Proposal Tesis (Baru) Bab3
-
Upload
muhammad-iqbal -
Category
Documents
-
view
25 -
download
8
description
Transcript of Proposal Tesis (Baru) Bab3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif di sajikan dalam bentuk angka-angka. Hal sesuai dengan ungkapan
Suharsimi (2006) bahwa pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak
dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan hasilnya. Desain dalam penelitian ini menggunakan quasi
experiment dengan jenis Pre-Test-Post-Test control group design. Pemilihan desain ini
karena dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok sampel yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan pemilihan desain ini diharapkan dapat
terlihat perbedaan antara kelompok dengan kemampuan penalaran matematis dan
disposisi matematis dengan kelompok konvensional. Rancangan penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kelompok A O1 X O2
Kelompok B O3 O4
Keterangan:
O1 = tes awal untuk kelompok eksperimen
O2 = tes akhir untuk kelompok eksperimen
O3 = tes awal untuk kelompok kontrol
19
20
O4 = tes akhir untuk kelompok kontrol
X = perlakuan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Rancangan di atas merupakan kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol
(B) dengan kemampuan yang sama (homogen). Pada kedua kelompok tersebut, sama-
sama dilakukan pretest dan post-test. Kelompok eksperimen (A) yang diberikan
treatment/perlakuan dengan model PBL, sedangkan kelompok B tidak diberikan
perlakuan dengan model PBL, melainkan dengan model pembelajaran konvensional.
3.2 Populasi dan Sampel
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 8 Banda Aceh. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010), variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga dapat informasinya, kemudian ditarik
suatu kesimpulan. Ada 2 macam variabel penelitian kuantitatif, yaitu
1. Variabel bebas (independen variable)
21
Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya. Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah model pembelajaran
problem based learning
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah
kemampuan penalaran matematis dan disposisi matematis
3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Sanjaya (2013) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari beberapa instrumen, yaitu:
1. Tes kemampuan
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa tes. Tes yang
diberikan ada 2 jenis, yaitu tes pretes yang dilakukan sebelum pembelajaran dan tes
postes yang dilakukan setelah pembelajaran. Kedua tes tersebut dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang digunakan adalah tes kemampuan penalaran
matematis siswa dalam bentuk uraian yang terdiri dari beberapa indikator. Adapun
kriteria pemberian skornya berpedoman pada indikator dalam tabel berikut
22
Tabel 3.1 Kriteria Penskoran Penalaran Matematis Berdasarkan IndikatorIndikator Penalaran
MatematisReaksi terhadap masalah Skor
1. Menyajikan pernyataan
matematika secara lisan,
tertulis, gambar, dan
diagram
1. Tidak ada jawaban 0
2. Tidak menyajikan pernyataan
matematika baik secara tertulis,
gambar, ataupun diagram dan
melakukan perhitungan tetapi salah
1
3. Tidak menyajikan pernyataan
matematika baik secara tertulis,
gambar, ataupun diagram tetapi
melakukan perhitungan dengan benar
2
4. Menyajikan pernyataan matematika
baik secara tertulis, gambar, ataupun
diagram dan melakukan perhitungan
tetapi salah
3
5. Menyajikan pernyataan matematika
baik secara tertulis, gambar, ataupun
diagram dan melakukan perhitungan
dengan benar
4
2. Menarik kesimpulan,
menyusun bukti,
memberikan alasan atau
bukti terhadap beberapa
solusi
1. Tidak ada jawaban 0
2. Tidak menarik kesimpulan, menyusun
bukti, memberikan alasan atau bukti
terhadap beberapa solusi dan
melakukan perhitungan tetapi salah
1
3. Tidak menarik kesimpulan, menyusun
bukti, memberikan alasan atau bukti
terhadap beberapa solusi dan
2
23
melakukan perhitungan dengan benar
4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti,
memberikan alasan atau bukti
terhadap beberapa solusi dan
melakukan perhitungan tetapi salah
3
5. Menarik kesimpulan, menyusun bukti,
memberikan alasan atau bukti
terhadap beberapa solusi dan
melakukan perhitungan dengan benar
4
3. Menarik kesimpulan dari
pernyataan
1. Tidak ada jawaban 0
2. Tidak menarik kesimpulan dari
pernyataan dan melakukan
perhitungan tetapi salah
1
3. Tidak menarik kesimpulan dari
pernyataan dan melakukan
perhitungan dengan benar
2
4. Menarik kesimpulan dari pernyataan
dan melakukan perhitungan tetapi
salah
3
5. Menarik kesimpulan dari pernyataan
dan melakukan perhitungan dengan
benar
4
4. Menentukan pola atau
sifat dari gejala
matematis untuk
membuat generalisasi
1. Tidak ada jawaban 0
2. Tidak menentukan pola atau sifat dari
gejala matematis untuk membuat
generalisasi dan memberikan
perhitungan tetapi salah
1
3. Tidak menentukan pola atau sifat dari
gejala matematis untuk membuat
2
24
generalisasi dan memberikan
perhitungan dengan benar
4. Menentukan pola atau sifat dari gejala
matematis untuk membuat
generalisasi dan memberikan
perhitungan tetapi salah
3
5. Menentukan pola atau sifat dari gejala
matematis untuk membuat
generalisasi dan memberikan
perhitungan dengan benar
4
2. Skala disposisi matematis
Menurut Azwar (2007: 97), skala sikap disusun untuk mengungkap sikap pro dan
kontra, positif, dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Skala
disposisi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat disposisi matematis
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model PBL. Dalam hal
ini skala disposisi yang digunakan adalah skala likert. Skala Likert adalah skala yang
dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena dalam pendidikan (Djaali dan
Muljono, 2007). Pedoman penskoran skala disposisi dengan menggunakan skala likert
yaitu
25
Tabel 3.2 Penskoran Skala Disposisi
KategoriPilihan Jawaban
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4
1) Uji validitas butir soal
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang mau
diinginkan. Sundayana (2010) menjelaskan bahwa untuk menguji validitas tes
digunakan rumus korelasi antara skor item dengan skor total butir tes dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi pearson, yaitu:
r xy=N ∑ XY −¿¿
Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah peserta tes
X = skor item soal yang diperoleh siswa
Y = skor total seluruh item soal yag diperoleh siswa
Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi seperti yang
ditetapkan oleh J.P. Guilford (Suherman: 2003) sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir SoalKoefisien validitas Interpretasi
26
0,80<r xy≤1,00 Validitas sangat tinggi
0,60<r xy≤0,80 Validitas tinggi
0,40<r xy≤0,60 Validitas sedang
0,20<r xy≤0,40 Validitas rendah
0,00<r xy≤0,20 Validitas sangat rendah
r xy= 0,00 Tidak valid
Setelah di kategorikan, kemudian dilakukan uji-t, rumus yang digunakan
t hitung=r √ n−21−r2 di banding t tabel dengan rumus t tabel=t∝(dk=n−2) dengan kriteria
pengujian bahwa soal dikatakan valid jika t hitung> ttabel, dan soal dikatakan tidak valid jika
terjadi sebaliknya.
2) Realibilitas tes
Sundayana (2010) menjelaskan reabilitas tes adalah suatu alat yang memberikan
hasil yang sama, dengan demikian hasil pengukuran yang diberikan kepada subjek harus
tetap sama, meskipun dilakukan oleh orang berbeda, waktu berbeda bahkan pada tempat
yang berbeda. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan mengunakan rumus
Cronbach’s Alpha (∝) yaitu:
r11=( nn−1 )(1−∑ s1
2
s12 )
Keterangan: r11= koefisien reliabilitas
27
N = banyak butir tes
∑ s12 = jumlah varians item
s12 = varians total
Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien reabilitas dengan
menggunakan kriteria dari J.P. Guilford (Suherman: 2003), yaitu
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien ReliabilitasKoefisien Reliabilitas ( r ) Interprestasi
0,00≤r < 0,20 Sangat rendah
0,20≤r < 0,40 Rendah
0,40≤r < 0,60 Sedang/cukup
0,60≤r < 0,80 Tinggi
0,80≤r < 1,00 Sangat tinggi
3) Tingkat kesukaran
Tujuan menganalisis tingkat kesukaran untuk melihat apakah soal tergolong sukar
atau mudah. Menurut Sundayana (2010) tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus:
TK= SA+SBIA+ IB
Keterangan:
TK : Tingkat kesukaran
SA : Jumlah skor kelompok atas
SB : Jumlah skor kelompok bawah
28
IA : Jumlah skor ideal kelompok atas
IB : Jumlah skor ideal kelompok bawah
Klasifikasi untuk menginterpretasikan kriteria tingkat kesukaran, yaitu
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat KesukaranTingkat Kesukaran ( TK ) Interprestasi
TK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < TK≤ 0,30 Sukar
0,30 < TK≤ 0,70 Sedang
0,70 < TK≤ 1,00 Mudah
TK = 1,00 Terlalu mudah
4) Daya Pembeda
Galton (dalam Suherman: 2003) menjelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir
soal untuk menyatakan sejauh mana kemampuan soal tersebut membedakan siswa yang
menjawab benar dan siswa yang menjawab salah. Untuk menghitung daya pembeda
digunakan rumus:
DP=SA−SBIA
Keterangan:
DP : Daya pembeda
SA : Jumlah skor kelompok atas
SB : Jumlah skor kelompok bawah
29
IA : Jumlah skor ideal kelompok atas
Klasifikasi untuk menginterpretasikan kriteria daya pembeda, yaitu
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya BedaDaya Pembeda Evaluasi Butiran Soal
DP≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP≤ 0,70 Baik
0,70 < DP≤ 1,00 Sangat baik
3.5 Teknik Analisis Data
Pengolahan data menjadi bagian penting dalam metode ilmiah, karena dengan
adanya pengolahan data dapat mengetahui jawaban dari rumusan masalah. Ada dua jenis
data yang di analisis dalam penelitian ini, yaitu data berupa hasil tes kemampuan
penalaran matematis dan data berupa hasil skala sikap siswa dengan pembelajaran PBL.
Langkah-langkah pengujian statistik dalam penelitian ini adalah
1. Data kemampuan penalaran matematis
a. Menentukan skor hasil tes awal dan tes akhir kemampuan penalaran matematis
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Menentukan skor peningkatan kemampuan penalaran matematis dengan
menggunakan rumus N-gain ternormalisasi
30
gainternormalisasi=( post t es score )−( free test score)
(maximum posible score )−( free test score)
Hasil dari N-gain diinpretasikan dengan menggunakan klasifikasi berikut
Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain TernormalisasiBesarnya N-gain (g) Klasifikasi
g ¿0,70 Tinggi
0,30 < g ≤ 0,70 Sedang
g ≤ 0,30 Rendah
c. Menguji normalitas data skor tes awal dan tes akhir. Uji normalitas ditentukan
dengan rumus chi-square (khi-kuadrat) sebagai berikut:
χ2=∑ ( f o−f e )2
f e
Keterangan:
χ2 = chi-square (khi-kuadrat)
f o = frekuensi dari yang diamati
f e = frekuensi yang diharapkan
Selanjutnya χ2hitung dibandingkan dengan χ2
tabel atau α χ 2(dk = k-1)
dengan α=0,05 dan k = banyak kelas pada tabel frekuensi. Kriteria
pengujiannya jika χ2hitung≥ χ2
tabel, maka data tidak berdistribusi normal, dan
begitu juga sebaliknya.
31
d. Menguji homogenitas varians skor tes awal dan N-gain yang bertujuan untuk
melihat keseragaman atau tidaknya varians sampel yang diambil dari populasi
yang sama. Adapun rumusnya adalah
Fhitung=varians terbesarvarians terkecil
Selanjutnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel atau αFdk1, dk2 dengan
α=0,05 dan dk = n-1. Kriteria pengujiannya jika Fhitung ≥ Ftabel, maka kedua
kelompok tidak homogen, dan begitu juga sebaliknya
e. Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen, maka selanjutnya
dilakukan uji perbedaan rata-rata tes awal dengan menggunakan uji-t yaitu
Independent Sampel t-test
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
t = x1−x2
S √ 1n1
+ 1n2
dengan derajat kebebasan n1 + n2 – 2
s2 = (n1−1 ) s1
2+(n2−1 ) s22
n1+n2−2
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika −t1−1
2α<t hitung> t
1−12
α
Namun, untuk data yang tidak berdistribusi normal maka pengujiannya
menggunakan uji non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
32
f. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis dan
disposisi matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan
menggunakan model PBl dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional
dilakukan uji anava dua jalur.
Adapun pengujian yang akan di uji dalam penelitian ini adalah
Hipotesis 1:
“Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning lebih baik daripada pembelajaran konvensional”
H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran
matematis siswa yang menggunakan model problem based learning
dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H0 : µ1 ≠ µ2 Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang
menggunakan model problem based learning lebih baik daripada siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Hipotesis 2:
“Peningkatan kemampuan disposisi matematis siswa dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning lebih baik daripada pembelajaran konvensional”
H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan disposisi matematis
siswa yang menggunakan model problem based learning dengan siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
33
H0 : µ1 ≠ µ2 Peningkatan kemampuan disposisi matematis siswa yang
menggunakan model problem based learning lebih baik daripada siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan ada empat tahapan, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap pembuatan laporan
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan yaitu observasi tempat penelitian,
menetapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian, pembuatan perangkat bahan
ajar (RPP, LKS) serta instrumen penelitian yang akan di validasi oleh para ahli,
melakukan uji coba instrumen untuk melihat kualitasnya, kemudian merevisi instrumen
(jika diperlukan) dan mencobakannya kembali.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan meliputi pemberian pretest pada
kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol), melakukan kegiatan pembelajaran
(kelas eksperimen di ajarkan dengan model pembelajaran PBL dan kelas kontrol di
ajarkan dengan model pembelajaran konvensional), memberikan posttest pada kedua
kelas di akhir pembelajaran, kemudian memberikan skala disposisi matematis siswa
tentang matematika pada kedua kelas tersebut.
3. Tahap analisis data
34
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis skor
data yang diuji menggunakan statistik, menginterpretasikan skor data, menghitung
persentase dari kategori skala likert.
4. Tahap pembuatan laporan
Setelah mengolah data dengan pengujian statistik, kemudian membuat hasil
laporan dari mulai persiapan dalam penelitian hingga menarik kesimpulan.