Proposal Metpen

26
A. Judul Penelitian Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dari ZnCl 2 dan ZnBr 2 dengan Ligan Piperidina B. Latar Belakang Penelitian Salah satu penelitian yang berkembang dalam bidang kimia anorganik adalah sintesis senyawa kompleks. Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara ion logam atau atom logam dan atom nonlogam. Dalam pembentukan senyawa kompleks netral atau senyawa kompleks ionik, atom logam atau ion logam disebut atom pusat, sedangkan atom yang dapat mendonorkan elektronnya ke atom pusat disebut atom donor. Atom donor terdapat pada suatu ion atau molekul netral. Ion dan molekul netral yang memiliki atom-atom donor yang dikoordinasikan pada atom pusat disebut dengan ligan. Senyawa kompleks umumnya disintesis dengan ion atau atom pusat logam transisi karena memiliki orbital d yang belum terisi penuh, yaitu atom pusat logam transisi golongan 3-11 dengan konfigurasi elektron [gas mulia] n d 1-9 . Struktur dan sifat senyawa kompleks serta syarat kestabilan atom pusat logam transisi golongan 3-11 telah banyak diteliti 1

Transcript of Proposal Metpen

Page 1: Proposal Metpen

A. Judul Penelitian

Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dari ZnCl2 dan ZnBr2 dengan

Ligan Piperidina

B. Latar Belakang Penelitian

Salah satu penelitian yang berkembang dalam bidang kimia anorganik

adalah sintesis senyawa kompleks. Senyawa kompleks atau senyawa

koordinasi adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan

ikatan kovalen koordinasi antara ion logam atau atom logam dan atom

nonlogam. Dalam pembentukan senyawa kompleks netral atau senyawa

kompleks ionik, atom logam atau ion logam disebut atom pusat, sedangkan

atom yang dapat mendonorkan elektronnya ke atom pusat disebut atom

donor. Atom donor terdapat pada suatu ion atau molekul netral. Ion dan

molekul netral yang memiliki atom-atom donor yang dikoordinasikan pada

atom pusat disebut dengan ligan.

Senyawa kompleks umumnya disintesis dengan ion atau atom pusat

logam transisi karena memiliki orbital d yang belum terisi penuh, yaitu atom

pusat logam transisi golongan 3-11 dengan konfigurasi elektron [gas mulia]

nd1-9. Struktur dan sifat senyawa kompleks serta syarat kestabilan atom pusat

logam transisi golongan 3-11 telah banyak diteliti dan dipelajari, sedangkan

senyawa atom logam dengan konfigurasi elektron [gas mulia] nd10, yang

disebut sel tertutup (closed shell) sudah dilakukan tetapi belum lengkap. Ion

logam sel tertutup adalah ion logam golongan 11 dengan bilangan oksidasi

+1, yaitu Cu(I), Ag(I), Au(I) dan golongan 12 yang berbilangan oksidasi +2,

yaitu Zn(II), Cd(II), Hg(II).

Senyawa atau ion kompleks dengan atom pusat yang mempunyai

konfigurasi elektron [gas mulia] nd10 (sel tertutup) bersifat diamagnetik dan

tidak berwarna karena memiliki orbital d telah terisi penuh elektron, namun

bila suatu senyawa kompleks dengan orbital yang sudah terisi penuh elektron

menunjukkan warna, maka warna tersebut disebabkan oleh ligan yang diikat.

1

Page 2: Proposal Metpen

Zn(II) merupakan salah satu ion dengan konfigurasi 3d10. Sintesis

senyawa kompleknya dapat dilakukan dari berbagai macam garam Zn.

Contoh senyawa kompleks dengan ion pusat Zn(II) yang telah disintesis

adalah [Zn(dpa)(bipy)(H2O)]2 (Yan, dkk. 2010: 1702), X ([ZnX2( L)] n) (X=

Cl, Br, I) (L= N,N’-bis-4-methyl-pyridyl oxalamide) (Tzeng, dkk. 2005:

1254), dan [Zn(tp)(py)(H2O)]n (Kim, dkk. 2010: 1743).

Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas

atau memiliki pasangan elektron . Ligan mempunyai atom donor yaitu atom

yang memiliki pasangan elektron bebas atau atom yang berikatan . Ligan

dapat berupa ion negatif atau molekul netral yang mempunyai pasangan

elektron bebas yang dapat didonorkan pada atom pusat. Piperidina merupakan

senyawa organik yang memiliki satu pasang elektron bebas dari atom donor

dan merupakan basa Lewis sehingga dapat bertindak sebagai ligan.

Piperidina merupakan ligan monodentat karena hanya memiliki satu

atom donor, sehingga pembentukan senyawa kompleks terjadi melalui atom

donor N. Senyawa kompleks dengan ion pusat sel tertutup dan ligan

piperidina yang telah disintesis adalah [Cu4I4(L)4] (L= piperidina) (Jalilian,

dkk. 2011: 1193). Sedangkan senyawa kompleks dengan ligan turunan

piperidina adalah [Ag(tmp)2](NO3).H2O (tmp = 2,2,6,6-tetramethyl

piperidine). Senyawa kompleks tersebut disintesis dengan perbandingan mol

1 : 2 dan 1 : 3 (Bowmaker, dkk. 2005: 4342).

Salah satu teori yang dapat digunakan sebagai dasar kestabilan

senyawa kompleks dari ion logam sel tertutup adalah teori HSAB (Hard and

Soft Acids and Bases) yang dikemukakan oleh Pearson. Teori ini menjelaskan

bahwa asam keras lebih suka berkoordinasi dengan basa keras dan asam

lunak lebih suka berkoordinasi dengan basa lunak. Zn(II) berada pada

perbatasan antara asam keras dan lunak sedangkan atom N juga termasuk

basa pada perbatasan keras dan lunak (Pearson, 1963: 3534). Keduanya

termasuk kelas perbatasan keras dan lunak, maka akan membentuk kompleks

yang stabil. Senyawa kompleks dari Zn(II) halida dengan ligan atom donor N

yang telah dilaporkan adalah [Zn((3,4,5-Meo-ba)2en)Br2]

2

Page 3: Proposal Metpen

((3,4,5-Meoba)2en = N,N’-Bis(3,4,5-trimethoxybenzylidene)

ethylenediamine) disintesis dengan perbandingan mol 1 : 1 (Khalaji, dkk.

2008: 131 ). [ZnX2L2] (X= Cl, Br dan I) (L= piridina, quinolina,dan metil

piridina). Senyawa-senyawa tersebut disintesis dengan perbandingan mol

1 : 2 dan memiliki geometri tetrahedral (Bowmaker, dkk. 2011: 1361).

Perbedaan anion dari garam akan menghasilkan senyawa kompleks

yang berbeda. Anion dari garam pembentuk komplek dapat bertindak sebagai

ion pengimbang atau ligan. Senyawa kompleks [Zn(SC(NH2)2)3]SO4 (Sastry,

dkk. 2004: 257) berasal dari garam ZnSO4, anion SO42- pada senyawa

kompleks yang dihasilkan bertindak sebagai ion pengimbang sedangkan pada

senyawa kompleks [Zn((3,4,5-MeO-ba)2en)Br2] berasal dari garam ZnBr2,

anion bromida pada senyawa kompleks yang dihasilkan bertindak sebagai

ligan (Khalaji, dkk. 2008: 131) .

Penggunaan piperidina sebagai ligan diharapkan dapat menghasilkan

senyawa kompleks d10 baru, Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan

judul “Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dar ZnCl2 dan

ZnBr2 dengan Ligan Piperidina”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan

masalah berikut:

1. Apakah dapat disintesis senyawa kompleks dari ZnCl2 dan ZnBr2 dengan

ligan piperidina?

2. Bagaimana sifat senyawa kompleks dari ZnCl2 dan ZnBr2 dengan ligan

piperidina?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dapat mensintesis senyawa kompleks dari ZnCl2 dan ZnBr2 dengan ligan

piperidina.

3

Page 4: Proposal Metpen

2. Mengetahui sifat senyawa kompleks dari ZnCl2 dan ZnBr2 dengan ligan

piperidina.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

senyawa kompleks dari ZnCl2 dan ZnBr2 dengan ligan piperidina, sehingga

dalam aplikasinya dapat digunakan secara langsung dan tidak langsung, serta

memperkaya ragam senyawa kompleks yang telah ada. Bagi peneliti lain,

penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mensintesis senyawa kompleks lain

dengan mengganti ion pusat, ligan atau pelarut yang berbeda.

F. Kajian Teori

1. Koordinasi Zn(II) sebagai asam moderat menurut teori HSAB

Salah satu teori yang dapat dijadikan dasar bagi kestabilan

senyawa kompleks ion logam sel tertutup adalah teori HSAB ( Hard and

Soft Acids and Bases). Teori HSAB menjelaskan bahwa Zn(II)

merupakan asam yang terletak pada perbatasan yaitu antara asam keras

dan lunak, sehingga Zn(II) mempunyai kecenderungan untuk

berkoordinasi dengan basa lunak, basa keras ataupun basa pada

perbatasan keras dan lunak.

Kompleks [Zn(dpa)(bipy)(H2O)]2 (dpa = 2,2’-asam difenat, bipy =

2,2΄-bipiridina) terbentuk karena terjadi ikatan kovalen koordinasi antara

Zn dengan atom O dari asam 2-2’-difenat dan antara Zn dengan atom N

dari 2,2΄-bipiridina (Yan, dkk. 2010: 1703). Ligan asam 2-2’-difenat

merupakan basa keras karena memiliki atom donor O, sedangkan 2,2΄-

bipiridina merupakan ligan yang berada pada perbatasan antara basa

keras dan lunak. Zn(II) dapat sekaligus berikatan dengan atom donor

yang memiliki sifat berbeda.

4

Page 5: Proposal Metpen

Gambar 1. Struktur [Zn(dpa)(bipy)(H2O)]2 (Yan, dkk. 2010: 1703)

Salah satu contoh senyawa kompleks Zn(II) dengan basa lunak

adalah [ZnCl2((CS(NHC6H11)2)2]. Pada kompleks tersebut terdapat ikatan

kovalen koordinasi antara Zn dan atom S dari N,N’-dicyclo-

hexylthiourea (Molloto, dkk. 2009: 259).

Gambar 2. Struktur [ZnCl2((CS(NHC6H11)2)2] (Molloto, dkk. 2009: 259)

5

Page 6: Proposal Metpen

2. Piperidina sebagai ligan

Piperidina dapat digunakan sebagai ligan karena mempunyai

pasangan elektron bebas pada atom N yang dapat didonorkan pada ion

pusat. Dilihat dari strukturnya, piperidina termasuk ligan monodentat

karena hanya memiliki satu atom donor yaitu N.

Gambar 3. Struktur Piperidina

Berdasarkan teori HSAB, piperidina termasuk basa perbatasan

antara basa keras dan lunak, sehingga piperidina dapat berkoordinasi

dengan atom atau ion pusat yang bersifat asam keras atau lunak, ataupun

asam perbatasan antara keras dan lunak. Dapat dikatakan bahwa

piperidina dapat berkoordinasi dengan hampir semua ion termasuk ion-

ion sel tertutup, seperti Cu(I), Ag(I), Au(I), Zn(II), Cd(II), dan Hg(II).

Dua senyawa kompleks ion sel tertutup dengan ligan piperidina yang

telah disintesis adalah [Ag(tmp)2]+ (tmp = 2,2,6,6-tetramethyl piperidine)

(Bowmaker, dkk. 2005: 4342) dan [Cu4I4(L)4] (L= piperidina) (Jalilian,

dkk. 2011: 1193).

Gambar 4. Struktur [Ag(tmp)2]+ (Bowmaker, dkk. 2005: 4342)

6

Page 7: Proposal Metpen

Pada kompleks [Ag(tmp) 2]+, Ag(I) sebagai ion sel tertutup

berkoordinasi dengan atom donor N dari 2,2,6,6-tetrametill piperidina.

Gambar 5. Struktur [Cu4I4(L)4] (L= piperidina) (Jalilian, dkk. 2011: 1193)

Pada senyawa kompleks [Cu4I4(L)4], Cu(I) sebagai ion sel tertutup

berkoordinasi dengan N dari piperidina.

3. Pengaruh Perbedaan Anion pada Senyawa Kompleks

Anion dari garam yang digunakan pada sintesis dapat

dikoordinasi pada ion pusat atau berada di luar lingkungan koordinasi

pada kompleks ionik sehingga dapat mempengaruhi tipe struktur

senyawa kompleks. Anion yang mempunyai PEB dapat bertindak sebagai

atom donor sehingga dapat terkoordinasi pada atom pusat. Perbedaan

ukuran anion akan menghasilkan struktur berbeda, misalnya senyawa

kompleks dari CuX (X = Cl-, Br-, I-) dengan ligan 2,2,6,6-tetrametil

piridina (tmpip) dengan perbandingan stoikiometri 1 : 1. Pada CuCl2 dan

CuBr2 akan menghasilkan monomer dengan atom Cu berkoordinasi dua.

CuI dengan ligan dan perbandingan stoikiometri yang sama akan

menghasilkan dimer dengan atom Cu berkoordinasi tiga. Bertambah

besar ukuran anion menyebabkan antraksi ligan dan anion berkurang,

sehingga senyawa kompleks yang terbentuk memiliki bilangan

koordinasi yang lebih kecil.

7

Page 8: Proposal Metpen

G. Metode Penelitian

1. Desain penelitian

Penelitian termasuk desain penelitian deskriptif karena dalam

penelitian tidak digunakan kontrol sebagai pembanding dan hasil

penelitian hanya dapat dilihat setelah seluruh langkah kerja dilakukan.

Penelitian meliputi dua tahap yaitu tahap sintesis dan

karakterisasi. Langkah-langkah pada tahap sintesis yaitu sintesis

kompleks Zn(II) piperidina melalui metode sintesis langsung dari ZnCl2

dan ZnBr2 berturut-turut dengan ligan piperidina sedangkan tahap

karakterisasi meliputi: (1) uji titik lebur; (2) penentuan kandungan unsur-

unsur dalam senyawa kompleks dengan Energy Dispersive X-Ray

(EDAX); (3) uji Daya Hantar Listrik (DHL); (4) penentuan gugus yang

terikat (ligan) pada ion pusat dengan IR; dan (5) uji kuantitatif ion

pengimbang.

2. Variabel penelitian

Pada penelitian digunakan dua macam variabel, yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah ion pengimbang

sedangkan variabel terikatnya adalah senyawa kompleks hasil reaksi.

3. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan di laboratorium kimia FMIPA

Universitas Negeri Malang pada bulan Desember 2011 sampai Maret

2011. Penentuan kandungan unsur-unsur dalam senyawa kompleks

dengan Energy Dispersive X-Ray (EDAX) akan dilakukan di

Laboratoium Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang. Uji Daya

Hantar Listrik (DHL) akan dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Jasa

Tirta I Malang.

4. Alat dan bahan yang diperlukan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu gelas kimia 50

mL, termometer, klem, statif, manice, spatula, batang pengaduk kaca,

tabung reaksi besar, kaca arloji, botol semprot, pipet tetes, corong kaca,

buret, labu takar 500 mL, labu takar 100 mL, erlenmeyer 100 mL, gelas

8

Page 9: Proposal Metpen

kimia 250 mL, bak ultrasonik, neraca analitik Sartorius Element

ELT103, alat ukur titik lebur (SIBATA Mel-270), seperangkat alat

Energy Dispersive X-Ray Analysys Spectroscopy (EDAX) Inspect, dan

seperangkat alat DHL.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu garam

ZnCl2 (Merck; p.a.), ZnBr2 (Aldrich; p.a), piperidina (Aldrich; p.a.),

aquades, AgNO3(Aldrich; p.a) , NaCl (Aldrich; p.a), NH4SCN (Aldrich;

p.a), K2CrO4 (Aldrich; p.a), dan Fe(NH4)2SO4 (Aldrich; p.a).

5. Metode pengumpulan data

a. Sintesis senyawa kompleks

Kompleks Zn(II) dan piperidina disintesis melalui metode

sintesis langsung yaitu ZnCl2 dan ZnBr2 dengan ligan piperidina

melalui perbandingan mol Zn(II) dan piperidina 1 : 2. Diagram alir

metode yang disintesis ditunjukkan pada Lampiran 2.

Sintesis senyawa kompleks diawali dengan melarutkan kristal

ZnCl2 (0,136g ; 1 mol) dalam aquades (1 mL), ditetesi 0,002 mol

piperidina (0.197 mL) lalu digetarkan dalam bak ultrasonik sampai

homogen selama 1 jam hingga dihasilkan larutan homogen.

Kristalisasi dilakukan dengan larutan di dalam tabung reaksi ditutup

alumunium foil yang diberi tiga lubang kecil, dibiarkan pada suhu

kamar agar terjadi penguapan perlahan hingga terbentuk kristal.

Prosedur sintesis senyawa kompleks ZnBr2 dengan piperidina

dilakukan sama dengan sintesis senyawa kompleks ZnCl2 dan

piperidina. ZnCl2 diganti dengan ZnBr2 sebanyak (0,225 g; 1 mmol)

b. Penentuan titik lebur

Penentuan titik lebur memberikan informasi bahwa kristal

hasil analisis yang diperoleh murni. Rentang titik lebur kristal murni

yang diperoleh tidak lebih dari 2C. Selain itu, penentuan titik lebur

juga untuk mengetahui senyawa kompleks yang disintesis adalah

senyawa yang berbeda dengan reaktannya. Senyawa hasil sintesis

ditentukan titik leburnya menggunakan alat ukur titik lebur.

9

Page 10: Proposal Metpen

Senyawa hasil sintesis dihaluskan dengan cara digerus

sehingga menjadi serbuk. Serbuk yang diperoleh kemudian

dimasukkan ke dalam pipa kapiler sampai diperoleh susunan rapat

dengan ketinggian 3-5 mm dari dasar pipa kapiler. Pipa kapiler yang

telah berisi serbuk dimasukkan pada alat ukur titik lebur (SIBATA

Mel -270). Suhu saat mulai melebur hingga seluruh kompleks

melebur dicatat. Pengukuran titik lebur dilakukan sebanyak dua kali.

c. Uji daya hantar listrik

Daya hantar listrik (DHL) adalah ukuran kemampuan suatu

zat menghantarkan arus listrik pada temperatur tertentu. Senyawa

kompleks yang diperoleh diukur daya hantar listrik untuk

mengetahui kristal yang diperoleh merupakan kompleks ionik atau

bukan. Uji dilakukan dengan menimbang kristal kemudian

dilarutkan dalam pelarut aquades dan diukur dengan konduktometer.

Apabila DHL senyawa kompleks sama dengan DHL pelarut dan jauh

lebih kecil dari DHL reaktan maka senyawa kompleks tersebut

termasuk kompleks netral, sebaliknya bila DHL senyawa kompleks

lebih besar dari DHL pelarut dan tidak jauh beda dari DHL reaktan

maka senyawa kompleks tersebut termasuk kompleks ionik.

d. Penentuan gugus fungsi (ligan) yang terikat pada ion pusat

dengan IR

Untuk membuktikan adanya ligan pada senyawa kompleks

yang terbentuk dapat digunakan IR dengan melihat spektrum infra

merahnya. Dari spektrum tersebut dapat dilihat geseran bilangan

gelombang oleh gugus fungsi yang menyerap pada panjang

gelombang tertentu. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat

menunjang data mengenai ligan yang terikat pada ion pusat. Pada

identifikasi ini sampel yang berupa kristal akan ditumbuk dengan

penambahan KBr sampai halus, kemudian campuran tersebut dicetak

dalam pencetakan pellet. Pellet tersebut selanjutnya dianalisis

dengan metode spektofotometer infra merah Jasco FT/IR-5300.

10

Page 11: Proposal Metpen

e. Penentuan bilangan koordinasi dengan EDAX

Presentase kandungan unsur-unsur dari senyawa hasil sintesis

diukur dengan alat penentuan Energy Dispersive X-Ray (EDAX).

Cara analisis yang dilakukan yaitu sampel diletakkan di atas sebuah

pin yang telah dilapisi cairan perak kemudian dikeringkan beberapa

saat. Setelah itu sampel di masukkan dalam sputter cooter vakum

udara dan disemprot dengan plasma emas. Hal ini dilakukan agar

sampel lebih konduktif terhadap radiasi elektron dari instrumen

SEM-EDAX.

f. Uji kuantitatif ion pengimbang

Uji kuantitatif ion pengimbang dilakukan untuk mengetahui

jumlah anion (Cl-, Br-, dan I-) pada senyawa kompleks yang

dihasilkan. Uji ini dilakukan dengan metode titrasi argentometri cara

Volhard. Pada titrasi ini digunakan larutan standar NH4SCN,

sehingga data yang diperoleh adalah volume NH4SCN yang

digunakan untuk titrasi.

6. Metode analisis data

Analisis data dalam penelitian ditentukan berdasarkan data hasil

karakterisasi yang dilakukan, meliputi hasil pengukuran titik lebur, uji

adanya ion logam, penentuan bilangan koordinasi, pembacaan spektrum

IR, uji daya hantar listrik, dan uji kuantitatif ion pengimbang.

Tabel 1. Rangkuman Metode Analisis Data

No. Tujuan Data yang diperlukan

Teknik Analisis Data

1. Menentukan metode sintesis

Reaksi yang menghasilkan kristal

Menggunakan sintesis langsung

2. Menentukan kemurnian senyawa

Titik lebur Mengamati rentangan titik lebur senyawa kompleks

3. Menentukan gugus Spektrum Gugus fungsi suatu

11

Page 12: Proposal Metpen

fungsi Infra Merah senyawa memiliki pergeseran bilangan gelombang yang khas, pergeseran bilangan gelombang yang diperoleh dibandingkan dengan standar

4. Menentukan kadar Zn

Kadar Zn Diperoleh kadar sampel pada kurva standar

5. Menentukan daya hantar listrik

Konduktivitas Membandingkan daya hantar listrik senyawa kompleks dengan daya hantar listrik senyawa penyusun

6. Menentukan kadar ion pengimbang

Volume NH4SCN yang digunakan untuk titrasi

Menghitung kadar ion pengimbang (Cl-, Br-, dan I-)

H. Daftar Rujukan

Bowmaker , G.A., Effendy, Fariati, Rahajoe S.I., Skelton, B.W. & White, A.H. 2011. Structural and Infrared Spectroscopic Studies of Some Adducts of Divalent Metal Dihalides (MX2, M = Zn, Cd; X = CI, Br, I) with Variously Hindered Monodentate Nitrogen (Pyridine) Base Ligands (L = Pyridine, 2-Methylpyridine, and Quinoline) of 1:2 Stoichiometry. Z. Anorg. Allg. Chem, 637: 1361–1370.

Bowmaker, G.A., Effendy., Lim, K.C., Skelton, B.W., Sukarianingsih, D. & White, A.H. 2005. Syntheses, structures and vibrational spectroscopy of some 1:2 and 1:3 adduct of silver(I) oxyanion salts with pyridine and piperidine bases containing non-coordinating 2(,6)-substituens. Inorganica Chimica Acta, (Online), 358: 4342-4370, (www.elsevier.com/locate/ica), diakses 3 September 2011.

Brauer, G. 1960. Handbook of Preparative Inorganic Chemistry Volume 1 Second Edition. Terjemahan Reed F.R. 1963. London: Academic Press.

Jalilian, E., Liao, R.Z., Himo, F. & Lidin, S. 2011. Luminescence properties of monoclinic Cu4I4(Piperidine)4. Materials Research Bulletin, (Online), 46: 1192-1196, (www.elsevier.com/locate/matresbu), diakses 15 Oktober 2011.

12

Page 13: Proposal Metpen

Khalaji, A.D., Yan, Z. & Sommayeh, M. 2008. Crystal Structure the Zinc(II) complex [Zn((3,4,5-MeO-ba)2en)Br2] {3,4,5-MeO-ba)2en = N,N’-bis(3,4,5trimetoxybenzylydine)ethylenediamine}. The Japan Society for Analytical Chemistry X-ray Structure Analysis, 24: 131-132.

Kim, J., Lee, U. & Koo, B.K. 2010. Synthesis and 1D Chain Crystal Structure of Zinc(II) Terephthalate Complex:[Zn(tp)(py)(H2O)]n. Bull. Korean Chem. Soc, (Online) 31 (6): 1743-1746, (http://www98.griffith.edu.au/dspace /bit stream/10072/24245/1 /47564_1.pdf), diakses 3 September 2011.

Moloto, M.J., Revaprasadu, N., Kolawole G.A., Brien, P.O., Malik M.A. & Motevalli, M. 2010. Synthesis and X-Ray Single Crystal Structures of Cadmium(II) Complexes: CdCl2[CS(NHCH3)2]2 an CdCl2(CS(NH2)NHC6H5)4 - Single Source Precursors to CdS Nanoparticles. Coden Ecjhao E-Journal Of Chemistry 7(4): 1148-1155.

Murti, A.M. 2011. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dari ZnI2 dengan Ligan Etilenatiourea. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Pearson, R.G. 1963. Hard and Soft Acids and Bases. Journal of The American Chemical Society, 85 (22): 3533-3539.

Sastry, P.U., Chitra, R., Choudhury, R.R. & Ramanadha, M. 2004. Zinc (Tris) Thiourea Sulphate (ZTS): A Single Crystal Neutron Difraction Study. Pramana Indian Academy Of Science, 63: 257-261.

Setyawan, B. 2011. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dari Garam Zn(NO)3 dengan Ligan Etilenatiourea. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Tzeng, B.C., Chen, B.S., Lee, S.Y., Liu, W.H., Lee, G.H. & Peng, S.M. 2005. Anion-directed assembly of supramolecular zinc(II ) halides withN,N’-bis-4-methyl-pyridyl oxalamide. The Royal Society of Chemistry and the Centre National de la Rech erche Scientifique, (Online) 29: 1254-1257, (www.rsc.org/njc), diakses 6 September 2011.

Yan,W.X., Mei, L.X., Ling, Y, W.Q., Bo, W.L. & Tao, W.Z. 2010. Hydrothermal Synthesis, Crystal Structure and Photoluminescent Property of a Zinc(II) Complex with 2,2’-Diphenic Acid and 2,2’-Bipyridine Ligands. Chinese J. Struct. Chem, (Online) 29 (11):

13

Page 14: Proposal Metpen

1702-1706, (http://www.springerlink.com/ content/r222263626j25775/), diakses 3 September 2011.

I. Lampiran

Lampiran 1. Tabel hasil perhitungan massa atau volume zat yang

digunakan

Zat Mr Mol Massa atau Volume yang Digunakan

ZnCl2

ZnBr2

ZnI2

Piperidina

136, 28

225,18

319,18

85,148

0,001

0,001

0,001

0,002

0,136 g

0,225 g

0,319 g

0.197 ml

14

Page 15: Proposal Metpen

0,001 mol padatan Zn(II) halida

0,002 mol piperidin

Ditambah 1 mL aquades

Larutan

Digetarkan dalam bak ultrasonik selama 1 jam

Larutan

Didiamkan

Kristal

Sintesis senyawa kompleks dari Zn(II) halida dengan piperidina

Karakterisasi

IRDHLTitik Lebur EDAX Uji kuantitatif ion pengimbang

Lampiran 2. Diagram alir penelitian

15

Page 16: Proposal Metpen

Pembuatan larutan standar AgNO3

0,8496 g AgNO3

Dilarutkan dalam 500 mL aquadesDiaduk

Larutan AgNO3

Pembuatan larutan standar NaCl

2,925 g NaCl kering

Dilarutkan dalam 500 mL aquadesDikocok hingga homogen

Larutan standar NaCl

Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 M

25 mL NaCl 0,1 N

Ditambah1 mL indikator K2CrO4

Larutan kuning

Dititrasi dengan larutan standar AgNO3 hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata

Diulangi 2 kali

16

Page 17: Proposal Metpen

Pembuatan larutan standar NH4SCN 0,1 N

8,6 NH4SCN

Dilarutkan dalam 1 L aquadesDiaduk

Larutan NH4SCN 0,1 N

Standarisasi larutan NH4SCN 0,1 N

25 mL Larutan standar AgNO3

Ditambah 5 mL HNO2Ditambah 1 mL indikator Fe(NH4)2SO4Dititrasi dengan larutan standar NH4SCN hingga terbentuk warna merah kecoklatan pertama kali

Hasil

17

Page 18: Proposal Metpen

Penentuan kadar ion halida dalam kristal

5 mL sampel

Dituang kedalam erlenmeyer 250 mLDitambah 1 mL HNO3 4MDitambah 5 mL larutan FeNH4(SO4)2 1NDitambah 30 mL larutan standar AgNO3Ditambah 15 mL nitrobenzenaDitutup dan dikocokDititrasi dengan larutan standar NH4SCN menggunakan indikator Fe(NH4)SO4 1N sebanyak 5 mLTitik akhir titrasi dicapai pada saat pertama kali terbentuk warna merah coklat

Diulangi 2 kali

18