1. Resume Metpen
-
Upload
becik-gati-anjari -
Category
Documents
-
view
63 -
download
2
Transcript of 1. Resume Metpen
MASALAH, VARIABEL, HIPOTESIS DAN DATA
DALAM PENELITIAN KUANTITATIF, KUALIATIF
DAN PENGEMBANGAN
RESUME
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Metodologi Penelitian dan Pengembangan
Yang dibimbing Oleh Bpk. Amat Mukhadis
Oleh :
Mojibur Rohman 120551539323
Muslimatul Mufida 120551539326
The Learning University
Program Pasca Sarjana
Program Studi S2 Pendidikan Kejuran
Universitas Negeri Malang
Oktober 2012
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
A. MASALAH
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Terdapat perbedaan yang mendasar antara masalah dalam
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Walaupun diakui bahwa memilih masalah
penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian.
Masalah dapat dicari dengan pancaindera, yaitu melalui pengamatan,
pendengaran, penglihatan, perasaan dan penciuman.
Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das
sein, yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam
kenyataan. Antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan
dan kenyataan. Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam,
mengganggu, rnengharnbat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. "A problem as any situation where a gap exist
between the actual and the desire d ideal state (Sekaran, 1992).
Sedangkan sumber dari masalah yang dijadikan dasar dalam sebuah
penelitian dapat dibagi menjadi 4 sumber seperti diagram di bawah ini:
Dalam mengidentifikasi masalah biasanya dijumpai lebih dari satu
masalah, dan tidak semua masalah dapat/ layak diteliti. Oleh sebab itu perlu
diadakan pemilihan/pembatasan masalah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih masalah:
1
Pengalaman Empirik
Proses Berpikir
Observasi/ Wawancara
Membaca Literatur
Masalah Penelitian
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
1. Masalah tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada :
Ada/ tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/ tidaknya teori yang
relevan dengan itu,
Ada/ tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah
praktis.
2. Managebility, yaitu cukup dana, cukup waktu, cukup alat, cukup bekal
kemampuan teoritis, dan cukup penguasaan metode yang diperlukan
a. Masalah Dalam Penelitian Kuantitatif
Dalam sebuah penelitian kuantitatif masalah dapat diartikan sebagai
penyimpangan antara yang seharusnya terjadi (harapan) dengan apa yang benar-
benar terjadi (kenyataan di lapangan), antara rencana dan pelaksanaan. Dalam
penelitian kuantitatif, “masalah penelitian” harus jelas, spesifik, dan dianggap
tidak berubah.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti
akan membatasi penelitian dalam satu variabel atau lebih. Dengan demikian
dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah
dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus atau rumusan masalah, yang
berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.
Rumusan masalah berbeda dengan masalah, jika masalah adalah
kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi, maka rumusan
masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaiatan yang sangat erat antara
masalah dan rumusan masalah, hal ini dikarenakan setiap rumusan masalah
penelltian harus didasarkan pada masalah.
Secara umum bentuk-bentuk rumusan masalah dapat dikelompokkan ke
dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Adalah rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih
(variabel yang berdiri sendiri)
2
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
Contoh rumusan masalah deskriptif :
Seberapa baik hasil belajar siswa pada kelas yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional?
Seberapa tinggi motivasi peserta didik dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler bola volly?
b. Rumusan Masalah Komparatif
Merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif adalah sebagai berikut :
Adakah perbedaan minat belajar di SMK antara di desa dan di
kota?
Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara
kelas A dan B pada mata pelajaran produktif mekanik
otomotif?
c. Rumusan Masalah Asossiatif
Merupakan rumusan masalah penelitian yang menanyakan hubungan
antara satu variabel atau lebih. Sifat hubungan tersebut dapat
dibedakan menjdi tiga macam hubungan yaitu :
1). Hubungan Simetris
Yaitu suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersamaan. Contoh:
Adakah hubungan antara banyaknya siswa yang tidak masuk
sekolah dengan adanya Pemilukada di Jakarta?
2). Hubungan Kausal
Yaitu suatu hubungan yang bersifat sebab dan akibat (antara variabel
independent dengan variabel dependent).
Contoh :
Seberapa besar pengaruh kualitas SDM guru terhadap hasil
belajar siswa?
3
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
3). Hubungan Interaktif/ timbal balik
Merupakan suatu hubungan anatara dua variabel atau lebih yang
saling mempengaruhi (disini tidak diketahui mana variabel
independent dan mana variabel dependent).
Contoh :
Hubungan antara prestasi dan motivasi.
b. Masalah Dalam Penelitian Kualitatif
Seperti halnya dalam penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif juga akan
selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang sangat mendasar
dalam hal “masalah” antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik,
dan dianggap tidak berubah. Akan tetapi dalam penelitian kualitatif, masalah yang
akan dipecahkan oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan
dinamis. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara, tentatif (belum pasti; masih dapat berubah) dan akan selalu
berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam pandangan penelitian kualitatif, asumsi tentang gejala bahwa gejala
dalam penelitian kualitatif itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-
pisahkan). Sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang
meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis.
Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada masalah penelitian yang
dibawa oleh peneliti. Yang pertama, masalah yang dibawa peneliti tetap, sehingga
sejak awal penelitian hingga akhir adalah sama. Yang kedua, masalah yang
dibawa peneliti berkembang, yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang
akan telah dipersiapkan. Dan yang ketiga adalah masalah yang dibawa peneliti
berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul proposal dan
judul penelitian tidak sama, sehingga judulnya diganti.
Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk
memahami gejala yang kompleks kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).
4
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar
definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif
dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, interaksi
sosial yang terjadi, dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.
Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan berkenaan dengan
suatu proses dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi antar manusia
dan atau interaksi manusia dengan lingkungannya. Misalnya: proses pengajaran,
proses bimbingan, pengelolaan /manajemen kelas, kepemimpinan dan
pengawasan pendidikan, proses penilaian pendidikan, upaya pengembangan tugas
profesi guru dan lain-lain.
Bentuk rumusan dalam penelitian kualitatif juga hampir sama dengan yang
ada pada penelitian kuantitatif, dimana ada tiga bentuk rumusan masalah, yaitu :
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas atau mendalam.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dengan yang lain.
c. Rumusan Masalah Asosiatif atau Hubungan
Adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan
yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif ini juga dibagi menjadi tiga
macam yaitu, hubungan simetris, kausal, dan juga interaktif (timbal balik).
c. Masalah Dalam Penelitian dan Pengembangan
Dalam penelitian dan pengembangan, selain berangkat dari adanya
masalah, penelitian ini juga bisa berangkat dari adanya potensi. Potensi dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Sedangkan masalah, seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya bahwa masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi di lapangan. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam
5
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi ataupun
masalah tersebut tidak harus dicari sendiri, akan tetapi bisa berdasarkan laporan
penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau
instansi tertentu yang tentunya masih up to date.
B. VARIABEL
Variabel atau yang biasa disebut variabel penelitian dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang dapat ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga dapat memberikan informasi tentang hal tersebut dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan
sebagai akibat seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain, atau satu objek dengan objek yang lain. Menurut Kerlinger,
variabel adalah bentuk konsepsi atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, sehingga
variabel merupakan suatu yang bervariasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel harus dijelaskan ke dalam konsep operasional variabel agar dapat
diukur. Setiap variabel harus dijelaskan parameter atau indikator-indikatornya.
Andaikan peneliti mampu mengoperasionalkan konsep dengan baik, maka sangat
mudah dalam mengoperasionalkan variabel dan selanjutnya tidak akan mengalami
kesulitan dalam mengoperasionalkan indikator variabel dan pengukuran.
a. Variabel dalam Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, macam-macam variabel dapat dilihat
berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.
1. Variabel Independen
Atau yang biasa disebut sebagai variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (variabel terikat).
6
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
2. Variabel Dependen
Atau yang biasa disebut variabel terikat atau tergantung merupakan
variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(independen).
3. Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel moderator ini biasa juga disebut sebagai variabel
independen kedua. Sebagai contoh adalah hubungan antara motivasi
dan produktivitas kerja akan semakin kuat apabila peranan pemimpin
dalam menciptakan iklim kerja sangat baik, dan hunciptakan iklim
kerja sangat baik, dan hubungan akan semakin rendah atau lemah
apabila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja.
4. Variabel intervening
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyela/ antara yang terletak di antara variabel
independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung mempengaruhi berubahnya variabel dependen.
Sebagai contoh, tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi
secara tidak langsung terhadap harapan hidup seseorang. Dalam hal ini
variabel antaranya adalah gaya hidup seseorang. Antara variabel
penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator yaitu
budaya lingkungan tempat tinggal. Jika digambarkan pada sebuah
diagram sederhana, maka akan tampak seperti gambar di bawah ini :
7
Penghasilan(Var. independen)
Budaya Lingkungan (Var. Moderator)
Harapan Hidup
(Var. Dependen)Gaya Hidup
(Var. Intervening)
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
5. Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol ini
biasa digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.
b. Variabel dalam Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, variabel penelitian lebih dikenal dengan istilah
fokus penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, salah satu asumsi tentang gejala
dalam penelitian adalah bahwa gejala dari suatu obyek itu sifatnta tunggal dan
parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat
menentukan variabel-variabel yang akan diteliti.
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik
(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan
menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku
(actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif peneliti
akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian
dalam penelitian kualitaitif ada istilah yang disebut .batasan masalah. Batasan
masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok
masalah yang bersifat umum.
Pembatasan masalah dalam penelitian kualitatif ini lebih didasarkan pada
tingkat kepentingan, urgensi, dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan,
selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Suatu masalah akan
dikatakan penting, apabila masalah tersebut tidak dipecahkan dengan melalui
penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Untuk menilai
masalah tersebut penting, urgen, dan feasible, maka perlu dilakukan melalui
analisis masalah.
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus
penelitian. Fokus penelitian merupakan domain tunggal atau beberapa domain
8
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam
proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh
dari situasi sosial (lapangan).
Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternatif
untuk menetapkan fokus yaitu :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu (organizing
domain)
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai tertentu untuk pengembangan
IPTEK
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan
teori-teori yang telah ada
c. Variabel dalam Penelitian dan Pengembangan
Sama halnya dengan penelitian kuantitatif ataupun kualitatif, dalam
penelitian dan pengembangan variabel juga diartikan sebagai suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian dan pengembangan penjelasan mendalam tentang
variabel akan dipaparkan oleh peneliti dalam kajian pustaka. Setiap variabel yang
terkait dengan penelitian yang dilakukan tersebut dijelaskan secara menyeluruh
dengan menggunakan dasar-dasar atau konsep tentang variabel yang
bersangkutan. Sehingga dengan demikian akan diketahui nantinya hubungan
antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.
9
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
C. HIPOTESIS
a. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan
thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya
disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan
menjadi Hipotesis.
Pengertian Hipotesis menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan
masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya
dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari
jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya melalui
penelitian berdasarkan data empiris, yang berarti dugaan itu mungkin benar dan
mungkin juga salah.
b. Jenis-jenis Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesis penelitian pendidikan dapat
di golongkan menjadi dua yaitu :
a. Hipotesis Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesis alternatif (Ha atau
H1). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X
dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
b. Hipotesis Nol (Null hypotheses) Ho.
Hipotesis nol sering juga disebut Hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik. Hipotesis Nol menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau tidak adanya perbedaan antara dua
kelompok.
c. Kegunaan Hipotesis
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya
penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini,
di antaranya :
10
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.
Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak
benar atau di falsifikasi.
Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan
pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya
sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar
atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang
menyusun dan mengujinya.
d. Hipotesis dalam Penelitian
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam
penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan
hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.
Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan
hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk
menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak
menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang
berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau
mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang
menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan,
dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel
adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
a. Untuk menguji teori,
b. Mendorong munculnya teori,
c. Menerangkan fenomena sosial,
d. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
e. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
11
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
e. Karakteristik Hipotesis
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan
benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.
Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis
tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan
juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya
harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan
masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,
hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang
dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan
secara operasional. Aturan untuk menguji satu hipotesis secara empiris
adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam
hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel
dependen.
Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara
empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti.
Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan
kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang
dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti
dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan
ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat
dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari
variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode
yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya.
Hipotesis harus spesifik. Hipotesis akan menekankan hubungan yang
diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan
yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut,
12
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang
dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara
variabel yang akan dihipotesiskan.
Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.
Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang
diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.
f. Tahap Pembentukan Hipotesis
1. Penentuan masalah
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang
biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau
tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu
yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan
sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut,
penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis Pendahuluan atau Hipotesis Preliminer
Dugaan atau anggapan sementara menjadi pangkal bertolak dari semua
kegiatan. Tanpa hipotesis preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta
yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan
suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena
tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer
dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah
hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian
sebenarnya dilaksanakan.
3. Pengumpulan Fakta
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak
terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis preliminer
yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi Hipotesis
Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah
fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat
penemuan dari hipotesis, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon
13
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda
pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesisnya, yang dikenal dengan
hukum gravitasi.
5. Pengujian Hipotesis
Artinya, mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diamati
dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesis
terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan)
terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak sesuai
dengan hipotesis. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesis tidak
terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis
yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/ Penerapan
Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam
istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan
fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
g. Hubungan Hipotesis dan Teori
Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara
variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan dugaan sementara
atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam
kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab,
teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai
jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori
tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat
diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan
ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum
digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat
keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk
14
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat
diukur.
Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-
konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang
menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris).
Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis
dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan
pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian.
Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam
bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-
kadanag hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas
(tentative statements about reality).
Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis
akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang
diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian,
atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian,
karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori,
tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu
fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh
tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam
kerangka teoritis.
Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka
teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif
dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian
atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa
penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif),
15
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
D. DATA DAN JENIS DATA PENELITIAN
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang
merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai
obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data
penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan
menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
a. Data Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua
jenis yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data
asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data
primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,
wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran
kuesioner.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik
(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan
dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.
b. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam
dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data
kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan
berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum.
Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data
interval dan data rasio.
16
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,
atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan
atau rekaman video.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif
dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh
dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk
bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
2. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan
bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Contoh data kontinum misalnya:
Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif
dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat
berbeda yaitu:
1. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang
diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.
Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif.
Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun
17
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak
dapat dibandingkan.
Contoh data nominal antara lain:
Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya
merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori
jenis kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif,
artinya angka (2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka
(1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan.
Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum
menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-
sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
2. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang
telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal
memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah
sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang
antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal,
data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data
ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu
“>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan,
namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ). Contoh
jenis data ordinal antara lain:
Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:
(1) Taman Kanak-kanak (TK)
(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
18
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD
memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih
rendah dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut
tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma.
Dalam hal ini, operasi matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk
data ordinal.
3. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas
dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh
data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data
ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau
memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena
kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi
matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian
masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol
mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval,
antara lain:
1) Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang
dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00
Celcius sampai 10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10
Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik
( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun
demikian, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius
tidak memiliki suhu sama sekali. Angka 00 Celcius memiliki sifat
relatif (tidak mutlak). Artinya, jika diukur dengan menggunakan
Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320 Fahrenheit.
2) Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya
IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data
interval.
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
19
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
4. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh
data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang
berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan
titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk
operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data
rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat
dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
1) Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data
rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan
benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda
yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran
panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai
yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang
panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan
perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data
interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh
dua hal yaitu:
(1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada
benda yang diukur;
(2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang
dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter yang
menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal
tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal,
ataupun data interval.
Dari Macam-macam data di atas dapat didimpulkan jenis jenis data
yang digunakan dalam penelitian
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
sketsa dan gambar.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang
diangkakan.
Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolong-
golongkan secara trepisah, secara diskrit atau kategori.
20
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan
diperoleh dari hasil pengukuran.
Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidam mempunyai nilai 0
(nol) mutlak.
Rasio adalah data yang jaraknya sama.
Variable adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas
bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat
sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis
datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data
kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal
akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.
21
Masalah, Variabel, Hipotesis Dan Data Mojibur Rohman
Dalam Penelitian Kuantitatif, Kualiatif Dan Pengembangan Muslimatul Mufida
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prakti). Rineka Cipta: 2010.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta
Prastowo, Andi. Memahami Metode-metode Penelitian: Suatu Tinjauan Teoretis dan Praktis. Ar-Ruzz Media: 2011.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: 2011.
Suyanto, Bagong & Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Kencana: 2008.
Metode Penelitian Kualitatif. Iyan Afriyani H.S (Online). (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=masalah%20dalam%20penelitian%20kualitatif.%20file%20pdf,html), diakses 2 Oktober 2012
Variabel Penelitian (Online) (http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/Perumusan-
Masalah-Penelitian.pdf, html), diakses 1 Oktober 2012
Variabel Penelitian dan Definis Operasional Penelitian (Online).
(http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-
dan-definisi-operasional-variable2.pdf,html), diakses 2 Oktober 2012
22