Proses islamisasi di bali

13

Click here to load reader

Transcript of Proses islamisasi di bali

Page 1: Proses islamisasi di bali
Page 2: Proses islamisasi di bali

Kelompok 7Nama Anggota :

1. Anggi Perdani Intan S (02)2. Anggun Alfya Rosyidab (03)3. Bryan Kusuma Bangsa (06)4. Muhammad Linggar P (22)

Page 3: Proses islamisasi di bali

Proses islamisasi dan pengaruhbudaya yang terkait dengan

Islam di Pulau Bali

Page 4: Proses islamisasi di bali

Proses Masuknya Islam di PulauBali

1. Menurut teori faktual : Sejarah masuknya agama Islam ke Bali dimulai sejak jaman kerajaan pada abad XIV berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, tidak merupakan satu-kesatuan yang utuh. “Sejarah masuknya Islam ke Pulau Dewata dengan latarbelakang sendiri dari masing-masing komunitas Islam yang kini ada di Bali, Penyebaran agama Islam ke Bali antara lain berasal dari Jawa, Madura, Lombok dan Bugis. Masuknya Islam pertama kali ke Pulau Dewata lewat pusat pemerintahan jaman kekuasaan Raja Dalam Waturenggong yang berpusat di Klungkung pada abad ke XIV.

Raja Dalem Waturenggong berkuasa selama kurun waktu 1480-1550, ketika berkunjung ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur sekembalinya diantar oleh 40 orang pengawal yang beragama Islam. Ke-40 pengawal tersebut akhirnya diizinkan menetap di Bali, tanpa mendirikan kerajaan tersendiri seperti halnya kerajaan Islam di pantai utara Pulau Jawa pada masa kejayaan Majapahit.

Page 5: Proses islamisasi di bali

Para pengawal muslim itu hanya bertindak sebagai abdi dalam kerajaan Gelgel menempati satu pemukiman dan membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Gelgel, yang kini merupakan tempat ibadan umat Islam tertua di Pulau Dewata.

2. Teori politis :Yang menyebarkan Islam di Pulau Bali adalah para nelayan yang terdampar di Bali. Ketika terjadi perang antara Kerajaan Badung dengan Mengwi, mereka dijadikan prajurit. Setelah mendapat kemenangan, kemudian diberi tanah oleh sang Raja.

Page 6: Proses islamisasi di bali

Pengaruh BudayaAkulturasi dua unsur seni yang diwujudkan dalam pembangunan masjid menjadikan tempat suci umat Islam di di Bali tampak beda dengan bangunan masjid di Jawa maupun daerah lainnya di Indonesia. Kehidupan di sana tak ubahnya seperti kehidupan di Bali pada umumnya. Yang membedakan hanya tempat ibadah saja. Bahkan di Desa Pegayaman, karena letaknya di pegunungan dan tergolong masih agraris, semua simbol-simbol adat Bali seperti subak, seka, banjar, dipelihara dengan baik. Begitu pula nama-nama anak mereka, Wayan, Nyoman, Nengah, Ketut tetap diberikan sebagai kata depan yang khas Bali.

Penduduk kampung ini konon berasal dari para prajurit Jawa atau kawula asal Sasak dan Bugis beragama Islam yang dibawa oleh para Raja Buleleng, Badung dan Karangasem pada zaman kerajaan Bali.

Page 7: Proses islamisasi di bali

Orang-orang muslim di Kepaon adalah keturunan para prajurit asal Bugis. Kampung yang mereka tempati sekarang merupakan hadiah raja Pemecutan. Bahkan, hubungan warga muslim Kepaon dengan lingkungan puri (istana) hingga sekarang masih terjalin baik.

Di Denpasar, komunitas muslim dapat dijumpai di Kampung Islam Kepaon, Pulau Serangan dan Kampung Jawa. mayoritas Kampung Kepaon dan Serangan dihuni warga keturunan Bugis. Konon, nenek moyang mereka adalah para nelayan yang terdampar di Bali. Ketika terjadi perang antara Kerajaan Badung dengan Mengwi, mereka dijadikan prajurit. Setelah mendapat kemenangan, kemudian diberi tanah oleh sang Raja.

Keberadaan ummat islam yang sudah ratusan tahun di bali sedikit banyak memberikan ciri khas tersendiri, misalnya sebagian warga muslim menambahkan nama khas Bali pada anak-anak mereka seperti Wayan, Made, Nyoman dan Ketut, jadi tidaklah sesuatu yang ganjil apabila kita menemukan nama seperti Wayan Abdullah, atau Ketut Muhammad misalnya.

Page 8: Proses islamisasi di bali

Tetapi ini hanya dalam tataran budaya. Untuk idiom-idiom yang menyangkut agama, mereka tidak mau kompromi. mereka tetap menjaga nilai-nilai syari'at islam secara utuh.

Page 9: Proses islamisasi di bali

Contoh Hasil Budaya di Bali yang terpengaruh Proses Islamisasi

1. Pengendalian DiriJika menurut sejarah, akulturasi dan kerukunan antarumat beragama di Bali sangat mesra dan harmonisserta tidak pernah terjadi benturan, sesungguhnyasudah diwarisi secara turun temurun sejak abad ke-15 lalu. Terciptanya kerukunan hidup beragama demikianitu, berkat adanya saling pengertian serta salinghormat-menghormati antar warga berlainan sukumaupun agama di Bali.Kerujunan antar umat beragama yang hidupberdampingan satu sama lainnya itu, diharapkan dapatterus dipelihara dan dipupuk dalam mengembangkankerukunan yang dinamis, sekaligus terhindar pengaruhluar yang negatif.

Page 10: Proses islamisasi di bali

2. TahlilanAcara tahlilan ini lazimnya diselenggarakan selamatujuh hari berturut-turut. Lalu setelah itu, diadakanpula tahlilan untuk memperingati 40 bahkan hingga1.000 hari kemtian almarhum/almarhumah. Peringatan7, 14, dan 100 hari merupakan tradisi Indonesia pra-Islam, yakni budaya lokal yang telah bersatu dengantradisi Hindu-Budha. Pada zaman Majapahit, penghoramtan terhadap orang yang meninggaldilakukan secara bertahap, yakni pada hari orang bersangkutan meninggalkan, 3 hari kemudian, 7 harikemudian, 40 hari kemudian, 1 tahun kemudian, 2 tahun kemudian, dan 1000 hari kemudian.

Page 11: Proses islamisasi di bali

3. ZiarahDalam agama Islam dikenal tradisi ziarah, yakniberkunjung kepadan makam atau kuburan untukmendoakan almarhum/alamrhumah agar iman Islamnyaditerima oleh Sang Pencipta dan dihapuskan segaladosa yang pernah dilakukan selama hidupnya. Namun, pada perkembangannya di Indonesia, tradisi ziarah inidisisipi oleh kehendak-kehendak lain yang tak adahubungannya dalam konteks keislaman.Tradisi berziarah Islam bercampu padu dengan tradisipemujaan terhadap roh nenek moyang atau dewa-dewaHindu-Budha, dan hasilnya adalah sang penziarahbukannya mendoakan arwah yang meninggal akan tetapimemilki tujuan lain, di antaranya meminta kekuatangaib kepada roh nenek moyang atau arwah tokoh-tokoh penting dan keramat. Tak jarang, makam para wali di Jawa banyak dikunjungi oleh mereka yang memintai “petunjuknya” kepada roh sang wali yang telah meninggal.

Page 12: Proses islamisasi di bali
Page 13: Proses islamisasi di bali