Kredit UMKM

Sumber : Bank Indonesia Kupang

2006 2007 2008Rp

miil

ar 0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

nominal kosumsi nominal modal kerja

NPLs konsumsi NPLs modal kerja

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

Mikro50,67%

Kecil33,49%

Menengah15,84%

Kredit UMKM Total Kredit

Rp

Ju

ta

2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 53

Page 54: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

NTT termasuk kategori kredit UMKM. Peningkatan penyaluran kredit UMKM

oleh perbankan NTT merupakan salah satu bentuk concern perbankan terhadap

pengembangan UMKM sebagai salah satu penggerak ekonomi daerah.

Jika dilihat dari komposisinya, penyaluran kredit UMKM

didominasi oleh kredit mikro yang mencapai 50,67% atau sebesar

Rp. 2,64 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar dari total

kredit yang disalurkan oleh perbankan NTT juga termasuk kategori mikro, atau

dengan kata lain kapasitas nasabah kredit di NTT sebagian besar masih relatif

kecil. Sementara jika dilihat dari pertumbuhannya (y-o-y), kredit kategori kecil

mengalami pertumbuhan paling tinggi (60,96%). Akselerasi pertumbuhan kredit

kecil yang lebih tinggi dibandingkan kredit mikro dalam jangka panjang dapat

merubah struktur kredit UMKM perbankan NTT. Kondisi tersebut juga

mengindikasikan pergeseran kemampuan (capacitiy) debitur dan peningkatan

kapasitas ekonomi secara keseluruhan.

Grafik 3.19 Perkembangan Komponen Kredit UMKM

Grafik 3.20 y-o-y Komponen Kredit UMKM

0%

20%

40%

60%

80%

100%

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

1

12

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

0

11

1

2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

3.4 Perkembangan BPR

Pertumbuhan usaha BPR pada triwulan III-2008 menunjukan

peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan aset BPR

(y-o-y) di wilayah Provinsi NTT pada akhir triwulan III-2008 mencapai 72,83%,

dari Rp. 32,53 miliar menjadi Rp. 56,22 miliar. Kemudian dari aspek fungsinya

sebagai lembaga intermediasi, berhasil menyerap dana masyarakat sebesar Rp

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

2006 2007 2008

Rp

ju

ta

Mikro Kecil Menengah

2006 2007 2.008

y-o-y UMKMy-o-y Mikroy-o-y Kecily-o-y Menengah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 54

Page 55: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

33,48 miliar atau tumbuh 108,54% (y-o-y) dan menyalurkan kredit sebesar Rp.

36,63 miliar, meningkat 8,30% (y-o-y).

Pertumbuhan penyaluran kredit yang relatif lebih lambat

dibandingkan pertumbuhan jumlah dana yang dihimpun, mempengaruhi

kinerja intermediasi BPR. Fungsi intermediasi yang dilaksanakan oleh BPR

sepanjang tahun 2008 masih berada diatas level 100%. Hal ini tercermin dari

rasio Loan to Deposit (LDR) sebesar 131,06%. Tingginya penyaluran kredit BPR

di NTT, salah satunya didorong oleh penerapan linkage programe antara bank

umum dan BPR.

Dari sisi penggunaan, komposisi kredit BPR relatif lebih produktif

dibandingkan dengan kondisi bank umum. Penyaluran kredit BPR di NTT

tidak didominasi oleh kredit untuk konsumtif (44,74%), namun kredit modal

kerja (53,89%). Sedangkan untuk kredit investasi masih relatif belum mengalami

perubahan signifikan (1,36%). Bila dilihat secara sektoral, secara struktur sektor

Tabel 3.2 Perkembangan Usaha BPR (juta)

III IV I II IIIAset 32.528 34.844 40.722 48.494 56.220

o-y aset 49,32% 41,16% 61,17% 66,77% 72,83%DPK 16.054 17.165 20.838 27.794 33.479

o-y DPK 84,06% 81,52% 100,36% 109,09% 108,54%redit 23.552 24.655 26.963 36.627 43.878o-y kredit 34,94% 35,33% 39,32% 70,11% 86,30%

DR 146,70% 143,64% 129,40% 131,78% 131,06%NPLs (nominal

y-

y-Ky-L

) 1.098 1.212 1.431 1.297 1.621PLs 4,66% 4,92% 5,31% 3,54% 3,69%

Indikator2007 2008

N

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.21 Pertumbuhan Kinerja BPR Grafik 3.22 Perkembangan LDR

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

y-o-y Asset y-o-y Kredit DPK y-o-y

2005 2006 2007 2008Rp

ju

ta

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

KreditDPKLDR

| Kajian Ekonomi Regional NTT 55

Page 56: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

lain-lain masih memberikan kontribusi tertinggi (48,21%), sedangkan share

terkecil adalah kredit sektor industri (0,46%).

Bila melihat pada risiko kredit BPR di NTT, rasio NPLs pada

triwulan laporan relatif terkendali 3,69%. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan BPR dalam melakukan assesment terhadap pengajuan kredit relatif

baik. Namun perlu menjadi perhatian, rasio LDR BPR berada diatas 100%.

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa sumber dana penyaluran kredit BPR

tidak hanya berasal dari penghimpunan dana, tetapi juga dari modal bank

sendiri. Hal ini pada dasarnya akan berpengaruh terhadap risiko likuiditas bagi

bank yang bersangkutan. Sehingga pengelolaan likuiditas (cash ratio) perlu

menjadi concern tersendiri.

Grafik 3.23 Pertumbuhan Kredit Penggunaan BPR Grafik 3.24 Proporsi Kredit Sektoral

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Jasa-jasa24,17%

Lain-lain48,21%

PHR22,02%

Perindustrian0,46%

Pertanian5,14%Modal Kerja Investasi Konsumsi

Rp

ju

ta

Sumber : Bank Indonesia Kupang

2005 2006 2007 2008

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 56

Page 57: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

BBB AAA BBB III VVV

SSSIIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

4.1 Kondisi Umum

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi NTT berpengaruh

terhadap aktivitas sistem pembayaran. Kinerja perekonomian yang sudah

relatif membaik dibandingkan triwulan sebelumnya, mengakibatkan terjadinya

peningkatan volume sistem pembayaran di NTT yang tercatat oleh Bank

Indonesia Kupang, terutama untuk transaksi tunai. Ekspansi ekonomi secara

eksplisit terlihat dari kenaikan transaksi bayaran yang cukup signifikan sepanjang

triwulan III-2008, kenaikan negatif net inflow menunjukkan kebutuhan uang

kartal mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas ekonomi membuat

kebutuhan masyarakat akan ketersediaan cash money ikut terdongkrak.

Meskipun di negara-negara maju cenderung sudah mulai tidak menggunakan

cash money.

Tabel 4.1 Perkembangan Pembayaran Non Tunai

Transaksi sistem pembayaran non tunai kondisinya relatif

bervariasi. Sebagaimana telah diketahui, bahwa sistem pembayaran non-tunai

dapat menggunakan fasilitas Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

atau dengan fasilitas Real Time Gross Settlement (RTGS). Dari kedua sarana

Tabel 4.2 Perkembangan Pembayaran Tunai

III 12.649 387.651 44 2.242 169 1.862.280

IV 12.584 419.348 115 4.717 160 35.714

I 11.974 418.765 63 2.089 24 1.744II 11.915 441.091 66 1.215 85 10.523III 12.758 373.837 71 1.727 57 21301

NON TUNAI

perputaran

TRANSAKSI KLIRING TRANSAKSI

RTGS

8

cek/BG kosong

7

(juta)

200

200

Sumber : KBI Kupang

Pembayaran Tunai II III IV I II III

setoran 317,73 272,39 231,72 527,55 175,25 247,34

bayaran 604,62 477,68 966,43 359,75 562,25 683,34

net -286,89 -205,28 -734,71 167,80 -387,00 -436,00

20082007(miliar)

Sumber : KBI Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 57

Page 58: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

tersebut, nominal transaksinya relatif bervariasi. Peningkatan yang cukup

signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya terjadi pada transaksi dengan

menggunakan sarana RTGS, namun secara nominal transaksi dengan fasilitas

SKNBI masih tetap mendominasi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena biaya

untuk transaksi dengan fasilitas RTGS jauh lebih mahal dibandingkan SKNBI,

karena proses transaksi SKNBI sedikit lebih lambat. Selain itu, transaksi RTGS,

pada dasarnya juga bisa dilakukan langsung melalui bank operasional, sehingga

jumlah transaksi di NTT secara keseluruhan dimungkinkan lebih dari yang

tercatat di Bank Indonesia Kupang.

4.2 Transaksi RTGS

Perkembangan transaksi non tunai dengan sarana RTGS pada

triwulan III-2008, secara triwulanan (q-t-q) meningkat cukup

signifikan. Pada triwulan III-2008 total nominal transaksi sebesar Rp 21,3

miliar. Jumlah tersebut jauh diatas transaksi pada periode sebelumnya

dengan nominal Rp 10,52 miliar, meskipun disatu sisi jumlah transaksinya

menurun.

Tabel 4.3 Perkembangan Transaksi RTGS

III IV I II IIIvolume 169 160 24 85 57nominal 1.862.280 35.714 1.744 10.523 21.301

2007PERIODE

TRANSAKSI RTGS (juta)2008

Sumber : KBI Kupang

Grafik 4.1 Perkembangan Transaksi RTGS

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

IV I II III

Sumber : KBI Kupang 2008

nom

inal

(jut

a)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

volu

me

Nominal

Volume

| Kajian Ekonomi Regional NTT 58

Page 59: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Aktivitas transaksi RTGS di KBI Kupang relatif dipengaruhi oleh

realisasi anggaran pemerintah. Transaksi RTGS sebagian besar merupakan

pembayaran SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) oleh pemerintah kepada

rekanan atau pihak ketiga. Peningkatan volume transaksi RTGS pada triwulan

III-2008, diperkirakan terjadi karena sudah direalisasinya sebagian

pembayaran anggaran pemerintah pada tahun 2008. Namun demikian, bila

dilihat secara tahunan (y-o-y) transaksi RTGS yang dilakukan melalui Kantor

Bank Indonesia Kupang mengalami penurunan yang sangat signifikan sejak

tahun 2008 lalu (diatas 99%). Kondisi tersebut diperkirakan disebabkan oleh

karena ada kemungkinan proses transaksi pembayaran tidak dilakukan

melalui Kantor Bank Indonesia Kupang lagi, namun langsung dilakukan oleh

bank yang ditunjuk pemerintah.

Pada tahun 2008, pemberian dana dilakukan melalui proses

transfer ke rekening masing-masing daerah. Artinya, daerah tidak perlu

lagi melakukan proses pencairan DAU dan DAK ke Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN), karena bisa dilakukan pada bank yang

ditunjuk. Kebijakan yang diambil pemerintah ini dimaksudkan untuk

mempermudah dan kelancaran pembayaran DAU dan DAK kepada setiap

daerah. (Sumber : Antara-nttonline.org)

4.3 Transaksi Kliring

Dibandingkan dengan periode sebelumnya, jumlah transasksi

kliring justru mengalami penurunan. Pada triwulan III-2008, jumlah

nominal transaksi melalui kliring mencapai Rp. 373,84 miliar, sedangkan

untuk posisi triwulan II-2008 sebesar Rp. 441,09 miliar. Namun, diperkirakan

transaksi dengan SKNBI pada tahun 2008 akan relatif lebih tinggi

dibandingkan tahun 2007.

Tabel 4.4 Perkembangan Transaksi Kliring

III IV I II III

lembar 12.649 12.584 11.974 11.915 12.758

nominal 387.651 419.348 418.765 441.091 373.837

2008

TRANSAKSI KLIRING (juta)

2007PERIODE

Sumber : KBI Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 59

Page 60: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Secara umum preferensi masyarakat NTT untuk melakukan

transaksi non tunai, khususnya dengan sarana kliring meningkat.

Semakin luasnya coverage area yang terhubung, dengan adanya sistem

kliring nasional (SKNBI) mampu menjadi salah satu faktor yang mendorong

masyarakat untuk melakukan transasksi non tunai sejalan dengan

pengembangan less cash society/LCS. Selain itu dukungan melalui penerapan

daftar hitam nasional, penyelesaian transaksi kliring dapat dilakukan dengan

lebih terjamin, dari segi keamanannya (safety). Resiko kegagalan settlement

dapat dikurangi, namun tetap memperhatikan kecepatan dan keakuratan

pembayaran. Apabila sistem internal bank peserta sudah fully on line

masyarakat dapat melakukan penyelesaian transaksi transfer dana pada hari

yang sama.

Manfaat penerapan SKNBI sebenarnya bukan hanya untuk

masyarakat saja. Bagi perbankan, SKNBI akan meningkatkan efisiensi biaya,

melalui minimalisasi biaya pencetakan dan handling warkat. Hal ini tentunya

berpengaruh terhadap efisiensi SDM dan peralatan penunjang lainnya.

Pengintegrasian pada akhirnya juga akan meningkatkan efisiensi pengelolaan

likuiditas bank karena bank cukup memonitor satu posisi transaksi kliring

secara nasional. Secara makro, transmisi arus dana melalui SKNBI secara real

time dan otomatis akan mempercepat peredaran kembali uang (velocity of

money) sehingga mampu mendorong aktivitas ekonomi untuk bergerak lebih

cepat.

Grafik 4.2 Perkembangan Transaksi Kliring

Sumber : KBI Kupang

0

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

I II III IV I II III IV I II III

10

20

30

40

50

2006 2007 2008nom

inal

(jut

a)

0

4.000

8.000

12.000

16.000

lem

bar

Nominal lembar

| Kajian Ekonomi Regional NTT 60

Page 61: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Kualitas kliring di Kupang pada triwulan III-2008 sedikit

mengalami penurunan dibandingkan triwulan II-2008. Prosentase

jumlah warkat yang ditolak dengan total warkat transaksi mengalami

peningkatan. Pada triwulan sebelumnya 0,55% dari total jumlah warkat

merupakan cek/bilyet giro kosong, sedangkan pada triwulan III-2008 sedikit

meningkat menjadi 0,56%. Penerbitan daftar hitam nasional merupakan

bentuk upaya Bank Indonesia untuk meningkatkan kualitas kliring. Bank

Indonesia memberlakukan daftar hitam nasional bagi penarik cek dan/atau

bilyet giro kosong. Hal ini dilatarbelakangi oleh masih relatif tingginya minat

masyarakat pengguna instrumen cek dan/atau bilyet giro sebagai alat

pembayaran. Namun disisi lain terdapat praktik penarikan cek dan/atau

bilyet giro kosong yang dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat

terhadap alat pembayaran dimaksud. Oleh karena itu, dalam rangka

melindungi dan menjaga kepercayaan masyarakat atas penarikan cek

dan/atau bilyet giro kosong, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank

Indonesia No 8/29/PBI2006 tentang daftar hitam nasional penarik cek

dan/atau bilyet giro kosong yang berlaku efektif per 1 Juli 2007.

Tabel 4.5 Perkembangan Cek/BG Kosong

Grafik 4.3 Perkembangan Cek/BG Kosong

III IV I II III

lembar 44 115 63 66 71

nominal 2.242 4.717 2.089 1.215 1.727

PERIODE2007

CEK/BG KOSONG (juta)

2008

Sumber : KBI Kupang

0

1000

2000

3000

4000

5000

I II III IV I II III IV I II III

Sumber : KBI Kupang

2004 2005 2006

no

min

al (

juta

)

0

20

40

60

80

100

120

lem

bar

Nominal lembar

| Kajian Ekonomi Regional NTT 61

Page 62: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

4.4 Transaksi Tunai

Perkembangan transasksi tunai antara Bank Indonesia dan

perbankan menunjukkan tren yang cenderung berulang (cyclical).

Setelah dalam triwulan I transaksi inflow (setoran) cenderung lebih banyak

dibandingkan outflow (bayaran) atau kontraksi, maka sejalan dengan

meningkatnya kinerja perekonomian, pada triwulan II dan III tahun 2008,

kebutuhan akan tersedianya uang di masyarakat pun ikut terkena imbasnya.

Pada triwulan laporan jumlah uang yang diedarkan oleh Bank Indonesia

Kupang meningkat menjadi Rp 683,34 miliar. Dimulainya realisasi anggaran

pemerintah membuat roda perekonomian mulai sedikit bergairah kembali.

Hal ini dikarenakan ketergantungan Provinsi NTT terhadap peran kebijakan

fiskal (fiscal policy) sebagai trigger relatif tinggi.

Secara triwulanan (q-t-q) jumlah uang yang diedarkan

(outflow) meningkat sampai dengan 21,54%, dari Rp 562,25 miliar

menjadi Rp 683,34 miliar. Kemudian untuk transaksi inflow (setoran) juga

mengalami peningkatan 41,14%, dari Rp 175,25 miliar menjadi Rp 247,34

miliar. Setelah awal tahun 2008 terjadi kontraksi likuiditas, memasuki

triwulan II dan III 2008 kinerja perekonomian mulai mengalami peningkatan.

Hal ini mengakibatkan dalam dua triwulan terakhir nilai net inflow selalu

bernilai negatif. Multiplier effect dari realisasi anggaran pemerintah

mengakibatkan kebutuhan terhadap uang jadi meningkat.

Tabel 4.6 Transaksi Operasional Kas KBI Kupang

Pembayaran Tunai (miliar) III IV I II III

setoran 272,39 231,72 527,55 175,25 247,34

bayaran 477,68 966,43 359,75 562,25 683,34

net -205,28 -734,71 167,80 -387,00 -436,00

20082007

Grafik 4.4 Perkembangan Transaksi Tunai

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

-1000

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

setoran (miliar)bayaran (miliar)net inflow

2005 2006 2007 2008

Sumber : KBI Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 62

Page 63: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Kebutuhan uang kartal pada tahun 2008 diperkirakan akan

meningkat. Faktor yang paling menonjol adalah tekanan terhadap harga

yang saat ini terjadi. Setelah kenaikan harga BBM, kenaikan biaya

transportasi menjadi hal yang mutlak. Pertumbuhan penyerapan dana

masyarakat yang cenderung menurun, ditambah ekspansi kredit yang terus

berjalan menjadi faktor pendukung lainnya.

Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, sejak

triwulan II-2006 Bank Indonesia menerapkan ketentuan setoran

bayaran bagi perbankan di seluruh wilayah KBI dan Kantor Pusat,

yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesia hanya untuk uang yang tidak

layak edar (UTLE). Uji coba penerapan ketentuan ini telah menyebabkan

jumlah aliran uang baik inflow ataupun outflow di KBI Kupang relatif

berkurang. Dengan semakin menurunnya penggunaan uang kartal

menunjukkan bahwa upaya Bank Indonesia terkait program less cash

society/LCS yang lebih efisien dan aman berjalan cukup baik. Bagi Bank

Indonesia sendiri, hal ini dapat meningkatkan efisiensi biaya pencetakan

uang dan biaya logistik pengedaran uang.

Dalam rangka mendukung kebijakan clean money policy, Kantor

Bank Indonesia Kupang secara periodik memusnahkan uang kartal yang

tidak layak edar (lusuh/rusak) dan uang yang ditarik dari peredaran.

Perkembangan kegiatan pemusnahan uang kartal (MRUK) relatif

menunjukkan tren yang menurun seiring dengan diberlakukannya ketentuan

setoran bayaran bagi perbankan. Jumlah uang tidak layak edar yang

Grafik 4.5 Perkembangan MRUK Grafik 4.6 Transaksi Inflow - Outflow

Sumber : KBI Kupang Sumber : KBI Kupang

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008MR

UK

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

y-o

-y

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

MRUKy-o-y

2005 2006 2007 2008

setoran

bayaran

| Kajian Ekonomi Regional NTT 63

Page 64: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

dimusnahkan selama triwulan III-2008 sebesar Rp. 88,67 miliar. Jumlah

tersebut turun 41,83% dibandingkan setahun yang lalu (y-o-y).

Tren jumlah uang palsu yang berhasil dijaring di KBI Kupang

mengalami penurunan. Jumlah nominal uang palsu yang tercatat

sepanjang triwulan III-2008 sebesar Rp. 100.000,00 yang terdiri dari pecahan

Rp 100.000,00. Pengetahunan masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang

rupiah menjadi salah satu faktor pendukung yang mampu menghambat

beredarnya uang palsu. Oleh karena itu, sampai dengan saat ini Bank

Indonesia Kupang selalu giat melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian

uang rupiah di berbagai tempat. Selain itu rasio jumlah uang palsu yang

ditemukan dibandingkan dengan uang yang diedarkan oleh KBI Kupang juga

relatif menurun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu.

Grafik 4.8 Rasio Uang Palsu Terhadap Uang Yang Diedarkan

Grafik 4.7 Perkembangan Uang Palsu

320.

000

220.

000

500.

000

340.

000

150.

000

250.

000

520.

000

80.0

00

60.0

00

500.

000

100.

000

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008

-150%

-75%

0%

75%

150%

225%

300%jml upaly-o-y

0

0,0000002

0,0000004

0,0000006

0,0000008

0,000001

0,0000012

0,0000014

0,0000016

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008

Rasio upal terhadap uang yg diedarkan

Sumber : KBI Kupang Sumber : KBI Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 64

Page 65: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

BBB AAA BBB VVV

KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH

5.1 Kondisi Umum

Anggaran kebijakan fiskal memiliki kontribusi yang penting bagi

pendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur. Peran

anggaran pemerintah terhadap perekonomian NTT tercermin dari share

konsumsi pemerintah terhadap pembentukan PDRB, dimana pada triwulan

III-2008 mencapai 20,93% atau setara dengan Rp. 614,87 miliar. Melalui alokasi

belanja modal serta belanja barang dan jasa, anggaran pemerintah disalurkan

kepada sektor-sektor usaha sebagai salah satu trigger aktivitas perekonomian.

Rencana anggaran tahun 2008 mengalami peningkatan baik dari

sisi penerimaan maupun belanja. Penerimaan APBD NTT untuk tahun 2008

diperkirakan mencapai Rp. 930,01 miliar, meningkat apabila dibandingkan

tahun 2007 sebesar Rp. 849,74 miliar. Kenaikan pendapatan diperkirakan

bersumber dari pendapatan asli daerah khususnya pajak daerah maupun dana

perimbangan yang diterima dari pemerintah pusat. Demikian pula dari sisi

pembelanjaan/pengeluaran, pada tahun 2008 terjadi peningkatan dibandingkan

tahun sebelumnya dari Rp. 1,03 triliun menjadi Rp. 1,05 triliun. Sumber utama

peningkatan belanja pada tahun 2008 adalah peningkatan belanja pegawai dan

munculnya pos belanja hibah sebesar Rp. 105,85 miliar yang pada tahun 2007

lalu tidak dianggarkan.

27,82%

9,45%8,24%

37,62%

446,

28

483,

06

664,

80

849,

74

930,

01

1,60%7,48%

34,05%

53,94%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

2005 2006 2007 2008

y-o-y pendapatan y-o-y belanja

467,14 502,07

673,03

1.052,621.036,09

-

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1.200,00

2004 2005 2006 2007 2008

Rp m

iliar

Grafik 5.1 APBD Provinsi NTT Grafik 5.2 Pertumbuhan APBD Provinsi NTT

Pendapatan Belanja

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 65

Page 66: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Namun demikian secara umum pertumbuhan anggaran belanja maupun

pendapatan pada tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup signifikan

dibandingkan tahun 2007. Hal ini tentunya juga akan berpengaruh terhadap

laju pertumbuhan ekonomi NTT, mengingat peranan fiscal policy sebagai salah

satu penggerak roda perekonomian cukup dominan.

Dari hasil realisasi APBD provinsi NTT pada tahun 2007

diperkirakan mengalami defisit sebesar Rp.34,67 miliar. Kondisi tersebut

belum pernah terjadi sejak tahun 2004 lalu. Bahkan disaat terjadi kenaikan

harga BBM pada tahun 2005 APBD NTT masih mengalami surplus sebesar

Rp.45,69 miliar. Apabila pada tahun 2008 realisasi APBD berjalan sesuai

rencana, maka defisit anggaran yang akan terjadi diperkirakan akan mengalami

peningkatan. Adanya rencana anggaran hibah pada tahun 2008 sebesar Rp.

105,85 miliar menjadi penyebab pembengkakan anggaran belanja pemerintah.

5.2 Pendapatan Daerah

Rencana anggaran pendapatan tahun 2008 mengalami

peningkatan sebesar 9,45% dibandingkan rencana tahun 2007.

Sumber peningkatan terbesar berasal dari dana perimbangan yang mencapai

Rp. 108,91 miliar. Peningkatan sumber penerimaan dari dana perimbangan

diakibatkan meningkatnya alokasi DAU dari pemerintah pusat sebesar

Rp. 63,01 miliar. Sementara itu pemerintah daerah memperkirakan pada

tahun 2008 terjadi peningkatan pajak daerah sebesar Rp. 9,21 miliar.

Realisasi pendapatan daerah sampai dengan akhir triwulan

II-2008 sebesar 48,54%. Dalam rencana anggaran tahun 2008 diperkirakan

78,10

45,69

66,81

-34,67

-122,61

-150

-100

-50

0

50

100

2004 2005 2006 2007 2008

Rp m

iliar

Surplus/Defisit

Grafik 5.3 Surplus-Defisit APBD NTT

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 66

Page 67: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

pendapatan daerah mencapai Rp. 930 miliar. Realisasi pendapatan sampai

dengan triwulan II-2008 sebagian besar berasal dari pos dana perimbangan.

Dari Rp. 451,45 miliar pendapatan sampai dengan triwulan II-2008,

yang bersumber dari pendapatan asli daerah sebesar Rp. 107,18 miliar,

sehingga sampai akhir triwulan II-2008 realisasi pendapatan asli daerah

sebesar 52,48% dari target anggaran 2008. Sedangkan dana perimbangan

menyumbang 76,26% dari total pendapatan. Pendapatan asli daerah

sebagian besar bersumber dari pajak daerah (62,37%), sedangkan

pendapatan yang sumbernya dari dana perimbangan, sebanyak 89,55%

disumbangkan oleh dana alokasi umum.

Gambaran kondisi diatas mencerminkan, bahwa

ketergantungan Provinsi NTT dalam memenuhi kebutuhan belanja

masih sangat bergantung kepada pemerintah pusat. Kontribusi dana

perimbangan untuk mengisi celah fiskal (fiscal gap) dalam share pos

pendapatan daerah yang cukup dominan. Dalam era otonomisasi daerah, hal

ini mengindikasikan bahwa pada daerah-daerah atau provinsi tertentu

dukungan pemerintah pusat masih mutlak diperlukan.

Realisasi pendapatan daerah dalam beberapa tahun terakhir

cenderung melambat. Jika dilihat dari historical data yang ada, sejak tahun

2005 sampai dengan tahun 2008, prosentase realisasi pendapatan daerah

pada triwulan II relatif menurun. Pada tahun 2006 pendapatan daerah sudah

terealisasi 54,76% sejak triwulan II, sedangkan pada tahun 2008 baru

sebesar 48,54%.

Grafik 5.4 Realisasi Pendapatan APBD NTT

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

Grafik 5.5 Realisasi Pendapatan Triwulan II

446,

28

483,

06 664,

80 849,

74

930,

01

467,

64

503,

19 704,

10 875,

64

-

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

700,00

800,00

900,00

1.000,00

2004 2005 2006 2007 2008

Rp

mili

ar

80,00%

85,00%

90,00%

95,00%

100,00%

105,00%

110,00%

real

isas

i

483,

062,

500,

000

664,

798,

239,

000

849,

742,

915,

366

930,

007,

200,

000

54.55% 54.76%

50.36%

48.54%

-

100,000,000,000

200,000,000,000

300,000,000,000

400,000,000,000

500,000,000,000

600,000,000,000

700,000,000,000

800,000,000,000

900,000,000,000

1,000,000,000,000

2005 2006 2007 2008

45%

46%

47%

48%

49%

50%

51%

52%

53%

54%

55%

56%Rencana Realisasi % Realisasi

103,0%

105,9%104,2%

104,8%

Pendapatan

Realisasi Tw II

| Kajian Ekonomi Regional NTT 67

Page 68: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

5.3 Belanja Daerah

Rencana belanja tahun 2008 meningkat 1,60% dibandingkan

tahun 2008, dari Rp. 1,036 triliun menjadi Rp. 1,052 triliun. Peningkatan

tersebut merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Apabila dilihat

dari masing-masing pos anggaran nampak bahwa hampir semua

menunjukkan penurunan dibandingkan rencana anggaran tahun 2007, tidak

terkecuali pos belanja modal. Seperti kita ketahui bahwa anggaran belanja

modal merupakan salah satu sumber penggerak ekonomi daerah.

Peningkatan anggaran belanja tahun 2008 disebabkan kenaikan anggaran

belanja untuk belanja pegawai, bantuan sosial dan anggaran belanja hibah.

Realisasi belanja sampai dengan triwulan II-2008 sebesar

39,74% dari rencana belanja 2008. Dari Rp. 1,05 triliun terealisasi sebesar

Rp. 418,33 miliar. Sebagian besar pengeluaran pemerintah daerah

digunakan untuk belanja pegawai (pembayaran gaji) dan belanja hibah.

Rencana belanja langsung sebesar Rp. 543,97 miliar, sampai triwulan II-2008

terealisasi sebesar Rp. 131,09 miliar, sedangkan untuk belanja tidak langsung

dari Rp. 508,65 miliar, yang berhasil direalisasikan sebesar Rp. 287,25 miliar.

Sikap ekstra hati-hati dari aparat pemerintah daerah dalam melaksanakan

proyek dan belum maksimalnya pemahaman sumber daya manusia terhadap

ketentuan yang berlaku menjadi salah satu hambatan. Fenomena tersebut

sangat berkaitan dengan masalah-masalah hukum yang bisa terjadi. Prosedur

yang ketat dalam setiap kegiatan pengadaan barang dan jasa menjadi

kendala dalam merealisasikan setiap program kerja yang telah direncanakan.

467,

14

502,

07

673,

03 1.03

6,09

1.05

2,62

389,

54

457,

50

637,

29 910,

30

83,4%

91,1%

94,7%

87,9%

0

200

400

600

800

1000

1200

2004 2005 2006 2007 2008

Rp

mili

ar

80%

82%

84%

86%

88%

90%

92%

94%

96%

rela

isas

i

Rencana Realisasi % Realisasi

Grafik 5.6 Realisasi Belanja Triwulan IIGrafik 5.5 Realisasi Belanja APBD NTT

502,

070,

706,

125

673,

034,

054,

475

1,03

6,09

3,93

6,56

0

1,05

2,62

0,45

8,00

4

30.48% 31.43%

26.10%

39.74%

-

200,000,000,000

400,000,000,000

600,000,000,000

800,000,000,000

1,000,000,000,000

1,200,000,000,000

2005 2006 2007 2008

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%Belanja

Realisasi Tw II

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 68

Page 69: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Percepatan pengesahan anggaran oleh DPRD belum

berpengaruh signifikan terhadap tren realisasi, meskipun secara

keseluruhan Untuk anggaran tahun 2008, rencana anggaran yang diajukan

oleh pemerintah daerah telah disetujui lebih cepat dari tahun sebelumnya

oleh DPRD provinsi NTT pada tanggal 18 Desember 2007. Namun demikian,

realisasi tahun 2008 relatif lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Realisasi belanja sampai dengan semester I-2008, secara prosentase

merupakan yang tertinggi sejak tahun 2005, bahkan sebenarnya realisasi

secara fisik sudah melebihi 50%, hanya saja sebagian rekanan masih belum

menyelesaikan menyelesaikan administrasi. Sehingga secara pembukuan,

anggarannya belum terealisasi.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 69

Page 70: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Tabel 5.2 Rencana 2008 dan Realisasi Triwulan II-2008

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

*

Rencana 2008 Tw I Tw II

PENDAPATAN 930,007,200,000 216,191,555,783 451,445,205,815Pendapatan Asli Daerah 204,244,060,000 46,543,367,803 107,178,517,0501 Pajak Daerah 121,962,258,400 31,767,842,291 66,848,963,1602 Retribusi Daerah 32,228,430,250 5,173,201,555 9,890,728,9053 14,500,000,000 510,000,000 12,707,325,599

4 Lain-lain 35,553,371,350 9,092,323,957 17,731,499,386Dana Perimbangan 711,763,140,000 169,648,187,980 344,266,688,7651 Bagi hasil pajak dan bukan pajak 52,585,340,000 2,724,913,980 23,192,950,7652 Dana alokasi umum 616,601,800,000 154,150,474,000 308,300,938,0003 Dana alokasi khusus 42,576,000,000 12,772,800,000 12,772,800,000Lain-lain pendapatan 14,000,000,00012 14,000,000,0003 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemda lain4 Dana Penyesuaian dan otonomi khusus5 Bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lain

BELANJA 1,052,620,458,004 148,732,546,448 418,333,534,195Belanja tidak Langsung 508,649,174,018 96,862,557,386 287,247,465,1341 Belanja Pegawai 233,052,759,873 45,611,307,386 118,577,364,9842 Belanja bunga3 Belanja subsidi4 Belanja hibah 105,855,000,000 27,500,000,000 104,713,497,0005 Belanja bantuan sosial 48,747,783,000 8,751,250,000 25,550,588,0006 Belanja bagi hasil kepada prov/kab/kota dan desa 53,399,093,645 12,053,015,1507 Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah prov/ 56,594,537,500 15,000,000,000 26,353,000,000

kab/kota dan desa8 Belanja tidak terduga 11,000,000,000

Belanja langsung 543,971,283,986 51,869,989,062 131,086,069,0611 Belanja pegawai/personalia 66,101,845,708 9,907,983,392 29,552,592,9092 Belanja barang dan jasa 261,894,900,078 41,524,031,670 99,115,781,3523 Belanja modal 215,974,538,200 437,974,000 2,417,694,800

2008

Pendapatan dana darurat

Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisah

Pendapatan hibah

URAIAN

k

| Kajian Ekonomi Regional NTT 70

Page 71: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

BBB AAA BBB VVV III

TTTEEENNNAAAGGGAAA KKKEEERRRJJJAAA &&& KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

6.1 Kondisi Umum

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 sebesar 5,31%

belum optimal dalam memberikan perbaikan, baik dari sisi tenaga kerja

maupun kesejahteraan bagi masyarakat NTT. Hal ini tampak dari daya serap

sektor riil terhadap tenaga kerja yang masih belum menunjukkan perubahan

yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kinerja setor rill dalam menyerap

tenaga kerja masih berjalan relatif lambat. Secara struktural, dominasi sektor

pertanian terhadap pembentukan PDRB juga tercermin dari kemampuan sektor

tersebut dalam memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja.

Dampak kenaikan harga BBM, relatif akan menambah tekanan

terhadap kesejahteraan mayarakat NTT. Efek lanjutan yang langsung

dirasakan adalah kenaikan biaya transportasi (direct effect), yang selanjutnya

diikuti dengan pergerakkan harga-harga barang lainnya (second round effect).

Upaya pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat melalui

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT), masih kurang optimal. Hal ini tercermin

dari tingkat realisasi BLT tahap I yang belum 100% tersalurkan, sementara BLT

tahap II sudah mulai disalurkan sejak bulan Oktober 2008. Pada akhir tahun

2008 mendatang diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang

termasuk kategori miskin, jika dibandingkan posisi Maret 2008. Selain itu,

tingkat kesejahteraan masyarakat NTT dari tahun ke tahun diindikasikan

cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin dari beberapa

indikator antara lain : Gini Ratio, Upah Minimum Provinsi (UMP) dan standar

Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan

Tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan. Pada bulan

Februari 2008 lalu, tercatat dari jumlah angkatan kerja di provinsi NTT sebesar

| Kajian Ekonomi Regional NTT 71

Page 72: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

2.210,88 ribu jiwa terdapat 81,77 ribu yang menganggur. Jumlah tersebut

mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya (y-o-y). Namun

demikian, jika diamati lebih lanjut di satu sisi terjadi peningkatan pada kategori

setengah menganggur. Pada bulan Februari tahun 2007 terdapat 868,83 ribu

tenaga kerja setengah menganggur, sedangkan pada Februari 2008 menjadi

927,92 ribu. Hal ini mengindikasikan peningkatan daya serap tenaga kerja

didominasi pada sektor-sektor informal. Sektor usaha informal pada dasarnya

cenderung rentan terhadap gejolak (shock) ekonomi yang terjadi. Sehingga

secara umum, kondisi ketenagakerjaan di NTT masih belum mengalami

perubahan signifikan. Masih lemahnya kemampuan sektor riil dalam menyerap

tenaga kerja yang tersedia, dapat dilihat dari meningkatnya tenaga kerja yang

setengah menganggur dalam kondisi terpaksa. Kondisi ini mencerminkan bahwa

suplai tenaga kerja yang ada masih melebihi lapangan kerja yang tesedia.

Secara umum untuk provinsi NTT diperkirakan masih terdapat

ketidakpastian pekerjaan maupun kelayakan pendapatan, dikarenakan

tenaga kerja di NTT yang termasuk kategori setengah menganggur (yang

bekerja dibawah 35 jam perminggu) masih cukup besar, 43,58% dari total

angkatan kerja yang bekerja. Selain itu, jaminan kesejahteraan bagi tenaga kerja

di NTT masih sangat minim. Berdasarkan Data Disnakertrans jumlah perusahaan

NTT pada tahun 2007 adalah 4.593 dengan jumlah tenaga kerja 45.836.

Sementara itu jumlah anggota Jamsostek baru 865 perusahaan dengan jumlah

anggota karyawan 15.368.

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan (ribu)

2008Februari Agustus Februari Agustus Februari

Penduduk 15+ 2728,43 2753,97 2780,28 2810,31 3017,93Angkatan Kerja 2107,26 2047,93 2098,8 2087,37 2210,88 Kerja 2002,35 1973,19 2015,23 2009,64 2129,11 Penganggur 104,91 74,74 83,57 77,72 81,77Bukan Angkatan Kerja 621,17 706,04 681,48 722,94 807,05Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 77,23 74,36 75,49 74,28 73,26Tingkatan Pengangguran Terbuka % 4,98 3,65 3,98 3,72 3,7Setengah Pengangguran 1147,94 997,74 868,83 937,56 927,92 Terpaksa 523,54 391,93 296,78 333,32 474,66 Sukarela 624,4 605,81 572,05 604,24 453,26Sumber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

KEGIATAN UTAMA2006 2007

| Kajian Ekonomi Regional NTT 72

Page 73: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Secara struktural, sektor pertanian masih memegang peranan

tertinggi dalam menyerap tenaga kerja. Kontribusi sektor pertanian dalam

mendominasi pembentukan angka PDRB NTT, sejalan dengan kemampuan

sektor tersebut dalam menyerap tenaga kerja. Dari total 2.129,11 ribu yang

bekerja, 74,82% atau setara dengan 1.592,98 ribu yang berkecimpung pada

sektor pertanian. Sektor lain yang cukup memberikan kontribusi dalam

menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa dan sektor perdagangan. Sehingga

secara umum struktur perekonomian NTT dapat direfleksikan dalam struktur

tenaga kerjanya.

Namun demikian, bila dilihat perkembangan dari setiap tahunnya,

terdapat indikasi adanya pergeseran struktur tenaga kerja di Provinsi

NTT. Jika membandingkan posisi Agustus 2007 dengan periode yang sama

pada tahun-tahun sebelumnya, terlihat bahwa relatif terjadi pergeseran struktur

tenaga kerja dari sektor primer ke sektor yang lain seperti : sektor perdagangan,

hotel dan restoran ataupun sektor jasa-jasa.

Tabel 6.2 Struktur Ketenagakerjaan NTT (ribu)

2008Februari Agustus Februari Agustus Februari

ERTANIAN 1573,83 1470,1 1550,96 1377,29 1592,98NDUSTRI 122,55 164,43 110,58 165,43 73,1

KONSTRUKSI 32,56 42,7 50,96 49,96 47,74ERDAGANGAN 73,61 93,53 105,63 131 124,66

TRANSP,PERGUDANGAN KOMUNIKASI 53,31 16,46 71,76 80,46 97,41

KEUANGAN 4,34 5,72 6,41 7,22 7,41ASA KEMASYARAKATAN 118,85 130,67 103,23 178,66 158,84

LAINNYA *) 23,21 4,58 15,69 19,62 26,77Total 2002,35 1973,19 2015,23 2009,64 2129,11

Catatan: *)Lapangan Pekerjaan Utama/Sektor Lainnya: terdiri dari Sektor Pertambangan serta Listrik, Gas dan Air

mber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

2006 2007

PI

P

&

J

Su

77,5% 76,2%79,7%

88,3%81,2%

76,1%

6,0% 7,5% 6,6% 9,1% 9,1%4,0%

5,1% 5,1%

7,0%

5,0% 5,2%

7,2%7,0% 7,3% 7,0% 7,2%

9,9%8,2%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2001 2002 2004 2005 2006 2007

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

Grafik 6.1 Struktur Ketenagakerjaan NTT

Pertanian Industri PHR Jasa

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 73

Page 74: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Bila dilihat sejak tahun 2001, kontribusi sektor pertanian dalam

menyerap tenaga kerja paling optimum terjadi pada tahun 2005. Sejak

periode tersebut sektor pertanian terus mengalami penurunan dalam share

pembentukan struktur tenaga kerja. Namun di sisi lain sektor jasa-jasa, sektor

perdagangan, hotel dan restoran ataupun sektor industri yang merupakan

sektor ekonomi sekunder dan tersier cenderung mengalami peningkatan.

Meskipun sampai saat ini sektor pertanian masih berperanan penting dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi NTT, namun perlu dicermati bahwa

terdapat tren pergeseran struktur ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja

perekonomian NTT secara keseluruhan. Bukan tidak mungkin dimasa yang akan

datang penggerak perekonomian di NTT akan bergeser ke sektor lain.

Sebagian besar tenaga kerja di NTT (37,29%), merupakan pekerja

yang tidak dibayar. Kondisi ini sekaligus menggambarkan bahwa tingkat

kesejahteraan pekerja di NTT masih sangat rendah. Hal ini didukung dengan

sektor pengusaha swasta yang beroperasi relatif lebih banyak dibantu oleh

buruh tidak tetap (768,79 ribu), sehingga ketidakpastian pendapatan para

tenaga kerja masih cukup tinggi.

2008Februari Agustus Februari Agustus Februari

BeBe

rusaha Sendiri 93,31 154,22 184,18 290,96 226,67rusaha dibantu buruh tidak tetap 792,84 786,76 756,75 715,33 768,79

Berusaha dibantu buruh tetap 11,22 14,15 26,71 25,46 27,59uruh/Karyawan 167,45 202,96 185,15 255,87 233,46

Pekerja bebas dipertanian 13,02 1,15 21,47 23,98 55,26rja bebas di Non Pertanian 17,89 11,52 18,08 2,32 23,38

Pekerja Tak Dibayar 900,61 802,43 822,92 675,72 793,96Total 2002,35 1973,19 2015,23 2009,64 2129,11

Sumber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

2006 2007STATUS PEKERJAAN UTAMA

B

Peke

Tabel 6.3 Status Pekerjaan Penduduk NTT (ribu)

Negara Tujuan Jml TKISingapura 237Hongkong 16Taiwan 58Brunai 3Saudi Arabia 19Malaysia 9494Sumber : Disnakertrans Nusa Tenggara Timur

Tabel 6.4 Tenaga Kerja Indonesia Asal NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 74

Page 75: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Provinsi NTT juga merupakan salah satu sumber penyalur (tenaga

kerja Indonesia) TKI. Sepanjang tahun 2007 lalu, jumlah TKI asal NTT tercatat

sebanyak 9.827 orang. Sebagian besar TKI asal NTT bekerja di Malaysia dengan

9.494 orang. Sebagian besar TKI asal NTT masih bekerja pada sektor-sektor

informal. Pada tahun 2008 diperkirakan permintaan terhadap TKI akan

mengalami penigkatan, khususnya untuk negara Hongkong.

6.3 Perkembangan Kesejahteraan

Tekanan terhadap kesejahteraan masyarakat NTT diperkirakan

tetap akan dirasakan. Kenaikan harga BBM pada akhir bulan Mei 2008,

semakin melemahkan daya beli masyarakat NTT. Pada awal tahun lalu,

Pemerintah Provinsi NTT berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat NTT, dengan menaikkan menaikkan standart Upah Minimum

Regional (UMP). Sesuai dengan kesepakatan Dewan Pengupahan NTT pada

tahun 2008 UMP mengalami kenaikan 8,37% dibandingkan tahun 2007, yaitu

dari Rp. 600.000,00/bulan menjadi Rp. 650.000/bulan.

Namun demikian, Dewan Pengupahan NTT mengusulkan kenaikan

UMP dengan mengacu pada standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Adapun standart KHL yang ditetapkan diatas Rp 750.000 per bulan. Dalam

standart KHL terdapat 7 kelompok penentu UMP adalah makanan dan minuman

(pangan), sandang (pakaian), perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi,

rekreasi serta tabungan. Upah minimum merupakan upah bulanan terendah

0

150000

300000

450000

600000

750000

900000

rup

iah

UMP 275000 350000 450000 550000 600000 650000

KHL 273979 349612 402989 670560 735000 782.466

2001 2003 2005 2006 2007 2008

Grafik 6.2 Perkembangan UMP NTT

Sumber : BPS Prov NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 75

Page 76: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

yang terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap dan hanya berlaku bagi

pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun.

Kenaikan UMP NTT tidak seimbang dengan peningkatan

kebutuhan hidup. Pada tahun 2001 UMP NTT relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan standar KHL, namun pada tahun 2006 mulai terjadi perubahan yang

signifikan. Sejak tahun 2006 UMP selalu lebih rendah dibandingkan dengan

standar KHL. Salah satu pemicu utamanya adalah kenaikan harga BBM pada

tahun 2005 yang berakibat pada kenaikan harga barang-barang kebutuhan

hidup dan perusahaan tidak mampu mengimbanginya. Shock yang sama

kembali terjadi pada tahun 2008. Sehingga tekanan terhadap daya beli

masyarakat akan semakin tinggi. Dari hasil survei SPSI pada tahun 2007,

terdapat 805 perusahaan yang belum menerapkan UMP sesuai ketentuan.

Pemerintah pusat melalui program Bantuan Langsung Tunai (BLT)

berusaha untuk mengurangi beban masyarakat. Melalui Program BLT setiap

rumah tangga miskin akan mendapatkan bantuan uang tunai sejumlah

Rp. 100.000,00 per bulan, sampai dengan akhir tahun 2008. Proses

penyalurannya dibagi dalam dua tahap. Untuk Provinsi NTT proses penyaluran

BLT dilakukan oleh 5 kantor cabang PT. Pos Indonesia, masing-masing berlokasi

di Kota Kupang, Soe, Atambua, Ende dan Waingapu. Masing-masing kantor

pelaksana bertanggung jawab langsung ke kantor pusat PT. Pos Indonesia. Data

acuan yang digunakan oleh Dinas Sosial dalam menyalurkan BLT pada tahun

2008, adalah data RTSM tahun 2005 lalu dimana penerimanya berjumlah

619.429 RTMS. Proses validasi dan verifikasi data untuk masing-masing daerah

diindikasikan menjadi salah satu kendala dalam penyaluran BLT tahun 2008.

4,73% 4,88%4,57% 4,77%

3,42%

5,08%5,50%0,28 0,29

0,310,33

0,35 0,34 0,35

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

y-o

-y

0,0

0,1

0,1

0,2

0,2

0,3

0,3

0,4

0,4

GIN

I Rat

io

y-o-y GINI Ratio

Grafik 6.4 Perkembangan GINI Ratio

Sumber : BPS

| Kajian Ekonomi Regional NTT 76

Page 77: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Kualitas pertumbuhan ekonomi NTT cenderung mengalami

penurunan. Ketimpangan pendapatan yang tercermin dari angka Gini Ratio

yang cenderung meningkat. Pertumbuhan ekonomi masih dinikmati oleh

sebagian kelompok masyarakat saja. Gini Ratio merupakan ukuran pemerataan

tingkat pendapatan. Dimana nilainya berkisar antara 0 dan 1. Nilai Gini Ratio

yang mendekati 0 maka tingkat ketimpangan pendapatan sangat rendah,

artinya distribusi pendapatan lebih merata, sedangkan apabila nilainya

mendekati 1 maka tingkat ketimpangan pendapatan relatif tinggi.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 (y-o-y; 5,50%) meningkat

dibandingkan tahun 2006 (y-o-y; 5,08%), namun di sisi lain angka Gini Ratio

juga mengalami peningkatan dari 0,34 menjadi 0,35. Tren pertumbuhan

ekonomi yang meningkat diikuti oleh meningkatnya angka Gini Ratio,

disebabkan karena pertumbuhan ekonomi NTT selama ini didorong oleh

konsumsi. Di sisi sektoral, sektor ekonomi yang padat modal tumbuh lebih tinggi

dari sektor ekonomi yang padat karya sehingga kurang meningkatkan

penyerapan tenaga kerja. Untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan, dapat

dilakukan dengan cara mendorong peningkatan peran investasi, terutama pada

sektor-sektor yang tradable dan padat karya.

Jumlah penduduk miskin di NTT cenderung mengalami

penurunan. Posisi Maret 2008, jumlah penduduk miskin di NTT 1,09 juta jiwa.

Jumlah tersebut adalah yang terendah sejak tahun 2005 lalu. Sebagian besar

penduduk miskin (89,15%) berdomisili di daerah pedesaan. Penggolongan

kemiskinan didasarkan pada tingkat garis kemiskinan pada tahun yang

bersangkutan. Untuk Maret 2008 batas garis kemiskinan sebesar Rp. 139.731,

yang terdiri dari Rp. 112.769 untuk kebutuhan makanan dan Rp. 26.962 untuk

bukan makanan. Garis kemiskinan di pedesaan relatif lebih rendah

dibandingkan daerah perkotaan, hal ini dikarenakan biaya hidup di pedesaan

relatif lebih murah. Namun demikian diperkirakan akan terjadi kenaikan, melihat

dampak kenaikan BBM bulan Mei lalu (pengalaman 2005).

Tabel 6.5 Penduduk Miskin NTT

Kota Desa Kota+Desa2005 133,5 1.037,7 1.171,22006 148,0 1.125,9 1.273,92007 124,9 1.038,7 1.163,6

Mar-08 119,3 979,1 1.098,3

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (000)

Sumber : BPS

| Kajian Ekonomi Regional NTT 77

Page 78: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

BBB AAA BBB VVVIIIIII

OOOUUUTTTLLLOOOOOOKKK PPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

7.1 Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian NTT diperkirakan triwulan mendatang diperkirakan

tetap akan mengalami perkembangan positif. Pertumbuhan ekonomi untuk

triwulan IV-2008 diperkirakan berada pada kisaran 4,80% - 5,30%;y-o-y.

Sedangkan secara keseluruhan, diperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

2008, sebesar 5,30% - 5,70%. Sumber utama pertumbuhan masih akan

didominasi dari sisi konsumsi. Melambatnya pertumbuhan kinerja ekonomi,

dikarenakan dampak lanjutan (second round effect) terhadap kenaikan harga

BBM diperkirakan masih akan menjadi sumber utama tekanan terhadap kinerja

ekonomi NTT. Tekanan terhadap konsumsi khususnya rumah tangga

(households consumption) akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian

secara keseluruhan. Kinerja investasi pada periode mendatang diperkirakan

belum mengalami perubahan yang signifikan, karena tetap akan

menggantungkan kepada investasi pemerintah, sedangkan investasi swasta

(private sector) tumbuh relatif lambat.

Kenaikan harga bahan baku diperkirakan akan memberikan

tekanan terhadap sisi penawaran. Peningkatan harga bahan baku akan

Grafik 7.1 Tren Pertumbuhan Ekonomi NTT 3600

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

1600

2000

2400

2800

3200

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 78

Page 79: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

menekan biaya operasional. Struktur ekonomi secara sektoral pada periode

mendatang masih didominasi tiga sektor yang sama, yaitu : pertanian, jasa-jasa

dan perdagangan. Untuk sektor pertanian, pada triwulan mendatang

diperkirakan akan memasuki masa kontraksi, terutama untuk subsektor tabama,

sedangkan subsektor pertanian yang bisa mendorong pertumbuhan

diperkirakan berasal dari perkebunan, perikanan, maupun peternakan.

Sedangkan untuk subsektor perdagangan, hotel dan restoran,

pertumbuhan sektor ini sangat bergantung pada tingkat daya beli

masyarakat. Berdasarkan informasi dari pihak distributor, saat ini daya beli

masyarakat relatif menurun. Hal ini ditandai dengan relatif rendahnya

permintaan terhadap barang-barang konsumsi (Sumber : Disperindag NTT). Oleh

karena itu, meskipun terjadi ekspansi pada sektor PHR, diperkirakan relatif tidak

akan jauh berbeda dibandingkan periode sebelumnya.

7.2 Inflasi

Perkembangan harga kedepan akan cenderung meningkat,

terutama menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, sementara

disisi lain tekanan dari sisi supply karena faktor gangguan cuaca diperkirakan

mulai akan melanda NTT. selain itu, pengaruh peningkatan biaya

operasional, pada periode mendatang diperkirakan akan tetap dirasakan.

Mengingat sebagian besar barang-barang yang dijual berasal dari daerah

lain, maka peningkatan biaya operasional khususnya biaya transportasi akan

mempengaruhi harga jual kepada konsumen.

Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Kota Kupang

.24

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

.00

.04

.08

.12

.16

.20

2004 2005 2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 79

Page 80: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id fileTriwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan III - 2008 |

Diperkirakan tekanan inflasi Kota Kupang pada akhir tahun berada

pada kisaran 10,20% - 10,60%. Sumber tekanan inflasi diperkirakan masih

bersumber pada dua kelompok komoditi, yaitu bahan makanan dan biaya

perumahan. Ketergantungan Provinsi NTT terhadap pasokan barang yang

berasal dari Jawa, Bali maupun Sulawesi, membuat masalah distribusi

menjadi sangat penting. Peningkatan harga akhir-akhir ini tidak terlepas dari

keterbatasan pasokan pada daerah penghasil, akibat tidak seimbangnya

pertumbuhan sisi penawaran dalam merespon sisi permintaan. Kemudian

yang tidak kalah besar pengaruhnya adalah ekspektasi masyarakat yang

masih tinggi terhadap harga barang-barang yang pada akhirnya akan

menambah tekanan terhadap tingkat inflasi di Kupang kedepan.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 80