1. Resume Metpen

39
MASALAH, VARIABEL, HIPOTESIS DAN DATA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF, KUALIATIF DAN PENGEMBANGAN RESUME Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metodologi Penelitian dan Pengembangan Yang dibimbing Oleh Bpk. Amat Mukhadis Oleh : Mojibur Rohman 120551539323 Muslimatul Mufida 120551539326 The Learning University

Transcript of 1. Resume Metpen

Page 1: 1. Resume Metpen

MASALAH, VARIABEL, HIPOTESIS DAN DATA

DALAM PENELITIAN KUANTITATIF, KUALIATIF

DAN PENGEMBANGAN

RESUME

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

Metodologi Penelitian dan Pengembangan

Yang dibimbing Oleh Bpk. Amat Mukhadis

Oleh :

Mojibur Rohman 120551539323

Muslimatul Mufida 120551539326

The Learning University

Program Pasca Sarjana

Program Studi S2 Pendidikan Kejuran

Universitas Negeri Malang

Oktober 2012

Page 2: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

A. MASALAH

Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu

berangkat dari masalah. Terdapat perbedaan yang mendasar antara masalah dalam

penelitian kuantitatif dan kualitatif. Walaupun diakui bahwa memilih masalah

penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian.

Masalah dapat dicari dengan pancaindera, yaitu melalui pengamatan,

pendengaran, penglihatan, perasaan dan penciuman.

Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das

sein, yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam

kenyataan. Antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan

dan kenyataan. Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam,

mengganggu, rnengharnbat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan

antara harapan dan kenyataan. "A problem as any situation where a gap exist

between the actual and the desire d ideal state (Sekaran, 1992).

Sedangkan sumber dari masalah yang dijadikan dasar dalam sebuah

penelitian dapat dibagi menjadi 4 sumber seperti diagram di bawah ini:

Dalam mengidentifikasi masalah biasanya dijumpai lebih dari satu

masalah, dan tidak semua masalah dapat/ layak diteliti. Oleh sebab itu perlu

diadakan pemilihan/pembatasan masalah. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam memilih masalah:

1

Pengalaman Empirik

Proses Berpikir

Observasi/ Wawancara

Membaca Literatur

Masalah Penelitian

Page 3: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

1. Masalah tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada :

Ada/ tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/ tidaknya teori yang

relevan dengan itu,

Ada/ tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah

praktis.

2. Managebility, yaitu cukup dana, cukup waktu, cukup alat, cukup bekal

kemampuan teoritis, dan cukup penguasaan metode yang diperlukan

a. Masalah Dalam Penelitian Kuantitatif

Dalam sebuah penelitian kuantitatif masalah dapat diartikan sebagai

penyimpangan antara yang seharusnya terjadi (harapan) dengan apa yang benar-

benar terjadi (kenyataan di lapangan), antara rencana dan pelaksanaan. Dalam

penelitian kuantitatif, “masalah penelitian” harus jelas, spesifik, dan dianggap

tidak berubah.

Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti

akan membatasi penelitian dalam satu variabel atau lebih. Dengan demikian

dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah

dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus atau rumusan masalah, yang

berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Rumusan masalah berbeda dengan masalah, jika masalah adalah

kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi, maka rumusan

masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui

pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaiatan yang sangat erat antara

masalah dan rumusan masalah, hal ini dikarenakan setiap rumusan masalah

penelltian harus didasarkan pada masalah.

Secara umum bentuk-bentuk rumusan masalah dapat dikelompokkan ke

dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.

a. Rumusan Masalah Deskriptif

Adalah rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap

keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih

(variabel yang berdiri sendiri)

2

Page 4: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

Contoh rumusan masalah deskriptif :

Seberapa baik hasil belajar siswa pada kelas yang

menggunakan metode pembelajaran konvensional?

Seberapa tinggi motivasi peserta didik dalam mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler bola volly?

b. Rumusan Masalah Komparatif

Merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan

keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang

berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Contoh rumusan masalah komparatif adalah sebagai berikut :

Adakah perbedaan minat belajar di SMK antara di desa dan di

kota?

Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara

kelas A dan B pada mata pelajaran produktif mekanik

otomotif?

c. Rumusan Masalah Asossiatif

Merupakan rumusan masalah penelitian yang menanyakan hubungan

antara satu variabel atau lebih. Sifat hubungan tersebut dapat

dibedakan menjdi tiga macam hubungan yaitu :

1). Hubungan Simetris

Yaitu suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan

munculnya bersamaan. Contoh:

Adakah hubungan antara banyaknya siswa yang tidak masuk

sekolah dengan adanya Pemilukada di Jakarta?

2). Hubungan Kausal

Yaitu suatu hubungan yang bersifat sebab dan akibat (antara variabel

independent dengan variabel dependent).

Contoh :

Seberapa besar pengaruh kualitas SDM guru terhadap hasil

belajar siswa?

3

Page 5: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

3). Hubungan Interaktif/ timbal balik

Merupakan suatu hubungan anatara dua variabel atau lebih yang

saling mempengaruhi (disini tidak diketahui mana variabel

independent dan mana variabel dependent).

Contoh :

Hubungan antara prestasi dan motivasi.

b. Masalah Dalam Penelitian Kualitatif

Seperti halnya dalam penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif juga akan

selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang sangat mendasar

dalam hal “masalah” antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian

kuantitatif, masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik,

dan dianggap tidak berubah. Akan tetapi dalam penelitian kualitatif, masalah yang

akan dipecahkan oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan

dinamis. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara, tentatif (belum pasti; masih dapat berubah) dan akan selalu

berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.

Dalam pandangan penelitian kualitatif, asumsi tentang gejala bahwa gejala

dalam penelitian kualitatif itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-

pisahkan). Sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya

berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang

meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis.

Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada masalah penelitian yang

dibawa oleh peneliti. Yang pertama, masalah yang dibawa peneliti tetap, sehingga

sejak awal penelitian hingga akhir adalah sama. Yang kedua, masalah yang

dibawa peneliti berkembang, yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang

akan telah dipersiapkan. Dan yang ketiga adalah masalah yang dibawa peneliti

berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul proposal dan

judul penelitian tidak sama, sehingga judulnya diganti.

Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk

memahami gejala yang kompleks kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).

4

Page 6: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar

definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif

dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, interaksi

sosial yang terjadi, dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.

Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan berkenaan dengan

suatu proses dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi antar manusia

dan atau interaksi manusia dengan lingkungannya. Misalnya: proses pengajaran,

proses bimbingan, pengelolaan /manajemen kelas, kepemimpinan dan

pengawasan pendidikan, proses penilaian pendidikan, upaya pengembangan tugas

profesi guru dan lain-lain.

Bentuk rumusan dalam penelitian kualitatif juga hampir sama dengan yang

ada pada penelitian kuantitatif, dimana ada tiga bentuk rumusan masalah, yaitu :

a. Rumusan Masalah Deskriptif

Adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara

menyeluruh, luas atau mendalam.

b. Rumusan Masalah Komparatif

Adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dengan yang lain.

c. Rumusan Masalah Asosiatif atau Hubungan

Adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan

yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif ini juga dibagi menjadi tiga

macam yaitu, hubungan simetris, kausal, dan juga interaktif (timbal balik).

c. Masalah Dalam Penelitian dan Pengembangan

Dalam penelitian dan pengembangan, selain berangkat dari adanya

masalah, penelitian ini juga bisa berangkat dari adanya potensi. Potensi dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai

tambah. Sedangkan masalah, seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan

sebelumnya bahwa masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan

dengan yang terjadi di lapangan. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam

5

Page 7: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi ataupun

masalah tersebut tidak harus dicari sendiri, akan tetapi bisa berdasarkan laporan

penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau

instansi tertentu yang tentunya masih up to date.

B. VARIABEL

Variabel atau yang biasa disebut variabel penelitian dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang dapat ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga dapat memberikan informasi tentang hal tersebut dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan

sebagai akibat seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang

dengan yang lain, atau satu objek dengan objek yang lain. Menurut Kerlinger,

variabel adalah bentuk konsepsi atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dapat

dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, sehingga

variabel merupakan suatu yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel harus dijelaskan ke dalam konsep operasional variabel agar dapat

diukur. Setiap variabel harus dijelaskan parameter atau indikator-indikatornya.

Andaikan peneliti mampu mengoperasionalkan konsep dengan baik, maka sangat

mudah dalam mengoperasionalkan variabel dan selanjutnya tidak akan mengalami

kesulitan dalam mengoperasionalkan indikator variabel dan pengukuran.

a. Variabel dalam Penelitian Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, macam-macam variabel dapat dilihat

berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.

1. Variabel Independen

Atau yang biasa disebut sebagai variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (variabel terikat).

6

Page 8: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

2. Variabel Dependen

Atau yang biasa disebut variabel terikat atau tergantung merupakan

variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(independen).

3. Variabel Moderator

Merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan

memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Variabel moderator ini biasa juga disebut sebagai variabel

independen kedua. Sebagai contoh adalah hubungan antara motivasi

dan produktivitas kerja akan semakin kuat apabila peranan pemimpin

dalam menciptakan iklim kerja sangat baik, dan hunciptakan iklim

kerja sangat baik, dan hubungan akan semakin rendah atau lemah

apabila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja.

4. Variabel intervening

Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan

yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini

merupakan variabel penyela/ antara yang terletak di antara variabel

independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak

langsung mempengaruhi berubahnya variabel dependen.

Sebagai contoh, tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi

secara tidak langsung terhadap harapan hidup seseorang. Dalam hal ini

variabel antaranya adalah gaya hidup seseorang. Antara variabel

penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator yaitu

budaya lingkungan tempat tinggal. Jika digambarkan pada sebuah

diagram sederhana, maka akan tampak seperti gambar di bawah ini :

7

Penghasilan(Var. independen)

Budaya Lingkungan (Var. Moderator)

Harapan Hidup

(Var. Dependen)Gaya Hidup

(Var. Intervening)

Page 9: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

5. Variabel Kontrol

Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol ini

biasa digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang

bersifat membandingkan.

b. Variabel dalam Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, variabel penelitian lebih dikenal dengan istilah

fokus penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, salah satu asumsi tentang gejala

dalam penelitian adalah bahwa gejala dari suatu obyek itu sifatnta tunggal dan

parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat

menentukan variabel-variabel yang akan diteliti.

Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik

(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan

menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi

keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku

(actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif peneliti

akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian

dalam penelitian kualitaitif ada istilah yang disebut .batasan masalah. Batasan

masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok

masalah yang bersifat umum.

Pembatasan masalah dalam penelitian kualitatif ini lebih didasarkan pada

tingkat kepentingan, urgensi, dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan,

selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Suatu masalah akan

dikatakan penting, apabila masalah tersebut tidak dipecahkan dengan melalui

penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Untuk menilai

masalah tersebut penting, urgen, dan feasible, maka perlu dilakukan melalui

analisis masalah.

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus

penelitian. Fokus penelitian merupakan domain tunggal atau beberapa domain

8

Page 10: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam

proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh

dari situasi sosial (lapangan).

Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternatif

untuk menetapkan fokus yaitu :

1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan

2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu (organizing

domain)

3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai tertentu untuk pengembangan

IPTEK

4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan

teori-teori yang telah ada

c. Variabel dalam Penelitian dan Pengembangan

Sama halnya dengan penelitian kuantitatif ataupun kualitatif, dalam

penelitian dan pengembangan variabel juga diartikan sebagai suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Dalam penelitian dan pengembangan penjelasan mendalam tentang

variabel akan dipaparkan oleh peneliti dalam kajian pustaka. Setiap variabel yang

terkait dengan penelitian yang dilakukan tersebut dijelaskan secara menyeluruh

dengan menggunakan dasar-dasar atau konsep tentang variabel yang

bersangkutan. Sehingga dengan demikian akan diketahui nantinya hubungan

antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

9

Page 11: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

C. HIPOTESIS

a. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan

thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya

disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan

menjadi Hipotesis.

Pengertian Hipotesis menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan

masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya

dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan

cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari

jawaban melalui penelitian yang dilakukan.

Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya melalui

penelitian berdasarkan data empiris, yang berarti dugaan itu mungkin benar dan

mungkin juga salah.

b. Jenis-jenis Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesis penelitian pendidikan dapat

di golongkan menjadi dua yaitu :

a. Hipotesis Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesis alternatif (Ha atau

H1). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X

dan Y,  atau  adanya perbedaan antara dua kelompok.

b. Hipotesis Nol (Null hypotheses) Ho.

Hipotesis nol sering juga disebut Hipotesis statistik, karena biasanya

dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan

perhitungan statistik. Hipotesis Nol menyatakan tidak adanya hubungan

antara variabel X dan Y,  atau  tidak adanya perbedaan antara dua

kelompok.

c. Kegunaan Hipotesis

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya

penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini,

di antaranya :

10

Page 12: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat

dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang

akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan

melalui teori mengenai konflik.

Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak

benar atau di falsifikasi.

Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan

pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya

sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar

atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang

menyusun dan mengujinya.

d. Hipotesis dalam Penelitian

Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam

penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan

hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.

Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan

hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk

menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak

menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang

berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau

mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang

menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan,

dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel

adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.

Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

a. Untuk menguji teori,

b. Mendorong munculnya teori,

c. Menerangkan fenomena sosial,

d. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,

e. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

11

Page 13: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

e. Karakteristik Hipotesis

Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan

benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.

Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis

tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan

juga sukar diuji secara nyata.

Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya

harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:

Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan

masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,

hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang

dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.

Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan

secara operasional. Aturan untuk menguji satu hipotesis secara empiris

adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam

hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel

dependen.

Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara

empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti.

Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan

kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang

dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.

Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti

dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan

ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.

Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat

dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari

variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode

yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya.

Hipotesis harus spesifik. Hipotesis akan menekankan hubungan yang

diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan

yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut,

12

Page 14: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang

dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara

variabel yang akan dihipotesiskan.

Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.

Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang

diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

f. Tahap Pembentukan Hipotesis

1. Penentuan masalah

Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang

biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau

tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu

yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan

sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut,

penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

2. Hipotesis Pendahuluan atau Hipotesis Preliminer

Dugaan atau anggapan sementara menjadi pangkal bertolak dari semua

kegiatan. Tanpa hipotesis preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta

yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan

suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena

tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer

dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah

hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian

sebenarnya dilaksanakan.

3. Pengumpulan Fakta

Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak

terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis preliminer

yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi Hipotesis

Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah

fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat

penemuan dari hipotesis, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon

13

Page 15: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda

pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesisnya, yang dikenal dengan

hukum gravitasi.

5. Pengujian Hipotesis

Artinya, mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diamati

dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesis

terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan)

terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak sesuai

dengan hipotesis. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesis tidak

terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis

yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

6. Aplikasi/ Penerapan

Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam

istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan

fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

g. Hubungan Hipotesis dan Teori

Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara

variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan dugaan sementara

atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam

kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab,

teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai

jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori

tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.

Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat

diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan

ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum

digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat

keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk

14

Page 16: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat

diukur.

Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-

konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang

menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).

Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis

dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan

pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian.

Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam

bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-

kadanag hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas

(tentative statements about reality).

Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis

akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang

diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian,

atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian,

karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori,

tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu

fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh

tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam

kerangka teoritis.

Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka

teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif

dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian

atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa

penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif),

15

Page 17: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

D. DATA DAN JENIS DATA PENELITIAN

Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang

merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai

obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk

kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data

penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang   dikumpulkan dengan

menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.

a. Data Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua

jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data

asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data

primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,

wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran

kuesioner.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari

berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik

(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan

dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.

b. Data Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam

dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data

kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan

berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum.

Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data

interval dan data rasio.

16

Page 18: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam

bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik

pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,

atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).

Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan

atau rekaman video.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan

teknik perhitungan matematika atau statistika.

Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif

dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:

1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh

dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:

Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.

Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.

Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk

bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).

2. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh

berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan

bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.

Contoh data kontinum misalnya:

Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.

Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius.

Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif

dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat

berbeda yaitu:

1. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang

diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.

Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif.

Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun

17

Page 19: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak

dapat dibandingkan.

Contoh data nominal antara lain:

Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:

(1)  Laki-laki

(2)  Perempuan

Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya

merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori

jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif,

artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka

(1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan.

Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum

menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-

sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.

2. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang

telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal

memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah

sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang

antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal,

data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data

ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu 

“>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan,

namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ). Contoh

jenis data ordinal antara lain:

Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:

(1)  Taman Kanak-kanak (TK)

(2)  Sekolah Dasar (SD)

(3)  Sekolah Menengah Pertama (SMP)

(4)  Sekolah Menengah Atas (SMA)

(5)  Diploma

(6)  Sarjana

18

Page 20: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD

memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih

rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut

tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma.

Dalam hal ini, operasi  matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk

data ordinal.

3. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas

dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh

data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data

ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau

memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena

kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi

matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian

masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol

mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval,

antara lain:

1) Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang

dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00

Celcius sampai  10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10

Celcius sampai  20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik

( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun

demikian, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius

tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00 Celcius memiliki sifat

relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan

Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.

2) Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya

IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data

interval.

Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan

memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.

19

Page 21: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

4. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh

data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang

berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan

titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk

operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data

rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat

dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:

1) Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data

rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan

benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda

yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran

panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai

yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang

panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan

perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data

interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh

dua hal yaitu:

(1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada

benda yang diukur;

(2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang

dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter yang

menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal

tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal,

ataupun data interval.

Dari Macam-macam data di atas dapat didimpulkan jenis jenis data

yang digunakan dalam penelitian

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat

sketsa dan gambar.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang

diangkakan.

Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolong-

golongkan secara trepisah, secara diskrit atau kategori.

20

Page 22: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan

diperoleh dari hasil pengukuran.

Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.

Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0

(nol) mutlak.

Rasio adalah data yang jaraknya sama.

Variable adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas

bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat

sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis

datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data

kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal

akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.

21

Page 23: 1. Resume Metpen

Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman

Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prakti). Rineka Cipta: 2010.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta

Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian: Suatu Tinjauan Teoretis dan Praktis. Ar-Ruzz Media: 2011.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: 2011.

Suyanto, Bagong & Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Kencana: 2008.

Metode Penelitian Kualitatif. Iyan Afriyani H.S (Online). (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=masalah%20dalam%20penelitian%20kualitatif.%20file%20pdf,html), diakses 2 Oktober 2012

Variabel Penelitian (Online) (http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/Perumusan-

Masalah-Penelitian.pdf, html), diakses 1 Oktober 2012

Variabel Penelitian dan Definis Operasional Penelitian (Online).

(http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-

dan-definisi-operasional-variable2.pdf,html), diakses 2 Oktober 2012

22