· Web viewDirektorat Jenderal Belmawa memerlukan informasi dan data dari stake holder untuk...

18
Blue Print (Road Map) Pengembangan Sindikker Tim Sindikker Ditjen Belmawa, Kemristekdikti 2016 1. Pengembangan SIndikker dimulai dari adanya kebutuhan untuk melakukan evaluasi kecocokan dari program pendidikan yang diselenggarakan pada Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan di lingkup KemristekDikti terhadap kebutuhan lulusan kompeten dari dunia kerja dan masyarakat secara umum. Evaluasi ini mensyaratkan adanya analisis terhadap berbagai data dan fakta khususnya yang berkaitan dengan rancangan capaian pembelajarab pada program studi dengan kompetensi kerja yang berkembang di masyarakat. 2. Muncul kesadaran untuk menyampaikan informasi tentang berbagai aspek penting pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab Dikti dalam menyediakan informasi secara transparan. Kemudahan masyarakat luas dalam mengkases informasi tentang pendidikan akan memudahkan masyarakat dalam menentukan dan memilih layanan pendidikan yang sesui dengan kebutuhan mereka. 3. Direktorat Jenderal Belmawa memerlukan informasi dan data dari stake holder untuk membuat rancangan sistem pendidikan tinggi yang tepat sasaran dan mutunya. Dengan demikian terjadi satu proses transaksi data dan informasi antara Ditjen Belmawa dan seluruh perguruan tinggi dengan stake holdernya. 4. Prinsip transaksi data dan informasi memerlukan basis data yang andal, menyeluruh dan valid. Namun kebutuhan akan basis data inilah yang membawa pada pengetahuan bahwa data dan informasi merupakan barang langka yang tidak mudah diperoleh dan dalam banyak kasus bahkan tidak tersedia sama sekali. Dengan demikian, peluangnya ialah dengan membangun sistem informasi pendidikan dan dunia kerja secara mandiri oleh tim

Transcript of · Web viewDirektorat Jenderal Belmawa memerlukan informasi dan data dari stake holder untuk...

Blue Print (Road Map) Pengembangan Sindikker

Tim Sindikker

Ditjen Belmawa, Kemristekdikti 2016

1. Pengembangan SIndikker dimulai dari adanya kebutuhan untuk melakukan evaluasi kecocokan dari program pendidikan yang diselenggarakan pada Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan di lingkup KemristekDikti terhadap kebutuhan lulusan kompeten dari dunia kerja dan masyarakat secara umum. Evaluasi ini mensyaratkan adanya analisis terhadap berbagai data dan fakta khususnya yang berkaitan dengan rancangan capaian pembelajarab pada program studi dengan kompetensi kerja yang berkembang di masyarakat.

2. Muncul kesadaran untuk menyampaikan informasi tentang berbagai aspek penting pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab Dikti dalam menyediakan informasi secara transparan. Kemudahan masyarakat luas dalam mengkases informasi tentang pendidikan akan memudahkan masyarakat dalam menentukan dan memilih layanan pendidikan yang sesui dengan kebutuhan mereka.

3. Direktorat Jenderal Belmawa memerlukan informasi dan data dari stake holder untuk membuat rancangan sistem pendidikan tinggi yang tepat sasaran dan mutunya. Dengan demikian terjadi satu proses transaksi data dan informasi antara Ditjen Belmawa dan seluruh perguruan tinggi dengan stake holdernya.

4. Prinsip transaksi data dan informasi memerlukan basis data yang andal, menyeluruh dan valid. Namun kebutuhan akan basis data inilah yang membawa pada pengetahuan bahwa data dan informasi merupakan barang langka yang tidak mudah diperoleh dan dalam banyak kasus bahkan tidak tersedia sama sekali. Dengan demikian, peluangnya ialah dengan membangun sistem informasi pendidikan dan dunia kerja secara mandiri oleh tim Ditjen Belmawa. Oleh karenanya, sejak tiga tahun kebelakang Ditjen Belmawa dengan tim pengembangan sistem informasi pendidikan dan dunia kerja telah mengembangkan Sindikker, yang merupakan web sistem informasi online untuk mengumpulkan dan mengelola data maupun informasi dari berbagai sumber.

5. Pada tahun pertama program pengembangan sindikker dimulai dari identifikasi tantangan yang akan dihadapi dalam menyusun sistem informasi pendidikan dan dunia kerja. Sekaligus mengidentifikasi modalitas yang telah dimiliki oleh Ditjen Belmawa dalam kaitan ketersediaan data. Pada tahun pertama juga telah dihasilkan rencana kerja pengembangan sindikker yang mencakup :

Tahap Pertama : persiapan yang mencakup kemampuan tim dalam mengelola informasi dan data, juga kemampuan untuk mengembangkan sistem data base berdasarkan sistem online berbasis web. Pada tahap ini juga ditargetkan rancangan/arsitektur Sindikker data tersusun dan diselesaikan. Pada akhir dari tahun pertama telah berhasil dibangun model Sindikker yang berbasis web seperti diperlihatkan berikut. Tampilan (human interface) SIndikker dipilih model grafis yang menampilkan peta Indonesia yang setiap provinsinya dapat menampilkan informasi dan data rinci berkaitan dengan pendidikan dan dunia kerja.

Tahap Kedua : merupakan tahap pengumpulan data, yang merupakan tahapan paling berat dikerenakan sangat terbatasnya data dan informasi yang dimiliki oleh stake holder yang dalam hal ini menjadi sumber data. Data perguruan tinggi memanfaatkan ketersediaan data dari PDPT (Pangkalan Data Perguruan Tinggi), dengan demikian Sindikker tidak meminta data secara langsung ke oerguruan tinggi. Selain juga untuk menjaga agar tida terjadi duplikasi dan tumpang tindih pengelolaan data dari sumber yang sama. Namun Sindikker menghadapi tantangan berat dalam memperoleh dan menyusun data dari sisi kebutuhan atau sisi ketenaga kerjaan. Tidak ada satu insititusi di Indonesia yang secara mengelola data kebutuhan tenaga kerja ataupun rencana pengembangannya. Sehingga dalam beberapa waktu lamanya Sindikker tidak mampu memperlihatkan informasi dan data dari sisi kebutuhan tenaga kerja.

Solusi menghadapi kebuntuan sumber data dari demand side diatasi dengan menjalin kerja sama antara Sindikker dengan pengelola sumber data tenaga kerja swasta (seperti Jobs DB) yang dituangkan dalam naskah MOU. Dengan kerja sama ini, memungkinkan SIndikker menampilkan data dari dua sisi, yakni sisi pendidikan dan sisi dunia kerja. Sehingga secara teoritis Sindikker telah memiliki basis data sesuai rencananya. Walaupun demikian, kelengkapan datanya masih perlu terus menerus ditambahkan dan dikembangkan sumbernya.

Tahap Ketiga : Analisis data, pada tahap ini sindikker telah dapat menampilkan model analisis data yang dapat menghubungkan berbagai aspek dan sector yang selanjutnya dapat dimaknai sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Pada tahun kedua pengembangan SINDIKER, digunakan pendekatan yang berbeda dengan tahun pertama. Jika pada tahun pertama, SINDIKER masih berfokus pada sisi demand atau pengguna, maka pada tahun kedua ini, sebagaimana masukan dari bapak DIRJEN DIKTI, SINDIKER mulai menyentuh sisi supply atau penyedia lulusan, yaitu perguruan tinggi. Walaupun data dan informasi mengenai perguruan tinggi di Indonesia dapat diakses melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT), namun pada aspek penting dari SINDIKER, yaitu kompetensi lulusan dan data lulusan, masih seperti ruang kosong yang tidak dapat memberikan informasi berarti. Stakeholder dan pengguna lulusan, sering mengalami kebingungan akibat ketidakjelasan kompetensi dari berbagai lulusan program studi yang beraneka ragam. Bak membeli kucing dalam karung, pihak pengguna hanya mempertimbangkan nama program studi untuk menengarai kompetensi lulusannya. Pada tahun inilah SINDIKER merasa perlu untuk mengajak perguruan tinggi mengisi kolom kompetensi lulusan (kemudian dikembangkan sebagai CP = Capaian Pembelajaran) yang telah tersedia di PDPT sebagai salah satu usaha melakukan penjaminan mutu akuntabilitas akademik bagi lulusannya.Selain itu, dari sisi pengguna, SINDIKER tidak lagi meminta data statis dari narasumber pengguna lulusan. Belajar dan mengevaluasi dari kekurangan program SINDIKER tahun sebelumnya, SINDIKER memberikan hak akses pengisian data pada institusi pengguna. Oleh sebab itu, pengguna dapat dengan mudah mengisi, mengubah dan menyajikan kebutuhannya dengan lebih fleksibel. Pada masing-masing institusi pengguna diberikan 1 kata kunci (password) masuk sistem yang dapat dikloningkan kepada staf penanggung jawab pengisi data. Lebih jauh, beberapa aspek informasi telah ditambahkan dalam laman SINDIKER ini dari sisi pengguna lulusan. Aspek baru yang ditambahkan adalah data potensi wilayah, data dari industri dan juga dari pemerintahan.

6. Sebagai sebuah sistem informasi, Sindikker memerlukan berbagai sumber data, baik yang berasal dari internal sistem pendidikan tinggi maupun yang berasal dari dunia Industri pengguna lulusan pendidikan. Program pengembangan SINDIKER ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, yang menitikberatkan pada pengembangan alat pengumpulan data dan penetapan mekanisme pengumpulan datanya; (2) pelaksanaan, yaitu workshop pengisian Sindiker di 15 wilayah sampling; (3)

konstruksi analisis data. Untuk meningkatkan keterlibatan pengguna dan PT dalam berpartisipasi mengisi data SINDIKER, website lama diperbaiki ke arah user-friendliness dan kelengkapan informasi sebagaimana masukan di uji-publik tahun pertama. Pada sisi pengguna, ditampilkan data mengenai rencana kebutuhan tenaga kerja di setiap institusi per tahun. Data ini disediakan oleh masing-masing institusi pengguna lulusan. Sementara, data yang ada di PT ditarik dari PDPT, sehingga perguruan tinggi tidak lagi harus mengulang mengisi. Namun dalam kenyataannya, beberapa data PDPT tidak secara lengkap diisi oleh Perguruan Tinggi, terutama informasi mengenai kompetensi lulusan, yang merupakan informasi penting bagi pengguna. Oleh karenanya, selama workshop ini, PT diminta untuk mengisi secara lengkap data dan informasinya di PDPT.

7. Proses pengumpulan data yang berasal dari sistem pendidikan tinggi, Sindikker memanfaatkan data yang telah terkumpul dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-Dikti). Data yang ada di PD-Dikti selama ini banyak dimanfaatkan secara internal oleh lingkungan pendidikan tinggi. Melalui Sindikker data tersebut akan dikembangkan fungsinya untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pengguna lulusan Perguruan Tinggi. Dalam pada ini, data lulusan, mahasiswa dan kompetensi/capaian pembelajaran di PD-Dikti disajikan dalam Sindikker agar dapat menjadi sumber informasi yang handal bagi pengguna lulusan. Bukan dengan tujuan untuk menduplikasi system informasi yang telah ada di dalam PD-Dikti, namun meluaskan fungsi data yang telah terkumpul.

8. Untuk melengkapi data yang berasal dari PD-Dikti, Tim Sindikker mengembangkan kerjasama internal dengan tim Forlap untuk mendapatkan hak membaca dan menampilkan data yang ada di PD-Dikti dalam Sindikker. Namun dalam perjalanannya, terdapat berbagai hambatan yang cukup besar. Hambatan pertama adalah karena data yang memang berasal dari PD-DIKTI semenjak tahun 2010 sering mengalami perubahan sistem dan model. Hal ini cukup mempersulit Sindikker saat terkoneksi secara langsung dengan PD-Dikti. Hambatan kedua adalah kerjasama yang dikembangkan dengan tim PD Dikti baru terjadi pada tataran manajerial. Pada tataran operasional, ternyata akses data langsung ke PD-Dikti tidak mudah dilakukan. Perlu dicari bagaimana cara menindaklanjuti kerjasama manajerial ini dengan lebih operasional di tataran teknis.

9. Sementara untuk proses pengumpulan data yang berasal dari pengguna lulusan yang berasal dari kantor pemerintahan, pada tahun 2011-2012 dikembangkan berbagai kerjasama dengan Kementerian dan Lembaga Negara lain. Beberapa proses penjajagan kerjasama yang telah dilakukan selama tahun 2011 – 2014. Pada tahun 2011 – 2012, Sindikker berusaha meminta kepada pihak BKD di beberapa wilayah kabupaten/kota di Indonesia untuk mengisi data dengan memberikan ruang dan kunci sehingga dapat terkelola secara lebih terus menerus. Pada tahun 2011, Sindikker berhasil mengajak relatif banyak Kabupaten/kota untuk berpartisipasi mengisi data. Kemudian pada tahun 2012, sebagian besar kabupaten/kota telah melengkapi datanya. Kerja sama dengan

BKN dirasakan dapat menjadi sebuah solusi bagi ketersediaan data dari sisi pengguna di sector pemerintah. Selain meminta untuk mengisi, proses kerjasama dengan BKN dapat juga digunakan untuk sosialisasi akan fungsi utama Sindikker dan apa manfaaatnya bagi berbagai pihak.

10. Bagian terakhir dari proses pengumpulan data adalah berkaitan dengan data kebutuhan di sector private/swasta. Pada awalnya dilakukan penjajagan dengan pihak Kamar Dagang Industri (KADIN) di tahun 2011-2012. Hasil yang diperoleh ternyata KADIN tidak memiliki kuasa dan data kebutuhan setiap anggotanya. Data yang tersedia di KADIN adalah data tentang jenis kompetensi kerja di setiap bidang pekerjaan. Hingga pada tahun 2013, dilakukan penjajagan dengan pihak pencari tenaga kerja, yaitu JobsDB. JobsDB memiliki data secara lengkap jumlah traksasi kerja yang terjadi dan terbagi dalam bidang ilmu serta strata dan jenis pendidikannya. Berdasarkan analisis kelengkapan data, maka dianggap layak untuk membangun kerjasama dengan JobsDB. Pada tahun 2014 inilah MoU dengan JobsDB mulai dibuat dan diberlakukan.

11. Pada tahun 2015, terjadi penataan halaman muka (interface) untuk mempermudah pencarian informasi dan data sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Halaman muka yang lama nampak seperti pada gambar kiri. Perubahan diperlihatkan pada halaman muka laman dengan menampilkan judul Sindikker secara lebih tegas dan sekaligus menjadi logo Sindikker. Pada halaman muka yang baru, pengunjung diberikan pilihan untuk masuk ke halaman lanjut sesuai dengan kebutuhannya, Yakni : Pendidikan, Dunia Usaha, dan Analisis

12.

13. Tampilan informasi dan data wilayah masih memerlukan keterlibatan aktif masing-masing pemangku wilayah. Dalam beberapa hal, data dapat dilacak dan diperoleh dari laman masing-masing daerah.

14. Sindikker secara berkelanjutan dikembangkan baik dari sisi interface maupun dari kelengkapan data dan informasinya.

15. Pengembangan dan penataan interface (antar muka tampilan) dilakukan untuk menjadikan Sindikker lebih mudah digunakan (user friendly). Pengguna dengan lebih cepat dapat langsung menuju ke halaman yang diperlukan, apakah akan mencari informasi mengenai pendidikan, ketenaga kerjaan, atau bahkan memerlukan analisis terhadap kedua informasi tersebut.

16. Stratrategi Sindikker untuk mendapatkan data terus dikembangkan. Selama ini telah diketahui bahwa sumber data valid yang dapat dipergunakan untuk memperkaya database Sindikker sangat terbatas dan sangat sulit di-akses. Rencana yang dikembangkan diantaranya : membuat criteria data yang diperlukan, dalam beberapa kasus dapat dibuat sampling data, dan juga dapat diakukan model klastering atau perangkingan dari beberapa sumber data.

Untuk memudahkan pengayaan data pada database Sindikker, dikembangkan fitur baru yang dapat menyerap data secara langsung dan aktif melalui layanan baru seperti bursa kerja atau juga jejak karir dari lulusan. Methodenya adalah dengan memberikan akses secara langsung pada perguruan tinggi untuk dapat mengisi data kemahasiwaan mereka dan selanjutnya akan diunggah ke SIndikker.

Dikemudian hari fitur ini akan berfungsi sebagai penyerap informasi dan data kependidikan dan ketenagakerjaan yang mengisi database Sindikker secara berkelanjutan. Pola ini selanjutnya akan dipergunakan pada fitur lainnya sehingga SIndikker dapat menjadi pusat aktifitas transaksi data pendidikan dan dunia kerja.

17. Dalam pengelolaan laman Sindikker, sementara ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan data jejak kinerja lulusan menjadi tantangan sangat berat. Mengingat selama ini ikatan lulusan ke institusi perguruan tingginya umumnya tidak ada lagi setelah mereka diwisuda. Jika memungkinkan, dikemudian hari dapat dikeluarkan kebijakan (peraturan) yang memaksa lulusan untuk dapat melaporkan/memberikan informasi mengenai statusnya setelah bekerja/mandiri . hal ini memerlukan kajian lebih lanjut.

18. Merespon masukan/arahan dari Sesditjen, tim sindikker melakukan tindakan dan rencana kerja yang sesuai.

i. Peta Karier, tim Sindikker berkoorinasi dengan bagian pusat karier agar tidak terjadi duplikasi fungsi dan tugas. Hal pertama yang perlu disepakati adalah Sindikker lebih melihat fungsi ini sebagai “Jejak Kinerja Lulusan” atau istilah lain yang lebih relevan yang mencerminkan fungsi Sindikker dalam mengelola data dan informasi pendidikan dan dunia kerja. Jejak Kinerja Lulusan akan dibuat menjadi fungsi tersendiri dalam laman SIndikker yang mampu mengidentifikasi dan mendata apa yang dilakukan dan diperoleh

oleh lulusan setelah dinyatakan lulus dari institusinya. Karier dari lulusan merupakan salah satu dari informasi yang melengkapi. Untuk sementara fungsi ini akan diikutkan pengisiannya pada fungsi bursa kerja yang telah dibuat prototipnya.

ii. Untuk dapat mengetahui data dan informasi mengenai : waktu yang diperlukan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studinya, jumlah lulusan tepat waktu, waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama dalam 6 bulan pertama, kecocokan antara area kerja dengan bidang pendidikannya, dan informasi lain yang relevan, sementara tim programmer Sindikker meng-attach pada menu bursa kerja.

iii. Tim Sindikker telah merespon dengan model pengelolaan jejak kinerja lulusan PT melalui fitur bursa kerja.

iv. Pihak-pihak dan pakar kompeten akan diundang dalam diskusi pengembangan Sindikker selanjutnya. Selanjutnya sedang diinventaris pakar atau ahli yang kredibel, kompeten dan available, sekaligus dicarikan jadwal yang tepat sehingga diskusinya akan fruitful.

v. Nama baru pada Sindikker yang lebih merepresetasikan kemampuan dan fungsi Sindikker yang telah diperluas mendapatkan berbagai usulan, salah satunya “Sindikkernas”. Merunut pada masa pembentukan Sindikker, pada awalnya bernama “Sinduk” yang merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi penDidikan dan dUnia Kerja, namun nama ini sudah dipakai oleh laman kependudukan. Jadi oleh Direktur Belmawa (saat itu ibu Illah Sailah) diganti menjadi SIndikker. Jadi dapat saja nama baru saat ini diusulkan oleh Direktur atau Dirjen sekarang.

vi. Sindikker berhak mengakses data kemahasiswaan langsung ke perguruan tinggi di Indonesia. Ini merupakan privilege yang akan sangat membantu eksistensi sindikker dan mempermudah akses data dan informasi ke PT di Indonesia.

vii. Sesditjen menyiapkan perencanaan dan dukungan anggaran untuk Sindikker khususnya mulai tahun anggaran 2017. Perlu pengawalan dan segera dibuat perencanaan program kerjanya.

viii. Masih terus diusahakan untuk mendapatkan data mahasiswa aktif dari pusat data dan jika perlu akan dilengkapi dengan surat permintaan resmi dari Sesditjen. Tim Sindikker akan secara aktif akan melakukan tugas ini

19. Program kerja yang dilakukan tim Sindikker dan harus segera dilakukan, pada tahap berikutnya sudah harus terlihat hasilnya.

b. Penambahan Sinopsis atau keterangan yang dapat memperjelas grafik analisis yang ditampilkan. Hal ini akan dikerjakan oleh pak Ardhana sebagai pakar analisis data dan informasi

Penambahan synopsis yang dapat mempejelas dan menerangkan hasil analisis dalam tampilan grafis

a.b. Penataan lay out Laman Sindikker

Saat ini laman Sindikker secara berkelanjutan terus dikembangkan, sehingga ada beberapa perubahan pada tampilan. Tampilan halaman muka adalah sebagai berikut :

Tampilan halaman muka diatas merupakan rancangan baru, namun untuk mengakses menu lain, akan dibuka laman Sindikker dengan tampilan lama berikut :

Terlihat adanya perbedaat tata letak dan pemilihan warna (tema –theme). Hal ini akan diselesaikan dan disinkronkan oleh tim programing (p Ferry da p Arief). Sinkronisasi akan sampai pada level menu paling jauh, sehingga perlu koordinasi dalam penulisan sintak programnya.

c. Penambahan fungsi lacak, akan ditambahkan pada Laman, sehingga penggunak akan dapat mencari informasi yang dibutuhkan dengan cara mengentri kata petunjuk tertentu.

d. Pembuatan format data standar Sindikker. Pak Danial akan merancang sistem format data standar yang akan dapat mengakomodasi kebuthan data pada SIndikker sekaligus menjadi basis dari analisis lebih lanjut. Penting juga untuk membuat data interface service yang memungkinkan berbagai format sumber data dapat dibaca dan ditata sesuai format standar Sindikker.

20. Penambahan fitur/fungsi pada Sindikker khususnya untuk menyediakan pelayanan pada pencarian kerja sekaligus penawaran lowongan kerja (semacam bursa kerja) yang dapat dipersonalisasi oleh setiap perguruan tinggi di Indonesia .

Dikemudian hari fitur ini akan berfungsi sebagai penyerap informasi dan data kependidikan dan ketenagakerjaan yang mengisi database Sindikker secara berkelanjutan. Skema pengolahan data dan informasi pada bursa kerja ini diperlihatkan pada gambar berikut:

Beberapa menu dari fitur bursa ini adalah sebagai berikut :

21. Secara berkelanjutan fungsi dan kemampuan Sindikker terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terkini. Laman Sindikker terus disesuaikan dengan karakteristik dan fungsi baru yang ada sehingga semakin user friendly.

22. Sindikker diracang dan direncanakan menjadi pusat data yang merangkum secara sinergis antara data maupun informasi tentang kependidikan dikaitkan dengan ketenaga kerjaan. Dengan semakin lengkapnya data yang dimiliki, Sindikker akan menjadi pusat rujukan yang mampu memberikan analisis dari berbagai aspek yang menyangkut pendidikan dan dunia kerja. Data, informasi, dan analisis yang ada pada Sindikker selanjutnya akan menjadi rujukan utama para pembuat kebijakan di bidang pendidikan dan ketenaga kerjaan.

23. Target tersebut tidak mudah namun bukan tidak mungkin dilakukan. Oleh karena memerlukan dukungan penuh dari Ditjen Belmawa agar Sindikker dapat mencapai kinerja optimalnya.