Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek...

37
Proses Penjaminan Proyek KPS Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS Sosialisasi & Diskusi Interaktif Kebijakan Penyediaan Infrastruktur melalui KPS Jambi, 13 Juni 2013

description

disampaikan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) pada Sosialisasi dan Diskusi Interaktif Kebijakan Penyediaan Infrastruktur melalui KPS, Jambi 13 Juni 2013

Transcript of Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek...

Page 1: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

Proses Penjaminan Proyek KPS Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

Sosialisasi & Diskusi Interaktif Kebijakan Penyediaan Infrastruktur melalui KPS

Jambi, 13 Juni 2013

Page 2: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

2

Outline

1. Konteks KPS dan Risiko

2. Pengelolaan Risiko dan Dukungan Fiskal dalam Proyek KPS

3. Penyediaan Penjaminan Infrastruktur untuk Proyek KPS

4. Contoh Implementasi Penjaminan Infrastruktur: PLTU Jawa Tengah

Page 3: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

3

Konteks KPS & Risiko

Page 4: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

4

Motivasi Pemerintah terhadap Skema KPS

Funding Gap Pemerintah (defisit fiskal) & OPM - (awalnya di Inggris)

Kendala kapasitas (capacity constraints) - (Irlandia, Timur Tengah)

Benchmarking sektor publik ke sektor swasta - (Singapura, Layanan LP di Inggris)

Memastikan kenaikan biaya dan keterlambatan tidak ditanggung oleh Pemerintah –

konsep Value for Money/VfM (Inggris)

Off Balance Sheet (pembiayaan dari profil arus kas proyek itu sendiri)

Page 5: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

5

Skema KPS untuk Proyek Infrastruktur, melibatkan:

Mobilisasi dana, keahlian dan kapasitas sektor swasta untuk penyediaan

infrastruktur publik

Hubungan kerjasama jangka panjang antara Pemerintah dan sektor Swasta

(biasanya > 10 tahun)

Sharing dan alokasi Risiko dan Manfaat/Keuntungan

Lingkup pekerjaan sektor swasta harus sesuai KPI yang disepakati

Pendekatan biaya siklus proyek (life cycle cost) dan pelelangan kompetitif

Memaksimalkan net benefit bagi pemerintah (Value for Money)

Pemerintah bergerak dari peran Pengembang & Operator ke peran

Fasilitator (dan Regulator)

Developer danOperator

Fasilitator

Page 6: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

6

Modalitas KPS untuk Proyek Infrastruktur

Proyek Publik Proyek Swasta

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)

Jenis KontrakPengadaan

APBN/APBD

Franchise

(Affermage)

Design-Build-

Finance -Operate

(DBFO)*

Build-Transfer -

Operate (BTO)**

Build-Operate -

Transfer (BOT)***

Build-Operate -Own

(BOO)

Konstruksi Pemerintah Pemerintah Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta

Operasi Pemerintah Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta

Kepemilikan Pemerintah Pemerintah Pemerintah

Investor/Swasta

selama konstruksi

lalu Pemerintah

Investor/Swasta

selama Kontrak KPS

lalu Sektor Publik

Investor/Swasta

Siapa

Membayar?Pemerintah Pengguna

Pemerintah atau

Pengguna

Pemerintah atau

Pengguna

Pemerintah atau

Pengguna

Off-taker Pemerintah

atau Pengguna

Siapa

Dibayar?n/a Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta Investor/Swasta

* Juga dikenal sebagai Design-Construct-Manage-Finance (DMCF) or Design-Build-Finance-Maintain (DBFM)

** Juga dikenal sebagai Build-Transfer-Lease (BTL), Build-Lease-Operate-Transfer (BLOT) or Build-Lease-Transfer (BLT)

*** Juga dikenal sebagai Build-Own-Operate-Transfer (BOOT)

Penyediaan Infrastruktur Publik dan Swasta(Sumber: PPP, Principle of Policy and Finance, Yescombe, 2007)

Page 7: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

7

Proyek Infrastruktur KPS dan Nuansa Politis

Supaya commercially viable, BU swasta (apalagi non-domestik) perlu

iklim kondusif untuk kepastian pengembalian investasi jangka panjang

Kendala utama, nuansa politis yang kental dari sektor publik:

Anggaran biaya dan skala proyek yang besar

Jasa infrastruktur menguasai kebutuhan masyarakat luas – highly regulated

Definisi sektor publik yang beragam dan dinamis sepanjang waktu

Perlu kerangka hukum dan peraturan yang kuat dan kredibel

Butuh komitmen dan kompetensi yang lebih memadai sebagai mitra swasta

Page 8: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

8

Pengelolaan Risiko dan Dukungan Fiskal

dalam Proyek KPS

Page 9: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

9

Evaluasi Proyek Sebagai Proyek KPS (2)

Kelayakan(Feasibility)

Keterjangkauan(Affordability)

Dukungan

Kelayakan (VGF)

1. Memastikan Kelayakan Proyek Feasibility (for private investment)

• Ekonomi (dampak ekonomi terhadap Pemerintah/publik)

• Teknis

• Keuangan/Finansial

• Lingkungan & Sosial

Page 10: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

10

Bagaimana Evaluasi Proyek Sebagai Proyek KPS? (1)

Keterjangkauan (Affordability)

Apakah proyek tersebut ‘affordable’?

Akan pengguna atau Pemerintah, atau keduanya, membayar untuk proyek?

Bagaimana mereka membayar (e.g. user charges, subsidi operasi, hibah)?

• Dalam KPS dimana pengguna membayar langsung layanan (“revenue based PPPs”),

ability and willingness to pay dari pengguna (terutama jika tarif perlu penyesuaian)

• Dalam KPS dimana Pemerintah yang membayar layanan (“availability-based PPPs”),

‘affordability’ menjadi fokus desain transaksi KPS Pemerintah akan memiliki

Kewajiban Pembayaran selama kontrak KPS sebagai komitmen jangka panjang

Seringkali, sektor publik perlu memberikan subsidi terhadap biaya

layanan supaya tarif bisa terjangkau oleh pengguna feasible

Biaya subsidi dapat mempengaruhi “value for money” suatu proyek KPS

Manfaat efisiensi opsi KPS harus cukup besar untuk menutup biaya subsidi

Page 11: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

11

Evaluasi Proyek Sebagai Proyek KPS (2)

2. Memastikan Risiko dapat Dikelola Bankability (for debt financing)

• Apakah sumber risiko utama proyek? Bagaimana alokasi risiko tersebut dan

strategi pengelolaan/mitigasi risikonya?

• Secara umum, risiko terkait Desain, Konstruksi dan Operasi pihak Swasta

• Risiko terkait pengadaan lahan, perijinan, regulasi/kebijakan Pemerintah

Transfer risiko ke swasta meningkatkan premi risiko

biaya proyek lebih tinggi.

Risiko ke sektor publik Kapasitas untuk mitigasi risiko belum tentu memberikan

Value for Money

Prinsip Alokasi

Risiko Mencapai

Value for Money

Sebisa mungkin, seluruh risiko proyek teridentifikasi, dikuantifikasi dan

dimitigasi

Page 12: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

12

Feasible vs Bankable

Suatu proyek KPS disebut ‘bankable’ lenders mau membiayai proyek

tersebut (dalam bentuk pinjaman dengan basis project finance)

Lenders membiayai mayoritas (≥70%) kebutuhan pembiayaan proyek dalam

jangka panjang tergantung pada persepsi risiko terhadap proyek

Pinjaman lebih murah dari ekuitas karena risikonya relatif lebih rendah

– Tercermin juga dari ekspektasi pengembalian cost of debt < cost of equity

Pinjaman ke proyek KPS (sebagai non or limited-recourse finance) fokus pada arus

kas proyek sebagai sumber agunan utama (principal source of security)

Akankah proyek menjadi ‘bankable’ dan menarik pihak investor?

Walaupun suatu proyek dapat terjangkau/affordable atau layak/feasible,

apakah proyek tersebut bankable? Apakah value for money-nya optimal?

• Persepsi risiko (politik/sektor publik) tinggi proyek tidak bankable bagi pihak lender

• Biaya (fiskal) sektor publik > value for money opsi KPS tidak lebih baik

Page 13: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

13

Fitur Negara yang Sukses dalam Skema KPS

Indikator Korea Australia Cina Indonesia

Kerangka hukum/regulasi yang jelas √ √ x ?

Penegakan hukum yang adil dan transparan √ √ x ?

Dukungan politik jangka panjang √ √ √ ?

Standar kontrak yang berstandar internasional √ √ x ?

Proyek-proyek yang layak √ √ x ?

Proses lelang yang transparan √ √ √ ?

Mekanisme dukungan pemerintah yang sesuai √ x x ?

Pasar modal dan pinjaman yang kuat/berkembang √ √ √ ?

Regulator yang independen √ x x ?

Stabilitas makro ekonomi √ √ 〜 ?

Kinerja pemerintah yang baik √ √ √ ?

Ekuitas domestik yang aktif √ √ √ ?

Sumber: Macquarie, 2008

Berdasarkan penilaian project developer terkemuka dunia

Page 14: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

14

Penyediaan Dukungan Fiskal Proyek KPS

Pemerintah tidak menanggung risiko komersial (Klein, 1999)

Dukungan Kontinjen vs Non-kontinjen:

Guarantee: faktor risiko yg di luar perkiraan (unexpected problems)

Subsidy: pembiayaan awal yang tinggi (need early funding stream)

Tujuan pemberian dukungan & jenis dukungan:

Menarik investasi swasta terhadap proyek:

– Proyek infeasible atau less feasible financially: construction subsidy atau

operating subsidy (sebagai hibah atau investasi tambahan Pemerintah)

– Proyek feasible dengan persepsi risiko tinggi: Political Risk Guarantee atau

Minimum Revenue Guarantee (terkait risiko demand)

Page 15: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

15

Penyediaan Penjaminan Infrastruktur

untuk Proyek KPS

Page 16: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

16

Rantai Nilai PPP di Indonesia – Peran PII dan Project Pipeline

Perencanaan

Pra-Studi Kelayakan

Pengembangan

Rencana ProyekPenyusunan Struktur

Proyek

Pasca Studi

Kelayakan

Pembiayaan Proyek

Sektor Infrastruktur

1. Transportasi

2. Jalan Tol

3. Ketenagalistrikan

4. Air Minum

5. Persampahan

6. Pengairan

7. Telkom tertentu

8. Minyak & Gas ttt.

PPP Project Pipeline

PJPK

(Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, BUMN)

• Pembiayaan dan/atau Investasi

langsung Pemerintah

Penjaminan untuk mening-katkan

“bankability”

1

Pengadaan

2

PPP Book

Project Pipeline for

Infrastructure Guarantee

Project Scanning

to Screening, Appraisal

& Structuring

Consultation & Guidance

Kemenkeu

• Dukungan Fiskal Pemerintah

(langsung: VGF, subsidi)

Page 17: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

17

“Regulasi Penjaminan Infrastruktur” adalah:

1. Perpres No 78/2010

tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah

Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan

Infrastruktur

2. Peraturan Menteri Keuangan No 260/2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek

Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha

Dasar Hukum untuk Penjaminan Infrastruktur

Keduanya mengacu pada konteks Pengelolaan Risiko

dan Prinsip Alokasi Risiko KPS

Page 18: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

18

Model Bisnis PT PII dirancang agar proses Penjaminan

Pemerintah menjadi Konsisten, Transparan, dan Efisien

PJPK

(Kementerian, Pemda,

BUMN)

Investor

Perjanjian KPS 2

Proposal Penjaminan

Perjanjian Regres

1

3a

3b

A

Kementerian Keuangan

MOF

Multilateral

Development

Agency / Lainnya

Kebijakan Penjaminan &

Penyertaan Modal

Cou

nte

r G

ua

ran

tee

un

tuk

Fa

sili

tas

Pe

nja

min

an

MD

A

Fasilitas Kredit/Penjaminan

B

Note:

ada hanya jika ada, yaitu jika

merupakan bagian dari struktur penjaminan yang

diberikan kepada investor

B AA

Page 19: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

19

Highlight Regulasi PenjaminanKewajiban Finansial PJPK dan Risiko Infrastruktur

Penjaminan Infrastruktur adalah pemberian jaminan atas Kewajiban Finansial

Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) yang dilaksanakan berdasarkan

Perjanjian Penjaminan

Kewajiban Finansial PJPK adalah kompensasi finansial kepada Badan Usaha atas

terjadinya Risiko Infrastruktur yang menjadi tanggung jawab pihak PJPK sesuai

Alokasi Risiko sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Kerja Sama

Risiko Infrastruktur adalah peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi pada Proyek Kerja

Sama selama berlakunya Perjanjian Kerja Sama yang dapat mempengaruhi secara

negatif investasi Badan Usaha, yang meliputi ekuitas dan pinjaman dari pihak ketiga

Risiko Infrastruktur yang dapat diberikan Penjaminan Infrastruktur adalah yang:

• terjadinya diakibatkan oleh tindakan atau tiadanya tindakan PJPK atau Pemerintah selain PJPK

• diakibatkan oleh kebijakan PJPK atau Pemerintah selain PJPK

• diakibatkan oleh keputusan sepihak dari PJPK atau Pemerintah selain PJPK

• diakibatkan oleh breach of contract oleh PJPK

Page 20: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

20

PemasukanUsulan

Penjaminan (“UP”)oleh PJPK

UP siap u/

Evaluasi?

Pengecekan Paket UP oleh PII sbg BUPI

BUPI dapat meminta PJPK utk:

- Melengkapi data

- Merevisi UP &/draft Perjanjian KPS

sesuai cakupan penjaminan

- Merevisi kelayakan teknis & finansial

Ya

Tidak

Evaluasi UP oleh PII, a.l atas.:

a) Kesesuaian dg tata cara Perpres

78/2010

b) Kelayakan teknis & finansial

c) Kesesuaian Draft Perjanjian Kerjasama

dgn Pasal 5 ayat (1)

d) Nilai cakupan penjaminan vs.

Kecukupan Modal BUPI

Kriteria a)-c)

terpenuhi?

Ya

Tidak

PII MenolakUP

Stop

Kriteria d)

terpenuhi ?

Ya

Keputusan PenjaminanBersama oleh BUPI dan

MenKeu

Tidak

BUPI meminta MenKeu

untuk melakukan

penjaminan bersama

berdasarkan pembagian

risiko

Menkeu

setuju?

Ya

Tidak

MenKeu melakukan

penelaahan terhadap

dokumen-dokumen yang

disampaikan oleh BUPI

KeputusanPenjaminan oleh

BUPI

Highlight Regulasi PenjaminanEvaluasi Usulan Penjaminan – Pasal 7

Page 21: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

21

Penilaian Risiko untuk Penjaminan Infrastruktur

Evaluasi aspek lainnya

Evaluasi Dampak Penjaminan

PROSES PENYEDIAAN PENJAMINAN INFRASTRUKTUR OLEH PII

Evaluasi aspek lainnya

1. Consultation and Guidance

2. Screening 3. Appraisal 4. Structuring

Evaluasi Aspek Risiko

Usulan Penjaminan (UP)

Matriks Risiko dan Rencana Mitigasi Risiko

Kerangka Regulasi KPS dan Penjaminan infrastruktur

Perpres 67/2005 j.o. 13/2010 j.o

56/2011 (Infrastruktur KPS)

Perpres 78/2010 (Penjaminan Infrastruktur)

Tidak dapat dijamin

Acuan Risiko PIIKategori Risiko KPS

& Matriks Risiko KPS

Sesuai Prinsip Alokasi Risiko?

Ya

Tidak

Prinsip Alokasi Risiko

Cakupan risiko yang dipertimbangkan untuk

dijamin oleh PII

PMK 260/2010 (Juklak Perpres

78/2010)

Draft Perjanjian KPS

Jenis risiko yang diminta untuk dijamin

Analisis Kelayakan

Penjaminan

Tidak Layak

Cakupan risiko untuk evaluasi struktur

penjaminanLayak

Analisis Kapasitas

Penjaminan

Cakupan risiko penjaminan PII

Cakupan risiko Co-guarantor

Page 22: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

22

Pedoman Penyediaan Penjaminan Infrastruktur dan

Acuan Alokasi Risko

Kami telah mempubilkasikan dua dokumen utama sebagai acuan terkait penjaminan:

Pedoman Penyediaan Penjaminan Infrastuktur

Acuan Alokasi Risiko

Dokumen dapat diunduh melalui www.iigf.co.id

Page 23: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

23

Transport

Waste Water

Toll Roads

Water Supply

Electircity

Se

cto

rs:

As

per

Pre

sid

en

tia

l R

eg

ula

tio

n N

o. 6

7/2

00

5 *

*

Selected

Oil & Gas

Irrigation

Selected

Telecom

Cakupan Risiko dalam Penjaminan Infrastruktur oleh PII sebagai BUPI

Terhadap Kewajiban Finansial PJPK dalam Perjanjian KPS

**) as has been ammended by Presidential Regulatian No. 13/2010 and No. 56/2011

Allocation of Risks in a PPP Agreement

– an Illustration

Examples :

• CA Payment

Obligations

Inability to Pay

Unwillingness to Pay

• Early Termination /

Other Payment

Obligations due to

Government Actions /

Inactions, such as:

Change in Law

Expropriation

Currency

Inconvertibility / Non

Transfer

Force Majeure

Affecting CA

PC Shared CA

A

B*

C

D

E *

F

G *

H *

Possible IIGF

Guarantee Coverage

PC : Project Company

CA : Contracting Agency

*) Risk that leads to certain financial

obligation of the bearer

Page 24: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

24

Cakupan Risiko – Kewajiban Finansial PJPK (1)

No. Risiko Deskripsi

1 Lisensi, Izin dan

Persetujuan

Cakupan terhadap risiko akibat keterlambatan atau kegagalan dalam

memberikan lisensi, izin atau persetujuan (keterlambatan yang berdampak

negatif terhadap biaya konstruksi, biaya pendanaan dan dimulai perolehan

pendapatan).

2 Keterlambatan/Kegaga

lan Financial Close

Cakupan terhadap risiko keterlambatan atau kegagalan financial close yang

diakibatkan tindakan/tidak bertindaknya PJPK (selain isu lahan dan isu

perijinan).

3 Perubahan Regulasi

dan Perundangan

Cakupan terhadap kerugian sebagai dampak dari perubahan regulasi/

perundangan yang berdampak negatif terhadap proyek, seperti peraturan

pajak, struktur tarif, atau peraturan yang mempengaruhi spesifikasi teknis

proyek dan menyebabkan perubahan biaya.

4 Wanprestasi Cakupan terhadap tindakan/tidak bertindaknya PJPK yang melanggar

kontrak, atau merubah kontrak secara sepihak.

5 Integrasi dengan

Jaringan

Cakupan terhadap tindakan/tidak bertindaknya PJPK (atau otoritas yang

berwenang) yang mempengaruhi operasional/ pendapatan proyek karena

kegagalan (atau tidak memadainya) integrasi dengan jaringan eksisting

atau yang direncanakan.

6 Risiko Fasilitas Pesaing Cakupan terhadap risiko adanya fasilitas/infrastruktur sejenis yang

dibangun dan akan bersaing dengan penyediaan layanan yang

diperjanjikan.

Page 25: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

25

Cakupan Risiko – Kewajiban Finansial PJPK (2)

No. Risiko Deskripsi

8 Risiko Permintaan Cakupan terhadap perubahan, yang ditanggung BU akibat tindakan PJPK,

yang mempengaruhi permintaan layanan proyek.

9 Risiko Harga Cakupan terhadap pemenuhan tingkat pendapatan yang tidak tercapai

akibat perubahan tarif secara sepihak.

10 Risiko Ekspropriasi Cakupan terhadap tindakan pengambilalihan PJPK atau otoritas lainnya

yang menyebabkan berakhirnya kontrak proyek.

11 Risiko Tidak Dapat

dilakukannya Konversi

& Transfer Mata Uang

Cakupan terhadap risiko pendapatan/profit dari proyek tidak dapat

dikonversi ke mata uang asing dan/atau tidak dapat direpatriasi ke negara

asal investor.

12 Risiko Parastatal atau

Sub-nasional

Cakupan terhadap risiko suatu entitas sub-nasional atau parastatal yang

bertindak sebagai PJPK pada suatu proyek yang gagal memenuhi

pembayaran kontraktual atau kewajiban materil lainnya (karena keputusan

sepihak)

13 Risiko Kahar yang

Mempengaruhi PJPK

Cakupan terhadap risiko bahwa suatu kejadian di luar kendali kedua belah

pihak (bencana alam atau akibat tindakan manusia) yang akan terjadi dan

dapat menyebabkan keterlambatan atau kegagalan PJPK untuk memenuhi

kinerja kewajiban kontraktual.

14 Risiko Interface Cakupan terhadap risiko bahwa metode atau standar layanan sektor publik

akan menghambat layanan kontraktual atau sebaliknya. Risiko ini termasuk

jika kualitas pekerjaan oleh pemerintah tidak sesuai dengan apa yang telah

dikerjakan BU.

Page 26: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

26

Proses Penjaminan Sejalan Dengan Proses Transaksi

Proses persiapan dan pengadaan oleh PJPKvs Proses penjaminan oleh PT PII

Finalisasi

Pre-FS &

Penyiapan GAP

Penyampaian

Screening Form

ke PII

Keputusan

pelaksanaan

proyek KPS

1. Consultation & Guidance

2. Screening

Penandatanganan:

1. Perjanjian KPS

2. Perjanjian Penjaminan

3. Perjanjian Regres

Penetapan

Pemenang &

Signing

Penerimaan

Proposal &

Evaluasi

Negosiasi

One-on-one

Penyampaian GAP

(Usulan Penjaminan)

3. Appraisal

4. Structuring

Penerbitan

Draft RFPProses

PQ dimulai

Penerbitan

Final RFP

Penerbitan

“In-Principle

Approval” (IPA)

Financial

Close

Melampirkan Dratft Final:

• Perjanjian KPS

• Penjanjian Penjaminan

Penerbitan

“Confirmation to

Proceed” (CTP)

Penertbitan

“Letter of Intent”

(LOI)

- Confirmation to Proceed = Surat Konfirmasi Kelanjutan Proses (SKP)

- Letter of Intent = Surat Pernyataan Minat Penjaminan (SPM)

- In-Principle Approval = Surat Pernyataan Kesediaan Penjaminan (SPK)

Page 27: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

27

Contoh Implementasi Penjaminan Infrastruktur:

PLTU Jawa Tengah

Page 28: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

28

Rationale for Government Guarantee Provision to CJPP

Economic Growth6-7% per year

Electricity Infrastructure Investment

Demand growth ~8% per year

Huge Investment Size (CJPP ~$4 bio)

Private FinancingCross-border investment

Government Guarantee ProvisionCredit Risk of PLN

Government Main Objectives:

• Support to Economic Growth

• Public service provision

Considering:

• Limited public funding capacity

• Prudent policy framework

• Country’s competitiveness

Page 29: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

29

Sponsors

EPC Contractor Fuel Supplier O&M Contractor

PPA

Equity Project-Finance Debt

Fuel Supply ContractEngineering, Procurement and

Construction Contract

Operation and Maintenance

Contract

Profit Distribution Debt Service

1

EPC, O&M, Fuel Supply Agreements

CJPP Transaction Scheme (without Guarantee) Is it possible??

State-owned

electric utility

Project Company

LendersSponsor Agreement4 Loan Agreement5

6

Political Risks in

Indonesia

- Regulatory risk

- Expropriation risk

- Breach of Contract by Govt

- Default of Govt

PLN Credit Risk

- Financial

Sustainability risk

- Breach of Contract

by PLN

- Default of PLN

Page 30: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

30

Sponsors

EPC Contractor Fuel Supplier O&M Contractor

PPA Guarantee Agreement

Equity Project-Finance Debt

Perjanjian Regres

Fuel Supply ContractEngineering, Procurement and

Construction Contract

Operation and Maintenance

Contract

Profit Distribution Debt Service

1 2

EPC, O&M, Fuel Supply Agreements

3

Skema Transaksi CJPP

Perusahaan

Listrik Negara

Project Company

Penjamin

LendersSponsor Agreement4 Loan Agreement5

6

Page 31: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

31

Central Java Power Plant (CJPP) sebagai KPS pertama yang dijamin PII

Gurarantee Agreement

ofIDR 300 Bio

6 Oktober 2011

Guarantee Agreementuntuk

Central Java Power Project2x1000 MW; ~US$ 4 bio

Lokasi Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah

COD Akhir 2016

Build, Operate, Transfer (BOT)

Struktur

Penjaminan

• Guarantee Agreement : IPP dengan PT PII dan

Pemerintah

• Coverage: risiko politik, force majeure yang

mempengaruhi PLN dan PLN EOD

• Guarantee Tenor:

• Equity : 16 tahun

• Debt : 21 tahun

PPA Tenor 25 tahun

Struktur KPS

Pengembang

PT Bhimasena Power Indonesia , sebagai SPV untuk

konsorsium:

• J-POWER: 34%

• ADARO: 34%

• ITOCHU: 32%

Proyek Ultra super critical coal fired power plant, 2x 1000 MW

Page 32: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

32

Skema Penjaminan dalam Proyek CJPP

Struktur KPS CJPP

PPA

Guarantee

Agreement (GA)

Perjanjian

Regres 2

Perjanjian

Regres 1

First loss basis

up to IDR 300 bioRemaining balance

after IIGF portion

Page 33: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

33

PPA Risk Allocation & Guarantee Coverage

Development

Design

Cost changes due to planning

PLN changes to design

Fail to reachfinancial close

Termination Risk

Construction

Mis-estimation of construction cost

Gov’t induced changes in design

Demolition

Schedule

Ground/Site Conditions

Performance

Interest rate escalation

Fire, explosion, etc.

PLN Delay Event

Project testing

NFM Affecting Seller

NFM Affecting PLN

Political Force Majeure

Indemnity

Termination Risk

Operation

Mis-estimation of maintenance cost

Regulatory changes

Change in variablecosts

Performance risk

Demand risk

Mismatch of revenue from financial model

Interest rate & forex risks

Seller Event of Default

PLN Event of Default

NFM Affecting Seller

NFM Affecting PLN

Political Force Majeure

Indemnity

Termination Risk

Project Company

PLN

GOI + PII Guarantee

Page 34: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

34

Lingkup Jaminan untuk CJPP

Kewajiban

Finansial

PLN sesuai

PPA

1. Kewajiban pembelian listrik

• Pembayaran bulanan (pembayaran Kapasitas dan Energi)

2. Deemed Dispatch

• Dikarenakan PLN tidak mampu menerima Sellers output

3. Kewajiban pembelian yang dikarenakan adanya pemutusan

PPA yang dipicu oleh PFM, NFM

4. Kewajiban untuk membayar dikarenakan PLN EOD:

• Non payment

• Material Breach

• Merger, Consolidation

• GOI EOD under GA

Tidak dicovered:

1. Sellers EOD

2. Tax for Special Facilites

3. Indemnity

Covered:

Page 35: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

35

Cirebon Central Java

Jumlah Qualified Applicants 11 konsorsium 9 Lead Members (7 peserta)

Jumlah Penawar 2 (Marubeni and Essar) 4

Proses Negosiasi PPA • Negosiasi setelah pemenang

tender ditetapkan

• Masih terdapat

negosiasi/klarifikasi setelah PPA

ditandatangan hingga Financial

Close

• Negosiasi sebelum bid

submission date dengan

semua peserta tender

• Tidak ada negosiasi setelah

penetapan pemenang tender

Proses Penjaminan Pemerintah Negosiasi setelah PPA

ditandatangani hanya dengan satu

pemenang tender

Negosiasi dengan semua

peserta tender dan calon

pemberi pinjaman (lenders)

sebelum penerbitan RfP Final

Financial Close (FC) 2 tahun 7 bulan Max. 12 bulan

Proses Tender Central Java Power Plant lebih transparan, fair, dan kompetitif

– Negosiasi dilakukan sebelum bid date; Tidak ada negosisasi setelah pengumuman pemenang bidder

Perbandingan antara Proses Tender Cirebon dan CJPP

Page 36: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

36

Perbandingan proses dengan negara lain dari

RfQ sampai Financial Close:

CJPP: 36 bulan

Canada: 18 bulan

UK: 30 bulan

Lessons learned CJPP sebagai Proyek KPS pertama di Indonesia

Proyek CJPP dapat digunakan sebagai model

untuk proyek infrastruktur lainnya , mengingat

proses yang fair, transparan & kompetitif.

Diharapkan akan dapat memberikan

value for money dalam penyediaan infrastruktur

bagi masyarakat

Integritas dari proses: fair, transparan dan kompetitif

Proses Negosiasi sebelum bid submission

Komitmen yang kuat dari PLN sebagai PJPK

Leadership yang kuat dari Tim Pengadaan PLN

Komitmen yang tinggi terhadap jadwal implementasi

Kerjasama yang positif dari qualified Sponsors, Lenders

dan Stakeholders utama lainnya

ofIDR 300 Bio

6 Oktober 2011

Proyek KPS pertama &

terbesar di Indonesia

Central Java Power Project2x1000 MW; ~US$ 4 bio

Page 37: Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal untuk Proyek Infrastruktur KPS

37

Terima kasih

Andre Permana, PhD

SVP Risk Management;

Project Monitoring and Claim

PT PII, Sampoerna Strategic Square, North Tower, 14th Floor,

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 45-46, Jakarta 12930

Phone : +62 21 5795 0550

Fax : +62 21 5795 0040

web : www.iigf.co.id