Proposal Pkl

download Proposal Pkl

of 24

description

pkl

Transcript of Proposal Pkl

PERBEDAAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Gracillaria sp) DENGAN METODE TEBAR DAN METODE LONG LINE DI KECAMATAN JABON, KABUPATEN SIDOARJO

USULAN PRAKTEK KERJA LAPANGMANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Oleh :FANDI PUTRA PRASTIDANIM. 115080101111048

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG 2014PERBEDAAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Gracillaria sp) DENGAN METODE TEBAR DAN METODE LONG LINE DI KECAMATAN JABON, KABUPATEN SIDOARJO

USULAN PRAKTEK KERJA LAPANGPROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANJURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana PerikananDi Fakultas Perikanan Dan Ilmu KelautanUniversitas BrawijayaMalang

Oleh :

FANDI PUTRA PRASTIDANIM. 115080101111048

Menyetujui,Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Umi Zakiyah, MSiNIP. 19600505 198601 1 004Tanggal:

Mengetahui,PLH Ketua Jurusan MSP

Dr. Ir. Arning Wiludjeng E., MSNIP. 19620805 198603 2 001Tanggal:

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Usulan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul PERBEDAAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Gracillaria sp) DENGAN METODE TEBAR DAN METODE LONG LINE DI KECAMATAN JABON, KABUPATEN SIDOARJO. Dalam penyusunan Proposal Praktek Kerja Lapang ini tentunya tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Praktek Kerja Lapang ini berjalan dengan baik atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua maupun dosen dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. Ir. Diana Arfiati MS, Selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan2. Dr. Ir. Umi Zakiyah, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan serta nasehat yang telah diberikan.3. Orang tua tercinta dan keluarga, yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta4. Teman-teman yang telah membantu selama proses pembuatan proposalSemoga Usulan Praktek Kerja Lapang ini dapat diterima dengan baik,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, AminMalang, 23 April 2014

PenulisDAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUANiiKATA PENGANTAR3DAFTAR ISI4daftar tabel6daftar gambar71. PENDAHULUAN81.1 Latar Belakang81.2 Rumusan Masalah101.3 Maksud dan Tujuan101.4 Kegunaan111.5 Waktu dan Tempat112. MATERI DAN METODE PRAKTEK KERJA LAPANG132.1 Materi Praktek Kerja Lapang132.2 Alat Yang Digunakan132.3 Bahan Yang Digunakan132.4 Metode Praktek Kerja Lapang132.5 Metode Pengumpulan Data142.5.1 Data Primer142.5.2 Data Sekunder152.6 Penetapan Lokasi Praktek Kerja Lapang152.7 Tahapan Praktek Kerja Lapang Pengamatan Pertumbuhan Rumput Laut162.7.1 Pengamatan Pertumbuhan Rumput Laut (Gracillaria sp) Dengan Metode Long Line162.7.2 Pengamatan Pertumbuhan Rumput Laut (Gracillaria sp) Dengan Metode Tebar172.8 Pengukuran Nitrat dan Fosfat serta Kualitas Air yang diukur172.8.1 Nitrat172.8.2 Orthofosfat182.8.3 Suhu182.8.4 Derajat Keasaman (pH)182.8.5 Oksigen Terlarut (DO)192.9 Analisis Data19DAFTAR PUSTAKA21LAMPIRAN22Lampiran 1. Alat dan Bahan22Lampiran 2. Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang24

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Praktek Kerja Lapang12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lokasi Praktek Kerja Lapang16

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia adalah negara maritim, hampir 70% wilayahnya terdiri dari perairan dengan panjang pantai kurang lebih 81.000 km. Dimana wilayah tersebut merupakan pantai yang subur, kaya akan berbagai jenis sumber daya hayati seperti ikan, udang, terumbu karang dan sebagainya yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Namun tidak semua sumberdayanya dimanfaatkan dengan baik. Sebagian dari pemanfaatan tersebut hanya berfokus pada beberapa sumberdaya seperti perikanan yang kemudian membuat sumberdaya yang lain tidak di perhitungkan nilai ekonomisnya.Salah satu sumber daya yang kurang diperhitungkan nilai ekonomisnya jika dibandingkan dengan sumber daya pesisir yang lain adalah rumput laut. Rumput laut merupakan salah satu sumberdaya yang memiliki berbagai macam manfaat antara lain adalah penghasil agar, karaginan dan alginate. Salah satu jenis rumput laut penghasil agar ialah Gracilaria sp.Salah satu tempat penghasil rumput laut terbesar untuk jenis Gracilaria sp di Jawa Timur bertempat di wilayah Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Adapun secara geografis terletak pada 07008` - 08032` LS dan 112028` - 112050` BT. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki keadaan alam sekitar yang dapat mendukung untuk pertumbuhan rumput laut jenis Gracillaria sp.Gracillaria sp merupakan salah satu jenis rumput laut yang mempunyai batang daun semu sehingga dimasukkan dalam golongan Thallophyta. Talus Gracillaria sp tersusun oleh jaringan yang kuat, warna merah ungu kehijau-hijauan, bercabang-cabang mencapai tinggi 1-3 dm dengan garis tengah cabang antara 0,5-2,0 mm. Bentuk cabang silindris dan meruncing di ujung cabang (Irvine dan Price, 1978 dalam Amalia, 2013). Gracillaria sp mempunyai toleransi cukup luas terhadap faktor-faktor lingkungannya, dapat hidup di perairan yang tenang pada subtrat berlumpur, kisaran salinitas antara 5- 43% dan pH berkisar antara 6-9 (Hoyle, 1975 dalam Widyorini, 2010). Karena itulah rumput laut jenis ini dapat tumbuh diperairan Indonesia.Pertumbuhan rumput laut dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal yang berpengaruh antara lain : jenis galur, bagian thallus yang ditanam dan umur. Sedangkan faktor eksternal adalah keadaan lingkungan fisika dan kimia yang dapat berubah menurut ruang dan waktu, penganan bibit, perawatan tanaman dan metode budidaya (Mubarak, 1991 dalam Susilowati dkk, 2005).Keberhasilan budidaya rumput laut sangat tergantung pada teknik budidaya yang tepat dan dengan metode budidaya yang sesuai. Metode budidaya yang dipilih hendaknya dapat memberikan pertumbuhan yang baik, mudah dalam penerapannya dan bahan baku yang digunakan murah serta mudah didapat (Abdullah, 2011).Beberapa metode yang dapat di gunakan untuk budidaya rumput laut antara lain metode long line dan metode tebar atau yang lebih sering dikenal dengan metode lepas dasar. Metode long line adalah cara membudidayakan rumput laut dikolom air (eupotik) dekat permukaan perairan dengan menggunakan tali yang dibentangkan dari satu titik ke titik yang lain dengan panjang 25-50 m, dapat dalam bentuk lajur lepas atau terangkai dalam bentuk segiempat dengan bantuan pelampung dan jangkar (PPKP, 2011). Sedangkan menurut Nafed (2011), metode lepas dasar dikerjakan dengan mengikatkan bibit rumput laut pada tali - tali yang dipatok secara berjajar jajar di daerah perairan laut dengan kedalaman antara 30 - 60 cm. Rumput laut ditanam di dasar perairan.Banyak metode yang digunakan untuk budidaya rumput laut. Sehingga untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan masing-masing metode yang di gunakan, maka diperlukan data yang nantinya dapat di gunakan untuk mengetahui perbedaannya, yaitu antara menggunakan metode long line dan metode tebar. Untuk itulah dilakukan penelitian ini.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :1. Bagaimanakah pertumbuhan rumput laut (Gracilaria sp) apabila menggunakan metode tebar?2. Bagaimanakah pertumbuhan rumput laut (Gracilaria sp) apabila menggunakan metode long line?3. Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan rumput laut (Gracilaria sp) apabila menggunakan metode tebar dan metode long line? 1.3 Maksud dan TujuanMaksud dari Praktek Kerja Lapang ini agar mendapatkan pengalaman dalam usaha pengembangan rumput laut (Gracillaria sp) dengan Metode Tebar dan Metode Long Line di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.Tujuan dari Praktek Kerja Lapang yang akan dilakukan ialah untuk mempelajari dan memahami serta mengetahui secara langsung mengenai perbedaan pertumbuhan rumput laut jenis Gracillaria sp dengan metode tebar dan metode long line di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.1.4 KegunaanKegunaan dari Praktek Kerja Lapang ini antara lain :1. MahasiswaDengan mengetahui dan mempelajari pertumbuhan rumput laut metode tebar dan metode long line, mahasiswa dapat pengetahuan lebih tentang perbedaan pertumbuhan rumput laut tersebut. 2. Progam Studi Manajemen Sumberdaya PerairanDapat dijadikan sebagai sumber informasi keilmuan mengenai pertumbuhan rumput laut menggunakan metode tebar maupun long line, sehingga dapat digunakan untuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, serta dapat menjadi dasar untuk penulisan dan penelitian lebih lanjut.3. PemerintahDapat dijadikan sebagai sumber informasi dan rujukan dalam menentukan kebijakan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan yang berkelanjutan serta peningkatan dan pengembangan rumput laut sebagai salah satu komoditas unggulan produk perikanan.1.5 Waktu dan TempatPraktek Kerja Lapang ini akan dilaksanakan di wilayah Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo pada Bulan Maret Juni 2014. Sedangkan analisis Kualitas Air dilaksanakan di Laboratorium Hidrologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Adapun jadwal pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini dapat dilihat pada tabel 1.NoKegiatanAprilMeiJuniJuli

Minggu ke:1234123412341234

1Survey Lokasi

2Pembuatan Proposal

3Pengambilan Sampel

4Pengamatan Sampel

5Penyusunan Laporan

Tabel 1 Jadwal Praktek Kerja Lapang2. MATERI DAN METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

2.1 Materi Praktek Kerja LapangMateri dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah melakukan percobaan pertumbuhan rumput laut jenis Gracillaria sp di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tebar dan metode long line.2.2 Alat Yang DigunakanAlat-alat yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat dilihat pada lampiran 1. 2.3 Bahan Yang DigunakanBahan-bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat dilihat pada lampiran 1.2.4 Metode Praktek Kerja LapangMetode yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan atau kejadian pada suatu daerah tertentu. Menurut Suryabrata (2010), metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan keadaan atau kejadian-kejadian pada suatu daerah tertentu. Kegiatan yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang ini meliputi pembuatan media pertumbuhan budidaya rumput laut jenis (Gracillaria sp) lalu melakukan penanaman bibit rumput laut dan selanjutnya melakukan pengamtan terhadap pertumbuhan bagian thallus pada rumput laut jenis (Gracillaria sp) baik yang menggunkan metode long line maupun metode tebar.2.5 Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dalam Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan cara mengambil dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari observasi langsung, partisipasi aktif dan wawancara. Sedangkan data sekunder didapat dari studi pustaka.2.5.1 Data PrimerMenurut Mulyanto (2008), data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama. Survei dilakukan apabila data sudah ada di sasaran penelitian. Teknik pengumpulan data ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan partisipasi aktif yang dilakukan di tempat Praktek Kerja Lapang (PKL).a. ObservasiObservasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena, dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian (Musfiqon, 2012). Dalam Praktek Kerja Lapang ini observasi dilakukan terhadap lokasi budidaya rumput laut di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.b. Partisipasi AktifPartisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung di lapang. Partisipasi aktif pada Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan penanaman rumput laut (Gracillaria sp) dengan menggunakan metode tebar dan metode long line.

c. WawancaraPengumpulan data menggunakan teknik wawancara dilakukan untuk mencari data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mendalam dari informan. Dalam proses wawancara terjadi proses tanya jawab antara peneliti dan informan, baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur (Musfiqon, 2012). Dalam Praktek Kerja Lapang ini wawancara bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang pertumbuhan rumput laut (Gracillaria sp) dengan metode tebar dan metode long line.2.5.2 Data SekunderMenurut Azwar (1997), data sekunder dapat berupa data dokumen atau data laporan yang telah tersedia. Dalam Praktek Kerja Lapang ini, data sekunder diperoleh melalui jurnal, laporan PKL, skripsi dan thesis.2.6 Penetapan Lokasi Praktek Kerja LapangPraktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di tambak wilayah Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Penetapan wilayah Jabon sebagai lokasi PKL, karena tambak di wilayah ini banyak terdapat aktifitas pengembangan dan pengelolaan budidaya rumput laut, mulai dari aktivitas penanaman sampai pemanenan. Oleh karena itu, wilayah Jabon merupakan daerah yang cocok untuk diketahui perbedaan pertumbuhan rumput laut baik menggunakan metode tebar maupun metode long line. Sumber : (Googlemaps, 2014)Gambar 1 Lokasi Praktek Kerja LapangGambar 1. Lokasi Praktek Kerja Lapang

2.7 Tahapan Praktek Kerja Lapang Pengamatan Pertumbuhan Rumput Laut2.7.1 Pengamatan Pertumbuhan Rumput Laut (Gracillaria sp) Dengan Metode Long LinePertama-tama bambu di tancapkan pada kedua sisi tambak yang berbeda pada kolom air. Kemudian di beri tali tampar di antara kedua bambu tersebut. Lalu bibit rumput laut seberat 1 kg di bagi 10 yang masing-masing bibit rumput laut di dapatkan 100 gram, lalu di ikatkan pada tali raffia yang berukuran panjang 30 cm dan di ikatkan pada sepanjang tali tampar dengan jarak antar titik lebih kurang 25 cm. Hal ini didukung oleh pernyataan Winarno (1990) dalam Abdan et al., (2013), yang menyatakan bahwa pertumbuhan rumput laut juga dipengaruhi oleh jarak bibit yang diikat pada tali. Jarak antara tali satu dalam satu blok 0,5 m dan jarak antar blok 1 m dengan mempertimbangkan kondisi arus dan gelombang setempat. Setelah itu di amati pertumbuhannya sebanyak 3 kali selama 40 hari.2.7.2 Pengamatan Pertumbuhan Rumput Laut (Gracillaria sp) Dengan Metode Tebar Pertama-tama bambu di tancapkan pada kedua sisi tambak yang berbeda pada dasar perairan. Kemudian di beri tali tampar di antara kedua bambu tersebut. Lalu bibit rumput laut seberat 1 kg di bagi 10 yang masing-masing bibit rumput laut di dapatkan 100 gram, lalu di ikatkan pada tali raffia yang berukuran panjang 30 cm dan di ikatkan pada sepanjang tali tampar dengan jarak antar titik lebih kurang 25 cm. Hal ini didukung oleh pernyataan Winarno (1990) dalam Abdan et al., (2013), yang menyatakan bahwa pertumbuhan rumput laut juga dipengaruhi oleh jarak bibit yang diikat pada tali. Jarak antara tali satu dalam satu blok 0,5 m dan jarak antar blok 1 m dengan mempertimbangkan kondisi arus dan gelombang setempat. Setelah itu di amati pertumbuhannya sebanyak 3 kali selama 40 hari.2.8 Pengukuran Nitrat dan Fosfat serta Kualitas Air yang diukur2.8.1 Nitrat Alat yang digunakan adalah Spektrofotometer. Prosedur pengukuran nilai Nitrat sebagai berikut :1. Menyaring 100 ml air sampel dan menuangkan kedalam cawan porselen.2. Menguapkan di atas pemanas sampai kering. 3. Menambahkan 2 ml asam fenol disulfonik, diaduk dengan pengaduk gelas dan diencerkan dengan 10 ml aquades.4. Menambahkan NH4OH 1:1 (merupakan perbandingan antara konsentrasi NH3 dan aquades masing-masing 1 ml) sampai terbentuk warna kuning. Diencerkan dengan aquades sampai 100 ml, kemudian dimasukan kedalam cuvet.5. Menghitung nilai nitrat dengan spektrometer.2.8.2 Orthofosfat Alat yang digunakan adalah Spektrofotometer. Prosedur pengukuran nilai Orthofosfat sebagai berikut :1. Mengukur dan menuangkan 50 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 2. Menambahkan 2 ml ammonium molybdat dan dikocok 3. Menambahkan 5 tetes SnCl2 dan dikocok4. Menghitung nilai orthofosfat dengan spektrofotometer.2.8.3 SuhuAlat yang digunakan adalah Termometer Hg. Menurut Subarijanti (1990), prosedur pengukuran suhu sebagai berikut :1. Menyiapkan Termometer Hg2. Memasukkan termometer ke dalam perairan dengan membelakangi matahari dan thermometer tidak menyentuh tangan.3. Menunggu selama 2 menit.4. Membaca skala termometer pada saat termometer masih diperairan 5. Mencatat hasil pengukuran dalam skala 0C2.8.4 Derajat Keasaman (pH) Alat yang digunakan adalah pH meter. Menurut Suprapto (2011), prosedur pengukuran pH sebagai berikut :1. Melakukan kalibrasi pH meter dengan menggunakan larutan buffer atau aquades. 2. Memasukkan pH meter ke dalam air sampel selama 2 menit3. Menekan tombol HOLD pada pH meter untuk menghentikan angka yang muncul pada pH meter. 2.8.5 Oksigen Terlarut (DO)Alat yang digunakan adalah DO meter. Menurut Suprapto (2011), prosedur pengukuran oksigen terlarut sebagai berikut :1. Menekan tombol power dan dibiarkan 3 5 menit sampai dalam keadaan stabil.2. Menekan tombol bertanda panah ke atas dan ke bawah secara bersamaan kemudian dilepaskan.3. Menekan mode sampai terbaca % oksigen.4. Menaikan atau menurunkan nilai altitude dengan menggunakan tombol tanda panah ke atas dan ke bawah sampai sesuai dengan nilai altitude dan tekan enter.5. DO meter siap digunakan, memasukan probe ke perairan.6. Menyalakan DO meter, ditunggu sampai angka stabil dimana angka atas menunjukan nilai DO (oksigen terlarut) dan mencatat hasilnya.2.9 Analisis DataAnalisis data dilakukan untuk Mengetahui tingkat perbedaan pertumbuhan rumput laut di tambak wilayah Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Data yang diperoleh dari hasil pertumbuhan rumput laut dengan menggunakan metode tebar dibandingkan dengan menggunakan metode long line. Selain itu, untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan rumput laut antara metode tebar dan metode long line maka data yang didapat akan dianalisis dengan analisis regresi sederhana.

DAFTAR PUSTAKA

Abdan. A, Rahman. Ruslaini. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Karagenan Rumput Laut (Eucheuma spinosum) Menggunakan Metode Long Line. Jurnal Mina Laut Indonesia. Vol (03) : 113- 123 ISSN 2303 3959. Budidaya Perairan, Universitas Halu Oleo : Kendari.

Abdullah, 2010. Teknik Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dengan Metode Rakit Apung di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3(1):1.

Azwar, S. 1997. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kamlasi, 2008. KAJIAN EKOLOGIS DAN BIOLOGI UNTUK PENGEMBANGANBUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracillaria spi) DI KECAMATAN KUPAN BARAT KABUPATEN KUPANGPROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Musfiqon, HM. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Suryabrata, Sumardi. 2010. Metodologi Penelitian. Rajawali pers : Jakarta.LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini antara lain : Alat Bambu: Untuk patok pada kontruksi metode budidaya Tali raffia: Untuk mengikat sample pada tali tampar Tali tampar: Sebagai tali rentang pada metode long line Termometer: Untuk mengukur suhu perairan tambak Secchi disk: Untuk mengukur kecerahan perairan tambak Kotak standar pH: Sebagai acuan pengukuran pH Erlenmeyer: Untuk menampung air sample Refraktometer: Alat untuk mengukur salinitas air sample Pipet tetes: Untuk menambahkan larutan Pipet volume: Untuk mengukur volume larutan Beaker glass: Untuk tempat sampel yang akan dipanaskan Gelas ukur: Untuk mengambil air sample Corong: Untuk memudahkan menuang larutan Kertas saring: Untuk menyaring air sample Spatula: Untuk mengaduk larutan Hot plate: Untuk menguapkan smple air Tabung reaksi: Untuk tempat smple yang akan di ukur Spektrofotometer: Untuk mengamati larutan smple N dan P Timbangan: Untuk mengukur berat basah Gracillaria sp Botol DO: Untuk mengambil sample oksigen terlarut Buret: Untuk membantu proses titrasi Bahan Rumput laut: Sebagai obyek yang akan di teliti pH paper: Pengukur pH air Aquadest: Untuk mengencerkan larutan Asam fenol: Untuk melepaskan kerak nitrat molybdate: Sebagai pereduksi larutan dan membentuk warna biru disulfonik Ammonium: Untuk mengikat orthofosfat dan membentukammonium fosfomolybdate SnCl2: Untuk melarutkan lemak pada larutan NH4OH + KI: Untuk mengikat I (I = 02) MnSO4: Untuk mengikat I (I = 02) H2SO4: Unruk melepaskan I (I = 02) Amylum: Indikator warna Na-thiosulfat: Mengikat I (I = 02) yang telah dilepaskan

Lampiran 2. Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang

Sumber : (Googlemaps, 2014)