Proposal Tesis Perbaikan 6

download Proposal Tesis Perbaikan 6

of 70

Transcript of Proposal Tesis Perbaikan 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Salah satu implementasi dari Undang-Undang No 32 Tahun 2004 dan UU No 12 Tahun 2008 tentang pemerintah daerah adalah dilaksanakannya pemilihan kepala daerah secara langsung. Konsep otonomi daerah yang dianut oleh Indonesia telah memberikan

kemungkinan bagi setiap daerah untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah dan menentukan pemerintahannya masing-masing. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mestinya agenda rutin. Namun sekalipun rutin, potensi masalah tetap ada. Harus diantisipasi agar tidak berubah menjadi bencana. Potensi masalah pilkada adalah daftar pemilih tetap, syarat pencalonan, pelaksanaan kampanye, perhitungan perolehan suara, dan partisipasi politik masyarakat menggunakan hak pilih Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilakukan secara langsung oleh rakyat memang bukan pekerjaan gampang, selain besarnya dana yang diperlukan dalam rangka implementasi sistem yang dinilai demokratis, juga tingkat kerawanannya. . Daftar pemilih biasanya salah satu potensi masalah dalam Pilkada. Padahal data ini sangat menentukan dan sebagai salah satu aspek yang rawan untuk dijadikan bahan kecurangan. Data pemilih dalam Pilkada bisa saja beda-beda tergantung sumbernya. Tidak bisa

dipungkiri diantara kandidat merasa ada yang tidak beres dengan jumlah calon pemilih yang berubah-ubah. Muncul kecurigaan-kecurigaan bahwa hal itu sebagai skenario kecurangan. Masyarakat dan pemerintah memiliki kepentingan terhadap

kesuksesan Pilkada. Suatu proses demokrasi yang menjadi tuntutan rakyat. Banyak pihak yang menjadi tokoh sentral untuk men-zero-kan potensi konflik ini. KPU, petugas di TPS, para kandidat, para simpatisan dan aparat keamanan serta media massa. Semuanya sangat

menentukan. Mengikuti alur pentahapan di dalam Pilkada, masalah yang muncul itu menyeluruh di setiap tahapan, seperti diuraikan pada tabel di bawah ini

Tabel 1.1 Kasus-kasus pilkada di beberapa daerah Tahapan Pilkada Jenis Kasus Pihak Yang bertanggungjaw ab Hampir semua KPUD dan Pilkada gelombang Depdagri pertama Kab. Bandung, Kota Binjai KPUD, Desk Pilkada Contoh Kasus Menonjol

Masa - Minimnya pemantau Persiapan Pilkada - Mepetnya pembentukan Panwas, PPK, PPS, KPPS Penetapan - Kacaunya data pemilih Daftar sehingga banyak Pemilih masyarakat yang tidak masuk DPT - Minimnya dana pemutakhiran data Pendaftaran - Perbedaan Pasangan dan calon oleh partai Penetapan - Penolakan calon calon tertentu oleh massa Kampanye - Curi start kampanye - Money politics - Transparansi dana kampanye - Pengrusakan atribut kampanye Pencoblosa - Pemilih ganda n - Pemilih yang tidak berhak memilih - Pembagian kupon hadiah Penghitung - Pihak yang kalah tidak an suara mau menandatangani dan BAP penetapan - Massa yang tidak hasil-hasil menerima kekalahan - Gugatan kecurangan Pelantikan - Penolakan DPRD Calon - Penundaan pelantikan Terpilih

Kab. Banyuwangi, DPP Partai Kab Tana Toraja, Politik Kab Manggarai, Kab Sumba Timur, Kab. Manggarai Barat Hampir di semua KPUD Panwas daerah

Hampir di semua daerah

KPPS, Panwas

Kota Medan, Bengkulu, Kota Surabaya, Depok, Gowa

KPUD, Tim Sukses Calon, pengadilan

Kab. Banyuwangi, Depdagri, Kota Depok, Kab. Gubernur Tana Toraja, Kab. Luwu Utara Sumber : Jawa Pos Catatan Kritis atas Pilkada di Beberapa Daerah : Depdagri, Akar konflik Pilkada 3 oktober 2005

Tahun 2006 KPU Provinsi Gorontalo telah menyelenggarakan Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo untuk pertama kalinya dengan menetapkan tiga pasangan calon sebagai peserta Pilgub 2006, dan di menangkan oleh pasangan Ir. Fadel Muhamad dan Ir Gusnar Ismail dengan perolehan suara 81%. selama proses pemilihan gubernur tahun 2006 lalu KPU Provinsi Gorontalo mengalami kendala pada proses pendaftaran pasangan calon dimana waktu pendaftaran di mundurkan sampai 3 kali disebabkan sampai dengan waktu yang ditetapkan hanya 1 pasangan calon yang mendaftar. Kejadian lain di beberapa kabupaten di daerah provinsi gorontalo, yaitu di kabupaten Pohuwato dimana terdapat salah satu ketua KPPS yang melakukan kesalahan fatal yaitu menulis nama pemilih di surat suara yang menyebabkan pemungutan suara di ulang. Kemudian dugaan money politik yang terus berlangsung baik pada pemilihan gubernur atau pemilihan bupati/walikota Pemilihan kepala daerah atau pemilihan Gubernur Gorontalo yang akan diselenggarakan tahun ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Masyarakat berharap semoga kesuksesan pemilihan kepala daerah lain yang sukses dapat terulang lagi pada perhelatan akbar pilkada di Gorontalo kali ini. Isu banyaknya pasangan calon yang akan mendaftar serta isu banyaknya pasangan calon incumbent yang akan mendaftar yang pasti akan mempengaruhi konstituen di daerah masing-masing, isu dukungan

partai besar yang mungkin akan terbagi, belum validnya data dari dinas pendudukan Pemilihan kepala daerah atau pemilihan gubernur (Pilgub) yang akan diselenggarakan di Provinsi Gorontalo tahun ini secara langsung oleh rakyat diharapkan dapat menghindarkan praktik politik daerah dari aroma money politics. Persoalan konflik dalam proses Pilgub langsung di beberapa daerah, paling tidak memberikan gambaran Implikasi kepada ketidaksiapan dan ketidak matangan masyarakat dalam berdemokrasi disamping ketidaksiapan stake holders yang terlibat dalam proses Pilgub langsung termasuk salah satunya KPU sebagai penyelenggara. Dengan belajar dari pengalaman-pengalaman munculnya rusuh PIlkada langsung di beberapa daerah tersebut dan gugatan ke mahkamah konstitusi, maka KPU sebagai penyelenggara pemilihan langsung hendaknya melakukan langkah antisipatif dengan melakukan identifikasi permasalahan yang mungkin muncul dalam proses Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KPU Provinsi Gorontalo Dalam Perencanaan Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo Tahun 2011 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut .

1. Bagaimana perencanaan KPU Provinsi Gorontalo dalam menghadapi penyelenggaraan Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo Tahun 2011 ? 2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat perencanaan KPU Kabupaten Tanah Laut dalam rangka menyelenggarakan Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo ? 3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat perencanaan KPU Provinsi Gorontalo ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan perencanaan KPU Provinsi Gorontalo dalam

menghadapi penyelenggaraan Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo Tahun 2011 ? 2. Mendeskripsikan faktor apa saja yang mendukung dan menghambat perencanaan KPU Kabupaten Tanah Laut dalam rangka

menyelenggarakan Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo ? 3. Mendeskripsikan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat perencanaan KPU Provinsi Gorontalo ? 1.4 Manfaat Adapun manfat penelitian ini sebagai berikut . 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

sumbangan pemikiran dan kaidah keilmuan dalam bidang administrasi

pemerintahan, khususnya dalam mengembangkan konsep pemilihan langsung pimpinan eksekutif daerah otonom dan demokratisasi di daerah. b. Sebagai bahan kajian studi banding antara pengetahuan yang bersifat teoritis dengan pengetahuan yang bersifat empiris. 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan bagi dapat memberikan kontribusi dalam

sumbangan

pemikiran

KPU

Provinsi

Gorontalo

merencanakan pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk mewujudkan demokratisasi di daerah. b. Sebagai sarana berlatih bagi penulis untuk menuangkan konsep pemikiran ke dalam bentuk tulisan ilmiah dengan penerapan teori-teori serta referensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1 Komisi Pemilihan Umum Menurut Patrik Merloe dalam Sutrisno (2001:16) Komisi Pemilihan Umum adalah badan yang bertanggung jawab menyelenggarakan Pemilu yang bersifat independen, dan mampu secara aktif serta efektif menyelenggarakan Pemilu. Bersifat independen artinya terbebas dari pengaruh pihak manapun, bertindak aktif dan efektif dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan proses Pemilu. Tanggung jawab suatu Komisi Pemilihan Umum adalah mencakup memasyarakatkan undangundang Pemilu, menafsirkan undang-undang Pemilu, mendaftar partai politik, calon dan pemilih, mengatur kampanye Pemilu, menyelidiki dan memutuskan pengaduan pemilu, mempersiapkan bahan-bahan Pemilu, melaksanakan kampanye pendidikan pemilih dan warga negara, merekrut dan melatih petugas Pemilu, memilih lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS), mengembangkan prosedur

pemungutan dan penghitungan suara, serta membuat tabel dan mengumumkan hasil Pemilu. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) amandemen ketiga pasal 22E ayat (5): Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Kemudian dijalankan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2007 pasal 1 ayat (6) berbunyi Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut KPU, adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan dan

melaksanakan pemilihan umum bebas dari pengaruh pihak mana pun. Struktur organisasi KPU bersifat hierarkhis dari pusat hingga daerah sebgaimana tercantum dalam pasal 5 ayat (1) KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis, hal ini dapat diartikan bahwa KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota merupakan bagian dari KPU. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Pilgub dimasukkan dalam rezim Pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tingkat Provinsi, untuk Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten penyelenggaranya adalah KPU Kabupaten/Kota masing-masing, dalam hal ini Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Pohuwato maka diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Pohuwato. Dalam UU No 32 Tahun 2004 Pasal 66 menjelaskan :

1. Tugas dan wewenang KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah : a. merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; b. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; c. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan

semua tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; d. menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, serta pemungutan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; e. meneliti persyaratan partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan caloln; f. meneliti persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusulkan; g. menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan; h. menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye; i. mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye; j. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan

mengumumkan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah;

k. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; l. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan perundang-undangan; m.menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana

kampanye dan mengumumkan hasil audit. 2. Dalam penyelenggaran pemilihan gubernur dan wakil gubernur KPUD kabupaten/kota adalah bagian pelaksana tahapan penyelenggaran pemilihan yang ditetapkan oleh KPUD provinsi. Dalam PP No 6 Tahun 2005 Pasal 8 juga dijelaskan bahwa KPU Kabupaten/Kota sebagai bagian pelaksana tahapan penyelenggara

pemilihan gubernur dan wakil gubernur mempunyai tugas dan wewenang : a. merencanakan pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil

gubernur di kabupaten/kota b. melaksanakan kabupaten/kota c. menetapkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK dalam wilayah kerjanya d. membentuk PPK , PPS dan KPPS dalam wilayah kerjanya e. mengkoordinasikan kegiatan panitia pelaksana pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur dalam wilayah kerjanya f. menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye pemilihan gubernur dan wakil gubernur di

pasangan calon di kabupaten/kota dan

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPUD Provinsi UU No. 22 Tahun 2007 (pasal 11 ayat 3) dan Peraturan KPU No 04 Tahun 2010 juga mengatur tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kabupaten dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam melaksanakan tugasnya KPU Kabupaten dibantu oleh sekretariat yang berfungsi sebagai fasilitator dalam menunjang dan menopang program kegiatan strategis KPU Kabupaten. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2007 pasal 69 ayat (1) dan Peraturan KPU No 04 Tahun 2010 sekratariat KPU Kabupaten mempunyai tugas, yaitu: a. membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; b. memberikan dukungan teknis administratif; c. membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilu; d. membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi; e. membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan KPU Kabupaten/Kota; f. memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

g. membantu

penyusunan

laporan

penyelenggaraan

kegiatan

dan

pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota; dan h. membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal pertanggungjawaban, KPU Kabupaten dalam

melaksanakan tugasnya sebagaimana tercantum dalam pasal 41 UU No. 22 Tahun 2007 bertanggung jawab kepada KPU provinsi dan

menyampaikan laporan kinerja dan penyelenggaraan secara periodik kepada KPU Provinsi serta menyampaiakan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten kepada Bupati dan Dewan Perwakilan Daerah.

2.1.2 Perencanaan 2.1.2.1 Pengertian Menurut Brantas (2009 :55) Perencanaan (planning) merupakan fungsi dasar (fundamental) manajemen secara keseluruhan. Tanpa perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik, karena organizing, actuating dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan ini ditujukan pada masa depan yang penuh ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi. Menurut Louis A. Allen (Brantas, 2009 :56), perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Menurut Harold Konntz dan Cyril ODonnel (dalam Malayu Hasibuan, 2005:92) bahwa Planning is function of a manager which involves the selection from alternatives of objectives, policies, procedures, and programs. (Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan,

prosedur-prosedur dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada). Siagian (1996:109) mendefinisikan Perencanaan sebagai

keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Hadari Nawawi (2000:53) menguraikan beberapa pengertian perencanaan sebagai berikut: 1) Perencanaan adalah (a) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi, dan (b) penentuan strategi, kebijaksanaan, program, proyek, metode, sistem (cara), anggaran dan standar (tolok ukur) yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2) Perencanaan adalah pemilihan sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melaksanakannya, serta siapa pelaksananya.

3) Perencanaan adalah penetapan secara sistematik pengetahuan tepat guna untuk mengontrol dan mengarahkan kecenderungan perubahan menuju pada tujuan yang ditetapkan. 4) Perencanaan adalah kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan keputusan, yang berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Menurut Terry (2010 : 163), Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal

memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Dari berbagai uraian definisi perencanaan diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa perencanaan merupakan sebuah fungsi, proses, konsep dan keputusan dalam penentuan, perumusan aktivitas dan pemilihan tujuan-tujuan organisasi, sasaran, strategi, kebijaksanaan, program, kegiatan-kegiatan, anggaran yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang. 2.1.2.2 Asas-Asas Perencanaan

Menurut Hasibuan (2008 : 93), Asas-asas perencanaan meliputi : 1. Principle of contribution to objective Setiap perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan 2. Principle of efficiency of planning

Suatu perencanaan efisien, jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan biaya uang sekecilkecilnya 3. Principle of primary of planning (asas pengutamaan perencanaan) Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, organizin, staffing, directing, controlling. 4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan) Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting mengingat pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggungjawab atas berhasilnya rencana itu 5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan) Patokan-patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab premis-premis perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian yang akan datang 6. Principle of policy frame work (asas kebijakan pola kerja) Kebijakan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja dan program kerja tersusun. 7. Principle of timing Adalah perencanaan waktu yang relatif singkat dan tepat 8. Principle of planning communication (asas tata hubungan perencanaan) Perencanaan dapat disusun dan dikoordinasikan dengan baik, jika setiap orang bertanggungjawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan dilaksanakannya 9. Principle of alternative (asas alternatif) Alternatif ada pada setiap rangkaian kerja dan perencanaan merupakan meliputi pemilihan rangkaian alternatif dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan 10. Principle of limiting factor (asas pembatasan faktor) Dalam pemilihan alternatif-alternatif, pertama-tama harus ditujukan pada faktor-faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. 11. The commintment principle (asas keterikatan) Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu keterikatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan 12. The principle of flexibility (asas fleksibilitas) Perencanaan yang efektif memerlukan fleksibilitas tetapi tidak berarti mengubah tujuan 13. Principle of navigation change (asas ketepatan arah) Perencanaan yang efektif memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap kejadian-kejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan 14. Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis) Dalam kondisi7 tertentu manajer harus memilih tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan rencana agar tujuan tercapai dengan efektif

2.1.2.3

Tujuan dan Manfaat Perencanaan

Setiap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya tidak terlepas dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, Hasibuan (2005:95) menyebutkan tujuan perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakankebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman caracara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan. 2) Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan. 3) Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang. 4) Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan. 5) Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan. 6) Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja. 7) Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian 8) Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari

mismanagement dalam penempatan karyawan.

9) Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi.

Fungsi Tujuan : 1. Sebagai dasar dan patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi baik pengarahan, penyaluran usaha-usaha maupun kegiatan dari para anggota organisasi tersebut tanpa kecuali 2. Sumber legitimasi dengan meningkatkan kemampuan kegiatankegiatan yang dilakukan guna mendapatkan sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi dan mendapatkan dukungan dari lingkungan yang berada di sekitarnya. 3. Sebagai standar pelaksanaan dengan melaksanakan diri pada tujuan yang akan dicapai yang dibuat secara jelas dan dapat dipahami oleh anggota lainnya. 4. Sumber motivasi untuk mendorong anggota lainnya dalam

melaksanakan tugasnya, misal dengan memberikan insentif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong anggota lainnya. 5. Sebagai unsur rasional perusahaan, karena tujuan ini merupakan dasar perancangan dari organisasi.

Sedangkan

manfaat

perencanaan

menurut

Husaini

Usman

(2006:48) adalah sebagai berikut:

1) Sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan; 2) Pemilihan berbagai alternatif terbaik; 3) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan; 4) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi; 5) Membantu lingkungan; 6) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait; 7) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti. manajer menyesuaikan diri dengan perubahan

2.1.2.4 Unsur-unsur Perencanaan Menurut Manullang (2009 : 41), rencana yang baik pada umumnya memuat enam unsur yaitu what, why, where, when, who, how. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008 : 112), pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab secara ilmiah, artinya atas hasil analisis data, informasi, dan fakta, supaya rencana yang dibuat itu relatif baik, pelaksanaannya mudah dan tujuan yang diinginkan akan tercapai. Pertanyaan itu secara rinci berupa : 1. What (apa), apa yang akan dicapai tindakan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai sasaran, sarana dan prasarana apa yang diperlukan harus ada penjelasan dan rinciannya 2. Why (mengapa), mengapa itu menjadi sasaran, mengapa ia harus dilakukan dengan memberikan penjelasan, mengapa ia harus

dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai

3. Where (di mana), di mana tempat setiap kegiatan harus dikerjakan. Perlu dijelaskan dan diberikan alasan-alasannya berdasarkan

pertimbangan ekonomis 4. When (kapan), kapan rencana akan dilakukan. Penjelasan waktu

dimulainya pekerjaan baik untuk tiap-tiap bagian maupun untuk seluruh pekerjaan harus ditetapkan standar waktu untuk memilih pekerjaanpekerjaan itu. Alasan-alasan memilih waktu itu harus diberikan sejelasjelasnya 4. Who (siapa), siapa yang akan melakukannya, jadi pemilihan dan penempatan karyawan, menetapkan persyaratan dan jumlah karyawan yang akan melakukan pekerjaan, luasnya wewenang dari masingmasing pekerja. 5. How (bagaimana), bagaimana mengerjakannya, perlu diberi penjelasan mengenai teknik-teknik pengerjaannya. J.S. Tjeng Bing Tie (1964) dalam buku Dasar-dasar Manajemen yang ditulis M. Manulung berpendapat bahwa perencanaan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:1) Tujuan Organisasi, menjelaskan rencana apa yang menjadi tujuan,

tujuan tersebut dapat bersifat materiil untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, maupun bersifat moral dalam rangka

melaksanakan masyarakat.

tugas

pemerintah

diantaranya

dalam

melayani

2) Politik Organisasi,

merupakan peraturan atau pedoman yang

digariskan bagi tindakan organisasi untuk mencapai tujuan dengan hasil baik.3) Prosedur, memuat prosedur, yakni urutan pelaksanaan yang harus

dilakukan dalam melakukan tindakan.4) Anggaran Belanja, yaitu ikhtisar dari hasil-hasil yang diharapkan

tercapai dan pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai hasil tersebut, yang dinyatakan dalam angka.5) Program Kegiatan, merupakan rangkaian tindakan untuk waktu

yang akan datang. 2.1.2.5 Tahapan Perencanaan Menurut Stoner (Sabardi, 2001 : 55) Perencanaan merupakan kegiatan yang terbagi dalam 4 tahap 1. Tahap 1 : menetapkan serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang apa yang dibutuhkan oleh organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber dayanya secara tidak efektif. Identifikasi prioritas dan menentukan tujuan yang spesifik sehingga memungkinkan organisasi menggunakan sumber dayasumber dayanya secara efektif. 2. Tahap 2 : merumuskan keadaan sekarang

Sejauh mana posisi organisasi dari tujuannya ? Sumber daya-sumber daya apa yang tersedia untuk pencapaian tujuan ? Hanya dengan menganalisis kondisi organisasi saat ini, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan selanjutnya. Komunikasi yang terbuka dengan para anggota organisasi, data keuangan, dan statistik diperlukan pada tahap ini 3. Tahap 3 : identifikasi segala kemudahan dan hambatan Faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya ? Faktor apa saja yang dapat menimbulkan masalah ? walaupun sulit dilakukan, antisipasi situasi, problem dan kesempatan yang mungkin terjadi di masa mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan. 4. Tahap 4 : mengembangkan serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan Tahap terakhir ini melibatkan pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, evaluasi alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik di antara alternatif yang ada untuk pencapaian tujuan. Sesuai pendapat A.M. Williams, sebagaimana dalam buku Soewarno Handayaningrat (1996:135), proses perencanaan meliputi:1) Menentukan/ menetapkan dengan jelas maksud dan tujuan,

menentukan

kebijaksanaan-kebijaksanaan

yang

akan

dilakukan,

maksud dan tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai.

2) Menentukan alternatif, memperhatikan factor-faktor yang dihadapi yaitu kejadian-kejadian yang akan datang, termasuk waktu yang diperlukan, kondisi/situasi untuk menentukan pilihan dari alternatifalternatif yang ada. 3) Mengatur sumber-sumber yang diperlukan, antara lain man, money, equipment, materials, time will be need. 4) Menentukan organisasi, metode dan prosedur5) Menentukan/menetapkan rencana itu sendiri.

Menurut Manullang (2009 : 45) Untuk membuat suatu rencana ada beberapa tindakan yang harus dilalui. Tingkatan-tingkatan atau langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan tugas dan tujuan 2. Mengobservasi dan menganalisis 3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan 4. Membuat sintesis 5. Menyusun Rencana Menurut Siagian (1996: 111-115), proses perencanaan dapat ditinjau dari atau fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara, yaitu: 1) Mengetahui sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik, yaitu: a) Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya.

b)

Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-

sungguh memahami tujuan organisasi. c) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-

sungguh mendalami teknik-teknik perencanaan d) Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti,

artinya rencana harus diikuti oleh programming. e) Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran

pelaksana f) Rencana harus bersifat sederhana, dimana rencana itu

sistematik, prioritas jelas, bahasa mudah dipahami oleh semua kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sudah tercakup. g) Rencana harus luwes, meskipun pola dasar harus bersifat

permanen dan tidak berubah, tapi tergantung keadaan yang dihadapi untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian. h)i)

Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko Rencana harus bersifat praktis (Pragmatis), artinya suatu

rencana harus dapat dicapai dengan memperhitungkan tujuan, kapasitas organisasi, faktor lingkungan, dan lain-lain.j)

Rencana harus merupakan forecasting, rencana harus

merupakan peramalan atas keadaan yang mungkin dicapai. 2) Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian

perencanaan yang harus dijawab dengan memuaskan, yaitu:

a)

Apakah kegiatan yang harus dijalankan dalam pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b) c) Dimana kegiatan tertentu tersebut akan dilaksanakan Dalam perencanaan harus tergambar sistem prioritas yang

akan digunakan, penjadwalan waktu, target phase-phase tertentu yang akan dicapai. d) Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah

tercapainya tujuan. e) Dalam perencanaan harus tergambar tentang pembagian

tugas, wewenang dan tanggung jawab. 3) Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan teknik-teknik ilmiah, yaitu: a) b) Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi Kumpulkan data, yang dimaksud data adalah fakta yang

relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, informasi dari unit organisasi yang lebih rendah, saran dari anggota organisasi yang akan menjadi pelaksana, ide bawahan dan kritik dari dalam dan luar organisasi. c) d) e) f) g) Analisa data Penentuan beberapa alternatif Memilih cara yang kelihatannya terbaik Pelaksanaan pembuatan rencana tersebut Penilaian hasil yang dicapai.

2.1.2.6 Sifat Suatu Rencana Yang Baik Menurut Manullang (2009 : 44) rencana yang baik, haruslah

mengandung sifat-sifat sebagai berikut : 1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang. Kata-kata dalam kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh suatu rencana haruslah sederhana dan mudah dimengerti untuk meniadakan penafsiran yang berbeda 2. Fleksibel, rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang tidak diduga sebelumnya 3. Mempunyai stabilitas, 4. Ada dalam perimbangan, artinya pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada setiap unsur organisasi seimbang dengan

kebutuhannya. 5. Meliputi semua tindakan yang diperlukan, rencana harus meliputi segala-galanya hingga terjamin koordinasi dari tindakan seluruh unsurunsur organisasi. Menurut Hasibuan (2008 : 111), syarat rencana yang baik yaitu : 1. Rencana harus mempunyai tujuan yang jelas, objektif, rasional, dan cukup menantang untuk diperjuangkan 2. Rencana harus mudah dipahami dan penafsirannya hanya satu 3. Rencana harus dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis rasional

4. Rencana harus menjadi dasar dan alat untuk pengendalian semua tindakan 5. Rencana harus dapat dikerjakan oleh sekelompok orang 6. Rencana harus menunjukkan urutan-urutan dan waktu pekerjaan 7. Rencana harus fleksibel, tetapi tidak mengubah tujuan 8. Rencana harus berkesinambungan 9. Rencana harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan 10. Rencana harus berimbang artinya pemberian tugas harus seimbang dengan penyediaan fasilitas 11. Dalam rencana tidak boleh ada pertentangan antardepartemen, hendaknya saling mendukung untuk tercapainya tujuan perusahaan 12. Rencana harus sensitif terhadap situasi, sehingga terbuka tanpa

kemungkinan

untuk

mengubah

teknik

pelaksanaannya

mengalami perubahan pada tujuannya 13. Rencana harus ditetapkan dan diimplementasikan atas hasil analisis data, informasi dan fakta 2.1.2.7 Perencana Perencanaan diproses oleh perencana dan hasilnya berupa rencana. Perencanaan sifatnya dinamis, sedangkan rencana sifatnya statis yang di dalamnya telah ditetapkan tujuan dan pedoman

pelaksanaannya. Terry (2010 : 192) Seseorang manejer melaksanakan tindakan perencanaan. Ada yang merencanakan lebih banyak dibandingkan

dengan yang lain, hal mana disebabkan karena keharusan-keharusan yang timbul karena posisi mereka masing-masing. Manajer dapat memilih antara macam-macam kemungkinan yang ada. Kemungkinan pertama adalah bahwa seorang manajer melaksanakan perencanaanya sendiri. Hal tersebut memerlukan banyak waktu tetapi keuntungannya adalah bahwa pelaksanaan dan perencanaan berkaitan erat satu sama lain. Kemungkinan kedua adalah dimana pihak manajer melakukan

perencanaan, tetapi perencanaan demikian dilaksanakan dengan jalan mamanfaatkan saran-saran dari para rekan, saran-saran tersebut berupa 1) sebelum rencana dirumuskan oleh pihak manajer, 2) setelah rencana tersebut dirumuskan dimana ditunjukkan keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya menurut pandangan pihak bawahan. Kemungkinan ketiga pihak manajer dapat menyajikan garis besar rencana-rencana kepada pihak bawahan yang kemudian melengkapi hal-hal detail. Kemungkinan keempat, para bawahan menyusun rencana dan

menyerahkannya kepada pihak manajer untuk disetujui. Penyusunan rencana itu dapat dikerjakan oleh berbagai pihak, namun karena suatu hal para ahli berpendapat bahwa supaya rencana benar-benar dapat diamalkan haruslah ada joint participation dalam pembuatan rencana tersebut Sebagaimana menurut Terry (dalam Manullang 2009 : 50), planning biasanya planner berembuk dengan orang lain untuk meminta nasihatnya, mencari fakta-fakta dan mendengar pendapat-pendapat orang

lain dan sebagainya. Konsultasi dengan orang mempunyai kemungkinan yaitu untuk memperbaiki plans, dan mudah diterima bawahan. Sehingga itu agar rencana dapat diterima baik oleh semua pihak, ada baiknya diminta pendapat dari berbagai pihak atau mengadakan kompromi dalam penyusunan rencana tersebut. 2.1.3 Pemilihan Gubernur Berdasarkan Amandemen UUD 1945 keempat pasal 18 ayat (4) disebutkan bahwa kepala daerah dipilih secara demokratis, dalam UU No. 32/2004 pasal 24 ayat (1) Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah; Ayat (2) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk provinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut walikota; Ayat (3) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlbantu oleh satu orang wakil kepala daerah; Ayat (4) Wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil walikota; Ayat (5) Kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan Menurut Winarno (2002: 11) mengatakan bahwa: sistem pemilihan secara langsung merupakan alternatif yang paling realistis guna mendekatkan aspirasi demokrasi rakyat dengan kekuasaan pemerintah

dan pada saat yang sama memberikan basis legitimasi politik kepada pejabat eksekutif yang terpilih. Pemilihan secara langsung merupakan solusi terbaik sebagai wujud demokratisasi dalam pemilihan kepala daerah dimana rakyat dapat menentukan sosok pemimpinnya sendiri. Sejalan dengan prinsip mereka yang dipilih bertanggungjawab kepada yang memilih, maka kepala daerah menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah dan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada DPRD. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 pasal 56 ayat (1) menyatakan bahwa : Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum bebas, rahasia, jujur dan adil. Selanjutnya dalam pasal 56 ayat (2) dijelaskan bahwa : pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh partai politik atau gabungan poltik. Penentuan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah tentunya tidak mudah, karena harus memenuhi kriteria yang ditentukan karena seorang pemimpin harus mempunyai kelebihan dan keunggulan. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan bagian dari desentralisasi demokrasi. Partisipasi politik masyarakat dan usaha mengembangkan mekanisme pertanggungjawaban merupakan kebutuhan dalam proses desentralisasi demokratis.

Menurut Agung Djokosukarto, ada 5 dimensi dan tujuan dalam pemilihan kepala daerah secara langsung, yaitu: 1) Mengapresiasikan HAM dalam bidang politik2) Mewujudkan

prinsip

demokrasi

partisipatif

(asas

partisipasi

universal)3) Mewujudkan tatanan keseimbangan kekuasaan antara eksekutif

dan legislatif daerah. 4) Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat madani yang egalite5) Mewujudkan tata kelola pemerintahan derah sesuai dengan prinsip

good governance, serta memperkuat kemandirian daerah dan berotonomi Menurut Fitriyah (2005:1) Pentingnya Pilkada secara langsung membuat semua daerah harus mempersiapkan diri mereka sebaikbaiknya dan berusaha bagaimana dapat berlangsung demokratis dan berkualitas sehingga benar-benar mendapatkan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dapat membawa kemajuan bagi daerah sekaligus memberdayakan masyarakat daerahnya. Selain itu, salah satu tujuan diselenggarakannya pilkada secara langsung ini juga dapat memberikan pendidikan politik bagi masyarakat didaerah, dimana nantinya mereka menjadi lebih pengalaman dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik. Pilkada langsung sebagai pembelajaran politik yang mencakup tiga aspek yaitu: Meningkatkan kesadaran politik masyarakat lokal; Mengorganisir masyarakat kedalam suatu aktivitas politik yang memberikan peluang

lebih besar pada setiap orang untuk berpartisipasi; dan Memperluas akses masyarakat lokal untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka. Selain itu, hal yang terpenting dari pilkada ini adalah sebuah sarana demokratisasi di tingkat lokal yang dapat menegakkan kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan calon yang terpilih akan kuat legitimasinya karena dipilih langsung oleh rakyat sehingga tercipta stabilitas politik dalam

pemerintahan daerah. menurut Fitriyah (2005) Sementara menurut Bambang Purwoko (2005: 10) menjelaskan bahwa: Dalam Pilkada Langsung, demokrasi yang ada berarti terbukanya peluang bagi setiap warga masyrakat untuk menduduki jabatan publik, juga berati adanya kesempatan bagi rakyat untuk menggunakan hak-hak politiknya secara langsung dan kesempatan untuk menentukan pilihan dan ikut serta mengendalikan jalannya pemerintahan. Menurut Lili Hasanuddin dalam Agung Djojosoekarto dan Rudi Hauter (ed), bahwa: Pemilihan langsung dalam bingkai pemerintahan lokal yang demokratis, akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain : 1) Rakyat bisa memilih pemimpinya sesuai dengan hati nuraninya, sekaligus memberikan legitimasi yang besar bagi kepala daerah yang terpilih 2) Menghindari peluang distorsi oleh anggota DPRD untuk

mempraktekkan politik uang

3) Terbuka peluang munculnya calon-calon kepala daerah dari

individu-individu yang memiliki integritas dan kapabilitas dalam memperhatikan kepentingan rakyat, bukan berdasarkan kepentingan partai tertentu, karena dengan sendirinya rakyat hanya akan memilih calon kepala daerah yang memiliki trackrecord yang baik dalam memperjuangkan kepentingan mereka.4) Mendorong calon kepala daerah mendekati rakyat agar bisa

terpilih. Dengan demikian, tidak ada lagi orang yang tidak dikenal rakyat di suatu daerah tiba-tiba menjadi kepala daerah tersebut. 5) Mendorong terjadinya peningkatan akuntabilitas

pertanggungjawaban kepala daerah kepada rakyat. Menurut Purwoko (2003:143) menyatakan bahwa: kelemahan system pemilihan kepala daerah secara langsung antara lain sebagai berikut: 1) Adanya keraguan terhadap kesiapan rakyat Indonesia untuk

menerapkan sistem, karena tingkat pendidikan serta kesadaran politik yang masih sangat rendah, tingkat emosional rakyat horizontal yang bernuansa SARA diberbagai wilayah Indonesia. 2) Sistem ini akan menguntungkan dan memberikan peluang kepada kandidat kepala daerah dari partai besar serta memiliki dana kampanye besar memiliki karisma di masyarakat. 3) Memperkokoh kedudukan dan legitimasi kepala daerah, sehingga kemungkinan besar akan memperlemah posisi DPRD.

4) Menggunakan biaya yang besar, tidak hanya bagi partai politik yang menominasikan, tetapi juga bagi rakyat dan pemerintah daerah. Menurut Purwoko (2003:145) Dampak negatif dari pemilihan kepala daerah secara langsung adalah kemungkinan munculnya konflik

horizontal di masyarakat dan tersisihkanya kelompok minoritas dalam kancah politik lokal. Hal inilah yang patut diwaspadai sejak dini, karena masyarakat yang secara langsung bersentuhan dengan personal yang didukungnya. Jadi, terdapat kemungkinan bahwa jika suatu saat orang yang dijagokan tidak terpilih ataupun tidak lulus dalam seleksi, dan pasti kecurigaan akan muncul dan menyorot pada kinerja KPU, maka yang menjadi sasaran adalah KPU setempat. 2.1.4 KPU Dalam Perencanaan Pemilihan Gubernur KPU merupakan suatu lembaga organisasi yang merupakan suatu organisasi yang betanggungjawab dalam menyelenggarakan pilkada dalam hal ini pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo Tahun 2011. Dalam suatu organisasi rencana diperinci melalui tingkatantingkatan yang membentuk hierarki dan parallel dengan struktur organisasi. Pada setiap tingkatan, rencana mempunyai dua fungsi : menyediakan peralatan untuk pencapaian serangkaian sasaran dari rencana tingkatan di atasnya, dan sebaliknya menunjukkan sasaran yang harus dipenuhi rencana tingkatan di bawahnya. Rencana dari manajemen puncak akan dibuat menjadi rencana-rencana yang lebih terperinci oleh satuan-satuan manajemen dan lini pertama.

Ada dua tipe utama rencana : (1) rencana-rencana strategik yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas,

mengimplementasikan misi yang memberikan alasan khas keberadaan organisasi dan (2) rencana-rencana operasional pengurangan lebih terperinci bagaimana strategic akan dicapai Unsur-Unsur rencana dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan meliputi berbagai tingkatan dan setiap tingkatan

berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti program pengiklanan, prosedur seleksi personalia, anggaran, dan lainlain. Hal-hal yang menjadi pola dasar berpikir dalam membuat perencanaan, agar pembuat planning memperoleh bayangan serta gambaran yang lengkap dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki oleh organisasi yang bersangkutan diperlukan pokok-pokok pembuatan

perencanaan sebagai berikut : 1) Tujuan apakah yang akan dicapai dalam pembuatan perencanaan 2) Mengapa hal tersebut perlu dilakukan3) Oleh siapa rencana itu akan dilakukan

4) Kapan akan dilakukan 5) Dimanakah perencanaan itu dilakukan 6) Dengan cara bagaimana dan dengan alat-alat apa yang diperlukan untuk merealisasikannya 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

Beberapa persoalan penting yang perlu disikapi dan perlu direncanakan oleh penyelenggara pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo di wilayah Kabupaten Pohuwato dalam hal ini KPU Kabupaten Pohuwato dalam pelaksanaan Pilgub nanti meliputi pokok-pokok perencanaan1) Tujuan apakah yang akan dicapai dalam pembuatan perecanaan

tersebut (what)2) Mengapa hal tersebut perlu dilakukan (why) 3) Oleh siapa rencana itu akan dilakukan (who) 4) Di manakan perencanaan itu akan dilakukan (where) 5) Dengan cara bagaimana dan dengan alat-alat apa yang diperlukan

untuk merealisasikannya (how)

UU No 32 Tahun 2004 dan UU No 12 Tahun 2008

Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo Tahun 2011

KPU Provinsi Gorontalo sebagai penyelenggara Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo

Dalam penyelenggaraan dibutuhkan perencanaan yang meliputi : 1) Tujuan apakah yang akan dicapai dalam pembuatan perecanaan tersebut (what) 2) Mengapa hal tersebut perlu dilakukan (why) 3) Oleh siapa rencana itu akan dilakukan (who) 4) Di manakan perencanaan itu akan dilakukan (where) 5) Dengan cara bagaimana dan dengan alat-alat apa yang diperlukan untuk merealisasikannya (how)

Kendala-Kendala yang dihadapi

Upaya yang dilakukan

Terencananya pemilihan gubernur provinsi gorontalo dengan baik

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sarwono (2010 :2) menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis Pendekatan kualitatif dalam penelitian lebih mengutamakan proses dari hasil informasi dan data merupakan aspek utama dalam mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi pada saat berlangsungnya proses penelitian. Pendekatan ini pula didasarkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alamiah dan data menggambarkan peristiwa-peristiwa yang ditemukan atau yang diamati. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2011 sampai dengan 31 Mei 2011 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo 3.3 Jenis dan Sumber Data Pada prinsipnya sumber data merupakan subyek diperolehnya suatu data. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Arikunto (2006 : 129) sebagai berikut : Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti baik itu pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan tehnik observasi maka sumber datanya dapat berupa benda, bergerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti

menggunakan dokumentasi maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang bersumber dari dua jenis data yaitu: 1. Data primer adalah data yang langsung diterima dari pihak pertama berupa pendapat pribadi yang subyektif sifatnya. Oleh karena itu agar relative cenderung obyektif dilakukan pengumpulan data dari beberapa

responden yang memenuhi syarat peneitian. Dalam hal ini data primer yang penulis gunakan diperoleh melalui wawancara dengan anggota KPU Kabupaten Pohuwato dan unsur kesekretariatan KPU Pohuwato 2. Data sekunder adalah data yang sudah diolah berbagai pihak yang sifatnya sudah lebih obyektif dan dapat dikumpulkan dari buku, koran, majalah, jurnal, seminar dan hasil penelitian orang lain. Dalam hal ini data sekunder yang digunakan antara lain dokumen-dokumen tentang pelaksanaan Pemilu tahun sebelumnya, peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Pohuwato 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teknik Wawancara Wawancara merupakan suatu cara untuk mendapatkan data penelitian dengan mengadakan kontak langsung atau dialog antara peneliti dengan subyek atau responden penelitian. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2007:72), pengertian wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melaui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 2. Teknik Dokumentasi Arikunto (2006:206) mengatakan Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data dari dokumen-dokumen yang ada baik di instansi terkait maupun di lokasi peneliti. antara lain dokumen-dokumen tentang pelaksanaan Pemilu tahun sebelumnya, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Pohuwato 3.5. Informen dan Cara Menentukannya Informan adalah sumber data primer yang mampu memberikan informasi mengenai diri/keadaan orang lain, atau memberikan informasi tentang situasi dan kondisi lingkungannya (Rusidi, 2003:14). Mengingat fokus penelitian adalah perencanaan, maka pada prosedur sampling, yang terpenting adalah bagaimana penentuan informan (key forman). Dalam penelitian kualitatif sampel yang digunakan bukanlah sampel statistik atau probability sampling seperti yang dilakukan pada penelitian kuantitatif. Namun lebih bersifat selektif, dimana peneliti menggunakan berbagai pertimbangan berdasarkan konsep/teoritis yang dipergunakan, keingin tahuan pribadi dan karakteristik pribadi, sehingga diharapkan mampu menagkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi yang penuh arti, yang lebih berharga dari sekedar pertanyaan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka. Artinya hanya individu-individu tertentu yang mendapatkan kesempatan menjadi anggota sampel

(Sugiama, 2008:120). Secara spesifik teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Arikunto (2002:117) bahwa sampel bertujuan atau purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata/random atau di daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Kemudian pada teknik purposive sampling ini peneliti berupaya mencari keyakinan terlebih dahulu bahwa individu yang dipilih sebagai sampel merupakan dari individu yang paling yang tepat telah

(Sugiama,2008:121).

Merujuk

pendapat-pendapat

dijelaskan di atas, dalam penelitian ini teknik purposive sampling penulis gunakan untuk menemukan informan-informan awal yang diperkirakan paling memahami tentang objek masalah yang diteliti. Sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai perencanaan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo, maka dalam penelitian ini yang dijadikan key forman dalam penelitian ini adalah yang terkait dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dapat dilihat dalam Tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1 Daftar Informan No. 1. 3. 4. 5. 6. Informan KPU Provinsi Gorontalo KPU Kabupaten/Kota Sekretariat KPU Provinsi Sekretariat KPU Kabupaten/Kota Wakil Partai Politik Jumlah Jumlah 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 5 Orang

3.6. Metode Analisa Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis kualitatif, yaitu menjawab dan memecahkan masalah melalui pemahaman dan

pendalaman secara utuh dan menyeluruh dari objek yang diteliti guna menghasilkan kesimpulan yang bersifat deskriptif sesuai dengan kondisi dan waktu, apabila data dan fakta serta informasi telah cukup memadai, maka akan dituangkan ke dalam bentuk laporan dengan menggunakan metode penulisan induktif, dari yaitu penarikan data kesimpulan yang setelah di

memberikan

pemaparan

berbagai

diperoleh

lapangan.Dalam menganalisis data penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menyeleksi data Menyeleksi data yaitu proses mengolah dan memilah-milah data guna mendapatkan data dan keterangan yang diperlukan untuk diolah dan

diproses. Pada tahap ini data-data direduksi, dirangkum dipilih yang cocok dan relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dengan cara ini diharapkan dapat meningkatkan mutu data yang akan diolah dan dinalisis. 2. Klasifikasi Mengelompokkan data yang diperoleh tersebut sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada guna memperoleh gambaran umum yang jelas tentang obyek yang diteliti. 3. Interpretasi data Interpretasi data merupakan proses mencari arti yang lebih luas dari jawaban yang telah diperoleh dengan jalan menghubungkan dengan ilmu pengetahuan dan penemuan yang sudah ada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo adalah salah satu provinsi termuda di wilayah Indonesia yang memanjang dari timur ke barat di bagian utara Pulau Sulawesi, memiliki luas wilayah 12.215,44 km2 atau 0,64% dari luas wilayah seluruh Indonesia. Berada pada posisi geografis antara 0,19 1,15 Lintang Utara dan 121,23 123,43 Bujur Timur. Batas-batas administratif Provinsi Gorontalo meliputi :a. Sebelah Utara b. Sebelah Timur

: Laut Sulawesi : Provinsi Sulawesi Utara : Teluk Tomini : Provinsi Sulawesi Tengah

c. Sebelah Selatand. Sebelah Barat

Sesuai dengan UU No.10 tahun 1964, dinyatakan bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan bagian wilayah administrasi dari Provinsi Sulawesi Utara. Namun, banyaknya aspirasi masyarakat seiring dengan era otonomi daerah maka berdasarkan UU No.38 tahun 2000 wilayah Gorontalo ditetapkan sebagai provinsi ke-32 lepas dari Provinsi Sulawesi Utara. Pada saat berdiri pertama kalinya, Provinsi Gorontalo terdiri atas Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kota Gorontalo selanjutnya berdasarkan UU No.6 tahun 2003

dilakukan pemekaran yang ditandai dengan pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Pohuwato. Secara topografi permukaan tanah di Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh karenanya, Gorontalo memiliki banyak gunung dengan ketinggian berbeda dengan Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung tertinggi dengan ketinggian 2100 m dari permukaan laut. Disamping mempunyai banyak gunung, provinsi ini juga memiliki banyak sungai dengan sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boalemo dengan panjang 99,3 Km merupakan sungai terpanjang.

Tabel 4.2 Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan di Provinsi Gorontalo Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Kab. Boalemo 7 82 Kab. Pohuwato 13 104 Kab. Gorontalo 18 205 Kab. Gorontalo Utara 6 123 Kab Bone Bolango 17 134 Kota Gorontalo 9 50 Jumlah 70 698

Sebagai sebuah daerah agraris Gorontalo merupakan penghasil beberapa tanaman pangan terutama Jagung yang dijadikan komoditi unggulan beberapa tahun terakhir, selanjutnya padi, kelapa, cengkeh, kemiri dan pala yang tersebar di seluruh kabupaten se-Gorontalo.

Disamping itu, dengan kondisi daerah yang relatif subur dan berbukit Gorontalo juga merupakan penghasil komoditi sayur-sayuran yang belum dikembangkan secara optimal. Jenis sayur-sayuran yang dihasilkan dan dapat dikembangkan lebih lanjut antara lain cabe, tomat dan bawang. Di bidang peternakan, kondisi daerah yang memiliki areal lahan kering dan padang rumput yang luas sangat cocok untuk pengembangan peternakan antara lain sapi, kambing dan kerbau. Di bidang perikanan dan kelautan, Gorontalo memiliki potensi yang sangat besar mulai dari budidaya air tawar, budi daya tambak, budi daya laut dan perikanan tangkap (marine fishery). Komoditi yang menjadi unggulan daerah ini dan masih perlu dikembangkan karena potensinya yang baik adalah rumput laut dan perikanan laut. 4.1.2. Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo KPU Provinsi Gorontalo memiliki visi menjadi penyelenggaran Pemilu Legislatif, Pilpres, Pemilu Kepala Daerah yang damai, serta memiliki misi 1. Mewujudkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik rakyat Gorontalo untuk berpatisipasi aktif dalam Pemilu, Pilpres dan Pemilu Kepala Daerah sesuai asas Pemilu yang bersendikan religius 2. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilu secara adil, setara, serta menegakkan Pemilu / Pilpres / Pemilu Kepala Daerah secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang undangan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo merupakan bagian dari Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Nasional dimaksudkan bahwa Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetap dimaksudkan bahwa Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga, menjalankan tugasnya secara berkesinambungan meskipun keanggotaannya dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sedangkan mandiri dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan dan melaksanakan

Pemilihan Umum bersikap mandiri dan bebas dari pengaruh manapun disertai dengan transparansi dan pertanggungjawaban sesuai dengan Peraturan Perundangundangan. Selain melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban tersebut di atas Komisi Pemilihan Umum Kabupaten juga diberi wewenang untuk menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam Undang undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007. Tugas dan wewenang KPU Provinsi dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah meliputi : a. merencanakan program, anggaran, dan jadwal Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi; b. menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Provinsi, KPU

Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS dalam Pemilu Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dengan memperhatikan pedoman dari KPU; c. menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiaptiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan peraturan perundang-undangan; d. mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU; e. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; f. menerima daftar pemilih dari KPU Kabupaten/Kota dalam

penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi; g. menetapkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi yang telah memenuhi persyaratan; h. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi yang bersangkutan dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara;

i. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat hasil penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Provinsi, dan KPU; j. menetapkan dan mengumumkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi berdasarkan hasil rekapitulasi

penghitungan suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dari seluruh KPU Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi yang bersangkutan dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara; k. menerbitkan keputusan KPU Provinsi untuk mengesahkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dan

mengumumkannya; l. mengumumkan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi terpilih dan membuat berita acaranya; m. melaporkan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi kepada KPU; n. memeriksa pengaduan dan/atau laporan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota; o. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu Provinsi; p. menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif kepada anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris KPU Provinsi, dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan

yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Panwaslu Provinsi dan ketentuan peraturan perundang-undangan; q. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Provinsi kepada masyarakat; r. melaksanakan pedoman yang ditetapkan oleh KPU; s. memberikan pedoman terhadap penetapan organisasi dan tata cara penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/ Kota sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; t. melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi; u. menyampaikan laporan mengenai hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden, gubernur, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi; dan v. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU dan/ atau undang-undang

TABEL 4.2 NAMA KETUA DAN ANGGOTA KPU PROVINSI GORONTALO PERIODE 2008-2013 No Nama Jabatan

1 2 3 4 5

Salahudin Pakaya, S.Ag, MH Ferianto Madjowa, S.IK Ahmad Abdullah, S.Ag H. Muh. N. Tuli, M.Ag Drs. Djaridin Nento, MBA

Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota

Ketua KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mempunyai tugas: a. memimpin rapat pleno dan seluruh kegiatan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; b. bertindak untuk dan atas nama KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota ke luar dan ke dalam; c. memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan d. menandatangani seluruh peraturan dan keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten mempunyai tugas melayani pelaksanakan tugas dan wewenang KPU dalam

penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan di atas Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut . a. Penyusunan program dan anggaran Pemilu di Kabupaten. b. Pemberian pelayanan teknis pelaksanakaan penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten.

c. Pemberian Pelayanan Administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, anggaran dan perlengkapan. d. Perumusan dan penyusunan bantuan serta penyelesaian masalah dan sengketa hukum. e. Pemberian dan Pelayanan informasi Pemilu, partisipasi masyarakat, dan penyelenggaraan hubungan masyarakat, bagi keperluan Pemilihan Umum. f. Pengelolaan logistik dan distribusi barang/jasa keperluan Pemilu. g. Pengelolaan data Pemilu. h. Pelaksanaan kerjasama antar lembaga. Sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretariat Kabupaten/Kota, maka Sekretariat KPU Provinsi Gorontalo terdiri dari Sekretaris yang

membawahi 3 (tiga) bagian yaitu Bagian Program, Data, Organisasi dan Sumber Daya Manusia; Bagian Keuangan, Umum dan Logistik; Bagian Hukum, Teknis, dan Hubungan Partisipasi Masyarakat, yang tergambar dalam struktur organisasi berikut ini :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat KPU Provinsi GorontaloSekretaris Drs. Abdul Haris Hadju

Drs. H Abd. Rahman Husain, M.Si

KEPALA BAGIAN PROGRAM, DATA, ORGANISASI & SDM

KEPALA BAGIAN KEUANGAN UMUM & LOGISTIK Drs. Wiliam Kolondam KASUBAG KEUANGANSri Yanti Tangkudung

KEPALA BAGIAN HUKUM TEKNIS & HUB. PARTISIPASI MASYARAKAT

A.K. Didi Baga, SH, MH KASUBAG HUKUMSukrI Hala, SH

KASUBAG PROGRAM DA DATAFadli H. Alamri, S.Sos, M.Si

KASUBAG SUMBER DAYA MANUSIADonald Ilahude

KASUBAG UMUM DAN LOGISTIKDrs. Henry A. Abay, M.Si

KASUBAG TEKNIS & HUPMASAniki Suleman, S.Sos

4.2. Analisa Hasil Penelitian Penelitian tentang Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo dalam perencanaan pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo tahun 2011 ditinjau dari sisi perencanaan menurut Terry dari segia. Tujuan apa yang ingin dicapai

4.2.1. Sumber Daya Manusia

B. Analisis Hasil Penelitian

C. Pembahasan

DAFTAR PUSTAKA BUKU Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Brantas, 2009, Dasar-Dasar Manajemen Alfabeta : Bandung Handayaningrat Soewarno, Pengantar Study Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta, Haji Masagung, 1996) Hasibuan Malayu SP, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi revisi, cetakan 4, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005). _____, Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas. Bumi Aksara : Jakrta Mintorogo, Antonius (, Pengantar Ilmu Administrasi, Jakarta, STIA LAN Press, 2000). Moleong, Lexy.J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya, Bandung Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta Nasution, 2006, Metode Research (Penelitian Ilmiah) Usul Tesis Desain Penelitian, Hipotesis, Validitas, Sampling, Populasi, Observasi Wawancara, Angket, Bumi Aksara, Jakarta. Nawawi, Hadari, Perencanaan SDM Unit Organisasi Profit Yang Kompetitif, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2000) Poerwadarminta, 1991, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Purwoko, Bambang, 2003, Makanisme Pemilihan Kepala Daerah Antara Regulasi dan Realita Politik, dalam Karim Abdul Gaffar (ed), Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Riduwan, 2007, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Sarwono, Jonathan. Perbedaan Dasar Antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif sbektiistiyanto.files.wordpress.com/.../perbedaandasar-kual-kuan.ppt di download tanggal 10 januari 2010 Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung ____________, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D, Alfabeta, Bandung. Sutrisno, Bernard Dermawa, 2002, Konflik Politik di KPU Dalam Pemilu 1999, Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Terry, George R, 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen.Bumi Aksara. Jakarta Wasisitiono, Sadu, 2003, Manajemen Pemerintahan Daerah, Fokus Media, Bandung. _____, 2003, Kapita Selekta Penyalenggaraan Pemerintah Daerah, Fokus Media, Bandung. Winarno Budi, 2008, Globalisasi Peluang atau Ancaman Bagi Indonesia, Erlangga, Jakarta Winarno Budi, 2008 Sistem Politik Indonesia Era Reformasi.: MedPress, Yogyakarta

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Amandemen Keempat Undang-Undang Dasar 1945. Undang undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua UU No 32 Tahun 2004 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No 04 Tahun 2010 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. HALAMAN PENGAJUAN.................................................................. HALAMAN PENGESAHAN............................................................... PERNYATAAN KEASLIAN............................................................... KATA PENGANTAR.......................................................................... ABSTRAK.......................................................................................... ABSTRACT........................................................................................ DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ BAB I PENDAHULUAN................................................................... A. Latar Belakang Masalah ............................................... B. Rumusan Masalah ........................................................ C. Tujuan Penelitian .......................................................... D. Manfaat Penelitian ........................................................ BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... A. Tinjauan Teori ............................................................... 1. Komisi Pemilihan Umum............................................ 2. Perencanaan ............................................................. a. Pengertian ............................................................. b. Asas-Asas Perencanaan ...................................... c. Tujuan dan Manfaat Perencanaan........................ d. Unsur-Unsur Perencanaan ................................... e. Tahapan Perencanaan ......................................... f. Sifat Suatu Rencana Yang Baik ........................... g. Perencana............................................................. 3. Pemilihan Gubernur...................................................

i ii iii iv v vii viii ix xi xii xiii 1 1 4 5 5 7 7 7 12 12 14 17 19 21 25 26 28

4. KPU dalam Perencanaan Pemilihan Gubernur ........ B. Kerangka Konseptual Penelitian ................................... BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... A. Pendekatan Penelitian .................................................. B. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................... C. Jenis dan Sumber Data.................................................. D. Teknik Pengumpulan Data............................................. E. Informen dan Cara Menentukannya.............................. F. Metode Analisa Data...................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... A. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................. 1. Gambaran Umum Provinsi Gorontalo ...................... 2. Gambaran Umum KPU Provinsi Gorontalo.............. B. Analisa Hasil Penelitian dan Pembahasan ................... 1. Perencanaan KPU dalam Menyelenggarakan Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo.................... 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Perencanaan KPU Provinsi dalam Pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo 3. Upaya KPU Provinsi Gorontalo Untuk Mengatasi hambatan Yang Ada.................................................. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ A. Kesimpulan .................................................................... B. Saran ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... LAMPIRAN ........................................................................................

33 35 37 37 37 38 39 40 42 44 44 44 46 63 63 73 77 79 79 80 81 84

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Kecamatan dan Desa/ Kelurahan di Provinsi Gorontalo. 46 2. Nama Ketua dan Anggota KPU Provinsi Gorontalo Periode 2008-2013....................................................................... 52

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Konsep Penelitian........................................................ 36 2. Struktur Organisasi Sekretariat KPU Provinsi Gorontalo ............ 54

. Bab I Pendahuluan ........................................................................... 1.1. Latar Belakang Masalah ................................................ 1.2. Rumusan Masalah ......................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................... Bab II Tinjauan Pustaka.................................................................... 2.1. Tinjauan Teori ................................................................ 2.1.1. Komisi Pemilihan Umum ........................................ 2.1.2 Perencanaan........................................................... 2.1.3. Pemilihan Gubernur ............................................... 2.1.4. KPU Dalam Perencanaan Pemilihan Gubernur...... 2.2. Kerangka Konseptual Penelitian.................................... Bab III Metodologi Penelitian ............................................................ 3.1. Pendekatan Penelitian ................................................... 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................... 3.3. Jenis dan Sumber Data.................................................. 3.4. Teknik Pengumpulan Data............................................. 3.5. Informen dan Cara Menentukannya............................... 3.6. Metode Analisa Data...................................................... Daftar Pustaka................................................................................... 1 1 5 6 6 8 8 8 13 23 28 30 32 32 32 33 34 35 37 39

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah TESIS ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (MAGISTER) dibatalkan serta di proses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Gorontalo, Mei 2011 Mahasiswa

Misrah Djaka NPM : P0903022 Ilmu Administrasi

TESIS

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO DALAM PERENCANAAN PEMILIHAN GUBERNUR PROVINSI GORONTALO TAHUN 2011

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister

Program Studi Ilmu Administrasi

Disusun dan diajukan oleh

MISRAH DJAKA

Kepada

PROGRAM PASCA SARJANA STIA BINA TARUNA GORONTALO 2011

TESIS

KPU PROVINSI GORONTALO DALAM PERENCANAAN PEMILIHAN GUBERNUR PROVINSI GORONTALO TAHUN 2011

MISRAH DJAKA

PROGRAM PASCA SARJANA STIA BINA TARUNA GORONTALO 2011

TESIS

PERENCANAAN KPU PROVINSI GORONTALO DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR PROVINSI GORONTALO TAHUN 2011 Disusun dan Diajukan Oleh :

MISRAH DJAKA NPM : P0903022

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal Juni 2011 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Menyetujui : Komisi Penasehat

(Prof.Dr.H.Muh Tahir Malik, M.Si) Mengetahui Ketua Program Studi Magister Ilmu Administrasi

(Drs. Usan Bagou, M.Si)

Direktur Pascasarjana STIA Bina Taruna Gorontalo

(Dra. Lisda Van Gobel, M.PA)

(Prof. Dr.H.Zainuddin Bolong, MA)

IDENTITAS MAHASISWA dan Tim Penguji Prof. Dr.H.Zainuddin Bolong, MA NIP/NPP : 13020788100 Ishak Hala, S.Pd NID : 0902048401

PEDOMAN WAWANCARA NAMA INFORMAN JABATAN INFORMAN TANGGAL1.

: : :

KPU sebagai lembaga yang bertanggungjawab menyelenggarakan PEMILU dan PILKADA yang bersifat independen dan mampu secara aktif serta efektif menyelenggarakan pemilu khususnya pemilihan gubernur yang akan diselenggarakan di Provinsi Gorontalo, sudah sejauhmana persiapannya ? Tugas dan Wewenang KPUD sebagaimana tercantum dalam UU No 32 Tahun 2004 serta UU No 12 Tahun 2008, PP No 6 Tahun 2005 adalah merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Perencanaan meliputi penetapan tujuan, penentuan strategi, kebijaksanaan, program, metode dan anggaran. Dari segi perencanaan tujuan apa yang ingin dicapai oleh KPU Provinsi sebagai Penyelenggara pemilihan gubernur ?2.

Dari apa yang bapak kemukakan tadi, apa alasan KPU menetapkan rencana atau tujuan tersebut ?3. 4.

Siapa saja sumber daya manusia (SDM) yang akan KPU rekrut sebagai panitia baik di tingkat provinsi, kabupaten kecamatan sampai dengan di kelurahan atau desa ? 5. Kapan perencanaan ini dimulai ???

6. Mengenai anggaran, berapa besar anggaran yang dialokasikan untuk pilgub ini ?7.

Program atau tahapan apa saja yang telah Kebijaksanaan atau peraturan yang KPU buat yang mendukung dan

KPU rencanakan8.

meliputi apa saja ? Faktor apa saja menghambat penyelenggaraan pilgub9.

10. Upaya apa saja yang telah KPU persiapkan untuk mencegah adanya hambatan-hambatan nantinya.

PEDOMAN WAWANCARA NAMA INFORMAN JABATAN INFORMAN TANGGAL : : WAKIL PARTAI POLITIK :

1. Apa yang bapak harapkan terhadap pemilihan Gubernur Provinsi Gorontalo 2. Apa saran bapak untuk KPU dalam merencanakan pemilihan gubernur nantinya 3. Selama KPU di Wilayah Provinsi Gorontalo dibentuk, apakah KPU telah melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai penyelenggara Pemilu.