PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen...

28
OLEH Prof. Dr. Sukestiyarno Dra. Muslikhah Dra. Titi Indriastuti Dibiayai oleh: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2006 Nomor: 0145.0/023-04.0/-/2006 Tanggal 31 Desember 2005 dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor : 259/8104/P2TK & KPT/2006 Tanggal 3 Maret 2006 Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (PPTK dan KPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN HEROIK DAN TURNAMEN MATEMATIKA MATERI STATISTIKA KELAS XI SMAN 14 SEMARANG

Transcript of PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen...

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

OLEHProf. Dr. Sukestiyarno

Dra. MuslikhahDra. Titi Indriastuti

Dibiayai oleh:Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2006Nomor: 0145.0/023-04.0/-/2006 Tanggal 31 Desember 2005 dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor : 259/8104/P2TK & KPT/2006

Tanggal 3 Maret 2006Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan

Perguruan Tinggi (PPTK dan KPT)Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Semarang

September 2006

ARTIKELPENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE

PEMBELAJARAN HEROIK DAN TURNAMEN MATEMATIKA MATERI STATISTIKA KELAS XI

SMAN 14 SEMARANG

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Meningkatkan Hasil belajar matematika dengan Metode Pembelajaran Heroik dan Turnamen Matematika Materi Statistika kelas XI SMAN 14 Semarang

Oleh : Prof. Dr. Sukestiyarno, Dra Muslikhah, Dra Titi Indriastuti

Abstrak

Pembelajaran matematika dewasa ini masih saja menjadi sorotan masyarakat, bahwa matematika dipandang merupakan materi sukar. Belajar materi statistika bagi siswa SMAN 14 Semarang sebagai materi konsep yang membutuhkan penanganan khusus. Berdasar pengalaman sebelumnya masih nampak siswa mempunyai semangat belajar yang rendah. Dalam penelitian ini ditawarkan pembelajaran yang memerankan siswa menjadi pemimpin yang berjiwa heroik. Siswa diminta bekerja dalam kelompok menyelesaikan tugas terstruktur untuk materi yang belum diajarkan. Pada saat tatap muka, guru melakukan review materi dari bahan yang dipelajari melalui tugas terstruktur. Untuk pemantapan penguasaan konsep, kegiatan dilanjutkan, siswa diajak melaksanakan permainan turnamen matematika yang dijiwai dengan kepemimpinan heroik. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan, ketrampilan bermain peran dan jumlah siswa yang tuntas prestasi belajarnya dengan metode pembelajaran heroik dan turnamen matematika. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian tindakan kelas, dilaksanakan di SMA 14 Semarang untuk kelas XI pada materi statistika. Variabel penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran, ketrampilan siswa bermain peran, dan prestasi belajar siswa. Data diambil dengan lembar pengamatan untuk variabel keaktifan dan ketrampilan proses, dan untuk variabel prestasi belajar data diambil dengan tes. Data hasil pengamatan dan hasil tes diskoring dan diolah serta disajikan secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan, setelah melewati 3 siklus yang didalamnya dilaksanakan refleksi, terlihat adanya peningkatan proporsi siswa yang tuntas dan rata-rata skor kelas pada ketiga variabel tersebut. Untuk jumlah siswa yang tuntas berturut-turut, pada variabel keaktifan 57%, 74%, dan 94%, ketrampilan proses 51%, 77%, dan 91%; dan prestasi belajar 20%, 58% dan 71%. Peningkatan yang terjadi benar-benar menunjukkan penerapan perbaikan tindakan pembelajaran pada materi statistika dengan metode heroik dan turnamen yang tepat. Walaupun pada awalnya siswa mengalami canggung dalam perannya, tetapi pada akhirnya siswa dapat menyesuaikan diri dan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Kata Kunci: kepemimpinan heroik, turnamen matematika, keaktifan, ketrampilan

PENDAHULUAN

Guru memandang siswa SMA adalah individu yang menginjak proses dewasa.

Oleh karena itu setiap guru mata pelajaran selalu memberi tantangan dengan

menyodorkan sejumlah masalah baru kepada siswa untuk menyelesaikannya, termasuk

pelajaran matematika. Pembelajaran matematika mengajarkan pemecahan masalah

1

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

(problem solving) tidak hanya untuk keperluan mata pelajaran matematika saja, karena

matematika mendasari ilmu-ilmu lain. Dalam melakukan proses hitung-menghitung,

proses menentukan langkah efisien (algoritma) penyelesaian masalah, menentukan

logika kebenaran keputusan yang akan diambil, dan lain sebagainya, hal ini diajarkan di

matematika dan dibutuhkan oleh orang-orang non matematika. Jadi merupakan suatu

kesempatan bagi siswa SMA yang sedang berada pada kondisi kritis dalam berpikir,

perlu dilatih secara terus menerus melakukan problem solving melalui pembelajaran

matematika.

Berdasar pengalaman peneliti mengajar di SMA Negeri 14 Semarang dijumpai

kesulitan dalam menanamkan konsep matematika. Begitu juga membelajarkan materi

statistika di kelas X1 merupakan materi konsep yang membutuhkan penanganan khusus.

Materi tersebut memang bersifat abstrak, sehingga wajar apabila guru maupun siswa

mengalami kesulitan mempelajarinya.

Umumnya guru dalam kelas dapat mengamati siswanya dalam tiga kelompok,

yaitu kelompok berkemampuan baik, kelompok berkemampuan sedang dan kelompok

berkemampuan rendah. Mereka berada dalam situasi kondisi satu kelas. Apabila mereka

diberi tugas rumah, umumnya siswa kelompok dua dan tiga masih banyak mengalami

kesulitan. Daya inovasi siswa umumnya untuk menyelesaikan masalah masih rendah.

Dari pengalaman pembelajaran seperti tersebut di atas, berkat kolaborasi tim

peneliti, menumbuhkan pemikiran baru untuk mengajukan suatu strategi

memberlajarkan matematika baru. Pembelajaran bagaimana memberi peran masing-

masing siswa sesuai dengan kemampuan yang ia miliki merupakan penekanan utama.

Pembelajaran dengan metode kepemimpinan heroik (pemimpin yang rela berkorban)

diterapkan. Dengan menanamkan jiwa kepahlawanan (heroic leadership) pada siswa,

diharapkan antar mereka terjadi interaksi positif. Dalam heroic leadership semua

anggota menjadi pemimpin dibidangnya masing-masing. Siswa dibagi dalam kelompok

beranggotakan 4 orang. Seorang sebagai pemimpin akademik, seorang sebagai

pemimpin dalam penyelesaian tugas, seorang sebagai pemimpin administrasi, dan

seorang lagi sebagai pemimpin mengikuti permainan tournamen matematika. Dengan

menerapkan strategi pembelajaran yang mengandalkan pemberian tugas terstruktur

2

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

untuk materi yang belum diajarkan. Melalui tugas terstruktur tersebut siswa diharapkan

dapat bersosialisasi kepada lingkungan sekitar sebelum dilakukan diskusi pada tatap

muka di kelas. Para siswa diminta mengumpulkan pertanyaan dari bahan yang ada,

merangkum dan mengerjakan soal. Pada saat tatap muka di kelas bahan hasil diskusi

mandiri tersebut didiskusikan secara kelompok. Dalam hal ini guru tidak akan mengajar

mulai dari awal, kegiatan belajar mengajar dimulai langsung dengan diskusi.

Dimaksudkan siswa berada dalam kelompok masing-masing menjadi pemimpin dalam

tugasnya. Dalam pembelajaran tatap muka, antar kelompok dipacu dengan mengadakan

kompetisi memecahkan masalah matematika yang berasal dari guru. Dengan adanya

kompetisi matematika tersebut siswa diberi kesempatan untuk berlomba melakukan

unjuk kemampuan. Siswa yang menjadi pemimpin bidang kemampuan akademik

bertanggung jawab menjelaskan pada rekan sekelompoknya.

Berdasar permasalahan yang dihadapi seperti tersebut di atas maka dapat

dimunculkan rumusan masalah, apakah pembelajaran dengan metode heroik dan

turnamen matematika untuk membelajarkan materi statistika dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran, ketrampilan proses siswa dalam bermain peran,

dan proporsi siswa yang tuntas prestasi belajarnya. Tujuan penelitian ini untuk

meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan proporsi siswa yang tuntas prestasi

belajarnya dengan metode pembelajaran heroik dan turnamen matematika pada materi

statistika. Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah diperoleh variasi

pembelajaran yang mengajak siswa aktif belajar.

Menurut Sunaryo (2003:27), untuk mencapai aktivitas maksimal belajar siswa,

dalam pembelajaran harus ada komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa,

sehingga kegiatan belajar oleh siswa dapat berdaya guna dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif.

Aktivitas siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan

tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pemebelajaran dan

komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang

sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama

siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak

3

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.

Aktivitas belajar matematika adalah proses komunikasi antara siswa dan guru

dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru, siswa

dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkahlaku dan

keterampilan yang dapat diamati melalui, perhatian siswa, kesungguhan siswa,

kedisiplinan siswa, keterampilan bertanya/menjawab siswa.

Dari pengertian belajar oleh Peaget dalam Suparno (2001), yaitu belajar untuk

memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat

digunakan pada bermacam-macam situasi. Dengan demikian proses belajar merupakan

proses seseorang menemukan struktur pemikiran yang lebih umum. Melihat Bruner

dalam buku Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2004), belajar adalah merupakan

suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar

informasi yang diberikan kepada dirinya. Jadi, proses belajar merupakan proses aktif

seseorang untuk menemukan suatu informasi dengan menggunakan pengetahuan awal

yang sudah dikuasai.

Menurut Syah (2003), dijelaskan keterampilan proses adalah kemampuan

melakukan pola-pola tingkah laku proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi secara

mulus dan sesuai dengan keadaan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai

hasil tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa keterampilan bukan hanya meliputi gerakan

motorik saja melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ketrampilan berproses matematika

adalah suatu tuntutan proses aktif siswa dalam melakukan suatu kegitan secara motorik

yang merupakan pengejawantahan fungsi mental yang dilakukan oleh siswa dan

dirancang secara sistematis strategi pembelajarannya oleh pengajar untuk memperoleh

suatu keterampilan tertentu secara optimal.

Menurut Winkel (1991:42), prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang

telah dicapai siswa di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan

yang khas. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan,

secara singkat dapat dikatakan prestasi adalah hasil usaha.

4

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Penilaian prestasi belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan

pembelajaran tampak pada kemampuan siswa mencapai tujuan belajar yang telah

ditetapkan. Dari segi guru, penilaian prestasi belajar akan memberikan gambaran

mengenai keefektifan mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan

mampu membantu siswa mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Tes prestasi belajar

yang dilakukan oleh setiap guru dapat memberikan informasi sampai dimana

penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran tersebut.

Pendekatan gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh Lowney (2005)

adalah merupakan gaya kepemimpinan yang melawan arus kebanyakan metode

kepemimpinan kontemporer. Kepemimpinan yang ditawarkan memandang bahwa:

a. kita semua adalah pemimpin sepanjang waktu. Terkadang kepemimpinan itu

dilaksanakan dengan cara langsung, dramatis, dan jelas nyata, yang lebih sering

dengan cara halus, sulit diukur.

b. kepemimpinan muncul dari dalam bukan apa yang kita lakukan (what we do)

melainkan siapa kita (who we are). Alat kepemimpinan yang paling menarik

perhatian ialah siapa dirinya. Seorang pribadi yang memahami apa yang

dianggapnya bernilai, dan memandang dunia secara konsisten.

c. kepemimpinan bukan suatu tindakan tetapi cara hidup. Kepemimpinan bukan

tugas yang dapat dikesampingkan sewaktu pulang rumah melainkan memerlukan

suatu perilaku yang cocok tergantung dari cara kita bertindak. Dengan kita

mengetahui apa yang dianggap bernilai, ingin dicapai, ia mengorientasikan

dirinya pada lingkungan yang baru dan dapat beradaptasi dengan baik.

d. kepemimpinan berlangsung terus menerus. Kepemimpinan pribadi merupakan

sebuah kerja tanpa akhir dan bersumber pada pemahaman diri yang tumbuh.

Pemimpin yang kuat menikmati peluang untuk terus belajar tentang diri sendiri

dan dunia serta menatap kedepan.

Gaya kepemimpinan yang heroik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat

memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero). Kesadaran itu meliputi ;

5

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

a. kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah

keterampilan pribadi secara terus menerus.

b. Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai

titik tolak memperbaiki konsep diri.

c. Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari.

d. Kesadaran menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela berkorban.

e. Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi heroik.

Turnamen belajar matematika digambarkan oleh Robert Slavin dalam Silberman,

1996) dengan mengadakan kompetisi antar tim untuk menyelesaikan masalah.

Turnamen Matematika dalam kegiatan ini membatasi sebagai suatu teknik pembelajaran

yang memerankan perlombaan memecahkan masalah berupa soal, yang diperebutkan

dalam bentuk kelompok. Turnamen matematika menggunakan turnamen permainan

akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim

lain yang setara dalam kinerja akademik. Uraian selengkapnya komponen-komponen

turnamen adalah melakukan kegiatan presentasi kelas atau tim dan permainan.

Pembelajaran matematika materi statistika dengan menerapkan metode

pembelajaran kepemimpinan yang heroik adalah dimulai dengan menanamkan

kesadaran diri bahwa siswa baik dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa

dirinya pemimpin yang mempunyai sifat heroik. Pada kegiatan antar siswa bekerja sama

dan melaksanakan perannya ditunjukkan melalui penyelesaian tugas terstruktur yang

diberikan guru untuk materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.

Mereka lebih giat bekerja karena persiapan itu akan dipakai untuk menghadapi

kompetisi pemecahan masalah melalui turnamen.

Turnamen matematika diselenggarakan dalam membelajarkan Statistika ini

dimunculkan sebagai berikut: Siswa dibagi dalam beberapa tim kelompok. Setiap

anggota diberi peran sebagai pemimpin yang dijiwai semangat seperti pendapatnya

Lowney (2005). Tiap kelompok diberi masalah berupa soal untuk dikompetisikan pada

kelompok. Apabila masalah sudah terpecahkan siswa yang mampu harus berjiwa heroik

membantu mensosialisasikan ke tim kelompoknya. Selanjutnya guru mengorganisir

jalannya kompetisi antar kelompok. Setiap siswa bertanggung jawab dalam

6

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

kelompoknya. Kegiatan yang memacu siswa saling membantu dan berjuang

memenangkan turnamen inilah yang memacu semangat siswa untuk lebih aktif dan

trampil dalam belajar. Olah karena itu peningkatan pada keaktifan dan ketrampilan

siswa belajar akan disertai peningkatan pada prestasi belajarnya.

Berdasar uraian tersebut dapatlah dirumuskan hipotesis bahwa pembelajaran

dengan metode heroik dan turnamen matematika dapat meningkatkan keaktifan,

ketrampilan bermain peran, dan proporsi siswa yang tuntas prestasi belajarnya pada

pembelajaran materi statistika kelas XI SMAN 14 Semarang.

METODE PENELITIAN

Subyek yang diteliti atau sampel yang diteliti ialah siswa yang mendapat

pembelajaran Statistika pada semester gasal yakni siswa kelas XI SMA Negeri

Semarang. SMA N 14 terletak tidak jauh dari pusat kota, jumlah responden 35 siswa.

Penelitian ini dirancang berlangsung selama 3 bulan. Pada pelaksanaannya

dilaksanakan dengan siklus-siklus kegiatan. Hasil siklus sebelumnya digunakan untuk

merevisi rancangan pada siklus berikutnya.

Variabel indikator yang diamati dalam penelitian ini meliputi 1) keaktifan siswa

dalam menyelesaikan tugas sebagai pemimpin heroik dan melaksanakan turnamen

matematika, 2) Keterampilan proses siswa dalam berperan menjadi pemimpin heroik

dan melaksanakan turnamen matematika dalam kelompok maupun antar kelompok, dan

3) prestasi belajar siswa untuk mengakhiri proses pembelaran.

Indikator variabel keaktifan meliputi: aktif dalam tugas dan reaksi menyelesaikan

tugas, partisipasi dalam mengawali pembelajaran, partisipasi aktif dalam proses

pembelajaran, dan kegiatan aktif menutup jalannya pembelajaran. Pencapaian target

keberhasilan untuk variabel keaktifan mencapai skor rata-rata 75%. Indikator untuk

variabel ketarampilan proses meliputi, trampil dalam menyelesaikan tugas dan reaksi

tugas, ketrampilan siswa dalam mengawali pembelajaran, ketrampilan siswa dalam

proses pemebelajaran, dan ketrampilan siswa dalam menutup jalannya pembelajaran.

Indikator ketuntasan untuk variabel ketrampilan proses adalah 75%. Indikator untuk

7

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

variabel prestasi belajar meliputi kemampuan konsep statistika berhubungan dengan data

tunggal maupun kelompok. Indikator ketuntasan mencapai skor rata-rata 65%.

Data kualitatif diambil dengan lembar pengamatan untuk variabel keaktifan

dan keterampilan proses untuk indicator-indikator tersebut di atas, data Kuantitatif

diambil dengan tes, dalam hal ini variabel prestasi belajar. Data yang diperoleh diolah

dengan menggunakan analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian

Kegiatan dimulai dengan mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang

sudah disusun untuk materi statistika tendensi sentral dan dispersi data tungal yang

dilaksanakan 6 jam pelajaran. Selanjutnya dilakukan pembagian kelompok dan

mendistribusi peran masing-masing siswa sebagai pemimpin heroik. Tugas rumah

diberikan yang diambil dari buku lembar kerja siswa (LKS) untuk tiap kelompok.

Tugasnya merangkum kembali materi, membuat pertanyaan, dan menyelesaiakan soal

latihan (semua hal di atas untuk materi baru yang belum diajarkan). Tugas direview

pada tatap muka di kelas dengan menyerahkan ke 3 tugas di atas. Guru menampung

semua permasalahan yang ada. Selanjutnya diberi soal latihan untuk diturnamenkan.

Hasil pengamatan dan tes pada siklus 1 untuk ke tiga variable lihat tabel 1

Tabel 1 : Diskripsi pengukuran variabel siklus 1

no Variable jml tutas Jml tak tuntas mean

1 Keaktifan 20 (57%) 15 (43%) 68%

2 Ketrampilan 18 (51%) 17 (49%) 67%

3 Prestasi

belajar

7 (20%) 28 (80%) 54%

Dilakukan refleksi, ternyata pada siklus 1 ini masih banyak siswa belum tuntas

dan mengalami masalah. Pada variable keaktifan ternyata masih cukup besar yang

belum mengalami ketuntasan 43%. Merupakan bilangan yang cukup tinggi untuk

8

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

variable keaktifan. Permasalahan terletak pada partisipasi mengawali pembelajaran dan

pelaksanaan pembelajaran. Untuk menaikkan keaktifan ini akan dilakukan penyembuhan

dengan lebih mendekatkan tugas pada anak dengan cara wawancara secara informal.

Pada variable ketarampilan proses juga masih banyak yang belum tuntas. Angka 49%

merupakan angka yang cukup memprihatinkan. Dalam hal ini siswa pada siklus 1 ini

masih saling belum percaya diri, masih bingung mengikuti strategi yang dilaksanakan.

Pada variable prestasi belajar menjadi rendah, hal ini sebagai dampak kurangnya

keaktifan siswa dalam pembelajaran dan rendahnya ketrampilan siswa bermain peran.

Siswa masih banyak yang belum mengetahui system pembelajaran yang

disosialisasikan. Ada 20% saja yang mendapatkan skor tuntas. Merupakan tugas cukup

serius untuk melaksanakan peningkatan skor variable di siklus berikutnya.. Dilihat dari

skor rata-rata untuk ketiga variable tersebut masih ada yang di bawah 60%. Jadi pada

siklus berikutnya diupayakan diperbaiki cara belajar siswa.

Dilakukan refleksi, siswa lebih diberi perhatian. Pada tugas siswa diminta tetap

mengerjakan walaupun masih banyak kesalahan, siswa dapat menulis pertanyaan

sebanyak-banyaknya untuk dibahas dalam review tatap muka. Pada permainan turnamen

siswa juga diberi kesempatan berani mengemukakan pendapat walau masih banyak

kesalahan, yang penting siswa mau berpartisipasi.

Pada tahap siklus 2 perencanaan telah dilakukan perbaikan rencana pembelajaran

berdasar hasil refleksi siklus 1. Materi yang diberikan adalah distribusi frekuensi data

kelompok, yang dilaksanakan 6 jam pelajaran. Pada tahap ini untuk pelaksanaannya

lebih memperhatikan psenyelesaian stugas terstruktur. Dilakukan pengumpulan tugas,

selanjutnya mendiskusikan tentang tugas tersebut. Guru menampung semua

permasalahan yang muncul terbaru. Selanjutnya diberi soal latihan untuk

diturnamenkan.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada diri siswa nampak adanya

perbaikan untuk ketiga variabel di atas. Mereka sudah bisa menangkap tugas yang harus

dikerjakan, melakukan permainan turnamen matematika yang sehat. Disini siswa tetap

dituntut aktif, bisa bekerja sama dengan baik berdasar tugas dan perannya. Pada kegiatan

9

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

turnamen matematika siswa nampak terkoordinasi lebih baik dari sebelumnya. Hasil

pengamatan dan tes ke tiga variable seperti tabel 2.

Tabel 2 : Diskripsi pengukuran variabel siklus 2

no Variable jml tutas Jml tak tuntas mean

1 Keaktifan 26 (74%) 9 (26%) 73%

2 Ketrampilan 27 (77%) 8(23%) 75%

3 Prestasi

belajar

20 (58%) 15(42%) 65%

Ternyata pada siklus 2 ini sudah mengalami peningkatan keaktifan, ketrampilan

dan prestasi belajar. Pada variable keaktifan ternyata cukup besar mengalami perubahan,

yang tuntas mencapai 74%, begitu juga pada variabel ketrampilan proses yang tuntas

77%, prestasi belajar yang tuntas 58%. Skor rata-ratanyapun mengalami peningkatan

yang cukup signifikan.

Dilakukan refleksi, siswa lebih diberi perhatian. Pada pemberian tugas rumah

lebih diintensifkan dengan cara mereka melakukan diskusi dalam kelompoknya.

Sebelum mereka bertemu di luar kelas disarankan mereka sudah mempersiapkan

tugasnya, bertanya orang sekitar dia, mengerjakan terlebih dahulu sebisanya, menyusun

pertanyaan-pertanyaan, baru mereka berdiskusi bersama. Pada saat tatap muka di kelas

tiap kelompok dilakukan presentasi dari wakil kelompok dapat meningkatkan keaktifan

dan ketrampilan proses siswa. Karena masih belum optiman maka siswa lebih

diintensifkan untuk kerja kelompok dalam menyelesiakan tugas rumah.

Pada tahap siklus 3 perencanaan telah dilakukan perbaikan rencana pembelajaran

berdasar hasil refleksi. Materi yang diberikan adalah ukuran tendensi sentral data

kelompok, yang dilaksanakan 6 jam pelajaran. Pada tahap ini untuk pelaksanaannya

lebih memperhatikan psenyelesaian tugas terstruktur. Dilakukan pengumpulan tugas,

selanjutnya mendiskusikan tentang tugas tersebut. Guru menampung semua

permasalahan yang muncul. Selanjutnya diberi soal latihan untuk diturnamenkan.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kegitan siswa nampak lebih serius dan

inovatif. Dengan dilakukannya diskusi pada kelompok masing-masing dalam rangka

menyelesaikan tugas rumah sangat membantu siswa lebih aktif dan trampil. Menurut

10

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

pengakuan siswa ternyata siswa lebih berani bertanya kepada siswa dari pada kepada

guru. Hasil pengamatan dan tes ke tiga variabel seperti tabel 3.

Tabel 3 : Diskripsi pengukuran variabel siklus 3

no Variable jml tutas Jml tak tuntas mean

1 Keaktifan 33 (94%) 2 (6%) 80%

2 Ketrampilan 32 (91%) 3(9%) 79%

3 Prestasi

belajar

25 (71%) 10(29%) 78%

Hasil tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Ke tiga variabel

mencerminkan sudah melebihi skor tuntas. Dengan adanya perhatian lebih khusus

terhadap tugas rumah yaitu melalui intensifikasi dengan diskusi pada kelompok masing-

masing di luar kelas memberi ekfektifitas baik dari segi waktu maupun dari segi

peningkatan skor variabel.

Pembahasan

Pada pembelajaran dengan strategi di atas yang menjadi fokus pengamatan

adalah variabel keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, ketrampilan bermain

peran dalam pembelajaran. Rangkuman hasil tiap siklus dapat diperlihatkan seperti

gambar di bawah:

11

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Pada variabel keaktifan siswa mengalami perubahan setiap siklus cukup

sifnifikan, baik bagi jumlah siswa yang tuntas maupun rata-rata skor siswa. Kegiatan itu

terjadi juga pada variabel ketrampilan proses. Keberhasilan di atas tercermin dengan

adanya intensifitas pada pemberian tugas terstruktur yang diselesaikan dengan jiwa

kepahlawanan. Selanjutnya kegiatan pemantapan pada materi dengan adanya turnamen

matematika.

Penelitian dengan tiga siklus ini menerapkan strategi pembelajaran yang

mengandalkan pemberian tugas terstruktur materi baru. Tugas bisa diselesaikan di

rumah dapat meberi kesempatan siswa berkomunikasi dengan siapa saja untuk bertanya.

Disana siswa benar-benar memerankan fungsinya yakni berperan pada prestasi

akademik, berperan pada penyelesaian tugas, berperan secara andmistrasi, berperan

dalam pengelolaan turnamen matematika. Pada saat tatap muka disamping melakukan

review materi tugas dilanjutkan dengan permainan turnamen matematika. Dengan

adanya turnamen matematika sengaja digunakan untuk lebih memberi kemantapan siswa

penangkapan konsep secara mantap.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mulanya siswa merasa protes dengan

tugas yang diberikan, mereka merasa kesulitan mempelajari karena materinya belum

pernah diajarkan. Akan tetapi memang hal itu yang diinginkan dalam penelitian ini.

Siswa dituntut aktif mandiri sebelumnya, mereka bisa bertanya pada siapa saja sebelum

bertanya pada guru pada saat tatap muka. Setelah dilakukan review materi mereka

merasa lega untuk membahas bersama terhadap soal yang diberikan. Pada perjalanan

siklus berikutnya yaitu siklus dua dan tiga siswa sudah bisa merasakan manfaatnya. Hal

ini terbukti dengan adanya peningkatan keaktifan dan ketrampilan proses siswa.

Pada kegiatan permainan turnamen matematika siswa harus memerankan sebagai

pemimpin yang heroik. Siswa yang bertugas sebagai pemimpin akademik umumnya

tidak banyak mengalami kesulitan, karena mereka memang tergolong siswa yang

mempunyai kemampuan akademik tinggi. Akan tetapi bagi siswa yang bertugas pada

pemimpin administrasi, pemimpin penyelesaian tugas, dan pemimpin turnamen pada

awalnya merasa canggung dalam melaksanakan tugas. Setelah diberikan penjelasan, dan

12

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

dipraktekkan terlebih dahulu di luar kelas mereka dapat juga melaksanakan tugas dengan

baik.

Berdasar hasil peningkatan keaktifan dan ketrampilan proses belajar member

dampak peningkatan pada proporsi siswa yang tuntas prestasi belajarnya pada tiap

siklus. Hal tersebut seperti tambak gambar berikut:

Hal yang perlu mendapat catatan penting untuk kegiatan bagaimana memerankan

diri harus rela berkorban dan dapat menyemangati orang lain, disini juga merupakan

latihan yang terus menerus harus dipantau oleh guru. Bagi siswa seumur SMA masih

memiliki ego-ego yang dominan. Akan tetapi dalam perjalanannya selalu disemangati

oleh guru akhirnya mereka juga menyadari pentingnya tugas membantu sesama hanya

dalam sharing pengetahuan dan bukan pada menghadapi tes ulangan.

Pada kegiatan mengambil nilai manfaat juga perlu mendapat perhatian. Pada diri

siswa pada umumnya mereka belajar matematika yang merupakan konsep abstrak

cenderung mempelajari konsepnya sesuai petunjuk guru atau sesuai yang tertulis dalam

LKS. Pada kegiatan ini siswa dilatih untuk bisa mengaplikasikan konsep yang dipelajari

pada kehidupan sehari-hari. Manfaat apa yang bisa dipetik dari apa yang sedang

dipelajari. Misalnya belajar tentang statistika apa keterkaitannya dengan pendataan yang

dilakukan di kantor-kantor. Disinilah siswa diajak untuk menyadari akan pentingnya

mengambil nilai manfaat.

Untuk kegiatan menyemangati diri sendiri tidak banyak terjadi kesulitan. Justru

siswa nampak semangatnya untuk menjalankan peran tersebut. Dengan adanya masalah

yang diturnamenkan siswa menjadi bersemangat untuk berperan menyemangati diri

sendiri agar meraih prestasi yang terbaik.

13

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Hasil penelitian di atas mendukung pada penelitian yang dilakukan sebelumnya.

Penelitian ini didasar oleh penelitian Sukestiyarno, 2004 yang mengeksperimenkan

pembelajaran matematika berbasis Media dan Teknologi diawali dengan pemberian

tugas terstruktur yang diwujudkan dalam bentuk CD interaktif. Dikatakan bahwa

pembelajaran dengan pemberikan tugas terstruktur pada materi yang belum diajarkan

mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan melatih siswa mandiri.

Begitu juga temuan penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan

Wardono, 2005 tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan teams games

Turnamen (TGT) yang memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan kooperatif

TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Keaktifan siswa merupakan faktor utama dalam proses belajar dan ketrampilan

berproses merupakan kemampuan siswa dalam memperoleh informasi, struktur

pengetahuan, dan perkembangan dirinya seperti yang diungkapkan Thompson dalam

Lundgren, 1995. Variabel tersebut juga nampak dalam temuan penelitian ini. Keaktifan

dan ketrampilan proses bermain peran mampu mengantarkan siswa menuju seperti yang

diungkapkan Thompson tersebut. Oleh karena itu proses keaktifan dan ketrampilan

berproses dalam suatu pembelajaran matematika dengan pilihan strategi memerankan

siswa menjadi pemimpin (heroic leadership) dalam kelompoknya dan dipadu dengan

permainan turnamen matematika akan membawa siswa mencapai prestasi belajar yang

lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Mata pelajaran statistika SMA diberikan untuk membekali siswa dalam

membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengolahan

data. Agar siswa menguasai konsep yang ada maka perlu adanya usaha bagaimana

membelajarkan materi matemika tersebut menjadi menyenangkan dan mudah untuk

diajarkan. Melalui penelitian, kemudahan tersebut akan mampu diupayakan.

Dengan menanamkan jiwa kepahlawanan (heroic leadership) diharapkan antar

siswa dapat melakukan sosialisasi saling membantu. Siswa dibagi dalam kelompok

14

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

beranggotakan 4 orang (masing-masing sebagai pemimpin akademik, penyelesaian

tugas, administrasi, dan pemimpin turnamen) Dengan menerapkan strategi pembelajaran

yang mengandalkan pemberian tugas terstruktur untuk materi yang belum diajarkan

dapat menggugah siswa aktif mandiri. Kegiatan selanjutnya adalah pada tatap muka di

kelas diawali dengan review materi. Untuk menguatkan penangkapan konsep dilakukan

permainan turnamen matematika.

Hasil yang diperoleh pada siklus 1 hingga siklus 3 untuk masing-masing

variabel menunjukkan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai skor tuntas

75% untuk variabel keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan

berturut-turut 57%, 74% dan 94%; begitu juga pada variabel ketrampilan proses

mengalami kenaikan masing-masing 51%, 77%, dan 91%. Pada variabel prestasi

belajar, jumlah siswa yang mencapai tuntas 65% juga mengalami peningkatan

masing-masing berturutan dari 20%, 58% dan 71%.

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh skor rata-rata untuk ke tiga variabel

tersebut di atas juga mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Untuk variabel

keaktifan berturutan 68%, 73% dan 80%; untuk variabel ketrampilan proses

berturutan 67%, 75%, dan 79%; dan untuk variabel prestasi belajar berturutan 54%,

65% dan 78%. Pada siklus ke 3 untuk ketiga variabel tersebut semuanya memenuhi

mencapai skor ketuntasan yang diprogramkan. Hal ini menandakan bahwa penelitian

ini berhasil sesuai dengan tujuan yang dicapai.

Saran

Dengan meningkatnya skor variabel keaktifan, ketrampilan proses dan prestasi

belajar siswa pada pembelajaran statistika dengan strategi yang dilandasi dengan jiwa

heroic leadership dan pemberian tugas terstruktur untuk materi yang akan diajarkan

kemudian dilanjutkan dengan permainan turnamen matematika , maka penelitian ini

dikatakan berhasil mencapai peningkatan keaktifan, ketrampilan bermain peran, dan

akhirnya kenaikan prestasi belajar. Oleh karena keberhasilan terebut maka perlu

disarankan:

15

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

1. Bagi guru hendaknya dalam melakukan pembelajaran selalu berusaha

mencari variasi-variasi strategi pembelajaran. Betapa pentingnya membelajarkan

matematika perlu dilakukan dengan menyajikan strategi yang memberi keaktifan

siswa, ketrampilan siswa bermain peran.

2. Bagi siswa hendaknya dalam melakukan pembelajaran selalu berusaha

aktif. Siswa bersedia belajar mandiri melalui buku-buku bacaan yang

mendukung maupun dari sajian pangetahuan yang dapat dicari dengan mudah

melakui internet. Dengan aktif mencoba sendiri akan diperoleh konsep yang

benar-benar mendalam.

3. Bagi penentu kebijakan hendaknya bersifat responsif, memberi fasilitas

sarana dan prasarana yang cukup untuk membantu guru kreatif melakukan

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Lowney, C, 2005, Heroic Leadership, Terjemahan oleh Taryadi, Jakarta: Gramedia.

Suharyono, 1990, Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika, Makalah dan seminar Nasional PPS IKIP Malang, Tanpa penerbit.

Sukestiyarno, 2002, Mengefektifkan Pembelajaran Teori Peluang dan Statistika Dasar dengan memerankan Media untuk tingkat Dasar dan Menengah dengan problem posing dan tugas terstruktur, Laporan Penelitian Due Like UNNES.

Sukestiyarno, 2004, Penerapan Strategi Berbasis Media Dan Teknologi Dalam

Mengajarkan Materi Matematika Perdana Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Laporan Penelitian Due Like UNNES.

Suprodjo, 2002, Acuan Penyusunan Kurikulum Inti yang Berlaku Secara Nasional, Dirjen Dikti, Jakarta.

Sutadi, 2004, Mengurangi Siswa Berkesulitan Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Multigrade Teaching, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol 6 no 2.

Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdikbud Dirjendikti.,

16

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN RESEARCH GRANT … · Web viewDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Tim Pengembang Kurikulum 2004 SMA, 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.

Winarti, ER, 2004, Pengembangan Metode Pembelajaran Matematika dengan VCD di SD, Laporan Penelitian DUE-Like UNNES.

Wardono, 2005, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II dan Team Games Tournament untuk mengingkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP, Laporan Penelitian Sementara PTK.

17