Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

17
JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS ISSN 1829 – 9857 DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP) 326 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341 PROSES PERUBAHAN FORMAT LAPORAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA ”X” SIDOARJO DAN PENERAPANNYA PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA LAIN Sigit Hermawan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ABSTRACT The aims of this research are to explore (1) the surplus and lack on financial statement format of PTS “X” of Sidoarjo, (2) the process to modify financial statement at PTS “X” of Sidoarjo, (3) financial statement of PTS “X” of Sidoarjo after change, (4) responds from other PTS about this research results, (5) to know the implementation these financial statement format at other PTS. Techniques are used to collecting data on this research are involved observation, interview by deciding the key information which is chosen by purposive sampling and data documenting. The analysis of data is done by recording the field data, doing member check triangulation test to obtain the validity of data and to make perfect on analysis process. Some result of this research are (1) financial statement of PTS “X” of Sidoarjo has any lack (2) to change financial statement format of PTS “X” of Sidoarjo is begin by designing the chart of account and classify, change fiscal year according to book keeping operations, decide the items of early statement of financial position, decide the items of statement of activities, decide items of cash flow statement, make new financial statement format. Key words: format change, statement of financial position, statement of activities, and cash flows statement. PENDAHULUAN Laporan keuangan penting artinya baik bagi lembaga berorientasi laba (profit oriented) maupun lembaga yang nirlaba (not profit oriented) karena laporan keuangan merupakan sarana utama untuk mengkomunikasikan informasi keuangan organisasi kepada pihak eksternal dan internal. The American Institute of Certified Public Accountants (The AICPA) melalui Accounting Principles Board (APB) Statement No. 4 menyatakan bahwa financial statement are the means by which the information accumulated and processed in financial accounting is periodically communicated to those who use it. (APB,1970:10). Pengguna informasi akuntansi dari organisasi nirlaba dapat dikategorikan dalam dua kelompok yakni eksternal dan internal. Pengguna eksternal adalah orang atau organisasi yang tidak secara langsung terlibat dalam pelaporan entitas.

description

perubahan laporan keuangan

Transcript of Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Page 1: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS ISSN 1829 – 9857 DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP)

326 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

PROSES PERUBAHAN FORMAT LAPORAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA ”X” SIDOARJO DAN

PENERAPANNYA PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA LAIN

Sigit Hermawan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

ABSTRACT The aims of this research are to explore (1) the surplus and lack on financial statement format of PTS “X” of Sidoarjo, (2) the process to modify financial statement at PTS “X” of Sidoarjo, (3) financial statement of PTS “X” of Sidoarjo after change, (4) responds from other PTS about this research results, (5) to know the implementation these financial statement format at other PTS. Techniques are used to collecting data on this research are involved observation, interview by deciding the key information which is chosen by purposive sampling and data documenting. The analysis of data is done by recording the field data, doing member check triangulation test to obtain the validity of data and to make perfect on analysis process. Some result of this research are (1) financial statement of PTS “X” of Sidoarjo has any lack (2) to change financial statement format of PTS “X” of Sidoarjo is begin by designing the chart of account and classify, change fiscal year according to book keeping operations, decide the items of early statement of financial position, decide the items of statement of activities, decide items of cash flow statement, make new financial statement format. Key words: format change, statement of financial position, statement of activities, and

cash flows statement.

PENDAHULUAN Laporan keuangan penting artinya baik bagi lembaga berorientasi laba (profit oriented) maupun lembaga yang nirlaba (not profit oriented) karena laporan keuangan merupakan sarana utama untuk mengkomunikasikan informasi keuangan organisasi kepada pihak eksternal dan internal. The American Institute of Certified Public Accountants (The AICPA) melalui Accounting Principles Board (APB) Statement No. 4 menyatakan bahwa financial statement are the means by which the information accumulated and processed in financial accounting is periodically communicated to those who use it. (APB,1970:10). Pengguna informasi akuntansi dari organisasi nirlaba dapat dikategorikan dalam dua kelompok yakni eksternal dan internal. Pengguna eksternal adalah orang atau organisasi yang tidak secara langsung terlibat dalam pelaporan entitas.

Page 2: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

327

Among these user are: (Razek dan Gordon,1990:2) 1) the federal governmental – to evaluate the use of the proceeds of grants and to garther statistical information, 2) bond rating services – to evaluate the creditworthiness of organizations issuing debt, 3) the electorate – to evaluate the performance of elected officials, information is communicated to these persons primarily through the news media, 4) state legislative committees – to oversee the operations of the various political subdivisions within the state, 5) potential investors – to determine the stability of the tax base”. Pengguna internal adalah orang atau kelompok orang yang secara langsung terlibat dalam operasional pelaporan entitas. Among these users are : (Razek dan Gordon, 1990:3) 1) program monitors – to evaluate the activities of the programs, 2) the chief administrative officer – to evaluate the financial operations and the effectiveness of the operating personnel of the organization, 3) department heads – to evaluate the performance of subordinates, 4) the mayor and the city council – to determine the financial condition of the city and the need for additional resources, 5) internal auditor – to evaluate the effectiveness of financial and operations controls”. Organisasi nirlaba dapat dibagi menjadi dua yakni quasi–non profit entities dan pure profit entities (Henke,1992:450). Contoh untuk quasi–non profit entities adalah university, colleges dan hospital. Sedangkan untuk pure profit entities adalah unit pemerintahan, yayasan, kesehatan dan kesejahteraan, yayasan amal. Organisasi-organisasi tersebut juga memerlukan laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu organisasi tersebut adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Laporan keuangan perguruan tinggi umumnya dibuat dengan hanya melaporkan laporan anggaran dan realisasi. Hal tersebut juga terjadi pada laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo. Format laporan keuangan yang disajikan oleh PTS “X” Sidoarjo adalah laporan sisi penerimaan dan sisi pengeluaran, laporan anggaran dan realisasi pada tiap bulan dan setiap kegiatannya. (Sumber:BPH PTS “X” Sidoarjo;2003). Tujuan disusunnya laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo lebih banyak untuk kepentingan internal, misalnya kepentingan perencanaan pengembangan fasilitas fisik, pengembangan dosen dan kepentingan strategis lainnya. Laporan keuangan yang hanya didasarkan pada laporan anggaran pendapatan dan belanja akan lebih banyak menggunakan tata buku tunggal yang berbasis kas. Prinsip basis kas (cash basis) adalah mengakui pendapatan pada saat diterima kas dan mengakui belanja atau biaya pada saat dikeluarkan kas. Hal tersebut tentu saja sangat terbatas karena informasi yang dihasilkan hanya berupa kas saja yang terdiri dari informasi kas masuk, informasi kas keluar dan saldo kas. Kelemahan dari cash basis adalah 1) tidak dapat digunakan untuk mengukur laba atau secara wajar, 2) tidak dapat mengakui pendapatan

Page 3: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

328 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

yang belum diterima uangnya dan 3) tidak mengakui biaya yang telah terjadi tetapi belum dibayar”. (Anonim, tanpa tahun). Sistem tersebut memiliki banyak kelemahan jadi harus diubah dengan sistem baru. Dengan sistem akuntansi yang baru maka akan dihasilkan laporan keuangan yang baru pula. Laporan keuangan tersebut diharapkan akan memperbaiki laporan keuangan yang selama ini diterapkan. Namun laporan keuangan tersebut harus disajikan sesuai dengan karakteristik organisasi. Karakteristik Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai organisasi nirlaba (quasi–non profit entities) dapat menyusun laporan keuangan standar organisasi nirlaba sebagaimana disyaratkan oleh SFAS 117 (Locklear;1997, Peltrey:1993, Freeman dan Shoulders;1999). SFAS 117 berkenaan dengan Financial Statement of Non Profit Organizations yang mengharuskan organisasi nirlaba menyajikan tiga jenis laporan keuangan yakni the statement of financial position, cash flow statement and statement of activities. Hal yang sama juga diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang mensyaratkan organisasi nirlaba menyajikan pelaporan keuangan dalam tiga macam laporan yakni laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan laporan aktivitas (IAI, 2002). Dengan demikian maka seharusnya PTS “X” Sidoarjo juga menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SFAS 117 atau PSAK No 45 yakni laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan laporan aktivitas. Perubahan format laporan keuangan Perguruan Tinggi Swasta juga harus dilakukan karena berdasarkan Rapat Kerja Nasional Perguruan Tinggi Swasta Bidang II dan Badan Pelaksana Harian (BPH), tanggal 20 – 22 Februari 2004, mengharuskan perubahan tersebut, yang tertuang dalam Pedoman Struktur Pengendalian Intern dan Laporan Keuangan Perguruan Tinggi Swasta. Selain itu, berdasarkan kelebihan-kelebihan dan manfaat yang akan diperoleh PTS “X” Sidoarjo jika menyajikan laporan keuangan yang lebih informatif maka perlu upaya untuk merubah laporan keuangan yang selama ini diterapkan (laporan anggaran pendapatan dan belanja) ke dalam format laporan keuangan yang informatif (laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas). Maka akan menjadi kajian penelitian yang menarik tentang upaya untuk melakukan perubahan format laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo. Adapun manfaat penelitian ini adalah (1) memberikan masukan kepada Organisasi Masyarakat Jawa Timur tentang laporan keuangan PTS yang lebih informatif, (2) memberikan masukan pada PTS “X” Sidoarjo tentang format laporan keuangan yang lebih informatif dibandingkan dengan laporan yang selama ini ada, (3) memberikan masukan pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya tentang laporan keuangan yang lebih informatif bagi Perguruan Tinggi, (4) memberikan masukan pada lembaga pendidikan lain yang akan menyusun laporan keuangan yang lebih informatif, (5)

Page 4: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

329

memberikan wacana kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian serupa dengan obyek organisasi nirlaba yang berbeda.

RERANGKA TEORETIS Organisasi Nirlaba Henke (1992) membagi karakteristik organisasi nirlaba yaitu quasi–non profit entities dan pure profit entities. Quasi non profit entities adalah entitas yang menyediakan pelayanan dengan sebagian biaya yang dikeluarkan organisasi ditutup oleh penerima jasa. Organisasi ini hampir mirip operasinya dengan organisasi profit, namun masih tetap menerima bantuan atau sumbangan yang sama sekali tidak berhubungan langsung dengan jasa yang diberikan. Contoh entitas ini adalah university, colleges dan rumah sakit. Sedangkan pure non profit entities adalah organisasi nirlaba murni dengan memberikan jasa tanpa motif apapun. Tidak ada paksaan secara langsung untuk membayar ganti jasa yang diberikan karena jasa semata-mata diberikan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Contoh organisasi ini adalah unit pemerintahan, yayasan kesehatan dan kesejahteraan. Demikian pula dengan Pratolo (2001:226) menyatakan bahwa organisasi sektor publik meliputi pemerintah dan organisasi non profit lainnya seperti yayasan, dan lembaga swadaya masyarakat. Apabila digambarkan adalah sebagai berikut:

Semakin ke kiri suatu organisasi akan semakin bersifat publik, dan semakin ke kanan akan semakin privat. Contoh Core Public adalah organisasi pemerintah baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah sebagai organisasi pelayanan publik dan non profit oriented serta didanai dari pajak masyarakat. Bergerak ke kanan organisasi akan berbentuk organisasi quasi public dimana organisasi ini memberikan pelayanan publik, pendanaannya tidak melalui pajak, bersifat non profit oriented, dikelola oleh pihak swasta. Contoh dari organisasi quasi public adalah yayasan, rumah sakit swasta, perguruan tinggi swasta, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya. Bergerak ke kanan lagi suatu organisasi akan berbentuk quasi private yang merupakan organisasi yang memberi pelayanan publik namun sudah dikelola menggunakan manajemen privat, bahkan sudah listing di pasar modal sehingga harus memenuhi aturan di pasar modal dimana aturan-aturan yang ada pada umumnya diperuntukkan bagi sektor privat, contohnya adalah BUMN seperti PT. TELKOM dan sebagainya. Sedangkan organisasi core private adalah organisasi yang bermotif profit oriented dan pendanaannya jelas bukan dari pajak dan intervensi pemerintah hampir tidak ada.

Core Public Quasi Private Quasi Public Core Private

Page 5: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

330 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

Sedangkan menurut IAI:2002 tentang PSAK No. 45, mengindikasikan bahwa organisasi nirlaba memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) sumber daya entitas yang berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan pembagian kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan, (2) menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba dan kalau menghasilkan laba maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut, (3) tidak adanya kepemilikan lazimnya organisasi bisnis dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual atau ditebus kembali atau kepemilikan tersebut mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas. Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi dengan SFAS No. 117 dan PSAK No. 45 Pelaporan keuangan seperti yang dijelaskan diatas tergeser dengan dikeluarkannya SFAS 117 “Financial Statement of Non Profit Organizations” menyatakan bahwa: Governmentally owned (public) colleges and universities are under the standards-setting jurisdiction of the GASB. GASB Statement No. 35, issued in November 1999, amends GASB Statement No. 34 to extend its application to public colleges and universities. The financial reporting model for a public college depends on whether it is engaged in only business-type activities, only governmental-type activities, or both. Nongovernmentally owned (private) colleges and universities are under the jurisdiction of the FASB and follow SFAS Nos. 116 and 117, as described in Chapter 14. Public colleges or universities engaged only in business-type activities will report in a manner that is now quite similar to a private college or university following FASB standards”. (Anynomous, tanpa tahun). Namun SFAS 117 tidak diperuntukkan bagi lembaga pemerintahan, departemen dan unit-unit sejenisnya termasuk juga universitas negeri. …”FASB standart on accounting for not profit organization that are discuss in chapter 18 (SFAS 117) cannot be applied to government colleges and universities” (Freeman & Shoulders, 1999:628). PSAK 45 juga mengungkapkan demikian dalam paragraf 2, “Pernyataan ini tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, departemen dan unit-unit sejenis lainnya (IAI;2002). SFAS 117 mensyaratkan penggunaan tiga laporan dalam pelaporan keuangan: (Locklear:1997) “The focus of SFAS 117 financial statement reporting is now on "net asset" classification, rather than on traditional funds or groups of funding sources. The new net asset classes aggregate contributions with like donor-imposed restrictions, and are: unrestricted, temporarily restricted, and permanently restricted. Other significant SFAS 116 & 117 changes are: There are now three required financial statements: (1) Statement of Financial Position (new name for Balance Sheet). (2) Statement of Activities (essentially a combined Statement of Revenues and Expenditures by function). This statement does not preclude providing desegregated information by fund groups. (3) Statement of Cash Flows”.

Page 6: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

331

Demikian pula dengan PSAK No 45, yang menyatakan bahwa laporan keuangan untuk organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (IAI;2002) Karena itulah terjadi kesamaan penggunaan antara SFAS 117 dan PSAK 45 yang perlu ditindaklanjuti untuk kemungkinan diterapkannya di PTS Indonesia. Adapun perbedaan yang cukup mendasar pada sistem pelaporan keuangan antara PT milik pemerintah (PTN) dan non pemerintah (PTS) sesuai dengan analisis Freeman dan Shoulders (1999:740) adalah sebagai berikut: (1) Perbedaan atas Laporan Keuangan yang disyaratkan colleges dan universitas menggunakan Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Aktivitas dan Laporan Arus Kas. Berbeda dengan laporan untuk PT milik pemerintah (PTN), (2) Fokus entitas yang berbeda dalam laporan keuangan PTN murni berdasarkan sistem dana dan tidak memerlukan tampilan entitas luas secara total (entity wide totals) sedangkan pernyataan minimal untuk PTS adalah menampilkan kumpulan atau kesatuan entitas luas secara total, (3) Fokus pengeluaran yang berbeda, PTS melaporkan perubahan sumber daya ekonomi (pendapatan dan beban), sedangkan PTN melalui perubahan dana lancar (pendapatan dan pengeluaran), (4) Kriteria pengakuan bantuan, sumbangan, pendapatan investasi dan arus masuk terbatas lainnya. PTS harus mengakui pendapatan item ini saat dalam posisi unconditional atau dihasilkan sebagaimana layaknya. Institusi pemerintah mengakui pendapatan yang dibatasi (restricted revenue) untuk sebagai dana lancar saat dibelanjakan untuk tujuan itu. PTN mengakui pendapatan untuk dana endowment dan similar fund saat dana itu tersedia untuk penggunaan yang tidak terbatas atau digunakan untuk tujuan dana lancar terbatas. Sebagian besar jumlah dana yang terbatas untuk pembangunan atau dana abadi (endowment) tidaklah dilaporkan sebagai pendapatan oleh PTN, (5) Perbedaan dalam melaporkan ekuitas. PTS melaporkan ekuitasnya dalam tiga kategori aktiva bersih (tidak terbatas, terbatas temporer, terbatas permanen). Sedangkan PTN menggunakan modal saldo dana dari tiap-tiap kelompok dana yang dipakai (Lihat Versih NACUBO).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini pernah dikembangkan oleh Supriyanto (1996). Alasan memilih pendekatan kualitatif yakni agar diperoleh suatu hasil yang lebih mendekati kenyataan. Selain itu juga karena peneliti memiliki akses masuk ke dalam obyek penelitian. Peneliti juga sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong, 2000:4). Fokus penelitian ini adalah upaya untuk melakukan perubahan format laporan keuangan dan tanggapan Perguruan Tinggi Swasta Lain. Titik sasaran penelitian ini adalah tahapan yang harus dilakukan oleh PTS “X” Sidoarjo untuk merubah format laporan keuangan sehingga menjadi laporan keuangan yang lebih informatif dan tanggapan dari PTS lain. Studi lapangan dilakukan di PTS “X” Sidoarjo, khususnya pada bagian Badan Pelaksana Harian (BPH) dan Bagian

Page 7: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

332 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

Administrasi Keuangan (BAK). Tanggapan atas hasil penelitian ini akan diberikan oleh PTS ”Y” Gresik dan PTS ”Z” Surabaya. Tahap-tahap dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Supriyanto (1996) dengan beberapa modifikasi yakni; a. Tahap Persiapan. Pertama, peneliti mensosialisasikan ide penelitian kepada rektor

sebagai bentuk perijinan penelitian. Kedua, peneliti mencari data awal sebagai gambaran umum pelaporan keuangan yang berlaku di Amal Usaha. Data yang telah diperoleh adalah pedoman pengelolaan dan pemeriksaan keuangan Persyarikatan, data laporan keuangan pendapatan dan belanja, pedoman pengelolaan keuangan PTS “X” Sidoarjo, prosedur pencairan dana pada bagian-bagian di PTS “X” Sidoarjo. Ketiga, peneliti menentukan key informant yang dapat memberikan informasi tentang pelaporan keuangan dan upaya merancang kembali laporan keuangan. Key informant yang dijadikan sebagai nara sumber adalah para pembuat kebijakan yang berkenaan dengan pelaporan keuangan dan pelaksana keuangan yakni bendahara BPH, staf bagian keuangan BPH, rektor, pembantu rektor II, dan kepala dan staff biro administrasi keuangan.

b. Tahap Pelaksanaan. Pertama, peneliti berupaya memahami latar penelitian. Tahapan ini disebut sebagai tahapan orientasi (mengetahui sesuatu yang perlu diketahui). Selama pelaksanaan penelitian, peneliti juga melakukan analisis data, trianggulasi dengan cara mengungkapkan kembali data yang diperoleh dari sumber data lain dan meminta komentarnya dalam rangka memperoleh tingkat kepercayaan yang lebih terjamin. Selain itu dilakukan pula member check untuk menginformasikan kebenaran catatan lapangan yang telah dianalisis kepada sumber datanya. Trianggulasi data dan member check banyak dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan data-data dan laporan keuangan yang disusun oleh Biro Administrasi Keuangan kepada Bendahara BPH dan staff. Karena salah fungsi BPH adalah sebagai internal auditor. Tahapan berikutnya adalah mendeskripsikan dan manganalisis data lapangan dengan merujuk kepada kajian teoritis dan lapangan untuk menghasilkan temuan-temuan penelitian. Kedua, tahap selanjutnya adalah meminta tanggapan atas hasil penelitian baik dari pihak internal (PTS “X” Sidoarjo) dan pihak eksternal (Perguruan Tinggi Swasta Lain). Pihak internal yang dimintai tanggapan adalah pimpinan PTS “X” Sidoarjo dan pelaksana keuangan. Sedangkan pihak eksternal adalah pihak yang berhubungan baik langsung dan tidak langsung dengan laporan keuangan di PTS.

c. Tahapan Penyusunan Pelaporan Hasil kegiatan penelitian disusun secara sistematis dalam bentuk karya ilmiah yang berbentuk tesis dan selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah kepada forum pengujian.

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan, interview dan dokumentasi. Pengamatan yang dilakukan adalah pemeran serta sebagai pengamat (Moleong, 2000;127). Peneliti sebagai pengamat yang tidak menjadi anggota kelompok

Page 8: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

333

yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pertanggungjawaban keuangan dan pembuatan laporan keuangan yang ada di BAK dan BPH. Proses yang diamati adalah pertanggungjawaban keuangan mulai dari masing-masing fakultas, biro dan bagian lain yang akan mempertanggungjawabkan keuanganya di BAK pada tiap akhir bulan. Berikutnya BAK akan memeriksa sesuai pengajuan anggaran dan realisasi beserta bukti-bukti yang mendukung. Berikutnya BAK membuat rekap pencairan dana dan laporan realisasi pendapatan dan belanja setiap bulannya. Kemudian akan diserahkan ke BPH untuk periksa kebenarannya. Wawancara dilakukan dengan cara menentukan key informant (informan kunci) yang dipilih secara purposive sampling. Key informant yang dijadikan sebagai nara sumber adalah para pembuat kebijakan yang berkenaan dengan pelaporan keuangan dan pelaksana keuangan yakni Bendahara BPH, Bagian Keuangan BPH, Rektor, Pembantu Rektor II, Kepala Bagian Administrasi Keuangan dan Staff BAK. Wawancara dimaksudkan untuk menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan yang selama ini dipraktikkan. Selain itu juga untuk mengetahui tanggapan tentang perubahan laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo. Wawancara dilakukan dengan wawancara tak terstruktur (Moleong, 2000;138). Wawancara tak terstruktur ini akan dilakukan dengan wawancara yang tidak formal. Wawancara ini dilaksanakan agar responden tidak canggung dalam mengemukakan yang sesungguhnya. Kondisi ini harus dijaga karena realibilitas dan validitas merupakan hal penting dalam penyelenggaraan penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkenaan langsung secara teknis dalam pelaporan keuangan (Bagian Keuangan BPH, Kepala BAK, Staff BAK) dan pihak yang berkenaan dengan pengambil kebijakan keuangan dan pertanggungjawabannya (Bendahara BPH, Rektor, Pembantu Rektor II). Hasil wawancara ini kemudian akan disatukan dengan hasil pengamatan dan dokumentasi agar diperoleh pemahaman yang komprehensif dan terjaminnya validitas data. Untuk memudahkan mengingat hasil wawancara, peneliti menggunakan form wawancara dengan menuliskan hasil-hasil wawancara. Selain itu beberapa responden dimintai komentar dengan merekam dalam tape recorder. Dokumentasi dilakukan dengan mendokumentasikan bukti-bukti tentang kebijakan dan strategi berkenaan pelaporan keuangan tahunan. Surat-Surat Keputusan tentang pendirian PTS “X” Sidoarjo, surat-surat keputusan. Data lain adalah bukti yang akan dikumpulkan adalah laporan anggaran dan realisasi anggaran, data pemilikan Aktiva Tetap, data investasi yang dilakukan dan rekening kas pada PTS “X” Sidoarjo. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan cara merekam data lapangan, melakukan member check kepada subyek penelitian, melakukan triangulation test dalam rangka memperoleh keabsahan data dan melakukan penyempurnaan analisis.

Page 9: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

334 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

Triangulation test artinya peneliti berusaha membandingkan data yang berbeda (kualitatif dan kuantitatif) dengan metode yang berbeda (observasi dan interview) untuk melihat hubungan antar data untuk menilai reliabilitas dan validitas data. Triangulation test ini dilakukan karena peneliti sebagai pemeran serta sebagai pengamat (Moleong, 2000:127), karena peneliti dapat mengamati obyek tanpa peneliti melebur dalam arti sesungguhnya sebagai anggota. Hasil dokumentasi atas prosedur pertanggungjawaban keuangan akan ditriangulasikan dengan observasi dan interview kepada pihak-pihak yang berkepentingan langsung. Demikian pula dengan hasil interview akan di-cross check dengan data hasil dokumentasi dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data dapat pula dilakukan dengan pengecekan anggota (Moleong, 2000:181), dengan cara hasil interview seseorang dapat dimintakan tanggapan dari orang lainnya. Misalnya hasil interview dengan kepala biro keuangan dimintakan tanggapannya kepada bendahara BPH atau Pembantu Rektor II. Setelah melakukan keabsahan data, proses berikutnya adalah menentukan langkah-langkah analisis data yakni sebagai berikut: (1) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo berdasarkan teori, hasil wawancara, dokumentasi dan observasi, (2) melakukan proses perubahan format laporan keuangan yang terdiri laporan posisi keuangan, laporan aktifitas, laporan arus kas dan juga menyusun laporan keuangan pendukung yang sekiranya diperlukan, (3) menyusun format laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo yang lebih informatif, (4) meminta tanggapan atas hasil penelitian kepada PTS lain tentang kemungkinan penerapannya.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tanggapan Atas Laporan Keuangan Saat Ini (Kelebihan dan Kekurangan) dan Kemungkinan Perubahan Format Laporan Keuangan Yang Lebih Informatif Tahapan ini ditujukan untuk mengetahui tanggapan dari pimpinan organisasi kemasyarakatan Jawa Timur yang menaungi lembaga pendidikan swasta ”X”, ”Y”, Z”yang ada di Jawa Timur, pimpinan PTS “X” Sidoarjo tentang kelebihan dan kekurangan format laporan keuangan yang selama ini ada dan kemungkinan perubahan sehingga menjadi format laporan keuangan yang lebih informatif. Selain pimpinan, proses ini juga melibatkan pihak yang menyusun dan memeriksa laporan keuangan pada tiap periodenya yakni Biro Administrasi Keuangan (BAK) dan Badan Penyelenggara Harian (BPH). Berikut disajikan data responden:

Page 10: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

335

Tabel 1 Data Responden

No Nama Jabatan 1 Prof. Dr. SAM, MA Wakil Organisasi Kemasyarakatan Jatim 2 Drs. AJ, MA, Ph.D Pembina Bidang Pendidikan dan Litbang

Organisasi Kemasyarakatan Jatim 3 Drs. HT, M.Si Anggota Dikdasmen PCM Sidoarjo Kota 4 Prof. Dr. SAM, MA Rektor PTS “X” Sidoarjo 5 Drs. AS, M.Ag Pembantu Rektor II PTS “X” Sidoarjo 6 Dra. SA Bendahara BPH 7 DWP, SE Staff BPH 8 Drs. NA, MM Kepala Biro Adm Keuangan 9 SN, SE Staff Biro Adm Keuangan 10 Dra. NA Staff Biro Adm Keuangan 11 HW, SE, M.Si Ketua Jurusan Akuntansi

Sumber : data wawancara Data tanggapan dari responden diatas akan di cross check dengan hasil dokumentasi dan observasi serta teori. Berikut disajikan data dokumentasi dan observasi :

Tabel 2

Data Dokumentasi dan Observasi di PTS “X” Sidoarjo

No Dokumentasi Sumber 1 Pedoman Pengelolaan dan Pemeriksaan

Keuangan Persyarikatan Pimpinan Pusat Organisasi Kemasyarakatan (Dokumentasi)

2 Daftar Aktiva Tetap BPH PTS “X” Sidoarjo (Dokumentasi) 3 Pertanggungjawaban Keuangan Bus BPH PTS “X” Sidoarjo (Dokumentasi) 4 Pertanggungjawaban Keuangan Foto

Copy BPH PTS “X” Sidoarjo (Dokumentasi)

5 Laporan Pencairan dan Penggunaan Dana

BAK PTS “X” Sidoarjo (Dokumentasi)

6 Perjanjian Hutang Jangka Panjang dengan BNI 46 Sidoarjo

BPH PTS “X” Sidoarjo (Observasi)

7 Rekening Koran (Kas) di Bank BNI 46 Sidoarjo dan Kas di Tangan

BAK PTS “X” Sidoarjo (Observasi)

8 Daftar Barang/Inventaris/ATK BAU PTS “X” Sidoarjo (Observasi)

Page 11: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

336 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

9 Sistem dan Prosedur Pertanggungjawaban Dana

BAK PTS “X” Sidoarjo (Dokumentasi)

Sumber : data dokumentasi dan observasi Berdasarkan hasil wawancara dan cross check dengan data dokumentasi dan observasi, semua responden menyatakan bahwa proses perubahan format laporan keuangan Perguruan Tinggi Swasta termasuk PTS “X” Sidoarjo haruslah dilakukan karena banyak memiliki kelemahan, yakni kurang informatif dan kurang terintegrasinya laporan keuangan. Hal ini diperkuat dengan hasil Rapat Kerja Nasional Perguruan Tinggi Swasta Bidang II dan Badan Pelaksana Harian (BPH), tanggal 20 – 22 Februari 2004, mengharuskan perubahan tersebut, yang tertuang dalam Pedoman Struktur Pengendalian Intern dan Laporan Keuangan Perguruan Tinggi Swasta. Perubahan Format Pertanggungjawaban Keuangan PTS “X” Sidoarjo Beberapa langkah yang sebaiknya ditempuh dalam melakukan perubahan menuju format laporan keuangan yang lebih informatif yakni: pertama, mendesain chart of account dan mengklasifikasikannya, kedua, merubah tahun buku, ketiga, menentukan pos-pos laporan posisi keuangan awal, dengan cara: a) mendata, mengelompokkan dan menilai segenap aktiva tetap yang dimiliki oleh PTS “X” Sidoarjo, b) mendata dan mengelompokkan piutang yang dimiliki oleh PTS “X” Sidoarjo, c) mendata investasi yang dimiliki PTS “X” Sidoarjo, c) mendata saldo kas awal 1 Januari dan menentukan bentuk kas (rekening kas bank atau kas ditangan) serta mengungkapkan sifat kas (tidak terikat, terikat atau temporer atau terikat permanen), d) mendata aktiva lainnya seperti bangunan dalam penyelesaian, e) mendata dan mengelompokkan hutang yang dimiliki oleh universitas, f) menentukan nilai aktiva bersih. Keempat, menentukan pos-pos laporan aktivitas, dengan cara: a) memperoleh data laporan anggaran pendapatan dan belanja yang akan diubah menjadi laporan aktivitas, b) berdasarkan data yang ada kemudian dipilah antara pendapatan dari mahasiswa dan pendapatan dari unit usaha, sumbangan tidak terikat, aktiva bersih yang berakhir pembatasannya. Kelima, menentukan pos-pos laporan arus kas. Keenam, membuat format laporan keuangan yang baru (setelah perubahan format), Prosedur yang dapat diterapkan adalah : a) membuat format laporan posisi keuangan awal periode, b) membuat format laporan aktivitas, c) membuat format laporan arus kas dari laporan anggaran pendapatan dan belanja yang diubah berdasarkan pos-pos yang telah ditentukan diatas Laporan Keuangan PTS “X” Sidoarjo Setelah Perubahan Berdasarkan data yang ada, sesuai dengan prosedur diatas, dirancanglah pos-pos yang akan mengisi laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo. a. Pos Akun Laporan Posisi Keuangan (Perkiraan Riil)

Perkiraan laporan posisi keuangan (riil) adalah akun yang akan mengisi pos laporan posisi keuangan baik dari sisi debit dan kredit. Akun ini akan ditampilkan sebesar saldo akhir dari tiap periode pada buku besar. Akun-akun tersebut berupa: 1) kas dan setara kas, 2) piutang pada pihak internal, 3) persediaan, 4) aktiva yang bersifat terikat

Page 12: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

337

temporer (temporarly restricted assets), 5) aktiva yang bersifat terikat permanen (permanently restricted assets), 6) tanah, 7) bangunan, 8) inventaris dan peralatan, 9) kendaraan, 10) buku-buku perpustakaan, 11) bangunan dalam penyelesaian (Construction in progress), 12) hutang jangka panjang, 13) aktiva bersih tidak terikat (Unrestricted Assets), 14) aktiva bersih terikat temporer (Temporarly Restricted Net Assets), 15) aktiva bersih terikat permanen (Permanent Restricted Net Assets)

b. Pos Akun Laporan Aktivitas (Perkiraan Nominal) Laporan aktivitas dibagi dalam tiga bagian yaitu aktivitas aktiva bersih tidak terikat, aktivitas aktiva bersih terikat temporer dan aktivitas aktiva bersih terikat permanan. Berikut ini pos-pos yang sebaiknya ditampilkan oleh PTS “X” Sidoarjo berdasarkan analisis laporan anggaran pendapatan dan belanja. Pertama, Aktivitas Aktiva Bersih Tidak Terikat, meliputi: a) Pendapatan dari mahasiswa, b) Pendapatan dari unit usaha, c) Sumbangan tidak terikat (Unrestricted Contribution), d) Aktiva bersih yang berakhir pembatasannya, e) Beban dari aktivitas utama, f) Beban dari unit usaha, g) Pengeluaran sumbangan rutin, h) Pengeluaran tidak rutin, i) Kerugian, j) Transfer keluar dari aktiva bersih tidak terikat. Kedua, Aktivitas Aktiva Bersih Terikat Temporer, meliputi: a) Sumbangan terikat temporer – masyarakat dan luar negeri, b) Sumbangan terikat temporer – bantuan pemerintah, c) Aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan. Ketiga, Aktivitas Aktiva Bersih Terikat Permanen

Tanggapan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Lain tentang Perubahan Format Laporan Keuangan dan Penerapannya Tanggapan terhadap perubahan format laporan keuangan ini diperlukan untuk mengetahui manfaat dari perubahan laporan keuangan dan penerapannya di PTS lainnya. Adapun PTS yang dimintai pendapat adalah PTS “Y” Gresik dan PTS “Y” Surabaya. Responden yang dimintai tanggapan adalah pihak-pihak yang berkenaan kebijakan laporan keuangan, bagian yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan dan pihak lain (fakultas/program studi) yang akan mendukung terciptanya perubahan laporan keuangan tersebut. Data responden dan observasi disajikan sebagai berikut :

Tabel 3 Data Responden PTS “Y” Gresik dan PTS “Y” Surabaya

No Nama Responden Jabatan / Status Universitas 1 A H, SE Kepala Biro Keuangan PTS “Y” Gresik 2 Sb, SE, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi PTS “Y” Gresik 3 Sf, SE Ketua Jurusan Akuntansi PTS “Y” Gresik 4 Dr. ZM, M.Si Rektor PTS “Z” Surabaya 5 Dr. IR Pembantu Rektor II PTS “Z” Surabaya 6 Dra. SS Kepala BAK PTS “Z” Surabaya

Page 13: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

338 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

Sumber : Data wawancara

Tabel 4 Data Observasi di PTS “Y” Gresik dan PTS “Z” Surabaya

No Data Sumber 1 Laporan Anggaran dan Belanja Dana PTS “Y” Gresik (Observasi) 2 Laporan Pertanggungjawaban Tiap Bagian

dan Fakultas PTS “Y” Gresik (Observasi)

3 Laporan Anggaran dan Realisasi PTS “Z” Surabaya (Observasi) 4 Laporan Keuangan Tiap Fakultas dan Bagian PTS “Z” Surabaya (Observasi)

Sumber : data observasi

Tanggapan PTS “Y” Gresik Berdasarkan hasil wawancara dan cross check dengan data observasi dan dokumentasi, responden dari PTS “Y” Gresik menyatakan bahwa format laporan keuangan yang diajukan oleh peneliti lebih informatif dan terintegrasi daripada laporan keuangan yang ada sekarang. Karena mampu menyajikan seluruh sumber daya yang ada dan dapat diperbandingkan guna menilai kinerja. Sedangkan untuk proses perubahan, ada beberapa tahapan yang mudah untuk dilakukan, misalnya membuat daftar rekening (akun), dan ada tahapan yang butuh analisis, misalnya menentukan pos-pos awal. Tetapi hal tersebut sangat mungkin untuk dilakukan, tentunya dengan menyiapkan SDM-nya terlebih dahulu.

Tanggapan PTS “Z” Surabaya Berdasarkan hasil wawancara (tanggapan) yang kemudian di-crosscheck dengan hasil observasi dan dokumentasi, responden menyatakan bahwa laporan keuangan yang sekarang ada memang mudah dilaksanakan tapi kurang informatif dan tidak terintegrasi. Sedangkan laporan keuangan yang dihasilkan dari penelitian ini lebih bagus (lebih lengkap) daripada laporan keuangan yang sekarang ada. Apalagi sudah ada panduan untuk melakukan perubahan dan formatnya. Jadi sangat mungkin perubahan dilakukan karena PTS “Z” Surabaya saat ini sedang melakukan perubahan termasuk di bidang keuangan. Penerapan Perubahan Format Laporan Keuangan Baru Penerapan di PTS “Y” Gresik Berdasarkan hasil tanggapan (wawancara), observasi, tinjauan teori dan pengecekan anggota, maka proses perubahan dan format laporan keuangan di PTS “Y” Gresik sangat mungkin dilakukan. Tetapi yang menjadi keluhan adalah SDM yang ada di BAK. Tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan membentuk tim yang terdiri atas personil dari BAK dan program studi akuntansi khususnya dan dosen manajemen spesialisasi keuangan bila dibutuhkan.

Page 14: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

339

Penerapan di PTS “Z” Surabaya Berdasarkan hasil tanggapan (wawancara), dokumentasi dan observasi, tinjauan teori dan pengecekan anggota, maka proses perubahan dan format laporan keuangan di PTS “Z” Surabaya sangat mungkin dilakukan. Tetapi akan lebih baik lagi apabila laporan tersebut dapat digunakan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Selain itu untuk SDM dapat dilakukan dengan membentuk tim penyusun laporan keuangan universitas dari BAK dan jurusan akuntansi.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (a) laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo yang ada saat ini masih merupakan laporan anggaran dan belanja. Laporan ini dihasilkan dari single entry bookeeping system yang berbasis kas. Laporan ini mempunyai banyak kelemahan. Pengguna laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo baik pimpinan dan pelaksana keuangan merasa kesulitan untuk melakukan proyeksi keuangan, tidak dapat mengetahui penambahan dan pengurangan aktiva, tidak dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan unit usaha, tidak mengetahui nilai aktiva tetap, penambahan dan pengurangan hutang – piutang, dan tidak fleksibel dan tidak terintegrasi karena terpisahnya laporan-laporan yang ada. Sedangkan kelebihan dari laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo saat ini adalah mudah untuk proses penyusunannya, tidak memerlukan pemahaman akuntansi, dan hanya membuat laporan anggaran dan belanja karena yang menjadi perhatian adalah kas yang tersedia, (b) proses untuk melakukan perubahan format laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo dimulai dengan mendesain chart of account dan mengklasifikasikannya, merubah tahun buku, menentukan pos-pos neraca awal, menentukan pos-pos laporan aktivitas, menentukan pos-pos laporan arus kas, membuat format laporan keuangan yang baru, (c) format laporan keuangan PTS “X” Sidoarjo setelah adanya perubahan terdiri atas laporan posisi keuangan (neraca), laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan posisi keuangan menyajikan total aktiva, kewajiban dan aktiva bersih. Laporan aktivitas menyajikan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode, (c) tanggapan dari PTS lain diperoleh dari PTS ”Y” Gresik dan PTS ”Z” Surabaya. Keduanya memberikan tanggapan bahwa format laporan keuangan yang diusulkan oleh peneliti lebih informatif dan terintegrasi daripada laporan keuangan yang saat ini ada, (d) tanggapan berbeda berasal dari kedua PTS (PTS ”Y” Gresik dan PTS ”Y” Surabaya) tentang kemungkinan diterapkannya proses dan format laporan keuangan yang lebih informatif dan terintegrasi. Responden dari PTS ”Y” Gresik menyatakan bahwa mungkin saja hal tersebut diterapkan tetapi yang dipertanyakan adalah SDM dari BAK yang masih sangat kurang baik dari kuantitas maupun kualitas. Atas pertanyaan tersebut, peneliti memberikan saran bahwa dapat dibentuk tim penyusun

Page 15: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

340 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

laporan keuangan yang terdiri atas personil dari BAK dan dari FE khususnya jurusan akuntansi. Sedangkan tanggapan dari responden PTS ”Z” Surabaya menyatakan bahwa kemungkinan diterapkannya proses dan format laporan keuangan yang lebih informatif dan terintegrasi sangat besar sekali karena pembenahan dalam semua aspek sedang dilakukan termasuk pengelolaan dan laporan keuangan. Responden juga mengharapkan bahwa format laporan keuangan yang diusulkan peneliti dapat diproses secara computerized. Saran Beberapa saran membangun yang dapat disampaikan sebagai berikut: (a) bagi PTS seluruh Indonesia dan Jawa Timur khususnya sudah saatnya laporan keuangan PTS disajikan dengan mengedepankan transparansi dan akuntabilitas. Hal tersebut dapat dicapai bila laporan keuangan yang dihasilkan lebih informatif dan terintegrasi. Maka perlu dibuat sebuah panduan yang dapat digunakan oleh PTS di Jawa Timur untuk melakukan perubahan format laporan keuangan. Dan untuk lebih menekankan pentingnya penerapan format laporan keuangan ini, perlu kiranya untuk dibuat Surat Edaran atau Surat Keputusan untuk seluruh PTS di Jawa Timur. Tetapi dalam proses perubahan tersebut harus perlu pula dipertimbangkan antara biaya dan manfaatnya. Biaya yang harus dikeluarkan untuk merubah sistem akuntansi di masing-masing PTS, sedangkan manfaatnya akan lebih banyak dirasakan dalam jangka panjang, (b) bagi PTS “X”Sidoarjo, dengan adanya format laporan keuangan yang lebih informatif dan terintegrasi maka pertanggungjawaban keuangan akan lebih transparan dan akuntabel. Selain itu juga akan memberikan manfaat dan membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis. Maka perubahan format tersebut sesegera mungkin untuk dilakukan dengan membentuk tim penyusun laporan keuangan. Perubahan tersebut juga harus memperhitungkan biaya dan manfaatnya (cost and benefit), (c) bagi PTS lain di Jawa Timur, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah model tentang format laporan keuangan yang lebih informatif dan terintegrasi daripada laporan yang hanya menyajikan anggaran dan belanja, (d) bagi PTS lain yang memiliki program studi akuntansi, tentunya hal yang sangat ironis apabila tidak dapat menyajikan laporan keuangan yang transparan dan akuntabel berdasarkan sistem double entry bookkeeping, (e) bagi peneliti lain, diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang format laporan keuangan yang dihasilkan dalam penelitian ini untuk organisasi nirlaba lain misalkan rumah sakit, atau lembaga pendidikan pada strata yang berbeda-beda (TK, SD, SLTP dan SMU)

DAFTAR PUSTAKA Accounting Principles Board (APB). 1970. Basic Concept and Accounting Principles

Underlying Financial Statament of Business Enterprises. APB No. 4. New York.

Page 16: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

Proses Perubahan Format Laporan Keuangan (Sigit Hermawan )

341

Anonim. Tanpa Tahun. Jurnal Penyesuaian. Http://www.ut.ac.id/ol-supp/FEKON /EKMA4115/modul2_kb2htm. Diakses 10 Desember 2003. 19.55 WIB

Anynomous. Tanpa Tahun. Cash vs Accrual Accounting. Http://www.emcp.com/

accounting4e/Stu_res/cdr/a5.html. Diakses 10 Desember 2003.19.05 WIB Anynomous. Tanpa Tahun. Chapter 16: Accounting For Colleges And

Universities.Http://Capital2.Capital.Edu/Faculty/Smellum/Question.Htm. Diakses pada 3 Februari 2003. 08.45 WIB

Financial Accounting Standards Board. 1985. Statement of Financial Accounting

Concepts No. 6. Elements of Financial Statement a Replacement of FASB Concepts Statements No. 3. Connecticut : Highridge Park, Stamford

Freeman, Robert. J. dan Croug. D. Shoulders. 1999. Governmental and Non Profit

Accounting Theory and Practice. 6th edition. Prentice Hall Inc. New Jersey. USA Henke, Emerson, E. 1992. Introduction to Non Profit Organisation Accounting. Fourth

Edition. South Western Publishing Co. Cincinati IAI. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PT. Salemba Empat. Jakarta Locklear, Alesa. 1997. What's The Impact of SFAS 116 and 117 on Non-Profit

Organizations? (Statement of Financial Accounting Standards). Fund Raising Management, April 1997 v28 n2 p18(3)

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya.

Bandung Peltrey, Sandra. 1993. SFAS No. 117 and It’s Impact on Not For Profit Colleges and

Universities. The Journal CPA Online November 1993. New York State Society of Certified Public Accountant. New York

Pratolo, Suryo. 2001. Double Entry Book Keeping dan Accrual Basis Sebagai Pendukung

Akuntabilitas Sektor Publik. Jurnal Akuntansi dan Investasi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Razek, Joseph R dan Gordon A. Hosch. 1990. Introduction To Governmental And Not

For Profit Accounting. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersy Supriyanto. 1996. Pengelolaan Dana Pada PTN di Jatim (Studi Kasus Tentang

Perencanaan, Strategi, Sumber Penerimaan dan Penggunaan Serta

Page 17: Proses Perubahan Format Laporan Keuangan

342 JAMBSP Vol. 4 No. 3 – Juni 2008: 326 – 341

pertanggungjawaban Pengelolaan Dana Masyarakat (Studi Kasus di Universitas Brawijaya dan IKIP Malang). Tesis. Tidak Dipublikasikan. Magister Ilmu Pendidikan. IKIP Bandung