Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

12
Latar Belakang : Diperkirakan sejak abad ke-16 Islam hadir di daerah Nusa Tenggara (Lombok). Islam di Lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan Giri). Kemungkinan masuknya Islam ke Sumbawa ini dengan melalui Sulawesi, yaitu dengan dakwah para mubalig dari Makassar antara tahun 1540-1550. by Alya Titania Annisaa' 1 Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

description

Pembahasan tentang Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Transcript of Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Page 1: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Latar Belakang :

Diperkirakan sejak abad ke-16 Islam hadir di daerah Nusa Tenggara (Lombok). Islam di Lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan Giri). Kemungkinan masuknya Islam ke Sumbawa ini dengan melalui Sulawesi, yaitu dengan dakwah para mubalig dari Makassar antara tahun 1540-1550.

by Alya Titania Annisaa' 1

Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Page 2: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

1. Kerajaan Selaparang

by Alya Titania Annisaa' 2

Letak

Penjelasan

Masa Kejayaan

Sebab Runtuh

Kehidupan Politik

Page 3: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Masyarakat yang mendiami pulau Lombok awalnyamenganut kepercayaan animisme, dinamisme kemudian Hindu. Islam pertama kali masuk melalui para wali dari pulau Jawa yaknisunan Prapen pada sekitar abad XVI, setelah runtuhnya kerajaanMajapahit. Para wali tersebut tidak serta merta menghilangkankebiasaan lama masyarakat yang masih menganut kepercayaanlamanya. Bahkan terjadi akulturasi antara Islam dengan budayamasyarakat setempat, karena para penyebar tersebutmemanfaatkan adat-istiadat setempat untuk mempermudahpenyampaian Islam. Kitab-kitab ajaran agama pada masa itu ditulisulang dalam bahasa Jawa Kuno. Bahkan syahadat bagi parapenganut Wetu Telu dilengkapi dengan kalimat dalam bahasa JawaKuno. Pada masa itu, yang diwajibkan untuk melakukanperibadatan adalah para pemangku adat atau kiai saja.

Kerajaan Selaparang menjadi sebuah bangunankesejarahan yang utuh dan menyeluruh agaknya memerlukanpengkajian yang mendalam. Permasalahan utamanya terletak padaketersediaan sumber-sumber sejarah yang layak dan memadai. Sumber-sumber yang ada sekarang, seperti Babad dan lain-lain memerlukan pemilihan dan pemilahan dengan kriteriayang valid dan reliable. Apa yang tertuang dalam tulisan sederhanaini mungkin masih mengundang perdebatan. Karena itu sejauhterdapat perbedaan-perbedaan dalam pengungkapannya akandimuat sebagai gambaran yang masih harus ditelusuri sebagaibahan pengkajian lebih lanjut.

by Alya Titania Annisaa' 3

Page 4: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Buku Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat (2002) mencatat tiga pendapat tentang asalmula sejarah kerajaan Selaparang.

o Pendapat PertamaKerajaan Selaparang merupakan proses kelanjutan dari kerajaan tertua di pulau Lombok, yaituKerajaan Desa Lae' yang diperkirakan berkedudukan di Kecamatan Sambalia, Lombok Timursekarang. Dalam perkembangannya masyarakat kerajaan ini berpindah dan membangunsebuah kerajaan baru, yaitu kerajaan Pamatan di Kecamatan Aikmel dan diduga berada di DesaSembalun sekarang. Dan ketika Gunung Rinjani meletus, penduduk kerajaan ini terpencar-pencar yang menandai berakhirnya kerajaan. Betara Indra kemudian mendirikan kerajaanbaru bernama Kerajaan Suwung, yang terletak di sebelah utara Perigi sekarang. Setelahberakhirnya kerajaan yang disebut terakhir, barulah kemudian muncul Kerajaan Lombok atauKerajaan Selaparang.

o Pendapat KeduaSetelah Kerajaan Lombok dihancurkan oleh tentara Majapahit, Raden Maspahit melarikan dirike dalam hutan dan sekembalinya tentara itu Raden Maspahit membangun kerajaan yang barubernama Batu Parang yang kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Selaparang.

o Pendapat KetigaPada abad XII, terdapat satu kerajaan yang dikenal dengan nama kerajaan Perigi yang dibangun oleh sekelompok transmigran dari Jawa di bawah pimpinan Prabu Inopati dan sejakwaktu itu pulau Lombok dikenal dengan sebutan Pulau Perigi. Ketika kerajaan Majapahitmengirimkan ekspedisinya ke Pulau Bali pada tahun 1443 yang diteruskan ke Pulau Lombok dan Dompu pada tahun 1357 dibawah pemerintahan Mpu Nala, ekspedisi ini menaklukkanSelaparang (Perigi) dan Dompu.

Dari ketiga pendapat diatas agak sulit untuk membuat penafsiran mengenai sejarahkerajaan Selaparang. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan.

by Alya Titania Annisaa' 4

Page 5: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Letak : Lombok

Kehidupan Ekonomi :

Disebutkan di dalam daun Lontar tersebut bahwa agama Islam salah satunya(bukan satu-satunya) pertama kali dibawa dan disebarkan oleh seorang muballigh dari kotaBagdad, Iraq, bernama Syaikh Sayyid Nururrasyid Ibnu Hajar al-Haitami. MasyarakatPulau Lombok secara turun-temurun lebih mengenal beliau dengan sebutan Ghaos Abdul Razak. Nah, beliau inilah, selain sebagai penyebar agama Islam, dipercaya juga sebagai cikalbakal Sulthan-Sulthan dari kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Lombok.[2] Namun selainbeliau, Betara Tunggul Nala (disebut pula Nala Segara) diyakini pula sebagai leluhur Sultan-Sultan di Pulau Lombok.

Tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya beliau masuk ke Pulau Lombok. Namun pendapat terkuat menyebutkan bahwa beliau datang ke Pulau Lombok untukpertama kalinya sekitar tahun 600-an Hijriyah atau abad ke-13 Masehi (antara tahun 1201 hingga 1300 Masehi). Ghaos Abdul Razak mendarat di Lombok bagian utara yang disebutdengan Bayan. Beliaupun menetap dan berda'wah di sana. Beliau kemudian menikah danlahirlahi tiga orang anak, ya'ni Sayyid Umar, yang kemudian menjadi datu KerajaanGunung Pujut, Sayyid Amir, yang kemudian menjadi datu Kerajaan Pejanggik, dan SyarifahQomariah atau yang lebih terkenal dengan sebutan Dewi Anjani.

Kemudian Ghaos Abdul Razak menikah lagi dengan seorang putri dari KerajaanSasak yang melahirkan dua orang anak, ya'ni seorang putra bernama Sayyid Zulqarnain(dikenal juga dengan sebutan Syaikh 'Abdul Rahman) atau disebut pula dengan Ghaos'Abdul Rahman, dan seorang putri bernama Syarifah Lathifah yang juluki pula denganDenda Rabi'ah. Sayyid Zulqarnain inilah yang kemudian mendirikan Kerajaan Selaparangsekaligus pula sebagai Datu (raja) pertama dengan gelar Datu Selaparang atau SulthanRinjani.[6]

Nah, sampai disini sudah terdapat dua versi, yakni antara Nala Segara (BetaraTunggul Nala) dan Ghaos Abdul Razak yang sama-sama dipercaya sebagai penyebar agama Islam, menjadi cikal bakal Sultan-Sultan Lombok dan pendiri Kerajaan Selaparang. Pertanyaan yang agak menggelitik kemudian adalah: Tidakkah keduanya memang orang yang sama? Tidakkah yang dimaksud sebagai Nala Segara itu sebagai Ghaos Abdul Razak, dan Wali Nyatok adalah Ghaos 'Abdul Rahman. Hal itu masih dimungkinkanmengingat pada masa dahulu seorang tokoh seringkali menggunakan nama-nama berbedaditempat yang berbeda.

:

by Alya Titania Annisaa' 5

Page 6: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Penjelasan :Selaparang merupakan pusat kerajaan

Islam di Lombok dibawah pemerintahan Prabu

Rangkesari. Pada masa itulah Selaparang

mengalami zaman keemasan dan memegang

hegemoni di seluruh Lombok. Dari Lombok,

Islam disebarkan ke Pejanggik, Parwa, Sokong,

Bayan, dan lain-lain. Konon Sunan Perapen

meneruskan dakwahnya dari Lombok menuju

Sumbawa.

by Alya Titania Annisaa' 6

Page 7: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Masa KejayaanKerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat maupun

di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayahtersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Namun demikian, Kerajaan Selaparang harusrnerelakan salah satu wilayahnya dikuasai Belanda, yakni Pulau Sumbawa, karena lebihdahulu direbut sebelum terjadinya peperangan laut. Di samping itu, laskar lautnya pernahpula mematahkan serangan yang dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat. Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi, akan tetapi kedua-duanya dapat ditumpashabis, dan tentara Gelgel dapat ditawan dalam jumlah yang cukup besar pula.

Setelah pertempuran sengit tersebut, Kerajaan Selaparang mulai menerapkankebijaksanaan baru untuk membangun kerajaannya dengan memperkuat sektor agraris. Maka, pusat pemerintahan kerajaan kemudian dipindahkan agak ke pedalaman, di sebuahdataran perbukitan, tepat di desa Selaparang sekarang ini. Dari wilayah kota yang baruini, panorama Selat Alas yang indah membiru dapat dinikmati dengan latar belakangdaratan Pulau Sumbawa dari ujung utara ke selatan dengan sekali sapuan pandangan. Dengan demikian, semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera dapatdiketahui. Wilayah ibukota Kerajaan Selaparang inipun memiliki daerah bagian belakangberupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan ditata rapi, bertingkat-tingkat hinggake hutan Lemor yang memiliki sumber mata air yang melimpah.

Berbagai sumber menyebutkan, bahwa setelah dipindahkan, KerajaanSelaparang mengalami kemajuan pesat. Sebuah sumber mengungkapkan, KerajaanSelaparang dapat mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat. Disebutkanpula bahwa seorang raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar DewaMeraja di Sumbawa Barat karena saat itu (1630 Masehi) daerah ini juga masih termasukke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasiberikutnya, yaitu sekitar tanggal 30 November 1648 Masehi, putera mahkota Selaparangbernama Pangeran Pemayaman dengan gelar Pemban Aji Komala, dilantik di Sumbawamenjadi Sulthan Selaparang yang memerintah seluruh wilayah Pulau Lombok danSumbawa.[

by Alya Titania Annisaa' 7

Page 8: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Sebab Keruntuhan

Selaparang ditaklukan Kerajaan Gowa pada 1640

Tekanan dari VOC setelah terjadinya perjanjian Bongaya pada 18 November 1667

Serangan dari kerajaan Gelgel

Berdirinya Kerajaan Pagutan dan Pagesangansekitar tahun 1622 Masehi di kawasan Kota Mataram

Salah seorang tokoh penting di lingkungan pusatkerajaan bernama Arya Banjar Getas, ditengaraiberselisih paham dengan rajanya, raja KerajaanSelaparang, soal posisi pasti perbatasan antarawilayah Kerajaan Selaparang dan Pejanggik.

Kerajaan Mataram Karang Asem menggempurKerajaan Selaparang yang pada akhirnya telahberhasil menaklukkan Kerajaan Selaparang. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1672 Masehi.

by Alya Titania Annisaa' 8

Page 9: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

2. Kesultanan BimaKerajaan Bima terletak di pantai timur pulau Sumbawa.

Wilayah kerajaan Bima mencakup Pulau Sumbawa bagian timur dantanah-tanah timur, SepertiSawu, Alor, Sumba, Larantuka, Ende, Manggarai dan Komodo.

Perluasan Kerajaan Bima

Pada suatu masa, ada keturunan Indra Zamrud yang memiliki 30 anak, dua puluh lelaki dan sepuluh perempuan. Anak lelakinyadijadikan raja di beberapa daerah Sumbawa, antara lain di Dompu, Bima, dan Sumbawa. Sehingga banyak terdapat kerajaan-kerajaan di pulau Sumbawa seperti kerajaan Pekat,KerajaanSanggar,Kerajaan Dompo (Dompu),Kerajaan Sanghyang (Gunungsanghyang),dan Kerajaan Sumbawa.

Pada saat itu penduduk Kerajaan bima mencapai 100.000 jiwa se pulau Sumbawa sebelum terjadi letusan gunung Tambora tahun 1815 yang memakan korban 71.000 jiwa. Sehingga banyak terjadiperpindahan penduduk yang merata sepulau Sumbawa tersebut.

by Alya Titania Annisaa' 9

Page 10: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

MASUKNYA ISLAM KE BIMA

MASUKNYA ISLAM KE BIMA

Mbojo (Bima) terletak di pulau Sumbawa bagian ujung timur , Indonesia. Daerah Bimasekarang terdiri dari Kota Bima dan Kab.Bima setelah terjadi pemekaran wilayah, kedua

wilayah ini memiliki peninggalan budaya Mbojo, rumah adat (Arsitektur lokal) berupa UMA LEME atau biasa disebut UMA LENGGE oleh masyrakat setempat yang terletak didesa

Padende- Donggo – kabupaten Bima, sedangkan pada kota Bima terdapat Istana KesultananBima (ASI MBOJO) sebagai pusat pemerintahan kerajaan bima dulunya dan sekarang menjadi

museum.

Islam masuk ke Bima pada hari Kamis tanggal 5 Juli 1640 M, atau bertepatan dengan tanggal15 Rabiul Awal 1050 H. Islam pertama kali dibawa ke Bima oleh dua orang datuk keturunan

bangsawan Melayu dari Kerajaan Pagaruyung yang sekarang masuk wilayah KecamatanTanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Dua datuk yang juga berprofesi sebagai

saudagar tersebut bernama Datuk Dibanda dan Datuk Ditiro. Sebagian literatur menyebutkeduanya dengan nama Datuk ri Bandang dan Datuk ri Tiro.

by Alya Titania Annisaa' 10

Page 11: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Kehidupan BudayaBeragam tradisi dan budaya terlahir dan masih dipertahankan rakyatnya. Salah satu yang

hingga kini masih kekal bahkan terwarisi adalah budaya rimpu, sebuah identitaskemusliman yang hingga kini nyaris kehilangan makna. Rimpu merupakan busana adat

harian tradisional yang berkembang pada masa kesultanan, sebagai identitas bagi wanitamuslim di Bima. Rimpu mulai populer sejak berdirinya Negara Islam di Bima pada 15

Rabiul awal 1050 H bertepatan dengan 5 Juli 1640.Masuknya rimpu ke Bima amat kental dengan masuknya Islam ke Kabupaten

bermotokan Maja Labo Dahu ini. Pedagang Islam yang datang ke Bima terutama wanitaArab menjadi ispirasi kuat bagi wanita Bima untuk mengidentikkan pakaian mereka

dengan menggunakan rimpu.Sebuah masjid tertua di Bima hingga kini masih bediri di Kelurahan Melayu Kecamatan

Asakota, Kota Bima. Hanya saja, kondisi cagar budaya itu tak terurus dan hanya berfungsisebagai Tempat Pendidikan Qur’an (TPQ) oleh warga setempat. Bahkan sejumlah benda

bernilai sejarah tinggi raib. Pantauan Suara NTB, mesjid yang seluruh bangunannyaterbuat dari kayu dan beratap seng itu masih berdiri kokoh diantara rumah penduduk.

Konon masjid itu dibangun dua utusan Sultan Goa Sulawesi Selatan untuk mensyi’arkanAgama Islam di Bima.

by Alya Titania Annisaa' 11

Page 12: Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Kehidupan politik

Bima merupakan kerajaan Islam yang menonjol di Nusa Tenggara.Rajanya yang pertama masuk Islam ialah Ruma Ma

Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Khair(1611-1640).

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, telah memerintahsekitar 60 orang raja atau sultan di Kerajaan Bima. Khusus

pada periode Islam, ada 14 orang sultan. Ketika Jepangmasuk ke Indonesia, yang berkuasa di Kerajaan Bima adalahSultan Muhammad Shalahuddin. Ia meninggal dunia padatahun 1951, dan kemudian digantikan oleh anaknya, Abdul

Khair II. Di masa Abdul Khair II ini, ia tidak banyakberkecimpung untuk mengurus Kerajaan Bima, sebab ialebih memilih menjadi pegawai di Departemen Dalam

Negeri dan anggota Parlemen. Ketika meninggal dunia, iadigantikan oleh anak tertuanya, Putra Feri Andi Zulkarnain.

by Alya Titania Annisaa' 12