Proposal Program Bermain
-
Upload
unhyharsul -
Category
Documents
-
view
13 -
download
3
description
Transcript of Proposal Program Bermain
PROPOSAL PROGRAM BERMAIN RUANG PERAWATAN IIRSUD SYEKH YUSUF GOWA TAHUN 2015
Nama Pasien : An......
Usia : .........
Diagnosa Medik : .........
Tingkat Perkembangan
1. Personal Sosial
Teori
a. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin
dilakukan supaya di anggap di masyarakat
b. Anak mulai mengetaahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan
lingkungan disekitarnya
c. Menyadari hak dan kepentingan orang lain
d. Mulai dapat bermain dengan teman sebaya
e. Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunyai
kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
f. Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul”
dan sosialisasi dengan teman sebaya.
Kondisi Klien saat ini :
a. Klien hanya berbaring dan sesekali duduk di tempat tidur.
b. Klien hanya bermain bersama orangtua tanpa bersosialisasi dengan
pasien yang lain
c. Klien hanya memperhatikan orang lain di sekitarnya dari tempat
tidurnya.
2. Motorik Kasar
Teori :
Perkembangan motorik kasar anak usia 3-5 tahun
Usia 3 tahun
a. Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
b. Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
c. Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan
berpeganngan pada peganngan tangga
d. Berlari berputar-putar tanpa kendala
e. Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
f. Melompat dengan salah satu kaki 5 kali Melompat dengan sebelah
kaki lainnya dalam satu lompatan
g. Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan
kaki
h. Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
i. Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda
roda tiga
j. Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
k. Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
l. Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang
m. Menjiplak lingkaran
n. Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
o. Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan
gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi
menjadi dua bagian.
Usia 4 tahun
a. Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
b. Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari
sejauh 6 kaki
c. Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
d. Lomba lari
e. Melompat ke depan 10 kali
f. Melompat kebelakang sekali
g. Bersalto/ berguling ke depan
h. Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan
kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara
bersamaan.
i. Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3
kaki
j. Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang
berjarak 4-6 kaki darinya
k. Membangun menara setinggi 11 kotak
l. Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat
dikenali orang lain
m. Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
n. Menjiplak gambar kotak
o. Menulis beberapa huruf
Usia 5 tahun
a. Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik
b. Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke
samping
c. Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut
d. Melompat dua meter dengan salah satu kaki
e. Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang
bola
f. Menangkap bola tennis dengan kedua tangan
g. Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
h. Mengayun tanpa bantuan
i. Menangkap dengan mantap
j. Menulis nama depan
k. Membangun menara setinggi 12 kotak
l. Mewarnai dengan garis-garis
m. Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari
n. Menggambar orang beserta rambut dan hidung
o. Menjiplak persegi panjang dan segi tiga
p. Memotong bentuk-bentuk sederhana.
Kondisi Klien saat ini :
Klien terbaring di tempat tidur dan mampu bangun untuk duduk di
tempat tidur, klien dalam keadaan lemah. Klien juga memiliki ruang gerak
kecil untuk bermain di tempat tidur.
3. Motorik Halus
Teori :
Perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun
usia 3 tahun
a. menggambar mengikuti bentuk
b. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
c. membuka menutup kotak
d. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
Usia 4 tahun
a. menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang dilihat
b. mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya
c. menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin
d. menyelesaikan puzzel 4 keping
Usia 5 tahun
a. melipat
b. menggunting sesuai pola
c. menyusun mainan konstruksi bangunan
d. mewarnai lebih rapi tidak keluar garis
e. meniru tulisan
Kondisi Klien saat ini :
a. Klien bisa menulis jika ada contoh diberikan oleh pemeriksa
b. Klien juga mengenal gambar dan ibunya mengatakan klien
suka mencoret-coret dinding di rumah
c. Ibu klien mengatakan anaknya juga biasa bermain benda-
benda kecil untuk disusun
4. Bahasa
Teori :
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang
dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau
lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100
kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat
menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan
bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga
sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.
Kondisi Klien saat ini :
a. Klien menggunakan bahasa sebagai media pertukaran verbal
b. Klien berbicara menggunkan lebih dari 6 kata
c. Klien mampu menyebutkan nama-nama hari dalam seminggu
Jenis Permainan : Mewarnai gambar, menggambar sederhana dan menyusun
Puzzle sederhana
Alat yang digunakan : 1. Crayon warna warni
2. Buku mewarnai
3. Buku gambar
4. Puzzle sederhana
Aturan Permainan
1. Anak diberikan buku mewarnai, buku gambar dan crayon warna warni
2. Anak diperkenalkan dengan gambar-gambar apa saja yang ada dalam buku
gambar
3. Anak diminta mewarni gambar apa saja dalam buku tersebut dengan
menggunakan crayon warna warni dan menggambar apa saja yang
diketahui di buku gambar
4. Perawat mengajarkan kepada anak cara merangkai puzzle sederhana
5. Anak diminta untuk merangkai puzzle sederhana secara mandiri
6. Anak harus menyelesaikan tindakan mewarnai, menggambar dan
merangkai puzzle dengan lengkap.
Tujuan Bermain
1. Mengetahui perkembangan motorik halus anak
2. Mengembangkan kreatifitas anak
3. Mengurangi kebosanan akibat hospitalisasi
Pelaksanaan : Kamis, 14 Agustus 2014
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang Perawatan II Kamar III di tempat tidur pasien
Peserta : Klien, orang tua dan saudara klien
Pembimbing : Ns. Badollahi, S.Kep.
Observer : Kelompok 1 Mahasiswa Ners UIN Alauddin Makassar
Model Permainan
Keterangan :
: Tempat Tidur
: Klien
: Perawat
: Orang tua
: Pemimbing
: Observer
Evaluasi
Rencana evaluasi pada permainan ini yaitu :
1. Klien dapat mengenali gambar-gambar yang ada dalam buku gambar,
seperi gambar mangga, pisang, semangkan, dan anggur
2. Klien dapat mengenali bagian-bagian dari buah, seperti daun, buah, dan
batangnya
3. Klien dapat menggambar secara vertikal, horisontal dan lingkaran dalam
buku tersebut.
4. Klien dapat mengenali 5 macam warna pada crayon
5. Klien mampu merangkai puzzle sampai selesai dengan bantuan minimal.
PROPOSAL
PROGRAM TERAPI BERMAIN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI RUANG
PERAWATAN II RSUD SYEKH YUSUF GOWA 2014
OLEH :LIZA FAUZIA, S.Kep
70900114008
CI LAHAN CI INSTITUSI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
TERAPI BERMAIN MEWARNAI DAN BERMAIN PUZZLE
A. Defenisi Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak
dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara
untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan
pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
B. Kategori Bermain
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri. Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakkan aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.
C. Ciri-ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.
E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya
tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh
anak pre school. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.
F. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan
kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.
G. Tahap Perkembangan Bermain
1. Tahap eksplorasi : Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara
bermain
2. Tahap permainan : Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam
tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan : Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun : Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan
permainan berikutnya.
H. Defenisi Terapi Mewarnai
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada
anak.
puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang, Salah
satu alat permainan yang bernilai edukatif adalah PUZZLE. Bermain puzzle
selain menyenangkan juga meningkatkan keterampilan anak. Puzzle
merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak
dalam merangkainya. Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental
anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam
menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat saat ia menyelesaikan puzzle
pun merupakan salah satu pembangkit motifasi untuk mencoba hal-hal yang
baru baginya.
I. Manfaat
Terapi bermain meawarnai :
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.
3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia prasekolah, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negative.
6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
Manfaat Bermain Puzzle :
1. Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan kemampuan
anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan.
Anak balita direkomendasikan banyak mendapatkan latihan keterampilan
motorik halus.Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara
aktif menggunakan jari-jari tangannya. Supaya puzzle dapat tersusun
membentuk gambar maka bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati.
Perhatikan cara anak-anak memegang bagian puzzle akan berbeda dengan
caranya memegang boneka atau bola. Memengang dan meletakkan puzzle
mungkin hanya menggunakan dua atau tiga jari, sedangkan memegang boneka
atau bola dapat dilakukan dengan mengempit di ketiak (tanpa melibatkan jari
tangan) atau menggunakan kelima jari dan telapak tangan sekaligus.
2. Meningkatkan Keterampilan Kognitif
Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan untuk
belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi
anak balita karena anak balita pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan
warna yang menarik. Dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan
masalah yaitu menyusun gambar. Pada tahap awal mengenal puzzle, mereka
mungkin mencoba untuk menyusun gambar puzzle dengan cara mencoba
memasang-masangkan bagian-bagian puzzle tanpa petunjuk. Dengan sedikit
arahan dan contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan
kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna,
atau logika. Contoh usaha anak menyesuaikan warna misalnya warna merah
dipasangkan dengan warna merah. Contoh usaha anak menggunakan logika,
misalnya bagian gambar roda atau kaki posisinya selalu berada di bawah.
3. Meningkatkan Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang
lain. Puzzle dapat dimainkan secara perorangan. Namun puzzle dapat pula
dimainkan secara kelompok. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara
kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok anak
akan saling menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain. Jika
anak bermain puzzle di rumah orang tua dapat menemani anak untuk
berdiskusi menyelesaikan puzzlenya, tetapi sebaiknya orang tua hanya
memberikan arahan kepada anak dan tidak terlibat secara aktif membantu anak
menyusun puzzle.
4. Melatih Logika.
Membantu melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar burung. Anak
dilatih menyimpulkan di letak sayap, kaki, dan paruh burung sesuai logika.
5. Melatih koordinasi mata dan tangan.
Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata anak untuk mencocokkan
keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Puzzle juga
membantu anak mengenal dan menghapal bentuk.
6. Melatih kesabaran.
Bermain puzzle membutuhkan ketekunan, kesabaran dan memerlukan waktu
untuk berfikir dalam menyelesaikan tantangan.
7. Memperluas pengetahuan.
Anak akan belajar banyak hal, warna, bentuk, angka, huruf. Pengetahuan yang
diperoleh dari cara ini biasanya mengesankan bagi anak dibandingkan yang
dihafalkan. Anak dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, buah-
buahan, alfabet dan lain-lain. Tentu saja dengan bantuan ibu dan ayah.