SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

17
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN PERICARDIAL EFUSI DI RUANG CAMELIA DI RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA OLEH : KELOMPOK 11 Wujang Bayu P 131011156 Yusi Yanuari F 131011177 Ana Meigitati 131011208 Layli Zulaiha 131011234 Irawati 131011236 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERITAS AIRLANGGA 2012 1

Transcript of SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

Page 1: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 1/17

 

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D

DENGAN PERICARDIAL EFUSI DI RUANG CAMELIA

DI RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO

SURABAYA

OLEH :

KELOMPOK 11

Wujang Bayu P 131011156

Yusi Yanuari F 131011177

Ana Meigitati 131011208

Layli Zulaiha 131011234

Irawati 131011236

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERITAS AIRLANGGA

2012

1

Page 2: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 2/17

 

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah

melimpahkan taufik dan hidayahnya bagi kelompok 11 Program Profesi Ners

Keperawatan Medikal Bedah Sehingga Mampu Menyelesaikan Asuhan

Keperawatan pada klien dengan “POST PERICARDIAL EFUSI”,.

Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, kami tidak lepas dari

 bimbingan dan bantuan serta dukungan dari pihak yang terkait. Kami menyadari

dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami

mengharapkan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah

selanjutnya.

Akhirnya kami kelompok penyusun berharap semoga asuhan keperawatan

ini dapat bermanfaat baik bagi penyusun dan pihak yang membutuhkannya.

Surabaya, 16 Maret 2012

2

Page 3: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 3/17

 

LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PERIKARDIAL

 

A. Definisi

Efusi perikardial maligna (malignant pericardial effusion) adalah penimbunan

cairan dalam vakum perikardial sebagai akibat dari proses keganasan ( . Apabila

 jumlah cairan ini semakin banyak sehingga mengganggu pengisian diastolik jantung

dan menimbulkan gangguan hemodinamik maka disebut sebagai temponade

 jantung.

Jumlah cairan dapat bervariasi dari 200 ml sampai lebih dari 2000 ml.

Temponade jantung akibat keganasan merupakan gawat darurat onkologi yang

serius dan harus mendapat penanganan dengan segera.

Radang menimbulkan pencurahan cairan kedalam kavitas perikardialis.

Sifat cairan ini berfariasi sesuai dengan etiologinya, bisa jernih atau berwarna

 jerami (perikarditis virus dan non specifik), keruh atau jejas pulurenta (bakteri dan

agen infeksi lain) atau berdarah secara mikroskopik (uremia dan tumor). Kadang-

kadang efusi menahun berkolesterol tinggi ditemukan (perikarditis kolesterol).

Efusi ini mempunyai fluoresen, penampilan “cat emas”. Efusi demikian lazim bagi

 pertukaran kolesterolnya berkurang (miksedema), tetapi juga bisa menimbulkan

respon nonspesifik terhadap berbagai rangsangan.

Perikardium mempunyai sifat elastik dan jika efusi tumbuh lambat, maka

 bisa terkumpulnya volume besar tanpa kompresi jantung yang bermakna.

Pemeriksaan fisik pasien dengan efusi perikardium yang besar umumnya akan

menunjukan tingkatan tekanan vena yang diperlihatkan oleh distensi vena

servikalis. Impuls apeksnya yang difus atau tak ada serta bunyi jantung mufflet atau

3

Page 4: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 4/17

 

 jauh. Tetapi bunyi jantung bisa jelas terdengar pada efusi posterior atau berlokulasi.

Tanda eward atau redup pada efusi dibawah skapula kiri bisa ditemukan, tetapi tak 

dapat diandalkan dengan adanya efusi fleura kiri, jika ada kompresi jantung, maka

ada gambaran dramatis tamponade jantung.

B. ETIOLOGI

Penyebab tersering efusi perikardium pada keganasan ialah kanker paru dan

kanker payudara (25-35%) penyebab lainnya adalah limfoma kanker saluran cerna

dan melanoma. Tumor primer perikardium seperti mesotelioma atau

rhabkomiosarkoma jarang sebagai penyebab efusi perikardial. Perluasan langsung

keganasan disekitar jantung seperti kanker esofagus dan paru dapat juga

menyebabkan efusi perikardial. Perikardititis pasca radiasi pada penderita kanker 

dapat menimbulkan efusi perikardial yang dapat timbul setelah beberapa minggu

sampai 12 bulan.

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala tergantung dari jumlah cairan dan kecepatan penimbunan

cairan dalam kavum perikardium. Penderita efusi perikardial tanpa temponade

sering asimtomatik, kurang dari 30% penderita menunjukan tanda dan gejala seperti

nyeri dada, nafas pendek, ortopnea atau disfagia. Pada pemeriksaan fisik tampak 

vena leher, terbendung suara jantung terdengar jauh, tekanan nadi mengecil dan

takikardia. Temponade jantung memberi gejala gelisah, sesak nafas hebat pada

 posisi tegak dan sesak nafas berkurang jika penderita membungkuk kedepan,

takikardia, tekanan nadi menyempit, pulsus paradoksus (tekanan sistolik turun lebih

dari 10mmhg pada inspirasi), hipotensi sampai syok. Batas jantung melebar suara

4

Page 5: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 5/17

 

 jantung terdengar jauh, terdengar gesekan perikardial, serta vena leher melebar dan

 berdenyut.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto thoraks : akan menunjukan jantung membesar berbentuk globuler 

(water bottle heart). Gambaran jantung seperti ini baru tampak jika cairan

lebih dari 250ml serta sering juga dijumpai efusi pleura.

2. Ekokardiografi : merupakan pemeriksaan nonivasif yang paling akurat.

Disini akan tampak akumulasi cairan didalam kavum perikardium, kadang-

kadang tampak juga adanya metastasis pada dinding perikardium.

3. Perikardiosimtesis diagnostik : sebaiknya memakai tuntunan ekokardiografi

sehingga lebih aman. Sekitar 50% cairan aspirat bersifat hemoragik dan

10% serosanguinus. Pada cairan ini dilakukan pemeriksaan kultur, hitung

sel dan sitologi. Pemeriksaan sitologi cukup sensitif dengan kemempuan

diagnostik sekitar 80%, tetapi hasil negatif palsu sering terjadi pada

limfoma maligna dan mesotelioma. Dalam keadaan demikian dilakukan

 biopsi perikardium.

4. Pemeriksaan lain : katerisasi jarang di perlukan. Disini dijumpai tekanan

diastolik dalam atrium kanan, ventrikel kanan dan arteri pulmonalis hampir 

sama.

E. PATOFISIOLOGI

Pada kasus efusi perikardial metastasis perikardial multipel lebih sering

dijumpai pada perikardium parietalis dibandingkan dengan efusi perikardium

viseralis. Tumor ini secara langsung dapat mensekresi cairan (eksudat), tetapi dapat

 juga menghalangi cairan limfe. Adanya tumor, timbunan cairan serta penebalan

5

Page 6: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 6/17

 

 perikardium akan menggangu gerak jantung. Penimbunan cairan akan mengganggu

 pengisian diastolik ventrikel kanan sehingga menurunkan isi sekuncup (stroke

volume). Hal ini diimbangi olehmekanisme kompensasiberupa takikardia dan

 peningkatan kontraksi miokardium. Tetapi jika mekanisme kompensasi ini dilewati,

curah jantung (cardiac output) menurun, maka akan terjadi gagal jantung, syok 

sampai kematian bagi penderita. Berapa jumlah cairan agar dapat menimbulkan

keadaan ini tergantung dari kecepatan pembentukan cairan dan distensibilitas

 perikardium.

F. PENATALAKSANAAN

Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama, tetapi beberapa kronis

idiopatik dapat diobati dengan menggunakan indometasin atau kartisol. Bila efusi

kronis tetap menimbulkan gejala keluhan maka perlu dipertimbangkan

 perikardiektomi.

Penatalaksanaan pada efusi perikardium yang masif adalah dengan melakukan

 perikardisintesis kedalam kantong perikardium dengan tujuan agar drainase dari

aspirasi dapat adekuat (Rubin 1990).

Penatalaksanaan dengan temponade jantung dilakukan pengobatan dengan

sesegera miungkin dapat menyelamatkan klien dari kematian, maka pemeriksaan

yang cepat dan tepat untuk menegakkan diagnosis secara tepat, misalnya

 pemeriksaan ekokardiografi yang diikuti dengan katerisasi jantung harus

dilaksanakan. Temponade jantung memerlukan aspirasi perikardium dengan jarum.

Monitor EKG memerlukan perhatian dan kecurigaan yang lebih cermat, karena

dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang jelas terlihat yang menyatakan adanya

6

Page 7: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 7/17

 

 penyakit perikardium. Pada klien dengan hipotensi dan evaluasi tekanan vena

 jungularis, dengan lekuk X yang menonjol, bahkan tanpa adanya lekuk Y,

kemungkinan adanya temponade jantung dan harus diperhatikan.

Temponade jantung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi yang

redup didaerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup bersih,

 pulpasi bayangan jantung yang berkurang pada flouroskopi. Pengurangan amplitude

QRS, gangguan listrik dari P, QRS, T serta hal-hal tersebut diawal.

Pada temponade jantung dengan tekanan yang rendah, klien biasanya tanpa

gejala atau mengeluh sesak dan kelemahan badan yang ringan dan dalam hal ini

diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi. Kelainan hemodinamik dan gejala

klinis segera membaik setelah dilakukan perikardiosentesis.

Perlakuan dari efusi perikardial tergantung pada tingkat keparahan dan

 penyebabnya. Efusi perikardial Kecil tanpa gejala dan (gagal ginjal misalnya,)

karena penyebab dikenal tidak memerlukan perlakuan khusus. Untuk efusi

 perikardial karena perikarditis, mengobati perikarditis juga memperlakukan efusi

 perikardial.

Pengobatan untuk efusi perikardial karena perikarditis meliputi:

1.  Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) seperti Motrin , Aleve , dan

Indocin.

2. Kortikosteroid, seperti prednison dan Solu-Medrol .

3. Colchicine

Jika infeksi berat atau gangguan jantung (tamponade jantung) yang muncul, efusi

 perikardial harus segera dikeringkan.

Drainase efusi perikardial dilakukan dalam dua cara:

7

Page 8: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 8/17

 

1. Pericardiocentesis: Seorang dokter memasukkan jarum melalui dada ke

dalam efusi perikardial. kateter adalah maju ke fluida, dan efusi perikardial

adalah disedot keluar.

2. Pericardiectomy (jendela perikardial): Seorang ahli bedah membuat sayatan

di dada, mencapai, dan memotong kembali sebagian dari pericardium. Hal

ini menguras efusi perikardial dan biasanya mencegah dari datang kembali.

Pericardiectomy membutuhkan anestesi umum dan membawa risiko lebih

 besar dari pericardiocentesis.

Efusi perikardial yang berumur tiga bulan atau lebih disebut efusi

 perikardial kronis. Seringkali, tidak menyebabkan diidentifikasi. Efusi kronis

 perikardial sering dimonitor tanpa pengobatan. Jika mereka mulai menyebabkan

gejala atau gangguan jantung, drainase dari efusi perikardial biasanya diperlukan.

efusi perikardial banyak disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti

infeksi HIV, lupus, atau TBC . Dalam kasus ini, merawat kondisi-kondisi medis

yang mendasari sering akan membantu mengobati efusi perikardial.

8

Page 9: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 9/17

 

G. WOC PERIKARDIAL EFUSI

 

9

Permeabilitas endokard

 Tekanan Ventrikel meNyeri dada

 Tekana

n vena

Pengisian diastolic me

 

Volume sekuncup me

Curah jantung me 

Iskemik

Sirkulasi darah

Aliran

darahkoroner

Peningkatan vena

 jugularis,asites,ede

Ggn Perfusi jaringan

Aliran darah tidak

adekuat ke

Mual,

Ggn

pemenuhan

Pe  vol perikardium

Kompresi

perikardial

Curah jantung  Curah jantung  Aliran darah

tidak

adekuat keKemampuan

dilatasi

Kontraktilitasventrikel

Kongesti

 pulmonal

O2 

Sesaknafas

 Nyeri akut

Ggnpertukaran

Pe  curah

 jantung

Suplay O2 keotak 

Pusing

Nyeri

Sirkulasi keorgan 

Penyaringan keginjal

Ggn produksi

Pe prod

HCL

hipoxia

Metabolism eanaerob

Intoleransi aktifitas

Curah jantung

GFR

proses filtrasireabsobsi dan

asam laktat

Invasi kuman Mycobacterium

Cairan masuk ke dalam ruang

Akumulasi cairan perikard (mengandungelektrolit, protein, cairan limfe)

 

hipoalbumin

 Tekanan

Cairan masukke interstitial

Edema perifer

Kelebihanvolume

Suplai O2

ke otak

Page 10: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 10/17

 

Daftar Pustaka

- Buku Ajar Bedah, Jonatan GS Wari,1995. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

- Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemuka, Ethel Sloane,1995. Jakarta : penerbit Buku

Kedokteran EGC.

- Gawat Darurat Dibidang Penyakit Dalam, Prof. Dr. dr. I. Made Bakta, SpPD (KHOM).

1999. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC.

- Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular, Arif 

Muttaqin,2009. Jakarta : penerbit Salemba Medika.

- Rencana Asuhan Keperawatan, Marilynn E.Doengoes, et al, 1999. Jakarta : EGC.

10

Page 11: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 11/17

 

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN EFUSI PERIKARD

1. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat

rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status

 pendidikan dan pekerjaan pasien.

2. Keluhan Utama

Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari

 pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan effusi

 perikardial didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri

 perikardial.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dengan effusi perikardial biasanya akan diawali dengan adanya tanda-tanda

seperti batuk, sesak nafas, nyeri perikardial, rasa berat pada dada, berat badan

menurun dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul.

Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-

keluhannya tersebut.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

11

Page 12: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 12/17

 

Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC paru,

 pneumoni, penyakit jantung, kaarsinoma dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk 

mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.

5. Pemeriksaan fisik  

A. Sistem Respirasi

Inspeksi pada pasien effusi perikardial, pergerakan pernafasan menurun. RR 

cenderung meningkat dan Px biasanya dyspneu. Fremitus tokal, jumlah

cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan pergerakan

dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit. Suara perkusi redup

sampai peka tegantung jumlah cairannya. Auskultasi Suara nafas menurun

sampai menghilang. Pada posisi duduk cairan makin ke atas makin tipis, dan

dibaliknya ada kompresi atelektasis dari parenkian paru, mungkin saja akan

ditemukan tanda-tanda auskultasi dari atelektasis kompresi di sekitar batas

atas cairan.

B. Sistem Cardiovasculer 

Pada inspeksi perlu diperhatikan letak ictus cordis, normal berada pada

ICS – 5 pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini

 bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran jantung. Palpasi untuk 

menghitung frekuensi jantung (health rate) dan harus diperhatikan kedalaman

dan teratur tidaknya denyut jantung, perlu juga memeriksa adanya thrill yaitu

getaran ictus cordis. Perkusi untuk menentukan batas jantung dimana daerah

 jantung terdengar pekak. Hal ini bertujuan untuk menentukan adakah

 pembesaran jantung atau ventrikel kiri. Auskultasi untuk menentukan suara

 jantung I dan II tunggal atau gallop dan adakah bunyi jantung III yang

merupakan gejala payah jantung serta adakah murmur yang menunjukkan

adanya peningkatan arus turbulensi darah.

C. Sistem Neurologis

Pada inspeksi tingkat kesadaran perlu dikaji Disamping juga diperlukan

 pemeriksaan GCS. Adakah composmentis atau somnolen atau comma. refleks

 patologis, dan bagaimana dengan refleks fisiologisnya. Selain itu fungsi-fungsi

sensoris juga perlu dikaji seperti pendengaran, penglihatan, penciuman,

 perabaan dan pengecapan.

12

Page 13: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 13/17

 

D. Sistem perkemihan

Observasi adanya input dan output cairan, jumlah produksi urin dalam 24 jam,

warna bau. Observasi jumlah cairan yang masuk baik melalui infus maupun

 peroral. Adakah pembesaran dan nyeri tekan pada vesika urinaria

E. Sistem Pencernaan

Pada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau

datar, tepi perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu

 juga perlu di inspeksi ada tidaknya benjolan-benjolan atau massa.

Auskultasi untuk mendengarkan suara peristaltik usus dimana nilai normalnya

5-35 kali permenit. Pada palpasi perlu juga diperhatikan, adakah nyeri tekan

abdomen, adakah massa (tumor, feces), turgor kulit perut untuk mengetahui

derajat hidrasi pasien, apakah hepar teraba, juga apakah lien teraba. Perkusi

abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cairan akan

menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinarta, tumor).

F. Sistem Muskuloskeletal

Pada inspeksi perlu diperhatikan adakah edema peritibial, palpasi pada

kedua ekstremetas untuk mengetahui tingkat perfusi perifer serta dengan pemerikasaan capillary refil time. Dengan inspeksi dan palpasi dilakukan

 pemeriksaan kekuatan otot kemudian dibandingkan antara kiri dan kanan.

Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi pada

kulit, pada Px dengan effusi biasanya akan tampak cyanosis akibat adanya

kegagalan sistem transport O2. Pada palpasi perlu diperiksa mengenai

kehangatan kulit (dingin, hangat, demam). Kemudian texture kulit (halus-

lunak-kasar) serta turgor kulit untuk mengetahui derajat hidrasi seseorang.

2. Diagnosa keperawatan

a.  penurunan cardiak output sehubungan dengan   peningkatan/penumpukan cairan

 pada rongga perikardium,.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-

 perfusi.

c. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan berkurangnya suplay oksigen ke jaringan

13

Page 14: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 14/17

 

3. Rencana intervensi

a. Diagnosa III. Potensial penurunan cardiak output sehubungan dengan

 peningkatan/penumpukan cairan pada rongga perikardium,

Kriteria evaluasi:

• Berkurangnya keluhan sesak napas/dyspnea, angina dan disritmia.

• Identifikasi perilaku untuk mengurangi kerja jantung.

Tindakan keperawatan Rasional

Independen :

Monitor jumlah dan irama nadi/jantung

Takikardi dan disritmia dapat terjadi sebagai

usaha jantung untuk meningkatkan output

sebagai respon terhadap demam, hipoksia, dan

asidosis sehubungan dengan iskemia.

Auskultasi suara jantung.Catat bunyi murmur,

S3 dan S4 Gallop

Membantu deteksi dini adanya kompliksi

seperti CHF dan kardiak tamponade.

Pertahankan bedrest dalam posisi semi fowler. Mengurangi kerja jantung dan

memaksimalkan cardiac output

Berikan tindakan untuk rasa nyaman seperti

 perubahan posisi dan perubahan aktifitas.

Meningkatkan relaksasi dan memberikan

 perhatian.

Berikan tehnik manegament stres seperti

latihan napas .

Berguna untuk mengontrol kecemasan,

meningkatkan relaksasi dan mengurangi kerja

 jantung dan cardiac output.

Observasi adanya nadi yang cepat, hipotansi, peningkatan CVP/JVD, perubahan suara

 jantung, penurunan tingkat kesadaran.

Manifestasi klinik pada cardiac tamponadeyang mungkin terjadi pada perikarditis ketika

akumulasi cairan eksudat pada rongga

 perikardial mengurangi pengisian jantung dan

cardiac output.

Evaluasi keluhan kelelahan, sesak napas,

 prepitasi, nyeri dada yang terus -menerus.

Catat adanya pertambahan suara pernapasan,

demam.

Manifestasi CHF akibat endokarditis

(infeksi/disfungsi katub) atau miokarditis

(disfungsi otot-otot miokardial akut)

14

Page 15: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 15/17

 

Kolaborasi:

Berikan terapi oksigen sesuai indikasi

Meningkatkan penggunakan oksigen untuk 

fungsi miokardial dan mengurangi efek 

metabolisme anaerob yang dapat terjadi

sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.

Berikan terapi sesuai indikasi seperti diuretika

dan digitalis.

Berikan antibiotika dan antimicroba intravena

Persiapkan klien untuk operasi sesuai indikasi.

Dapat diberikan untuk meningkatkan

kontraksi otot jantung dan mengurangi kerja

 jantung yang berlebihan pada CHF

(miokarditis).

Diberikan untuk patogen tertentu (pada

endokarditis, perikarditis, miokarditis) untuk 

mencegah kerusakan/gangguan lebih lanjut.

Penggantian katub perlu untuk memperbaiki

cardiac output (perikarditis). Perikardiaktomimungkin juga dilakukan karena adanya

akumulasi yang berlebihan cairan perikardial

atau adanya jaringan parut dan kontriksi

fungsi jantung (perikarditis)

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-

 perfusi.

Kriteria hasil :

- Melaporkan tidak adanya / penurunan dyspnea

- Klien menunjukkan tidak adanya gejala distress pernapasan.

- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat dengan

GDA dalam rentang normal.

Tindakan keperawatan Rasional

Mengobservasi dyspnea, takipnea,

menurunnya bunyi napas, peningkatan upaya

 pernapasan, terbatasnya ekspansi dinding

dada

Efek pernapasan dapat dari ringan sampai

dyspnea berat dan distress pernapasan. Dan

untuk menentukan intervensi selanjutnya

Evaluasi perubahan pada tigkat kesadaran,

catat sianosis, perubahan warna kulit,

termasuk membran mukosa

 pengaruh jalan napas dapat menggangu

oksigenasi organ vital dan jaringan.

Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan menurunkan konsumsi O2 selama periode

15

Page 16: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 16/17

 

 bantu aktivitas perawatan diri sesuai

keperluan

 penurunan pernapasan yang dapat

menurunkan beratnya gejala

Berikan oksigen tambahan yang sesuaidengan kebutuhan klien

alat dalam memperbaiki hipoksemia yangdapat terjadi sekunder terhadap penurunan

ventilasi atau menurunnya permukaan alveolar 

 paru

c. intoleransi aktifitas sehubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan

Ditandai dengan :

• Keluhan kelemahan/kelelahan/sesak saat beraktifitas

• Perubahan tanda-tanda vital saat aktifitas

• Tanda-tanda CHF .

Kriteria evaluasi:

• Peningkatan kemampuan aktifitas.

• Pengurangan tanda-tanda fisiologik yang tidak sesuai

• Mengungkapkan pentingnya aktifitas yang terbatas

Tindakan keperawatan Rasional

Independen:

Kaji respon aktifitas pasien. Catat

adanya/timbulnya dan perubahan keluhan

seperti kelemahan, kelelahan dan sesak napas

saat beraktifitas.

Monitor denyut atau irama jantung /nada,

takanan darah dan jumlah pernapasan,

sebelum/sesudah dan selama aktifitas sesuai

kebutuhan

Perikard efusi menyebabkan imflamasi dan

memungkinkan gangguan pada sel-sel otot

yang dapat mengakibatkan CHF.

Penurunan pengisian jantung/kardiak output

akan menyebabkan cairan terkumpul pada

rongga perikardial (bila ada perikarditis) yang

 pada akhirnya endokarditis dapat

menimbulkan gangguan fungsi katub dan

kecendrungan penurunan kardiak output.

Pertahankan bedrest selama periode demam Membantu menggambarkan tingkat

16

Page 17: SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar

5/17/2018 SEMINAR Kardio Revisi Post Seminar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/seminar-kardio-revisi-post-seminar 17/17

 

dan sesuai indikasi dekompensasi jantung dan paru. Penurunan

tekanan darah, takikardi, dan takipnea adalah

indikasi gangguan aktifitas jantung.

Rencanakan perawatan dengan pengaturan

istirahat/periode tidur.

Kendalikan perubahan infeksi selama fase

akut pada erikarditis/endokarditis.

Catatan: Demam meningkatkan kebutuhan

dan kosumsi oksigen, karenanya

meningkatkan kerja jantung dan mengurangi

kemampuan beraktifitas.

.Kaji kemampuan pasien dengan program

latihan berkala sesegera mungkin untuk turun

dari tempat tidur. Catat respon gejala vital dan

 peningkatan kemampuan beraktifitas

Memelihara keseimbangan kebutuhan aktifitas

 jantung, meningkatkan proses penyembuhan

dan kemampuan koping emosional.

Evaluasi respon emosional terhadap

situasi/pemberian support.

Kecemasan akan timbul karena infeksi dan

kardiak respon (psikologik). Tingkat

kekhawatiran dan kebutuhan pasien akan

koping emosional yang baik ditimbulkan oleh

kemungkinan sakit yang mengancam

kehidupan. Dukungan dan support dibutuhkan

untuk menghadapi kemungknan frustasi

karena hospitalisasi yang lama/periode

 penyembuhan

Kolaborasi:

Berikan terapi oksigen sesuai indikasi.

Peningkatan kemapuan oksigenisasi pada

miokarditis mengimbangi peningkatan

komsumsi oksigen. Dapat terlihat pada

aktifitas.

17