PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai...

23
P4W - LPPM IPB Universitas Pakuan Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia ASPI

Transcript of PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai...

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

PERENCANAAN WILAYAH, KOTA, DAN DESA TERINTEGRASI YANG BERKELANJUTAN, BERIMBANG, DAN INKLUSIF

IPB International Convention Center (IICC)Bogor, 28 Agustus 2018

SEMINAR NASIONAL

ASPIASPIASPIAsosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI)

2018PROSIDING

P4W - LPPM IPB Universitas PakuanAsosiasi Sekolah Perencanaan IndonesiaASPI

Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 i

IPB International Convention Center

Bogor, 28 Agustus 2018

Prosiding

Seminar Nasional ASPI 2018

“Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi

yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif”

Penerbit

P4W LPPM IPB

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

ii Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Kredit

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

“Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif”

P4W LPPM IPB, Bogor, Indonesia

Editor

Dr. Andrea Emma Pravitasari

Dr. Ernan Rustiadi

Dr. Janthy Trilusianty Hidayat

Dr. Didit Okta Pribadi

Copy Editor

Alfin Murtadho, S.P.

Reviewer

Dr. Ernan Rustiadi

Dr. Andrea Emma Pravitasari

Dr. Janthy Trilusianty Hidayat

Dr. Didit Okta Pribadi

Dr. Candraningratri Ekaputri Widodo

Arief Rahman, S.Si, M.Si

Setyardi Pratika Mulya, S.P., M.Si.

Layout dan Cover Design

Muhammad Nurdin, S.Kom.

Tiffany Ramadianti, A.Md.

E-ISBN : 978-602-72009-3-7

Cetakan pertama, Januari 2019

Prosiding. Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

“Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif”

Bogor, P4W LPPM IPB, 2019

x + 700 halaman: x cm

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 iii

Steering Committee

- Dr. Ernan Rustiadi

- Dr. Janthy Trilusianti Hidayat

- Prof. Akhmad Fauzi

- Dr. Khursatul Munibah

- Prof. Widiatmaka

Organizing Committee

Ketua Panitia : Dr. Andrea Emma Pravitasari

Wakil Ketua : Dr. Didit Okta Pribadi

Bendahara : Mia Ermyanyla, S.P., M.Si

Nusrat Nadhwatunnaja, S.P.

Erlin Herlina, S.E.

Kesekretariatan : Nur Etika Karyati, S.P.

Alfin Murtadho, S.P.

Muhammad Nurdin, S.Kom.

Yanti Jayanti, S.P.

Yurta Farida, S.E.

Hardini Nikamasari, S.P.

Tiffany Ramadianti, A.Md.

Prosiding & Program Book : Afan Ray Mahardika, S.T.

Siti Wulandari, S.P.

Kreshna Yudichandra, S.P.

Acara : Setyardi Pratika Mulya, S.P., M.Si.

Arief Rahman, M.Si.

Ulul Hidayah, S.T.

Dinda Luthfiani Tjahjanto, S.E.

Agus Ramadhan, S.P.

Logistik & Akomodasi : Khairul Anam, S.P.

Ridha M. Ichsan, S.T., M.Si.

Pubdekdok : Khalid Saifullah, M.Si.

LO : Zahra Kartika, S.P.

Rista Ardy Priatama, S.P.

Luthfia Nursetya Fuadina, S.P.

Yuni Prihayati, M.Si.

Dr. Mujio Sukirman

Field Excursion : F. S. Putri Cantika, S.P.

Thomas Oni Veriasa, S.E.

Penerbit

Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Institut Pertanian Bogor (IPB)

Sekretariat

Kampus IPB Baranangsiang

Jalan Raya Pajajaran Bogor 16127, Jawa Barat, Indonesia

Tlp/Fax: +62-251-8359072

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

iv Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Sambutan dari Ketua ASPI

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kegiatan Seminar Nasional ASPI Tahun 2018 dapat terselenggara

di Bogor akhir Agustus lalu dan Prosiding Seminar ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami ucapkan

selamat dan terima kasih kepada penyelenggara Seminar Nasional ASPI Tahun 2018 yang

merupakan kerjasama antara Program Studi S2 Ilmu Perencanaan Wilayah (PWL) Institut Pertanian

Bogor, Program Studi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Pakuan Bogor dan

Program Studi S2 serta S3 Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Intitut Pertanian Bogor.

Setiap tahun Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) menyelenggarakan seminar

nasional yang bekerja sama dengan program studi anggota ASPI sebagai penyelenggara dan

beberapa pihak terkait. Tema seminar nasional ASPI tahun 2018 yaitu tentang Perencanaan Wilayah,

Kota dan Desa Terintegrasi yang Berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif sangat tepat dipilih.

Pembangunan wilayah dan pembangunan desa-kota perlu dilihat secara terintegrasi sebagai satu

kesatuan wilayah perencanaan dan kebijakan. Walaupun tema berkelanjutan, berimbang dan inklusif

bukanlah suatu tema yang baru dalam bidang perencanaan wilayah dan kota tetapi isu tersebut masih

sangat relevan untuk dibahas. Sebagai contohnya adalah ketimpangan wilayah dalam bentuk

ketimpangan desa-kota merupakan permasalahan klasik di Indonesia yang belum memperlihakan

tanda-tanda perbaikan yang berarti.

Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) telah dan akan terus menggelar seminar

nasional setiap tahun sebagai wadah tukar menukar informasi dan pembelajaran kolektif bagi yang

berminat pada kajian perencanaan wilayah dan kota. Seminar nasional ini juga menjadi media bagi

pendalaman bidang-bidang tertentu baik yang urgent ataupun populer yang muncul dimana akan

menjadi pendorong bagi knowledge production sehingga dunia perguruan tinggi di Indonesia dapat

berkontribusi secara lebih besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Tindak lanjut

terhadap banyak paper pada seminar ini juga dapat menjadikan bahan publikasi pada jurnal yang

lebih profesional/terhormat maupun jurnal-jurnal yang dikelola anggota ASPI.

Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada

editor, editor teknis, dan semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan prosiding ini.

Semoga pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam paper-paper pada Prosiding Seminar Nasional

ASPI Tahun 2018 ini dapat berkontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan terutama yang

terkait dengan bidang-bidang perencanaan.

Ketua ASPI

M. Sani Roychansyah, ST., M.Eng.,D.Eng.

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 v

Daftar Isi

Kredit.............................................................................................................................................................. ii

Sambutan dari Ketua ASPI ......................................................................................................................... iv

Daftar Isi ........................................................................................................................................................ v

1. Keterkaitan Desa-Kota 1

Potensi Alpukat sebagai Alternatif Olahan Kuliner dalam Upaya Pengembangan Desa Wisata

Sakerta ............................................................................................................................................................ 3

Fransiska Dessy Putri H.1*, Aggy Lestari Dwi P.1, & B. S. Rahayu Purwanti2

Analisis Daya Saing Perekonomian Antar Wilayah di Kecamatan Prambanan berdasarkan

Aspek Sosial, Pendidikan, dan Kesehatan Tahun 2018 ........................................................................... 14

Hayatun Nupus1*, Candra Andi Wardoyo1, Ismi Latifah1, Soni Setiawan 1, Araa Reda Astara1,

Fatin Naufal M1, & Dahroni1

Infrastruktur dan Keterhubungan Desa-Kota (Studi Kasus: Desa Bokor dan Desa Sendaur di

Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti) .................................................................................. 23

Wulansari1*, Arief Budiman1, Maria Febriana Bewu Mbele1 & Sonny Yuliar1

Pola Perjalanan Berangkat Bekerja Menggunakan Layanan Transjakarta ........................................ 32

Yudi Susandi1*, Danang Priatmodjo1 & Eduard Tjahjadi1

2. Perencanaan Kawasan Pertanian dan Pembangunan Perdesaaan 49

Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lombok Utara ........................................................ 51

Ar Rohman Taufiq Hidayat1*, Muchammad Rosulinanda1 & Ade Atmi1

Pengembangan Pusat Pelayanan sebagai Pusat Pengolahan Komoditas Unggulan Buah Naga

Berdasarkan Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Banyuwangi ................................................ 68

Ayu Sri Lestari1* & Eko Budi Santoso1

Pengembangan Kecamatan Waelata Kabupaten Buru Provinsi Maluku Sebagai Wilayah

Pemekaran Melalui Potensi Unggulan ...................................................................................................... 81

Dwi Setiowati1* & Indarti Komala Dewi1

Kontinuitas Desa Wisata Lingkungan Sukunan Yogyakarta .................................................................. 89

Fikrani F. Asha1* & Lysna Eka Agustina1

Penataan Ruang yang Berkearifan Lokal untuk Pengembangan Wisata Pedesaan ............................ 97

Harne Julianti Tou1*, Melinda Noer 2, Helmi2 & Sari Lenggogeni3

Pembangunan Perdesaan Kawasan Perbatasan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten

Kendal ........................................................................................................................................................ 105

Holi Bina Wijaya1*, Artiningsih1, Wiwandari Handayani1 & Herlina Kurniawati1*

Perencanaan Sinergitas Sistem Kawasan Agropolitan Berkelanjutan di Kawasan Hortipark

Tastura Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah............ 115

Indah Cahyaning Sari1*, Nurul Falah Pakaya1 & Bunga Adelia1

Adopsi Teknologi Pada Petani Dalam Upaya Adaptasi Perubahan Iklim (Studi Kasus Pertanian

Cerdas Iklim di Kabupaten Sumba Timur) ............................................................................................ 137

John P. Talan1*, Andhika Riyadi2 & Sonny Yuliar3

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

vi Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Transformasi Kampung Wisata Berbasis Lingkungan Studi Kasus Kampung Sukunan

Kabupaten Sleman .................................................................................................................................... 150

M. Ilham1*, Budi Kamulyan2 & Yori Herwangi2

Peranan Nilai-Nilai Religius dalam Penguatan Institusi Ekonomi Masyarakat Perdesaan

(Kajian dengan Pendekatan Teori Jaringan Aktor) .............................................................................. 164

Sri Lestari1*, G Andhika Riyadi1, Ari Nurfadilah1 & Sonny Yuliar1

Pembangunan Daerah Kabupaten Berbasis Komoditi Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) di

Provinsi Sumatera Barat .......................................................................................................................... 175

Syahrial1* & Welly Herman1

Review Perencanaan Kawasan Pertanian Agropolitan Rupanandur Kabupaten Pamekasan .......... 184

Luh Putu Suciati1*, Rudi Wibowo1, Yuli Wibowo2, Elida Novita3

Pengembangan Industri Prospektif Pengolahan Ikan Tangkap di Kawasan Minapolitan

Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek ...................................................................................... 201

Oky Dwi Aryanti1 & Sardjito1

3. Infrastruktur Hijau dan Perencanaan Kawasan Hutan 217

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Jember dalam Upaya Menuju

Infrastruktur Hijau Kota ......................................................................................................................... 219

Dewi Junita Koesoemawati1*& Hari Sulistiyowati2

Transformasi Kampung Hijau di Kota Surabaya (Studi Kasus di Kampung Bratang Binangun

dan Kampung Genteng Candirejo) ......................................................................................................... 227

Febrian Indra Warman1*, Achmad Djunaedi2 & Doddy Aditya Iskandar2

Kualitas Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Bandar Lampung| (Studi Kasus Lapangan

Merah dan Pasar Seni, Lapangan Kalpataru dan Embung Sukarame/Taman Kota) ......................... 236

Fitri Yanti1*, Citra Persada2 & Agus Setiawan3

Daya Serap Vegetasi Alun-Alun Kota Batu terhadap Co2 Aktifitas Transportasi ............................ 244

Kartika Eka Sari1*, Dita Nia Ambarsari1 & Chairul Maulidi1

Perencanaan Jalur Pengguna Sepeda di Universitas Jember ............................................................... 255

Nunung Nuring Hayati1, Ahmad Hasanuddin2 & Nur Fahmi Anshori3

4. Pertanian Perkotaan 261

Perencanaan Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Gianyar, Bali ............................. 263

I Ketut Arnawa1*, I Ketut Sumantra1 & Gst.Ag.Gde Eka Martiningsih1

Dampak Pola Pemilikan dan Pengusahaan Lahan Pertanian terhadap Kesejahteraan Petani di

Pusat Kawasan Wisata, Kota Denpasar .................................................................................................. 272

Nyoman Utari Vipriyanti1* & Yohanes Jandi1

5. Perencanaan Inklusif dan Berkeadilan 279

Proses Pengembangan Wilayah Melalui Pendidikan Vokasi Sebagai Hasil Kerja Sama dengan

Djarum Foundation Di Kabupaten Kudus ............................................................................................. 281

Tri Rindang Astuti1*, Achmad Djunaedi2 & Doddy Aditya Iskandar2

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 vii

Potensi Pengembangan Kampung Wisata Kreatif di Kampung SAE Cibiru, Kota Bandung

Dalam Upaya Mewujudkan Kampung Kota Yang Berkelanjutan ....................................................... 291

Asep Nurul Ajiid Mustofa1*, Iwan Kustiwan2

Re-orientasi Pemerintahan Propinsi Kepulauan Riau Menuju Pembangunan Kemaritiman

yang Inklusif. ............................................................................................................................................. 318

Deti rahmawati* Difa Kusumadewi1 Sonny Yuliar1

Karakteristik Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah Dalam Memilih Rumah Di Kabupaten

Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Tangerang ......................................................................... 335

Diva Teguh Respati1, Komara Djaja2

Model Ekslusifitas Perumahan Real Estate Masyarakat Perkotaan (Studi Kasus Pada Kota

Makassar) ................................................................................................................................................... 345

Mimi Arifin1*, A. Rachman Rasyid1, Wiwik W. Osman1

Hubungan Social Bounding dengan Tindakan Kolektif Gabungan Kelompok Tani dalam Upaya

Membangun Perencanaan Inklusif Perdesaan (Lokasi Studi: Kabupaten Karawang) ...................... 352

Selfa Septiani Aulia1*, Tubagus Furqon Sofhani2

Kajian Perencanaan Infrastruktur Persampahan dengan Masifikasi Komposter dan Gerakan

Pilah Sampah (Studi Kasus Kecamatan Seberang Ulu 2, Palembang) ................................................. 363

Sitti Sarifa Kartika Kinasih1*, Yuwono Aries1

Evaluasi Penyediaan Taman Tematik Kalbu Palem sebagai Ruang Terbuka Publik di Kota

Bandung ..................................................................................................................................................... 379

Alby Avrialzi1*, Retno Widodo D. Pramono2

6. Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim 389

Penampungan Air Hujan, Pemanfaatan, dan Pengaruhnya terhadap Genangan di Kawasan

Permukiman Kota Pontianak ................................................................................................................... 391

Agustiah Wulandari1*, Yudi Purnomo1

Dampak Urbanisasi terhadap Iklim Perkotaan di Jabodetabek ........................................................... 403

Lady Hafidaty Rahma Kautsar1*, Eko Kusratmoko2, & Chotib3

Perubahan Konstruksi Rumah sebagai Bentuk Adaptasi Masyarakat Pasca Bencana Gempa

Bumi Juni 2013 di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB................ 408

Laylan Jauhari1*, R. Rijanta1, Doddy Aditya Iskandar1

Keragaman Bentuk Adaptasi Masyarakat Pantai Ampenan Kota Mataram Ketika Terjadi

Bencana Rob ............................................................................................................................................... 417

Lysna Eka Agustina1, R. Rijanta1, Doddy Aditya Iskandar1

Upaya Mitigasi Guna Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Pada Kelompok Masyarakat

Miskin di Wilayah Pesisir Kota Semarang ............................................................................................. 426

Mohammad Muktiali1

Mengurug dan Meninggikan Rumah sebagai Strategi Adaptasi Utama Masyarakat Selama 23

Tahun Menghadapi Rob di Kawasan Tambak Lorok, Semarang Utara ............................................. 432

Nadhila Shabrina1*, Agam Marsoyo1, & Deva Fosterharoldas1

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan Bencana Gempa Bumi dan Erupsi

(Studi Kasus di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten) ............................................................... 441

Ruis Udin1, Intan Purnamasari1, Dizy Hana Tri Cahyani1, Rhizki Yulia Anjarsari1, Hanifah

Kusumaningrum1, Erfin Dwi Fitria Handayani1

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

viii Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Perencanaan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di

Perkotaan dan Sekitarnya ........................................................................................................................ 457

Siti Badriyah Rushayati1*, Rachmad Hermawan1

Analisa Valuasi Ekonomi terhadap Pengelolaan Bantaran Sungai Ciliwung di Kampung

Melayu dan Bukit Duri ............................................................................................................................. 466

Catur Dyah Novita1*, Budi Kamulyan2, Yori Herwangi2

7. Daya Dukung, Resiliensi Kota dan Desa 479

Daya Dukung Wilayah Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Serang

Provinsi Banten ......................................................................................................................................... 481

Ernamaiyanti1, Tiar Pandapotan Purba2, Topan Himawan3 & Nur Irfan Asyari4

Ketangguhan Identitas terhadap Perkembangan DIY .......................................................................... 487

Hana Afifah1*

Pengaruah Sektor Pariwisata terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan

Prambanan ................................................................................................................................................ 496

Maryadi1*, David Ramadhan1, Mohammad Anggit Setiawan1, Henny Novita Sari1,

Ihda Nur Rohmah P S1, Tri Setyaningsih1

Ketangguhan Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Penanganan Permukiman Kumuh ........... 510

Satrya Wirawan1, Bakti Setiawan1*, Retno Widodo Dwi Pramono1

Hubungan Kualitas Lingkungan Permukiman dan Tingkat Kesehatan Masyarakat di

Permukiman Kumuh Bantaran Sungai Winongo, Kota Yogyakarta................................................... 524

Veronika Adyani E.W1*, M. Sani Roychansyah2, & Ahmad Sarwadi2

8. Perubahan Penggunaan Lahan dan Degradasi Lingkungan 537

Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Koefisien Limpasan Permukaan di DAS

Bone Tanjore, Kota Makassar ................................................................................................................. 539

Amar Ma’ruf Zarkawi1*, Sumartini1, & Faricha Kurniadhini1

Penggunaan Lahan di Wilayah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar

Udara Internasional Sultan Syarif Kaim II Pekanbaru ........................................................................ 550

Apriyan Dinata1, Annisa Rachmi1

Partisipasi Stakeholder dalam Penataan dan Pengembangan Situs Geoheritage Tebing Breksi

Kawasan Cagar Budaya Candi Ijo .......................................................................................................... 562

Rista Lentera Ghaniyy W.M 1, Retno Widodo D. Pramono 2, Achmad Djunaedi3

Perubahan penggunaan lahan dan faktor-faktor penentu keinginan petani untuk

mempertahankan lahan sawahnya di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia ........ 575

Santun R.P. Sitorus1*, Grahan Sugeng Aprilian2

9. Smart City and Smart Village 589

Karakterisasi Kampung Kota Surabaya Melalui Pengembangan Purwarupa Kecerdasan

Buatan: Smartkampung ............................................................................................................................ 591

Dian Rahmawati1*, Haryo Sulistyarso1, Dewi A. Paramasatya1, Rohmawati1

Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 ix

10. Pengelolaan Sektor Informal Perkotaan 603

Analisa Tingkat Kesiapan Pengembangan Kampung Tematik di Kota Malang ................................ 605

Deni Agus Setyono1

Pola Distribusi Spasial Minimarket di Wilayah Peri Urban (Studi Kasus Kawasan Sukaraden

Kecamatan Cibinong Kab. Bogor) ........................................................................................................... 612

Janthy Trilusianthy Hidayat1* dan Noordin Fadholie1

Pemilihan Alternatif Pengelolaan Kawasan Wisata “Payung” Kota Batu Berdasarkan

Stakeholder ................................................................................................................................................. 620

Nindya Sari1*, Ayu Puspa Kartika1, Dian Dinanti1

Interaksi Sektor Formal dan Informal pada Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota

Pekanbaru (Studi Kasus: Jalan Kaharuddin Nasution) ........................................................................ 633

Puji Astuti1*, Wika Susmita1

Dinamika Pengembangan Kawasan Perdagangan Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara ....... 645

Setyardi Pratika Mulya1,2*, Mujio Sukir2, Abdul Jamaludin2

11. Penerapan SDG's dan NUA dalam Pendidikan Perencanaan 657

Evaluasi Relevansi Implementasi Program Penanganan Permukiman Kumuh di Kota

Semarang .................................................................................................................................................... 659

Akhiatul Akbar1*, Deva F. Swasto1, Agam Marsoyo1

Pengelolaan Rumah Susun Sewa di DKI Jakarta (Kasus: Rumah Susun Sewa Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta di Kota Jakarta Barat) ........................................................................................ 669

Aphrodita Puspateja1*, Deva Fosterharoldas Swasto1, Agam Marsoyo1

Peran Pendidikan Perencanaan Terhadap Penerapan SDG’s dan New Urban Agenda di Kota

Mataram ..................................................................................................................................................... 682

Ima Rahmawati Sushanti1*, Sarah Ariani2

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN DIKECAMATAN

PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ............................................................................................... 689

Iqbal Ghozy Murtadlo1*, Seika Saputri1, Ilham Yoga Pramono1, Diyah Ayu Wulan1, Abdul

Aziiz Rayh Gilang1, Arum Dwi Anggraini1

Prospek Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Berkelanjutan Di Kawasan Pesisir

Bandarharjo Kota Semarang ................................................................................................................... 702

Mario Rama1*, Bakti Setiawan1, Retno Widodo1

Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 1

1. Keterkaitan Desa-Kota

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 3

Potensi Alpukat sebagai Alternatif Olahan Kuliner dalam Upaya

Pengembangan Desa Wisata Sakerta

Fransiska Dessy Putri H.1*, Aggy Lestari Dwi P.1, & B. S. Rahayu Purwanti2

1STP Trisakti, Jl. IKPN Bintaro No 1, Pesanggrahan, Tanah Kusir, DKI Jakarta 12330, Indonesia. 2Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. G. A. Syiwabessi, Depok 16425, Indonesia

*Penulis korespondensi. e-mail: *[email protected]

ABSTRAK

Pra penelitian ini menelusuri potensi hasil bumi Desa Sakerta yang berpeluang diolah menjadi

kuliner khas destinasi wisata. Hal tersebut untuk menangkap peluang pembelanjaan kuliner sebagian

uang wisatawan. Sesampainya di destinasi wisata mereka memerlukan makan, minum, dan oleh-

oleh. Pemenuhan selera makan/munum wisatawan ini penting, agar informasi kuliner desa wisata

tersampaikan ke kota/daerah asalnya. Penyebaran informasi berlangsung tanpa disadari, mereka

berkunjung kembali beserta rombongan keluarga/teman lainnya. Alasan kujungan mereka untuk

menikmati suasana alami pegunungan, persawahan, sungai, danau dengan menghirup udara segar.

Selain itu, menikmati atraksi wisata, bersosialisasi dengan masyarakat, dan wisata kuliner. Fokus

pra-penelitian, memilih beberapa hasil bumi yang berprospek diolah sebagai bahan baku alternatif

kuliner. Kriterianya ketersediaannya berlimpah tetapi nilai ekonominya masih dapat ditingkatkan.

Peningkatan nilai ekonomi dimaksud, dengan memperhatikan akternatif olahannya,

makanan/minuman atau sebagai bahan baku. Observasi dengan mengidentifikasi ketersediaan bahan

makanan dan produk olahannya di Desa Sakerta. Selama tiga hari telah terdata hasil bumi Sakerta;

ubi-ubian, buah-buahan, sayuran, dan budidaya jamur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa

alpukat sangat berpeluang untuk dikembangkan. Pilihann pengolahannya; dikonsumsi langsung

sebagai isian pai, pisang bollen, es doger, ice cream, juice. Alternatif olahannya kripik alpukat,

tepung buah alpukat bahan baku substitusi bolu/cake. Pra-penelitian tanpa analisa, hanya mendata

ketersediaan bahan baku yang berpotensi diproduksi/dikembangkan. Pra-penelitian menghasilkan 10

rekomendasi sebagai solusi peningkatan nilai ekonomi produk/baham. Kelanjutannya rekomendasi

tersebut menjadi penunjang sub-sektor pariwisata dan sirkulasi pertumbuhan ekonomi desa-

kota/daerah lainnya. Wisatawan membelanjakan uangnya dengan membeli makanan/minuman di

desa. Masyarakat desa memerlukan peralatan/jasa yang hanya dapat dibeli/diperoleh di Kota. Hasil

identifikasi pra-penelitian bermanfaat menunjang program pengembangan ekonomi, khususnya

keterkaitan Desa-Kota.

Kata kunci: alpukat, ekonomi, olahan, pengembangan, produk

PENDAHULUAN

Saat ini sektor pariwisata ditargetkan menjadi ujung tombak pergerakan ekonomi rakyat. Hal

tersebut dikarenakan sub-sektor pariwisata paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana

dibandingkan sektor usaha lainnya. Akhirnya anggapan tersebut direalisasikan, salah satu strateginya

dengan memberdayakan masyarakat. Salah satu bentuknya; Community Based Tourism Development

(CBT) atau pawisata berbasis kerakyatan (Achmad Nur Yachya Wilopo M. Kholid Mawardi. 2016).

Menurut L. Pt. Kirana Pratiwi dkk. (2017) pariwisata berbasis kerakyatan, risetnya membahas lima

indikator penilaian potensi wisata dengan analisis deskriptif,. Lima indikator penilaian potensi

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

4 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

pariwisata (PW) adalah; fasilitas penunjang wisata, pemberdayaan, partisipasi, akses informasi, dan

pemanfaatan wisata.

Keterlibatan masyarakat dengan model pengembangan desa wisata berbasis partisipasi

masyarakat lokal telah banyak dikaji. Menurut Nuring S. L (2013, 60) partisipasi masyarakat dapat

meningkatkan kemadirian dalam percepatan pembangunan. Rekomendasi (Farizi Ramadhan dan

Parfi Khadiyanto. 2014) tentang tingkatan tangga partisipasi Arnstain. Tingkatan tangga penilaian

pasrtisipasi masyakat berbentuk kemintraan mempengaruhi kewenangan pengembangan pariwisata.

Kemitraan memungkinkan kesamarataan tanggung jawab, kewenangan antara pemerintah dan

masyarkat. Berbeda dengan Rina M, Neni N. (2016), peningkatan akselerasi dan pengembangan desa

wisata memerlukan dukungan, peran dari berbagai pihak. Selain dukungan banyak pihak, campur

tangan dari pemerintah penting (Eri Besra. 2012) untuk mendesain strategi, pengembangan, dan

peningkatan kunjungan wisata.

Pengelolaan dan pengembangan SDA desa wisata berkaitan dengan partisipasi masyarakat.

Model dan rumusan partisipasi masyarakat (Ade J. S. 2016) yang relevan untuk pelaksanaan program

tersebut. Model dipandang sebagai acuan untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi program.

Salah satu partisipasi yang dapat dikembangkan adalah pelatihan atau pembinaan kreasi dan inovasi

kuliner untuk menghidupkan lokasi wisata. Dukungan kuliner wisata desa dipastikan menyumbang

devisa pendapatan asli daerah (PAD). Kuliner adalah suatu kegiatan hidup yang erat kaitannya

dengan konsumsi makanan sehari-hari. Gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

sehari-hari, dan dapat mengembangkan perekonomian daerah (Primadany, Sefira Ryalita,

Mardiyono, Riyanto. (2013). Pengembangannya menyesuaikan aneka jenis dan olahan makanan

khas di suatu daerah (Edy Rismiyanto, Totok Danangdjojo. 2015). Wisata kuliner, keanekaraman

produksi kulinernya menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan (Lemhanas, 2012).

Pengembangan sektor kuliner dengan ekonomi kreatif. Posisi tersebut tidak dapat dipungkiri dan

peluang berkembangnya besar. Wisatawan memiliki budget belanja food and baverage di suatu

destinasi wisata. Sebagian uangnya untuk membeli makanan saat berada di lokasi wisata dan

membeli oleh-oleh untuk keluarganya menjelang pulang.

Desa Wisata Sakerta Timur seluas ± 4ha, lokasinya di Kabupaten Kuningan berdekatan

dengan Objek Wisata Waduk Darma. Menurut informasi pihak pengelola, dikoordinais oleh Kepala

Desa atau Kuwu Cucu Sudrajat, saat sedang dilaksanakan pembangunan desa wisata Sakerta. Bumi

Perkemahan, Sirkuit Grasstrack sepanjang 800 m, dan gazebo, sarana dan prasarana, MCK, tempat

ibadah, sarana air bersih, serta tiket. Daya tarik dan keunikan Sakerta adalah Festival Babarit, acara

perayaan ulang tahun desa setiap bulan Maret. Babarit telah di-launching pertama kali 23-27 Maret

2017. Beberapa perlombaan dan kesenian desa setempat digelar; Lomba Kaulinan Tradisional, Pesta

Obor, Parade Tumpeng, Karnaval Bidaya, Pesta Seni, dan Kirab Pusaka. Penyelenggaran atraksi-

atraksi dalam festival diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Pak Kuwu Cucu

memperjelas harapannya wisata Desa Sakerta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa.

Penyelenggaraan atraksi wisata menjadi peluang untuk menambah PAD, saat ini hanya sebesar 14

juta/bulan. Upaya peningkatannya menjadi tantangan bagi pengelola wisata Desa Sakerta. Realisasi

permasalahan PAD ini masih membutuhkan campur tangan banyak pihak, termasuk Perguruan

Tinggi.

Wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat merupakan kawasan yang berpotensi dan memiliki

daya tarik tersendiri sebagai objek wisata. Potensi pemandangan alamnya indah, udaranya sejuk,

fasilitas aksesibilitas cukup mudah, infrastrukturnya memadai. Kenyataannya, pengelolaan/

pemanfaatan potensi wisata masih dapat dimaksimalkan, untuk mendukung daya tarik wisata yang

unik/khas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menilai potensi-potensi di kawasan Desa

Wisata Sakerta Timur. Data yang terhimpun dianaliasa seberapa kuat keterlibatan masyarakat dan

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 5

menggali potensi bahan lokal untuk olahan kuliner rasa nasional. Temuan kelebihan dan kekurangan

potensi wisata dapat dijadikan strategi- terkait perencanaan pengembangan kuliner. Survey dan

wawancara diarahkan pada identifikasi bahan, hasil bumi dan produk kuliner yang telah dipasarkan

atau petensi diproduksi. Dari data identifikasi yang terhimpun dapat ditemukan variabel penelitian

untuk membatasi permasalahan. Strategi pengembangannya sesuai faktor-faktor pemberdayaan alam

sebagai daya tarik desa wisata Sakerta.

Pra-penelitian ini bertujuan menelusuri potensi sumber daya alam (SDA) dan,

pemanfaatannya, serta tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat desa. Penting diingat oleh

masyarakat untuk selalu menyeimbangkan ketersediaan bahan dari SDA dan pengolahan pembuatan

produk olahannya. Hasil identifikasi menunjukkan ketersediaan bahan yang telah dikreasikan

menjadi olahan makanan sederhana, tetapi berprospek ekonomi tinggi. Pertimbangan

kreasi/inovasinya masih berbasis pangsa pasar desa setempat dan sekitarnya. Produk olahan makanan

bahan lokal rasa nasional perlu digalakkan agar sumber pendapatan masyarakat meningkat.

METODOLOGI

Metode penelusuran data penelitian ini adalah observasi singkat selama 3 hari dengan survey

dan wawancara. Data yang terkumpul bersifat deskriptif dengan pendekatan personal/kelompok

terhadap masyarakat setempat. Menurut Whitney dalam Cornwal Allen (2008) metode deskriptif

adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi

tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-

proses yang sedang berlangsung dan pengaruhnya terhadap suatu fenomena. Parameter yang

mempengaruhi proses dinamakan variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012; 5), suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dapat ditetapkan

oleh peneliti. Kegiatan tersbut dipelajari, dianalisis untuk ditarik kesimpulannya sebagai hasil yang

dapat menjadi rekomendasi penelitian lain/lanjutan.

Kajian ini juga menggunakan sumber pustaka jurnal yang berkaitan dengan kepariwisataan,

wisata kuliner dan kajiannya. Obervasi pra-penelitian dilaksanakan selama 3 hari dengan wawancara

dan survey lokasi. Wawancara dengan kelompok ibu-ibu KWT yang sebagian besar telah membuka

usaha pengrajin kripik ubi-ubian, singkong, pisang, dan usus ayam. Pengrajin buah kolang-kaling

juga dijumpai di Desa Sakerta. Bahan mentah olahan mengandalkan hasil bumi Desa Sakerta,

walaupun masih mengalami kendala ketika bahan tidak tersedia dan order harus dipenuhi. Hasil

survey terhadap berbagai hasil bumi untuk mengidentifikasi ketersediaan bahan baku yang

telah/belum diupayakan pengolahannya. Identifikasi melimpahnya ketersediaan bahan dan variasi

olahannya terdata dan terekomendasi sesuai peluang. Peluang yang direkomendasikan untuk

memenuhi kebutuhan dan selera wisatawan dari kota yang berkunjung ke desa wisata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis Desa Sakerta Timur

Luas wilayah Kabupaten Kuningan ± 1.195, 71 km2 (Gambar 1) letaknya di sebelah timur

Provinsi Jawa Barat. Posisinya di sebelah utara kabupaten Cirebon, sebelah barat Kabupaten

Majalengka, Kabupaten Ciamis dan Cilacap sebelah selatan, serta sebelah timur dengan kabupaten

Brebes. Letak geografis Sakerta cukup strategis untuk pengembangan pariwisata daerah, dikarenakan

potensi-potensi berikut:

Page 15: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

6 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

(1) Letak Geografis Strategis,

Kota dan Kabupaten Cirebon merupakan jalur

utama transportasi Jakarta menuju Jawa Barat,

Jawa Tengah lintas utara atau pantai utara (pantura)

dan Tol Cipali

(2) Pengembangan pesona alam Gunung Ciremai

menjadi kawasan Taman Nasional Gunung

Ciremai (TNGC)

(3) Potensi wisata terdiri dari wisata alam, religi,

sejarah dan budaya, wisata kuliner.

(4) Ketersediaan air melimpah, udara bersih, sejuk,

serta kelestarian lingkungan asri.

Gambar 1 Posisi Desa Sakerta Timur

Perjalaan ke Desa Wisata Sakerta Timur

Pemberhentian perjalanan bus (kendaraan besar) di area perparkiran Waduk Darma.

Perjalanan dilanjutkan dengan mobil sewaan atau angkutan setempat menuju Desa Sakerta.

Rombongan kami dipandu oleh Kepala Desa Sakerta Timur, Bapak Cucu Sudrajat. Kendaraan Pak

Kuwu (sebutan Kepala Desa) khas, berhias stiker bertuliskan “Dangiang Saktim” artinya Makhluk

Sakti. Kesaktiaan pak Kuwu bukan topik bahasan penelitian, dapat diteliti sengan topik berbeda.

Beliau langsung memandu kita hingga tiba di rumahnya, yang berseberangan dengan Kantor Desa

Sakerta Timur atau Graha Sangkirita yang berdampingan dengan Masjid Al Barokah. Istri Pak Kuwu,

Bu Ikah atau Bu Bidan, profesinya. Keramatamahan mereka terasa bersama aparat Desa dan warga

lainnya, berkenalan di ruang Kantor Kepala Desa. Welcome drink khas Sakerta Timur air nira

(lahang) hangat, dan olahan pisang (nugget, goreng pisang, combro) mengakrabkan suasana. Sikap

dan layanan mereka terhadap tamu sudah mencerminkan kepeduliannya pada tanggung jawab.

Penduduk Desa Sakerta Timur mampu bekerja secara team dibawah koordinasi Cucu Sudrajat

sebagai kuwu. Profil tokoh masyarakat yang sigap bekerjasama dengan semua element desa yang

sudah bersama sama membangun destinasi wisata.

Profil dan Warga Desa Sakerta

Pola pengembangan potensi Desa Sakerta mengarah pada ekowisata. Hal tersebut mengingat

keasrian dan ekowisata diharapkan mengacu kepada bentuk kegiatan yang disarankan. Ekowisata

sebagai bentuk wisata khusus, keistimewaannya terletak pada karakteristik produk dan pasar.

Kegiatan ekowisata berorientasi terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat

lokal. Menurut UNEP (2000), tiga perspektif ekowisata sebagai;

(1) Produk, merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam

(2) Pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian

lingkungan.

Gambar 2. Sisi Indah Desa Sakerta Timur (Alami Bersih dan Segar Udaranya)

Gambar 3. Sosok Pak Nana Guru

dan Pembudidaya Jamur Tiram

Page 16: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 7

Keanekaragaman hayati dan ekosistemnya menjadi tantangan tersendiri untuk pemberdayaan

dan pengelolaannya sebagai Desa Wisata. Pengembangan/ pemanfaatan alam sebagai obyek

ekowisata tetap mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan,

perlindungan alam sebagai upaya konservasi alam menjadi karakteristik dan konsep pembangunan

obyek wisata. Cerminan keindahan alam (Gambar 2) salah satu sisi Desa Sakerta Timur, juga

didukung kesederhanaan profil sseorang guru (Gambar 3) yang sangat lekat sebagai.

Observasi Pengolahan Hasil Bumi

Kegiatan KWT

Tabel 1. Jenis Usaha di Sakerta dan Konsumennya

Jenis Usaha Konsumen

Pengolah makanan kecil, sampel welcome drink

lahang, combro dan olahan pisang (nugget, pisang

goreng)

• Penduduk desa setempat dan Desa lainnya;

Majalengka, Kuningan, kabupaten Kuningan

• Taste combro, kripik singkong masih keras dan rasa

kurang pas

Pengrajin aneka kripik (singkong, ubi, talas) dengan

aneka rasa sesuai pesanan. Kendala kehabisan

bahan baku, sulit didapat dari desa lain

• Konsumen produk penduduk desa dan desa lainnya

• Kemasan plastik per 1 dan 5 kg

• Perlu upaya kerja sama ke petani ubi-ubian, bahan

baku tersendat

Catering melayani tamu Desa Sakerta atau pesanan

dari personal

• Terkoordinasi dalam KWT,

• Variasi makan pagi, siang, malam, snack ala

catering umumnya memadai (medium/sederhana)

Ibu-ibu yang berkumpul di Balai Desa (8 orang) telah diwawancarai, informasi yang diperoleh

(Tabel 1). Ibu-ibu yang lainnya membenarkan menambahkan tentang keberadaan mereka di Kantor

Kepala Desa. Kedatangan mereka untuk memenuhi undangan guna mengikuti pelatihan dari

mahasiswa Trisakti. Informasi diperoleh dari Pak Kuwu, hanya saja tidak dapat bersamaan

datangnya. Hal tersebut dikarenakan sebagain besar ibu-ibu lainnya sedang mengikuti kegiatan lain

di sekolah anak mereka. Tabel 1, resume partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan

pariwisata di Desa, khususnya kegiatan kuliner dan pengolahan SDA.

Rekomendasi 1: pembenahan susunan/ struktur organisasi beserta program kerja dan pembagian sub

devisinya, termasuk kuliner.

(1) Produk Selai Pisang Madu

Gambar 4, salah satu produk andalan olahan hasil bumi adalah Sale Pisang Madu. Rasa sale

manis dan renyah, kemasan cukup menarik, belum mencantumkan tanggal kadaluarsa dan bahan

baku. Produsennya (kakak Pak Kuwu Cucu Sudrajat, yang juga mantan Kuwu) dengan 3

karyawannya. Tertulis Pisang Madu sudah menunjukkan image rasanya manis yang maknanya tanpa

pemanis buatan. Tim Trisakti tidak berhasil bertemu pemilik dan pembuatnya karena mereka sedang

keluar kota, kegiatan produksi diliburkan. Tapi berhasil membeli, menikmati, dan membawa sebagai

oleh-oleh khas Sakerta.

Rekomendasi 2; Kemasan Selai Pisang Madu belum menuliskan nama asal daerah produksinya pada

kemasan. Pencantuman asal produksi “Desa Wisata Sakerta” penting sebagai identitas ciri khas dan

juga ajang promosi.

Page 17: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

8 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Gambar 4. Kemasan Sale Pisang Madu Gambar 5. Kemasan Gula Aren

(2) Produk Gula Aren

Rasa manis dan legit Gula Aren (Gambar 5) Desa Sakerta tidak dapat dipungkiri, asli dari

bahan nira aren. Hal yang menarik adalah kemasannya, menggunakan daun nira, di dalamnya

dinungkus plastik tipis. Pengembangannya, perlu mengubah kemasan bagian dalamnya daun nira

dan inovasi penataannya. Penataannya daun nira diatur memanjang membungkus plastik yang di

dalamnya tersusun lempengan gula. Kemasan ini masih dapat ditingkatkan estetikanya, ditali dengan

serutan bilah bambu, unik dan menarik. Kemasan dapat lebih efisien jika daun nira di bagian dalam

dan plastik di luar. Penataan daun nira sebagai pengemas melingkar dan disemat agar semakin unik,

tanpa tali. Sisi kedua ujung kemasannya dibiarkan terbuka agar gula terlihat menarik pembeli.

Keuntungan pengemas plastik di luar adalah dapat menempel/ memasang label persyaratan minimal

kemasan produk makanan.

Kelebihan lainnya adalah kemasan tidak berantakan walaupun gula diambil per batang.

Kelembaban aman karena kemasan luarnya plastik, belum ditemukan informasi hasil penelitian

tentang pengemas gula menggunakan daun nira, bukan daun lainnya.

Rekomendasi 3: Re-packing; tanpa meninggalkan keunikannya kemasan daun diubah ke bagian

dalam, tali tetap/atau dibuang. Bagian kemasan luar dengan plastik tebal dan berlabel. Selain dapat

dituliskan masa layaknya juga sebagai promosi Desa Sisata Sakerta Timur dengan logo daun/pohon

Aren.

Gambar 6. Petai (Parkia speciosa) Gambar 7. Durian (Durio zibethinu)

(3) Prospek Petai dan Durian

Gambar 6, petai Sakerta istimewa; padat dan mata bijinya rapat pada setiap papannya. Bebas

ulat hampir 90 % yang dibelah dari 10 papan sampel per 5 tangkai untuk 10 pohon. Buah yang

dimanfaatkan sebagai penyedap sayuran cukup melimpah di Desa Sakerta, pohonnya cukup tinggi

dan buahnya boleh dikatakan tidak kenal musim. Oleh karena itu perlu difikirkan adanya peluang

mengolah petai menjadi kripik. Walaupun baunya tidak disukai sebagian sebagian orang, hanya

Page 18: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 9

dikonsumsi saat makan di rumah. Udara tidak sedap dan mengganggu orang lain keluar dari

pengkonsumsinya. Hati-hati setelah makan petai, kenyamanan orang lain terganggu karena aroma

tidak sedap tersebut.

Rekomendasi 4: Masa panen petai harganya turun drastis jika dibandingkan sedang langka.

Keterbatasan penggemar tidak menyebabkan petai terbuang. Pengawetan dengan dikupas, dibekukan

atau diolah menjadi kripik petai.

Lain halnya durian (Gambar 7), aromanya wangi, rasanya manis, hanya harganya saja yang

tidak disukai sebagaian penggemarnya. Harga satu buah minimal Rp 50.000/buah untuk jenis durian

montong, namun harga bukan halangan bagi pecintanya. Panen besar durian biasanya pada bulan

Maret-April, panen berlimpah walaupun tidak menjadi lebih murah. Hal ini menunjukkan bahwa

durian dapat menjadi andalan hasil bumi Desa Sakerta Timur. Durian dari Sakerta tergolong cepat

matang asal dipetik sudah tua, hanya diletakkan saja tanpa diperam dalam waktu 3-4 hari matang.

Buah yang jatuh dari pohon pasti sudah matang, harus cepat dikonsumsi.

Rekomendasi 5: Durian dibuat ice cream, es doger frozen, isian pisang bollen, pia, pai atau

dipasarkan online dengan kemasan tranparan (Gambar 8), harga pasar Rp 45.000-50.000/pack per

kg dan tergantung beratnya.

(4) Produksi Aneka Kripik

Pengolahan hasil bumi yang berlimpah di Desa Sakerta Timur ini dapat dikemas menjadi

makanan khas atau oleh-oleh. Berinovasi dan berkreasi mengubah tampilan makanan ndeso (desa)

menjadi rasa dan gaya modern. Tampilan kripik singkong (Gambar 8) sekilas menarik untuk

dimakan, tetapi ketika digigit terasa tidak/belum selezat singkong balado khas Padang. Tantangan

besar bagi masyarakat agar lebih inofatif dalam mengolahnya. Ide pengembangan petai dengan

mengolahnya menjadi kripik (emping petai misalnya; perlu uji coba atau prrosedurnya uji hedonic

dan organoleptic. Kripik ubi, singkong, dan talas pun sudah diprosuksi di Desa Sakerta, selain itu

satu warga juga telah memasarkan kripik usus sampai Kuningan. Tim survey tidak berhasil menemui

pembuat kripik usus karena cuaca dan lokasi agak jauh dari Kantor Kepala Desa. Pagi hari pemilik

dan pembuatnya sedang kondangan ke Majalengka, sore hari hujan deras pada Sabtu 7 April 2018.

Tetapi kripik sempat dicicip, dari warna (menarik), bumbu beragam (pedas, manis, asin), tetapi dari

tekstur tidak renyah, cenderung keras. Kemasan per pack berisi ± 3kg, atau ± 5 kg, tanpa merk dan

label.

Rekomendasi 6: Pembuatan sticker atau label yang menunjukkan asal produk sangat disarankan.

Selain menunjukkan kreasi kuliner juga promosi Desa Wisata.

Gambar 8. Keripik Singkong Pedas Gambar 9. Buah Alpukat

Page 19: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

10 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

(5) Buah Alpukat

Gambar 9 buah alpukat; berbentuk lonjong dengan kulit berwarna hijau tua dengan daging

buah tebal namun bertekstur lembut dan empuk berwarna hijau muda dan memiliki rasa yang manis

gurih dengan biji besar berwarna coklat didalamnya. Buah alpukat mengandung lemak tak jenuh

yang jumlahnya 20-30 kali lipat lebih banyak daripada buah lainnya. Penyajian biasanya dalam

bentuk jus dengan ditambahkan es, sirup, gula, atau campuran pada pembuatan es buah. Musim

bunga pohon alpukat pada awal musim hujan, dan musim berbuah lebatnya biasanya pada bulan

Desember, Januari, dan Februari. Keadaan alam Indonesia cocok untuk pertanaman alpukat, musim

panen dapat terjadi setiap bulan. Alpukat dijual ke pedagang sebelum atau saat panen sekitar 5.000-

6.000/kg. Harganya murah sehingga perlu pengolahan atau kemasan lebih menarik agar naik nilai

ekonominya.

Rekomendasi 7: Alpukat dibuat ice cream, es doger frozen, isian pisang bollen, pia, pai atau

dipasarkan online via Tokopedia dengan kemasan menarik, harga pasar Rp 35.000-48.000/kg, atau

tergantung beratnya.

Gambar 10. Kolang-kaling Gambar 11. Jamur Tiram

(6) Kolang-kaling

Beragam macam makanan dapat dan mudah dibuat dengan bahan dasar kolang kaling (Gambar

10). Misalnya kolak cendol, es buah, sate kolang kaling, manisan kolang-kaling dan lain sebagainya.

Apa manfaatnya jika mengkonsumsi kolang-kaling secara teratur? Walaupun belum terbukti secara

ilmiah, banyak penderita nyeri lutut sembuh karena makan kolang-kaling.

Rekomendasi 8: Alpukat dibuat ice cream, es doger frozen, isian pisang bollen, pia, pai atau

dipasarkan online via Tokopedia dengan packing menarik, harga pasar Rp 35.000-80.000/kg, atau

tergantung beratnya.

(7) Jamur Tiram

Kisah minimnya gaji guru sering dijumpai, hampir di setiap pelosok Negeri ini. Pejuang

pendidikan berikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup, di samping harus profesional mengurus

anak didiknya. Salah satu inovasi yang menarik dilakukan oleh Pak Nana (Gambar 11), guru olah

raga SD Sakerta. Pak guru memanfaatkan bekas kandang ayam untuk membudidayakan jamur tiram.

Hasil penjualan budidaya jamur untuk menambah penghasilannya. Penebaran bibit satu kali dalam

media tanamnya dapat dipanen hingga 4-5 kali. Keistimewan jamur tiram yang dibudidaya oleh Pak

Nana adalah jamur beraroma kedelai, berbeda dengan panen jamur lainnya.

Rekomendasi 9: Aneka olahan jamur tiram tiram, nugget, sosis, jamur cryspi dikemas frozen dapat

melayani konsumen vegetarian atau penggemar protein nabati. Bisa berkolaborasi dengan

supermarket, mall, atau hotel.

Page 20: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 11

Gagasan Produk dan Alternatifnya

Sumber daya alam desa cukup lengkap, hanya saja kreasi dan inovasi masih kurang. Oleh

karena itu beberapa gagasan (Tabel 2) dituangkan, pilihan selanjutnya perlu diuji sebagai produk

kuliner Desa Sakerta

(1) Kripik Alpukat

Salah satu alternative gagasan yang dapat diusulkan adalah peningkatan kesadaran dan

pemahaman warga untuk variasi pengolahan bahan makan:

(2) Olahan Alpukat sebagai Produk Khas

Sesuai ketersediaan bahan dan keunikan kuliner saat ini diprediksi untuk pengolahan/pembuatan

kripik alpukat, dengan pertimbangan:

a) Bahan dasar melimpah karena panen alpukat rutin per bulan, pohonnya banyak

b) Alpukat saat dipanen masih mentah masa pematangannya lama, akhirnya dikarbit,

membahayakan kesehatan konsumennya. Sebaliknya jika dipanen sudah tua siap santap,

petani merugi, pembeli kecewa karena alpukat cepat masak/busuk

c) Olahan buah alpukat menjadi keripik meningkatkan daya tahan dan nilai ekonominya

d) Diversifikasi makanan/cemilan alpukat, variasi dan keanekaragaman makanan.

(3) Proses pembuatan kripik buah alpukat

a) Bahan/alat; alpukat tua dan belum matang, garam, minyak goreng, alas/pisau pemotong

b) Cara Pembuatan; alpukat dikupas, direndam air garam, diiris tipis, dijemur sampai kering

c) Total waktu yang diperlukan untuk proses pembuatan keripik buah alpukat ± 2 hari sampai

menjadi keripik

(4) Waktu penjemuran di bawah terik matahari ± 8 jam, bergantung pada cuaca.

(5) Usia dan ketahanan kripik buah alpukat

Penyimpanan kripik buah alpukat cukup lama, bertahan 6 bulan hingga 1 tahun, asumsi

kesamaan proses dengan beberapa keripik buah lainnya. Seperti misalnya kripik pisang,

singkong, nangka, apel dan lain-lain.

(6) Keuntungan produksi buah alpukat

Prediksi menguntungkan, agar diperoleh gambaran yang nyata perlu uji produk.

(7) Peluang dan Alternatif Gagasan Kuliner Desa Sakerta (Tabel 2).

Tabel 2. Daftar Produk dan Alternatif Kuliner Desa Sakerta

Page 21: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

12 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Tabel 2. Lanjutan

Note; * penanganan khusus berprospek menjadi oleh-oleh Desa Sakerta Timu

Rekomendasi 10; Kripik alpukat untuk pengolahan hasil panen dengan metode pengeringan. Upaya

diversifikasi makanan lainnya adalah dengan pembuatan tepung alpukat sebagai bahan baku ice

cream, varian isian pai, pisang bollen, bakpia, dapat kombinasi dengan durian. Panen durian secara

bersamaan menyebabkan harganya turun, solusinya disimpan dalam frozen dengan packing

transparan, dapat dipasarkan saat buah langka (pasca panen).

KESIMPULAN

Dari hasil survey dan wawancara merekomendasi 10 solusi sebagai upaya meningkatkan nilai

jual hasil bumi dan produk olahannya. Satu dari 10 rekomendasi yang secepatnya dapat

direalisasikan adalah pembuatan kripik alpukat. Selain hasil panen berlipah, varian olahannya banyak

ragam, alpukat juga digemari oleh masyarakat kota. Terutama kripik alpukat dapat memberikan

keterkaitan desa (asal buah alpukat) dan wisatawan kota yang berkunjung. Kunjungan wisatawan

yang terbatas wakru, hari libur perlu disediakan olahan makanan awet dan dari bahan yangdisukai.

Alpukat berpotensi sebagai oleh-oleh dalam bentuk kripik renyah dengan aneka rasa sesuai selera

wisatawam. Hal lain yang penting diperhatikan adalah peningkatan daya tarik packing, platting, dan

pengawetan (tidak direkomendasikan kimiawi) alami. Langkah ini mengikuti trend market, agar

dapat dipasarkan meluas ke daerah lain by direct order online atau join dengan Tokopedia.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, L. P. K., Sutjipta, N., Setiawan, I. G. A. P. (2017). Pariwisata Kerakyatan (Community Based Tourism)

dan Pengaruhnya pada Kesejahteraan Petani di Desa Budaya Kertalangu Kota Denpasar. Jurnal

Manajemen Agribisnis, 5 (1), 1-11.

Rina, M., Nurhayati, N. (2016). Strategi Pengembangan Pariwisata dalam Rangka Peningkatan Pendapatan

Asli Daerah di Kabupaten Kuningan, SENIT, 124-133.

Laksana, N. S. (2013). Partisipasi Mastarakat Desa dalam Program Desa Siaga di Desa Bandung, Kecamatan

Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogtakarta. Kebijakan dan Manajemen

Publik, 1 (1), 56-67.

Page 22: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 13

Lembaga Ketahanan Nasional RI [Lemhannas RI]. (2012). Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk

Menciptakan Lapangan Kerja dan Mengentaskan Kemiskinan dalam Rangka Ketahanan Nasional.

Jakarta [ID]. Lembaga Ketahanan Nasional. [jurnal]. Jurnal Kajian Lemhannas RI Edisi 14 Desember

2012 : Hal 4-11. [internet]. [diunduh tanggal 22 Oktober 2015]. Laman ini dapat iakses di link:

http://www.lemhannas.go.id/portal/images/stories/-humas/jurnal/Edisi_14-_Desember_2012.

Besra, E. (2012). Potensi Wisata Kuliner dalam Mendukung Pariwisata di Kota Padang. Jurnal Riset Akuntansi

Dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 12 (1), 74-101.

Sidiq, A. J. & Resnawaty, R. (2017). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di

Desa Wisata Linggarjati Kuningan, Jawa Barat. Prosiding KS: Riset & PKM, 4 (1), 38-44.

Wilopo, A. N. Y. & Mawardi, M. K. (2016). Pengelolaan Kawasan Wisata sebagai Upaya Peningkatan

Ekonomi Masyarakat Berbasis CBT (Community Based Tourism) (Studi pada Kawasan Wisata Pantai

Clungup Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 39 (2), 107.

Rismiyanto, E., & Danangdjojo, T. (2015). Dampak Wisata Kuliner Oleh-oleh Khas Yogyakarta terhadap

Perkonomian Masyarakat. Jurnal Maksipreneur, 5(1), 46-64.

Primadany, Ryalita, S., Mardiyono, & Riyanto. (2013). Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah

(Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk). Jurnal Administrasi Publik

(JAP), 1 (4), 135-143.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Page 23: PROSIDING SEMINAR NASIONALp4w.ipb.ac.id/aspi-seminar-2018/proceeding/01-01. Potensi Alpukat sebagai Alternatif...Sambutan dari Ketua ASPI ... Akhir kata ucapan terima kasih dan penghargaan

SEMINAR NASIONAL

ASPIAsosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI)

2018

PROSIDING

Disponsori Oleh:

PT. Barn Cita Laksana MAPIN FAPERTA - IPBDITSL - IPB

Diselenggarakan Oleh:

P4W - LPPM IPB Universitas PakuanAsosiasi Sekolah Perencanaan IndonesiaASPI