PROPOSAL RONDE HERNIA KAJEN.docx
-
Upload
fayla-el-chov -
Category
Documents
-
view
59 -
download
4
description
Transcript of PROPOSAL RONDE HERNIA KAJEN.docx
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HERNIA SCROTALIS DEXTRA
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu klien
dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu bentuk
pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan seluruh
keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim keperawatan
untuk merencanakan pemecahan masalahnya.
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut
adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana bagi
perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk membahas masalah
keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh tim
keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde
keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, di samping itu pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konsuler, kepala ruangan,
perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim. Ronde
keperawatan merupakan pendekatan keperawatan untuk mengatasi permasalahan klien
secara lansung dengan melibatkan klien dan keluarga secara langsung dengan
didampingi perseptir dan seluruh manajemen ruangan melalui klarifikasi proses
keperawatan yang telah dilaksanakan kepada klien.
Ronde keperawatan yang akan dilakukan pada tanggal 23 April 2014, akan
membahas dan mengatasi masalah yang terjadi pada Tn. T, dengan diagnosa medis
Hernia Scrotalis Dextra, Klien masuk ruang Seroja pada tanggal 20 April 2014 jam
18.00 WIB.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ronde keperawatan dilakukan untuk membahas dan mendapatkan
penyelesaian/mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh klien Tn. T.
2. Tujuan Khusus
a Menumbuhkan cara berpikir secara kritis pada klien dengan Hernia
Scrotalis Dextra
b Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien Hernia Scrotalis Dextra
c Meningkatkan validitas data klien dengan Hernia Scrotalis Dextra
d Menilai kemampuan justifikasi pada kasus Hernia Scrotalis Dextra
e Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja khususnya pada
kasus Hernia Scrotalis Dextra
f Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan pada
Hernia Scrotalis
C. Peran
1. Menjelaskan keadaandan data demografi klien.
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
D. Sasaran
1. Nama : Tn. T
2. Umur :13 Th
3. Diagnosa medis : Hernia Scrotalis Dextra
E. Langkah-langkah
1. Strategi pelaksanaan ronde keperawatan
No Tahap Kegiatan Tim Kegiatan Klien Waktu
1 Pre
Ronde
a. Penetapan kasus
b. Pemberian informed
consent kepada
keluarga klien
c. Menyiapkan proposal
ronde keperawatan
- Memberikan
persetujuan
5 Menit
2 Ronde a. Penjelasan biodata
klien oleh perawat
assosiate
b. Perawat assosiate
menjelaskan hasil
pengkajian klien.
c. Perawat assosiate
menjelaskan masalah
keperawatan yang
muncul.
d. Perawat assosiate
menjelaskan rencana
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Mendengarkan
15
menit
tindakan yang telah,
belum dan yang akan
dilaksanakan serta
memilih prioritas
yang perlu
didiskusikan.
e. Perawat assosiate
menjelaskan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah dan yang
akan ditetapkan.
f. Diskusi dan Tanya
jawab
g. Selanjutnya assosiate
bersama pembimbing
dan konsultan
melakukan validitas
terhadap masalah-
masalah yang
ditemukan di ruang
keperawatan Seroja
- Mendengarkan
- Bertanya
3 Post
Ronde
a. Pendokumentasian
selama proses Ronde
keperawatan.
b. Menentukan rencana
tindak lanjut
pemberian asuhan
keperwatan.
c. Merapikan tempat
klien.
d. Penutup,
mengucapkan salam
5 menit
2. Strategi waktu pelaksanaan Ronde
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 23 April 2014
c. Pukul : 13.00 WIB
d. Tempat : Ruang perawatan Seroja RSUD Kajen Kab. Pekalongan
e. Ronde keperawatan dihadiri oleh pembimbing, perawat konsultan, perawatan
primer dan perawat assosiate.
F. Pengorganisasian
1. Klien : Tn. T
2. Keluarga : Tn. Z
3. Kepala Ruang :M. Taufiqurrohman
4. Perawat Primer :Teguh Priyanto dan M. Faqihuddin
5. Perawat Assosiate : Nur Faela Sofa
6. Perawat Assosiate :Dian Lestariningsih
7. Pembimbing Klinik :Dwi Harto, S.Kep. NS
8. Pembimbing Akademik : Beny Arief S, S.Kep Ns
G. Materi
Terlampir
H. Media
Dalam ronde keperawatan yang akan dilakukan pada Tn. T di ruang Seroja
RSUD Kajen Kab. Pekalongan disampaikan secara lisan.
I. Setting Tempat
Keterangan:
: Klien
: Keluarga
: Penyaji
: Anggota Tim
: Perawat Ruang
: Pembimbing
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak dengan keluarga dan kepala ruang
b. Persiapan ronde keperawatan
c. Menyajikan proposal ronde
d. Menyiapkan rencana strategi pelaksanaan ronde keperawatan
2. Evaluasi proses
a. Keluarga dapat bekerja sama selama ronde keperawatan
b. Pelaksanaan diskusi tentang masalah keperawatan yang timbul
c. Peran perawat primer, perawat pelaksana saat ronde
3. Evaluasi hasil
a. Identifikasi masalah klien
b. Adanya pemecahan masalah klien
c. Adanya respon dari tindakan yang telah dilakukan
K. Materi
Materi terlampir
HERNIA SCROTALIS DEXTRA
A. Pengertian
Hernia adalah suatu kelemahan pada dinding otot perut di segmen usus atau
struktur perut menonjol. Hernia dapat juga penetreate melalui cacat lainnya di dinding
perut, melalui diafragma, atau melalui struktur lainnya dalam rongga perut.
(Donna,2000)
Hernia adalah penonjolan serat atau ruas organ atau jaringan melalui lubang
yang abnormal (Dorlan, hal 842)
Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat biasanya. Hernia scrotal
adalah burut lipat pada laki-laki yang turun sampai ke dalam kantung buah zakar
(Laksman, 2002, hal 153).
Dextra merupakan istilah yang menyatakan sesuatu yang berada disebelah
kanan dari dua struktur yang serupa atau yang berada disebelah kanan tubuh.
(Dorlan, hal 517)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hernia scrotalis dextra adalah
hernia inguinalis lateralis dimana penonjolan serat atau ruas organ atau jaringan yang
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan mencapai
scrotum bagian kanan.
B. Etiologi
Hernia scrotalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat (akuistik), hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih banyak
terjadi pada pria, berbagai faktor penyebab berperan pada pembukaan pintu masuk
hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan
isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat mendorong isi hernia
melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
Faktor yang dapat dipandang berperan kausal adalah adanya peninggian tekanan
di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia, jika kantung
hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia scrotalis.(Sjamsuhidajat ,
Jong, 1997, hal 706)
Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah:
1. Kerja otot yang terlalu kuat.
2. Mengangkat beban yang berat.
3. Batuk kronik.
4. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi.
5. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (TIA)
seperti: obesitas dan kehamilan.
C. Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke
daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam
beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu,
maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka
biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul
hernia inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup
namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka
kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi misalnya pada hipertropi
prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis
internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk
ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus
inguinalis eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut
juga hernia scrotalis.
Hernia dapat disebabkan karena faktor kongenital dimana kanalis inguinalis
belum menutup sehingga bila anak batuk atau menangis maka tekanan intra abdomen
meningkat. Hernia juga dapat terjadi karena kerusakan pada keutuhan dinding otot dan
peningkatan tekanan intra abdomen. Kerusakan dinding otot hasil dari lemahnya
kolagen atau adanya rongga pada inguinal. Kelemahan otot ini dapat diperoleh karena
proses menua. Peningkatan tekanan intra abdomen berhubungan dengan kondisi
kehamilan dan obesitas, atau dapat juga terjadi karena mengangkat beban berat atau
batuk. Dengan kondisi tersebutlah maka akan timbullah hernia.
D. Klasifikasi
Beberapa tipe hernia adalah:
1. Hernia Inguinal, terdiri dari 2 macam yaitu indirek dan direk. Hernia inguinalis
indirek atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang terjadi
melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui kanalis
inguinalis. Sedangkan hernia inguinalis direk yang disebut juga hernia inguinalis
medialis yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area
yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach.
2. Hernia Femoral adalah hernia yang menonjol melalui cincin femoral dalam
kanalis femoral.
3. Hernia Umbilikal adalah hernia yang menonjol melalui cincin umbilikal, terjadi
ketika muskulus rektus lemah atau saluran umbilikal gagal menutup setelah lahir.
4. Hernia Insisional adalah hernia yang terjadi pada bagian dari sebuah insisi operasi
sebelumnya.
Berdasarkan sifatnya hernia dibagi 4 macam:
1. Hernia Reponibel yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika
bediri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak
ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2. Hernia Ireponibel atau hernia akreta yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat
dikembalikan ke dalam rongga. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa
nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
3. Hernia Inkaserata yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, sehingga isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut yang
mengakibatkan gangguan pasase atau vaskularisasi.
4. Hernia Strangulata yaitu pada saat terjadi jepitan sehingga vaskularisasi
terganggu, dengan berbagai tingkatan gangguan mulai dari bendungan sampai
terjadi nekrosis.
E. Gejala Klinis
a. Nyeri
b. Muntah, mual
c. Nyeri abdomen
d. Distensi abdomen
e. Kram
f. Ada penonjolan keluar
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Serum elektrolit meningkat.
2. Leukosit : >10.000 – 18.000 /mm3
3. Foto sinar X di daerah hernia.
4. Hemoglobin ; Hemoglobin yang rendah dapat mengarah pada anemia/kehilangan
darah.
5. Hematokrit ; peningkatan hematokrit mengindikasikan dehidrasi
6. Urinalisis ; BUN, Creatinin, munculnya bakteri mengindikasikan infeksi.
7. GDA ; Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
8. EKG ; Untuk mengetahui kondisi jantung.
G. Penatalaksanaan Medik
1. Istirahat tirah baring dan beri diit lunak/diit saring
2. Operatif
a. Hernioplasty: memperkecil angulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis.
b. Herniotomy: pembesaran hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebaskan, jika ada perlengketan kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
c. Herniorraphy: mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan muskulus transversus
internus dan muskulus oblikus internus abdominalis ke ligamen inguinale.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2, Jakarta, EGC
Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika
aeusculapeus.
Ignatavicius, Donna, et.All, 2000, Medical Surgical Nursing.Philadelphia, W.B Saunders
Company.