Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

23
PERAN SUNAN KALIJAGA DALAM ISLAMISASI DI JAWA

Transcript of Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Page 2: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

MATERI PEMBAHASAN

Asal Usul Kehidupan Sunan KalijagaMasa Remaja Sunan KalijagaProses Masuknya Sunan Kalijaga Menjadi

WalisongoMetode Dakwah Sunan KalijagaSikap Masyarakat Terhadap Dakwah Sunan KalijagaJasa-Jasa Sunan KalijagaPeninggalan Sunan Kalijaga

Page 3: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Asal Usul Kehidupan Sunan Kalijaga• Sunan Kalijaga adalah gelar yang diberikan kepada Raden

Mas Syahid, beliau putra dari Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban. Tumenggung Wilatikta adalah keturunan Ranggalawe yang sudah beragama Islam dan berganti nama Raden Sahur. Ibunya bernama Dewi Nawangrum. Raden Sahid ini menikah dengan Dewi Sarah binti Maulana Ishak dan berputra tiga orang yaitu: Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi Rukoyah dan Dewi Sofiah. Beliau lahir dari kalangan keluarga bangsawan asli di Istana Tumenggung Ario Tejo alias Adipati Wilwatikto di Tuban, ia di didik dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, khususnya di bidang Angkatan laut, ia juga ahli dibidang pembutan kapal laut yang dibuat dari kayu jati, yang nama mudanya atau nama kecil adalah Raden Mas Syahid atau Jaka said.

Page 4: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Raden Sahid sewaktu kecil sudah mempunyai rasa solidaritas yang tinggi pada kawan-kawannya, ia bahkan tak segan-segan masuk dan bergaul kedalam lingkungan rakyat jelata. Ketika itulah ia tidak tahan lagi melihat penderitaan orang-orang miskin pedesaan. Maka pada waktu malam-malam, ia sering mengambili sumber bahan makanan dari gudang Kadipaten dan memberikannya kepada rakyat-rakyat miskin.

• Lama-lama tindakan Raden Sahid itu diketahui oleh ayahnya, maka ia mendapatkan hukuman yang keras, yakni diusir dari istana. Ia akhirnya mengembara tanpa tujuan yang pasti. Dan kemudia ia menetap di hutan Jatiwangi. Dihutan itu ia meneruskan pekerjaannya sebagai berandal. Ia merampok orang-orang kaya yang pelit kepada rakyat kecil. Hasil rapokannya diberikan kepada rakyat-rakyat miskin.

Page 5: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Tahun kelahiran serta wafat Sunan Kalijaga belum dapat dipastikan, hanya diperkirakan ia mencapai Usia lanjut. Diperkirakan ia lahir kurang lebih 1450 M berdasarkan atas suatu sumber yang menyatakan bahwa Sunan Kalijaga kawin dengan putri Sunan Ampel pada usia kurang lebih 20 tahun, yakni tahun 1470. Sedangkan Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 dan mempunyai anak wanita yang dikawini oleh sunan kalijaga itu pada waktu ia berusia 50 tahun. Masa hidupnya menglami 3 masa pemerintahan yaitu: masa akhir Majapahit, Zaman Kesultanan Demak dan Kesultanan Pajang. Kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1478 M, kemudian disusul Kesultanan Demak berdiri pada tahun 1481 sampai 1546 M, dan disusul pula Kesultanan Pajang yang diperkirakan berakhir pada tahun 1568 M.

Page 6: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Diperkirakan, pada tahun 1580 M Sunan Kalijaga wafat hal ini dapat dihubungkan dengan gelar kepala Perdikan Kadilangu semula adalah sunan Hadi, tetapi pada mas Jolang di Mataram(1601-1603), gelar itu diganti dengan sebutan Panembahan Hadi. Dengan demikian, Sunan Kalijaga sudah diganti putranya sebagai kepala Perdikan kadilangu sebelum zaman Mas Jolang yaitu sejak berdirinya kesultanan Mataram pemerintahan Panembahan Senopati atau sutawijaya(1673-1601). Dan pada awal pemerintahan Mataram, menurut Babad Tanah jawi versi Meisma, dinyatakan Sunan kalijaga pernah datang ketempat kediaman Panembahan Senopati di Mataram memberikan saran bagaimana cara membangun kota. Dengan demikian Sunan Kalijaga diperkirakan hidup lebih dari 100 tahun lamanya yakni sejak pertengahan Abad ke-15 sampai dengan akhir Abad ke-16.

Page 7: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Masa Remaja Sunan Kalijaga

• Kisah masa muda Raden Sahid ini ada Dua Versi, yaitu Versi pertama ialah yang menganggap pada dasarnya walaupun raden Sahid suka mencuri dan merampok tapi bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk dibagikan kepada rakyat jelata. Sedangkan Versi yang kedua adalah yang benar-benar melihat bahwa masa muda Raden Sahid adalah benar-benar perampok dan pembunuh yang jahat.

Page 8: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Versi Cerita• Menurut Versi pertama lengkapnya adalah demikian, bahwasannya pada

waktu masih kecil Raden Sahid sudah disuruh mempelajari agama islam oleh ayahnya di Tuban, akan tetapi karena ia melihat kondisi lingkungan yang kontradiksi dengan ajaran agama itu, maka jiwa Raden Sahid memberontak. Ia melihat rakyat jelata yang hidupnya sengsara, sementara bangsawan Tuban berfoya-foya hidupnya. Pejabat Kadipaten manarik upeti kepada rakyat miskin dengan semena-mena, pada prajurit kadipaten sewenang-wenang menghardik rakyat kecil. Oleh karena itu, Raden Syahid sangat gelisah hatinya.

• • Sedangkan Versi kedua melihat bahwa Raden Syahid merupakan orang

yang nakal sejak kecil dan kemudian berkembang menjadi penjahat yang sadis. Ia suka merampok dan membunuh tanpa segan dan ia berjudi kemana-mana. Setiap habis Botohnya ia merampok kepada penduduk. Selain itu digambarkan Raden Sahid adalah orang yang sangat sakti, karena saktinya sehingga beliau mendapat julukan berandal Lokajaya.

Page 9: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Nama Sunan Kalijaga• Tentang kisah putra Ki Tumenggung Wilatikta yang bernama Raden

Sahid yang gemar berjudi dan melakukan kejahatan, bermain dadu, kartu, dan taruhan. Ia juga suka menyambung ayam dan mengembara sampai ke Jepara. Kalau kalah main, ia pun menyamun, Raden Shayid menghadang orang yang lewat dijalan dihutan yang disebut Jati Sekar sebelah timur laut Lasem. Tersebutlah Sunan Bonang sedang berjalan kaki dari Malang melewati hutan Jati Sekae dan berjumpa dengan Jaka Syaid. Sunan Bonang pun menegur dengan halus, “siapakah kau ini? Mengapa menghadang orang lewat?” dengan keras Raden Syaid menjawab, “aku sedang bekerja, pekerjaan ku ialah menyamun.” Sunan Bonang berkata lembut, “ tunggu besok pagi. Kalau ada yang lewat disini mengenakan pakaian hitam dengan sumping bunga wora-wari merah di telinganya, samunlah dia.

Page 10: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Jaka Syahid pun menuruti Sunan Bonang. Setelah tiga malam, raden Syahid menghadang di jalan , Sunan Bonang yang sudah berbusana serba hitam dan bersumpingkan bunga wora-wari merah berjalan melewati tempat Jaga Syahid berdiri mengahadang. Ia segera menghadang, Jaka Said pun menghalangi Sunan Bonang yang sedang lewat itu dari segala penjuru. Sunan Bonang pun berubah menjadi empat orang. Jaka Syahid melihat ke arah utara, timur, selatan, dan barat, dimanapun tampak olehnya Sunan Bonang. Segera ia duduk dan dengan takjim menghormat, menyatakan sudah bertobat.

• Sunan Bonang berkata lembut,” Jika kau benar-benar menurut kepadaku, bergurulah dengan sungguh-sungguh, patuhilah kata-kataku. Ini tombak pendekku dan jagalah baik-baik. Jangan pergi dari tempat ini sama sekali.” Raden Syahid menyanggupinya sambil menghormat takjim, lalu Sunan Bonang pergi meninggalkannya. Raden Syahid tetap memegang tombak kecil itu.

Page 11: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Sewaktu masih usia muda, Raden Sahid yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga itu tergolong muda yang cerdas, terampil, pemberani dan berjiwa besar, usia mudanya tidak disia-siakan begitu saja, tetapi benar-benar dipergunakan untuk membesarkan dirinya meskipun tanpa bekal dari kedua orangtuanya. Beliau selalu berburu ilu kepada para sesepuh, seperti kepada Sunan Ampel, Sunan Bonang, dan bahkan dari timur terus lari kebarat berguru kepada Syekh Syarif Hidayatullah Cerebon. Ilmu-ilmu yang diambil dari Gurunya diantara lain ialah ilmu hakekat, ilmu Syariah, ilmu Kanuragan, ilmu filsafat, ilmu kesenian dan lain sebagainya. Sehingga beliau dikenal masyarakat pada saat itu sebagai seoarang ahli tauhid, yang mahir dalam ilmu syariat dan mampu menguasai ilmu srtategi perjuangan juga seorang Filosofi. Bahkan ahli pula dibidang sastra sehingga terkenal juga sebagai seorang pujangga, karena syair-ayairnya yang indah terutama syair-syair jawa.

Page 12: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Proses Masuknya Sunan Kalijaga Menjadi Walisanga

• Menurut sumber naskah Sejarah yang manapun Sunan Kalijaga disebut sebagai salah satu Waliyullah yang terasuk dalam Walisanga. Kedudukannya sebagai seorang Wali, menurut Babad Majapahit dan para Wali, dikukuhkan dihadapan Sunan Giri yang dianggap sebagai ketua para Wali di Jawa. Dengan demikian, penetapan sebagai Wali itu sesuai dengan ramalan semula semenjak Sunan Bonang di utus oleh ayahnya, Sunan Ampel Denta untuk mencari dan mempertobatkan Sunan Kalijaga sebagai upaya mempercepat proses kearah kedudukannya sebagai wali.

• Sebagai Waliyullah, sebagaimana pengertian Waliyullah adalah” kekasih Allah”. Oleh karena itu, sebagaimana lazimnya para Wali, Sunan Kalijaga memiliki” Karamah” pemberian dari Allah berupa keunggulan lahir dan batin yang tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang. Disamping itu, sebagai tanda kewalian, ia bergelar” Sunan” sebagaimana Wali-wali yang lain. Menurut salah satu penafsiran, kata “Sunnat” yang berarti tingkah laku, Adat kebiasaan. Adapaun tingkah laku yang dimaksud adalah yang serba baik, sopan santun, budi luhur, hidup yang serba kebajikan menurut tuntunan Agama Islam. Oleh karena itu, seorang Sunan akan senantiasa menampilkan perilaku yang serba berkebajikan sesuai dengan tugas mereka berdakwah, Beramar Ma’ruf Nahi Munkar, memerintah atau mengajak kearah kebaikan dan melarang perbuatan Munkar

Page 13: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Peran Sunan kalijaga dalam berdakwah tampak dalam berbagai kegiatan, baik kegiatan Agama secara langsung ataupun dalam pemerintahan dan kegiatan seni, budaya pada umumnya, diantara kasus kegiatan yang berkenaan dengan keagamaan, sebagaimana banyak disebut dalam naskah Babad, adalah kegiatan Sunan Kalijaga bersama-sama Wali yang lain mendirikan Masjid Agung Demak. Sudah jelas bahwa fungsi masjid disamping menjadi sarana Peribadatan juga dipakai sebagai pusat kegiatan Dakwah ketika itu sehingga perlu adanya, kendati pun sulit untuk menentukan secara pasti kapan masjid tersebut didirikan.

• Masjid Agung Demak yang terkenal, tidak saja karena ini dibangun oleh Wali, tetapi karena salah satu Saka gurunya terdiri dari serpihan kayu-kayu Tatal karya dari sunan Kalijaga yang dikenal dengan sebutan” Soko Tatal”. Keikutsertaan Sunan Kalijaga tidak hanya mengupayakan bahan-bahannya saja, tetapi juga ikut bermusyawarah sebelumnya.

Page 14: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Metode Dakwah Sunan KalijagaCara-cara atau jalan yang ditepuh oleh Sunan Kalijaga khususnya dalam menyampaikan Ajaran Islam kepada rakyat ditanah Jawa Antara lain ialah:1. Ajaran Agama Islam itu diperkenalkan kepada rakyat dengan cara

menyampaikan sedikiti demi sedikit agar mereka tidak kaget atau tidak menolak. Dihindarkan cara-cara yang dapat menyinggung perasaan atau jiwa mereka yang sudah lama menganut kepercayaan kepercayaan agama Hindu, Budha dan lainnya.

2. Apabila memungkinkan ajaran-ajaran Agama Islam itu dikawinkan dengan kepercayaan Agama Hindu dan Budha, sehingga rakyat tidak terasa bahwa dirinya telah merubah kepercayaan lamanya atau dengan Ajaran agama Islam.

3. Adat-istiadat atau kebudayaan yang selama ini mereka hidupakan sesuai dengan ajaran Agama Hindu, Budha atau kepercayaan nenek moyang yang ditingalkan kepada mereka, lalu oleh para Wali Sanga khususnya Sunan Kalijaga Adat-istiadat atau kebudayaan itu secara pelan-pelan diganti dengan bentuk upacara-upacara Tradisional yang berbau ajaran Islam

Page 15: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Ki Siswoharsoyo dlm Serat Guna cara Agama

Ki Siswoharsoyo dalam Serat Guna cara Agama mengatakan bahwa Sunan Kalijaga, dalam kaitannya dengan kebudhaan dan keislaman pernah mengajukan usul pada rapat para Wali. Isi usul antara lain sebagai berikut: Usaha untuk merubah kuatnya pendirian rakyat yang masih tebal kepercayaan terhadap Agama Budha, agar supaya mau memeluk Agama Islam, harus diusahakan dengan cara yang begitu rupa, sehingga hatinya tetap senang dan terbuka.Adapun tata cara ayang menjadi kepercayaan Agama lama yang harus dirubah menurut Sunan Kalijaga ada 3 hal: • Bab Samadi, sebagai puji mengheningkan cipta itu mengandung maksud untuk mencari

Sasmita dan berita batin mengenai hal-hal yang sudah lewat dan yang akan datang, itu harus diusahakan agar berubah menjadi Sholat wajib.

• Bab Sesaji dan Kekutug atau membakar kemenyan, itu dengan maksud menyajikan kebaktian kepada lelembut, yakni mahkluk-mahkluk halus yang Ghaib seperti Jin dan Syetan agar membantu maksud serta keinginannya, dan terutama jangan hendaknya menggoda dan menggagu raktyat setempat. Hal ini sedikit demi sedikit harus diubah sehinga menjadi tata cara pemberian sedekah kepada Fakir miskin, tetangga dekatnya, sanak keluarga, famili, dan sebagainya.

• Bab Keramaian upacara tradisi keagamaan, pemeluk Agama yang lama jika mengadakan peralatan perkawinan, yang kaya membuat keramaian meniru dewa yang dianutnya.

Page 16: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Kegiatan upacara tradisi keagamaanUpacara atau hiasan tumbuh-tumbuhan serta kembar

mayang yang diatur sebagai Hiasan dalam upacara perkawinan. Itu yang ditiru pertamanan pohon Kelepu Dewa Daru.

Suara Gamelan yang dipukul oleh para niaga itu meniru Gamelan Lokananta dikhayangan.

Wanita menari sambil Sesindenan atau menyanyi menurutkan Irama Gamelan, itu yang ditiru tarian Waranggana mengelu-elukan datangnya para dewa.

Pria yang menanggapi tarian Waranggana, yang diikuti oleh yang lain-lain yang kemudian dinamai Tayuban, itu yang ditiru adalah gerak kedatangan para Dewa.

Page 17: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Media Dakwah lewat WayangSunan Kalijaga adalah seorang Dalang Wayang Purwa. Ia terkenal sebagai dalang wayang kulit yang sangat menarik. Bila Sunan Kalijaga pentas di suatu Desa, penonton berjubel-jubel memadati halaman. Pentas wayang Sunan Kalijaga adalah dalam rangka mendakwahkan Islam. Ia tidak pernah menarik bayaran materi. Sebagai bayarannya ia mengajak kepada seluruh hadirin untuk bersyahadat mengucapkan sumpah pengakuaan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sunan Kalijaga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mengurangi perbutan Syirik dan setia kepada ajaran islam. Lewat sarana itulah Sunan kalijaga berhasil merata islam di seluruh bumi Jawa. Dalam media dakwah yang lain juga tampak sikap Sunan Kalijaga yang demikian itu, baik dalam penciptaan, seni pakaian, seni suara, seni ukir, seni gamelan , termasuk juga kesenian wayang. Bahkan terhadap kesenian wayang ini Sunan Kalijaga dipandang sebagai tokoh yang telah menghasilkan kreasi baru, yaitu dengan adanya wayang kulit dengan segala perangkan gamelannya.

Page 18: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Wayang itu sebagai media dakwah yang senantiasa dipergunakan oleh Sunan Kalijaga dalam kesempatan dakwahnya di berbagai daerah, dan ternyata wayang ini merupakan media yag epektif dapat mendekatkan dan menarik simpati rakyat terhadap agama. Kemampuan Sunan Kalijaga dalam mendalang (memainkan wayang) begitu memikat, sehingga terkenallah berbagai nama samaran baginya di berbagai daearah. Jika beliau mendalang di daerah Pajajaran dikenal dengan nama Ki Dalang Sidabrangti, bila beliau mendalng di Tegal dikenal dengan nama Ki Dalang Bengkok, dan bila beliau mendalang didaerah Purbalingga terkenal dengan nama Ki Dalang Kumendung.

• Pembuatan wayang dari kulit kerbau, dimulai oleh Sunan Kalijaga pada jaman Raden Patah, yang bertahta di Demak. Sebelumnya lukisan wayang yang menyerupai bentuk manusia sebagaimana yang terdapat pada relief candi panataran di daerah Blitar. Lukisan yang mirip manusia oleh sebagian ulama dinilai bertentangan dengan Syara. Para wali, terutama Sunan kalijaga, kemudian menyiasatinya dengan mengubah dari lukisan yang menghadap menjadi miring. Dahulu memakai pahatan pada bagian mata, telinga, perhiasan dan lain-lainnya wayang hanya digambar saja. Dengan mengubah bentuk dan lukisan wayang berbeda dengan bentuk manusia sesungguhnya, akan tidak ada alasan lagi untuk menuduh bahwa wujud wayang melanggar hukum fiqih Islam. Selain itu atas saran para Wali Sunan Kalijaga juga membuat tokoh semar, petruk, gareng dan bagong sebagai tokoh panakawan yang lucu. Kadangkala, ia menggunakan tokoh bancak dan doyok.

Page 19: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Sikap Masyarakat Terhadap Dakwah Sunan Kalijaga

• Salah satu Wali yang terkenal bagi orang Jawa adalah Sunan Kalijaga. Ketenaran Wali ini adalah karena ia adalah seorang Ulama yang sakti dan cerdas. Ia juga seorang Politikus yang mengasuh para raja beberapa kerajaan Islam. Selain itu Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai Budayawan yang santun dan Seniman Wayang yang hebat.

• Sikap masyarakat terhadap Sunan Kalijaga ialah sangat baik dan sedikit demi sedikit mau menerima Ajaran Agama Islam, karena Sunan Kalijaga dalam Menyebarkan ajaran Agama Islam benar-benar memahami dan mengetahui keadaan Rakyat yang masih Kental terpengaruh kepercayaan Agama Hindu-Budha itu maka bertindaklah beliau sesuai dengan keadaan itu, sehingga taktik dan strategi dakwah perjuangan mengislamisasikan Nusantara itu disesuaikan pula dengan keadaan ruang dan waktu

Page 20: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

• Sunan Kalijaga dikenal sebagai Ulama besar dan seorang Wali yang memiliki kharisma tersendiri diantara Wali-wali lainnya dan paling terkenal dikalangan atas maupun dikalangan bawah, hal ini disebabkan karena Sunan Kalijaga berkeliling dalam berdakwah, sehingga beliau dikenal sebagai Syekh Malaya, yaitu Mubaligh yang menyiarkan Agama Islam sambil mengembara.

• Caranya berdakwah sangat luwes, rakyat Jawa yang pada waktu itu masih banyak kepercayaan lama tidak ditentang Adat istiadatnya, beliau mendekati rakyat yang masih Awam itu dengan cara halus, bahkan dalam berpakaian beliau tidak memakai Jubah sehingga masyarakat tidak merasa angker dan mau menerima dengan senang hati. Diantara anggota dewan Wali, Sunan Kalijaga merupakan Wali yang paling populer dimata masyarakat Jawa bahkan sebagian masyarakat Jawa menganggap sebagai Guru Agung dan Suci di Tanah Jawa

Page 21: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Jasa-jasa Sunan Kalijaga

Sunan kalijaga adalah termasuk salah seorang dari kalangan Walisanga yang tergolong muda saat itu, lagipula paling berat tugasnya. Maka apabila Sejarah beliau diteliti sesungguhnya tidak sedikit jasa-jasanya Beliau dikenal dengan Mubaligh. Ahli Seni, Budayawan, Ahli Filsafat, sebagai dalang dalam wayang kulit dan sebagainya. 1. Sebagai Mubaligh2. S. Kalijaga ahli dlm bidang Strategi Perjuangan. 3. Bidang Kesenian.4. Bidang lain-lain.

Page 22: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Peninggalan Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki banyak peninggaln, diantaranya sebagai berikut:1. Masjid Sunan Kalijaga2. Masjid Kadilangu3. Keris Kyai Clubuk4. Keris Kyai Syir’an5. Kotang Ontokusumo

Page 23: Peran sunan kalijaga dalam islamisasi di jawa

Kesimpulan• Sunan Kalijaga adalah gelar yang diberikan kepada Raden Mas Syahid,

beliau putra dari Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban. Tumenggung Wilatikta adalah keturunan Ranggalawe yang sudah beragama Islam dan berganti nama Raden Sahur. Ibunya bernama Dewi Nawangrum dan Raden Sahid ini menikah dengan Dewi Sarah binti Maulana Ishak dan berputra tiga orang yaitu: Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi Rukoyah dan Dewi Sofiah.

• Keberhasilan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan ajaran Agama Islam tidak bisa terlepas dari kemampuannya dalam menggunakan Metode Dakwahnya. Dari sekian perjalanan hidupnya dalam rangka mengembangkan Ajaran Agama Islam yang menuju pada kemurnian islam, dalam Dakwahnya beliau selalu memperhatikan situasi dan kondisi masyarakatnya. Sehingga beliaulah yang merupakan salah satu diantara sekian banyak Wali yang berhasil dalam menciptakan Kader ataupun masyarakat Muslim dan beliaulah yang mempunyai pengikut yang paling banyak karena keluwesannya dalam penyampaian Dakwah Islam.