Prospek an Agribisnis Jahe

download Prospek an Agribisnis Jahe

of 11

Transcript of Prospek an Agribisnis Jahe

PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAHE Jahe (Zingiber officinale Rosc), satu dari sejumlah temu-temuan dari suku Zingiberaceae, menempati posisi yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia, karena peranannya dalam berbagai aspek kegunaan, perdagangan, kehidupan, adat kebiasaan, kepercayaan dalam masyarakat bangsa Indonesia yang sifatnya majemuk dan terpencar-pencar di seluruh nusantara ini. Jahe juga termasuk komoditas yang sudah ada sejak ribuan tahun digunakan sebagai bagian dari ramuan rempah-rempah yang diperdagangkan secara luas di dunia. Walaupun tidak terlalu mencolok, penggunaan komoditas jahe

berkembang dari waktu ke waktu, baik jumlah, jenis, kegunaan maupun nilai ekonominya. Masyarakat memanfaatkan jahe Indonesia dalam umumnya kehidupan telah mengenal untuk dan

sehari-hari

berbagai

kepentingan, seperti bahan campuran bahan makanan, minuman, kosmetik, parfum dan lain-lain mulai dari tingkat tradisional di masyarakat pedesaan sampai tingkat modern di masyarakat perkotaan. Dalam perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe untuk bahan baku industri meningkat terus, sehingga pengadaannya secara teratur, berkualitas baik, cukup dan berkesinambungan makin terasa menjadi suatu keharusan. Data tahun 1999 menunjukkan volume ekspor jahe mencapai 43.193 ton dengan nilai US$14.120.742, diekspor dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan bentuk lain dengan kontribusi US$11.820.305 dan US$ 2.300.437 (BPS tahun 1999) Teknologi Pengolahan Jahe Dalam proses pengolahan jahe, pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi termasuk kandungan senyawa yang berperan dalam performansinya, harus tetap diperhatikan karena berkaitan dengan hasil akhir olahan. Setelah panen, rimpang harus segera dicuci dan dibersihkan dari tanah yang melekat. Pencucian

disarankan menggunakan air yang bertekanan, atau dapat juga dengan merendam jahe dalam air, kemudian disikat secara hati-hati. Setelah pencucian jahe ditiriskan dan diangin-anginkan dalam ruangan yang berventilasi udara yang baik, sehingga air yang melekat akan teruapkan. Kemudian jahe dapat diolah menjadi berbagai produk atau langsung dikemas dalam karung plastik yang berongga dan siap untuk diekspor. Dari jahe dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik dan makanan/minuman. Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak atsiri dan serbuk. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun

berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate).

Klasifikasi tanaman : Divisi Sub-divisi Kelas Ordo Famili Genus Species : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Zingiberales : Zingiberaceae : Zingiber : Zingiber officinale

JENIS TANAMAN Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu : 1. Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. 2. Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obatobatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. 3. Jahe merah,Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

MANFAAT TANAMAN Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.

Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Bagan 1

Prospek Usaha Jahe Gajah memiliki masa depan yang cukup cerah. Jahe gajah banyak dimanfaatkan sebagai bahan campuran makanan, minuman, kosmetika dan bahan baku dalam kegiatan industri. Semakin pesatnya kegiatan industri obat-obatan modern, tradisional dan industri-industri lain yang bermunculan dengan menggunakan bahan baku jahe menyebabkan permintaan komoditi ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jahe gajah tidak hanya berprospek didalam negeri saja tetapi juga memiliki peluang besar untuk diserap oleh pasar internasional. Jahe gajah berpotensi sebagai komoditas export yang dikirim dalam bentuk segar, kering, asinan ,minyak atsiri dan oleoresin. Negara pengimport jahe gajah saat ini adalah Singapura, Jepang, Jerman, USA, Kanada, Maroko, Perancis, Hongkong dan Belanda. Dengan demikian Usaha jahe Gajah memiliki prospek dan potensi usaha yang cukup menjanjikan.

Tanaman Jahe Gajah,Foto Koleksi Deptan

Jahe gajah sangat besar peluangnya untuk dikembangkan di Indonesia karena didukung oleh iklim, kondisi tanah dan letak geografis yang cocok bagi pembudidayaan tanaman ini. Disamping itu dengan adanya ketersediaan lahan yang luas dan melimpahnya sumberdaya manusia sangat memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas yang maximal. Jahe gajah memiliki prospek dan potensi produksi cukup tinggi yaitu mencapai 25 ton / hektar bahkan dengan teknologi intensif hasil produksi mencapai 60 ton / hektar. Oleh karena itu jahe gajah dapat lebih dikembangkan sebagai salah satu komoditas unggulan yang mampu memberikan harapan dan nilai ekonomis yang tinggi.

Jahe Gajah Siap Dipasarkan

MANFAAT DAN KEGUNAAN JAHE GAJAH Prospek dan Potensi usaha Jahe gajah bisa dianalisa dari aneka ragam manfaat dan kegunaan Jahe Gajah yang bermacam-macam. 1. Asinan Jahe dalam Kemasan di Jepang Didalam rimpang jahe kering mengandung pati sekitar 58%, protein 8%, oleoresin 3%-5% dan minyak atsiri 1%-3%. Minyak atsiri adalah minyak yang gampang menguap dan memberikan bau khas pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama yang berupa senyawa zingiberen dan zingiberol. Penyebab rasa pedas dan pahit pada jahe adalah senyawa oleoresin. Kandungan nutrisi ( gizi ) dalam setiap 100 gram jahe mengandung kalori 51,00kal , protein 1,50g , lemak 1,00g , karbohidrat 10,10g , kalsium 21,00mg , fosfor 39,00mg , zat besi 1,60mg , vitamin A 30,00SI , vitamin B 1 0,02mg , vitamin C 4,00mg , air 86,20g , bagian yang dapat dimakan 97,00%. 2. Jahe gajah dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat diantaranya adalah obat perangsang selaput lendir besar, rematik, sakit kepala, perangsang gerakan usus, pencernaan dan perut kembung, batuk kering, peluruh keringat, sakit tenggorokan, mulas dan salesma lambung. 3. Jahe gajah juga digunakan sebagai bahan pembuatan bir jahe ( ginger beer ) dan anggur jahe ( binger wine ). Didalam minyak jahe terkandung berbagai senyawa seperti kurkumen, pinen, felandren, linalool, bormeol, sitral, kamfen, farnesen, seskuiterpen, , sineol, metilheptenon,alcohol dan aldehid yang dimanfaatkan secara luas dalam industri makanan dan minuman. 4. Jahe gajah dikonsumsi sebagai bumbu dapur bermacam-macam masakan mulai dari bumbu opor, gule, sayur oseng dan lain-lain, selain itu juga dapat dibuat menjadi berbagai macam produk olahan untuk export misalnya jahe kering ( dried ginger ), minyak jahe ( ginger oil ),

bubuk jahe, oleoresin jahe dan asinan jahe ( salted ginger ). Jahe gajah asinan banyak diminta oleh negara Jepang 5. Minuman Jahe Segar

SEKILAS BUDIDAYA JAHE GAJAH Jahe Gajah Muda Jahe gajah dapat tumbuh bagus apabila ditanam didataran dengan ketinggian 400 s/d 800 dpl. dengan suhu berkisar 20 30 derajat Celcius. Komoditi ini berproduksi dengan baik ditanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan PH 5,5 7. Jahe gajah menghendaki sinar matahari minimal 8 jam setiap hari dan kelembapan udara yang cukup tinggi dengan RH 60%-90%. Jahe gajah diperbanyak secara vegetatif dengan rimpangnya. Bibit jahe berkualitas didapat dari tanaman induk tua minimal berumur 10 bulan, ditandai dengan daun tanaman yang sudah kering dan mati disemua bagian. Rimpang yang akan ditanam minimal memiliki dua mata tunas, tidak boleh cacat atau terserang penyakit. Dalam satu hektar dibutuhkan kira-kira 1,2 ton rimpang bibit jahe. Sebelum dilakukan penanaman lahan harus diolah dan dibuat bedengan. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur tanah, mempercepat pelapukan, memberantas gulma, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas, meratakan tanah serta memperbaiki drainase. Sementara pembuatan bedengan bertujuan untuk memperoleh lapisan tanah atas yang tebal dan memudahkan pemeliharaan tanaman. Jahe gajah ditanam awal musim penghujan dengan pola tanam secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman jahe gajah dengan tanaman yang lain misalnya bawang merah atau cabe rawit. Tujuan tumpangsari adalah untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan. perlu Jahe gajah agar

pertumbuhannya

maximal

maka

dilakukan

pemeliharaan

tanaman.Salah satunya adalah dengan memperhatikan system pengairan

terutama selama fase pertumbuhan awal karena jahe gajah butuh air yang memadai. Pengairan harus dilakukan secara kontinu dan dikurangi hingga fase penuaan rimpang. Tanah yang terlalu basah membuat rimpang busuk. Apabila tanaman bermasalah maka perlu diganti dengan cara penyulaman yang bertujuan agar jumlah populasi tetap. Penyiangan dilaksanakan apabila pertumbuhan gulma sudah dirasa mengganggu tanaman. Agar tanaman jahe tidak rebah maka perlu dilakukan pembubunan pada saat tanaman berumur 1-1,5 bulan. Jahe gajah dalam masa pertumbuhannya juga tidak luput dari hama dan penyakit. Hama yang kerap menyerang adalah lalat rimpang Mimegrala coeruleifrons yang memakan seluruh bagian rimpang, lalat rimpang eumerus figurans walker yang memakan bagian lunak rimpang penyebab tanaman layu dan keropos serta lalat lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi busuk. Penyakit yang sering menyerang adalah bakteri pseudomonas zingiberi menyebabkan bagian pangkal batang semu membusuk dan rebah, Cendawan phyllosticta zingiberi ramak yang dapat menyebabkan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan pythium yang menyebabkan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk basah atau busuk lunak. Jahe gajah dipanen apabila telah tua dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan tidak ada warna kemerahan pada ujung rimpang. Jahe gajah yang dipanen muda untuk asinan, dilakukan saat tanaman berumur 3 s/d 4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak adalah rumpun tanaman masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum kelihatan serat-seratnya.

Jahe

gajah

dipanen

dengan

membongkar

tanah

secara

keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.

Jahe gajah yang telah digrade dikumpulkan menjadi satu kemudian didiamkan selama 1- 2 hari digudang penampungan. Tujuannya agar tanah yang masih menempel dijahe menjadi kering dan luruh sehingga bersih tanah. Salah satu persyaratan export adalah jahe harus bersih dari tanah yang menempel di rimpang..

Tugas Individu Agribisnis Tanaman Hortikultura

PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAHEOLEH :

RUSLIN CHAERUL CORA G211 09 280

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Teknologi jahe http://www.kadinindonesia.or.id/id/doc/UKM_Teknologi_Jahe.pdf Diakses pada tanggal 13 September 2011. Makassar. Ferdiansyah, Arie. 2009. Prospek dan Potensi jahe gajah. http://galeriukm.web.id/unit-usaha/agrobisnis-unit-usaha/prospekdan-potensi-jahe-gajah. Diakses pada tanggal 13 September 2011. Makassar.