Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada...

19
PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) SECARA HIDROPONIK DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA DISUSUN OLEH : ARGA ZAHRAYENA AINASYA (05) ARLENDA ISKANDAR PUTRA (07) DHIARRAFII BINTANG MATAHARI (10) FATMA AMELIA HANDAYANI (14) SHAVIRA FERDHANI (26) SURYANINGGAR DAMAYANTI (27) XII IPA 5 SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 1

Transcript of Proposal Penelitian Pengaruh Interval Waktu Pemberian Pupuk Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada...

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L)

SECARA HIDROPONIK DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

ARGA ZAHRAYENA AINASYA (05)

ARLENDA ISKANDAR PUTRA (07)

DHIARRAFII BINTANG MATAHARI (10)

FATMA AMELIA HANDAYANI (14)

SHAVIRA FERDHANI (26)

SURYANINGGAR DAMAYANTI (27)

XII IPA 5

SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2016/2017

Jl. C Simanjuntak 2 YogyakartaTelp. (0274)513335, Fax. (0274)544660

Website: www.sman6-yogya.sch.id Email: [email protected]

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSayuran juga mengandung serat (fiber) yang mampu menjaga kesehatan sistem

pencernaan manusia (Wardhani, 2004), sayuran juga bermanfaat dalam menambah

ragam, rasa, warna dan tekstur makanan (Rubatzky et al., 1998).

Salah satu sayuran hijau yang digemari masyarakat adalah selada. Di Indonesia,

selada biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai lalapan, gado-gado atau untuk

salad.

Permintaan selada dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sedangkan

produktivitas lahan terus mengalami penurunan. Maka sistem hidroponik dirasa

menjadi salah satu jalan keluar untuk kendala ini.

Di Jawa Barat, harga jual sayuran hidroponik menurut Fitriani (2008), rata-rata

sekitar Rp 15.000/kg. Prospek selada sangat baik. Kendala pengembangan selada di

Indonesia adalah peningkatan permintaan selada didalam negeri tidak diikuti dengan

peningkatan produksinya. Apalagi dengan semakin menurunnya luasan lahan yang

tersedia untuk budidaya pertanian yang menjadi kendala pada pertanaman selada

konvensional.

Menurut Maghfoer et al. (2007) sistem pertanaman hidroponik adalah salah satu

pemecahannya. Hidroponik berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus yang

berarti daya, sehingga hidroponik berarti memberdayakan air (Karsono et al., 2002).

Hidroponik adalah sistem pertanaman tanpa tanah (soilless culture) yaitu sistem

budidaya tanaman yang menggunakan media selain tanah, dapat berupa batubata, arang

sekam, pasir, atau media buatan seperti rockwool atau perlite.

Sejauh mana pengaruh dari interval waktu pemupukan cair terhadap pertumbuhan

tersebut belum diketahui oleh karena itu perlu dilakukan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interval waktu pemberian pupuk cair yang

tepat terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) yang ditanam secara

hidroponik.

1.2. Rumusan Masalah1. Apakah ada pengaruh interval waktu pemberian pupuk cair terhadap pertumbuhan

tanaman selada (Lactuca sativa L) secara hidroponik di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

2

2. Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) yang

diberi pupuk cair dengan interval waktu yang berbeda-beda?

1.3. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh interval waktu pemberian pupuk cair

terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L) secara hidroponik di

SMA Negeri 6 Yogyakarta?

2. Untuk mengetahui bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman selada (Lactuca

sativa L) yang diberi pupuk cair dengan interval waktu yang berbeda-beda?

a. Manfaat Peneltian1. Bagi Peneliti : Menambah wawasan tentang tanaman selada (Lactuca sativa

L) dan penanaman hidroponik.

2. Bagi Sekolah : Mendukung program Adiwiyata dengan mengefektifkan

pengelolaan tanaman-tanaman hidroponik di Green House SMA Negeri 6

Yogyakarta terkhusus pemberian pupuk nutrisi pada tanaman selada (Lactuca

sativa L) agar didapatkan hasil tanaman yang baik.

3. Bagi Masyarakat : Sebagai alternatif penanaman dengan minimnya lahan dan

pengefektifan interval waktu pemberian pupuk cair pada tanaman selada (Lactuca

sativa L) agar didapatkan hasill tanaman yang baik.

4. Bagi Pemerintah : Mendukung program pemerintah yang terkait dengan

penggunaan metode tanam hidroponik tanpa mempermasalahkan lahan yang

sempit.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. SELADA (Lactuca sativa L)

(Lactuca sativa L.)

2.1.1. Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

Selada merupakan tanaman yang berasal dari negara beriklim sedang.

Tanaman selada sudah dibudidayakan sejak 500 tahun sebelum masehi.

Peranan komoditas hortikultura berperan penting terhadap perkembangan gizi

masyarakat, peningkatan pendapatan petani, perluasan kesempatan kerja,

pengembangan agribisnis dan agroindustri, peningkatan ekspor dan

pengurangan impor.

Nilai ekonomi selada cukup tinggi sehingga tanaman ini menjadi salah

satu tanaman prioritas nasional untuk mendukung perkembangan di Indonesia

(Rukmana, 1994). Menurut Edi dan Bobihoe (2010), selada (Lactuca sativa L.)

merupakan sayuran daun yang berumur semusim dan termasuk dalam famili

compositae yang biasa dikonsumS/cmi sebagai lalapan atau salad.

Menurut jenisnya, selada ada yang dapat membuat krop dan ada yang

tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daundaunnya berbentuk ”rosete”.

Jenis selada yang banyak dibudidayakan adalah selada mentega dan selada

krop. Selada mentega disebut juga dengan selada bokor atau selada daun,

bentuk kropnya bulat lepas. Selada (heading lettuce) atau selada krop, bentuk

krop bulat dan lonjong, kropnya padat atau kompak. Warna daun selada hijau

terang sampai putih kekuningan.

4

2.1.2. Taksonomi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

selada adalah sebagai berikut :

Kingdom :Plantae

Divisio :Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa L.

Menurut Cahyono, (2014) selada yang dibudidayakan dan dikembangkan saat ini memiliki banyak varietas diantaranya yaitu :

1. Selada kepala atau selada telur (Head lettuce)Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop yaitu daun-daun saling merapat membentuk bulatan menyerupai kepala.

2. Selada rapuh (Cos lettuce dan Romaine lettuce) Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop seperti tipe selada kepala. Tetapi krop pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan meninggi, daunnya lebih tegak, dan kropnya berukuran besar dan kurang padat.

3. Selada daun (cutting lettuce atau leaf lettuce)Selada yang memiliki ciri-ciri daun selada lepas, berombak dan tidak membentuk krop, daunnya halus dan renyah. Biasanya tipe selada ini lebih enak dikonsumsi dalam keadaan mentah.

4. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce)Selada yang memiliki ciri-ciri tidak membentuk krop, daun berukuran besar, bulat panjang, tangkai daun lebar dan berwarna hijau tua serta memiliki tulang daun menyirip.

2.1.3. Persyaratan Iklim

Selada cultivar Grand Rapids baik ditanam di dataran rendah dengan

suhu optimal 15–25oC. Jenis tanah yang baik adalah tanah lempung berdebu

atau lempung berpasir dengan pH netral (Susila, 2006).

Menurut Edi dan Bobihoe (2010), waktu tanam terbaik untuk tanaman

selada adalah pada akhir musim hujan, walaupun demikian dapat juga ditanam

pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup dengan

pH 5-6,5.

5

Menurut Susila (2013), intensitas cahaya tinggi dan hari panjang dapat

meningkatkan laju pertumbuhan dan mempercepat perkembangan luas daun.

Selada yang dibudidayakan secara hidroponik dapat tumbuh dengan

baik dan dapat dipanen lebih cepat. Penggunaan larutan hara dalam sistem

hidroponik disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tanaman. Electrical

Conductivity ( EC) yang sesuai untuk mendapatkan pertumbuhan optimal

tanaman selada pada interval 1.09-1.5 mS/cm.cm-1 . 6 2.1.3

Manfaat Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Selada memiliki banyak

kandungan gizi dan mineral. Menurut Lingga (2010), selada memiliki nilai

kalori yang sangat rendah. Selada kaya akan vitamin A dan C yang baik untuk

menjaga fungsi penglihatan dan pertumbuhan tulang normal. Kandungan

nutrisi dalam daun selada dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi dalam 100g Daun Selada

Sumber Lingga, 2010

2.2. HIDROPONIKHidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa tanah sebagai media tanamnya.

Media tanam pada sistem hidroponik menggunakan air atau bahan porous lainnya

seperti arang sekam, pecahan genting, pasir, kerikil, maupun gabus putih (Lingga,

2005).

Sistem hidroponik pada dasarnya merupakan modifikasi dari sistem pengelolaan

budidaya tanaman di lapangan secara lebih intensif untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas produksi tanaman serta menjamin kontinyuitas produksi tanaman.

6

Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi

pertumbuhan yang optimal, maka potensi 7 maksimum untuk berproduksi dapat

tercapai. Larutan nutrisi yang langsung diberikan pada zona perakaran, mengandung

komposisi garam-garam organik yang berimbang untuk menumbuhkan perakaran

dengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal (Rosliani dan Sumarni, 2005).

Menurut Persatuan Hidroponik Terengganu dalam Sibarani (2005), ada dua

sistem hidroponik yaitu hidroponik pasif dan hidroponik aktif. Hidroponik aktif adalah

sistem hidroponik yang larutan nutrisinya ditampung dalam tangki dan dialirkan ke

tanaman. Larutan akan bersirkulasi selama masa tumbuh tanaman sampai tanaman bisa

dipanen. Pada sistem hidroponik pasif, larutan nutrisi akan diam dalam bak penampung

yang tepat berada di bawah tanaman. Sistem ini umum digunakan untuk tanaman jenis

sayuran karena sistem ini hanya dapat digunakan dalam waktu pendek.

Menurut Lingga, (2005) budidaya sayuran secara hidroponik memiliki beberapa

kelebihan. Kelebihan utama sistem ini adalah keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan

berproduksi lebih terjamin. Kelebihan hidroponik yang lain yaitu : (1) perawatan lebih

praktis dan membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja, (2) pemakaian pupuk lebih

effisien, (3) tanaman dapat tumbuh lebih pesat dengan kebersihan yang terjamin, (4)

penanaman dapat dilakukan terus menerus tanpa tergantung musim, (5) dapat dilakukan

penjadwalan pemanenan sehingga dapat memproduksi tanaman secara kontinyu, serta

(6) harga jual sayuran hidroponik lebih mahal.

2.2.1. Teknik Hidroponik Sistem Sumbu

Teknologi hidroponik dengan sistem sumbu merupakan salah satu

sistem budidaya tanaman secara hidroponik yang menggunakan media tanam.

Teknologi ini dapat dioperasikan tanpa tergantung adanya energi listrik karena

tidak memerlukan pompa untuk re-sirkulasi larutan hara. Hal ini menyebabkan

sistem ini menjadi lebih sederhana, mudah dioperasikan, dan murah, sehingga

berpotensi untuk dikembangkan pada tingkat petani kecil.

Pada sistem ini, larutan nutrisi disampaikan ke akar tanaman melalui

sumbu. Hidroponik dengan sistem ini cocok digunakan untuk budidaya

tanaman rendah seperti sayuran. Budidaya selada dengan sistem hidroponik

dapat dipanen setelah 4 minggu setelah tanam dengan menghasilkan produksi

maksimal pada interval EC yang sesuai (Lingga, 2005).

2.2.2. Larutan Nutrisi

7

Menurut Siregar (2015), nutrisi yang paling cocok untuk selada

keriting Grand Rapids adalah nutrisi goodplant dan nutri mix. Kedua nutrisi

ini lebih banyak mengandung unsur nitrogen (N) yang mampu memacu

peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman. Menurut Perwtasari (2012),

larutan nutrisi yang tepat untuk sayuran seperti pakcoy adalah larutan nutrisi

goodplant dengan media tanam arang sekam. Dalam penelitiannya,

pertumbuhan dan hasil produksi pakcoy terus mengalami peningkatan dan

dapat dipanen pada 4 MST.

Pertumbuhan sayuran yang diberi nutrisi goodplant dan media arang

sekam menghasilkan rata-rata bobot, tinggi, dan indeks luas daun tertinggi. 9

Pertumbuhan tanaman dalam hidroponik salah satunya dipegaruhi oleh

kandungan nutrisi yang diberikan. Semakin sesuai kandungan nutrisi, maka

pertumbuhan dan hasil produksi tanaman semakin baik. Komposisi nutrisi

yang umum digunakan dalam hidroponik seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi larutan hara yang digunakan dalam sistem

hidroponik

Sumber Susila, 2013

2.2.3. Intensitas Cahaya

Tumbuhan hijau menghasilkan karbohidrat dari proses fotosintesis.

Fotosintesis sangat bergantung pada intensitas cahaya yang diperoleh

tanaman.

8

Proses fotosintesis dapat berlangsung karena adanya organ pada

tumbuhan yang disebut klorofil (klorofil A dan B). Menurut Handoko dan

Fajariyanti (2008), sinar matahari menghasilkan cahaya polikromatik yang

dapat dibiaskan menjadi cahaya monokromatik.

Cahaya monokromatik inilah yang digunakan tanaman untuk berfoto

sintesis. Klorofil mampu menangkap cahaya monokromatik dari

matahari pada panjang gelombang tertentu. Cahaya yang mampu diserap

tanaman pada kisaran panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm. Klorofil

A berfungsi 10 dengan baik dalam proses fotosintesis pada panjang

gelombang 660 nm pada sinar merah dan paling buruk pada panjang

gelombang 430 nm pada sinar biru.

Sinar kuning dan hijau dipantulkan tanaman, namun jika diteruskan

kembali ke tanaman akan terserap dan mampu membantu proses fotosintesis.

2.3. HipotesisTanaman Selada (Lactuca sativa L.) yang diperi berbagai perlakuan berupa

pemberian nutrisi dengan berbagai macam interval waktu akan bepengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman, sehingga terdapat perbedaan pertumbuhan antara tanaman

selada 1 dengan yang lain.

9

BAB III

METODE PENELITIAN3.1. Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah tanaman selada (Lactuca sativa L.) yang ditanam secara

hidroponik dengan system sumbu dan berumur 2 minggu.

Jumlah objek penelitian dibagi menjadi 4 wadah; 1. Tanpa diberi nutrisi, 2. Diberi

nutrisi 1 hari sekali, 3. Diberi nutrisi 2 hari sekali, 3. Diberi nutrisi 3 hari sekali.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Green House SMA Negeri 6 Yogyakarta dan di rumah

peneliti.

3.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli hingga saat ini masih berlangsung.

3.4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Yang mana untuk mencapai tujuan akhir penelitian adalah mengetahui perbedaan kualitas tanaman yang tumbuh atau diihasilkan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot segar ekonomis, bobot segar akar, volume akar. 

3.5. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian yaitu variasi interval waktu pemberian nutrisi pada

tanaman selada (Lactuca sativa L.) yang ditanam secara hidroponik dengan system

sumbu.

b. Variabel tetap dalam penelitian ini adalah tanaman selada (Lactuca sativa L.) yang

ditanam secara hidroponik dengan system sumbu tanpa diberi nutrisi.

c. Variabel respon dalam penelitian ini adalah kualitas tanaman yang tumbuh atau

diihasilkan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman, bobot

kering tanaman, bobot segar ekonomis, bobot segar akar, volume akar. 

3.6. Teknik Pengumpulan Data

10

a.) Metode observasi, dengan melakukan pengamatan langsung ke tempat dimana

terdapat tanaman selada (Lactuca sativa L.) yang ditanam secara hidroponik

dengan system sumbu yaitu di Green House SMA Negeri 6 Yogyakarta.

b.) Metode eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan terkait penelitian dan

mengambil data primer.

c.) Studi pustaka (library research), yaitu dengan melakukan kajian terhadap

berbagai literatur yang menyangkut penelitian ini, dan mengambil data sekunder.

3.7. Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Deskripsi

kuantitatif digunakan untuk menguji pertumbuhan vegetatif tanaman selada dengan interval

waktu pemberian pupuk yang berbeda-beda dan dengan nutrisi yang sama.

3.8. Alat dan Bahan

Alat:

Gelas minuman bekas.

Kain flannel/sumbu.

Bahan:

Tanaman selada.

Media tanam (rockwool)

Air.

Nutrisi.

3.9. Anggaran Dana

Nama Alat/Bahan Harga

Gelas minuman plastik bekas Rp. 1.000,00

Kain flannel/sumbu Rp. 4.000,00

Tanaman selada Rp. 10.000,00

Media tanam (rockwool) Rp. 15.000,00

Nutrisi Rp. 30.000,00

Total Rp. 60.000,00

11

3.10. Alur Penelitian

12

Persiapan alat dan bahan

Penanaman bibit tanaman selada pada

rockwool

Rockwool dipindahkan kedalam

gelas plastik

Pemberian nutrisi dengan interval

waktu yang berbeda-beda

PengamatanAnalisis data

Evaluasi Tindak lanjut hasil evaluasi Selesai

DAFTAR PUSTAKA

Febriani, Dwi Nur Shinta, Didik Indradewa, and Sriyanto Waluyo. "Pengaruh Pemotongan Akar dan Lama Aerasi Media Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa L.) Nutrient Film Technique." Vegetalika 1.1 (2012): 123-134.

http://digilib.unila.ac.id/13375/16/BAB%20II.pdf

http://digilib.unila.ac.id/7317/16/BAB%20II.pdf

13