Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

12

Transcript of Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Page 1: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...
Page 2: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...
Page 3: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017

Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana i

KATA PENGANTAR

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan

manusia. Namun dalam pengembangan dan aplikasinya, disamping memberi dampak positip juga

berdampak negatip. Dampak negatip ini sering tidak mendapatkan perhatian dan pengembangan

selanjutnya mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam dan kondisi lingkungan. Kondisi ini,

sampai tingkat tertentu, dapat mengurangi manfaat yang dituju atau bahkan membahayakan

keberlanjutan eksistensi bumi dan kehidupannya. Kesadaran akan hal ini mendorong ilmuwan,

rekayasawan maupun praktisi dalam berbagai bidang mengembangkan teknologi ramah

lingkungan yang menjamin keberlanjutan bumi dan isinya.

Bidang Teknik Sipil merupakan salah satu pelaku utama dalam pembangunan infrastruktur yang

berperan penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Adanya dampak kemajuan

teknologi di bidang konstruksi mengharuskan pengguna maupun pelaku industri konstruksi agar

tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Tak dapat dipungkiri, faktor pelestarian lingkungan

memegang peranan penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Untuk mendukung perspektif tersebut, maka Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Udayana pada hari Sabtu tanggal 8 Juli 2017 menyelenggarakan Seminar

Nasional Teknik Sipil (SeNaTS) 2 dengan tema “Menuju Pembangunan Infrastruktur Yang

Berkelanjutan” di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali.

Kegiatan ilmiah sehari ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana komunikasi dan wadah

tukar informasi bagi pendidik, peneliti dan praktisi di bidang Teknik Sipil maupun mahasiswa

untuk mendukung upaya terlaksananya pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Sejumlah tujuh

puluhan makalah dipresentasikan dalam kegiatan SeNaTS 2 ini dari beberapa bidang keahlian

meliputi bidang keahlian: Struktur dan Material, Geoteknik, Transportasi, Manajemen Proyek dan

Rekayasa Konstruksi, Sumber Daya Air dan Lingkungan. Penulis makalah berasal dari berbagai

institusi di seluruh Indonesia.

Terselenggaranya kegiatan seminar ini berkat peran serta dan bantuan berbagai pihak, dari tahap

persiapan sampai pelaksanaannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya. Semoga komunikasi dan kerjasama yang telah terjalin dapat berlanjut di kemudian hari.

Page 4: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017

Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana v

KOMITE ILMIAH

Endah Wahyuni, ST., MSc., Ph.D (ITS)

Ir. Akhmad Suraji, MT, PhD (Unand)

Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD (Unud)

Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc, PhD (Unud)

Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME, PhD (Unud)

Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA (Unud)

Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD (Unud)

Ir. Made Sukrawa, MSCE, PhD (Unud)

I Ketut Sudarsana, ST, PhD (Unud)

Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD (Unud)

Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA (Unud)

Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCinstCES (Unud)

Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT (Unud)

Kadek Diana Harmayani, ST, MT, PhD (Unud)

Page 5: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017

Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i

SAMBUTAN………………………………………….............................................. iii

KOMITE ILMIAH ………………………………………….................................. v

DAFTAR ISI ……………………………………………......................................... vii

KEYNOTE SPEAKER

SUSTAINABLE BUILDING MATERIALS ADALAH KEBUTUHAN…………………………… KS-1

PERAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI

INDONESIA………………………………………………………………………………………….. KS-11

BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL

PEMANFAATAN STEEL SLAG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

NORMAL ……………………………………………………………………………………………. SM-1

PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN

SUPERPLASTICIZER SULPHONAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH ………………………… SM-9

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG SRPMK TERHADAP BEBAN GEMPA

STATIK DAN DINAMIK DENGAN PERATURAN SNI 1726 2012 …………………………….. SM-19

EVALUASI SIMPANGAN STRUKTUR AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI DENGAN

METODE ANALISIS STATIK DAN DINAMIK RESPONSE SPECTRUM (STUDI KASUS :

PEMBANGUNAN GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA) …………………... SM-27

PENGARUH PENGURANGAN PENAMPANG TERHADAP KERUSAKAN RANGKA

BAJA…………………………………………………………………………………………………. SM-35

STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOMENT RESISTING FRAME

DAN ECCENTRICALLY BRACED FRAME PADA GEDUNG CDAST ………………………… SM-43

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DRAMIX DAN PERAWATAN TERHADAP KUAT

TEKAN, KUAT TARIK DAN BIAYA BETON ……………………………………………………. SM-49

PENINGKATAN KINERJA BETON HIGH VOLUME FLY ASH DENGAN VARIASI UKURAN

BUTIR MAKSIMUM AGREGAT KASAR ………………………………………………………… SM-55

KEKUATAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MENGGUNAKAN SERBUK BATU

BATA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN ……………………………………………. SM-63

STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADAN

REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG …………. SM-71

ANALISIS PEMBEBANAN SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG

DENGAN DAN TANPA INTERAKSI TANAH-STRUKTUR (KASUS GEDUNG 5 LANTAI

DENGAN PONDASI TIANG)………………………………………………………………………. SM-87

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON

BERTULANG DENGAN PEMODELAN PONDASI KAKU DAN FLEKSIBEL ………………… SM-101

Page 6: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017

Sanur - Bali, 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana xi

BIDANG SUMBER DAYA AIR

KURVA IDF DESAIN KOLAM RETENSI DAN DETENSI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI

AIR TANAH…………………………………………………………………………………………. SDA-1

ANALISA INDEKS DAN SEBARAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE

STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN GEOGRAPHICAL INFORMATION

SYSTEM (GIS) UNTUK PULAU LOMBOK………………………………………………………… SDA-9

WATER ALLOCATION AND DISTRIBUTION IN JATILUHUR IRRIGATION AREA

INDONESIA : EVALUATION AND CHALLENGES……………………………………………… SDA-17

IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA PADA SUBAK PULAGAN SEBAGAI WARISAN

BUDAYA DUNIA DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR…………… SDA-29

SIMULASI OKSIGEN TERLARUT (DO) AKIBAT POLUSI DI ANAK SUNGAI CITARUM

MENGGUNAKAN HEC-RAS………………………………………………………………………. SDA-41

PEMODELAN BAK PENGENDAP (SETTLING BASIN) UNTUK MEREDUKSI PENGARUH

SEDIMENTASI SALURAN IRIGASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

MIKROHIDRO (STUDI KASUS PADA SALURAN IRIGASI PROVINSI GORONTALO)……... SDA-49

EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM PENGENDALIAN BANJIR DI

KOTA DENPASAR.…………………………………………………………………………………. SDA-57

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA BENDUNGAN PANDANDURI KABUPATEN

LOMBOK TIMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAGIAN SELATAN………………………………………………………………………………….. SDA-69

UNJUK KERJA BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH BLOK BETON

BERKAIT…………………………………………………………………………………………….. SDA-79

MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM PANTAI

BALAI LITBANG TEKNOLOGI PANTAI…………………………………………………………. SDA-89

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI DI PANTAI

SANUR……………………………………………………………………………………………….. SDA-95

BIDANG LINGKUNGAN

PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANG

BERKELANJUTAN....……...………………………………………………………………………..

LK-1

PENGARUH TANAMAN RAMBAT TERHADAP SUHU RUANG BAWAH ATAP

TRANSPARAN POLIKARBONAT...………………………………………………………………..

LK-9

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT BAHAN BERBAHAYA DAN

BERACUN (B3) DARI SUMBER KOMERSIL DI KOTA PADANG……………........................... LK-15

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR HIJAU DALAM MENGURANGI GENANGAN DI

KOTA GORONTALO………………………………………………….............................................. LK-23

BUCKET SYSTEM AS ALTERNATIVE OF URBAN GROWTH SIMULATION USING

AGENT BASED MODEL…………………………………………………………………………… LK-29

Page 7: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 08 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SDA-95

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI DIPANTAI SANUR

Ni Nyoman Pujianiki1

1Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas UdayanaEmail: [email protected]

ABSTRAK

Dalam Pasal 1 UU No. 1 Tahun 2014 dan Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil disebutkan bahwa masyarakat merupakansalah satu faktor pendukung dalam menjaga kelestarian pantai. Penelitian ini dilakukan untukmengetahui peranan masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir di Pantai Sanur denganmenggunakan metode deskripsi kwalitatif. Hasil survey menunjukkan bahwa peranan masyarakatSanur belum maksimal dalam pengelolan wilayah pesisir di Pantai Sanur yang disebabkan karenakurangnya pemahaman masyarakat mengenai undang-undang pengelolaan wilayah pesisirsehingga perlu dilakukan sosialisasi mengenai undang-undang pengelolaan wilayah pesisir kepadamasyarakat.

Kata kunci: Pengelolaan, wilayah pesisir, Pantai Sanur.

ABSTRACT

In Article 1 of Law No. 1 / 2014 and Law No. 27 / 2007 on Coastal Area Management and SmallIslands mentioned that the community is one of the supporting factors in maintaining coastalsustainability. This research is conducted to know the role of society in coastal area managementin Sanur Beach by using qualitative description method. The survey results show that the role ofSanur community has not been maximized in the management of coastal areas in Sanur Beachcaused by the lack of public understanding about the law of coastal area management so it isnecessary to socialize the law of coastal area management to the community.

Keywords: Management, coastal area, Sanur Beach.

1. PENDAHULUAN

Akibat pemanfaatan pantai yang berlebihan, pantai Sanur mengalami erosi yang disebabkan oleh beberapahal. Dalam Pujianiki, 2007 disebutkan beberapa penyebab erosi yang terjadi di pantai Sanur adalahpenambangan terumbu karang oleh masyarakat yang kurang mengerti bahwa fungsi dari terumbu karang tersebutadalah untuk melindungi pantai dari serangan gelombang. Selain itu pembangunan bangunan pantai seperti groinyang tidak terintegrasi oleh pemilik hotel di sepanjang pantai juga berdampak terhadap kerusakan pantaidisekitarnya. Polusi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya erosi di pantai Sanur selainkarena faktor alam. Pemerintah berupaya untuk menangani kerusakan pantai Sanur melalui Bali BeachConservation Project pada tahun 1997 hingga tahun 2004. Setelah selesainya pembangunan bangunan pelindungpantai di Sanur perkembangan kawasan pantai Sanur terus di monitoring oleh Pemerintah untuk menjagakelestariannya.

Peranan masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung dalam menjaga kelestarian pantai Sanurtertuang dalam Pasal 1 UU No. 1 / 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 27 / 2007 tentang Pengelolaan WilayahPesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan suatu perencanaan,pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang dilakukan olehPemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengelolaan wilayah pesisir dilaksanakan dengan tujuan untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara memperkuat peran serta masyarakat dan lembagapemerintah untuk meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat serta mendorong inisiatifmasyarakat dalam pengelolaan sumber daya pesisir. Pada tulisan ini peran masyarakat dalam pengelolaankawasan pantai di pantai Sanur akan dikaji.

Page 8: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Ni Nyoman Pujianiki

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SDA-96

2. TEORI

2.1 Pemanfaatan Wilayan Pesisir

Pemanfaatan wilayah pesisir merupakan hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan ruang dan sumber dayaperairan pesisir untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Masyrakat yang melakukan pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir diwajibkan memiliki ijin pengelolaan. Ijin pengelolaan adalah ijin yang diberikan olehPemerintah dan Pemerintah Daerah kepada orang atau perseorangan warga negara Indonesia. Pemanfaatansumber daya perairan pesisir yang tidak sesuai dengan Izin Pengelolaan yang diberikan akan dikenai sangsiadministratif berupa peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan, penutupan lokasi, pencabutan izin,pembatalan izin, dan denda administratif. Bila masyarakat yang memanfaatkan sumber daya perairan pesisiryang tidak memiliki ijin pengelolaan akan dikenakan sangsi pidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)tahun dan denda paling banyak sebesar Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Fungsi kawasan sempadan pantai adalah untuk melindungi pantai dari aktivitas atau kegiatan yang dapatmengganggu maupun merusak fungsi dan kelestarian kawasan pantai. Daerah sempadan pantai hanyadiperbolehkan untuk tanaman yang berfungsi sebagai pelindung dan pengaman pantai, penggunaan fasilitasumum yang tidak merubah fungsi lahan sebagai pengaman dan pelestarian pantai. Menurut pasal 35 no. l UUNo. 27 / 2007, dalam pemanfaatan wilayah pantai, setiap orang secara langsung atau tidak langsung dilarangmelakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau merugikan masyarakatsekitarnya.

2.2 Hak dan Kewajiban Masyarakat

Dalam Pasal 60, UU No. 1 / 2014 disebutkan bahwa hak dan kewajiban masyarakat di dalam pengelolaanwilayah pesisir merupakan suatu hal yang harus didapatkan dan suatu hal yang wajib dilaksanakan olehmasyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir sebagai berikut :- Melakukan kegiatan pengelolaan sumber daya pesisir berdasarkan hukum adat yang berlaku dan tidak

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.- Memperoleh informasi mengenai pengelolaan wilayah pesisir dan memperoleh manfaat atas pelaksanaan

pengelolaan wilayah pesisir.- Menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan yang sudah diumumkan dalam jangka waktu tertentu.- Melaporkan kepada penegak hukum dan mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah

pencemaran/perusakan wilayah pesisir yang merugikan kehidupannya, memperoleh ganti rugi, sertamendapat pendampingan dan bantuan hukum terhadap permasalahan yang dihadapi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

- Menyusun/mengajukan usulan akreditasi program pengelolaan wilayah pesisir kepada Pemerintah danPemerintah Daerah sesuai dengan standar dan pedoman akreditasi.

Sedangkan untuk kewajiban masyarakat di dalam pengelolaan wilayah pesisir adalah sebagai berikut:- Menjaga, melindungi, dan memelihara kelestarian wilayah pesisir.- Memberikan informasi berkenaan dengan pengelolaan wilayah pesisir.- Menyampaikan laporan terjadinya bahaya, pencemaran, dan kerusakan lingkungan di wilayah pesisir.- Memantau pelaksanaan rencana pengelolaan wilayah pesisir.- Melaksanakan program pengelolaan wilayah pesisir yang disepakati di tingkat desa.

3. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, bertujuan untuk membuat deskripsi,gambaran atau lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fenomena atau hubungan antar fenomenayang akan diselidiki. Lokasi penelitian ini secara geografis terletak antara 08º25’45”-08º30’25” LS dan115º03’30”-115º05’40” BT, mulai dari pantai Matahari Terbit yang terletak di Desa Sanur Kaja sampai denganpantai Mertasari yang terletak di Desa Sanur Kauh seperti yng ditunjukkan pada Gambar 1.

Page 9: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Pantai di Pantai Sanur

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SDA-97

Gambar 1 Peta lokasi penelitian. Sumber: Google Earth (2015)

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yangdigunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yangdiperoleh langsung di lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari observasi ataupengamatan langsung ke lokasi penelitian, wawancara dengan orang yang mengetahui betul keadaan pantaiSanur dan pengelolaan wilayah pesisir di pantai Sanur, dan penyebaran kuesioner. Data sekunder merupakandata yang diperoleh dari pihak lain yang diantaranya didapat dengan melihat dokumen yang berhubungandengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007, serta datapenduduk Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kaja dan Desa Sanur Kauh.

3.2 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yaitu pengamatan langsungke lokasi penelitian dan melakukan kegiatan pencatatan berbagai jenis data, wawancara, Kuesioner. Kuesioneryang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kombinasi tertutup dan terbuka. Kuesioner kombinasitertutup dan terbuka adalah kuesioner yang jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian disusul denganpertanyaan terbuka.

Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benardapat mewakili atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Purposive sampling (samplingpertimbangan), yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Dalam halini hanya mereka yang ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan.Oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatifdiamati dan dianalisis. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan Rumus Slovin (Sevillaet. al, 1960), dengan rumus sebagai berikut:

(1)

Dimana:n = jumlah sampelN = jumlah populasie = batas toleransi kesalahan (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)

Populasi yang digunakan sebagai objek penelitian adalah masyarakat Sanur yang beraktifitas di kawasanpesisir Sanur. Berdasarkan data statistik Desa Sanur Kaja, Kelurahan Sanur dan Desa Sanur Kauh pada bulanJanuari 2016, jumlah penduduk sebanyak 25.259 jiwa dengan jumlah penduduk berdasarkan wilayah yaitu DesaSanur Kaja penduduk sebanyak 7.958 jiwa, Kelurahan Sanur memiliki penduduk sebanyak 9.217 jiwa dan DesaSanur Kauh memiliki penduduk sebanyak 8.084 jiwa. Dalam penelitian ini digunakan teknik purposive samplingdengan batas toleransi kesalahan sebesar 10%, maka ukuran sampel dihitung menggunakan persamaan (1),didapatkan sampel yang akan diambil sebanyak 99 orang.

Page 10: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Ni Nyoman Pujianiki

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SDA-98

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemanfaatan

Wilayah pesisir di pantai Sanur telah dimanfaatkan sebagai pembangunan fasilitas utama wisata bahari sepertiusaha-usaha tirta, kelompok nelayan, persatuan pecinta olahraga pantai, live guard, penunjang wisata bahariyaitu usaha-usaha yang menawarkan produk ataupun jasa non wisata bahari yang ada di sekitaran pantai Sanurseperti: hotel, restoran, bar, mini market, art shop, jasa pijat, warung-warung non permanen, dan pedagang kakilima. Adapun persentase responden yang melakukan pemanfaatan wilayah pesisir disajikan dalam diagramlingkaran berikut:

Gambar 2 Persentase responden yang melakukan pemanfaatan (Sari, 2016)

Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa responden yang melakukan pemanfaatan wilayahpesisir sebanyak 58,6% dan responden yang tidak melakukan pemanfaatan wilayah pesisir sebanyak 41,4%.Pemanfaatan yang responden lakukan diantaranya usaha tirta, kelompok nelayan, jasa pijat, hotel, mini market,bar, art shop, warung-warung, dan pedagang kaki lima. Responden yang tidak melakukan pemanfaatan adalahorang yang tidak memiliki usaha-usaha di pantai Sanur. Adapun dari 58 responden yang melakukan pemanfaatanwilayah pesisir, terdapat 52 orang yang sudah memiliki ijin pengelolaan dan 6 orang yang belum memiliki ijinpengelolaan. Ijin pengelolaan yang dimiliki berupa ijin dari desa setempat (hak pakai) dimana masyarakat yangmelakukan pemanfaatan wilayah pesisir hanya dikenakan biaya sewa setiap bulannya.

Daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Menurut pasal 35 huruf l UU Nomor 27 Tahun2007, dalam pemanfaatan wilayah pesisir, setiap orang secara langsung atau tidak langsung dilarang melakukanpembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitarnya.Adapun persentase pendapat responden mengenai pembangunan pada sempadan pantai disajikan dalam diagramlingkaran berikut:

Gambar 3 Pendapat responden mengenai pembangunan pada sempadan pantai (Sari, 2016)Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat diketahui bahwa responden sebanyak 34,3% berpendapat bahwapembangunan pada sempadan pantai boleh dilakukan karena bangunan yang dibangun bersifat non permanen,selain itu dapat menunjang fasilitas pantai dan menarik wisatawan untuk berkunjung. Sedangkan respondensebanyak 65,7% berpendapat bahwa pembangunan pada sempadan pantai tidak boleh dilakukan karenamelanggar aturan dari pemerintah dan dapat merusak pantai. Penyimpangan dalam pemanfaatan kawasansempadan pantai di pantai Sanur berupa pembangunan fasilitas penunjang wisata bahari pada sempadan pantaidan pemanfaatan sisi kanan dan kiri walkway sebagai tempat berjualan berbagai souvenir terjadi karenakurangnya pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan kawasan sempadan pantai.

Page 11: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Pantai di Pantai Sanur

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SDA-99

Pengawasan Masyarakat yang dilakukan berupa penyampaian laporan dan pengaduan kepada pihakyang berwenang (seperti: Yayasan Pembangunan Sanur, Linmas, Polsek Denpasar Selatan, Polisi Air, dan BadanBalawista) jika terjadi masalah atau konflik dalam pelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir. Adapun persentaseresponden yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir disajikan dalamdiagram lingkaran berikut:

Gambar 4 Responden yang melakukan pengawasan (Sari, 2016)

Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa responden yang sudah melakukan pengawasan terhadappelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir dengan baik adalah sebanyak 79,8%. Responden yang belummelakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir dengan baik sebanyak 20,2%, denganalasan bahwa tidak perlu melakukan pengawasan karena sudah ada pihak yang bertugas mengawasi pantaiSanur. Sedangkan persentase responden yang memperoleh hak dalam pengelolaan wilayah pesisir disajikandalam diagram lingkaran berikut:

Gambar 5 Responden yang memperoleh hak (Sari, 2016)

Berdasarkan Gambar 5 di atas dapat diketahui bahwa responden yang sudah memperoleh hak dalam pengelolaanwilayah pesisir dengan baik sebanyak 78,8% dan responden yang belum memperoleh hak dalam pengelolaanwilayah pesisir dengan baik sebanyak 21,2%. Hak masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir yang belumdiperoleh adalah memperoleh informasi mengenai pengelolaan wilayah pesisir dan memperoleh manfaat ataspelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir, menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan yang sudahdiumumkan dalam jangka waktu tertentu, dan menyusun/mengajukan usulan akreditasi program pengelolaanwilayah pesisir kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan standar dan pedoman akreditasi. Hak-hak tersebut di atas belum diperoleh oleh masyarakat karena masyarakat belum mengetahui sepenuhnyamengenai hak masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir yang telah diatur dalam undang-undangpengelolaan wilayah pesisir. Sedangkan responden yang melaksanakan kewajiban dalam pengelolaan wilayahpesisir disajikan dalam diagram lingkaran berikut:

Page 12: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun ...

Ni Nyoman Pujianiki

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SDA-100

Gambar 6 Diagram lingkaran responden yang melaksanakan kewajiban (Sari, 2016).

Berdasarkan Gambar 6 di atas dapat diketahui bahwa responden yang sudah melaksanakan kewajiban dalampengelolaan wilayah pesisir sebanyak 86,9% dan responden yang belum melaksanakan kewajiban dalampengelolaan wilayah pesisir sebanyak 13,1%. Kewajiban masyarakat yang telah diperoleh antara lain menjaga,melindungi dan memelihara kelestarian wilayah pesisir serta menyampaikan laporan terjadinya bahaya,pencemaran, dan kerusakan lingkungan pesisir. Sedangkan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan wilayahpesisir yang belum diperoleh antara lain memberikan informasi berkenaan dengan pengelolaan wilayah pesisir,memantau pelaksanaan rencana pengelolaan wilayah pesisir, dan melaksanakan program pengelolaan wilayahpesisir yang disepakati di tingkat desa. Kewajiban-kewajiban tersebut di atas belum dilaksanakan olehmasyarakat karena masyarakat belum mengetahui sepenuhnya mengenai kewajiban masyarakat dalampengelolaan wilayah pesisir yang telah diatur dalam undang-undang pengelolaan wilayah pesisir.

5. KESIMPULAN

Pengelolaan wilayah pesisir yang diatur dalam undang-undang pengelolaan wilayah pesisir belumsepenuhnya dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat Sanur. Masalah yang dijumpai terkait peranmasyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir di Pantai Sanur adalah sebagai berikut:1. Masyarakat yang memanfaatkan kawasan pesisir da yang belum memiliki ijin pengelolaan karena

mengalami kesulitan dalam mengurus Izin Pengelolaan dan sulit untuk berkoordinasi dengan pihakterkait.

2. Pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan sempadan pantai nsih kurang menyebabkanpenyimpangan dalam pemanfaatan sempadan pantai.

3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut mengawasi pelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir dipantai Sanur, sebagian masyarakat merasa tidak perlu ikut melakukan pengawasan pantai Sanur karenamerasa sudah ada pihak yang bertugas mengawasi pantai Sanur.

4. Masih kurangnya penegakan hukum terhadap para pelanggar yang memanfaatkan kawasan sempadanpantai untuk pembangunan fasilitas penunjang wisata bahari.

5. Pemahaman masyarakat mengenai hak dan kewajiban yang masih kurang sehingga belum sepenuhnyadapat mengimplementasikan hak dan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir yangdiatur dalam undang-undang pengelolaan wilayah pesisir.

Karena pemahaman masyarakat mengenai undang-undang pengelolaan wilayah pesisir yang masih kurang makaperlu dilakukan sosialisasi mengenai undang-undang pengelolaan wilayah pesisir kepada masyarakat dandilanjutkan dengan pelatihan secara terjadwal, terukur, dan dievaluasi per periode tertentu agar masyarakat lebihmemahami undang-undang pengelolaan wilayah pesisir dan dapat mengimplementasikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Pujianiki, NN. (2007) Strategy Planning :Shore Protection Workfor Sanur Beach, Berkala Ilimiah TeknikKeairan Vol. 13, No.3– Juli 2007, ISSN 0854-4549 Akreditasi No. 23a/DIKTI/KEP/2004

Republik Indonesia. (2007) Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Undang-Undang Nomor 27Tahun 2007.

Republik Indonesia. (2014). Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang PengelolaanWilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014.

Sari, NLE, Pujianiki, NN, Purbawijaya, IBN. (2016) Persepsi Masyarakat Terhdap Implementsi UndangUndang Pengelolaan Wilayah Pesisir (Studi Kasus: Pantai Sanur, Denpasar), Tugas Akhir JSFT Unud.

Sevilla, et. al. (1960) Pengantar Metode Penelitian. Terjemahan Allimuddin Tuwu, 1993.